Di susun oleh:
Kelompok 3
1. Ade Lia Tirta Nirmaya (10123003)
2. Anake Adyarta (10123017)
3. Ananda Nabila Wahyu Octavia (10123018)
4. Andi Lukman Mahdi (10123021)
5. Arimbi (10123028)
6. Ashiba Meyka Natasya (10123031)
7. Dewinda Rahman (10123047)
Dosen Pembimbing :
Ibu Nurul Hidayah, S. Sos. ,M. Si
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah “Hak Asasi Manusia (HAM)” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan A1.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Hidayah, S. Sos., M. Si selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan A1. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM).................................... 3
B. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM)......................................... 5
C. Periodesasi Hak Asasi Manusia (HAM)................................... 10
D. Klasifikasi dan Sifat Hak Asasi Manusia (HAM).................... 12
E. HAM Perpektif Indonesia Menurut UUD................................ 16
BAB III PENUTUP.................................................................................... 21
A. Kesimpulan .............................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah hak asasi manusia pada hakikatnya muncul karena keinsyafan manusia
terhadap harga diri, harkat dan martabat kemanusiaanya, sebagai akibat tindakan
kelaliman (tirani) yang hamper melanda seluruh umat manusia. Hak merupakan unsur
normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada
pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan
interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan
dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang
lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam
usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Penegakan HAM
bertujuan agar semua orang bersuara dan berhak mendapatkan martabat dari
masyarakat, baik itu pemerintah maupun lingkungan sekitar. Ketika mereka memiliki
manusia mempunyai hak sejak dalam kandungan ibunya, yakni hak untuk hidup dan
lahir ke dunia. Hak untuk hidup ini merupkan hak asasi manusia, tepatnya hak anak
1
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Hak Asasi Manuasia
(HAM) merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat
universal dan langgeng. Oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan
B. Rumusan Masalah
regulasi lainnya!
C. Tujuan Penulisan
5. Untuk mengetahui HAM perpektif Indonesia menurut UUD 1945 dan regulasi
lainnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa
prsncis droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan
normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya
karna ia adalah seorang manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun, dimanapun,
dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak
saling bergantung.
bahwa hak tersebut “dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan,
atau nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah
disepakati oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan
dari klaim-klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat
kelompok yang meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa
hak asasi manusia hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan
konsep tersebut. Dari sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia
biasanya harus ditentukan oleh hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan
3
pecahnya perang pun belum mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum
sejumlah hak tetap tidak boleh dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti
Hak asasi manusia sudh memiliki cabang ilmu sendiri untuk mempelajarinya.
Untuk itu ada beberapa pengertian hak asasi manusia dari para ahli yang
Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan Tuhan kepada
manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di
dunia ini yang bisa mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar
dan suci.
adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir didunia. Hak itu
sifatnya universal, karna hak dimiliki tanpa adanya perbedaan. Baik itu
HAM adalah suatu hak yang bersipat mendasar. Hak yang dimiliki
dipisahkan.
4
5. HAM menurut undang-undang nomer 39 tahun 1999
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai
ciptaan tuhan yang maha esa. Hak tersebut merupakan anugrah yang
konsepsi HAM tidak terlepas dari reaksi atas kekuasaan absolut yang pada
akhirnya memunculkan sistem konstitusional dan konsep negara hukum baik itu
rechtstaat maupun rule of law. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Louis XIV
dengan ungkapan Letat’est Moi atau Negara adalah Saya. Kekuasaan yang
diindikasikan oleh Lord Acton: power tends to corrupt, Absolute power corrupt
sifatnya revolusioner.
tampak baik dari isi maupun kriteria rechtstaat dan rule of law itu sendiri. Konsep
yang pertama bertumpu pada sistem hukum Eropa Kontinental yang biasa disebut
civil law. Sedang konsep yang terakhir bertumpu pada sistem hukum comman law
cenderung korup. Hal ini dikhawatirkan akan menjauhkan fungsi dan peran negara
bagi kehidupan individu dan masyarakat. Atas dasar itu, terdapat keinginan yang
5
menghindari penguasa yang otoriter. Di sinilah konstitusi menjadi penting artinya
tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah, sesuai
Kontinental dikembangkan antara lain oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius
kepeloporan A.V. Dicey dengan sebutan The Rule of Law. Menurut Julius Stahl,
konsep Negara Hukum yang disebutnya dengan istilah rechtsstaat itu mencakup
2. Pembagian kekuasaan.
Sedangkan A.V. Dicey menguraikan adanya tiga ciri penting dalam setiap Negara
1. Supremacy of Law.
Keempat prinsip rechtsstaat yang dikembangkan oleh Julius Stahl tersebut di atas
pada pokoknya dapat digabungkan dengan ketiga prinsip Rule of Law yang
dikembangkan oleh A.V. Dicey untuk menandai ciri-ciri Negara Hukum modern
6
prinsip Negara Hukum itu ditambah lagi dengan prinsip peradilan bebas dan tidak
prinsip yang dianggap ciri penting Negara Hukum menurut The International
tentang unsur-unsur dan asas-asas Negara Hukum itu secara baru, yaitu meliputi 5
7
d. Asas peradilan bebas, independent, imparial, dan objektif, rasional, adil dan
manusiawi;
e. Asas non-liquet, hakim tidak boleh menolak perkara karena alas an undang
(a) adanya jaminan persamaan bagi semua orang di hadapan hukum dan
pemerintahan,
(b) tersedianya mekanisme untuk menuntut perlakuan yang sama bagi semua
warga Negara.
4. Asas demokrasi dimana setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang
sama untuk turut serta dalam pemerintahan atau untuk mempengaruhi tindakan
beberapa prinsip,
yaitu:
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil yang diselenggarakan secara
berkala;
8
c. Semua warga Negara memiliki kemungkinan dan kesempatan yang sama untuk
pemerintah;
d. Semua tindakan pemerintahan terbuka bagi kritik dan kajian rasional oleh
semua pihak;
yang bersangkutan.
yang jelas dan berhasil guna (doelmatig). Artinya, pemerintahan itu harus
diselenggarakan secara efektif dan efisien. Gambaran konsepsi negara hukum ini
mustahil mewujudkan citacita rule of law sementara posisi dan peran negara
bertindak. Negara, dalam hal ini pemerintah, memiliki freies ermessen atau
pouvoir discretionnare, yaitu kebebasan yang dimiliki pemerintah untuk turut serta
9
dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya dan keleluasaan untuk membuat
Muhtaj:2005:29). Berkaitan dengan konsepsi negara hukum maka Pasal 1 ayat (3)
adanya pengakuan normatif dan empirik terhadp prinsip supremasi hukum; semua
konstitusional yang tak terpisahkan dengan konsep negara hukum, baik rechtstaat
maupun rule of law, pada prinsipnya memiliki kesamaan yang fundamental, yakni
konstitusional. Oleh karena itu, terlepas dari adanya pemikiran dan praktik konsep
negara hukum yang berbeda, konsep negara hukum adalah realitas dari cita-cita
negara anggota PBB tanpa perkecualian dan didasari atas informasi yang objektif
Indonesia memegang teguh prinsip kerja sama dan dialog yang tulus serta
2019, Indonesia telah menjalani 3 (tiga) siklus UPR yaitu pada tahun 2008 di
mana Indonesia menjadi satu dari 16 negara paling pertama yang melakukan
10
pelaporan di bawah mekanisme UPR; tahun 2012; dan tahun 2017. Laporan serta
ditunjuk oleh Dewan HAM PBB untuk memberikan laporan dan masukan
dengan para pakar, advokasi, dan pihak terkait lainnya. Sebagai implementasi
kunjungan dari (2) SPMH Dewan HAM PBB yaitu Special Rapporteur on the
Right to Health (2017) dan Special Rapporteur on the Right to Food (2018).
Tinggi HAM PBB (Mr. Zeid Ra'ad Al Hussein) juga telah melakukan
b. Treaty Based
11
laporan periodik terkait implementasi instrumen HAM tersebut di tingkat
nasional.
b) Komite Hak Sipil dan Politik PBB (CCPR), Jenewa, 10-11 Juli 2013;
mendatang.
a. Klasifikasi HAM
Hak asasi pribadi yang melekat pada setiap individu ini mengatur
yang meliputi:
12
Hak kebebaan untuk bergerak, bepergian dan berpindah tempat
Hak asasi politik ini mengatur dan menjamin hak manusia dalam
Hak untuk ikut serta dan turut aktif dalam kegiatan pemerintahan
Hak asasi hukum ini menjamin hak setiap individu agar mendapatkan
yang meliputi:
13
4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)
meliputi:
pengajaran
bakat
14
Hak untuk memperoleh jaminan social
b. Sifat-Sifat HAM
Hak asasi manusia bersifat universal, artinya hak ini dimiliki oleh
setiap manusia tanpa membedakan suku, ras, agama, dan Negara. Jadi, hak
yang dimiliki antara satu orang dengan orang lainnya itu sama.
