Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

“Kasus-Kasus Mengenai Egoisme, Utilitarianisme, dan Deontologi”


Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Endang Fatmawati., M.Si., M.A.

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Novita Tika Sari (40011422650051)
2. Shabrina Kamalia Firza (40011422650053)
3. Istanti Tri Hapsari (40011422650057)
4. Ananda Tasya Salsabila (40011422650058)
5. Jihan Artinika Tandi (40011422650059)

KELAS B
AKUNTANSI PERPAJAKAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kasus-Kasus Mengenai Egoisme, Utilitarianisme, dan Deontologi” dengan
tepat waktu. Kami ucapkan terimakasih kepada bu Dr. Endang Fatmawati., M.Si.,
M.A. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang sudah
memberikan serta menjelaskan materi kepada kami mengenai topik yang akan
kami bahas.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Etika
Bisnis dan Profesi. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan
wawasan kepada pembaca mengenai kasus-kasus teori etika yang terjadi di
lingkungan masyarakat agar pembaca memiliki kesadaran tentang pentingnya
pertimbangan dan penerapan etika dalam berbagai aspek kehidupan, khusunya
dalam menjalankan peran sebagai pelaku bisnis maupun jenis profesi lainnya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh
dari sempurna. Dikarenakan terbatasanya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak akan
kami terima dengan baik.

Semarang, 23 Februari,

Kelompok 1.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………... ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………...……… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………. 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………… 1
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………. 2
2.1 Definisi Egoisme, Utilitarianisme, dan Deontologi…………………... 2
2.2 Kasus Egoisme………………………………………………………... 3
2.3 Kasus Utilitarianisme…………………………………………………. 10
2.4 Kasus Deontologi……………………………………………………... 14
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………... 19
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 19
3.2 Saran…………………………………………………………………... 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 20

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika sebagai disiplin Ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat
kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau
tidak baik. Dalam Etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba menjelaskan
suatu tindakan, sifat atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau
perspektif yang berlainan. Sebagaimana dikatakan oleh Peschke S.V.D. (2003),
berbagai teori etika muncul antara lain karena adanya perbedaan perspektif dan
penafsiran tentang apa yang menjadi tujuan akhir hidup manusia. Disamping itu
juga, sifat teori dalam ilmu etika masih lebih banyak untuk menjelaskan sesuatu,
belum sampai pada tahap untuk mengontrol suatu tindakan perilaku. Penyebab
munculnya kasus egoisme, utilitarianisme, dan deontologi adalah perbedaan
pandangan setiap individu dalam menghadapi suatu persoalan. Maka dari itu, untuk
mengurangi tindakan yang tidak diinginkan atau merugikan orang lain harus
didasari oleh etika.

1.2 Rumusan Masalah


• Apa definisi dari Egoisme, Utilitarianisme dan Deontologi ?
• Apa saja kasus Egoisme, Utilitarianisme dan Deontologi di dalam
kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
• Mengetahui pengertian Egoisme, Utilitarianisme dan Deontologi.
• Mengetahui Contoh kasus nyata Egoisme, Utilitarianisme dan Deontologi
dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Egoisme, Utilitarianisme, dan Deontologi


• Egoisme
Egoisme merupakan tingkah laku yang didasarkan atas dorongan
untuk keuntungan diri sendiri daripada untuk kesejahteraan orang lain.
Maksudnya adalah teori yang mengemukakan bahwa segala perbuatan atau
tindakan selalu disebabkan oleh keinginan untuk menguntungkan diri
sendiri. Menurut Rachels (2004) ada dua konsep yang berhubungan dengan
egoisme, yaitu Egoisme Psikologis dan Egoisme Etis. Egoisme Psikologis
adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia
dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (selfish), sedangkan Egoisme Etis
adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-
interest).
Perbedaan Egoisme psikologis dan Egoisme etis adalah akibatnya
terhadap orang lain, Egoisme Psikologis (tindakan berkutat diri) ditandai
dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain,
contohnya seperti minyak goreng sedang langka di pasaran, namun ada
seseorang yang memborong semua minyak goreng dipasaran dengan tujuan
di jual dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan, Egoisme Etis
(mementingkan diri) ditandai dengan ciri tidak selalu merugikan orang lain,
contohnya membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhannya sendiri.

• Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata latin utilis, kemudian menjadi kata
Inggris yang mempunyai arti bermanfaat. Suatu tindakan dapat dikatakan
etis (baik tidaknya) jika mampu memberikan manfaat sebanyak- banyaknya
bagi masyarakat. Ukuran baik tidaknya dilihat dari akibat, konsekuensi atau
tujuan dari tindakan itu.

2
• Deontologi
Deontologi berasal Yunani yaitu kata “Deon” yang memiliki arti
kewajiban. Teori Deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu
tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau
akibat dari tindakan (Melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi
perbuatan). Terdapat dua macam perbedaan yakni imperative hypothesis
atau perintah yang sifatnya khusus dan harus diikuti karena seseorang
tersebut mempunyai keinginan yang relevan. Lalu, imperative categories
yaitu kewajiban moral tanpa memberi syarat apapun, sifatnya mutlak tanpa
adanya pengecualian dan tidak dikaitkan dengan keinginan dan tujuan
apapun.

2.2 Kasus Egoisme

• Contoh kasus Egoisme Psikologis :

Politik apartheid yang terjadi di Afrika Selatan

Politik Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh


pemerintah kulit putih di Afrika selatan. Sistem politik ini memisahkan

3
derajat manusia berdasarkan warna kulit mereka yang mana orang atau ras
kulit putih merasa lebih superior daripada mereka yang memiliki ras kulit
hitam. Hal ini menjadi kasus pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan
oleh orang yang membuat hak asasi tersebut yaitu bangsa barat. Politik yang
menyebabkan kasus pelanggaran hak asasi manusia tersebut dapat disebut
juga dengan politik diskriminasi rasial.

Awal mula politik ini dicetuskan oleh Bangsa Boer yaitu bangsa
baru dari Belanda yang datang dan membentuk koloni di tanjong harapan.
Bangsa boer merasa bahwa ras mereka memiliki derajat yang lebih tinggi
karena memiliki warna kulit putih dan mereka harus hidup terpisah dengan
orang asli afrika yang memiliki warna kulit hitam. Kemudian, bangsa boer
bekerja sama dengan pemerintah koloni Inggris untuk membentuk komisi
Urusan Pribumi Asli Afrika Selatan. Usulan tersebutlah yang menjadi bibit
berkembangnya politik apartheid.

Politik apartheid ini memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu


untuk memecah belah persatuan dan kesatuan di Afrika Selatan,
diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit) untuk membentuk supremasi
kulit putih. Selain itu, politik apartheid juga bertujuan untuk mengamankan
pemerintah minoritas bangsa kulit putih daerah itu, untuk memisahkan
wilayah tempat tinggal antara ras kulit putih dan ras kulit hitam, serta
membentuk legalitas atas sikap diskriminasi terhadap kepentingan yang
menguntungkan orang kulit putih.

Mengapa kasus politik apartheid yang terjadi di Afrika Selatan


termasuk ke dalam teori egoisme psikologis ?

Hal ini dapat dijawab dengan beberapa alasan. Pertama, bangsa boer
yang merupakan pendatang dari Belanda memiliki kepentingan untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri serta mengamankan bangsanya yang
merupakan minoritas di Afrika selatan. Kedua, dengan adanya kepentingan
terhadap bangsanya sendiri itu, bangsa boer kemudian membentuk suatu

4
usulan yang berkembang menjadi politik apartheid. Dan yang ketiga, politik
apartheid yang terbentuk dan diterapkan tersebut memiliki ketentuan yang
merugikan orang berkulit putih yang mana ras tersebut merupakan
penduduk asli Afrika selatan. Oleh karena itu, kasus ini termasuk ke dalam
teori egoisme psikologis dikarenakan atas kepentingan bangsa boer itu
sendiri, mereka melakukan hal-hal yang merugikan pihak lain atau atas
sikap untuk memenuhi kepentingan diri sendiri akibatnya merugikan pihak
lain yaitu orang berkulit hitam.

Referensi : Subroto, L. H. (2022). Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika


Selatan. Kompas.com.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/04/150000379/berakhirnya-
politik-apartheid-di-afrika-selatan?page=all

5
Kasus Manipulasi Laporan Keuangan oleh PT Garuda Indonesia

Pada tahun 2018 silam diketahui bahwa PT Garuda Indonesia


melakukan manipulasi laporan keuangan yang mana mereka mengatakan
bahwa pada laporan keuangan 2018 tersebut mendapatkan laba bersih
sekitar Rp. 11,33 miliar. Laba tersebut ditopang oleh kerja sama antara PT
Garuda dan PT Mahata Aero Teknologi yang mana kerja sama tersebut
nilainya sebesar 2,98 trilliun. Dana tersebut masih berupa piutang tetapi
telah diakui sebagai pendapatan. Hal ini menyebabkan perusahaan yang
sebelumnya merugi kemudian mencetak laba yang sangat tinggi sehingga
berbeda secara signifikan.

