Anda di halaman 1dari 4

JAUH sebelum dunia Barat memperkenalkan Hak Asasi Manusia alias HAM pada sekitar abad XVI-

XIX, Islam sudah terlebih dahulu memperkenalkan konsep HAM pada 1.300 tahun sebelumnya.
Bahkan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, merupakan salah satu sosok
revolusioner sekaligus pejuang penegak HAM yang paling gigih se antero jagad. Ia tidak hanya
sekedar membawa serangkaian pernyataan HAM yang tertuang dalam kitab suci , namun juga
memperjuangkan dengan penuh pengorbanan dan kesungguhan.
Salah satu kegigihan Nabi dalam memperjuangkan HAM, yakni memurnikan ajaran maupun
kebiasaan yang ada pada zamannya, yakni tradisi masyarakat Arab Jahiliyah di Makkah yang sangat
bertentangan dengan konsep HAM.
Dalam catatan sejarah, Islam juga sudah mengenal apa yang disebut dengan HAM. Salah satunya
dibuktikan dengan adanya bentuk perjanjian konkrit yang disebut sebagai Piagam Madinah pada
tahun 622 Masehi.
Dalam terminologi modern, HAM dapat digolongkan menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan
dengan kebebasan sipil. Seperti gak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa dan kebebasan
berpendapat. Termasuk juga hak ekonomi, sosial dan budaya yang berkaitan dengan akses ke barang
publik. Seperti hak untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak atas kesehatan, dan lainnya.
Secara konseptual, HAM dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak tersebut ‘dianugerahkan
secara alamiah’ oleh alam semesta, nalar atau bahkan Tuhan. Mereka yang menolak penggunaan
unsur alamiah meyakini bahwa hak asasi merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh
masyarakat.
Selain itu ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim kaum yang
tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang meragukan keberadaan HAM sama
sekali dan menyatakan bahwa HAM hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan
konsep tersebut.
Sejak saat itu, HAM mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi semacam kode etik yang
diterima dan ditegakkan secara global. Pelaksanaan HAM dalam skala internasional diawasi oleh
Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa , sepeti Dewan HAM dan Badan Troktat hingga Komite HAM
dan Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Sementara di tingkat regional, HAM ditegakkan oleh Pengadilan HAM Eropa, Pengadilan HAM
Antar-Amerika, serta Pengadilan HAM dan Hak Penduduk Afrika. Bahkan kovenan internasional
tentang hak-hak sipil dan politik hingga hak ekonomi, sosial dan budaya sendiri sudah diratifikasi
oleh hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan empat negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan
Singapura. Diwakili menteri agama masing-masing, sepakat mewujudkan resolusi yang berisi tujuh
poin tentang HAM dalam perspektif Islam.
Pertama, umat Islam diharapkan melengkapi diri dengan ilmu dan keterampilan yang tepat melalui
sumber terpercaya untuk menghadapi berbagai doktrin dan tantangan baru. Hal itu demi memastikan
hak-hak yang diperjuangkan sesuai prinsip dan bebas dari unsur yang bertentangan dengan Islam.
Kedua, perlunya memberdayakan komitmen kehidupan beragama sebagai satu cara hidup, demi
memastikan setiap individu muslim mampu menyikapi realitas kehidupan saat ini yang berporos
kepada prinsip dan panduan ajaran Islam.

