Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA, DEMOKRASI, DAN KORUPSI DALAM


PERSPEKTIF ISLAM

Disusun oleh kelompok 6:

1. Dita damayanti
2. Zulqani husni
3. Ahmad jumaidil

FAKULTAS HUMANIORA

UNIVERSITAS SARI MULIA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda kita tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’at nya diakhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Hak Asasi Manusia, Demokrasi, dan Korupsi dalam persepektif Islam”

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk kami memohon maaf yang sebesar-besar nya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................iv
1.3 Tujuan penelitian..............................................................................................................................iv
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................................................v
2.1 Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Agama Islam......................................................................v
2.2 Demokrasi dalam Pandangan Islam................................................................................................viii
2.3 Korupsi dalam pandangan Agama Islam............................................................................................x
BAB 3 PEMBAHASAN.................................................................................................................................xiii
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................xiii
3.2 Saran...............................................................................................................................................xiii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................xiv

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep hukum
islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip bermusyawarah dan
prinsip dalam ijma’. HAM dan Demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial
yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. HAM dan demokrasi
juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan dan mencapai
harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi HAM dan demokrasilah yang
terbukti paling mengakui dan menjamin harkat kemanusiaan.Manusia diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak
inilah yang kemudian disebut dengan hak asasi manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak
kelahirannya sebagai manusia yang merupakan karunia Sang Pencipta.

Terdapat banyak ungkapan yang dapat di pakai untuk menggambarkan pengertian korupsi,
meskipun tidak seutuhnya benar. Akan tetapi tidak terlalu menjauh dari hakikat dan pengertian
korupsi itu sendiri. Ada sebagian yang menggunakan istilah “ikhtilas” untuk menyebutkan
prilaku koruptor, meskipun dalam kamus di temukan arti aslinya yaitu mencopet atau merampas
harta orang lain. Realitanya praktikal korupsi yang selama ini terjadi ialah berkaitan dengan
pemerintahan sebuah Negara atau public office, sebab esensi korupsi merupakan prilaku yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku di pemerintahan yang terletak pada penggunaan
kekuasaan dan wewenang yang terkadung dalam suatu jabatan di sau pihak dan di pihak lain
terdapat unsure perolehan atau keuntungan, baik berupa uang atau lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hak asasi manusia menurut perspektif Islam?


2. Bagaimana demokrasi menurut perspektif Islam?
3. Bagaimana korupsi menurut perspektif Islam?

1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui hak asasi manusia menurut perspektif Islam


2. Memahami demokrasi menurut perspektif Islam
3. Memahami korupsi dalam perspektif Islam

iv
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Agama Islam

A. Pengertian Hak Asasi Manusia, adalah hak manusia yang paling mendasar dan melekat
padanya di manapun ia berada. Tanpa adanya hak ini berarti berkuranglah harkatnya sebagai
manusia yang wajar. Hak asasi manusia adalah suatu tuntutan yang secara moral dapat
dipertanggungjawabkan, suatu hal yang sewajarnya mendapat perlindungan hukum. Dalam
mukadimah Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human
Rights) dijelaskan mengenai hak asasi manusia sebagai : “Pengakuan atas keseluruhan martabat
alami manusia dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain dari semua
anggota keluarga kemanusiaan adalah dasar kemerdekaan dan keadilan di dunia.”5 Hak asasi
dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Dalam Islam
seluruh hak asasi merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh
diabaikan. Oleh karena itu, negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi
tersebut, melainkan juga mempunyai kewajiban untuk melindungi dan menjamin hak-hak
tersebut.

B. Sejarah Hak Asasi Manusia, sejarah terjadinya hak asasi manusia umumnya para pakar di
Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada tahun
1215 di Inggris sewenang-wenang raja Inggris mengakibatkan rasa tidak puas dari para
bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak raja untuk menyusun perjanjian yang disebut
dengan Magna Charta. Magna Charta berisi antara lain mencanangkan bahwa raja yang tadinya
memiliki kekuasaan dan dapat dimintai pertanggung jawaban di muka hukum dari sinilah
lahirnya doktrin raja tidak kebal hukum lagi, dan mulai bertanggung jawab pada hukum. Sejak
saat itu mulai dipraktikan ketentuan bahwa jika raja melanggar hukum harus diadili dan harus
dipertanggung jawabkan kebijakannya kepada parlemen. Dengan demikia saat itu mulai
dinyatakan bahwa raja terikat pada hukum dan bertanggung jawab kepada rakyat, walaupun
kekuasaan membuat undang-undang pada saat itu lebih banyak berada di tangannya.

