Anda di halaman 1dari 18

HAK ASASI MANUSIA

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah Pendidikan dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Novi Mayasari, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 11
Aliza Putri Khairunnisa 234110402155
Lisna Maesaroh 234110402171
Manarul Anwar Hidayat 234110402172
1 PAI D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami bisa menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
berjudul “Hak Asasi Manusia” dengan semestinya.

Kami juga menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak dengan tulus membantu dan memberikan doa saran serta kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dari makalah ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami
menerima kritik dan saran untuk dapat memperbaiki makalah ini. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Purwokerto, 19 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Hak Asasi Manusia.......................................................................................3
B. Dasar Hukum Hak Asasi Manusia..................................................................................4
C. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia....................................................................5
D. Asas-asas Hak Asasi Manusia.........................................................................................7
E. Macam-macam Hak Asasi Manusia..............................................................................10
F. Hak Asasi Manusia di Indonesia...................................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak dasar yang dimiliki manusia sejak
manusia itu dilahirkan. HAM dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat pada
kodrat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata-mata ia manusia,
bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka HAM itu tidak
tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau negara lain. Masalah
HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi daripada era sebelumnya. Hak Asasi Manusia adalah hak sebagai anugerah
Tuhan yang maha esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan
abadi, berkait dengan harkat dan martabat manusia (Tap. MPPRI No. XVII/MW 1998
Tentang HAM).1
HAM diperoleh dari penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa,
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan sebagai manusia. Hak ini dibutuhkan
manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaannya juga
digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan
sesama manusia. Selain daripada itu, Indonesia wajib melaksanakan perlindungan dan
penegakan HAM untuk warga negaranya karena Indonesia telah melakukan
perjanjian-perjanjian Internasional dalam masalah penegakan HAM. Hak Asasi
Manusia yang tersirat di dalam UUD 1945 bersumber pada falsafah dasar dan
pandangan hidup bangsa, yaitu Pancasila. Penegakan HAM di Indonesia sejalan
dengan implementasi dari nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bernegara dan
berbangsa.
Terlepas dari konsep HAM yang bersifat universal, namun pada penerapannya
harus memperhitungkan budaya dan tradisi negara setempat, faktor ekonomi atau
tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diangkat sebagai pemegang peran penting
yang pada akhirnya ikut menentukan kualitas penegakkan HAM di suatu negara.
Sehingga dapat diartikan bahwa semakin bagus kualitas kesejahteraan di suatu negara,
maka semakin tinggi kemampuannya untuk memajukan perlindungan terhadap HAM

1
Abdul Latief,dkk.Pendidikan Kewarganegaraan,(Sulawesi Selatan:Ahmad Cendekia Indonesia, 2019),
hlm. 49.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hak asasi manusia?
2. Apa dasar hukum dari hak asasi manusia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan hak asasi manusia?
4. Apa saja asas-asas hak asasi manusia?
5. Apa saja macam-macam hak asasi manusia?
6. Bagaimana hak asasi manusia di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hak asasi manusia
2. Mengetahui dasar hukum hak asasi manusia
3. Mengetahui sejarah perkembangan hak asasi manusia
4. Mengetahui asas-asas hak asasi manusia
5. Mengetahui macam-macam hak asasi manusia
6. Mengetahui hak asasi manusia yang ada di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaanya.
Hak-hak tersebut telah dibawa sejak lahir dan melekat pada diri manusia sebagai
makhluk Tuhan. Setiap manusia memiliki derajat dan martabat yang sama. Pada masa
lalu, manusia belum mengakui akan adanya derajat manusia yang lain sehingga
mengakibatkan terjadinya penindasan antara manusia yang satu bangsa ke bangsa
yang lain. Indonesia yang dijajah dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum
kolonialisme dengan menindas dan menyengsarakan bangsa ini. Sehingga, dilakukan
perjuangan terus menerus untuk tetap mempertahankan hak asasi manusia yang
dimilikinya. Jika berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi manusia, dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat.2
Menurut Bahder Johan Nasution “pengertian hak asasi manusia sering
dipahami sebagai hak kodrati yang dibawa oleh manusia sejak manusia lahir ke
dunia”.3 Pemahaman terhadap hak asasi yang demikian itu merupakan pemahaman
yang sangat umum dengan tanpa membedakan secara akademik hak-hak yang
dimaksud serta tanpa mempersoalkan asal usul atau sumber diperolehnya hak
tersebut. Pengertian hak asasi manusia seperti pemahaman di atas memang tidak
salah, namun dengan pemahaman seperti itu merupakan pemahaman yang sempit
tentang hak asasi manusia, maka penerapan terhadap hak tersebut sering salah kaprah
atau disalahgunakan. Untuk itu guna memperoleh pemahaman yang lebih sempurna
tentang hak asasi manusia, perlu dipahami istilah-istilah yang memberi pengertian
secara tepat mengenai hak asasi manusia. Patut diakui memang pada dasarnya definisi
hak asasi manusia juga masih menimbulkan perdebatan di sana sini terkait mengenai
definisi atas hak asasi manusia tersebut. Namun, yang jelas menurut Penulis hak asasi
manusia dapat terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu:
2
P. N. H. Simanjuntak,Pendidikan Kewarganegaraan SMP dan MTs Kelas VII,
( Jakarta:Grasindo, 2007), hlm. 46
3
Fauzan Khairazi, Implementasi demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia, vol. VIII, No. I,
Jakarta 2015

