Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA


Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Pancasila

Disusun Oleh kelompok 7:

Uswatun Hasanah 2386211009


Mutiara Sahrani 23862081073
Selviana Achirani 23862081040

Dosen Pengampu: Ibu Tanti Ilmiati M. Sos

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL LAA ROIBA BOGOR

1445 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta Syukur kami curahkan kepada kehadirat Allah


Subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan nikmat, rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga tercurahkah kepada Nabi Muhammad Shalallahu
alaihi wasalam yang telah membawa kita dari kegelapan menuju cahaya.

Kami ucapkan terima kasih kepada rekan saya yang telah berpartisipasi
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Tanti Ilmiati M.Sos
selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang telah
memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan dan mempresentasikan
makalah yang berjudul “Pancasila”.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
dari berbagai pihak untuk memperbaiki segala kekurangannya.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap makalah yang


kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Bogor, 26 September 2023

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................i

Daftar Isi ..............................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................3


B. Rumusan Masalah ....................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................3

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia............................................4


B. Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila.......................................5
C. Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945......................................................7
1. UU No. 39 Tahun 1999..................................................................8
2. UU No. 26 Tahun 2000..................................................................9
D. Kontribusi Pancasila Terhadap Penegakkan HAM....................................10
E. Hak Asasi Manusi Dalam Pandangan Islam..............................................12
1. Pengertian HAM dalam Al-Qur'an................................................12
2. Istilah yang berkaitan dengan HAM dalam Al-Qur'an..................14
BAB III
KESIMPULAN ....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki
manusia, yang diberikan oleh Sang Pencipta dan melekat sejak manusia
lahir, dan tidak dapat dihilangkan oleh siapapun, termasuk negara.

Nilai-nilai Pancasila dianggap baik untuk seluruh masyarakat


Indonesia untuk menegakkan Hak Asasi Manusia dan digunakan sebagai
pandangan hidup dan sebagai prototipe kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Islam sudah meletakkan pondasi hak asasi manusia (HAM) sejak


awal kemunculannya. Salah satu ajaran Islam yang mendeklarasikan
tentang HAM adalah nyawa manusia tidak boleh ditumpahkan, karena
termasuk contoh kejahatan besar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dan ciri-ciri HAM?
2. Apa itu HAM dalam Perspektif Pancasila?
3. Apa itu HAM dalam UUD 1945?
4. Apa Kontribusi Pancasila terhadap penegakkan HAM?
5. Apa itu HAM dalam Pandangan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Ciri-cir HAM
2. Untuk mengetahii HAM dalam Perspektif Pancasila
3. Untuk mengetahui HAM dalam UUD 1945
4. Untuk mengetahui Kontribusi Pancasila terhadap penegakkan HAM
5. Untuk mengetahui HAM dalam Pandangan Islam

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia


1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar atau pokok
yang dimiliki manusia. Secara harfiah, istilah Hak berasal dari
bahasa Prancis “droits de ‚I home”, dalam bahasa Inggris “human
rights”. dan dalam bahasa Arab “huquq al-insan”.1 HAM
merupakan hak yang melekat pada martabat manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan, dan HAM dibawa sejak manusia ada di
muka bumi, sehingga HAM bersifat kodrati dan bukan pemberian
manusia atau negara.

Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai arti


Hak Asasi Manusia:
a. Baharudin Lopa
HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta, yakni hak yang sifatnya kodrati.
b. John Locke
Manusia sejak dilahirkan telah memiliki kebebasan dan
hak-hak asasi. Hak asasi tersebut adalah kehidupan, kemerdekaan
dan harta milik. Hak merupakan hak yang dimiliki manusia secara
alami, yang inheren pada saat kelahirannya dan HAM tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun, dan tidak dapat diperoleh atau
dicabut oleh negara, terkecuali atas persetujuan pemiliknya.
c. Mariam Budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki oleh manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan
kehadirannya dalam hidup masyarakat. Hak ini ada pada manusia
1
Auli, Renata Christha. “Hak Asasi Manusia: Pengertian, Sejarah, dan Prinsipnya”.
Hukumonline.com

4
tanpa membedakan bangsa, ras, agama, golongan, jenis kelamin,
karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari semua hal asasi
adalah bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.