Hak asasi manusia bersifat tetap, artinya tidak dapat dicabut paksa oleh
siapapun atau pihak-pihak manapun. Hak asasi manusia juga tidak bisa
diserahkan karena melekat pada diri manusia sejak lahir hingga meninggal
dunia.
Hak asasi manusia bersifat hakiki, artinya telah ada pada setiap
manusia sejak dirinya lahir di dunia sebagai karunia dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Hak asasi manusia bersifat tidak dapat dibagi, artinya setiap manusia
memiliki hak asasi yang sama dan tidak dapat dibagi kepada orang lain.
Hak asasi ini tidak dapatt dipisahkan dari seseorang juda tidak dapat
Hak asasi manusia berrsifat kodrati, artinya HAM telah ada dan
melekat pada diri manusia atas pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa.
15
Setiap manusia yang lahir pasti memiliki hak ini sebagaimana kodratnya
manusia hidup.
Hak asasi manusia bersifat utuh, artinya hak yang dimiliki setiap
manusia pada dasarnya utuh, tidak dapat diberikan kepada orang lain,
Hak asasi manusia bersifat tidak dapat dicabut oleh orang lain atau
hak ini melekat pada tiap manusia sejak ia lahir hingga meninggal.
Hak asasi manusia bersifat berlaku setiap saat, artinya hak ini selaalu
tertentu.
16
a. Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia
penegakan HAM. “Ketentuan Pasal 28I ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi,
Hak Asasi Manusia dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
sangat luas terkait HAM. Bahkan dalam Pasal 5 ayat (1) UU HAM, setiap
kewarganegaraannya,” tandasnya.
yang adil dari pengadilan yang objektif dan tidak berpihak. Ketentuan
17
perlindungan HAM itu menjadi masalah dalam proses penegakannya sebab
adalah warga negara asing, tidak dapat diadili dalam peradilan Indonesia.
dalam UUD 1945 dan UU HAM. Apalagi mustahil bagi korban untuk
merupakan entitas yang berkuasa dan negara bukan tidak mungkin terlibat
dipijak oleh pelaku pelanggaran HAM karena hukum Indonesia dapat saja
konstruksi UUD 1945 seperti itu, UU Pengadilan HAM ini butuh diluruskan
18
HAM juga mengatur bagaimana HAM yang lebih luas daripada hak asasi
dua model hak konstitusional, yaitu hak asasi manusia dan hak warga negara.
Hak asasi manusia adalah bentuk tanggung jawab negara untuk menghormati
(to respect), memenuhi (to fullfill), dan melindungi (to protect) terhadap
khusus oleh warga negara Indonesia saja. Pembedaan hak dalam UUD 1945
bahwa itu adalah hak asasi manusia yang beban pertanggungjawaban negara
kepada seluruh manusia. Misalnya, ketentuan Pasal 28A UUD 1945 yang
ketentuan Pasal 28D ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap warga negara
kejahatan HAM lintas batas negara. Dalam Pembukaan UUD 1945, jelas
19
Indonesia memosisikan diri sebagai negara yang “ikut melaksanakan
ketertiban dunia.”
dengan perlindungan yang terkait kasus Myanmar yang mana dalam Pasal 28I
ayat (1) UUD 1945 berbunyi, “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.”
Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 berbunyi, “Setiap orang berhak bebas dari
perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah sedemikian kuat, baik dari
dalam negeri maupun melalui tekanan dari dunia internasional, namun masih banyak
tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu perlu adanya dukungan dari semua pihak,
seperti masyarakat, politisi, akademisi, tokoh masyarakat, dan pers, agar upaya
tidak perlu ada tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya. Pembangunan
bangsa dan negara pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi
warga negaranya. Diperlukan niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat
penegak hukum, dan para elite politik agar penegakan HAM berjalan sesuai dengan
apa yang dicita-citakan dan memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat
terwujud dan terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap
komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak
21
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
https://www.hukumonline.com/klinik/a/pengertian-ham-menurut-para-ahli-hukum-nasional-
dan-internasional-lt6331716e60d8d/
https://www.pooc.org/10-sifat-sifat-hak-asasi-manusia-ham-lengkap-berserta-penjelasannya/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/25/113831069/penggolongan-hak-asasi-
manusia
https://www.researchgate.net/publication/330279455_Hak_Asasi_Manusia_Hak-
hak_Asasi_Manusia_HAM
https://repositori.kemdikbud.go.id/13003/1/SEJARAH%20HAK-HAK%20ASASI
%20MANUSIA%20DI%20INDONESIA.pdf
22