Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA


DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH :
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PEMBIMBING :
H. Wuryantoyo, M.Pd.

DI SUSUN OLEH:
1. Ade Khoirul Ikhsan ( 161120001788 )
2. Nurhana ( 161120001814 )
3. Arum Mutmainah ( 161120001818 )

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLOTUL ULAMA’ JEPARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
taufik hidayahNYa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul HAK
ASASI MANUSIA dengan lancar dan baik. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca pada umumnya.
Harapan penulis mudah–mudahan makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca. Saya akui makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam kata-kata maupun
dalam penulisan makalah ini. Untuk itu diharapkan bagi pembaca untuk memberi
masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah yang baik dan benar.

2
Daftar isi

1. JUDUL MAKALAH.............................................................................................. 1

2. KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

3. DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

4. BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

Latar Belakang ...................................................................................................... 4


Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
5. BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 5

A. Pengertian Hak Asasi Manusia ......................................................................... 6

B. Macam-Macam HAM....................................................................................... 7

C. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia...................................................... 8

D. Hubungan HAM dan UUD 1945....................................................................... 16

E. Pemahaman HAM dalam pancasila................................................................... 17

F. Ham dalam UUD NRI th 1945........................................................................... 18

6. Bab III Penutup ..................................................................................................... 22

 Saran....................................................................................................... 22

 Kesimpulan............................................................................................. 22

7. Daftar Pustaka........................................................................................................ 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan
sesuatu yang harus diperoleh.Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali
dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi
dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu
diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM
terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
            Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan.Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia.Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena
pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak
tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi
diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak
yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak
asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal,
artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun.
Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya
juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama
manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga
kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana

4
atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi
Manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi
yang juga dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri, harkat dan martabat
kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak-
hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak
kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di
dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.
 
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas
sebagai berikut:
 Pengertian Hak Asasi Manusia
 Macam-Macam HAM
 Sejarah dan Perkembangan Hak Asasi Manusia.
 Pemahaman ham dalam pancasila
 Ham dalam UUD NRI th 1945

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No. 39
tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan “Negara Republik
Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar
manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari
manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.”
Hak asasi manusia dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang dimiliki
setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti
bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat
dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak dapat dicabut oleh
suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu terjadi maka manusia
kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan.Hak asasi
mencangkup hak hidup,hak kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki sesuatu. Ditinjau
dari berbagai bidang, HAM meliputi :

a. Hak asasi pribadi (Personal Rights)


    Contoh : hak kemerdekaan, hak menyatakan pendapat, hak memeluk agama.
b. Hak asasi politik (Political Rights) yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara
    Misalnya : memilih dan dipilih, hak berserikat dan hak berkumpul.
c. Hak asasi ekonomi (Property Rights)
   Misalnya : hak memiliki sesuatu, hak mengarahkan perjanjian, hak bekerja dan   
   mendapatkan hidup yang layak.
      d. Hak asasi sosial dan kebuadayaan (Sosial & Cultural Rights).
    Misalnya : mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pensiun,     
    hak mengembangkan kebudayaan dan hak berkspresi.
e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan Pemerintah  
   (Rights Of Legal Equality)
      f. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.

6
B. Macam-Macam HAM

1. Hak asasi pribadi(personal right) Contohnya :


Hak mengemukakan pendapat
Hak memeluk agama
Hak beribadah
Hak kebebasan berorganisasi/berserikat

2. Hak asasi ekonomi (property right) Contohnya :


Hak memiliki sesuatu
Hak membeli dan menjual
Hak mengadakn suatu perjanjian/kontrak
Hak memilih pekerjaan

3.Hak asasi untuk mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam keadilan
hukum dan pemerintahan(right of legal equality) Contohnya :

Hak persamaan hukum


Hak asas praduga tak bersalah
Hak untuk diakui sebagai WNI
Hak ikut serta dalam pemerintahan
Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu
Hak mendirikan partai politik

4. Hak asasi politik(political right)


Hak untuk diakui sebagai WNI
Hak ikut serta dalam pemerintahan
Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu
Hak mendirikan partai politik

5.Hak asasi sosial dan budaya(social and cultural right)

7
Hak untuk memilih pendidikan
Hak mendapat pelayana kesehatan
Hak mengembangkan kebudayaan

6. Hak asasi untuk mendapat perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
hukum(procedural right)
Hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan, penangkapan,
peradilan dan pembelaan hukum

C.Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia.

Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsuf Inggris pada
abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat
pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Pada
waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan politik. Sejarah
perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat,
yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.

Piagam Madinah
Kelahiran Piagam Madinah tidakla lepas dari adanya hijrah Nabi Muhamad
SAW dari Makkah ke Madinah, dan merupakan kepanjangan dari dua perjanjian
sebelumnya yaitu bai’at aqabah 1 dan 2. Dan setelah hijrahnya Nabi ke Madinah, maka
muncullah masyarakat Islam yang damai, tentram dan sejahtera di Madinah yang
dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar, dan

8
beberapa kabilah arab dari Yahudi dan kaum musyrik Madinah. Dan setelah itu, maka
Madinah menjadi pusat bagi kegiatan keislaman dan perkembangan dunia Islam.
Dengan tercapainya kesepakatan antar kaum di Madinah, maka semakin
heterogenlah masyarakat yang menduduki Madinah. Selain itu, perjanjian ini juga
menjadi sangat penting bagi diri Nabi sendiri. Piagam madinah ini secara tidak langsung
menunjukkan kapasitas Nabi sebagai seorang pemimpin dan politikus yang ulung,
ditandai dengan :
a.       Keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyatukan umat Islam dalam satu
panji, yaitu Islam, dengan mengabaikan perbedaan suku, ras dan kabilah.
Dan menyatukan hati semua kaum muslimin dalam satu perasaan.
b.      Menjadikan agama sebagai alasan yang paling kuat, sebagai pengerat
antar umat mengalahkan hubungan antar keluarga.
c.       Bahwa ikatan yang terbangun atas dasar agama terdapat didalamnya hak-
hak atas setiap individu, dan tercapainya kedamaian dan ketentraman umat.
d.      Adanya kesamaan hak antara kaum muslimin dan yahudi dalam hal
maslahat umum, dan dibukannya pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang
ingin memeluk agama Islam dan melindungi hak-hak mereka.
Pagam madinah sendiri terdiri dari 70 pasal, dan ditulis dalam 4 tahapan yang
berbeda. Pada penulisan pertama terdapat 28 pasal, yang didalamnya mengatur
hubungan antara kaum muslimin sendiri. Pada penulisan yang kedua ada 25 pasal yang
mengatur hubungan antara umat Islam dan Yahudi. Dan penulisan yang ketiga terjadi
setelah terjadinya perjanjian Hudaibiyah pada tahun ke-2 Hijrah, yang merupakan
penekanan atau pengulangan dari pasal pertama dan kedua. Sedangkan pada tahap yang
keempat ini hanya terdapat 7 pasal dan mengatur hubungan antara kabilah yang
memeluk Islam.

Sejarah ham di Inggris 

Sementara Magna Charta  (1215) sering keliru dianggap sebagai cikal bakal kebebasan
warga negara Inggris  –  piagam ini sesungguhnya hanyalah kompromi pembagian
kekuasaan antara Raja John dan para bangsawannya, dan baru belakangan  kata-kata
dalam piagam ini  – sebenarnya baru dalam Bill of Rights  (1689) muncul ketentuan-
ketentuan untuk melindungi hak-hak atau kebebasan individu. 

9
Tetapi perkembangan ini pun harus dilihat dalam konteksnya. Bill of Rights,
sebagaimana diperikan dengan judulnya yang panjang “An Act Declaring the Rights
and Liberties of the Subject and Setting the Succession of the Crown” (Akta Deklarasi
Hak dan Kebebasan Kawula dan Tara Cara Suksesi Raja), merupakan hasil perjuangan
Parlemen melawan pemerintahan raja-raja wangsa Stuart yang sewenang-wenang pada
abad ke-17. Disahkan setelah Raja James II di paksa turun tahta dan William III serta
Mary II naik ke singgasana menyusul “Revolusi Gemilang” (Glorius Revolution) pada
tahun 1688.

Bill of Rights, yang menyatakan dirinya sebagai deklarasi undang-undang yang ada dan
bukan merupakan undang-undang baru, menundukkan monarki di bawah kekuasaan
Parlemen, dengan menyatakan bahwa kekuasaan Raja membekukan dan
memberlakukan seperti yang di klaim oleh Raja adalah ilegal.  

