Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Devi Hardianti Rukmana S.E, M.M

Disusun Oleh Kelompok 7 :


1. Qurrota Ayun Nisa (224105020007)
2. Mohammad Indra Tohir (224105020026)
3. Hernanda Eka Destorian (224105020044)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2022-202

0
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “HAK ASASI MANUSIA” dapat
terselesaikan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Devi Hardianti Rukmana S.E, M.M
selaku dosen matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan pada bidang matakuliah yang kami tekuni saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan agar menambah
wawasan bagi penulis dan pembaca. Makalah ini berisi tentang Pengertian dan hakikat
HAM, Sejarah perkembangan HAM, Dan serta Nilai-nilai HAM dalam Pancasila dan UUD
1945 .
Dalam penulisan makalah ini telah dilaksanakan semaksimal mungkin untuk
mendapatkan makalah yang optimal dan baik, akan tetapi penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penulisan ini masih perlu mendapat kritik dan saran untuk menyempurnakan dalam
makalah ini.

Jember, 22 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….........I

DAFTAR ISI...........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAAN………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................1

C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

A. Pengertian dan Hakikat HAM……………………………………………………2

B.Sejarah Perkembangan HAM……………………………………………………..4

C. Nilai – Nilai HAM dalam Pancasila dan UUD 1945…………………………….8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………12

A. Kesimpulan............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alhamdulillahi rabbilalamin, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan karuniaNya maka penyusunan Makalah “Hak Asasi Manusia di Indonesia“
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam telah dapat diselesaikan. Tujuan dari diterbitkannya
Makalah ini, untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari dan memahami Hak Asasi
Manusia di Indonesia , sehingga mahasiswa dapat mempelajari bersama. Pola penyajian
Makalah ini penulis upayakan sesistematis mungkin, dengan bahasa yang sederhana dan
komunikatif. Penulis berharap, buku modul ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa dan
umumnya bagi pembaca. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih pada pihak-
pihak yang telah membantu. Penulis sebagai manusia biasa tentunya tidak terlepas dari salah,
dengan demikian penulis menyadari bahwa mungkin pembaca akan menemukan kekurangan
dalam Makalah ini. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembahasan makalah ini. Saya akhirnya berinisiatif membahas
beberapa persoalan dalam “Hak Asasi Manusia di Indonesia” ini.
1. Pengertian dan hakikat HAM?
2. Sejarah perkembangan HAM di Indonesia?
3. Nilai-nilai HAM dalam Pancasila dan UUD 1945?
C. Tujuan
Dengan pemilihan judul makalah “HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA”, Pengertian
dan hakikat HAM, Sejarah perkembangan HAM, nilai-nilai HAM dalam Pancasila dan UUD
1945.” dan penyusunan makalah ini diharapkan kepada pembaca dan penulis sendiri mampu
memahami sejarah demokrasi di Indonesia. Sekaligus, makalah ini dibuat untuk memenuhi
Tugas Kuliah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Hakikat Hak Asasi Manusia.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian HAM adalah hak yang
dilindungi secara internasional (yaitu dalam deklarasi PBB Declaration of Human Rights), seperti
hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki, hak untuk mengeluarkan pendapat.

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki setiap manusia di seluruh dunia, tanpa
memandang suku, bangsa, ras, agama, dan status sosial. HAM yaitu tidak dapat dicabut dan dibagi.
Setiap orang berhak mendapatkan hak seperti hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial budaya. HAM
juga tidak bisa diserahkan kepada orang lain. Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki
oleh manusia sejak lahir, sebagai anugerah Tuhan. Berdasarkan Undang-undang no. 39 tahun 1999,
pengertian HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia.
Pengertian HAM menurut menurut Mukadimah Universal Declaration of Human Right (Deklarasi
Universal HAM) tahun 1948, menjelaskan setiap orang punya hak yang sama untuk memperoleh
kebebasan, keadilan, dan perdamaian dunia.

Penggolongan HAM dapat dibedakan dalam beberapa aspek, antara lain, yaitu:
1. Hak individu yang merupakan hak-hak yang dimiliki masing-masing orang
2. Hak kolektif, yakni masyarakat yang hanya dapat dinikmati bersama orang lain,
seperti hak penentuan nasib sendiri, hak memperoleh ganti rugi bagi kebebasan yang
dilanggar.
3. Hak sipil dan politik (dimuat dalam international covenant on civil and political rights
dan terdiri dari 27 pasal), antara lain memuat hak-hak yang telah ada dalam perundang-
undangan Indonesia seperti:
a) Hak atas penentuan nasib sendiri, hak memperoleh ganti rugi bagi yang
kebebasannya dilanggar
b) Hak atas hidup, hak atas kebebasan dan keamanan pribadi, hak atas kebebasan
berpikir, berkeyakinan dan beragama
c) Hak yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk menikmati hak sipil dan hak
politik, hak seseorang untuk diberi tahu alasan-alasan pada saat penangkapan
persamaan hak dan tanggung jawab antara suami-istri, hak atas kebebasan
berekspresi.

