Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

“ HAM DAN DEMOKRASI “

Dosen Pengampu :

Radian Suparba SH., MH

Disusun oleh :

Nama : Anggun Nura Putri

Npm : 201010310

Kelas : G.

Universitas Islam Riau

Fakultas Hukum

TA. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “HAM dan Demokrasi” ini dengan
tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Radian Suparba SH., MH pada mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bela Negara bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Radian Suparba SH., MH selaku Dosen
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4

 Latar belakang .......................................................................................................... 4


 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
 Tujuan ..................................................................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................................ 6

 Pengertian HAM ............................................................................................................ 6


 Perkembangan pemikiran HAM ................................................................................... 7
 Macam-macam HAM ................................................................................................... 8
 Tujuan HAM ................................................................................................................. 9
 Pengertian Demokrasi ................................................................................................... 10
 Tantangan Demokrasi Indonesia ................................................................................... 11
 Prinsip-prinsip Demokrasi ............................................................................................ 13

BAB III : PENUTUP ................................................................................................................ 15

 Kesimpulan .................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hak Asasi Manusia dalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang
manusia. Hak Asasi Manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun,
sehingga sifatnya universal. Hak Asasi Manusia pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak
Asasi Manusia juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung.
Hak Asasi Manusia biasanya dialamatkan kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah
yang mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi
manusia, termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan
oleh swasta.
Adapun pengertian Demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya dalam mewujudkan kedaulatan rakyat atas kekuasaan negara untuk
dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut. Wacana tentang demokrasi seringkali
dikaitkan dengan berbagai persoalan. Karena itu demokrasi menjadi alternatif system
nilai dalam berbagai lapangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, dan Negara. Demokrasi sepertinya sebuah kata yang sudah tidak asing bagi
siapa saja. Oleh karena itu , untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional Indonesia,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, ada baiknya kita sebagai penerus dan generasi
bangsa mengetahui hakikat dari demokrasi ini.

4
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia ?


2. Bagaimana perkembangan pemikiran HAM ?
3. Sebutkan macam-macam HAM ?
4. Apa tujuan HAM ?
5. Apa pengertian Demokrasi ?
6. Bagaimana tantangan Demokrasi Indonesia ?
7. Apa prinsip-prinsip Demokrasi ?

C. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah dan meningkatkan wawasan mengenai
semua komponen HAM dan Demokrasi bagi pembaca maupun penulis.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

HAM atau hak asasi manusia adalah serangkaian hak dasar yang melekat sejak lahir
dalam diri manusia. Hak asasi manusia berasal dari Tuhan YME dan tidak dapat langgar.
Hak diartikan sebagai kekuasaan atau kewenangan untuk melakukan atau mendapatkan
sesuatu. Sedangkan asasi memiliki arti utama atau dasar. Tidak ada satu manusia pun
yang berhak untuk melanggar hak asasi manusia. Bahkan di Indonesia sendiri pengaturan
dan perlindungan hak asasi manusia sudah diatur secara sistematis dalam wujud Undang-
Undang tentang hak asasi manusia. Setiap manusia memiliki hak dan martabat yang sama
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Di hadapan Tuhan manusia terlihat sama dan tidak ada
satu pun perbedaan yang dapat membedakannya. Oleh karena itu, Tuhan YME
menganugerahkan hak asasi manusia kepada setiap umat manusia tanpa terkecuali.
Hak asasi manusia muncul atau berlandaskan dari keyakinan manusia itu sendiri.
Keyakinan yang dimaksudkan adalah bahwasanya setiap manusia sama dan sederajat
selaku makhluk ciptaan Tuhan. Ketika dilahirkan setiap manusia memiliki derajat,
martabat dan hak yang sama. Hak asasi manusia bersifat universal dan tidak dibedakan
berdasarkan ras, agama dan suku. Setiap manusia memiliki hak untuk diperlakukan sama.
Hak asasi manusia memiliki cakupan yang cukup banyak yaitu meliputi hak dasar
perorangan dan hak dasar kelompok. Penegakkan HAM sudah digalakan di berbagai
belahan dunia sejak akhir abad 20. Sudah banyak dokumen yang tersimpan tentang hal
tersebut dan terus bertambah setiap waktunya. Khususnya di Indonesia, upaya
penegakkan HAM terus menuju ke arah yang positif beberapa dasawarsa terakhir. Hal ini
merupakan sebuah hal yang sangat menggembirakan dan patut untuk terus diperjuangkan
demi kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Pengertian HAM menurut beberapa ahli, yaitu :

