Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA


SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2022/2023

Disusun Oleh:

NAMA ANGGOTA : DIKI MISWAR (220714016)


: SAIFUL RIZAL (220714013)
: ALIF FURQAN (220714009)
PROGRAM STUDI : TEKNIK FISIKA
DOSEN PENGAJAR : HARDIANSYAH A., S,Th.I., M.Hum.

DINAS KEMENTRIAN AGAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
Lorong Ibnu Sina No.2, Kopelma Darussalam, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh
Telp : +62-651-7557321 Web : https://uin.ar-raniry.ac.id/index.php/id
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat


Allah, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta pertolongannya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarnegaraan pada
semester pertama ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
pembawa risalah Allah, yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Makalah ini merupakan pemenuhan dari salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Saintek Islam. Namun makalah ini juga dapat dijadikan sebagai
referensi untuk mengetahui dan mendalami islam dan pengembangan ilmu
pengetahuan alam.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan solusi berdasarkan wawasan
keislaman kepada pembaca khususnya dari kalangan mahasiswa karena kajian
yang dibahas berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam yang lagi jaya pada
saat-saat ini. Makalah ini membekali pencerahan spiritual dan intelektual yang
dikemas dengan bahasa yang mudah dipahamai.
Sebagai akhir dari pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut membantu kelancaran dalam proses pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalh ini
lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, aamiin.

I
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
1.2 TUJUAN LAPORAN .............................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................2
2.1 PENGERTIAN DARI HAM............................................................... .. ..2
2.2 PRINSIP-PRINSIP KERJA DARI HAM ................................................ 3
2.3 BENTUK PELANGGARAN DARI HAM ............................................. 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN............................... .........................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

II
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3.1 Penangkapan PKI ........................................................................................ 5

Gambar 2.3.2 Peringatan Tragedi Talangsari .................................................................... 6

Gambar 2.3.3 Peringatan Riwayat Marsinah ..................................................................... 7

Gambar 2.3.4 Kondisi Kerusakan Pengeboman Bali .........................................................7

Gambar 2.3.5 Ilustrasi Tragedi Semanggi Tahun 1998 ..................................................... 8

Gambar 2.3.6 Potret Munir Said Thalib .............................................................................8

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hak asasi manusia (HAM) sebagai gagasan serta kerangka konseptual
tidak lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal
Declaration of Human Right 10 Desember 1948, namun melalui suatu proses
yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia. Awal perkembangan
HAM dimulai ketika ditandatangani Magna Charta (1215), oleh Raja Jhon
Lacklaand. kemudian juga penandatanganan Petition of Right pada tahun
1628 oleh Raja Charles I. Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak
asasi manusia ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi.
Indonesia merupakan negara hukum yang mana di dalam negara hukum
selalu ada pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Semua
manusia akan mendapat perlakuan yang sama kedudukannya dalam hukum,
sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Termasuk juga hak seorang anak ini semua
telah di atur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 pada Pasal 28B ayat 2 yang berbunyi “Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekersan dan diskriminasi”. Dapat terlihat jelas bahwa di negara
Republik Indonesia dijamin adanya perlindungan hak asasi manusia
berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum dan bukan kemauan seseorang atau
golongan yang menjadi dasar kekuasaan.

1.2 TUJUAN LAPORAN


1. Mengetahui pengertian dari Hak Asasi Manusia
2. Memahami prinsip kerja dari Hak Asasi Manusia
3. Mengetahui bentuk pelanggaran dari Hak Asasi Manusia

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN DARI HAM


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
pada manusia.
Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang
menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena
ia adalah seorang manusia. Hak asasi manusia berlaku kapan saja, di mana
saja, dan kepada siapa saja, sehingga sifatnya universal. HAM pada
prinsipnya tidak dapat dicabut, tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan,
dan saling bergantung.
Hak asasi manusia biasanya dialamatkan kepada negara, atau dalam kata
lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi,
dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah dan
menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta. Dalam terminologi
modern, hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi hak sipil dan
politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil (misalnya hak untuk hidup,
hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan berpendapat), serta hak ekonomi,
sosial, dan budaya yang berkaitan dengan akses ke barang publik (seperti hak
untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak atas kesehatan, atau hak atas
perumahan).