2
4. Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (dimuat dalam international covenant on economic,
social, and cultural rights dan terdiri dari 13 pasal) antara lain memuat hak untuk menikmati
kebebasan dari rasa ketakutan dan kemiskinan, larangan atas diskriminasi ras, warna kulit,
jenis kelamin, agama, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan untuk menikmati
ekonomi, sosial, dan budaya, hak untuk mendapatkan pekerjaan, hak untuk memperoleh
upah yang adil bagi buruh laki-laki dan perempuan, hak untuk membentuk serikat
tani(buruh, hak untuk mogok, hak atas pendidikan, hak untuk bebas dan kelaparan.

HAM bersifat universal, yang berarti bahwa seseorang berhak atas hak-hak tersebut
karena ia adalah manusia. Jadi setiap orang harus diperlakukan sesuai dengan hak-hak itu,
dan merupakan sarana etis dan hukum untuk melindungi individu, kelompok dan golongan
lemah terhadap kekuatan-kekuatan dan kekuasaan-kekuasaan yang menindas hak itu dalam
masyarakat modern.
Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia meliputi:
 Hak Asasi Pribadi/Personal Right
 Hak Asasi Politik/Political Right
 Hak Asasi Hukum/Legal Equality Right
 Hak Asasi Ekonomi/Property Rigths
 Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights

Hakikat HAM adalah hak kodrat yang sudah ada di dalam diri manusia sejak lahir.
Sifatnya yang disebut sebagai takdir ini mendapatkan perlindungan dari aspek-aspek lain,
misalnya negara, hukum, hingga pemerintah.

3
B. Sejarah dan Perkembangan HAM
Menurut teaching human right yang diterbitkan oleh perserikatan bangsa-bangsa (PBB),hak
asai manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,yang tanpanya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia.hak hidup misalnya,adalah klaim untuk memperoleh dan
melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup.Tanpa hak tersebut
eksistensinya sebagai manusia akan hilang.
Wacana HAM di indonesia telah berlangsung seiring dengan berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).Secara garis besar perkembangan pemikiran HAM di indonesia dapat
dibagi ke dalam dua periode,yaitu : sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan sesudah kemerdekaan.

a.  Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)


Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah
kemunculan organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo (1908),Sarekat Islam
(1911),Indische Partij (1912),Partai Komunis Indonesia (1920)Perhimpunan Indonesia (1925),dan
Partai Nasional Indonesia (1927).Lahirnya organisasi pergerakan nasional itu tidak bisa dilepaskan
dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa kolonial ,penjajahan,dan pemerasan
hak-hak masyarakat terjajah .puncak perdebatan HAM yang dilonyarkan oleh para tokoh
pergerakan nasional,seperti Soekarno, Agus salim, Mohammad Natsir, Mohammad Yamin,
K.H.Mas Mansur, K.H. Wachid Hasyim, Mr.Maramis, terjadi dalam sidang-sidang BPUPKI.
Dalam sejarah pemikiran HAM di indonesia, Boedi Oetomo mewakali organisasi pergerakan
nasional mula-mula yang menyuarakan kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui
petis-petisi yang ditujukan kepada pemerintah kolonial maupun lewat tulisan di surat kabar.Inti dari
perrjuangan Boedi Oetomo adalah perjuangan akan kebebasan berserikat dan mengeluarkan
pendapat melalui organisasi massa dan konsep perwakilan rakyat.

b.  Periode setelah kemerdekaan


Perdebatan tentang HAM terus berlanjut sampai periode pasca kemerdekaan Indonesia:
1945-1950, 1950-1959, 1959-1966, 1966-1998, dan periode HAM Indonesia kontemporer (pasca
orde baru).