 Haar Tilar

Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak-hak yang sudah ada atau melekat pada
tiap-tiap manusia dan juga tanpa mempunyai hak-hak itu maka pada tiap-tiap
manusia itu tidak dapat hidup selayaknya manusia. Hak ini didapatkan sejak
lahir ke dalam dunia.
 Prof. Koentjoro Poerbopranoto

6
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah suatu hak yang sifatnya mendasar atau
juga asasi. Hak-hak yang dipunyai pada tiap-tiap manusia tersebut dengan
berdasarkan kodratnya yang pada hakikatnya tidak akan dapat dipisahkan
sehingga akan bersifat suci.

 John Locke

Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak-hak yang secara langsung diberikan
Tuhan YME pada tiap manusia ialah sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu
, tidak ada juga kekuatan pada dunia ini yang dapat mencabutnya. Hak Asasi
Manusia (HAM) tersebut sifatnya fundamental atau juga bersifat mendasar
bagi tiap kehidupan manusia dan juga pada hakikatnya sangat suci.

 Mahfudz M.D.

Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak yang sudah ada dan melekat pada
martabat tiap manusia , dimana hak ini sudah dibawa sejak lahir ke dalam
dunia sehingga pada dasarnya hak ini bersifat kodrati.

B. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM

Perkembangan HAM dibagi dalam 4 generasi, yaitu :

 Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada


bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada
bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia
II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka
untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.
 Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan
juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM
generasi kedua menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak
asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat
penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak
ekonomi dan hak politik.
 Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi
ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya,
politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak
melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM
generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan
terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas
7
utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak
korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.
 Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant
dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan
menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan
rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan
kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan
sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-
negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi
manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and
Government.

C. MACAM-MACAM HAK ASASI MANUSIA

Ada bermacam-macam hak asasi manusia. Secara garis besar, hak-hak asasi manusia
dapat digolongkan menjadi enam macam sebagai berikut :

1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)


Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak
asasi pribadi :
 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.
 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
 Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing.

2. Hak Asasi Politik (Political Rights)


Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi politik :
 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
 Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

3. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)


Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang berkaitan
dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi hukum sebagai
berikut :
 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

8
 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths)


Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi
ekonomi :
 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
 Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak asasi
peradilan :
 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan
penyelidikan di muka hukum.

6. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights)


Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi
sosial budaya ini sebagai berikut :
 Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.
 Hak mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

D. TUJUAN HAK ASASI MANUSIA.

Cakupan Hak Asasi Manusia (HAM) sangatlah luas, baik HAM yang bersifat
individual (perseorangan) maupun HAM yang bersifat komunal atau kolektif
(masyarakat). Upaya penegakannya juga sudah berlangsung selama berabad-abad dan
tujuan HAM pada dasarnya adalah sama. Walaupun di berbagai belahan dunia termasuk
Indonesia, penegakan HAM secara eksplisit baru terlihat sejak berakhirnya perang Dunia
II dan semakin intensif sejak akhir abad ke-20. Sudah banyak juga dokumen yang
dihasilkan tentang hal itu, yang dari waktu ke waktu terus bertambah.
Sejumlah negara juga telah melangkah jauh dalam mencapai standar internasional dan
tujuan HAM, yang di antaranya dilakukan dengan mendirikan Komisi Nasional
(Komnas) untuk HAM. Terlepas dari segata motivasi dan latar belakang pendiriannya,
Komisi Nasional HAM di sejumlah negara Asia dan Pasifik kebanyakan didirikan atas