3
1. Hak asasi yang terlahir atas pemberian Tuhan yang tidak dapat dibantah lagi
keberadaannya seperti hak untuk hidup dan hak asasi lainnya yang bersumber dari
Tuhan mengiringi kehidupan manusia.
2. Hak asasi yang bersumber dari pemberian Negara dengan atau tanpa melalui
undang-undang, seperti halnya hak atas pendidikan, penghidupan yang layak, dan
lain sebagainya.
B. Dasar Hukum Hak Asasi Manusia
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 28I ayat (4), "Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak
asasi manusia adalah tanggung jawab Negara, terutama Pemerintah".
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Pasal 71, "Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-
Undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang
hak asasi manusia yang diterima oleh Negara Republik Indonesia".
3. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pelayanan
Komunikasi Masyarakat terhadap Permasalahan Hak Asasi Manusia
Pasal 10 ayat (1) huruf d, "Penyampaian Permasalahan HAM yang
dikomunikasikan secara tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf b dapat menggunakan aplikasi online"

Hukum dasar tertulis sebagai dasar bagi penyelenggaraan kenegaraan di


Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang mencakup pembukaan dan
Batang Tubuh. Mengenai hal ini, Mukthi Fadjar berpendapat bahwa “Undang-Undang
Dasar 1945 adalah hukum dasar tertulis yang berlaku di Indonesia yang meliputi atau
mencakup Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945”.4 Apabila
dikaji kedua komponen tersebut dengan pendekatan filosofis (ontologis), historis-
sosiologis, sistematis dan yuridis fungsional, menunjukkan adanya komitmen
kemanusiaan yang tinggi dari bangsa Indonesia meskipun belum di idealisasi dan di
sistematisasi secara lengkap dalam daftar hak-hak asasi manusia seperti halnya
piagam HAM sedunia beserta konvenannya. Hal ini bisa dimengerti karena Undang-
Undang Dasar 1945 kehadirannya lebih dahulu daripada deklarasi hak asasi manusia.

4
Bambang Heri Supriyanto.Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut
Hukum Positif di Indonesia.Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2,
No. 3, Maret 2014

4
“Setidaknya terdapat dua undang-undang yang menjadi landasan perlindungan dan
penegakan HAM di Indonesia, yaitu UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Kedua undang-undang tersebut mengatur perlindungan yang sangat
luas terkait HAM”.

C. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia


Sejarah membuktikan bahwa kesadaran manusia terhadap hak-hak asasi akan
meningkat jika terjadi pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan, seperti adanya
perbudakan, penjajahan, maupun ketidakadilan.perjuangan atas pengakuan dan usaha
menegakkan hak hak asasi manusia dari berbagai bangsa banyak di tuangkan dalam
berbagai konvensi, konstitusi, perundangan-undangan,teori serta hasil hasil pemikiran
yang pernah hadir di muka bumi ini. Sejak Socrates dan Plato perjuangan terhadap
hak asasi manusia selalu dibicarakan. Kedua filsuf tersebut merupakan pelopor dan
peletak dasar diakuinya hak hak asasi manusia.mereka mengajarkan untuk melakukan
kritik kepada pemerintah yang tidak bijaksana dalam menjalankan pemerintahan.
Sejarah hak asasi manusia secara khusus dapat ditelusuri sejak adanya Magna Charta
di Inggris (1215), Habeas Corpus Act (1679), Petition of Rights (1689), Bill of
Rights(1689), La Declaration Des Droits de l'homme ET Du Citoyen (1789). Setelah
perang Dunia II (1939-1945) yang memakan banyak korban pelanggaran hak-hak
asasi manusia,maka Franklin D. Roosevelt (Presiden AS) mencetuskan "The Four
Freedom" sebagai berikut:
1. Freedom of Speech and Expression (kebebasan untuk berbicara dan
menyatakan pendapat).
2. Freedom of Religion (kebebasan untuk beragama)
3. Freedom From Fear (kebebasan dari ketakutan).
4. Freedom From Want (kebebasan dari kemelaratan)