1.      Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih menekankan pada
wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang

4
didirikan,serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.sepanjang
periode ini,wacana HAM bisa dicirikan pada:
a. Bidang sipil politik, melalui :                                          
UUD 1945 (Pembukaan, pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Penjelasan pasal
24 dan 25 ) 
  Maklumat  Pemerintah 01 November 1945     
Maklumat  Pemerintah 03 November 1945                                                          
  Maklumat Pemerintah 14 November 1945                                                  
KRIS, khususnya bab V pasal 7-33
  KUHP Pasal 99
b. Bidang ekonomi, sosial, dan budaya, melalui:
 UUD 1945 (Pasal 27, Pasal 31, Pasal 33, Pasal 34, Penjelasan Pasal 31 32)        
KRIS Pasal 36-40
2.      Periode 1950-1959
      Periode 1950-1959 dikenal dengan masa perlementer . Sejarah pemikiran HAM
pada masa ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif bagi sejarah perjalanan HAM di
Indonesia.Sejalan dengan prinsip demokrasi liberal di masa itu, suasana kebebasan mendapat
tempat dalam kehidupan politik nasional.Menurut catatan Bagir Manan, masa gemilang sejarah
HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada lima indikator HAM:

1. Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi.


2. Adanya kebebasan pers.
3. Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis.                    
4. Kontrol parlemen atas eksekutif.
  5. perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.
Tercatat pada periode ini Indonesia meratifikasi dua konvensi internasional HAM, yaitu :    
1. Konvensi Genewa tahun 1949 yang mencakup perlindungan hak bagi korban perang, tawanan
perang, dan perlindungan sipil di waktu perang.     
2. Konvensi tentang Hak Politik Perempuan yang mencakup hak perempuan untuk memilih dan
dipilih tanpa perlakuan diskriminasi,serta hak perempuan untuk menempati jabatan publik.

3.     Periode 1959-1966
Periode ini merupakan masa berakhirnya Demokrasi Liberar, digantikan oleh sistem
Demokrasi Terpimpin yang terpusat pada kekuasaan Presiden Soekarno.Demokrasi Terpimpin
(Guided Democrary) tidak lain sebagai bentuk penolakan presiden Soekarno terhaddap sistem

5
Demokrasi Parlementer yang di nilainya sebagai produk barat.Menurut Soekarno Demokrasi
Parementer tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang elah memiliki tradisinya sendiri
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Melalui sistem Demokrasi terpimpin kekuasaan terpusat di tangan Presiden. Presiden tidak dapat di
kontrol oleh parlemen, sebaliknya parlemen di kendalikan oleh Presiden. Kekuasaan Presiden
Soekarno bersifat absolut, bahkan di nobatkan sebagai Presiden RI seumur hidup. Akibat langsung
dari model pemerintahan yang sangat individual ini adalah pemasungan hak-hak asasi warga
negara. Semua pandangan politik masyarakat diarahkan harus sejalan dengan kebijakan pemerintah
yang otoriter. Dalam dunia seni, misalnya atas nama pemerintahan Presiden Soekarno menjadikan
Lembaga Kebudayaan Rakyat (lekra) yang berafeliasi kepada PKI sebagai satu-satunya lembaga
seni yang diakui.Sebaliknya, lembaga selain lekra dianggap anti pemerintah atau kontra revolusi.

4.     Periode 1966-1998
Pada mulanya, lahirnya orde baru menjanjikan harapan baru bagi Penegak HAM di
Indonesia. Berbagai seminar tentang HAM dilakukan orde baru.Namun pada kenyataanya, Orde
baru telah menorehkan sejarah hitam pelanggaran HAM di Indonesia.Janji-janji Orde Baru tentang
pelaksanaan HAM di Indonesia mengalami kemunduran amat pesat sejak awal 1970-an hingga
1980-an.
 Setelah mendapatkan mandat konstitusional dari sidang MPRS, pemerintah Orde Baru mulai
menunjukkan watak aslinya sebagai kekuasaan yang anti HAM yang di anggapnya sebagai produk
barat.Sikap anti HAM Orde Baru sesungguhnya tidak berbeda dengan argumen yang pernah di
kemukakan Presiden Soekarno ketika menolak prinsip dan praktik Demokrasi Parlementer, yakni
sikap apologis dengan cara mempertentangkan demokrasi dan Prinsip HAM yang lahir di barat
dengan budaya lokal Indonesia
Di antara butir penolakan pemerintah Orde baru terhadap konsep universal HAM adalah:            
a. HAM adalah produk pemikiran Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya
bangsa yang tercermin dalam pancasila.                                                                             
b. Bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam
rumusn UUD 1945 yang lahir lebih lebih dgn HAM.
c.  Isu HAM sering kali digunakan olah negara-negara barat untuk memjokkaan negara
yang sedang berkembang seperti Indonesia.                                                