Seperti yang sering kita bahas dalam pembahasan sebelumnya, konsep hak asasi manusia muncul
pertama kali di negara bagian Barat pasca revolusi Prancis dimana adanya penindasan terhadap kaum
lemah.
Sehingga munculah konsep HAM yang saat ini berkembang serta diamalkan di seluruh
negara. Dimana manusia telah memiliki atau membawa hak-hak sejak dilahirkan kedua, sehingga hak
itu harus dijunjung dan dihormati oleh setiap orang.
Dalam dunia modern, maka munculah istilah – istilah HAM sebagai berikut.
asasi manusia berdasarkan alamiahnya sebagai manusia, artinya hak-hak manusia yang melekat pada
manusia itu sendiri, seperti hak itu hidup, hak dalam kebebasan pribadi, beragama dan bekerja.
asasi manusia yang dipepoleh dari lingkungan, yang disebabkan dari keluarga, hidup bermasyarakat
dan bersosial.
Dalam pemikiran dunia Barat, ham juga di clustring atau diklasifikasikan sebagai berikut.
berdasarkan materilnya, seperti hak keamanan, keadilan dan hak menentukan dimana seseorang
tinggal.
asasi dibagi menjadi tiga, yaitu kebebasan dalam menentukan nasib sendiri, kebebasan dalam
memeluk agama dan hak kebebasan dalam membentuk perkumpulan atau oraganisasi.
asasi dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan kebebasan negatif dan kebebasan positif. Kebebasan
negatif ialah hubungan yang terikan antara warga dengan negaranya. Sedangkan kebebasan positif
ialah pelayanan dan perlakuan negara terhadap masyarakatnya.
Ada perbedaan yang mendasar antara konsep HAM menurut Islam dan konsep HAM menurut
Barat. Hak Asasi Manusa menurut Islam berdasarkan pada manusia sebagai khalifah Allah di muka
bumi.
Sedangkan seperti yang telah kita singgung pada bagian sebelumnya, konsep HAM menurut Barat
didasarkan pada manusia itu sendiri serta otoritas-otoritas terkait untuk mencapai perdamaian
Universal.
Selain itu HAM konsep Barat memandang individu dari segi antroposentris, sehingga manusia
menjadi ukuran dari gejala itu sendiri.
Beda halnya dengan di Islam yang melihat Hak Asasi Manusia bersifat theosentris, artinya Tuhan
yang memiliki segalanya dan maha tinggi, manusia hanya memiliki kewajiban untuk taat dan patuh
terhadap aturan-aturannya.
Sehingga apabila kita melihat dengan pandangan anthroposentris, maka nilai-nilai kebudayaan yang
dijunjung dan dianut dalam dunia barat, seperti halnya demokrasi, kesejahteraan ekonomi tujuan
untuk memberikan penghargaan kepada manusia.
Berbeda halnya apabila memandang hak asasi manusia menggunakan theorisentris dimana larangan
dan perintah didasarkan pada ajaran islam yaitu Al-quran dan hadits. Sehingga mengakui hak-hak
manusia adalah sebuah kewajiban dalam rangka kepatuhan terhadap Tuhan.
Presfektif dunia barat tidak menempatkan peranan Tuhan dalam hak asasi, sebab mereka memiliki
anggapan bahwa hak asasi merupakan hak yang ada secara alamiah.
Tentu berbeda jika melihat dari presfektif islam, dimana hak asasi merupakan sebuah anugerah yang
diberikan Tuhan. Sehingga manusia memiliki kewajiban dan tanggung jawab atas pemberian tersebut.
Maka dari itu, kita akan melihat bahwa islam memperjuangkan hak asasi bukan hanya sekedar legal-
formal, tapi lebih jauh dari pada itu, islam memperjuangkan moral atau akhlak.
Islam memiliki sesuatu yang disebut dengan amar ma’ruf nahi munkar untuk mencegah terjadinya
pelanggaran HAM. Terdapat tiga tahapan dalam menjalankan ajaran tersebut, yaitu melalui
tangan, melalui lisan dan melaui hati.
Pertama untuk mencegah terjadinya pelanggaran HAM dengan tangan yaitu artinya menggunakan
kekuasaan, melibatkan orang-orang yang memiliki kekuasaan, baik itu jabatan atau materi. Melalui
lisan, artinya dengan nasehat-nasehat. Terakhir melalui gerakan hati yaitu dengan cara mendoakan.
Shingga islam lebih bersifat melakukan pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran HAM.
Islam menyebut manusia sebagai khilafah dimuka bumi yang memiliki hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh manusia.
Berikut merupakan hak asasi yang ada dalam Al-quran.

Hak Hidup

Hak hidup dan menghargai hak hidup orang lain merupakan hak pertama yang diberikan oleh
Tuhan. Islam memberikan jaminan penuh terhadap manusia untuk hidup, terkecuali dalam kondisi-
kondisi tertentu.
Prinsip hidup tercantum dalam Alquran surat Al-Ishra ayat 33 dan surat Al-Anam ayat 151.
Dimana dalam kedua ayat tersebut membedakan antara pembunuhan yang bersifat kriminal dengan
pembunuhan untuk menegakan suatu keadilan. Kemudian yang berhak memutuskan, apakah seorang
harus kehilangan hak hidupnya atau tidak, yang memiliki kewenangan hanya pengadilan.

Hak Kepemilikan Pribadi

Islam juga sangat menghormati kepemilikan pribadi, hal tersebut dapat dilihat dari kewajiban
menunaikan zakat dan aturan tentang waris.
Selain itu, Islam memberikan hak untuk mempertahankan hak milik pribadi, dimana ketika seseorang
mempertahankan milik pribadinya dan kemudian meninggal, maka ia dianggap seorang syahid. Salah
satu ayat Al-Quran yang menyebutkan pentingnya hak pribadi adalah surat An-nissa ayat 29.
Ayat tersebut menegaskan, bahwa dalam memanfaatkan kekayaan alam, hendaknya memperhatikan
hak-hak orang lain. Artinya dalam mendapatkan sesuatu hal harus memperhatikan kehalalannya.

Persamaan Hak Dimata Hukum

Agama islam melihat manusia sama, yaitu diciptakan dengan tujuan yang sama untuk taat dan patuh
kepada Tuhan. Islam tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya berdasarkan
keturunan, kelahiran, kebangsaan dan lain sebagainya. Perbedaan hanya terlihat pada amal kebajikan
yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Persamaan hak dimata hukum salah satunya tercantum dalam Al-qur’an surat Al-hujurat ayat 13.
Dimana agama Islam menganggap seluruh manusia sama dari keturunan dan nenek moyang yang
sama. Sebagai cerminan Nabi Muhammad dalam haji wada menyampaikan «Orang Arab tidak
mempunyai keunggulan atas orang non Arab, dan begitupun sebaliknya serta orang kulit putih tidak
lebih unggul lebih unggul dibandingkan dengan orang kulit hitam dan sebaliknya».
Dalam hal ini Islam telah menghancurkan sekaligus membuktikan bahwa diskriminasi sesautu yang
salah.