Menurut sejarah asal mula hak asasi manusia ialah dari Eropa Barat, yaitu
Inggris. Tonggak pertama kemenangan hak asasi manusia ialah pada tahun 1215
dengan lahirnya Magna Charta. Magna Charta adalah suatu dokumen yang mencatat
hak yang diberikan oleh Raja John Lackland dari Inggris kepada bangsawan di
bawahnya atas tuntutan mereka.5

5
Ibid,hlm 223

5
Di dalam Magna Charta itu tercantum kemenangan para bangsawan atas raja
Inggris. Di dalamnya dijelaskan bahwa raja tidak lagi bertindak sewenang-wenang.
Dalam hal- hal tertentu, raja di dalam tindakannya harus mendapatkan persetujuan
para bangsawan. Sejak lahirnya Magna Charta, raja yang melanggar aturan harus
diadili dan mempertanggungjawabkan kebijakannya di hadapan bangsawan.
Sekalipun hal itu terbatas dalam hal tertentu, tetapi Magna Charta ini telah menyulut
ide tentang keterikatan penguasa kepada hukum pertanggungjawaban kekuasaan
mereka kepada rakyat.6

Kemudian berkembang dengan adanya bill of Rights (UU Hak 1689) di


Inggris, yaitu suatu Undang-undang yang diterima oleh Parlemen Inggris sesudah
berhasil dalam tahun sebelumnya mengadakan perlawanan terhadap Raja James II
salam suatu revolusi gemilang.7 Perkembangan berikutnya ialah adnya Revolusi
Amerika 1776 (The American Declaration of Independence) dan Revolusi Prancis
1789 (The French Declaration). Dua revolusi ini dalam abad XVIII ini besar sekali
pengaruhnya pada perkembangan hak asasi manusia tersebut. Revolusi Amerika
menuntut adanya hak bagi setiap orang untuk hidup merdeka, dalam hal ini hidup
bebas dari kekuasaan Inggris, Revolusi Prancis bertujuan untuk membebaskan
manusia warga negara Prancis dari kekangan kekuasaan mutlak dari seorang raja
penguasa tunggal negera (absolute monarchi)."8

Dan kemudian lahir Deklarasi Universal HAM (DURHAM) yang dikukuhkan


oleh Commision of Human Rights (PBB) dalam Universal Declaration of Human
Rights (UDHR) pada tanggal 10 Desember 1948. Menurut DUHAM terdapat 5 Jenis
hak asasi dimiliki oleh setiap individu: hak personal, hak legal, hak sipil dan politik,
hak subsistensi dan hak ekonomi, sosial dan budaya. Secara operasional, beberapa
bentuk HAM yang terdapat dalam UU nomor 39 tahun 1999 tentang HAM sebagai
berikut:

1. Hak untuk hidup

2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

6
A. Ubaedillah dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007, hlm. 251
7
C.S.T Kansil dan Christine S.T, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Jakarta:PT Rineka
Cipta. 2008, him 224
8
A. Ubaedillah dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007, hlm. 255