C. Konsep Hak Asasi Manusia dalam hukum Islam, hak asasi manusia dalam Islam tertuang
secara transenden untuk kepentingan manusia, lewat syari’ah Islam yang diturunkan melalui
wahyu. Menurut syari’ah, manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab, dan karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang
ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban
tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan secara eksistensial tidak
terwujud tanpa adanya tanggung jawab itu sendiri. Sedangkan kebebasan merupakan elemen
penting dari ajaran Islam. Kehadiran Islam memberikan jaminan pada kebebasan manusia agar
terhindar dari kesia-siaan dan tekanan, baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan
ideologi. Namun demikian, pemberian kebebasan terhadap manusia bukan berarti mereka dapat
menggunakan kebebasan tersebut mutlah, tetapi dalam kebebasan tersebut terkandung hak dan
kepentingan orang lain yang harus dihormati juga.

v
D. Perbedaan Prinsipil Konsep Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Barat Dan Islam,

Ada perbedaan prinsip antara HAM dilihat dari sudut pandangan Barat dalam Islam. HAM
menurut pandangan Barat semata-mata bersifat antroposentris, artinya, segala sesuatu berpusat
kepada manusia. Dengan demikian manusia sangat dipentingkan karena ukuran kebenarannya
adalah menurut manusia sehingga sifatnya akan subyektif. Sebaliknya hak-hak asasi manusia
ditilik dari sudut pandang Islam bersifat teosentris , artinya, segala sesuatu berusat kepada
tuhannya karenanya, ukuran kebenaranya adalah menurut Tuhan dengan demikian Tuhan sangat
dipentingkan.

E. Rumusan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam,

Hukum islam telah merumuskan pengaturan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
seperti yang tertuang dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, antara lain :

1. Hak hidup

Hukum Islam memberikan perlindungan dan jaminan atas hak hidup manusia. Hal ini dapat
dilihat dari ketentuan syariat yang melindungi dan menjunjung tinggi darah dan nyawa
manusia melalui larangan untuk membunuh dan menetapkan hukuman qishash bagi pelaku
pembunuhan seperti yang bermaktub dalam QS. Al-maidah ayat 5

2. Hak kebebasan beragama

Kebebasan dan kemerdekaan manusia merupakan bagian yang penting dalam islam, tidak
terkecuali kebebasan dalam beragama sesuai dengan keyakinan masing-masing individu.
Karenanya, islam sangat melarang adanya tindak pemaksaan keyakinan agama kepada orang
yang menganut agama tertentu

3. Hak bekerja dan mendapatkan upah

Hak bekerja dalam islam tidak hanya dipandang sebagai hak tapi juga merupakan kewajiban.
Bekerja merupakan kehormatan yang perlu di jamin. Nabi saw bersabda : “tidak ada
makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang dihasilkan dari
usaha tangannya sendiri.” (HR. Bukhari).

4. Hak persamaan dan keadilan

Pada dasanya semua manusia sama, karna semuanya hamba Allah SWT. Allah mengutus
rasul agar melakukan perubahan sosial dengan menetapkan hak persamaan dan keadilan bagi
seluruh umat manusia termasuk diantaranya persamaan dimata hukum

5. Hak kebebasan berpendapat

vi
Islam memerintahkan manusia agar berani menggunakan akal pikiran mereka terutama untuk
menyatakan pendapat mereka yang benar sesuai dengan batas-batas yang ditentukan hukum
dan norma-norma lainnya. Perintah ini secara khusus ditunjukkan kepada manusia yang
beriman agar berani menyatakan kebenaran dengan cara yang benar pula. Ajaran islam
sangat menghargai akal pikiran.

6. Hak atas jaminan sosial

Dalam Al-Qur’an banyak dijumpai ayat yang menyebutkan dengan jelas perintah bagi umat
islam untuk menunaikan zakat kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Tujuan zakat itu
antara lain adalah untuk melenyapkan kemiskinan dan menciptakan pemerataan pendapatan
bagi setiap anggota masyarakat.

7. Hak atas harta benda

Dalam ajaran islam hak milikn seseorang sangatdijunjung tinggi. Sesuai dengan harkat dan
martabat, jaminan dan perlindungan terhadap milik seseorang merupakan kewajiban
penguasa. Oleh karena itu, siapapun juga bahkan penguasa sekalipun tidak diperbolehkan
merampas hak milik orang lain, kecuali untuk kepentingan umum, menurut tata cara yang
telah ditentukan terlebih dahulu.

F. Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam

Terdapat lima prinsip utama HAM dalam islam seperti yang termuat dalam hukum islam
sebagai berikut:

1. Prinsip perlindungan terhadap agama, beragama merupakan kebutuhan asasi manusia


yang harus dipenuhi. Agama islam memberikan jaminan perlindungan kepada semua
pemeluk agama sesuai dengan keyakinan dan tidak memaksa memeluk agama lain.
2. Prinsip perlindungan terhadap jiwa, menurut hukum islam, jiwa itu harus dilindungi.
Untuk itu hukum islam wajib memelihara dan memberikan perlindungan terhadap jiwa
manusia.
3. Prinsip perlindungan terhadap akal, menurut hukum islam, manusia wajib memelihara
akal nya karena akal mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan nya.
Untuk itu akal wajib dilindungi dari berbagai hal yang dapat merusak fungsinya.
4. Prinsip perlindungan terhadap keturunan, dalam hukum islam, memelihara keturunan
merupakan hal yang sangat urgen. Karenanya, islam memberikan jaminan pemeliharaan
keturunan bagi manusia dengan ketentuan yang sah menurut ajaran islam melalui
perkawinan sebagai sarana untuk mendapatkan keturunan dan melarang melakukan
perbuatan zina sebagaimana disebutkan dalam QS. Al- Isra/17:32
5. Prinsip perlindungan terhadap harta, harta merupakan pemberian dari Allah SWT kepada
manusia untuk melangsungkan hidup dan kehidupan nya. Karena itu, manusia lindungi

vii
hak nya untuk memperoleh harta asalkan dengan cara-cara yang halal dan sah menurut
hukum serta benar menurut ukuran moral.

2.2 Demokrasi dalam Pandangan Islam

A. Pengertian demokrasi, Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang paling banyak


digunakan negara-negara di dunia. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang
kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani
dēmokratía (kekuasaan rakyat), yang dibentuk dari kata dêmos (rakyat) dan kratos
(kekuasaan), merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4
pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah; kekuasaan mayoritas; hakhak
minoritas; jaminan hak asasi manusia; pemilihan yang bebas, adil dan jujur; persamaan di
depan hukum; proses hukum yang wajar; pembatasan pemerintah secara konstitusional;
pluralisme sosial, ekonomi, dan politik; nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan
mufakat (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

B. Sejarah demokrasi, Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk
sederhana dari demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia. Ketika itu,
bangsa Sumeria memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara kota
tersebut para rakyat berkumpul mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusan pun
diambil berdasarkan konsensus atau mufakat. Baru pada 508 SM, penduduk Athena
membentuk sistem pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern.
Yunani kala itu memiliki banyak negara kota (poleis) yang kecil dan independen. Negara
kota tersebut memiliki sistem pemerintahan yang berbeda-beda, ada yang oligarki, monarki,
tirani dan juga demokrasi. Athena mencoba sebuah model pemerintahan yang baru yaitu
demokrasi langsung. Penggagas dari demokrasi tersebut pertama kali adalah Solon, seorang
penyair dan negarawan. Paket pembaruan konstitusi yang ditulisnya pada 594 SM menjadi
dasar bagi demokrasi di Athena, namun Solon tidak berhasil membuat perubahan.
Demokrasi baru dapat tercapai 100 tahun kemudian oleh Kleisthenes, seorang bangsawan
Athena. Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan dalam pemerintahan sebaliknya
setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan mengeluarkan pendapat dan memilih
kebijakan. Namun dari sekitar 150,000 penduduk Athena, hanya seperlimanya yang dapat
menjadi rakyat dan menyuarakan pendapat mereka. Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh
Romawi pada 510 SM hingga 27 SM. Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi
perwakilan dimana terdapat beberapa perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan
dari rakyat biasa di Majelis (sejarah demokrasi, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas).