9
saran Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) dengan bantuan dari negara-negara
yang dipandang lebih maju dalam hal implementasi HAMnya.
Tujuan HAM adalah melindungi hak manusia untuk hidup dengan harga diri, yang
meliputi hak untuk hidup, hak atas kebebasan, dan hak keamanan. Hidup dengan harga
diri berarti bahwa manusia harus memiliki sesuatu seperti tempat yang layak untuk
tinggal dan makanan yang cukup. Artinya, untuk mencapai tujuan HAM ini manusia
harus dapat berpartisipasi dalam masyarakat, menerima pendidikan, bekerja,
mempraktikkan ajaran agamanya, berbicara dalam bahasanya sendiri, dan hidup dengan
damai.
Tujuan HAM yang lainnya adalah sebagai alat untuk melindungi manusia dari
kekerasan dan kesewenang-wenangan. HAM mengembangkan sikap saling menghargai
antara manusia. HAM mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab
untuk menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar. Misalnya, kita memiliki hak
untuk hidup bebas dari segala bentuk diskriminasi, tapi di saat yang sama, kita memiliki
tanggung jawab untuk tidak mendiskriminasi orang lain.

E. PENGERTIAN DEMOKRASI

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yakni demokratia yang terbentuk dari
kata demos yang artinya rakyat dan kratein yang artinya pemerintahan/kekuasaan,
sehingga arti dari demokratia ialah kekuasaan atau pemerintahan rakyat. Secara umum,
pengertian demokrasi merupakan suatu sistem pemerintah yang melibatkan rakyat dalam
sistem pemerintahan negara.
Selain itu, pengertian demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya dalam mewujudkan kedaulatan rakyat atas kekuasaan negara untuk
dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut. Pilar demokrasi yang biasa kita kenal
adalah prinsip trias politica, dimana membagi ketiga kekuasaan politik negara yaitu
eksekutif, yudikatif dan legislatif. Dalam mewujudkan ketiga jenis lembaga negara yang
bersifat independen dan berada dalam kesejajaran satu sama lain, diharapkan agar ketiga
lembaga negara ini dapat saling mengontrol dan mengawasi. Adapun pengertian
demokrasi dari para ahli yaitu:
1. Josefh A. Schmeter, Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan dengan cara perjuangan komperatif atas suara rakyat.
2. Sidney Hook dekrasi, Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-
keputusan pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa.

10
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl, Demokrasi merupakan suatu
system pemerintahan dimana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka diwilayah public oleh warga Negara, yang bertindak secara tidak
langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah
terpilih.

F. TANTANGAN DEMOKRASI INDONESIA

Sejak awal didirikannya, Republik Indonesia telah membaptis diri sebagai negara
demokrasi. Dalam rentangan waktu perjalanan panjang dari Orde Lama hingga Orde
Baru, pelaksanaan demokrasi itu sendiri belum pernah mencapai titik paripurna.
Reformasi adalah saat di mana harapan akan tegaknya demokrasi itu diletakkan. Namun
demikian, perihal penegakan demokrasi itu masih juga jauh dari harapan. Ada sejumlah
tantangan yang menjadi sandungan bagi tegaknya demokrasi di republik ini. Seperti
biasa, tantangan yang paling mungkin bagi demokrasi adalah kekuasaan yang mengarah
kepada model otoritarianisme.
Namun, tentang hal ini kelihatannya seperti sebatas model tantangan yang sudah
menjadi (alasan) klasik. Semenjak adanya kesadaran reformasi, tantangan berupa model-
model kekuasaan yang otoriter semacam ini terus digusur melalui evaluasi sistem dan
kritik publik.
Tantangan lain yang sebenarnya menjadi sandungan bagi demokrasi saat ini justru
berasal dari arus bawah. Jika ditimbang, tantangan yang berasal dari arus bawah ini
sebenarnya lebih rumit bila dibandingkan dengan tantangan yang berasal dari arus atas
(kekuasaan). Hal ini berdasar karena memang tantangan bagi demokrasi itu sendiri juga
merupakan imbas atau konsekuensi lain dari penegakan demokrasi itu sendiri.
Demokrasi yang menghadirkan kebebasan bagi setiap orang untuk mengungkapkan
aspirasinya kerap kali disalahgunakan dan juga rentan disusupi oleh kekuatan
kepentingan subjektif kelompok tertentu. Tentang hal ini tentu bukan hanya sekadar
cerita ompong dari mereka yang fobia akan demokrasi. Fakta tentang munculnya
berbagai kerusuhan di balik aksi massa dan demonstrasi sebagai bukti realisasi dari
demokrasi adalah fakta yang tidak dapat ditepis. Selain itu, munculnya berbagai gerakan
radikalisme belakangan ini yang menyusup melalui organisasi-organisasi kemasyarakatan
dan agama serta berlindung di bawah panci demokrasi, yang menyediakan ruang bagi
kebebasan untuk berpikir dan berpendapat adalah juga contoh langsung dari tantangan
demokrasi saat ini.
Di tengah wabah virus corona yang semakin mengancam kehidupan berbangsa dan
bernegara kini, lagi-lagi polemik seputar demokrasi itu kembali mencuat. Salah satu