Undang-undang ini juga melarang pemungutan pajak dan pemeliharaan pasukan tetap
pada masa damai oleh Raja tanpa persetujuan Parlemen. Dalam analisis Marxis,
Revolusi Gemilang tahun 1688 dan Bill of Rights  yang melembagakannya adalah
revolusi borjuis: revolusi ini hanya menegaskan naiknya kelas bangsawan dan pedagang
diatas monarki.(Scott Davidson, Hak Asasi Manusia, PT. Temprint, Jakarta, 1994, hlm.
3)

Demikianlah, sebagian besar undang-undang ini merupakan pengaturan konstitusional


yang melindungi kepentingan satu kelompok. Namun, para sejarahwan partai Whig
menganggap Bill of Rights  sebagai kemenangan kebebasan atas despotisme dan
sebagai perlindungan bagi kaum laki-laki Inggris (kaum wanita tak banyak bersuara
dalam hal ini) terhadap pemerintahan absolut dan sewenang-wenang. (Ibid)

Kedua pandangan ini ada benarnya,  karena  Bill of Rights  tidak hanya menjamin
kepentingan kaum borjuis, tetapi juga mengatur hal-hal tertentu yang berciri “hak asasi
manusia”, meskipun pada waktu itu tidak disebut demikian. Undang-undang ini secara
khusus menetapkan bahwa “uang jaminan yang berlebih-lebihan tidak boleh
disyaratkan; demikian pula denda yang berlebih-lebihan tidak boleh dikenakan; dan

10
hukuman yang kejam dan tidak lazim tidak boleh dijatuhkan.”. Lebih lanjut undang-
undang ini menetapkan bahwa “para anggota juru harus dipilih dan dilaporkan dengan
cara yang benar” dan,  bahwa “semua pemberian dan perjanjian mengenai denda serta
tebusan bagi orang-orang tertentu sebelum dijatuhi hukuman adalah ilegal dan batal.” 

Sementara unsur “hak asasi”dari Bill of Rights  itu tampak sedikit dan berat sebelah
karena menguntungkan kelas warga negara tertentu, namun seluruh konteks instrumen
ini adalah sangat penting karena ia mencoba menggantikan tindakan yang tidak diduga-
duga dan ekses absolutisme monarki yang sewenang-wenang dengan legitimasi
konstitusional oleh parlemen. 

Revolusi Gemilang juga penting, karena revolusi ini merupakan suatu preseden yang
menunjukkan bahwa para penguasa dapat disingkirkan atas kehendak rakyat jika
mereka gagal mematuhi persyaratan legitimasi konstitusional. Dalam pandangan ini
John Locke, filsuf politik Inggris abad ke-18, yang berusaha menemukan dasar teoritis
bagi revolusi-revolusi konstitusional pada abad ke-17 dan 18, pemerintahan yang buruk
melanggar kontrak sosial antara para penguasa dengan orang-orang yang diperintahnya,
dan dengan demikian mendorong yang terakhir ini untuk menyingkirkan mereka.(Ibid,
hlm 4)

Sejarah HAM di Amerika Serikat 

Para pemimpin koloni-koloni Inggris di Amerika Utara yang memberontak pada


paruh kedua abad 18 tidak melupakan pengalaman Revolusi Inggris dan berbagai upaya
filosofis dan teoritis untuk membenarkan revolusi itu. Dalam upaya melepaskan koloni-
koloni itu dari kekuasaan Inggris, menyusul ketidakpuasan akan tingginya pajak dan
tiadanya wakil dalam Parlemen Inggris, para pendiri Amerika Serikat  ini mencari
pembenaran dalam kontrak sosial dan hak-hak kodrati dari Locke dan para filsuf
Prancis. 