Kesimpulannya, HAM adalah hak dasar atau hak pokok yang


dimiliki manusia, yang diberikan oleh Sang Pencipta dan melekat
sejak manusia lahir, dan tidak dapat dihilangkan oleh siapapun,
termasuk negara.

2. Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Hak Asasi Manusia pada hakikatnya adalah hak asasi semua manusia
yang ada sejak lahir.
b. Universal. Artinya, gak asasi manusia (HAM) berlaku bagi semua
manusia, tanpa memandang status, suku, jenis kelamin, atau
perbedaan lainnya.
Tak terelakkan. Artinya, hak asasi manusia (HAM) tidak bisa dengan mudah
dicabut dan tidak bisa begitu saja dialihkan kepada orang lain.

d. Tidak dapat dibagikan. Singkatnya, hak asasi manusia (HAK) adalah hak
bagi semua manusia, baik sipil maupun politik, atau ekonomi, sosial dan budaya.
Artinya, setiap orang memiliki seluruh kategori hak yang tidak dapat dibagi-bagi.2

B. Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila

Nilai-nilai Pancasila dianggap baik untuk seluruh masyarakat Indonesia dan


digunakan sebagai pandangan hidup dan sebagai prototipe kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berikut ini adalah hubungan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan Pancasila, yang
secara singkat dapat di jelaskan sebagai berikut:

2
Ibid

5
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kebebasan bagi semua
orang untuk memilih dan menerima agama, beribadah dan menghormati
perbedaan agama
 Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah bahwa semua warga
negara berada pada posisi yang sama dalam hukum dan memiliki
kewajiban dan hak yang sama untuk mendapatkan jaminan dan
perlindungan
 Sila Persatuan Indonesia menjelaskan bahwa ada unsur peraturan antara
warga negara yang memiliki jiwa rela berkorban dan mengedepankan
kepentingan rakyat dan negara di atas kepentingan individu atau
kelompok. Itu didasarkan pada prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM).
Dengan kata lain, sesama manusia perlu berinteraksi satu sama lain dalam
persaudaraan.
 Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan tercermin dalam tindakan dan kehidupan
pemerintahan demokratis, masyarakat dan bangsa. Kamu menghormati
hak asasi semua warga negara dan mencapai kesepakatan yang di lakukan
tanpa paksaan, tekanan atau intervensi atas hak untuk berpartisipasi dalam
masyarakat.
 Sila dengan mengedepankan prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, yaitu hak milik perseorangan, dilindungi oleh penggunaannya
oleh negara, dan memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada semua
orang.3

C. Hak Asasi Manusia Dalam UUD RI 1945


3
Asahi, Guru Fajri, “Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasia”. Ppkn.co.id

6
Hak asasi manusia bukanlah sesuatu yang terpisah, apalagi asing terhadap
Pancasila dan UUD NRI 1945, karena hal hak asasi manusia sudah ada, baik
dalam alam pikiran maupun pengalaman hidup para pejuang dan pendiri bangsa.

Berikut adalah HAM dalam UUD 1945:

a. Berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan UU (Pasal 28J).
b. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I)
c. Hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan,
mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal
28H).
d. Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, harta benda,
dan rasa aman serta untuk bebas dari penyiksaan (Pasal 28G).
e. Untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan (Pasal 28A)
f. Berkomunikasi, memperoleh, mencari, memiliki, menyimpan, mengolah
dan menyampaikan infromasi (Pasal 28F).
g. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunn, hal anak atas keluarganya
hidup, tumbuh, dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi (Pasal 28B).
h. Mengembangkan diri, mendapat pendidikan, memperoleh manfaat dari
IPTEK, seni dan budaya, memajukan diri secara kolektif (Pasal 28C).4
i. Pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan
kesempatan yang sama dalam pemerintahan, berhak atas status
kewarganegaraan (Pasal 28D)
j. Kebebasan memeluk agama, meyakini kepercayaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat,
berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E).5