11
persoalan demokrasi yang kembali mencuat adalah soal suara kritis yang telah kehilangan
pegangan etisnya dan menjurus kepada model-model penghinaan.
Di media-media sosial kritik yang menjurus kepada penghinaan soal penanganan wabah
virus corona ini juga dengan mudah ditemukan. Hal ini jugalah yang memantik Kapolri
untuk mengeluarkan surat telegram rahasia mengenai penindakan hukum bagi penghina
presiden dan pejabat pemerintah.

Isi surat telegram ini langsung disambut dengan tanggapan kritis dari sang mantan
Presiden SBY, yang lagi-lagi meramaikan diskusi soal kebebasan dan demokrasi ini.
Pada tempat pertama harus diakui bahwa kebebasan berpendapat adalah hal yang sudah
mutlak dalam demokrasi. Demokrasi yang menitikberatkan pada kekuasaan yang berada
di tangan rakyat sudah tentu harus memberi ruang kebebasan bagi rakyat untuk mengatur
jalannya roda pemerintahan. Salah satu jalan bagi publik untuk ikut serta mengatur
jalannya roda pemerintahan adalah melalui suara kritis yang disuarakan terhadap setiap
kebijakan yang dianggap menyimpang.
Namun demikian harus disadari bahwa kebebasan semacam ini juga kerap
disalahgunakan. Penyalahgunaan kebebasan semacam ini dapat dilihat dari cara orang
mengajukan kritik itu sendiri. Atas nama kebebasan dan demokrasi orang kerap kali
melancarkan kritik yang destruktif, menyerang ke ranah privat, menjatuhkan atau yang
lebih parahnya lagi adalah melakukan penghinaan terhadap pihak yang dikritik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persoalan dalam demokrasi kita saat ini terletak
pada minimnya kesadaran untuk membedakan antara kritik di satu pihak dan juga
penghinaan di sisi lain.
Tentang kritik itu sendiri Jȕrgen Habermas, salah satu filsuf berkebangsaan Jerman
yang mencita-citakan demokrasi yang dibangun di atas dasar diskursus pernah
menuliskan perihal kritik itu sendiri.
Baginya kritik itu sangat penting sebagai upaya untuk menyingkap sebuah kekuasaan
yang bersifat mendominasi dan represif. Namun kritik yang dimaksudkan oleh Habermas
tidak dapat dilepaspisahkan dari konsep dasarnya yang mencita-citakan masyarakat yang
dibangun di atas dasar intersubjektivisme menuju pada cita-cita emansipatoris.
Cita-cita emansipatoris itu pada dasarnya menempatkan kebaikan bersama sebagai
tujuan utama di samping kepentingan subjektif semata. Untuk itulah muara dari
pemikiran Habermas adalah menempatkan komunikasi sebagai jalan tercapainya
masyarakat yang demokratis. Dalam terang pemahaman semacam inilah kita dapat
menilai keadaan demokrasi di negara kita belakangan ini. Kerap kali kritik yang terjadi di
republik ini meninggalkan model intersubjektivisme atau komunikasi semacam ini.
Model intersubjekivieme yang hilang ini dapat dibaca dalam beberapa bentuk gaya
kritik. Pertama, kritik yang berupaya untuk mendominasi pihak lain. Kritik yang
berupaya untuk mendominasi ini ditandai dengan klaim subjektivisme yang bersifat
tertutup, bahkan juga kerap kali sudah disusupi oleh kepentingan kekuasaan tertentu.