Dari manipulasi yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia tersebut


maka PT Garuda Indonesia dinyatakan melanggar :

6
1. Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU
Pasar Modal) “(1) Laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam
wajib disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. (2) Tanpa
mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bapepam
dapat menentukan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal.”,
2. Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik,
3. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan
Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa, dan
4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.

Mengapa kasus manipulasi laporan keuangan oleh PT Garuda


Indonesia termasuk ke dalam teori egoisme psikologis ?

Hal ini dapat dijawab dengan alasan kegiatan manipulasi laporan


keuangan yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia tersebut dapat
menimbulkan kerugian bagi pihak lain yaitu Menteri Keuangan, OJK
(Otoritas Jasa Keuangan), serta BEI (Bursa Efek Indonesia) yang telah
dikelabui atau ditipu oleh PT Garuda Indonesia atas laporan keuangan yang
telah dibuat. Dan juga menimbulkan kerancuan kepada public atas laporan
keuangan yang telah dibuat menunjukkan laba sebesar 11,33 milliar di saat
sebelumnya merugi sehingga perbedaan yang signifikan tersebut
menimbulkan kejanggalan.

Referensi : Akmal, S. (2022).Kasus Laporan Keuangan Garuda Indonesia


2018 Dipandang dalam Segi Etika Profesi Akuntansi. Kompas.com.

https://www.kompasiana.com/satriaakmal8662/6295e282bb44862f297bed
b3/kasus-laporan-keuangan-garuda-indonesia-2018-dipandang-dalam-
segi-etika-profesi-akuntansi?page=3&page_images=1

7
• Contoh kasus Egoisme Etis :

Kontroversial keputusan GitaSav mengenai Childfree

Gita Savitri atau yang lebih akrab dengan sebutan GitaSav


merupakan salah satu youtuber sekaligus influencer Indonesia yang
memiliki latar belakang yang baik. Beliau mendapat kesempatan untuk
dapat merasakan Pendidikan di luar negeri yaitu Universitas Berlin.
Dikarenakan kecerdasannya dan pola pikirnya, Gita kerap kali
menyampaikan pendapat atau opini nya ke ruang public melalui media
sosialnya mengenai Open Minded terhadap beberapa permasalahan. Sampai
pada Agustus 2018 Gitasav memutuskan untuk menikah dengan Paul
Partohap. Dari pernikahannya itu, banyak sekali netizen yang bertanya
mengenai kemungkinannya untuk memiliki anak. Setelah mendapat
berbagai pertanyaan mengenai anak tersebut, Gitasav pun memberikan
pernyataan yang berisi keputusannya untuk Childfree alias memilih untuk
tidak memiliki anak. Keputusannya tersebut disampaikan kepada publik
tahun 2021 lalu. Dari keputusannya tersebut, Gitasav mengundang pro dan
kontra di kalangan netizen sampai pada public figure yang lainnya.

8
Sehingga terjadilah debat pendapatan di ruang publik yang dilakukan
melalui media sosial.

Mengapa Kasus Gita Savitri termasuk ke dalam teori egoisme etis ?

Hal ini dijawab dengan fakta yang mana keputusan Gita Savitri
tersebut tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain. Hal ini dikarenakan
keputusan yang ia ambil merupakan keputusan pribadi untuk dirinya dan
suaminya dan tidak mengharuskan orang lain atau pasangan lain untuk
menganut pendiriannya itu. Dan mengacu pada define egoisme etis yaitu
suatu Tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri dan tidak
menimbulkan kerugian pada pihak lain. Maka dari itu, kasus ini dapat
menjadi contoh kasus untuk teori egoisme etis.

