MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah Pendidikan dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Novi Mayasari, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 11
Aliza Putri Khairunnisa 234110402155
Lisna Maesaroh 234110402171
Manarul Anwar Hidayat 234110402172
1 PAI D
Kami juga menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak dengan tulus membantu dan memberikan doa saran serta kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dari makalah ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami
menerima kritik dan saran untuk dapat memperbaiki makalah ini. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Hak Asasi Manusia.......................................................................................3
B. Dasar Hukum Hak Asasi Manusia..................................................................................4
C. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia....................................................................5
D. Asas-asas Hak Asasi Manusia.........................................................................................7
E. Macam-macam Hak Asasi Manusia..............................................................................10
F. Hak Asasi Manusia di Indonesia...................................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak dasar yang dimiliki manusia sejak
manusia itu dilahirkan. HAM dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat pada
kodrat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata-mata ia manusia,
bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka HAM itu tidak
tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau negara lain. Masalah
HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi daripada era sebelumnya. Hak Asasi Manusia adalah hak sebagai anugerah
Tuhan yang maha esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan
abadi, berkait dengan harkat dan martabat manusia (Tap. MPPRI No. XVII/MW 1998
Tentang HAM).1
HAM diperoleh dari penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa,
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan sebagai manusia. Hak ini dibutuhkan
manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaannya juga
digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan
sesama manusia. Selain daripada itu, Indonesia wajib melaksanakan perlindungan dan
penegakan HAM untuk warga negaranya karena Indonesia telah melakukan
perjanjian-perjanjian Internasional dalam masalah penegakan HAM. Hak Asasi
Manusia yang tersirat di dalam UUD 1945 bersumber pada falsafah dasar dan
pandangan hidup bangsa, yaitu Pancasila. Penegakan HAM di Indonesia sejalan
dengan implementasi dari nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bernegara dan
berbangsa.
Terlepas dari konsep HAM yang bersifat universal, namun pada penerapannya
harus memperhitungkan budaya dan tradisi negara setempat, faktor ekonomi atau
tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diangkat sebagai pemegang peran penting
yang pada akhirnya ikut menentukan kualitas penegakkan HAM di suatu negara.
Sehingga dapat diartikan bahwa semakin bagus kualitas kesejahteraan di suatu negara,
maka semakin tinggi kemampuannya untuk memajukan perlindungan terhadap HAM
1
Abdul Latief,dkk.Pendidikan Kewarganegaraan,(Sulawesi Selatan:Ahmad Cendekia Indonesia, 2019),
hlm. 49.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hak asasi manusia?