12
Akibatnya sang pengkritik lalu merasa diri paling benar dan menyerang ide dan kebijakan
di luar pandangannya sebagai sebuah ketersesatan.
Hal inilah yang memungkinkan wicara menjadi macet, karena bukan kesepahaman
yang dicapai tetapi saling serang yang tidak akan pernah berujung. Kedua, kritik yang
tidak dibangun di atas dasar diskursus tetapi bersifat represif. Sudah tentu bahwa kritik
yang dibangun bukan dengan tujuan saling (memberi) pemahaman ini akan bersifat
menyerang pihak yang dikritik. Tidak jarang model-model yang berupa (menjurus
kepada) penghinaanlah yang ditampilkan dalam ruang diskursus demokrasi. Sebagai
akibatnya model kritik semacam ini akan meninggalkan cita-cita kebaikan bersama atau
sekadar memperalat kebaikan bersama itu sebagai alat untuk memuluskan kepentingan
subjektifnya.Tidak jarang persoalan-persoalan publik lalu diangkat ke permukaan, bukan
untuk mencari solusi tetapi menjadikannya sebagai polemik untuk memperkeruh
keadaan.

G. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI

Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi
dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada dasarnya prinsip demokrasi
itu sebagai berikut:

1. Kedaulatan ditangan rakyat


Kedaulatan ditangan rakyat makutnya kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat.
Ini berarti kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi. Apabila setiap warga
negara mampu memahami arti dan makna dari prinsip demokrasi.

2. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia


Pengakuan bahwa semua manusia memilih harkat dan martabat yang sama, dengan
tidak membeda-bedakan baik atau jenis kelamin, agama, suku dan sebagainya.
Pengakuan akan hak asasi manusia di indonesia telah tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945 yang sebenarnya terlebih dahulu ada dibanding dengan
Deklarasi Universal PBB yang lahir pada tanggal 24 Desember 1945.

3. Pemerintah berdasar hukum( konstitusi)


Pemerintah bedasarkan sistem konstitusioanal dan hukum dasar dan tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau
dibatasi oleh ketentuan konstitusi.

13
4. Peradilan yang Bebas dan tidak memihak
Setiap warga negara indonesia memiliki hak untuk diperlakukan sama di depan
hukum, pengadilan, dan pemerintah tanpa membedakan jenis kelamin, ras, suku,
agama, kekayaan , pangkat, dan jabatan. Dalam persidangan di pengadilan, hakim
tidak membeda-bedakan perlakuan dan tidak memihak sikaya, pejabat, dan orang
yang berpangkat. Jika mereka bersalah, hakim harus mengadilinya dan memberikan
hukuman sesuai dengan kesalahanya.

5. Pengambilan keputusan atas musyawarah


Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan sesuai
keputusan bersama (musyawarah) untuk mencapai mufakat.

6. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik


Bahwa dengan adanya partai politik dan organisasi sosial politik ini berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.

7.Pemilu yang demokratis


Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara
kesatuan republik indonesia yang bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945.

14
BAB III
PENUTUP

HAM merupakan hak yang melekat pada manusia secara kodrati dan tidak dapat
dihilangkan oleh pihak lain. Sedangkan Demokrasi adalah salah satu bentuk
pemerintahan dalam sebuah negara dengan kekuasaan pemerintahannya berasal dari
rakyat, baik secara langsung ataupun melalui perwakilan.
HAM dan Demokrasi merupakan elemen yang penting untuk mewujudkan suatu
negara yang berkeadaban. Demokrasi punya keterkaitan yang erat dengan Hak Asasi
Manusia karena sebagaimana dikemukakan tadi, makna terdalam dari demokrasi adalah
kedaulatan rakyat, yaitu rakyatlah sebagai pemegang kekuasaan politik tertinggi dalam
suatu negara.
Suatu negara belum dapat dikatakan demokratis apabila tidak menghormati dan
melindungi HAM. Kondisi yang dibutuhkan untuk memperkokoh tegaknya HAM adalah
alam demokratis di dalam kerangka negara hukum ( rule of law state ). Konsep negara
hukum dapat dianggap mewakili model negara demokratis ( demokrasi ). Implementasi
dari negara yang demokratis diaktualisasikan melalui sistem pemerintahan yang
berdasarkan atas perwakilan ( representative government) yang merupakan refleksi dari
demokrasi tidak langsung. Menurut Julius Stahl dan A.V.Dicey suatu negara hukum
haruslah memenuhi beberapa unsur penting, salah satu unsur tersebut antara lain yaitu
adanya jaminan atas HAM. Dengan demikian untuk disebut sebagai negara hukum harus
terdapat perlindungan dan penghormatan terhadap HAM.

15

Anda mungkin juga menyukai