Referensi: Gatra, S. (2023). Memilih "Child Free" di Ruang Publik Digital


yang Dipenuhi Kemarahan. Kompas.com.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/20/080000365/memilih-child-
free-di-ruang-publik-digital-yang-dipenuhi-kemarahan?page=all

9
2.3 Kasus Utilitarianisme
• IDI Kirim Relawan Tenaga Medis Bantu Korban Gempa Turki

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia atau PB IDI bersama


stakeholder sebagai bagian emergency medical team (EMT) Indonesia pada
21 Februari 2023 mengirimkan relawan tenaga medis untuk membantu
menangani korban gempa Turki. kehadiran dokter dari IDI sebagai upaya
Indonesia berkolaborasi dalam penanganan bencana bersama negara lain
sekaligus melihat sistem yang digunakan oleh negara lain untuk
pembelajaran bagi Indonesia membangun sebuah tim respons cepat. Karena
kita tahu bahwa Indonesia sulit terlepas dari kondisi-kondisi bencana.
Apalagi Indonesia juga sering mengalami bencana. Potensi bencana yang
bisa terjadi di Indonesia maka kunci utama dalam penanganan bencana tidak
terlepas dari sebuah tim respons cepat baik sisi kesehatan maupun
keamanan.

Referensi: Bona, M. F. (2023). IDI Kirim Relawan Tenaga Medis Bantu


Korban Gempa Turki. Beritasatu.com.
https://www.beritasatu.com/nasional/1028905/idi-kirim-relawan-tenaga-
medis-bantu-korban-gempa-turki

10
• Buka Vaksinasi di Dmall, Dinkes Depok Berhasil Suntik 1.490 Orang

Vaksinasi Covid-19 yang diadakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota


Depok di Dmall pada 20 dan 21 Januari lalu, berhasil menyuntik sebanyak
1.490 orang. Meliputi vaksinasi dosis pertama, kedua, ketiga atau booster
pertama, dan keempat atau booster kedua. Kepada masyarakat yang belum
agar melengkapi vaksinasi Covid-19. Semua itu guna mendukung program
vaksinasi Covid-19 di Kota Depok serta sebagai upaya dalam meningkatkan
herd immunity atau kekebalan kelompok. Saat ini sejumlah Puskesmas
masih membuka pelayanan vaksinasi Covid-19. Untuk informasinya dapat
mengakses media sosial dari masing-masing Puskesmas terdekat.

Referensi: (2023). Buka Vaksinasi di Dmall, Dinkes Depok Berhasil Suntik


1.490 Orang. Berita.depok.go.id https://berita.depok.go.id/buka-vaksinasi-
di-dmall-dinkes-depok-berhasil-suntik-1490-orang

11
• Ganjar Cari 754 Siswa Miskin untuk Disekolahkan Gratis di SMKN Jateng

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mencari sebanyak 754


anak dari kalangan masyarakat miskin untuk bersekolah gratis di SMK
Negeri Jawa Tengah di sejumlah daerah. "Tahun ini kami membuka untuk
754 siswa baru bagi anak-anak kurang mampu. Mereka akan mendapat
pendidikan di tiga sekolah full boarding dan 15 semi boarding," ujar Kabid
Pembinaan SMK Disdikbud Provinsi Jawa Tengah, Ainur Rojik, Selasa
(14/2/2023). Kehadiran SMK Negeri Jawa Tengah merupakan solusi
pengentasan kemiskinan dengan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM), melalui pendidikan gratis bagi siswa tidak mampu.
Seluruh pembiayaan di SMK Boarding ini gratis tanpa dipungut biaya
apapun. Selain itu, peserta didik mendapatkan fasilitas asrama, makan,
seragam dan perlengkapan alat tulis sekolah.

12
Mengapa kasus Gubernur Jawa Tengah dan Kabid Pembinaan SMKN
Jawa Tengah menyekolahkan gratis siswa kurang mampu termasuk ke
dalam teori utilitarianisme?
Hal ini jelas termasuk ke dalam teori utilitarianisme karena hal
tersebut memberikan manfaat yang banyak bagi siswa tidak mampu yang
putus sekolah agar dapat bersekolah dengan baik dan berkesempatan untuk
menimba ilmu agar menjadi siswa berprestasi yang dapat memajukan
bangsa Indonesia.

Referensi: Kontributor Semarang, T. A. (2023). Ganjar Cari 754 Siswa


Miskin untuk Disekolahkan Gratis di SMKN Jateng. Kompas.com
https://regional.kompas.com/read/2023/02/14/200742878/ganjar-cari-754-
siswa-miskin-untuk-disekolahkan-gratis-di-smkn-jateng

• Tolak Pembebasan Tanah KIC, Warga Mertasinga dan Menganti


Ajukan Gugatan ke Pengadilan

Pembebasan tanah kawasan industri cilacap (KIC) untuk


pembangunan jalan tol. Demi alasan kepentingan bersama, pemerintah atau
pengelola jalan tol memberikan ganti rugi dibawah harga pasaran demi
alasan untuk kepentingan nasional.