5.     Periode pasca Orde Baru

6
Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah HAM di indonesia.Lengsernya
tampuk kekuasaan Orde Baru sekaligus menandai berakhirnya rezim militer di Indonesia dan
datangnya era baru demokrasi dan HAM,setelah tiga puluh tahun lebih terpasung di bawah rezim
otoriter.Pada tahun ini Presiden Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie yang kala itu menjabat
sebagai Wakil presiden RI.
Pada masa Habibie misalnya, perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan HAM mengalami
perkembangan yang sangat signifikan.Lahirnya Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
merupakan salah satu indikatorkeseriusan pemerintahan era reformasi akan penegakan
HAM.Sejumlah konvensi HAM juga diratifikasi di antaranya:konvensi HAM tentang kebebasan
berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi;konvensi menentang penyiksaan dan
perlakuan kejam;konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial;konvensi tentang
penghapusan kkerja paksa;konvensi tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan;serta
konvensi tentang usia minimum untuk di perbolehkan bakarja.
Komitmen pemerintah terhadap penegakan HAM juga di tunjukkan dengan pengesahan UU tentang
HAM,pembentukan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian di gabung dengan
Departeman Hukum dan Perundang-undangan menjadi Departeman Kehakiman dan
HAM,penambahan pasal-pasal khusus tentang HAM dalam amandemen UUD 1945,pengesahan
UU tentang pengadilan HAM.

7
C. Nilai-Nilai HAM Dalam Pancasila dan UUD 1945
1. Nilai Pancasila
A. Hak Asasi Manusia Dalam Nilai Ideal Pancasila
Nilai ideal atau nilai dasar sangat berkaitan dengan hakikat lima dasar sila pada Pancasila.
Nilai dasar tersebut sifatnya universal yang di dalamnya mengandung tujuan, cita-cita, serta nilai-
nilai kebaikan dan kebenaran.
Sifat dari nilai dasar ini tetap dan akan melekat pada kelangsungan hidup negara tersebut.
Berikut penjelasan mengenai hubungan hak asasi manusia dengan Pancasila:
- Sila Pertama
Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" menjamin hak kebebasan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah serta menghormati perbedaan agama.
- Sila Kedua
Sila "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" menempatkan setiap warga negara memiliki
hak-hak dan kewajiban yang sama di mata hukum.
- Sila Ketiga
Sila "Persatuan Indonesia" menjelaskan adanya persatuan di antara warga negara dengan
semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
- Sila Keempat
Sila "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan" dilihat dari kehidupan bernegara, pemerintah, dan bermasyarakat yang
demokratis.
- Sila Kelima
Sila "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" yaitu mengakui hak milik seseorang
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara.

B. Hak Asasi Manusia Dalam Nilai Instrumen Pancasila


Nilai instrumen merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar pada Pancasila.
Dibandingkan nilai dasar, sifat nilai instrumental lebih khusus atau bisa dikatakan bahwa nilai
instrumental merupakan pedoman pelaksanaan lima sila Pancasila.
Wujud dari nilai instrumental berupa ketentuan-ketentuan konstutusional, yaitu Undang-Undang
Dasar dan peraturan daerah.

8
C. Hak Asasi Manusia Dalam Nilai Praktis Pancasila
Nilai praksis adalah bentuk realisasi dari nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan.Dalam nilai praksis hak asasi manusia dapat terwujud jika nilai intrumental dan nilai
dasar Pancasila sudah dilaksanakan.

2. Nilai UUD 1945


Hak asasi manusia diatur dalam pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945. 
1. Pasal 27
Hak asasi manusia untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan layak, di mana ayat ini berbunyi
“Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak atas kesejahteraan”. Setiap
warga negara berhak atas cara yang sah menurut hukum dengan tidak berhak atas izin orang
lain. Ayat 3. Hak asasi manusia terhadap kewarganegaraan dan kebangsaannya, di mana “setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara”. Sejak terakhir amandemen
UUD 1945, pada tahun 2004, pasal 28 dijabarkan dengan lebih terperinci. Dengan bagian utama
tetap pada “kebebasan berserikat dan memerintah, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan ditetapkan dengan undang-undang” sebagai berikut:
Pasal 28 B
Hak setiap orang untuk membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah, sesuai dengan
hukum agamanya masing-masing dan disahkan oleh negara sesuai aturan yang
berlaku. Pasal 28 B terdiri dari 2 ayat, di mana ayat kedua berisi tentang hak setiap orang
atas keberhasilan hidup. tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
perdebatan. Negara menjamin hal ini.
Pasal 28 C
Ayat 1, undang-undang yang mengatur tentang HAM di mana negara membutuhkan bantuan
atau hak persetujuan tentang pengembangan diri. Terkait negara menjamin hak setiap orang
dari pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas pembicaraan dan demi kesejahteraan manusia.
 Ayat 2, yang memuat hak setiap orang utnk memajukan diri sendiri demi orang lain dan
negaranya.
Pasal 28 D
Terdiri dari 4 ayat yang seluruhnya saling menyambung satu sama lain. Pasal ini memuat
persetujuan atas persetujuan, Jaminan, dan perlindungan hukum, hak untuk mendapatkan