Sementara cita-cita luhur untuk melindungi kehidupan, kebebasan dan  usaha mengejar
kebahagiaan memadai bagi suatu deklarasi kemerdekaan, namun jelas bahwa hal ini

11
tidak memadai sebagai katalog hak-hak individu yang wajib dilindungi oleh negara.
Deklarasi Hak Asasi Virginia, yang disusun oleh George Mason sebulan sebelum
Deklarasi Kemerdekaan, mencantumkan kebebasan-kebebasan yang spesifik yang harus
dilindungi dari campur tangan negara. Kebebasan ini mencakup, antara lain adalah
kebebasan pers, kebebasan beribadat, dan ketentuan yang menjamin tidak dapat dicabut
kebebasan seseorang kecuali berdasarkan hukum setempat atau berdasarkan
pertimbangan warga sesamanya.( Ibid, hlm. 5 )

Para penyusun naskah Undang-Undang Dasar Amerika Serikat, yang terpengaruh oleh
Deklarasi Virginia rancangan Mason, memasukkan perlindungan hak-hak minimum ini.
Tetapi barulah pada tahun 1791, Amerika Serikat mengadopsi Bill of Rights  yang
memuat  daftar hak-hak individu yang dijaminnya. Hal ini terjadi melalui sejumlah
amandemen terhadap konstitusi. 

Diantara amandemen-amandemen yang terkenal, adalah Amandemen Pertama, yang


melindungi kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan menyatakan pendapat, dan
hak berserikat; Amandemen Keempat, yang melindungi individu terhadap
penggeledahan dan penangkapan yang tidak beralasan; dan Amandemen Kelima, yang
menetapkan larangan memberatkan diri sendiri dan hak atas proses hukum yang benar. 

Amandemen-amandemen berikutnya terhadap Undang-Undang Dasar Amerika Serikat


itu memperluas  Bill of Rights  (misalnya, Amandemen Ketiga belas, yang disahkan
setelah Perang Saudara, melarang praktek perbudakan), sebaliknya, Kongres tidak
pernah menghapus atau menyempitkan hak-hak yang telah tercantum. 

Penyelesaian konstitusional Amerika Serikat pada abad ke-18 pasca kemerdekaan,


dalam berbagai cara, menjadi model yang akan digunakan dalam perjuangan
revolusioner berikutnya. Yang paling jelas terlihat adalah Prancis, dimana Amerika
Serikat secara langsung mempengaruhi revolusi mereka melawan ancien regine (orde
lama). 

12
Sejarah HAM di Prancis 

Meskipun Revolusi Prancis dan perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat  mempunyai


banyak ciri yang sama, ada satu perbedaan yang penting. Kalau koloni-koloni yang
memberontak di Amerika semata-mata berusaha menjadi suatu bangsa yang merdeka
dan berdaulat, kaum revolusioner Prancis bertujuan menghancurkan suatu sistem
pemerintahan yang absolut dan sudah tua serta mendirikan suatu orde baru yang
demokratis. 

Solusi teoretis terhadap masalah ini, yang ditemukan oleh orang Prancis dengan
mengikuti konsep Amerika mengenai legitimasi rakyat, adalah penentuan nasib sendiri.
Dalil sentral konsep ini: kedaulatan suatu negara terletak di tangan rakyat, dan setiap
pemerintah yang tidak tanggap terhadap tuntutan warga negaranya dapat diubah dengan
pernyataan kehendak rakyat. 

Penyelesaian yang terjadi menyusul Revolusi Prancis juga mencerminkan teori kontrak
sosial serta hak-hak kodrati dari Locke dan para filsuf Prancis, Montesquieu dan J.J
Rousseau. Deklarasa Hak Manusia dan Warga negara (1789) memperlihatkan dengan
jelas sekali bahwa pemerintah adalah suatu hal yang tidak menyenangkan yang
diperlukan, dan diinginkan sesedikit mungkin.  

Menurut Deklarasi itu, kebahagiaan yang sejati haruslah dicari dalam kebebasan
individu yang merupakan produk dari “hak-hak manusia yang suci,  tak dapat dicabut,
dan kodrati”.  Jadi, sementara menyatakan dilindunginya hak-hak individu tertentu –
hak atas protes pengadilan yang benar, praduga tak bersalah (presumption of
innocence), kebebasan menganut pendapat dan menganut kepercayaan agama, serta
kebebasan menyampaikan gagasan dan pendapat  –  deklarasi ini mengantarkan hak-hak
ini dengan filsafat kebebasan yang jelas. 

Pasal 2 Deklarasi menyatakan, bahwa “sasaran setiap asosiasi politik adalah pelestarian
hak-hak manusia yang kodrati dam tidak dapat dicabut. Hak-hak ini adalah (hak atas)
Kebebasan (Liberty), Harta (Property), Keamanan (Safety), dan Perlawanan terhadap
Penindasan (Resistance to Oppression). 

