Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

Dosen Pengampu :

Drs. H. Khotim Ashom, M.Pd.I.

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Jois Qolba Nadiva


2. Adriana Iflaha
3. Kaysha Rahmadita Widyadana
4. Theda Lutayya Fredlina E.
5. Cintania Rizqi N.P
6. Elvira Putri Angellita
7. Krisna Bayu Satria

UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan Hidayah, dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan
makalah Pendidikan Agama Islam dengan judul “Konsep HAM dan demokrasi islam” tepat
pada waktunya.

Penyusunan makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu
kami tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami
dalam rangka menyelesaikan makalah ini.

Kelompok kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, kami
menerima kritik dan saran demi penyempurnaan makalah kami.

Penyusun berharap semoga dari makalah ini bisa bermanfaat dan juga bisa
menginspirasi para pembaca.

Jember, 27 Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1
1.3 TUJUAN......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Konsep HAM...............................................................................................................2
2.2 Sejarah HAM................................................................................................................4
2.3 Perspektif HAM dalam Ajaran Islam...........................................................................5
2.4 Konsep Demokrasi dalam Islam..................................................................................5
2.5 Manfaat Demokrasi dalam Islam…………………………………………………….6
2.6 Kontribusi Umat Islam dalam Penegakan HAM dan Demokrasi……………………7
BAB III PENUTUP...................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................8
3.2 SARAN..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

HAM dan Demokrasi dalam Islam merupakan aspek penting bagi umat Islam. Adanya
HAM tentu bisa menjamin keberlangsungan hidup manusia dengan adil dan aman. Ham dan
Demokrasi Islam tentu merupakan hal yang saling berkaitan karena demokrasi pasti akan
menjunjung tinggi hak rakyat untuk ikut andil dalam pembuatan keputusan dan kebijakan
negara dan tunduk pada syariah.Kami para mahasiswa yang berwawasan kemanusiaan dan
berwawasan Islam berusaha menggali informasi dan pengetahuan tentang hak asasi manusia
dan demokrasi. Latar belakang topik diskusi kami adalah amanat pendidikan agama Islam
tentang hak asasi manusia dan demokrasi dalam Islam.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan HAM?


2. Bagaimana Sejarah HAM di Dunia?
3. Bagaimana perspektif HAM dalam ajaran Islam?
4. Apa itu konsep demokrasi dalam Islam?
5. Apa saja manfaat demokrasi dalam Islam?
6. Adakah kontribusi umat Islam dalam penegakan HAM dan demokrasi?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :


1. Mahasiswa dapat memahami konsep HAM dengan benar
2. Mahasiswa dapat mengerti tentang sejarah HAM
3. Mahasiswa dapat mengerti perspektif HAM dalam ajaran Islam.
4. Mahasiswa dapat memahami konsep demokrasi dalam Islam
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat demokrasi dalam Islam.
6. Mahasiswa dapat mengetahui kontribusi umat Islam dalam penegakan HAM dan
demokrasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep HAM

HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak dasar alamiah yang dimiliki oleh manusia
sejak lahir seabagai anugerah dari Tuhan. HAM harus dilindungi oleh sebuah negara karena
hak asasi merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi di lindungi oleh
negara, hukum, dan pemerintah demi perlindungan harkat dan martabat sesama manusia.
Adapun beberapa definisi HAM menurut beberapa tokoh:
a. HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh
masyarakat,jadi bukan karena hokum positif yang berlaku, melainkan berdasarkan
martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya karena ia manusia (Frans
Magnis-Suseno).
b. HAM adalah hak hokum yang dimiliki setiap manusia. HAM bersifat universal dan
dimiliki setiap orang, kaya, maupun miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak
tersebut mungkin saja dilanggar tetapi tidak pernah dihapuskan. Hak asasi
merupakan hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. HAM
dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak Negara di dunia (C. de
Rover).
c. HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat da martabat manusia (Pasal
1 butir 1 UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM dan pasal 1 butir 1 No.26 Tahun 2000
tentang pengadilan HAM).
Dengan demikian bahwa pengertian HAM ialah hak dasar yang melekat pada individu
sejak ia lahir secara kodrati yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak
dapat dirampas dan dicabut keberadaannya.
Ciri pokok hakikat HAM:
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli, maupun diwarisi. HAM adalah bagian dari
manusia secara alamiah.

