DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal.Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Tujuan………………………………………………………………………………...1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak lahir yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun. Hak asasi merupakan sebuah
bentuk anugrah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling mendasar
dalam hidup manusia yang paling berharga. Hak asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap
individu dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya hak asasi juga tidak lepas dari control
bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tannnpa
membeda bedakan suku golongan, keturunan, jabatan, agama dan lain sebagainya antara setiap
manusia yang hakikatnya adalah sama sama makhluk ciptaan Tuhan.
Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai makhluk ciptaan
Tuhan harus saling menjaga menghormati hak asasi masing-masing individu. Namun pada
kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di Negara ini masih banyak bentuk pelanggaran
HAM yang sering kita temui.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia, serta mengetahui ruang lingkup
HAM
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan tujuan Hak Asasi Manusia.
3. Untuk mengetahui factor-faktoryang mempengaruhi kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
4. Untuk mengetahui yang termasuk pelanggaran Hak Asasi Manusia.
5. Untuk mengetahui cobtoh kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang pernah ada di
Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara definitive, “hak” merupakan uinsur normative yang berfungsi sebagai pedoman
berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia
dalam menjaga harkat dan martabatnya. Ada beberapa istilah asing yang kita kenal sehubungan
dengan hak asasi manusia, antara lain:
Semua ini diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sebagai hak-hak kemanusiaan atau hak
asasi manusia. (Pandji: 2006: 83-84).
Hak asasi manusia menurut Tilaar (2001) adalah hak-hak yang melekat pada diri
manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.
Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai satu anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati, dijaga, dan
dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara. Dalam salah satu dokumen PBB kita
2
menemuka arti hak asasi manusia yaitu: “Human rights could be generally define as those rights
which are inherent in our nature and without it we cannot live as human belings.”
Arti dalam Bahasa Indonesia adalah hak-hak yang bersifat melekat yang secara alamiah
manusia tidak bias hidup tanpa adanya hak-hak tersebut.
Menurut UU No 39 tahun 1999 (UU HAM), Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerahnya, yang wajib dijunjung tinggi, dihormati, dan dilindungi oleh negara,
hokum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Menurut Prof. Dardji Darmodihardjo, hak asasi manusia adalah hak-hak dasar atau
pokok-pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esadan
menjadi dasr dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain. Menurut Prof. Padmo Wahyono,
hak asasi manusia adalah hak yang memungkinkan orang hidup berdasarkan suatu harkat dan
martabat tertentu. (Pandji: 2006:84).
Sampai saat ini sebenarnya belum ada pengertian yang baku tentang definisi atau
pengertian hak asasi manusia. Mengingat hak asasi manusia bersifat universal maka pandangan
yang mempertentangkan HAM yang berasal dari budaya barat dan HAM budaya timur adalah
sangat tidak relevan karena sifat dari HAM yang melekat pada diri manusia termasuk sifat
universalnya sendiri.
HAM sering didefinisikan sebagai hak-hak yang demikian melekat pada sifat manusia,
sehingga tanpa hak-hak itu kita mungkin mempunyai martabat sebagai manusia (inherent
dignity). Dan karena itu pula dikatakan bahwa hak-hak tersebut tidak dapat dicabut(inalienable)
dan tidak boleh dilanggar(inviolable).
“…recognition of the inherent dignity and of the equal and inalienable rights of all members of
the human family…”
3
Kata equal disini menunjukkan tidak boleh adanya diskriminasi dalam perlindungan
negera atau jaminan negara atas hak-hak individu tersebut. Karakteristik inilah yang
membedakan HAM dan hak-hak lain yang diberikan oleh hokum (legal rights).
Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama. Dengan pengakuan akan
prinsip dasar tersebut, setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi manusia. Jadi,
kesadaran akan adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka
adalah sama dan sederajat.
Kondrat manusia adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa
membedakan ras, agama, suku, Bahasa, dan sebagainya.
Semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena
itu dihadapkan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.
Berdasarkan pengertian hak asasi manusia, maka dapatlah kita lihat 3 ciri pokok dari hakikat hak
asasi manusia, yaitu:
HAM itu universal, karena hak-hak ini melekat pada manusia. Dan karena manusia itu
pada dasarnya tidak boleh ada perbedaan dalam pemberian jaminan atau perlindungan HAM.