13
Sejumlah tema dan konsep yang berulang kali muncul dalam undang-undang hak asasi
manusia berasal dari Revolusi Amerika dan Prancis. Yang paling penting diantaranya
adalah, bahwa hak-hak itu secara kodrati inheren, universal dan tidak dapat dicabut;
hak-hak itu dimiliki oleh individu semata-mata karena mereka adalah manusia dan
bukan karena mereka adalah kawula hukum suatu negara.  

Kedua, perlindungan terbaik terhadap hak-hak itu terdapat di dalam kerangka yang
demokratis. Konsep penentuan nasib sendiri yang bersifat politis  yang dirumuskan oleh
para penyusun Deklarasi Prancis menegaskan bahwa perlindungan hak yang efektif
hanya akan dijumpai di dalam batas-batas legitimasi yang demokratis. Ketiga, bahwa
batas-batas pelaksanaan hak hanya dapat ditetapkan atau dicabut oleh undang-undang,
dan bahwa ketika mencabut atau mengurangi hak-hak individu, pemerintah wajib
mematuhi persyaratan hukum yang konstitusional. 

Konsep ini juga mengharuskan pemerintah bertindak sesuai dengan undang-undang, dan
undang-undang yang dijadikan dasar tindakan pemerintah itu tidak bersifat menindas,
sewenang-wenang, atau diskriminatif. Tentu saja, kita tidak boleh melupakan bahwa
revolusi yang melahirkan cita-cita dan asas-asas yang luhur ini juga melahirkan masa
teror.  

Hak Asasi Manusia Di Indonesia

Sejarah Hak Asasi Manusia Di Indonesia Secara Singkat– Hak Asasi Manusia


adalah hak dari orang yang ada sejak ia masih dalam kandungan. HAM berlaku secara
universal.

Pada tanggal 10 Desember setiap tahun diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia.
Momen tersebut diperingati oleh setiap manusia di dunia dengan harapan hak asasi
manusia di tahun mendatang lebih baik dari tahun sebelumnya. Karena ada banyak
kasus pelanggaran hak asasi manusia nasional dan internasional, baik ringan atau berat
tidak ditangani secara optimal.

Dengan sehingga gagasan hak asasi manusia (HAM) itu sendiri adalah hak dasar atau

14
kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak lahir oleh alam yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak dapat disita dan dicabut keberadaa n
dan harus dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Pemahaman Ham di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang hidup di
masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup lama. Secara
garis besar Prof. Bagir Manan pada bukunya Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan
HAM di Indonesia ( 2001 ), membagi perkembangan HAM pemikiran HAM di
Indonesia dalam dua periode yaitu periode sebelum Kemerdekaan ( 1908 – 1945 ),
periode setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang ). A. Periode Sebelum Kemerdekaan
( 1908 – 1945 ) • Boedi Oetomo, dalam konteks pemikiran HAM, pemimpin Boedi
Oetomo telah memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat
melalui petisi – petisi yang dilakukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan
yang dalam surat kabar goeroe desa. Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam
bidang hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat. • Perhimpunan Indonesia,
lebih menitikberatkan pada hak untuk menentukan nasib sendiri. • Sarekat Islam,
menekankan pada usaha – usaha unutk memperoleh penghidupan yang layak dan bebas
dari penindasan dan deskriminasi rasial. • Partai Komunis Indonesia, sebagai partai
yang berlandaskan paham Marxisme lebih condong pada hak – hak yang bersifat sosial
dan menyentuh isu – isu yang berkenan dengan alat produksi. • Indische Partij,
pemikiran HAM yang paling menonjol adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan
serta mendapatkan perlakuan yang sama dan hak kemerdekaan. • Partai Nasional
Indonesia, mengedepankan pada hak untuk memperoleh kemerdekaan. • Organisasi
Pendidikan Nasional Indonesia, menekankan pada hak politik yaitu hak untuk
mengeluarkan pendapat, hak untuk menentukan nasib sendiri, hak berserikat dan
berkumpul, hak persamaan di muka hukum serta hak untuk turut dalam
penyelenggaraan Negara.b

D.Hubungan HAM dan UUD 1945

15
Meskipun tidak diatur secara khusus ketentuan tentang HAM pada UUD 1945 sebelum
amandemen ke dua, bukan berarti dalam UUD 1945 tidak mengakomodir ketentuan
tentang HAM. Jika dilihat dari lahirnya UUD 1945 lebih dulu lahir daripada Deklarasi
HAM tahun 1948. Ketentuan yang berkaitan dengan HAM dapat dilihat sebagai berikut:

1.Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia..
Dengan demikian perlindungan diberikan kepada seluruh bangsa dan tumpah darah
Indonesia, tidak hanya terbatas atau berdasarkan kepentingan kelompok atau warga
Negara tertentu.