6
3. Hak mengembangkan diri

4. Hak memperoleh keadilan

5. Hak atas kebebasan pribadi

6. Hak atas rasa aman

7. Hak atas kesejahteraan

8. Hak turut serta dalam pemerintah

9. Hak wanita

10. Hak anak

D. Asas-asas Hak Asasi Manusia


Sudah dijelaskan sebelumnya mengenai pengertian Hak Asasi Manusia
termasuk pengertian dari Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia yakni seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati dan dijunjung tinggi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Membicarakan
mengenai hak asasi manusia tidak terlepas dari asasasas dari hak asasi manusia. Asas-
asas hak asasi manusia diketahui ketika dibicarakannya definisi hak asasi manusia,
yang menyatakan bahwa hak asasi manusia itu adalah hak-hak absolut yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia (inherent dignity) yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan diproteksi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang. Ini
berarti mengandung kosenkuensi, bahwa hak-hak itu merupakan hak dasar yang
melekat secara absolut pada diri setiap individu manusia yang tidak dapat dicabut
(inalienable) dan tidak boleh dilanggar (inviolable) oleh siapapun. Sebagai hak dasar,
hak asasi manusia secara kodrati melekat pada diri setiap individu manusia,
konsekuensinya setiap individu manusia memiliki kesederajatan, kesetaraan dan
ekualitas. Ini berarti pula hak asasi manusia memiliki skifat universal dan eternal
(langgeng/abadi), tanpa bahasanya, agama atau kepercayaannya, pendapat politiknya,
itu hak-hak dasar dimaksud antara satu dengan lainnya sangat korelatif sehingga tidak

7
bisa dipisahlepaskan dan tidak bisa dibagi-bagi (interrelated, interdependent, dan
indivisible).9 Asas-asas hak asasi manusia yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Asas Kemelekatan (Alienable Principle)


Suatu prinsip dasar yang menentukan bahwa hak asasi melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-
Nya, sehingga tidak dapat dicabut (inalienable) dan diabaikan (inderogable) oleh
siapapun. Dengan demikian asas kemelekatan ini menurunkan asas atau prinsip
tidak boleh dicabut (nalienable principle) dan asas atau prinsip tidak boleh
diabaikan (inderogable principle). Asas adalah suatu pernyataan yang
mengandung kebenaran universal, oleh karena itu “asas” bukan atau tidak
merupakan pendapat pribadi, tetapi pernyataan umum yang terdapat didalam
hukum Internasional dan diakui oleh para ahli. Dengan demikian dalam hak asasi
manusia melekat asas atau prinsip tidak boleh diabaikan (inderogable principle).

2. Asas Kesederajatan/Kesetaraan (Equality Principle)


Suatu prinsip dasar yang menentukan bahwa oleh karena setiap individu
manusia (orang) memiliki hak asasi manusia, maka setiap individu manusia
memiliki kedudukan yang sederajat atau setara dengan individu manusia lainnya.
Asas ini juga melahirkan asas ekualitas (equality principle). Artinya, setiap orang
harus diperlakukan sama (diperlakukan setara dengan orang/manusia lainnya)
pada situasi yang sama, dan diperlakukan berbeda pada situasi yang berbeda.

3. Asas Nondiskriminasi (Nondiscrimination Principle)


Asas ini timbul sebagai konsekuensi dari adanya asas atau prinsip ekualitas.
Pengertian asas nondiskriminasi adalah suatu prinsip dasar yang menentukan
bahwa setiap manusia adalah sama sebagai ciptaan Tuhan YME tanpa
membedakan agama, warna kulit, Bahasa, suku bangsa, kewarganegaraan,
keyakinan politik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu harus mendapat perlakuan
sama atau nondiskriminasi.

4. Asas Universal

9
A. Widiada Gunakarya S.A, Hukum Hak Asasi Manusia, ANDI, Edisi kesatu, Yogyakarta, 2017,
hlm.62.

8
Suatu prinsip dasar yang menentukan bahwa eksistensi hak asasi manusia
melekat pada hakikat dan keberadaan pada setiap manusia sebagai makhluk Tuhan
YME dan merupakan anugerah-Nya tanpa memandang berbagai perbedaan.
Sebagai konsekuensinya, asas hak asasi manusia yang bersifat universal
melahirkan asas turunan diantaranya sebagai berikut:
a. Asas perlindungan terhadap hak asasi manusia.
b. Asas penghormatan terhadap hak asasi manusia.
c. Asas mempertahankan eksistensi hak asasi manusia.
d. Asas tidak boleh mengabaikan hak asasi manusia.
e. Asas tidak boleh mengurangi hak asasi manusia orang lain.
f. Asas tidak boleh melanggar hak asasi manusia.
g. Asas tidak boleh merampas hak asasi manusia.

5. Asas Eternal
Lahir sebagai derivasi dari prinsip, bahwa eksistensi hak asasi manusia
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan
menrupakan anugerah-Nya. Pengertian asas eternal adalah suatu prinsip dasar
yang menentukan bahwa hak asasi manusia eksistensinya melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia secara terus-menerus, bersifat langgeng atau abadi.