Karena itu pulalah maka UDHR maupun ESCR Covenant dan CPR Covenant sangat
menekankan kepada hak asasi tidak boleh adanya diskriminasi dalam bentuk apapun (race,
colour, sex, language, religion, political, or other opinion, national or social origin, property,
4
birth, or other status). Namun dalam kenyataan terdapat perbedaan penerapan asas ini, dank
arena it uterus menerus dicari garis pembatas untuk membedakan antara “justified
discrimination” dan “unjustified discrimination” (Mardjono:hal 7-9).
1. HAM adalah alat untuk melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-wenangan.
3. HAM mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin
bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar.
5
- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll.
- Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Istilah hak asasi manusia bermula dari barat yang dikenal dengan Right of man untuk
menghentikan natural right. Karena istilah right of man tidak mencakup right of women. Maka
oleh Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah Human right yang lebih universal dan netral.
Istilah natural right berasal dari konsep John Locke (1632-1704) mengenai hak-hak alamiah.
John Locke menggambarkan bahwa kehidupan manusia yang asli sebelum bernegara memiliki
hak-hak dasar perorangan yang alami, yang meliputi hak untuk hidup, hak kemerdekaan, dan hak
milik. Setelah bernegara, hak-hak dasar itu tidak lenyap tetapi harus dijamin dalam kehidupan
bernegara.
Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya muncul karena inisiatif
manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat tindakan sewenang-wenang
penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, dan kedzaliman(tirani). Perkembangan
pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam.
Asal usul historis konsepsi HAM dapat ditelusuri hingga ke masa Yunani dan Romawi,
dimana ia memiliki kaitan yang erat dengan doktrin hokum alam pra modern dari Greek Stoicism
(Stoisisme Yunani) yakni sekolah filsafat yang didirikan oleh Zeno di Citium yang antara lain
berpendapat bahwa kekuatan kerja yang universal mencakup semua ciptaan dan tingkah laku
6
manusia, oleh karenanya harus dinilai berdasarkan skepada dan sejalan dengan hokum alam.
(Satya Arinanto: 2008:67). Dari latar belakang sejarah HAM tersebutmulailah terjadi
perkembangan dan pemikiran HAM tersebut. Perkembangan dan pemikiran tersebut kita uraikan
seperti:
Perjuangan nabi Musa dalam membebaskan umat Yahudi dari perbudakan. Hokum
Hammurabi di Babylonia yang memberi jaminan keadilan bagi warga negara. Filsuf Yunani
(Socrates, Plato, Aristoteles) para filsuf Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manusia.
Mereka mengajarkan untuk mengkritik pemerintah yang tidak berdasarkan keadilan, cita-cita dan
kebijaksanaan. Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita dan
wanita dari penindasan bangsa Quraisy.
1. Hukum Hammurabi
Hammurabi dari kata Ammu “saudara laki-laki phak ayah”, dan Rapi “seorang penyembuh”
adalah raja keenam dari Dinasti Babilonia pertama (memerintah 1792-1750 SM) dan ia mungkin
juga Amaraphel raja dari Sinoar.
7
dukun yang pasiennya meninggal ketika sedang dioperasi dapat kehilangan tangannya
(dipotongnya). Seorang yang berhutang dapat bebas dari hutangnya dengan memberikan istri
atau anaknya kepada orang yang menghutanginya untuk selang waktu selang waktu 3 tahun.
2. Piagam Madina
Piagam madinah dalam bahasa Arab, Shahifatul Madinah jga dikenal dengan sebutan sebutan
Konstitsi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang
merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum
penting di Yathrib di tahun 622. Dokumen tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama
untk menghentikan pertentangan sengit Bani’Aus Bani Khazraj di Madinah bagi kaum Muslim,
kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas pangan Madinah, sehingga membuat mereka menjadi
suatu kesatuan komunitas, yang dalan bahasa Arab disebut Ummah.
8
diperiksa selambat-lambatnya dalam dua hari sudah ia tangkap. Apabila
pejabat polisi menahan orang dan orang tersebut tidak bersalah, maka kepada
orang tersebut harus dibayar.