9
ketidakseimbangan yang adil dalam hubungan kerja, hak untuk mendapatkan peluang yang
sama dalam pemerintahan, dan hak yang sama dalam status kewarganegaraan.

Pasal 28 E
Ayat 1. Pada pasal ini, persetujuan resmi atau mempercayai tentang pelaksanaan pasal 29
UUD 1945 sebelum amandemen membahas tentang hak setiap orang untuk memilih dan
memeluk agamanya masing-masing tanpa paksaan, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, serta memilih tempat tinggal di wilayah negaranya dan meminta kembali.
Ayat 2. Mengandung pernyataan kebebasan setiap orang untuk percaya kebebasan percaya,
percaya sikap dan pikiran, yang sesuai dengan ahti nuraninya. Ayat 3. Pernyataan yang
mengabarkan setiap orang untuk bebas berbicara, berserikat, dan memenangkan.
Pasal 28 F
Informasi ini sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan media saat ini. Berisikan
tentang hak atau kebebasan pada setiap orang untuk berkomunikasi dan mendapatkan
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Selain itu, setiap orang
juga berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan informasi, serta
memenangkannya dengan bertanggung jawab.
Pasal 28 G
Pernyataan pasal 28 F adalah perlindungan pemerintah dan negara atas hak setiap orang
untuk mendapatkan izinnya dan keluarga atas harta yang ada di bawahnya, berhak atas
kebebasan dari perlindungan dan tantangan, dan berhak mendapatan suakan dari negara lain.
Pasal 28 H
Pasal 28 H ini terdiri dari 4 ayat, yang masing-masing berisi hak tentang: hak setiap orang
untuk menerima kelahiran dan bathin, mendapatkan tempat tinggal yang layak, dan hak
untuk perawatan kesehatan yang layak; hak setiap orang untuk mendapatkan persetujuan
dan bantuan khusus untuk mendapat kesempatan dan manfaat yang sama untuk mencapai
persetujuan dan keadilan; hak setiap orang untuk Jaminan sosial; Kepemilikan pribadi
sesuai aturan yang berlaku.
Pasal 28 I
Ayat 1. Hak setiap orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak agar tidak dituntut atas hukum yang
berlaku surut; hak atas bebas dari perlakuan diskriminatif; Hak terhadap budaya dan hak
masyarakat tradisional; semua hak atas negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara. 
Ayat 2. Mengandung persetujuan setiap orang bebas dari bantuan diskriminatif. 

10
Ayat 3. Seluk beluk dengan perkembangan zaman. 
Ayat 4. Perlindungan dan penanggungjawab pelaksanaan HAM adalah pemerintahan
Ayat 5. Pelaksanaan HAM di Indonesia diatur dengan peraturan perundang-undangan
undangan.
Pasal 28 J
Pasal 28 J terdiri dari 2 ayat yang isinya tentang setiap orang untuk mendapat hak orang
lain. Selain itu, pada artikel ini juga menyatakan bahwa dalam kehidupan bernasyarakat
dengan adanya Jaminan perlindungan HAM berhak agar sesuai dengan norma
dan persyaratan jaminan umum.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki setiap manusia di seluruh dunia, tanpa
memandang suku, bangsa, ras, agama, dan status sosial. Serta HAM juga tidak bisa dicabut dan
dibagi. Setiap orang di dunia berhak mendapatkan hak seperti hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial
budaya. Hak asasi manusia juga adalah hak dasar yang dimiliki oleh manusia sejak lahir, sebagai
anugerah Tuhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6243165/sejarah-demokrasi-di-indonesia-
dan-perkembangannya-dari-masa-ke-masa.
https://adjar.grid.id/read/542704354/hak-asasi-manusia-dalam-nilai-nilai-pancasila?page=all

13

Anda mungkin juga menyukai