6. Asas Saling Keterhubungan, Ketergantungan, dan Tidak Terbagi


Prinsip ini berangkat dari perbedaan pandangan antara negara-negara maju
yang lebih menekankan pada hak sipil dan politik dengan negara-negara
berkembang yang lebih menekankan pentingnya hak-hak ekonomi, sosial, dan
budaya. Situasi ini melahirkan kesepakatan bahwa hak asasi manusia harus
diperhitungkan seebagai satu kesatuan yang menyeluruh. Yang dimaksud dari asas
ini adalah suatu prinsip dasar yang menentukan bahwa eksistensi prinsip-prinsip
hak asasi manusia memiliki saling keterhubungan, ketergantungan, dan tak terbagi
antara satu dengan yang lain.10
E. Macam-macam Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah prinsip-prinsip dasar yang mengatur hak dan
kebebasan yang melekat pada semua individu tanpa diskriminasi apa pun. HAM
adalah bagian penting dari hukum internasional dan merupakan landasan moral untuk
10
A. Widiada Gunakarya S.A, Ibid, hlm. 63-67

9
melindungi martabat dan kehidupan manusia. Tidak hanya sebatas pengertian, hak
asasi manusia memiliki macam-macam atau jenis-jenis hak asasi, pembagian macam-
macam atau jenis-jenis hak-hak asasi tersebut sesuai dalam Universal Declaration of
Human Rightstanggal 10 Desember 1948 dicantumkan bebrapa hak-hak asasi sebagai
berikut:
1. Hak Asasi Pribadi ( Personal Rights ), yaitu hak yang mencakup kebebasan dalam
berpendapat, memeluk agama, dalam bergerak, aktif dalam setiap organisasi dan
sebagainya.
2. Hak Asasi Ekonomi ( Economy Rights ), yaitu hak dalam membeli, memiliki, serta
menjual dan dalam memanfaatkan sesuatu.
3. Hak Asasi Politik ( Political Rights ), yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak
untuk dipilah dan memilih, hak mendirikan partai politik, dan lain-lain.11
4. Legal Equality of Rights, hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hokum dan pemerintahan
5. Judicature and Custody Rights, hak asasi untuk mendapatkan peradilan dang
perlindungan atau perlakuan tata cara perlindungan
6. Education Rights, hak asasi untuk mendapatkan pendidikan.
7. Weges and Occupation Rights, hak asasi untuk mendapatkan pekerjaan dan
mendapatkan upah yang adil dan cukup
8. Social and Cultural Rights, hak asasi untuk mendapatkan jaminan sosial serta
mengembangkan kebudayaan.12
F. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Di Indonesia hak-hak asasi manusia tercantum dalam Pancasila dan UUD
1945. Dalam Pancasila HAM dijelaskan secara filosofis dan kejiwaan yang
mengandung makna yang sangat dalam. Misalnya, pada butir pertama sila 1 percaya
dan taqwa kepada Tuhan YME dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya, butir 1 sila II
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.13
Pengakuan HAM yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Negara
Indonesia adalah Negara hukum yang memandang serius terhadap kepentingan HAM
11
Sarinah, dkk, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan ( PPKn di Perguruan Tinggi ),… hlm.
90.
12
Rustam. E. Tamburaka, Pendidikan Pancasila, …, hlm. 168-169.
13
Rustam. E. Tamburaka, Pendidikan Pancasila, …, hlm. 169

10
agar menjadi hal yang patut dipertimbangkan warga negara Indonesia dan tidak
diacuhkan bahkan dianggap sepele, maka di bawah ini UUD yang memuat
permasalahan HAM, antara lain:
1. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama
2. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat,
3. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998,
4. UU No. 39 Tahun 1999,14
Pengadilan HAM adalah upaya memberikan jaminan HAM di Indonesia,
maka dibentuklah:
1. Komnas HAM
2. Pengadilan HAM15
HAM di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI. Oleh karena itu,
penegakan hukum dan HAM harus dilaksanakan secara tegas, tidak diskriminatif, dan
konsisten. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam program penegakan
HAM, yakni16:
1. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana
Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi tahun 2004-2009
2. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia tahun 2004-2009 sebagai
gerakan nasional
3. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme
dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya
4. Pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi
5. Penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/ arsip
lembaga Negara dan badan pemerintah untuk mendukung penegakan hukum dan
HAM.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