4
Ishak, Otto Syamsudin. Pancasila, Hak Asasi Manusiadan Ketahanan Nasional. Jakarta:
Perpustakaan Nasional, 2016 (hlm 22)
5
Ibid (hlm 22)

7
Adapun undang-undang dan peraturan, yang sekaligus sebagai
landasan operasional dalam penghormatan dan penegakn terhadap hak asasi
manusia di Republik ini, antara lain, sebagai berikut: 6

1. UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

Hal-hal yang dipertimbangkan di dala pembentukan Undang-undang


tentang Hak Asasi Manusia ini, antara lain:

a. bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha


Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam
semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab
untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya
dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan
martabat kemulian dirinya serta keharmonisan lingkungannya.
b. bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara
kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan
langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau
dirampas oleh siapapun;
c. bahwa selain hak asasi manusia, manusia juga mempunyai
kewajiban dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain
dan terhadap masyarakar seara keseluruhan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. bahwa bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk
menjujung tinggi dan7 melaksanakan Deklarasi Universal
tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa, serta berbagai instrumen internasional lainnya
mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh negara
Republik Indonesia

6
Ibid (hlm 27-28)
7

8
2. UU No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM

Hal-hal yang dipertimbangkan di dalam pembentukan Undang-undang


tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia ini, antara lain:

a. Bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati
melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu
harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan,
dikurangi, atau dirampas oleh siaapun;
b. Bahwa untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin
pelaksanan hak asasi manusia serta memberi perlindungan, kepastian,
keadilan, dan perasaan aman kepada perorangan ataupun masyarakat,
perlu segera dibentuk suatu Pengadilan Hak Asasi Manusia untuk
menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat sesuai dengan
ketentuan Pasal 104 ayat (1) Undang-undang No.39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia;
c. Bahwa pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia untuk menyelesaikan
pelanggaran hak asasi manusia yang berat telat diupayakan oleh
Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
No.1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia yang dinilai
tidak memadai, sehingga tidak disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia menjadi undang-undang dan oleh karena itu Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang tersebut perlu dicabut.8

D. Kontribusi Pancasila terhadap Penegakkan HAM


Dimensi hak asasi manusia sudah terefleksikan sejak para pendiri bangsa dan
negara ini berdebat tentang dasar negara, atau apa yang dinamakan Soekarno
sebagai “Weltanschauung”. Lebih fokus lagi manakala para pendiri negara
berdebat di dalam forum BPUPK tentang sila Internasionalisme dalam rumusan

8
Ibid (hlm 28-29)

9
Soekarno, yang kemudian oleh BPUPK dirumuskan sebagai sila ketiga,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, setelah melalui perdebatan yang tajam
antara Soekarno, Soepomo, Yamin, Agoes Salim, Soekimandan Hatta, 25 tahun
kemudian (1970), Hatta seakan melanjutkan perdebatan di dalam BPUPK, secara
menilik apa yang trjadi di dalam 25 tahun ini, dan sebagai individu yang otoritatif
untuk berbicara perihal ideologi negar, apalagi kata adil terdapat pada 2 sila (ke 2
dan 5) di dalam Pancasila, yang memperlihatkan betapa pentingnyaadil baik
secara ideologis maupun secara empiris,9 mengatakan:
“Apakah yang dimaksud dengan Indonesia yang adil? Indonesia yang adil
maksudnya tak lain daripada memberikan perasaan kepada seluruh rakyat bahwa
ia dalam segala segi penghidupannya diperlakukan seara adil dengan tiada dibeda-
bedakan sebagai warga negara. Itu akn berlaku apabila pemerintahan negara dari
atas sampai ke bawah berdaarkan kedaulatan rakyat.”10

Jadi sejarah kelahiran Pancasila, adalah sekaligus sebagai asbabunnuzul 11


tentang kehadiran hak asasi manusia di dalam dasar negara Republik Indonesia
sehingga hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia adalah sama tuanya dengan
kehadiran negara ini, serta sejiwa dengan spirit nasionalisme ke-Indonesia-an.
Dalam sidang BPUPKI pada 11 Juli 1945, misalnya:

 Soekarno mengatakan: “Kita rancangkan UUD dengan kedaulatan rakyat


dan bukan kedaulatan individu.”