2
b. HAM berlaku bagi manusia tanpa memandang ras, suku, jenis kelamin, agama, dan
bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar.
Hak-hak tersebut dibutuhkan individu untuk melindungi martabatnya sebagai manusia dan
sebagai landasan moral.

2.2 Sejarah HAM

Dilihat dari segi sejarahnya, umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya
HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Tindakan
sewenang-wenang Raja Inggris mengakibatkan rasa tidak puas dari para bangsawan yang
akhirnya berhasil mengajak Raja untuk menyusun perjanjian yang disebut dengan Magna
Charta. Magna Charta berisi antara lain mencanangkan bahwa raja yang tadinya memiliki
kekuasaan absolut (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada
hukum), menjadi dibatasi kekuasaannya dan dapat dimintai pertanggungjawaban di muka
hukum. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum lagi, dan mulai bertanggungjawab
kepada hukum. Sejak saat itu mulai dipraktikkan ketentuan bahwa jika raja melanggar
hukum harus diadili dan harus dipertanggungjawabkan kebijakannya kepada parlemen.
Dengan demikian saat itu mulai dinyatakan bahwa raja terikat pada hukum dan
bertanggungjawab kepada rakyat, walaupun kekuasaan membuat undang-undang pada saat
itu lebih banyak berada di tangannya. Dengan demikian kekuasaan raja mulai dibatasi dan
kondisi ini merupakan embrio bagi lahirnya monarki konstitusional yang berintikan
kekuasaan raja hanya sebagai simbol belaka.
Lahirnya Magna Charta diikuti dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris pada tahun
1689. Pada saat itu mulai ada adagium yang berintikan bahwa manusia sama di muka
hukum. Adagium ini memperkuat dorongan timbulnya demokrasi dan negara hukum. Pada
prinspnya Bill of Rights ini melahirkan prinsip persamaan. Perkembangan HAM selanjutnya
ditandai munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham
Rousseau dan Montesquieu. Selanjutnya pada tahun 1789 lahir pula The French
Declaration, di mana hak-hak lebih rinci lahir yang kemudian melahirkan The Rule of Law.
Dalam The French Declaration antara lain disebutkan tidak boleh ada penangkapan
dan penahanan yang semena-mena, termasuk penangkapan tanpa alasan yang sah dan
penahanan tanpa surat perintah, yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah. Di samping itu

3
dinyatakan juga adanya presumption of innocence, artinya orang-orang yang ditangkap,
kemudian dituduh dan ditahan, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah. Dalam deklarasi
ini juga dipertegas adanya freedom of expression, freedom of religion, the right of property
dan hak-hak dasar lainnya. Semua hak-hak yang ada dalam berbagai instrumen HAM
tersebut kemudian dijadikan dasar pemikiran untuk melahirkan rumusan HAM yang
bersifat universal, yang kemudian dikenal dengan The Universal Declaration of Human
Rights yang disahkan oleh PBB pada tahun 1948.

2.3 Perspektif HAM dalam Ajaran Islam

Hak Asasi Manusia pada dasarnya adalah anugerah terbesar dari Allah SWT, menjalankan
tugas dan fungsi Kalifatullah tanpa membeda-bedakan manusia. Hanya sedikit yang meyakini
bahwa hukum Islam tidak memuat hak asasi manusia atau rumusan konsep hak asasi manusia,
tetapi hanya aturan kewajiban dan kewajiban ketaatan kepada Allah SWT.

Hak asasi manusia dalam hukum Islam tidak hanya mengakui hak-hak sesama manusia
(huququl ibad), tetapi hak-hak tersebut didasarkan pada kewajiban manusia untuk mengabdi
kepada Allah SWT (haququllah). Hukum Islam menetapkan prinsip-prinsip utama
perlindungan hak asasi manusia yang relevan dengan tujuan hukum Islam. HAM dalam Islam
didasarkan pada aksi manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Seluruh hak merupakan
kewajiban bagi setiap orang yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW pernah bersabda
"Sesungguhnya darahmu, Hartamu, dan Kehormatanmu haram atas kamu" (H.R Bukhari dan
Muslim). Dalam Islam memiliki pandangan yang bersifat 'theosentris'yaitu Tuhan yang Maha
Tinggi dan kita sebagai manusia mengabdi kepadanya. Hak Asasi dalam dunia Islam
bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist. Al-Qur'an menjadi pedoman utama untuk kesadaran
manusia bahwa harus mematuhi perintah Allah SWT. Jadi, mengakui hak hak antar manusia
menjadi sebuah kewajiban dalam melaksanakan perintah-Nya.