Hak Mendapatkan Keadilan

Hak mendapatkan keadilan tentu sangat didambakan oleh setiap orang, Islam dengan segala aturannya
telah mengatur sedemikian rupa mengenai hak keadilan, seperti yang tercantum dalam Al-qur’an surat
as-syuro ayat 15. Dimana dalam ayat tersebut umat Islam diperintahkan oleh Allah, supaya
menjunjung tinggi hak-hak keadilan.

Hak Dalam Mendapatkan Pendidikan

Kita telah sepakat, bahwa pendidikan merupakan hal yang penting. Tentu tidak ada seorang pun yang
berhak menghalang-halangi dalam mendapatkan pendidikan.
Islam mengatur hak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Alqur’an surat Attaubah
ayat 122. Dalam ayat tersebut dijelaskan, mengapa setiap kaum tidak pergi untuk menuntut ilmu
agama dan memberikan peringatan kepada kaumnya.
Demikian pembahasan mengenai hak asasi manusia dalam Islam. Secara garis besar pandangan hak
asasi dalam Islam dan dunia barat jelas berbeda. Sebab pijakan dan dasar yang digunakannya pun jauh
beda.
Seperti yang sering kita bahas dalam pembahasan sebelumnya, konsep hak asasi manusia muncul
pertama kali di negara bagian Barat pasca revolusi Prancis dimana adanya penindasan terhadap kaum
lemah. Sehingga munculah konsep HAM yang saat ini berkembang serta diamalkan di seluruh
negara. Asasi manusia berdasarkan alamiahnya sebagai manusia, artinya hak-hak manusia yang
melekat pada manusia itu sendiri, seperti hak itu hidup, hak dalam kebebasan pribadi, beragama dan
bekerja. Asasi manusia yang dipepoleh dari lingkungan, yang disebabkan dari keluarga, hidup
bermasyarakat dan bersosial.

Kebebasan negatif ialah hubungan yang terikan antara warga dengan negaranya. Ada perbedaan yang
mendasar antara konsep HAM menurut Islam dan konsep HAM menurut Barat. Sedangkan seperti
yang telah kita singgung pada bagian sebelumnya, konsep HAM menurut Barat didasarkan pada
manusia itu sendiri serta otoritas-otoritas terkait untuk mencapai perdamaian Universal. Beda halnya
dengan di Islam yang melihat Hak Asasi Manusia bersifat theosentris, artinya Tuhan yang memiliki
segalanya dan maha tinggi, manusia hanya memiliki kewajiban untuk taat dan patuh terhadap aturan-
aturannya.

Sehingga apabila kita melihat dengan pandangan anthroposentris, maka nilai-nilai kebudayaan yang
dijunjung dan dianut dalam dunia barat, seperti halnya demokrasi, kesejahteraan ekonomi tujuan
untuk memberikan penghargaan kepada manusia. Presfektif dunia barat tidak menempatkan peranan
Tuhan dalam hak asasi, sebab mereka memiliki anggapan bahwa hak asasi merupakan hak yang ada
secara alamiah. Tentu berbeda jika melihat dari presfektif islam, dimana hak asasi merupakan sebuah
anugerah yang diberikan Tuhan. Islam memiliki sesuatu yang disebut dengan amar ma’ruf nahi
munkar untuk mencegah terjadinya pelanggaran HAM.

Pertama untuk mencegah terjadinya pelanggaran HAM dengan tangan yaitu artinya menggunakan
kekuasaan, melibatkan orang-orang yang memiliki kekuasaan, baik itu jabatan atau materi. Islam
menyebut manusia sebagai khilafah dimuka bumi yang memiliki hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh manusia. Berikut merupakan hak asasi yang ada dalam Al-quran.

Hak Kepemilikan Pribadi

Salah satu ayat Al-Quran yang menyebutkan pentingnya hak pribadi adalah surat An-nissa ayat
29. Ayat tersebut menegaskan, bahwa dalam memanfaatkan kekayaan alam, hendaknya
memperhatikan hak-hak orang lain. Artinya dalam mendapatkan sesuatu hal harus memperhatikan
kehalalannya.

Hak Dalam Mendapatkan Pendidikan

Kita telah sepakat, bahwa pendidikan merupakan hal yang penting. Tentu tidak ada seorang pun yang
berhak menghalang-halangi dalam mendapatkan pendidikan. Islam mengatur hak mendapatkan
pendidikan, seperti yang tercantum dalam Alqur’an surat Attaubah ayat 122. Sebab pijakan dan dasar
yang digunakannya pun jauh beda.

Anda mungkin juga menyukai