2. Apa dasar hukum dari hak asasi manusia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan hak asasi manusia?
4. Apa saja asas-asas hak asasi manusia?
5. Apa saja macam-macam hak asasi manusia?
6. Bagaimana hak asasi manusia di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hak asasi manusia
2. Mengetahui dasar hukum hak asasi manusia
3. Mengetahui sejarah perkembangan hak asasi manusia
4. Mengetahui asas-asas hak asasi manusia
5. Mengetahui macam-macam hak asasi manusia
6. Mengetahui hak asasi manusia yang ada di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaanya.
Hak-hak tersebut telah dibawa sejak lahir dan melekat pada diri manusia sebagai
makhluk Tuhan. Setiap manusia memiliki derajat dan martabat yang sama. Pada masa
lalu, manusia belum mengakui akan adanya derajat manusia yang lain sehingga
mengakibatkan terjadinya penindasan antara manusia yang satu bangsa ke bangsa
yang lain. Indonesia yang dijajah dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum
kolonialisme dengan menindas dan menyengsarakan bangsa ini. Sehingga, dilakukan
perjuangan terus menerus untuk tetap mempertahankan hak asasi manusia yang
dimilikinya. Jika berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi manusia, dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat.2
Menurut Bahder Johan Nasution “pengertian hak asasi manusia sering
dipahami sebagai hak kodrati yang dibawa oleh manusia sejak manusia lahir ke
dunia”.3 Pemahaman terhadap hak asasi yang demikian itu merupakan pemahaman
yang sangat umum dengan tanpa membedakan secara akademik hak-hak yang
dimaksud serta tanpa mempersoalkan asal usul atau sumber diperolehnya hak
tersebut. Pengertian hak asasi manusia seperti pemahaman di atas memang tidak
salah, namun dengan pemahaman seperti itu merupakan pemahaman yang sempit
tentang hak asasi manusia, maka penerapan terhadap hak tersebut sering salah kaprah
atau disalahgunakan. Untuk itu guna memperoleh pemahaman yang lebih sempurna
tentang hak asasi manusia, perlu dipahami istilah-istilah yang memberi pengertian
secara tepat mengenai hak asasi manusia. Patut diakui memang pada dasarnya definisi
hak asasi manusia juga masih menimbulkan perdebatan di sana sini terkait mengenai
definisi atas hak asasi manusia tersebut. Namun, yang jelas menurut Penulis hak asasi
manusia dapat terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu:
2
P. N. H. Simanjuntak,Pendidikan Kewarganegaraan SMP dan MTs Kelas VII,
( Jakarta:Grasindo, 2007), hlm. 46
3
Fauzan Khairazi, Implementasi demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia, vol. VIII, No. I,
Jakarta 2015
3
1. Hak asasi yang terlahir atas pemberian Tuhan yang tidak dapat dibantah lagi
keberadaannya seperti hak untuk hidup dan hak asasi lainnya yang bersumber dari
Tuhan mengiringi kehidupan manusia.
2. Hak asasi yang bersumber dari pemberian Negara dengan atau tanpa melalui
undang-undang, seperti halnya hak atas pendidikan, penghidupan yang layak, dan
lain sebagainya.
B. Dasar Hukum Hak Asasi Manusia
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 28I ayat (4), "Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak
asasi manusia adalah tanggung jawab Negara, terutama Pemerintah".
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Pasal 71, "Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-
Undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang
hak asasi manusia yang diterima oleh Negara Republik Indonesia".
3. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pelayanan
Komunikasi Masyarakat terhadap Permasalahan Hak Asasi Manusia
Pasal 10 ayat (1) huruf d, "Penyampaian Permasalahan HAM yang
dikomunikasikan secara tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf b dapat menggunakan aplikasi online"
4
Bambang Heri Supriyanto.Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut
Hukum Positif di Indonesia.Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2,
No. 3, Maret 2014
4
“Setidaknya terdapat dua undang-undang yang menjadi landasan perlindungan dan
penegakan HAM di Indonesia, yaitu UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Kedua undang-undang tersebut mengatur perlindungan yang sangat
luas terkait HAM”.
Menurut sejarah asal mula hak asasi manusia ialah dari Eropa Barat, yaitu
Inggris. Tonggak pertama kemenangan hak asasi manusia ialah pada tahun 1215
dengan lahirnya Magna Charta. Magna Charta adalah suatu dokumen yang mencatat
hak yang diberikan oleh Raja John Lackland dari Inggris kepada bangsawan di
bawahnya atas tuntutan mereka.5
5
Ibid,hlm 223
5
Di dalam Magna Charta itu tercantum kemenangan para bangsawan atas raja
Inggris. Di dalamnya dijelaskan bahwa raja tidak lagi bertindak sewenang-wenang.
Dalam hal- hal tertentu, raja di dalam tindakannya harus mendapatkan persetujuan
para bangsawan. Sejak lahirnya Magna Charta, raja yang melanggar aturan harus
diadili dan mempertanggungjawabkan kebijakannya di hadapan bangsawan.
Sekalipun hal itu terbatas dalam hal tertentu, tetapi Magna Charta ini telah menyulut
ide tentang keterikatan penguasa kepada hukum pertanggungjawaban kekuasaan
mereka kepada rakyat.6
6
A. Ubaedillah dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007, hlm. 251
7
C.S.T Kansil dan Christine S.T, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Jakarta:PT Rineka
Cipta. 2008, him 224
8
A. Ubaedillah dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007, hlm. 255
6
3. Hak mengembangkan diri
9. Hak wanita
7
bisa dipisahlepaskan dan tidak bisa dibagi-bagi (interrelated, interdependent, dan
indivisible).9 Asas-asas hak asasi manusia yang dimaksud adalah sebagai berikut:
4. Asas Universal
9
A. Widiada Gunakarya S.A, Hukum Hak Asasi Manusia, ANDI, Edisi kesatu, Yogyakarta, 2017,
hlm.62.