9
Ibid (hlm 108)
10
Magnis Suseno mengatakan: ‘Itulah seninya sila kedua: “kemanusiaan yang adil dan beradab”
merupakan salah satu rumusan cita-cita dasar manusia yang paling indah dan mendalam! Jadi
kemanusiaan hanyalah utuh apabila adil dan beradab.’ Magnis-Suseno, 2015:186
11
“Asbābun Nuzūl (arab): Sebab-sebab Turunnya (suatu ayat)) adalah ilmu Al-Qur’an yang
membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-Qur’an
diturunkan. Pada umumnya, Asbabun Nuzul memudahkan para Mufassir untuk menemukan tafsir
dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah diturunkannya ayat itu. Selain itu, ada juga yang
memahami ilmu ini untuk menetapkan hukum dari hikmah dibalik kisah diturunkannya suatu ayat.
[1] Ibnu Taimiyyah mengemukakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul suatu ayat dapat
membantu Mufassir memahami makna ayat. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul suatu ayat dapat
memberikan dasar yang kokoh untuk menyelami makna suatu ayat Al-Qur’an.”
https://id.wikipedia.org/wiki/Asbabun_Nuzu
Peraturan dan Perundangan Terkait HAM

10
 Hatta mengatakan: “Janganlah kita memberikan kekuasaan yang tidak
terbatas kepada negara untuk menjadikan di atas negara baru itu suatu
negara kekuasaan.”
 Yamin: “mengususlkan agar rancangan kostituti perlu memasukkn
declaration of human rights and independence.”12
 Soepomo mengatakan: Saya belum mengerti apa yang dimaksudkan,
karena Declaration of Rights sebagai dikemukakan di waktu Franse
Revalutie dan di Amerika bersandar atas individualisme.13
 Agus Salim mengatakan: “Sebab dalam negara merdeka tentu saja
rakyatnya mempunyai perasaa dirinya merdeka juga. Jadi, dalam hukum
dasar Nippon pun hak-hak orang yang menjadi rakyat di samping
kewajiban dimuat juga hak bahwa orang tidak akan dihukum jikalau tidak
dengan keputudan Mahkamah pengadilan atas Undang-Undang yang
sudah diadakan dulu daripada perbuatan yang dilakukan itu, sedikit-
dikitnya semacam itu harus ada. Jadi ini termasuk dalam Declaration of
Rights yang disebutkan itu bahwa tiap rakyat akan diadili oleh sesamanya
dan kemerdekaan seseorang itu tidak akan direbut daripadanya melainkan
jika menurut aturan undang-undang yang sudah ditentukan.”
 Soekiman mengatakan: “Pada dewasa ini, maka rakyat merasa tidak
mempunyai hak apa-apa, sebagai akibat 350 tahun penjajahan, baik yang
mengenai jasmani maupun mengenai rohaninya. Pikiran rakyat Indonesia
sungguh dikuasai oleh ras tidak mempunyai harga diri (minderwaardigheid

12
“Rujukannya adalah naskah konstitusi Amerika Serikat.” Baskoro, L.R. Dkk. (Penyunting). Muhammad
Yamin: Penggagas Indonesia yang Dihujat dan Dipuja. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2015.
Halaman 98
13
Meskipun kemudian Soepomo dapat menerima, namun pemikiran menolaknya dibangkitkan lagi oleh Ali
Moertopo di masa Orde Baru: “Integralisme memungkinkan rezim untuk mengangkat citacita konservatif
tentang “keluarga”, “masyarakat”, dan “tradisi” dalam menghadapi tuntutan untuk kebebasan yang lebih
besar dan hak-hak individu.” Jones, Kebudayaan dan Kekuasaan Di Indonesia. Jakarta: KITLV+YPOI,
2015. Halaman 170

11
complex) Saya setujui sekali usul untuk memasukkan beberapa hak
dasar.14

E. Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Islam

Islam sudah meletakkan pondasi hak asasi manusia (HAM) sejak awal
kemunculannya. Salah satu ajaran Islam yang mendeklarasikan tentang HAM
adalah nyawa manusia tidak boleh ditumpahkan, karena termasuk contoh
kejahatan besar. 15Oleh karena itu, orang yang menghilangkan nyawa orang lain
akan dihukum dengan hukuman paling berat, yaitu hukuan mati. 16

Sementara wacana HAM di Barat baru mengemukakan pasca ditetapkan The


Universal Declaration of Human Right (UDHR) oleh PRR tahun 1948.