2.Memajukan kesejahteraan umum, hal ini mengandung pengertian pembangunan


kesejahteraan secara merata dan setiap warga Negara punya kesempatan untuk
sejahtera.

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, guna untuk meningkatkan sumberdaya manusia


Indonesia seluruhnya secara merata guna mengejar ketertinggalan dari bangsa lain.

4.Melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan


keadilan sosial, membangun bangsa yang mandiri serta kewajiban untuk
menyumbangkan pada bangsa-bangsa lain di dunia, tanpa perbedaan.

5.Dalam penjelasan pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa Indonesia adalah Negara
berdasarkan hukum (rechtsstaat bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka/machtsstaat).
Kaitannya dengan HAM adalah salah satu cirri Negara hukum adalah mengakui adanya
HAM.

Selanjutnya dalam penjelasan umum diterangkan bahwa UUD menciptakan pokok-


pokok pikiran yang terkandung dalam “pembukaan” dan pasal–pasalnya, dimana
mengandung arti bahwa Negara mengatasi segala paham golongan, dan paham
perorangan, mewujudkan keadilan social berdasarkan kerakyatan perwakilan dan
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini
mencerminkan cita–cita hukum bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi HAM serta
lebih mengutamakan kepentingan bersama manusia.***

E. Pemahaman ham dalam pancasila

16
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila tersebut mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama
dan kepercayaannya masing – masing. Hal ini selaras dengan Deklarasi Universal
tentang HAM pasal 2 dimana terdapat perlindungan HAM (Setiap orang berhak atas
semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Deklarasi ini dengan
tidak ada pengecualian apa pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, politik atau pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan,
hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain.

Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau
kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari
negara yang merdeka, yang berbentuk wilayah-wilayah perwalian, jajahan atau yang
berada di bawah batasan kedaulatan yang lain).

2. Sila Kedua, Kemanusiaan yangAdil dan Beradab

Sila ini mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia sebagaimana tercantum dalam Deklarasi HAM PBB
yang melarang adanya diskriminasi. Pasal 7 (Semua orang sama di depan hukum dan
berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas
perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan
Deklarasi ini, dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam
ini).

3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia

Sila ini mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara dengan
semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan Prinsip HAM dimana
hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
Pasal 1 (Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain
dalam persaudaraan).

17
4.Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.

Inti dari sila ini adalah musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan sehingga setiap orang tidak dibenarkan untuk mengambil
tindakan sendiri, atas inisiatif sendiri yang dapat mengganggu kebebasan orang lain. Hal
ini sesuai pula dengan Deklarasi HAM.

5. Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini, dimana keadilan disini ditujukan
bagi kepentingan umum tidak ada pembedaan atau diskriminasi antar individu.

F .Ham dalam UUD NRI th 1945

Masalah Hak Asasi Manusia (HAM) secara jelas diatur dalam UUD 1945 yang
diamandemen. Tapi, bukan berarti sebelum itu UUD 1945 tidak memuat masalah HAM.
Hak asasi yang diatur saat itu antara lain hak tentang merdeka disebut pada bagian
pembukaan, alinea kesatu. Kemudian, hak berserikat diatur dalam pasal 28, hak
memeluk agama pada pasal 29, hak membela negara pada pasal 30, dan hak mendapat
pendidikan, terdapat pada pasal 31.

Dalam UUD 1945 yang diamandemen, HAM secara khusus diatur dalam Bab XA,
mulai pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J.

Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.

Pasal 28 B : (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan sah. (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C : (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan


kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dan ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan

18
demi kesejahteraan umat manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya
dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa,
dan negaranya.