3. The International Bill Of Rights Di Inggris
Kekuasaan berpindah dari raja ke parlemen, dan jaminan bagi warga
negara inggris. Ketentuan ini lahir sebagai reaksi revolusi tanpa
pertmbuhan darah (glorios revolution) pada tahn 1688, yaitu
menundukkan monarki dibawah kekuasaan parlemen inggris. Inti yang
terdapat didalamnya adalah sebuah undang-undang yang menyatakan hak-
hak dan kebebasan warga negara dan menentukan pergantian raja.
(Pandji:2006:86)
Bill of rights ini merpakan undang-undang yang diterima parlemen
inggris, yaitu tentang
- Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen
- Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat
- Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seijin
parlemen
- Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja. (winarno:2007:133)
4. Declaration Of Independence Di Amerika Serikat (1776)
Deklarasi kemerdekaan merupakan alasan masyarakat amerika untuk
melepaskan diri dari kekuasaan inggris yang terjadi pada tahun 1776. Isi
deklarasi ini diambil dari ajaran John Locke dan para filsuf prancis.
Diantaranya Montesquieu dan JJ Rosseau, maka tidak heran jika
rumusannya tidak jauh berbeda dengan rumusan prancis(Pandji:2006:86)
Deklarasi proklamasi amerika serikat terkenal karena memuat pernyataan
hak-hak asasi manusia “we hold these truth to be self evident, that all men
are creted, that they are endowed by their creator with certain unalienable
rights, that among these are life, liberty and the pursuit of happiness.”
Perjuangan pergerakan hak asasi manusia di amerika didasari pemikiran
John locke tentang hak-hak alamiah. Seperti hak hidup (life), hak
kebebasan (liberty), dan hak milik (property). Dasar inilah yang kemudian
9
dijadikan landasan bagi pengakuan hak asasi manusia yang terlihat dalam
declaration of independence of the united states (Winarno: 2007:133)
5. Declaration Des Droits De l’home Me At Du Citoyen Di Prancis (1789)
Ini adalah naskah pernyataan mengenai hak-hak asasi manusia dan warga
negara di Prancis. Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan
dalam naskah pada awal revolusi Prancis pada tahun 1789, sebagai
pernyataan tidak puas dari kaum borjuis dan rakyat terhadap kesewenang-
wenangan Raja Lois XVI.
Ini merupakan refleksi dari cita-cita yang mendasari revolusi prancis dan
merpaka ketentuan yang lengkap dari prinsip-prinsip pemerintahan
konstitusional dan rul of law. Adapun pasal-pasal yang penting adalah
pasal yang berisikan tentang hak-hak dasar seorang selaku warga negara.
(Pandji:2006:133).
Revolusi prancis ini dikenal sebagai perjuangan penegakkan HAM di
Eroopa. Dalam revolusi ini, muncul semboyan Liberty, Egality dan
Fraternity (kebebasan, persamaan dan persaudaraan). Pada tahun 1791
deklarasi ini dimasukkan kedalam konstitusi prancis. (Winarno:2007:133).
6. Atlantic Charta Atau Empat Kebebasan Roosevelt (1941)
Atlantic charta muncul pada saat terjadinya perang dunia II yang
dipelopori oleh F.D. Roosevelt yang menyebutkan The Fur Freedom
(empat macam kebebasan) yaitu:
- Freedom of speech and expression. (kebebasan berbicara dan
mengeluarkan pikiran)
- Freedom of religion. (kebebasan beragama)
- Freedom of want. (kebebasan dari kemelaratan)
- Freedom from fear. (kebebasan dari rasa ketakutan)
7. The Universal Declaration Of Human Rights (1948)
Kesemua hal tersebut telah dikembangkan lebih lanjut dalam piagam PBB,
khususnya dalam rangka pemeliharaan perdamaian dan penghormatan
kepada hak-hak dasar manusia dalam batas-batas nasional yang
merupakan kepedulian dari masyarakat internasional. Diantara hasil kerja
10
PBB adalah Rancangan Deklarasi Universal atau Pernyataan Umum
tentang HAM dan konvensi mengenai pencegahan dan penghukuman
terhadap kejahatan permsnahan satu golongan bangsa.