14
Sulaiman, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,…, hlm. 117
15
Sulaiman, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,…, hlm. 118
16
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI, ( Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018 ), hlm. 56-57

11
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Hak
ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat
kemanusiaannya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau
berhubungan dengan sesama manusia.
Dari dasar hukum Hak Asasi Manusia terdapat dua Undang-undang yang
menjadi landasan perlindungan dan penegakan HAM Di Indonesia, yaitu UU Nomor
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia. Kedua undang-undang tersebut mengatur
perlindungan yang sangat luas terkait HAM.
Sejarah hak asasi manusia secara khusus dapat ditelusuri sejak adanya Magna
Charta di Inggris (1215), Habeas Corpus Act (1679), Petition of Rights (1689), Bill of
Rights(1689), La Declaration Des Droits de l'homme ET Du Citoyen (1789). Setelah
perang Dunia II (1939-1945) yang memakan banyak korban pelanggaran hak-hak
asasi manusia, maka Franklin D. Roosevelt (Presiden AS) mencetuskan "The Four
Freedom" sebagai berikut:
1. Freedom of Speech and Expression (kebebasan untuk berbicara dan
menyatakan pendapat).
2. Freedom of Religion (kebebasan untuk beragama)
3. Freedom From Fear (kebebasan dari ketakutan).
4. Freedom From Want (kebebasan dari kemelaratan)
Menurut sejarah asal mula hak asasi manusia ialah dari Eropa Barat, yaitu
Inggris. Tonggak pertama kemenangan hak asasi manusia ialah pada tahun 1215
dengan lahirnya Magna Charta. Pada tanggal 10 Desember 1948 lahir Deklarasi
Universal HAM (DURHAM) yang dikukuhkan oleh Commision of Human Rights
(PBB) dalam Universal Declaration of Human Rights (UDIR). Menurut DUHAM
terdapat 5 Jenis hak asasi dimiliki oleh setiap individu: hak personal, hak legal, hak
sipil dan politik, hak subsistensi dan hak ekonomi, sosial dan budaya.
Sesuai dengan pengertiannya, HAM juga memiliki asas-asas. Asas- asas yang
dimaksud, yakni:
1. Asas Kemelekatan (Alienable Principle)
2. Asas Kesederajatan/kesetaraan (Equality Principle)
3. Asas Non diskriminasi (Non discrimination Principle)
12
4. Asas Universal
5. Asas Saling Keterhubungan, ketergantungan, dan Tidak Terbagi
Pembagian macam-macam sesuai dalam Universal Declaration of Human Rights
tanggal 10 Desember 1948 dicantumkan beberapa hak-hak asasi sebagai berikut:
1. Hak Asasi Pribadi ( Personal Rights)
2. Hak Asasi Ekonomi ( Economy Rights )
3. Hak Asasi Politik ( Political Rights )
4. Legal Equality of Rights
5. Judicature and Custody Rights
6. Education Rights
7. Weges and Occupation Rights
8. Social and Cultural Rights
Di Indonesia hak-hak asasi manusia tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. HAM
di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI. Penegakan hukum dan HAM harus
dilaksanakan secara tegas, tidak diskriminatif, dan konsisten. Adapun kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan dalam program penegakan HAM, yakni:
1. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana
Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi tahun 2004-2009
2. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia tahun 2004-2009
sebagai gerakan nasional
3. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana
terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya
4. Pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi
5. Penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/ arsip
lembaga Negara dan badan pemerintah untuk mendukung penegakan hukum
dan HAM.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga
HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan
sampai pula HAM kita dilanggar dan diinjak-injak oleh orang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achadi, M. W. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:


K-media.
Gunakaya, A. W. (2017). Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Khairazi, F. (Januari 2015). IMPLEMENTASI DEMOKRASI DAN HAK ASASI
MANUSIA DI INDONESIA. Jurnal Inovatif, volume VIII NOMOR I.

14
Lubis, M. A. (2018). Pembelajaran PPKN Teori Pengajaran abad 21 di SD/MI. Yogyakarta:
Samudra Biru.
Sulaiman. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Banda Aceh:
PeNA.
Sunarso. (2020). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Supriyanto, B. H. (Maret 2014). Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM)
Menurut Hukum Positif di Indonesia. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI
PRANATA SOSIAL, Vol. 2, No. 3.
Tamburaka, R. E. (1995). Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA.

15

Anda mungkin juga menyukai