2
2.2 PRINSIP-PRINSIP KERJA DARI HAM
Menurut Manfred Nowak, beliau berpendapat bahwa terdapat 4 prinsip
HAM yaitu universal, tak terbagi, saling bergantung, dan saling terkait.
Sedangkan Rhona K.M. Smith, menambahkan prinsip lain yaitu kesetaraan,
non-diskriminasi dan martabat manusia. Sedangkan Indonesia memberikan
penekanan penting terhadap prinsip tanggung jawab negara.
Berikut adalah penjelasan masing-masing prinsip HAM yang juga
mengandung sifat hak asasi manusia:
1. Universal (Universality)
Artinya bahwa semua orang di seluruh dunia tidak peduli apa
agamanya, apa warga negaranya, apa bahasanya, apa etnisnya, tanpa
memandang identitas politik dan antropologisnya, dan terlepas dari status
disabilitasnya, memiliki hak yang sama sebagai manusia.
2. Tak Terbagi (Indivisibility)
Artinya semua HAM adalah sama-sama penting dan oleh karenanya,
tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan hak-hak tertentu atau kategori
hak tertentu dari bagiannya. Sifat HAM yang universal dan tidak terbagi
ini, dianggap sebagai 2 prinsip paling penting. Keduanya menjadi slogan
utama dalam ulang tahun UDHR (Universal Declaration of Human Right)
yang ke-50, yakni all human rights for all.
3. Saling Bergantung (Interdependent)
Maksudnya adalah terpenuhinya satu kategori hak tertentu akan
selalu bergantung dengan terpenuhinya hak yang lain. Sebagai contoh,
hak atas pekerjaan akan bergantung pada terpenuhinya hak atas
pendidikan. Kemudian hak untuk memilih dan menjalankan suatu
keyakinan akan bergantung pada hak untuk menyatakan pendapat di
muka umum. Para penganut agama tertentu akan boleh memimpin
jalannya ibadah jika hak untuk menyatakan pendapat di muka umum
terpenuhi.

3
4. Kesetaraan (Equality)
Kesetaraan adalah prinsip HAM yang sangat fundamental.
Kesetaraan dimaknai sebagai perlakuan yang setara, di mana pada situasi
yang sama manusia harus diperlakukan dengan sama, dan pada situasi
berbeda manusia diperlakukan secara berbeda juga.
5. Non-Diskriminasi (Non-Discrimination)
Diskriminasi terjadi ketika setiap orang diperlakukan atau memiliki
kesempatan yang tidak setara seperti ketidaksetaraan dalam perlakuan,
kasih sayang, lingkungan, keadilan, hukum dan lainnya.
6. Martabat Manusia (Human Dignity)
Tujuan utama disepakati dan dikodifikasikannya hukum HAM
adalah untuk memastikan bahwa semua manusia dapat hidup secara
bermartabat. Karena, pada dasarnya manusia harus dihormati,
diperlakukan secara baik, dan dianggap bernilai. Jika seseorang memiliki
hak, artinya dia bisa menjalani hidup dengan bermartabat. Namun jika
hak seseorang dicabut, maka dia tidak diperlakukan secara bermartabat.
7. Tanggung Jawab Negara (State’s Responsibility)
Pemenuhan, perlindungan dan penghormatan HAM adalah
tanggung jawab negara. Aktor utama yang dibebani tanggung jawab
untuk memenuhi, melindungi dan menghormati HAM adalah negara
melalui aparatur pemerintahannya. Prinsip ini ditegaskan di seluruh
konvensi HAM internasional maupun peraturan domestik. Di Indonesia,
kewajiban negara diakui secara tegas pada Pasal 8 UU HAM yang
berbunyi: “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak
asasi manusia terutama menjadi tanggung jawab pemerintah”.
8. Saling Terkait (Interrelated)
HAM yang saling terkait dipahami bahwa keseluruhan HAM
merupakan bagian tidak terpisahkan dari yang lain. Dengan arti lain,
seluruh kategori HAM adalah satu paket dan satu kesatuan.

4
2.3 BENTUK PELANGGARAN DARI HAM
Ada dua jenis pelanggaran HAM, yakni pelanggaran HAM berat dan
pelanggaran HAM ringan. Contoh kasus pelanggaran HAM berat adalah kejahatan
kemanusiaan yang meliputi pembunuhan, perbudakan, penganiayaan hingga cacat,
apartheid, dan genosida.
Sedangkan contoh kasus pelanggaran HAM ringan adalah pencurian,
pencemaran nama baik, penghinaan, pengancaman, kekerasan fisik ringan, dan
tindakan yang menghalangi aspirasi. Berikut contoh kasus pelanggaran HAM di
Indonesia :
1. Pembersihan PKI (1965-1966)
Berkaitan dengan dibunuhnya 30 jenderal dalam peristiwa 30 September
1965 (G30S/PKI), pemerintahan Orde Baru menuding PKI sebagai biang
keroknya.

Gambar 2.3.1 Penangkapan PKI

Pada saat itu, pemerintah melakukan operasi pembersihan PKI dan


simpatisannya untuk membubarkan organisasi komunis tersebut. Komnas HAM
memperkirakan ada sekitar 500 ribu hingga 3 juta warga tewas terbunuh dalam
operasi tersebut.
2. Penembakan Misterius (1982-1986)
Kasus penembakan misterius (Petrus) alias operasi clurit merupakan
operasi rahasia yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Operasi tersebut berdalih untuk menekan tingkat kejahatan yang begitu tinggi
pada saat itu.