Salah satu tujuan pembentukan Piagam PBB itu adalah untuk memupuk,
melindungi, dan menghormati hak asasi manusia dan kemerdekaan yang
mendasr untuk semua orang tanpa membedakan golongan, bangsa, bahasa,
jenis kelamin, agama dan status lainnya. Pada tahun 1946 PBB
membentuk komisi HAM dengan tugas merumuskan rancangan ketentuan.
Internasional tentang HAM pada tanggal 10 Desembe 1948 melalui
majelis umum PBB diproklamirkanlah. Deklarasi Universal tentang hak
asasi manusia atau universal declaration of human right yang merupakan
hak-hak yang tidak bisa diabaikan atau dirampas dan hak-hak yang tidak
bisa diganggu gugat. Sejak itulah tonggak awal dari sejarah HAM sangat
dijunjung tinggi. (Pandji:2006:87)
Isi pokok dari deklarasi it tertuang dalam Pasal 1 yang menyatakan:
“sekian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak
yang sama. Mereka dikaruniakan akal dan budi, dan hendaknya bergaul
satu sama lain dalam persadaraan.”
Deklarasi tersebut melambangkan komitmen moral dunia internasional
pada hak asasi manusia. Deklarasi ini menjadi pedoman sekaligus standar
minimm yang dicita-citakan umat manusia untuk menciptakan dunia yang
lebih baik dan damai. (Winarno:2007:134).
Deklarasi ini ditindak lanjuti oleh PBB dengan membentuk 2 konvenan
dan 1 protokol yang seluruhnya dinamakan International Bill of Rights,
yaitu:
- Universal declaration of human rights
- International convenant of economic, social and cultural rights
- International convenan of civil and political rights nd optional protocol
of convenan and civil political rights.
11
b. Perkembangan pemikiran HAM
Pemikiran HAM terus berlangsung dalam rangka mencari rumusan HAM yang sesuai
dengan konteks ruang dan jamannya. Secara garis besar perkembangan pemikiran HAM di bagi
menjadi 4 generasi
1. Generasi pertama
Pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM
generasi pertama disebabkan oleh dampak situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya
keinginan negara-negara yag baru merdeka untuk menciptakan tertib hukum yang baru
2. Generasi kedua
Pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis, melainkan juga hak-hak sosial,
ekonomi, politik dan budaya.
3. Generasi ketiga
Keadilan dan pemenuhan hak asasi haruslah dimulai sejak mulainya pembangunan itu
sendiri bukan setelah pembangunan itu selesai. Agaknya pepatah kuno “justice delayed justice
deny” tetap berlaku untuk kita sema
4. Generasi keempat
Pemikiran HAM dipelopori oleh negara-negara di kawasan asia pada tahun 1983.
Melahirkan deklarasi HAM yang disebut “Declaration of the basic Duties of Asia People and
Goverment”.
C. HAM DI INDONESIA
12
HAM di indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI yaitu: pembukaan UUD 1945 (Alinea
I).Bentuk-Bentuk Pelaksanaan HAM yang Ada di Masyarakat
Pelaksanaan hak-hak asasi di dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai pribadi yang berketuhanan Yang Maha Esa, kita yakin bahwa hak-hak asasi kita
berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Yang artinya Tuhan telah menganugerahkan hak kepada
setiap manusia berupa hak hidup, hak kemerdekaan dan kebebasan, serta hak memiliki sesuatu.
Hingga patutlah kepada seluruh manusia saling menghormati dan menghargai atas setiap hak
asasi yang ada pada setiap manusia.
b. Dalam kehidupan sehari-hari hak asasi mencakup hak untuk mendapat perlakuan yang sopan
baik di tempat kerja, di lingkungan sekolah/kampus, maupun di lingkungan masyarakat pada
umumnya.
c. Mengakui dan menghargai pendapat bersama yang telah dirumuskan dan disetujui dalam
musyawarah walaupun secara pribadi berbeda pendapat.
d. Rakyat rela megorbanikan sebagian hak miliknya demi kepentingan umum dan sebaliknya
pemerintah memberikan ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Setiap masyarakat menghormati dan menghargai hak seseorang untuk dipilih dan memilih
dalam pemilu.
f. Setiap masyarakat mempunyai kebebasan dalam berpendapat dan berpolitik baik dalam bentuk
tulisan maupun orasi, namun yang yang dimaksud adalah kebebasan yang bertanggung jawab.
g. Dalam peradilan, sekalipun tersangka sudah terbukti dalam tindak kejahatannya, namun tetap
diberlakukan asas praduga tak bersalah hal ini untuk menghargai tersangka tersebut akan haknya
dalam mendapat layanan dan perlindungan hukum serta bersamaan kedudukannya dalam hukum.
h. Hak asasi tidak dapat dilaksanakan secara mutlak karena akan melanggar hak-hak asasi orang
lain, sehinga hak-hak asasi dalam pelaksanaannya dibatasi dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku, pada UUD 1945 dan peraturan perundangan lainnya.