C. Hakikat Demokrasi Sistem demokrasi di negara manapun selalu mencerminkan paling


tidak dua hal, yakni kedaulatan rakyat dan jaminan atas kebebasan umum.

viii
1. Kedaulatan Rakyat dengan memperhatikan fakta pelaksanaan demokrasi, anggapan yang
menyatakan kedaulatan ada di tangan rakyat jelas keliru. Di Indonesia sendiri, yang
berdaulat bukanlah rakyat, tetapi para elit wakil rakyat, termasuk elit penguasa dan
pengusaha. Bahkan kebijakan dan keputusan pemerintah sering dipengaruhi oleh
kepentingan para pemilik modal, baik lokal maupaun asing. Tidak aneh jika banyak UU
atau keputusan yang merupakan produk lembaga wakil rakyat (DPR) maupun Presiden
—yang katanya perpanjangan dari kepentingan rakyat karena dipilih langsung oleh rakyat
— bertabrakan dengan kemauan rakyat atau mayoritas rakyat.
2. Jaminan atas Kebebasan Umum Kebebasan umum atau kebebasan pribadi yang
merupakan hakhak asasi dalam pandangan demokrasi wajib dilindungi,
3. Kerusakan Sistem Demokrasi Demokrasi adalah sistem yang buruk dan siapapun
cenderung menjadi buruk di dalamnya. Hanya mereka yang berusaha keras menjaga
kebersihan diri terus menerus yang bisa terhindar dari pengaruh buruk itu, meski dengan
risiko terlempar dari arena atau kemudian karena terdesak ia akhirnya terpaksa terlarut
juga dalam suasana yang buruk itu.

D. Demokrasi menurut pandangan islam, Di dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang terkait
dengan prinsip-prinsip utama demokrasi, antara lain QS. Ali Imran: 159 dan al-Syura: 38 (yang
berbicara tentang musyawarah); al-Maidah: 8; al-Syura: 15 (tentang keadilan); al-Hujurat: 13
(tentang persamaan); al-Nisa’: 58 (tentang amanah); Ali Imran: 104 (tentang kebebasan
mengkritik); al-Nisa’: 59, 83 dan al-Syuro: 38 (tentang kebebasan berpendapat) dst. 6 Jika dilihat
basis empiriknya, menurut Aswab Mahasin7, agama dan demokrasi memang berbeda. Agama
berasal dari wahyu sementara demokrasi berasal dari pergumulan pemikiran manusia. Dengan
demikian agama memiliki dialeketikanya sendiri. Namun begitu menurut Mahasin, tidak ada
halangan bagi agama untuk berdampingan dengan demokrasi. Sebagaimana dijelaskan di depan,
bahwa elemen-elemen pokok demokrasi dalam perspektif Islam meliputi: as-syura, al-musawah,
al-‘adalah, al-amanah, al-masuliyyah dan al-hurriyyah. Kemudian apakah makna masing-
masing dari elemen tersebut? 1. as-Syura Syura merupakan suatu prinsip tentang cara
pengambilan keputusan yang secara eksplisit ditegaskan dalam al-Qur’an. Misalnya saja disebut
dalam QS. As-Syura: 38:

1. al-‘Adalah, al-‘adalah adalah keadilan, artinya dalam menegakkan hukum termasuk


rekrutmen dalam berbagai jabatan pemerintahan harus dilakukan secara adil dan
bijaksana. Tidak boleh kolusi dan nepotis. Arti pentingnya penegakan keadilan dalam
sebuah pemerintahan ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya, antara
lain dalam surat an-Nahl: 90:     “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji,
kemungkaran dan permusuhan”. (Lihat pula, QS. as-Syura:15; al-Maidah:8; An-Nisa’:58
dst.). Ajaran tentang keharusan mutlak melaksanakan hukum dengan adil tanpa pandang
bulu ini, banyak ditegaskan  dalam al-Qur’an, bahkan disebutkan sekali pun harus
menimpa kedua orang tua sendiri dan karib kerabat. Nabi juga menegaskan, , bahwa