8
Suatu prinsip dasar yang menentukan bahwa eksistensi hak asasi manusia
melekat pada hakikat dan keberadaan pada setiap manusia sebagai makhluk Tuhan
YME dan merupakan anugerah-Nya tanpa memandang berbagai perbedaan.
Sebagai konsekuensinya, asas hak asasi manusia yang bersifat universal
melahirkan asas turunan diantaranya sebagai berikut:
a. Asas perlindungan terhadap hak asasi manusia.
b. Asas penghormatan terhadap hak asasi manusia.
c. Asas mempertahankan eksistensi hak asasi manusia.
d. Asas tidak boleh mengabaikan hak asasi manusia.
e. Asas tidak boleh mengurangi hak asasi manusia orang lain.
f. Asas tidak boleh melanggar hak asasi manusia.
g. Asas tidak boleh merampas hak asasi manusia.
5. Asas Eternal
Lahir sebagai derivasi dari prinsip, bahwa eksistensi hak asasi manusia
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan
menrupakan anugerah-Nya. Pengertian asas eternal adalah suatu prinsip dasar
yang menentukan bahwa hak asasi manusia eksistensinya melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia secara terus-menerus, bersifat langgeng atau abadi.
9
melindungi martabat dan kehidupan manusia. Tidak hanya sebatas pengertian, hak
asasi manusia memiliki macam-macam atau jenis-jenis hak asasi, pembagian macam-
macam atau jenis-jenis hak-hak asasi tersebut sesuai dalam Universal Declaration of
Human Rightstanggal 10 Desember 1948 dicantumkan bebrapa hak-hak asasi sebagai
berikut:
1. Hak Asasi Pribadi ( Personal Rights ), yaitu hak yang mencakup kebebasan dalam
berpendapat, memeluk agama, dalam bergerak, aktif dalam setiap organisasi dan
sebagainya.
2. Hak Asasi Ekonomi ( Economy Rights ), yaitu hak dalam membeli, memiliki, serta
menjual dan dalam memanfaatkan sesuatu.
3. Hak Asasi Politik ( Political Rights ), yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak
untuk dipilah dan memilih, hak mendirikan partai politik, dan lain-lain.11
4. Legal Equality of Rights, hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hokum dan pemerintahan
5. Judicature and Custody Rights, hak asasi untuk mendapatkan peradilan dang
perlindungan atau perlakuan tata cara perlindungan
6. Education Rights, hak asasi untuk mendapatkan pendidikan.
7. Weges and Occupation Rights, hak asasi untuk mendapatkan pekerjaan dan
mendapatkan upah yang adil dan cukup
8. Social and Cultural Rights, hak asasi untuk mendapatkan jaminan sosial serta
mengembangkan kebudayaan.12
F. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Di Indonesia hak-hak asasi manusia tercantum dalam Pancasila dan UUD
1945. Dalam Pancasila HAM dijelaskan secara filosofis dan kejiwaan yang
mengandung makna yang sangat dalam. Misalnya, pada butir pertama sila 1 percaya
dan taqwa kepada Tuhan YME dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya, butir 1 sila II
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.13
Pengakuan HAM yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Negara
Indonesia adalah Negara hukum yang memandang serius terhadap kepentingan HAM
11
Sarinah, dkk, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan ( PPKn di Perguruan Tinggi ),… hlm.
90.
12
Rustam. E. Tamburaka, Pendidikan Pancasila, …, hlm. 168-169.
13
Rustam. E. Tamburaka, Pendidikan Pancasila, …, hlm. 169
10
agar menjadi hal yang patut dipertimbangkan warga negara Indonesia dan tidak
diacuhkan bahkan dianggap sepele, maka di bawah ini UUD yang memuat
permasalahan HAM, antara lain:
1. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama
2. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat,
3. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998,
4. UU No. 39 Tahun 1999,14
Pengadilan HAM adalah upaya memberikan jaminan HAM di Indonesia,
maka dibentuklah:
1. Komnas HAM
2. Pengadilan HAM15
HAM di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI. Oleh karena itu,
penegakan hukum dan HAM harus dilaksanakan secara tegas, tidak diskriminatif, dan
konsisten. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam program penegakan
HAM, yakni16:
1. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana
Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi tahun 2004-2009
2. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia tahun 2004-2009 sebagai
gerakan nasional
3. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme
dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya
4. Pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi
5. Penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/ arsip
lembaga Negara dan badan pemerintah untuk mendukung penegakan hukum dan
HAM.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
Sulaiman, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,…, hlm. 117
15
Sulaiman, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,…, hlm. 118
16
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI, ( Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018 ), hlm. 56-57
11
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Hak
ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat
kemanusiaannya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau
berhubungan dengan sesama manusia.