Dalam perspektif pendidikan islam sendiri hak asasi manusia memiliki keserasian yaitu
berorientasi pada terbentuknya kepribadian serta akhlak yang luhur dengan menanamkan
nilai-nilai toleransi pada masyarakat sejak dini yang berkelanjutan dengan mengembangkan
rasa saling pengertian dan menghormati hak-hak orang lain. Islam dan Hak Asasi Manusia
saling keterkaitan, karena Islam sangat peduli terhadap masalah hak asasi manusia, dan

4
memberikan jaminan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang menyangkut masalah hak asasi
manusia.

Hak asasi manusia dalam menegakan HAM di Indonesia sebenarnya sudah disinggung
oleh para founding father Indonesia dalam merumuskan naskah Undang Undang Dasar
(UUD) Republik Indonesia 1945.

Ayat Al-Qur’an mengenai HAM terdapat pada (Q.S An-Nahl:90)

٩٠ َ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ يَْأ ُم ُر بِ ْٱل َع ْد ِل َوٱِإْل حْ ٰ َس ِن َوِإيتَٓاِئ ِذى ْٱلقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن ْٱلفَحْ َشٓا ِء َو ْٱل ُمن َك ِر َو ْٱلبَ ْغ ِى ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬

Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."

2.4 Konsep Demokrasi dalam Islam

Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip prinsip
Islam ke dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi. Teori politik Islam menyebutkan
tiga ciri dasar demokrasi Islam: pemimpin harus dipilih oleh rakyat, tunduk pada syariah, dan
berkomitmen untuk mempraktekkan "syura", sebuah bentuk konsultasi khusus yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat ditemukan dalam berbagai hadits dengan komunitas
mereka.

Islam tidak menerima demokrasi secara mutlak dan juga tidak menolaknya secara
mutlak. Dalam demokrasi kekuasaan legislatif (membuat dan menetapkan hukum) secara
mutlak berada di tangan rakyat. Sementara dalam sistem Syura (Islam) kekuasaan tersebut
merupakan wewenang Allah, yaitu pemegang kekuasaan tertinggi. Wewenang manusia hanya
menjabarkan dan merumuskan hukum sesuai dengan prinsip yang digariskan Tuhan serta
beritjihad untuk sesuatu yang tidak diatur oleh ketentuan Allah SWT. Jadi Allah berposisi
sebagai al- Syari’ (legislator) sementara manusia berposisi sebagai faqih (yang memahami
sesuai batasan kemampuannya dan menjabarkan hukum-Nya)

Menurut Aristoteles, setelah Tuhan menciptakan alam, dia membiarkanya. Dalam


filsafat Barat, manusia memilki kewenangan legislatif dan eksekutif. Sementara dalam
pandangan Islam , Allah yang pemegang otoritas tersebut.

5
Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi sebagai berikut :

1. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat


(warga negara).
2. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
3. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
4. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).
5. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.

Terdapat pada Ayat Al-Qur’an

1) َ ‫ارفُ ْوا ۚ اِنَّ اَ ْك َر َم ُك ْم عِ ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِنَّ هّٰللا‬ ُ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َه ا ال َّناسُ ِا َّنا َخلَ ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
َ ‫ش ع ُْوبًا َّو َق َب ۤا ِٕى َل لِ َت َع‬
‫َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر‬
Artinya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

2.5 Manfaat Demokrasi dalam Islam

1. Islam mengajarkan musyawarah


Di dalam islam musyawarah itu penting agar menghargai dan menerima perbedaan
pendapat sesama umat. Sehingga dapat menerima keputusan dengan lapang dada.
2. Menjunjung tinggi kebenaran
Islam memberi kebebasan umatnya untuk berpendapat, hal yang penting ketika
berpendapat harus berlandaskan pada kebenaran.
3. Mengajarkan pentingnya tanggungjawab
Dalam islam pemimpin harus memiliki tanggungjawab agar dapat menjadi contoh
yang baik bagi umatnya.