ix
kehancuran bangsa-bangsa terdahulu ialah karena jika “orang kecil” melanggar pasti
dihukum, sementara bila yang melanggar itu “orang besar” maka dibiarkan berlalu.
2. al-Amanah adalah  sikap pemenuhan kepercayaan yang diberikan seseorang kepada
orang lain. Oleh sebab itu kepercayaan atau amanah tersebut harus dijaga dengan baik.
Dalam konteks kenegaraan, pemimpin atau pemerintah yang diberikan kepercayaan oleh
rakyat harus mampu melaksanakan kepercayaan tersebut dengan penuh rasa tanggung
jawab. Persoalan amanah ini terkait dengan sikap adil.
3.  al-Musawah adalah kesejajaran, egaliter, artinya tidak ada pihak yang merasa lebih
tinggi dari yang lain sehingga dapat memaksakan kehendaknya. Penguasa tidak bisa
memaksakan kehendaknya terhadap rakyat, berlaku otoriter dan eksploitatif. Kesejajaran
ini penting dalam suatu pemerintahan demi menghindari dari hegemoni penguasa atas
rakyat. Dalam perspektif  Islam, pemerintah adalah orang atau institusi  yang diberi
wewenang dan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilihan yang jujur dan adil untuk
melaksanakan dan menegakkan peraturan dan undang-undang yang telah dibuat.
4. al-Masuliyyah adalah tanggung jawab. Sebagaimana kita ketahui, bahwa kekuasaan dan
jabatan itu adalah amanah yang harus diwaspadai, bukan nikmat yang harus disyukuri,
maka rasa tanggung jawab bagi seorang pemimpin atau penguasa harus dipenuhi.  Dan
kekuasaan sebagai amanah ini memiliki dua pengertian, yaitu amanah yang harus
dipertanggungjawabkan di depan rakyat dan juga amanah yang harus
dipertenggungjawabkan di depan Tuhan.
5. Al-huriyyah adalah kebebasan masyarakat diberi hak dan kebebasan untuk
mengeksperesikan pendapatnya. Sepanjang hal itu dilakukan dengan cara yang bijak dan
memperhatikan al-akhlaq al-karimah dan dalam rangka al-amr bi-‘l-ma’ruf  wa an-nahy
‘an al-‘munkar, maka  tidak ada alasan bagi penguasa untuk mencegahnya. Bahkan yang
harus diwaspadai adalah adanya kemungkinan tidak adanya lagi pihak yang berani
melakukan kritik dan kontrol sosial bagi tegaknya keadilan. Jika sudah tidak ada lagi
kontrol  dalam suatu masyarakat, maka kezaliman akan semakin merajalela.

2.3 Korupsi dalam pandangan Agama Islam

Sebagaimana kita ketahui bersama, korupsi saat ini dinyatakan sebagai kejahatan luar biasa
(exstra ordinary) sehingga ada Undang-undang khusus bagi pelaku korupsi yaitu Undang-
undang Anti Tipikor (UU Anti Tindak Pidana Korupsi). Biasanya orang menyebut pelaku
korupsi dengan sebutan “pejabat berkerah putih/pejabat berdasi” jika pelakunya pejabat dan
dilambangkan dengan gambar “tikus yang sedang menggrogoti mangsa” sehingga
mangsanya hancur tercabik-cabik. Negara yang sering digrogoti oleh para koruptor nasibnya
akan sama sepaerti perumpamaan tersebut yaitu hancur dan rusak tatanan ekonominya.
Lagilagi rakyat yang menanggung akibatnya karena hanya rakyatnya yang semakin miskin
sedangkan pejabatnya kaya raya sendiri. Semua ini terjadi karena di negeri yang kaya raya
ini, dikenal religius dan mayoritas beragama Islam, korupsi sudah mendarah daging,
berlangsung secara sistemik dan dilakukan secara berjamaah sehingga sulit diusut. Untuk itu,

x
diperlukan upaya maksimal, dahsyat dan usaha yang luar biasa untuk memberantasnya.
Tidak cukup hanya dengan membuat UU Anti Tipikor tetapi yang lebih penting adalah
menyegarkan kembali Islam ke lubuk hati umatnya untuk diamalkan dalam praksis
kehidupan. Karena disanalah sumber dari etika/moral/akhlaq yang akan mengembalikan
umat ke arah perbaikan.

Dari sinilah Ulama Klasik maupun Kontemporer sepakat bahwa perbuatan korupsi
hukumnya haram karena bertentangan dengan prinsip maqasid al-shari’ah dengan alasan
sebagai berikut ;

1. Perbuatan korupsi termasuk kategori perbuatan curang dan menipu yang berpotensi
merugikan keuangan negara yang notabene adalah uang publik (rakyat).
2. Praktik korupsi merupakan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan untuk
memperkaya diri sendiri, orang lain, kelompok atau golongan. Semua itu merupakan
pengkhianatan terhadap amanah dan sumpah jabatan. Mengkhianati amanah adalah
salah satu karakter orang-orang munafik dan termasuk perbuatan dosa yang dibenci
oleh Allah, sehingga hukumnya haram.
3. Perbuatan korupsi adalah perbuatan zalim, baik untuk memperkaya diri sendiri, orang
lain, kelompok dan golongan, karena kekayaan negara adalah harta publik yang
berasal dari jerih payah rakyat termasuk kaum miskin dan kaum papa.
4. Kolusi; Perbuatan ini termasuk kategori korupsi. Kolusi adalah perbuatan sekongkol
seperti memberikan fasilitas negara kepada yang tidak berhak dengan melakukan deal
–deal tertentu, lobi-lobi seperti menerima suap (hadiah), dari pihak-pihak yang
diuntungkannya. Perbuatan ini sangat dikecam dan dilaknat oleh Rasulullah Saw.