Dari dasar hukum Hak Asasi Manusia terdapat dua Undang-undang yang
menjadi landasan perlindungan dan penegakan HAM Di Indonesia, yaitu UU Nomor
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia. Kedua undang-undang tersebut mengatur
perlindungan yang sangat luas terkait HAM.
Sejarah hak asasi manusia secara khusus dapat ditelusuri sejak adanya Magna
Charta di Inggris (1215), Habeas Corpus Act (1679), Petition of Rights (1689), Bill of
Rights(1689), La Declaration Des Droits de l'homme ET Du Citoyen (1789). Setelah
perang Dunia II (1939-1945) yang memakan banyak korban pelanggaran hak-hak
asasi manusia, maka Franklin D. Roosevelt (Presiden AS) mencetuskan "The Four
Freedom" sebagai berikut:
1. Freedom of Speech and Expression (kebebasan untuk berbicara dan
menyatakan pendapat).
2. Freedom of Religion (kebebasan untuk beragama)
3. Freedom From Fear (kebebasan dari ketakutan).
4. Freedom From Want (kebebasan dari kemelaratan)
Menurut sejarah asal mula hak asasi manusia ialah dari Eropa Barat, yaitu
Inggris. Tonggak pertama kemenangan hak asasi manusia ialah pada tahun 1215
dengan lahirnya Magna Charta. Pada tanggal 10 Desember 1948 lahir Deklarasi
Universal HAM (DURHAM) yang dikukuhkan oleh Commision of Human Rights
(PBB) dalam Universal Declaration of Human Rights (UDIR). Menurut DUHAM
terdapat 5 Jenis hak asasi dimiliki oleh setiap individu: hak personal, hak legal, hak
sipil dan politik, hak subsistensi dan hak ekonomi, sosial dan budaya.
Sesuai dengan pengertiannya, HAM juga memiliki asas-asas. Asas- asas yang
dimaksud, yakni:
1. Asas Kemelekatan (Alienable Principle)
2. Asas Kesederajatan/kesetaraan (Equality Principle)
3. Asas Non diskriminasi (Non discrimination Principle)
12
4. Asas Universal
5. Asas Saling Keterhubungan, ketergantungan, dan Tidak Terbagi
Pembagian macam-macam sesuai dalam Universal Declaration of Human Rights
tanggal 10 Desember 1948 dicantumkan beberapa hak-hak asasi sebagai berikut:
1. Hak Asasi Pribadi ( Personal Rights)
2. Hak Asasi Ekonomi ( Economy Rights )
3. Hak Asasi Politik ( Political Rights )
4. Legal Equality of Rights
5. Judicature and Custody Rights
6. Education Rights
7. Weges and Occupation Rights
8. Social and Cultural Rights
Di Indonesia hak-hak asasi manusia tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. HAM
di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI. Penegakan hukum dan HAM harus
dilaksanakan secara tegas, tidak diskriminatif, dan konsisten. Adapun kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan dalam program penegakan HAM, yakni:
1. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana
Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi tahun 2004-2009
2. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia tahun 2004-2009
sebagai gerakan nasional
3. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana
terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya
4. Pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi
5. Penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/ arsip
lembaga Negara dan badan pemerintah untuk mendukung penegakan hukum
dan HAM.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga
HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan
sampai pula HAM kita dilanggar dan diinjak-injak oleh orang lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Lubis, M. A. (2018). Pembelajaran PPKN Teori Pengajaran abad 21 di SD/MI. Yogyakarta:
Samudra Biru.
Sulaiman. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Banda Aceh:
PeNA.
Sunarso. (2020). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Supriyanto, B. H. (Maret 2014). Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM)
Menurut Hukum Positif di Indonesia. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI
PRANATA SOSIAL, Vol. 2, No. 3.
Tamburaka, R. E. (1995). Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA.
15