13
Referensi: Yuniarto, E. P. (2023). Tolak Pembebasan Tanah KIC, Warga
Mertasinga dan Menganti Ajukan Gugatan ke Pengadilan.
timesindonesia.co.id.
https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/445353/tolak-pembebasan-
tanah-kic-warga-mertasinga-dan-menganti-ajukan-gugatan-ke-pengadilan

2.4 Kasus Deontologi


• Richard Eliezer Cerita Detik-detik Perintah Ferdy Sambo
Tembak Brigadir Yosua

Berita tersebut menggambarkan kewajiban sebuah anggota kepada


pemimpinnya, yaitu anggota menuruti perintah sang pemimpin tanpa
memperdulikan konsekuensi atas perbuatannya, sang anggota melakukan
penembakan atas dasar kewajiban menuruti atasan. Dan dalam kasus ini
kebijaksanaan seorang pemimpin dalam memimpin para bawahannya
dengan perilaku-perilaku yang bijak, adil, sabar, dan mampu mengarahkan
pada hal yang baik tidak tergambarkan, maka dari itu pemimpin tidak
menerapkan etika deontologi.

14
Referensi : Saputra, E. Y. (2022). Richard Eliezer Cerita Detik-detik
Perintah Ferdy Sambo Tembak Brigadir Yosua. national.tempo.co.
https://nasional.tempo.co/read/1662809/richard-eliezer-cerita-detik-detik-
perintah-ferdy-sambo-tembak-brigadir-yosua

• Kronologi Kasus Suap Hakim MK Patrialis Akbar

Contoh kasus lain dari teori deontologi ini adalah tentang “kasus
hakim yang menerima suap PT Freeport”. Kasus ini melibatkan seorang
hakim yang diduga melanggar etika dan kode perilaku hakim dalam
menjalankan tugasnya. Kasusnya dikenal dengan kasus peradilan antara PT
Freeport Indonesia dengan Pemerintah Indonesia yang terjadi pada tahun
2017.

Dalam kasus ini, terdapat dugaan bahwa seorang hakim yang


menangani perkara tersebut, yaitu Patrialis Akbar, menerima suap dari
pihak PT Freeport Indonesia. Dugaan suap tersebut diberikan dengan tujuan

15
agar hakim memutuskan perkara tersebut dengan keputusan yang
menguntungkan bagi perusahaan PT Freeport. Patrialis Akbar kemudian
ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dikenai
hukuman penjara selama 8 tahun. Kasus ini menjadi sorotan publik dan
menimbulkan kekhawatiran terhadap integritas dan independensi sistem
peradilan di Indonesia.
Yang melatarbelakangi kasus ini adalah perseteruan antara
Pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia terkait pengelolaan
tambang emas dan tembaga di Papua. Perusahaan tersebut telah beroperasi
di Indonesia selama puluhan tahun dan menjadi salah satu kontributor
terbesar bagi perekonomian nasional. Namun, terdapat kritik yang
menyatakan bahwa perusahaan PT Freeport telah merusak lingkungan dan
memanfaatkan sumber daya alam Indonesia tanpa memberikan manfaat
yang sebanding bagi masyarakat setempat.

Mengapa kasus suap hakim dari PT Freeport termasuk dalam teori


deontologi?
Karena tindakan dari hakim atau Patrialis Akbar yang tidak
menjunjung norma dan etika dan tidak mengindahkan konsekuensi yang
terjadi atas tindakannya tersebut. Kasus ini juga tergolong dalam imperative
hypothesis karena hakim tersebut diperintah PT Freeport atas dasar
keinginan dari hakim untuk mendapatkan keuntungan yang relevan atau
mendapatkan uang lebih. Oleh karena itu, ia memiliki kewajiban untuk
melaksanakan perintah karena ia diberi tanggung jawab yang walaupun
tindakan yang dilakukan tidak berdasar atas moral.

Referensi :Kumparan News. (2017). Kronologi Kasus Suap Hakim MK


Patrialis Akbar. kumparan.com.
https://kumparan.com/kumparannews/kronologi-kasus-suap-hakim-mk-
patrialis-akbar

16
• Awal Mula Kasus Korupsi E-KTP yang Sempat Hebohkan DPR hingga
Seret Setya Novanto

Latar belakang kasus ini bermula dari adanya proyek pembuatan e-


KTP yang dikerjakan oleh Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2011.
Proyek ini seharusnya selesai pada tahun 2013 dengan biaya sekitar Rp 6,7
triliun. Namun, proyek tersebut mengalami penundaan dan perubahan
kontrak hingga akhirnya mencapai total biaya sekitar Rp 5,9 triliun pada
tahun 2017.