A. Islam dan Terapi Korupsi

Kalau dianalisa, dari delapan penyebab korupsi seperti yang dijelaskan di awal, maka kita
mengetetahui bahwa tujuh butir diantaranya berkaitan erat dengan sikap jiwa/mental dan
perilaku seseorang. Dalam konteks ini, akan lebih tepat jika diterapi dengan ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan kejiwaan yang dalam kajian Islam ada dalam ilmu tasawuf.

Oleh karena itu, agar kita terhindar dari melakukan korupsi, ada baiknya kalau kita bersama-
sama melakukan tindakan preventif-antisipatif dan berjaga-jaga dengan sekuat usaha dengan cara
melatih diri, menahan, mengendalikan bahkan mengekang nafsu dengan langkah-langkah dan
kiat-kiat sebagai berikut;

1. Memulai kehidupan dengan niat yang ikhlas hanya “karena” dan “untuk” Allah. Jadi hidup
kita tidak tertekan, karena kalau jiwa seseorang sering tertekan karena tidak kuat dengan keadaan
maka jiwa akan mudah goyah, kalau tidak kuat imannya akan cenderung melakukan hal-hal yang
dilarang demi mencapai tujuan.

2. Menyikapi kehidupan dunia berdasarkan ajaran ilahi

xi
3. Mengendalikan nafsu syahwat yang berlebihan terhadap harta. Ini yang paling membuat
seseorang silau dan lupa diri sehingga menempuh cara-cara yang tidak benar

4. Menjaga pikiran yang terlintas untuk bermaksiat (al-khatarat), dan menjaga langkah nyata
untuk berbuat maksiat (al-khutuwat)

5. Tawakkal setelah berusaha sungguh-sungguh (maksimal)

6. Mensyukuri nikmat harta yang ada dengan mengembangkannya untuk kebaikan umat, dan
melaksanakan kewajiban berzakat, infaq, sedekah dan sebagainya

7. Sabar menghadapi ujian (fitnah) harta, karena harta terkadang menjadi fitnah bagi pemiliknya

8. Rida terhadap ketetapan (qada) dari Allah. Segala yang terjadi pada diri kita sudah ditetapkan
oleh Allah,manusia hanya diwajibkan untuk selalu dalam kebaikan-kebaikan sedangkan hasilnya
sudah ditetapkan oleh Allah sendiri

9. Menumbuhkan rasa takut (khauf) kepada Allah dimanapun berada. Kalau kita selalu merasa
diawasi oleh Allah , tentu perilaku kita akan selalu di jalan-Nya

10. Membentuk sikap jujur dalam diri

11. Menumbuhkan sifat malu

12. Selalu intropeksi diri (muhasabah)

13. Selalu mendekatkan diri kepada Allah (muraqabah Allah)

14. Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah (mahabbah Allah)

15. Selalu memperbarui tobat

xii
BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Kesimpulan

1. Hak Asasi Manusia menurut pemikiran barat semata-mata bersifatantroposentris, artinya


segala sesuatu berpusat kepada manusia, sehingga manusiasangat dipentingkan. Sedangkan
ditilik dari sudut pandang Islam bersifatteosentris, artinya, segala sesuatu berpusat kepada
Tuhan, sehingga Tuhan sangatdipentingkan.

2. Demokrasi Dalam Islam menjunjung tinggi Keadilan Atas hak-hakmasyarakat sebagai


manusia agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman dandamai.

3. Pada dasarnya korupsi adalah mengambil hak milik orang lain yangdimana itu tetap tidak
dibenarkan dalam islam

3.2 Saran

1. Sebagai Umat Islam, kita sebaiknya memahami dengan baik sitem pemerintahan islam dengan
baik.

2. Sebaiknya kita menanamkan sikap toleransi pada diri kita masing masinguntuk menciptakan
kehidupan yang lebih damai

xiii
DAFTAR PUSTAKA

xiv

Anda mungkin juga menyukai