1.PELANGGARAN HAM
Dalam UU No. 26 Tahun 2000 mengenai Pengadilan HAM mengemukakan pengertian
pelanggaran HAM dan pengadilan HAM secara jelas.
13
Pengertian Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk juga aparat negara, yang baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, membatasi, menghalangi dan mencabut
hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU dan tidak didapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang benar dan adil, yang
didasarkan pada mekanisme hukum yang berlaku. Dengan demikian Pelanggaran HAM adalah
tindakan pelanggaran kemanusiaan, yang baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi
negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis
dan alasan rasional yang menjadi pijakannya.
Pelanggaran HAM dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu :
1. pelanggaran HAM berat
Pelanggaran HAM berat yaitu meliputi kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan.
2. pelanggaran HAM ringan
Bentuk pelanggaran HAM ringan ialah pelanggaran HAM yang dilakukan selain dari kedua
bentuk pelanggaran HAM berat tersebut.
Contoh Pelanggaran HAM :
-Kejahatan Genosida
Setiap perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memusnahkan atau
menghancurkan seluruh atau sebagian dari kelompok bangsa, kelompok etnis, kelompok agama
dan ras. Kejahatan Genosida dilakukan dengan cara :
(1) Membunuh anggota kelompok, (2) Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggota-anggota kelompok, (3) Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan atau kehancuran secara fisik baik seluruh maupun sebagiannya, (4)
Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan (5)
Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
-Kejahatan Kemanusiaan
Suatu perbuatan yang dilakukan dengan serangan yang meluas dan sistematis. Adapun
serangan yang dimaksud tersebut ditujukan secara langusng terhadap penduduk sipil berupa :
(1) Berupa pembunuhan, (2) Berupa pemusnahan, (3) Berupa perbudakan, (4) Berupa pengusiran
atau pemindahan penduduk secara paksa, dan (5) Berupa perampasan kemerdekaan atau
perampasan kebebasan fisik lain secara secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas)
ketentuan, (6) Berupa penyiksaan, (7) Berupa pemerkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan
kehamilan, pelacuran secara paksa, pemandulan atau sterelisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara, (8) Berupa penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu
atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, kebangsaan, ras, budaya, etnis,
agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
14
dilarang menurut hukum internasional, (9) Berupa penghilangan orang secara paksa, (10) Berupa
kejahatan apartheid, penindasan dan dominasi suatu kelompok ras atau kelompok ras lain untuk
mempertahankan dominasi dan kekuasaannya.
2.PENGADILAN HAM
Pelanggaran HAM dapat dilakukan baik oleh aparatur negara maupun warga negara.
Untuk menjaga pelaksanaan HAM berjalan dengan baik, penindakan terhadap pelanggaran HAM
dilakukan melalui proses peradilan HAM yaitu melalui tahap penyelidikan, tahap penyidikan dan
tahap penuntutan. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus yang berada di lingkungan
pengadilan umum. Sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi rasa keadilan,
sehingga pengadilan atas pelanggaran HAM kategori berat, seperti halnya kejahatan genosida
dan kejahatan terhadap kemanusiaan diberlakukan asas retroaktif. Pelanggaran HAM dengan
kategori berat dapat diadili dengan membentuk pengadilan HAM ad hoc. Pengadilan HAM ad
hoc terbentuk atas usulan dari DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dengan keputusan presiden dan
berada di lingkungan pengadilan umum. Selain pengadilan HAM ad hoc, dibentuk juga Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Komisi ini dibentuk sebagai lembaga ekstrayudisial yang
betugas untuk menegakkan kebenaran untuk mengungkap penyalahgunaan kekuasaan dan
pelanggaran HAM pada masa lampau, melaksanakan rekonsiliasi untuk kepentingan bersama
sebagai bangsa.