6
4. Meningkatkan rasa empati antar umat
Manusia sebagai makhluk sosial harus memiliki sifat tolong menolong dan kasih
sayang pada sesamanya. Maka dengan ada rasa empati bisa mencegah terjadi
keributan.
5. Terciptanya komunikasi yang baik
Komunikasi itu sangat penting agar dapat terciptanya musyawarah yang baik dan
dapat menghasilkan keputusan yang tepat. Dengan adanya komunikasi yang baik
sesama umat dapat menghindarkan kesalahpahaman yang memicu adanya pertikaian.

2.6 Konstribusi Umat Islam dalam Penegakan HAM dan Demokrasi

1. Ikut menciptakan UUD 1945

Peran umat islam dalam menegakkan HAM dan demokrasi salah satunya adalah ikut
merumumuskan uud sebagai norma sistem politik dan hukum di Indonesia. Salah satu contoh
pasal yang terdapat di UUD 1945 tentang HAM adalah sebagai berikut Menurut UU Nomor
39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. dan tentang demokrasi pada pasal 1 ayat 2
dan 3 yang berbunyi "Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD” dan “Negara
Indonesia adalah negara hukum”.

2. Terciptanya UU perkawinan

Alasan adanya undang undang tentang perkawinan adalah agar melindungi hak anak dan
terciptanya perkawinan yang sehat dan sejahtera. Diharapkan dengan adanya undang undang
ini maka dapat mengurangi angka kasus pernikahan usia dini dan kekerasan dalam rumah
tangga. Pemerintah indonesia berharap dengan adanya undang undang ini dapat menjamin
hak dasar manusia dalam mendapatkan kebahagiaan di keluarga.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

A. KONSEP HUKUM, HAM, DAN DEMOKRASI ISLAM

A). Konsep hukum

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan.

B. Konsep HAM HAM adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki sejak berada dalam
kandungan dan setelah lahir ke dunia (kodrat) yang berlaku secara universal dan diakui oleh
semua orang.

C). Konsep demokrasi islam

Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip Islam ke
dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi.

B. SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM

1. Al-qur'an

2. Hadist

3. Ijtihad

C. FUNGSI HUKUM ISLAM DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

1. Fungsi ibadah

2. Fungsi amr ma'ruf nahil munkar

3. Fungsi zawajir (penjeraan) 4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah

8
D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERUMUSAN DAN PENEGAKAN HUKUM
DI INDONESIA

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan" menjelaskan bahwa Kelahiran


Undang-undang perkawinan telah mengalami rentetan sejarah yang cukup panjang

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memperkokoh keberadaan


pengadilan agama.

3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah memberikan
landasan untuk mewujudkan peradilan agama yang mandiri, sederajat dan memantapkan serta
mensejajarkan kedudukan peradilan agama dengan lingkungan peradilan lainnya.

4. Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat

3.2 SARAN

HAM dan Demokrasi dalam Islam merupakan aspek penting bagi umat Islam. Adanya
HAM tentu bisa menjamin keberlangsungan hidup manusia dengan adil dan aman. Ham dan
Demokrasi Islam tentu merupakan hal yang saling berkaitan karena demokrasi pasti akan
menjunjung tinggi hak rakyat untuk ikut andil dalam pembuatan keputusan dan kebijakan
negara dan tunduk pada syariah.Kami para mahasiswa yang berwawasan kemanusiaan dan
berwawasan Islam berusaha menggali informasi dan pengetahuan tentang hak asasi manusia
dan demokrasi. Latar belakang topik diskusi kami adalah amanat pendidikan agama Islam
tentang hak asasi manusia dan demokrasi dalam Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Khakim, Abdul. "Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pendidikan Islam." Evaluasi: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam 2.1 (2018): 371-381.

Yuliati, Reny. "Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Partisipasi Politik Dan Kehidupan
Demokrasi." Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi 2.02 (2017): 54-59.

Choiriyah, Choiriyah, and Zhila Jannati. "Dakwah Dan Demokrasi: Analisis Tentang Kontribusi
Dakwah Dalam Penegakan Demokrasi." Jurnal Komunikasi Islam dan Kehumasan (JKPI) 4.2 (2020):
53-68.

10

Anda mungkin juga menyukai