Dosen Pengampu :
Remeiliza Fitri.M.S.I
Di susun oleh:
Indar permana 2021020080
Isna Fadhilah 2021020272
Juniver Eframa 2021020089
Leni Mustika Indriani 2021020231
Luxy Trangginas 2021020286
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Pengetahuan ilmu politik dan pemerintahan dengan judul “HAM Dan Civil
Society” Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1. Latar Belakang..............................................................................................2
2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................20
KESIMPULAN.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hak asasi manusia atau biasa disingkat dengan HAM merupakan sebuah
hal yang menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjamin dalam
konstitusinya. Melalui deklarasi universal HAM 10 Desember 1948 merupakan
tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai manusia sebagai
manusia. Sejarah HAM dimulai dari Magna Charta di inggris pada tahun 1252
yang kemudian kemudian berlanjut pada Bill of Rights dan kemudian
berpangkal pada DUHAM PBB.
Manusia, menurut Thomas Hobbes adalah makhluk sosial yang menuntut
haknya, tetapi tidak menginginkan kawajibannya, karena sifatnya yang alami.
Pada diri manusia melekat hak-hak yang diberikan oleh alam, yakni untuk hidup
(Life), hak atas kemerdekaan (Liberty), dan hak atas milik (Property), karena
sifatnya yang alamiah tadi, mengakibatkan suatu perasaan takut, gelisah, resah
akan keberadaan hak-hak asasinya serta kebebasan-kebebasan yang dimilikinya
terenggut oleh orang lain, maka didirikanlah negara melalui kontrak sosial.
Negara diciptakan untuk melindungi hak-hak asasi setiap individu
warganya.Dalam konteks warga Negara inilah, HAM sering tidak diperhatikan.
Negara seakan menjadi kuat apabila warga Negara tunduk dan taat tanpa ada
koreksi apapun. Civil society mengandaikan bahwa warga Negara mempunyai
kekuatan yang berimbang dengan Negara.
B.Rumusan Masalah
Hak sipil, diperlakukan sama dimuka hukum, bebas dari kekerasan, hidup,
dan kehidupan. Sementara Hak Politik, berarti kebebasan berserikat, berpendapat
dan berkumpul, kemerdekaan mengeluarkan pemikiran dengan lisan dan tulisan.
Adapun Hak Ekonomi, berupa jaminan sosial, perlindungan kerja, perdagangan
dan pembangunan. Hak Sosial Budaya, berupa hak untuk memperoleh
pendidikan, hak kekayaan intelektual, kesehatan, perumahan, dan pemukiman.
Dalam UU HAM Nomor 39 Tahun 1999 tertulis dalam Pasal 24 Ayat 1; “ Setiap
orang berhak untuk berkumpul, berpendapat, dan berserikat untuk maksud-
maksud damai.Sementara dalam pasal 19 Deklarasi HAM (Universal Declaration
of Human Right)menyebutkan “Setiap orang berhak untuk mengeluarkan
pendapat dan ekspresinya, hak ini mencakup kebebasan untuk memiliki pendapat
tanpa adanya campur tangan, dan juga hak untuk mencari, menerima,
menyebarkan informasi dan ide melalui media apapun dan tak boleh dihalangi.
Munculnya pasal Kriminalisasi terhadap publik sebagai pengguna informasi,
yakni pasal 51 UU KIP, “Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan
informasi publik secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 tahun dan/atau pidana denda paling banyak 5 juta rupiah”, menjadi kontra
produktif dalam menegakkan HAM di Indonesia.
Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa HAM bukan saja hak untuk
mengeluarkan pendapat tetapi juga hak untuk mendapatkan pendapat orang lain.
Bagi kalangan masyarakat awam, HAM lebih dilihat sebagai pengakuan terhadap
hak-hak sebagai warga Negara.Konsep HAM berawal dari konsep tentang adanya
negara. Gagasan asal mula adanya konsep negara pertama kalinya diperkenalkan
oleh seorang filosof Yunani bernama Plato (427-247 SM) yang terkenal dengan
konsepnya Negara Ideal, menurutnya bahwa negara ideal adalah suatu komunitas
ethical untuk mencapai kebajikan dan kebaikan, karena pada hakekatnya adalah
sesuatu keluarga, yang didalamnya kamu semua adalah saudara.
3.Civil Society tumbuh bila terdapatnya otoritas negara yang efektif dan
terlembaga.
Civil Society tumbuh bila terdapatnya otoritas negara yang efektif dan
terlembaga dan jika terjadi penentangan terhadap otoritas ini, ia mampu
mengatasinya. Dengan kekuatan semacam itulah, negara mampu menjaga
keamanan, ketertiban, kebebasan, serta mampu mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan ekonomi. Jika negara tidak mampu menjaga otoritas semacam ini, ia
disebut sebagai negara lemah. Dengan sendirinya civil society akan muncul
bersama kesejahteraan dan keadilan ekonomi yang tumbuh dari otoritas negara
yang efektif dan terlembaga.
4.Civil Society akan tumbuh bila terdapat birokrasi yang efektif dan efisien.
Syarat penting terwujudnya civil society adalah birokrasi yang efektif dan
efisien memperjuangkan kepentingan masyarakat sipil. Ernest Gellner (1995)
mengemukakan, ada beberapa hal yang harusnya menjadi catatan penting agar
birokrasi bisa menjadi civilian government, birokrasi negara yang
memperjuangkan kepentingan masyarakat sipil.
1.Kesimpulan
Kehidupan demokrasi itu membutuhkan mekanisme kontrol yang amat
kuat dari masyarakat. Agar memiliki kekuatan yang cukup, maka kontrol itu harus
dilakukan oleh lembaga- lembaga otonom sebagai perimbangan pada kekuasaan
negara. Dalam konteks ini berarti harus selalu ada lembaga atau individu yang
berhadapan dengan kekuasaan negara. Kekuatan inilah yang disebut dengan civil
society. Rakyat harus diberi kebebasan untuk mengartikulasikan gagasan dan
aspirasinya, tanpa mendapatkan tekanan dan dominasi negara. Sehingga adanya
kelompok oposisi merupakan salah satu ciri penting dalam masyarakat madani,
bahkan merupakan sebuah keharusan. Ciri lain dari masyarakat madani adalah
pluralisme.Pluralisme adalah sebuah paham yang menyatakan bahwa kekuasaan
negara haruslah dibagi- bagikan kepada berbagai golongan dan tidak dibenarkan
adanya monopoli suatu golongan.
Civil society akan tumbuh bila terdapat faktor-faktor sebagai berikut yaitu:
pertama, negara kuat dan memiliki aturan yang tegas dan jelas yang mengikat
warga negaranya.
Kedua, terdapatnya civic competence yaitu kesadaran berwarga negara yang
dilandasi penghargaan atas prinsip toleransi.
Ketiga, terdapatnya otoritas negara yang efektif dan terlembaga.
Keempat, birokrasi yang efektif dan efisien memperjuangkan kepentingan
masyarakat sipil.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa indikator
yang diperlukan untuk mewujudkan Civil Society atau masyarakat madani.
Diantara indikator yang terpenting adalah bahwa masyarakat tersebut harus dalam
posisi mandiri dihadapan kekuasaan Negara, dan ditengah masyarakat tersebut
ditegakkan keadilan dan supremasi hukum, sehingga terwujud kehidupan yang
demokratis dan toleran.
DAFTAR PUSTAKA