Pengadilan HAM berkedudukan di daerah tingakat 1 (provinsi) dan daerah tingkat 2 (kabupaten
atau kota) yang meliputi daerah hukum pengadilan umum yang bersangkutan. Tugas dan
wewenang pengadilan HAM adalah memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat. Selain itu tugas dan wewenang pengadilan HAM memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia oleh warga negara Indonesia yang berada
dan dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara republik Indonesia.
Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah delapan belas (18)
tahun pada saat kejahatan dilakukan. Dalam pelaksanaan pengadilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara pengadilan HAM sebagaimana terdapat
dalam UU pengadilan HAM.
Upaya mengungkap pelanggaran HAM dapat juga melibatkan peran serta masyrakat umum.
Kepedulian warga negara terhadap pelanggaran HAM dapat dilakukan melalui upaya-upaya
pengembangan komunitas HAM atau penyelenggaraan gerakan tribunal (forum kesaksian untuk
mengungkap dan menginvestigasi sebuah kasus secara mendalam) tentang pelanggaran HAM.
E.LEMBAGA HAM
HAM (Hak Asasi Manuasia) merupakan salah satu bagian penting yang wajib dilindungi
oleh hukum dan negara. Untuk menegakkan HAM dan meminimalisir hambatan penegakan
HAM, maka dibuatlah dan ditetapkannya organisasi atau lembaga-lembaga perlindungan HAM
15
oleh pemerintah maupun swasta. Tegaknya HAM akan bersail tanpa bantuan seluruh pihak baik
pemerintah, keluarga, masyarakat, aparat, dan lembaga lain yang berwenang. Berikut ini
merupakan penjelasan beberapa lembaga HAM yang ada di Indonesia, adapun diantaranya
adalah:
1.POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia)
Pada tahun 2002, Polri telah ditetapkan sebagai lembaga yang memberikan perlindungan
HAM rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan ketetapan yang tertuang dalam UU (Undang-
Undang) No. 2 Tahun 2002 “Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk
mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban
masyarakat, tertib dan tegak hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan
masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat, dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia”. Untuk melaksanakan UU tersebut, polisi harus menjaga supremasi HAM dengan
melaksanakan tugas-tugas yang dijelaskan dalam UU yang sama, meliputi:
a. Polri harus menjaga dan melindungi keamanan masyarakat, tata tertib serta penegakan
hukum dan HAM
b. Polri harus menjaga keamanan umum dan hak milik, serta menghindari kekerasan dalam
menjaga tata tertib bermasyarakat dengan menghormati supremasi HAM
c. Polri dalam melakukan pemeriksaan terhadap tersangka harus menghormati asas praduga
tak bersalah sebagai hak tersangka sampai dinyatakan terbukti bersalah oleh pengadilan
d. Polri harus mematuhi norma-norma hukum dan agama untuk menjaga supremasi HAM.
e. Dalam melaksanakan tugasnya terkadang polri harus melakukan kekerasan jika berada
dalam situasi yang kritis dan ini dibenarkan oleh hukum. Meskipun demikian, terdapat
koridor-koridor aturan yang tetap harus dipatuhi oleh polri dalam melakukan kekerasan.
16
asasi manusia. Penjabaran dari fungsi-fungsi ini tertuang dalam Keppres No. 39 Tahun
1999 Pasal 89
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka Komnas Perempuan harus melaksanakan berbagai
kegiatan seperti yang tertuang dalam Pasal 5 pada Keppres yang sama, yakni:
Penyebarluasan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia
dan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan serta penghapusan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan,
Pengkajian dan penelitian terhadap berbagai intrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengenai perlindungan hak asasi manusia perempuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, serta menyampaikan berbagai saran dan pertimbangan kepada pemerintah,
lembaga legislatif dan masyarakat dalam rangka penyusunan dan penetapan peraturan
dan kebijakan berkenaan dengan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala
bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia serta perlindungan dan penegakan hak
asasi manusia bagi perempuan,
Pemantauan dan penelitian, termasuk pencarian fakta, tentang segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan serta memberikan pendapat, saran dan pertimbangan kepada
pemerintah,
Penyebarluasan hasil pemamtauan dan penelitian atas terjadinya segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan kepada masyarakat,
Pelaksanaan kerjasama regional dan internasional dalam rangka meningkatkan upaya
pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dalam rangka
mewujudkan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
17
KPAI memiliki fokus untuk melindungi HAM anak-anak. Didirikannya lembaga ini didasarkan
pada UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas perlindungan terhadap anak. Tugas dari KPAI tertuang pada Pasal 76 dalam UU yang
sama, meliputi:
1. Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan perlindungan anak,
2. mengumpulkan data dan informasi,
3. menerima pengaduan masyarakat,
4. melakukan penelaahan,
5. pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaran perlindungan anak,
6. Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka
perlindungan anak.