1. Pengertian HAM dalam Al-Qur'an


Hak Asasi Manusia atau disingkat dengan HAM adalah suatu
istilah dalam bahasa Indonesia. Dala bahsa Arab disebut al-huquq al-
insaniyah, sedang dalam bahasa Inggris disebut dengan human right.
Dalam bahasa Arab sendiri, kata haquq diambil dari bentuk mufrad
haqq di mana artinya adalah milik, ketetapan dan kepastian. Jika melacak
pada haqq dalam Al-Qur’an, ditemukan beberapa makna yang digunakan,
antara lain:

Ada yang bermakna menetapkan sesuatu dan membenarkannya, seperti yang


terdapat dalam QS. Yasin [36]: 7

‫َلَقْد َح َّق اْلَقْو ُل َعىٰۤل َاْكِرَث ْمِه َفُهْم اَل ُيْؤ ِم ُنْو َن‬

14
Latif mengatakan: “Pendapat umum di persidangan BPUPK hanya bisa merujuk pada
deklarasideklarasi HAM yang masih pada tahap awal pertumbuhannya; yang kerap disebut adalah
Declaration of Rights (1774) dan Declaration of Independence (1776) dari Amerika Serikat serta
Declaration des droits de l’homme et dua citoyen (1789) dari Prancis.” Latief, 20014:213-18
15
Ilmu, Zahrotun Nisa. “Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Pandangan Islam”. Jurnalislam.com
(2021)
16
Banyak ayat yang berbicara tentang hukuman bagi pelaku kriminal pembunuhan yang dikenal
dalam Islam dengan qishash, bahkan ancaman-ancaman yang bersifat ukhrawi juga tercantum
dalam Al-Qur'an sebagai bentuk apresiasi terhadap hak hidup setiap individu manusia

12
Artinya: “Sesungguhnya Telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah)
terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.” QS Yasin [36]: 7

Ada yang berarti menetapkan dan menjelaskan seperti dalam QS. al-Anfal [8]: 8

ۚ ‫ِلُيِح َّق اْلَح ـَّق َو ُيْب ِط َل اْلَبا ِط َل َو َلْو َكِر َه اْلُم ْج ِرُم ْو َن‬

Artinya: “Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil
(syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.”
QS. Al-Anfal [8]: 8

Ada juga yang bermakna bagian yang terbatas seperti dalam QS. al-Baqarah [2]:
241

‫َو ِلْلُم َط َّلٰقِت َمَتاٌع اِۢب ْلَم ْع ُر ْو ِف ۗ َح ًّقا َعىَل اْلُم َّتِقَنْي‬
Artinya: “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh
suaminya) mut’ah menurut yang ma’ruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-
orang yang bertakwa.” QS. Al-Baqarah [2]: 241.17

Dengan demikian, menurut Muin Salim dalam salah satu tulisannya bahwa
unsur yang terpenting dalam kata al-Haqq adalah kesahihan, ketetapan dan
kebenaran. (7)
Para pakar HAM juga kesulitan dalam memberikan definisi teentang HAM
agar bisa diterima oleh semua kalangan. Sementara itu, yang sangat populer
adalah bahwa HAM adalah konsep tentang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan.