Namun, pada tahun 2017, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)


menemukan adanya indikasi korupsi pada proyek tersebut yang melibatkan
sejumlah pejabat publik dan swasta. Salah satu terdakwa dalam kasus ini
adalah Setya Novanto, mantan Ketua DPR RI yang divonis bersalah dan
dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada tahun 2018.

17
Kasus korupsi e-KTP ini merupakan pelanggaran deontologi karena
melanggar kewajiban moral dan etika yang harus dipegang oleh pejabat
publik dalam menjalankan tugasnya. Proyek ini seharusnya bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan publik dan keamanan identitas warga negara,
namun justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan kelompok
tertentu. Pelanggaran etika ini mengakibatkan kerugian negara yang besar
dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan
lembaga negara.

Referensi : Retaduari, E. A. (2022). Awal Mula Kasus Korupsi E-KTP yang


Sempat Hebohkan DPR hingga Seret Setya Novanto. kompas.com.
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/04/12351421/awal-mula-
kasus-korupsi-e-ktp-yang-sempat-hebohkan-dpr-hingga-seret-setya

18
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari tiga teori diatas ialah Egoisme
yaitu suatu tindakan hanya bermanfaat untuk diri sendiri, Utilitarianisme
yaitu tindakan yang memberikan manfaat kepada orang lain. Sedangkan,
Deontologi yaitu untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan, tidak
dilihat dari tujuan atau konsekuensi dari tindakan tersebut (perilaku etis
tidak ada kaitannya dengan tujuan dari tindakan yang dilakukan). Ada dua
konsep egoisme menurut Rachels (2004) yaitu Egoisme Etis dan Egoisme
Psikologis. Setelah memahami garis besar dari 3 teori etika (egoisme,
utilitarianisme dan deontologi) terdapat kasus yang berlatar belakang 3 teori
etika tersebut. Kasus Egoisme yang terjadi yaitu “Politik apartheid yang
terjadi di Afrika Selatan.” Kemudian, untuk kasus utilitarianisme salah
satunya ialah “IDI Kirim Relawan Tenaga Medis Bantu Korban Gempa
Turki.” dan yang terakhir yaitu kasus Deontologi yang terjadi salah satunya
adalah “Richard Eliezer Cerita Detik-detik Perintah Ferdy Sambo
Tembak Brigadir Yosua.”

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan penjelasan dan motivasi
kepada pembaca untuk selalu melakukan tindakan atau perilaku yang baik
dan bermanfaat kepada orang lain. Lalu, kami berharap untuk pembaca agar
dalam melakukan suatu tindakan itu selalu didasari oleh etika, tujuannya
untuk mengurangi tindakan yang tidak diinginkan atau merugikan orang
lain.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S., & Ardana, I. C. (2014). Etika Bisnis dan Profesi Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya - Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

Bona, M. F. (2023). IDI Kirim Relawan Tenaga Medis Bantu Korban Gempa
Turki. Beritasatu.com.

(2023). Buka Vaksinasi di Dmall, Dinkes Depok Berhasil Suntik 1.490 Orang.
berita.depok.go.id.

Gatra, S. (2023). Memilih "Child Free" di Ruang Publik Digital yang Dipenuhi
Kemarahan. Kompas.com.

Kontributor Semarang, T. A. (2023). Ganjar Cari 754 Siswa Miskin untuk


Disekolahkan Gratis di SMKN Jateng. kompas.com.

Kumparan News. (2017). Kronologi Kasus Suap Hakim MK Patrialis Akbar.


kumparan.com.

Retaduari, E. A. (2022). Awal Mula Kasus Korupsi E-KTP yang Sempat


Hebohkan DPR hingga Seret Setya Novanto. kompas.com.

Saputra, E. Y. (2022). Richard Eliezer Cerita Detik-detik Perintah Ferdy Sambo


Tembak Brigadir Yosua. national.tempo.co.

Yuniarto, E. P. (2023). Tolak Pembebasan Tanah KIC, Warga Mertasinga dan


Menganti Ajukan Gugatan ke Pengadilan. timesindonesia.co.id.

20

Anda mungkin juga menyukai