Terdapat beberapa aspek hak-hak anak yang harus dilindungi baik oleh pemerintah, negara,
keluarga, lembaga sosial, maupun orangtua seperti tertuang dalam Pasal 42 sampai Pasal 71 UU
No. 23 Tahun 2002 yang secara garis besar berisi tentang:
-Hak Agama, Untuk melindungi hak anak yang terkait agama maka diperlukan perlindungan
berupa pembinaan, pembimbingan, dan pengamalan ajaran agama bagi anak
-Hak Kesehatan, Upaya perlindungan kesehatan anak dilakukan secara komprehensif meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan dasar
maupun rujukan
-Hak Pendidikan, Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak tanpa kecuali dan
dilindungi dari tindak kekerasan yang terjadi di sekolah -Hak Sosial, Dalam hal ini hak yang
dimaksud adalah pelindungan terhadap anak-anak terlantar baik yang berada di dalam lembaga
maupun di luar lembaga
-Hak Perlindungan Khusus, Hak perlindungan yang satu ini ditujukan kepada anak-anak yang
menjadi pengungsi, korban kerusuhan, korban bencana alam, dan dalam situasi konflik
bersenjata.
5. Pengadilan HAM
Pada tahun 2000 dibentuklah Pengadilan HAM melalui UU No. 26 Tahun 2000.
Pengadilan ini dibentuk secara khusus untuk mengadili jenis-jenis pelanggaran HAM.
Pengadilan HAM berkedudukan di kota atau kabupaten yang mana daerah hukumnya meliputi
daerah hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Adapun lingkup kewenangan Pengadilan
HAM dalam peraturan tersebut adalah:
1. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat (Pasal 4),
18
2. Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara peanggaran hak asasi
manusia yang berat yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara Republik
Indonesia oleh warga negara Indonesia (Pasal 5),
3. Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18
(delapan belas) tahun pada saat kejahatan dilakukan (Pasal 6).
4. Pelanggaran hak asasi manusia yang berat seperti yang dimaksud dalam ketentuan ini
meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kejahatan Genosida, Kejahatan yang dimaksud disini adalah setiap perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama dengan berbagai cara-cara seperti yang
tertuang dalam Pasal 8.
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, Dalam hal ini kejahatan yang dimaksud adalah satu
perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil,
adapun penjabaran tindakannya juga tertuang dalam pasal yang sama yaitu Pasal 8.
6.Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dibentuk Pada tahun 2004 melalui UU No. 27 Tahun
2004. Keberadaan komisi ini juga menitik beratkan pada pelanggaran ham yang berat selain
berupaya dalam rekonsiliasi. Dalam ketetapan tersebut, tujuan dari dibentuknya komisi ini
tertuang dalam Pasal 3, yaitu:
Menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi pada masa lalu di
luar pengadilan, guna mewujudkan perdamaian dan persatuan bangsa, dan
Mewujudkan rekonsiliasi dan persatuan nasional dalam jiwa saling pengertian.
Adapun tugas-tugas Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi tertuang dalam Pasal 6 yang
dijabarkan seperti di bawah ini:
Menerima pengaduan atau laporan dari pelaku, korban, atau keluarga korba yang
merupakan ahli warisnya,
Melakukan penyelidikan dan klarifikasi atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat,
Memberikan rekomendari kepada Presiden dalam hal permohonan amnesti,
Menyampaikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam hal pemberian kompensasi
dan/atau rehabilitasi, dan
Menyampaikan laporan tahunan dan laporan akhir tentang pelaksanaan tugas dan
wewenang berkaitan dengan perkara yang ditanganinya, kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat dengan tembusan kepada Mahkaah Agung.