Istilah yang Berkaitan dengan HAM dalam Al-Qur’an


Pada umumnya ketika menelusuri istilah al-haqq dalam Al-Qur’an sulit
untuk mengatakan bahwa itulah yang dimaksud dengan hak asasi, sebab
kebanyakan term al-haqq dalam Al-Qur’an berarti kebenaran petunjuk Allah
subhanahu wata’alaa.
17
Ilmu, Zahrotun Nisa. “Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Pandangan Islam”. Jurnalislam.com
(2021)

13
2. Istilah Yang Berkaitan Dengan HAM
Istilah al-haqq dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak 287 kali
(10) dan yang paling banyak adalah istilah al-haqq dengan makna kebenaran,
yaitu sekitar 227 kali. Selebihnya kata al-haqq bermakna kepemilikan atau
kewajiban yang umumnya diungkapkan dalam bentuk isim tafhdil (yang lebih
berhak). Berdasarkan identifikasi ayat-ayat tentang al-haqq, dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat istilah al-haqq yang dpat dijadikan landasan konsep HAM
dalam al-Qur’an. Oleh karena itu, pegidentifikasian ayat-ayat HAM melalui
partikel huruf atau lafaz yang menujukkan kepemilikan atau martabaht manusia
salah satu cara untuk menemukan konsep HAM dalam Al-Qur’an. Salah satu ayat
yang dapat menunjukkan makna hak asasi manusia adalah ayat yang berbicara
tentang hak tempat tinggal dan hidup, sebagaimana dalam QS. al-a’raf [7]: 24

‫َقا َل اْهِب ُط ْو ا َبْع ُض ْمُك ِلَبـْع ٍض َعُد ٌّو ۚ َو َلـْمُك ىِف اَاْلْر ِض ُم ْس َتَقٌّر َّو َمَتاٌع ِاىٰل ِح نْي‬

Artinya: “(Allah) berfirman, Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu
sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang
telah ditentukan.” (QS. Al-A’rarf [7]: 24)

Wahbah al-Zuhaili berpendapat bahwa manusia diberikan keistimewaan,


karena disamping memiliki fisik yang sempurna dan indah, manusia juga diberi
anugerah pendengaran, penglihatan dan hati sehingga dapat berguna sebagai
media pemahaman dan pendalaman. 18

BAB III

KESIMPULAN

18
Ibid

14
Hak asasi manusia yang merupakan bagian yang integral dari Pancasila
yang tercakup di dalamnya penghormatan dan penegakkan hak asasi manusia di
dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hak asasi manusia dapat digunakan sebgai tolak ukur bagaimana dan
sejauhmana kehidupan ber-Pancasila itu dipraktekkan di dalam penyelenggaraan
negara kehidupan berbangsa.

Apabila di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut memenuhi


hak sipil dan politik, serta hak ekonoi, sosial dan budaya, maka dengan sendirinya
kecenderungan dinamika kehidupan akan mengarah pada tercapainya
kesejahteraan.

Sedangka HAM menurut pandang Islam adalah Hak Asasi Manusia atau
disingkat dengan HAM adalah suatu istilah dalam bahasa Indonesia. Dalam
bahasa Arab disebut al-huquq al-insaniyah, sedang dalam bahasa Inggris disebut
dengan human right. Dalam bahasa Arab, kata haquq diambil dari bentuk mufrad
haqq di mana artinya adalah milik, ketetapan dan kepastian. Dengan demikian,
menurut Muin Salim dalam salah satu tulisannya bahwa unsur yang terpenting
dalam kata al-haqq adalah kesahihan, ketetapan dan kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA

15
Ishak, Otto Syamsudin. “Pancasila, Hak Asasi Manusia dan Ketahanan
Nasional.” Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2016.

Ilmu, Zahrotun Nisa. “Hak Asasi Manusia(HAM) dalam Pandangan


Islam.” Jurnalislam.com (2021)

Auli, Renata Christha. “Hak Asasi Manusia: Pengertian, Sejarah, dan


Prinsipnya”. Hukumonline.com. Diakses pada 21 Juli 2022.

https://www.hukumonline.com/klinik/a/hak-asasi-manusia-pengertian-
sejarah-dan-prinsipnya-lt62d8fb697c622/

Asahi, Guru Fajri. “Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila”


ppkn.co.id. Diakses pada 27 November 2022.

https://ppkn.co.id/hak-asasi-manusia-dalam-perspektif-pancasila/

16

Anda mungkin juga menyukai