Pasal 28 D : (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. (2) Setiap
orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja. (3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang
sama dalam pemerintahan. (4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28 E : (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta hendak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuruninya. (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

Pasal 28F
Setiap  orang  berhak  untuk  berkomunikasi  dan  memperoleh informasi untuk 
mengembangkan  pribadi  dan  lingkungan  sosialnya,  serta  berhak  untuk mencari, 
memperoleh,  memiliki,  menyimpan,  mengolah,  dan  menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. **)

Pasal 28G

(1)  Setiap  orang  berhak atas perlindungan  diri pribadi,  keluarga,  kehormatan,


martabat, dan harta benda yang dibawah  kekuasaannya,  serta berhak atas rasa aman 
dan  perlindungan  dari  ancaman ketakutan  untuk  berbuat  atau
tidak berbuat sesuatu yang  merupakan hak asasi. **)
(2)  Setiap  orang  berhak  untuk  bebas  dari  penyiksaan  dan  perlakuan  yang
merendahkan  derajat  martabat  manusia  dan  berhak   memperoleh  suaka
politik dari negara lain. **)

Pasal 28H

19
(1)Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan  lingkungan  hidup  baik  dan  sehat  serta  berhak  memperoleh
pelayanan kesehatan. **)
(2)  Setiap  orang  mendapat  kemudahan  dan  perlakuan  khusus  untuk
memperoleh  kesempatan  dan  manfaat  yang  sama  guna  mencapai
persamaan dan keadilan. **)
(3)  Setiap  orang  berhak  atas  jaminan  sosial  yang  memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. **)

(4)  Setiap  orang  berhak mempunyai  hak milik  pribadi  dan  hak milik  tersebut


tidak boleh diambil alih secara sewenangwenang oleh siapa pun. **)

Pasal 28I

(1)  Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati


nurani,  hak  beragama,  hak  untuk  tidak  diperbudak,  hak  untuk  diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk  tidak dituntut atas dasar hukum  yang 
berlaku  surut  adalah  hak  asasi  manusia   yang  tidak  dapat dikurangi dalam keadaan 
apa pun. **)
(2)  Setiap  orang  berhak bebas atas  perlakuan  yang bersifat  diskriminatif  atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan  perlindungan  terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu. **)
(3)  Identitas budaya dan hak masyarakat  tradisional dihormati  selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban. **)
(4)  Perlindungan,  pemajuan,  penegakan,  dan  pemenuhan  hak  asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama  pemerintah. **)
(5)  Untuk menegakan dan melindungi hak assi manusia sesuai  dengan prinsip negara 
hukum  yang  demokratis,  maka  pelaksanaan  hak  asasi  manusia dijamin,  diatur, 
dan  dituangkan  dalam  peraturan   perundanganundangan. **)

Pasal 28J
(1)  Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang  lain  dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan  bernegara. **)
(2)  Dalam  menjalankan  hak  dan  kebebasannya,  setiap  orang  wajib  tunduk kepada 

20
pembatasan  yang  ditetapkan  dengan  undang-undang   dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta  penghormatan atas hak  kebebasan orang  lain 
dan untuk memenuhi   tuntutan  yang adil  sesuai dengan  pertimbangan moral,  nilai-
nilai  agama,   keamanan,  dan  ketertiban umum dalam suatu masyarakat 
demokratis. **

21
BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita
ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam
kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan
HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan
HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

1.2 SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula
HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.

Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyesuaikan dan mengimbangi antara
HAM kita dengan orang lain. Dan kita juga harus membantu negara dalam mencari
upaya untuk mengatasi atau menanggulangi adanya pelanggaran-pelanggaran HAM
yang ada di Indonesia

22
Daftar pustaka

Kaelan. 2007. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Paradigma. Jogjakarta


Zaelani, Endang Sukaya.”Pendidikan Kewarganegaraan”.Paradigma.Jogjakarta
Herdiawanto, Hery.”Pendidikan Kewarganegaraan”.Erlangga.Jakarta
Azra,Azyumardi.”Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani”.ICCE
UIN.Jakarta
Raika, Tika.2012.Pengertian-hak-asasi-manusia.         (diakses lewat internet)
inforingankita.blogspot.com/.../
Chieva,C.”Perkembangan dan pemikiran ham di Indonesia”.2012. (diakses lewat
internet)
chieva-chiezchua.blogspot.com

23

Anda mungkin juga menyukai