19
Nasution, S. H dan tidak luput dari dukungan Gubernur Jakarta yang menjabat pada saat itu yaitu
Ali Sadikin. Yayasan ini bertujuan untuk mendukung kinerja LBH yang tersebar di berbagai
provinsi di Indonesia. YLBHI memberikan bantuan hukum kepada rakyat miskin untuk
memperjuangkan hak-haknya sebagai korban pelanggaran HAM. Adapun visi yang diusung oleh
YLBHI untuk memberikan bantuan hukum kepada rakyat miskin seperti diuraikan di bawah ini:
Terwujudnya suatu sistem masyarakat hukum yang terbina di atas tatanan hubungan
sosial yang adil dan beradab/berperikemanusiaan secara demokratis,
Terwujudnya suatu sistem hukum dan administrasi yang mampu menyediakan tata cara
(prosedur-prosedur) dan lembaga-lembaga melalui mana setiap pihak dapat memperoleh
dan menikmati keadilan hukum,
Terwujudnya suatu sistem ekonomi, politik dan budaya yang membuka akses bagi setiap
pihak untuk turut mentukan setiap keputusan yang berkenaan dengan kepentingan mereka
dan memastikan bahwa keseluruhan sistem itu tetap menghormati dan menjunjung tinggi
HAM.
20
melakukan academic research guna mengembangkan bahan ajar pada ilmu tentang
peradilan,
d. Bidang Advokasi, BKBH juga memberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin
untuk perkara di pengadilan dan membebaskannya dari biaya perkara.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah yang berjudul Hak Asasi
Manusia ini antara lain :
1. Latar belakang sejarah munculnya ide tentang hak asasi manusia yang berlaku saat ini berakar
sejak era Perang Dunia II. Pembunuhan dan kerusakan dahsyat yang ditimbulkan Perang Dunia
II menggugah suatu kebulatan tekad untuk membangun sebuah organisasi internasional yang
sanggup meredakan krisis internasional serta menyediakan suatu forum untuk diskusi dan
mediasi.
2. Sejarah perjuangan hak asasi manusia di Indonesia dimulai dengan perjuangan kemerdekaan
melawan penjajah, Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan
puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia diikuti dengan penetapan Undang-
Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, dan rumusan hak asasi manusia dalam
sejarah ketatanegaraan Indonesia secara eksplisit juga telah dicantumkan dalam Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Serikat dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
3. HAM/Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga
negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan
status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Pembagian hak asasi manusia menurut
macam dan jenisnya yaitu Hak asasi pribadi, politik, hukum, ekonomi, peradilan, dan sosial
budaya.
4. Hak asasi manusia tidak dapat dilaksanakan secara mutlak. Ini berarti bahwa prlaksanaannya
harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pada Undang-Undang Dasar 1945 dan
peraturan perundangan yang lainnya. Pelaksanaan yang mutlak akan melanggar hak-hak asasi
orang lain.
5. Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakatnya,
khususnya keadilan sosial. Pembukaan UUD 1945 memuat prinsip-prinsip rule of law, yang pada
hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap ‘’rasa keadilan’’ bagi rakyat Indonesia.
Dengan kata lain, pembukaan UUD 1945 memberi jaminan adanya rule of law dan sekaligus rule
22
of justice. Prinsip-prinsip rule of law di dalam pembukaan UUD 1945 bersifat tetap dan
instruktif bagi penyelenggara negara, karena pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah
fundamental Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat madani (civil society) adalah kondisi suatu komunitas yang jauh dari monopoli
kebenaran dan kekuasaan. Kebenaran dan kekuasaan adalah milik bersama
23
DAFTAR PUSTAKA
Beny, septian. 2013. Makalah hak asasi manusia dan rule of law. Di
makalahhamdanruleoflaw.blogspot.com/2013/04/makalah-hak-asasi-manusia-dan-rule-
of.html?m=1
Lasa dkk. LKS Gita SMU PPKn. Hak Asasi Manusia. PT. Pabelan. Surakarta.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka.Jakarta
A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, 2011. Pendidikan Kewarganegaraan (Demokrasi, Hak Asasi
Manusia dan Masyarakat Madani). Yang Menerbitkan Kencana Prenada Media Group : Jakarta.
24