5
3. Tragedi Talangsari (1989)
Tragedi Talangsari yang terjadi di Lampung pada 7 Februari 1989
termasuk dalam salah satu pelanggaran HAM berat di Indonesia. Pada masa
tersebut Soeharto mengadakan program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P-4). Program ini banyak menyasar masyarakat Islam yang kritis
terhadap pemerintahan Orde Baru.

Gambar 2.3.2 Peringatan Tragedi Talangsari

Sampai akhirnya hal tersebut memancing reaksi kelompok Islam di Indonesia,


termasuk kelompok Warsidi di Lampung. Akhirnya kelompok Warsidi dituduh
radikal dan mendapat perlakuan represif dari militer serta polisi yang
menyebabkan tragedi pembantaian. Dalam tragedi tersebut, ada sekitar 130
orang tewas dan 229 dianiaya.
4. Tragedi Rumoh Geudong, Aceh (1989-1998)
Tragedi Rumoh Geudong merupakan sebuah tragedi penyiksaan oleh
aparat TNI terhadap masyarakat Aceh selama masa konflik Aceh. Salah satu
kasus pelanggaran HAM di Indonesia ini terjadi di sebuah rumah tradisional
Aceh yang merupakan markas TNI di desa Billie. Rumah tersebut menjadi
tempat penyiksaan kejam saat konflik tersebut berkecamuk.
5. Penculikan Aktivis (1997-1998)
Tragedi Penculikan Aktivis 97/98 merupakan operasi penghilangan
orang secara paksa, khususnya terhadap para aktivis pro-demokrasi menjelang
Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1998. Tragedi ini mengakibatkan 1 orang
tewas, 11 orang mendapat siksaan berat, 23 orang hilang, dan 19 orang
kehilangan kemerdekaan fisiknya.

6
6. Pembunuhan Marsinah (1993)
Pada tanggal 3-4 Mei 1998, Marsinah beserta rekan-rekannya melakukan
demonstrasi karena pabrik tempatnya bekerja tidak menaikkan upah sesuai
edaran gubernur Jawa Timur. Pada siang tanggal 5 Mei 1998, 13 teman
Marsinah ditangkap Kodim Sidoarjo atas tuduhan penghasutan kepada para
buruh agar tidak masuk kerja.

Gambar 2.3.3 Peringatan Riwayat Marsinah

Rekan-rekannya mendapat paksaan untuk mengundurkan diri. Marsinah pun


datang ke Kodim untuk menanyakan di mana keberadaan rekan-rekannya.
Malamnya, Marsinah menghilang dan tidak ada yang tahu keberadaannya.
Marsinah baru ditemukan pada tanggal 8 Mei 1993 dalam keadaan meninggal
dan berdasarkan hasil autopsi ia mengalami penyiksaan berat.
7. Tragedi Bom Bali 1 & II (2002 & 2005)
Bom Bali merupakan aksi terorisme yang termasuk dalam salah satu kasus
pelanggaran HAM berat. Aksi pengeboman ini terjadi dua kali, Bom Bali I
terjadi pada 12 Oktober 2002 dan Bom Bali II terjadi pada 1 Oktober 2005.
Bom Bali I meledak di Kuta dan menyebabkan 202 orang tewas serta 209
luka-luka.

Gambar 2.3.4 Kondisi Kerusakan Pengeboman Bali

Pada Bom Bali II, terdapat tiga buah bom yang meledak, yakni satu di Kuta dan
dua di Jimbaran. Tragedi ke-2 ini menewaskan 23 orang (4 wisatawan asing dan
tiga pelaku) serta 196 orang luka-luka.

7
8. Tragedi Trisakti (1998)
Pada 12 Mei 1998, terjadi peristiwa penembakan terhadap mahasiswa
demonstran di Trisakti yang berdemo menuntut Soeharto untuk menurunkan
jabatan presidennya. Ada empat orang mahasiswa yang tewas dalam tragedi
tersebut, yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan
Hery Hartanto.
9. Tragedi Semanggi I & II (1998-1999)
Kasus pelanggaran HAM berikutnya adalah Tragedi Semanggi yang
merupakan dua rangkaian kejadian protes masyarakat terhadap Sidang Istimewa
MPR yang mengakibatkan tewasnya rakyat sipil.

Gambar 2.3.5 Ilustrasi Tragedi Semanggi Tahun 1998

Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 dan menyebabkan 17


warga sipil tewas. Sementara itu, Tragedi Semanggi II terjadi pada 24
September 1999 dan menyebabkan 12 orang tewas (1 mahasiswa) serta 217
korban mengalami luka-luka.
10. Pembunuhan Munir (2004)
Kasus Pembunuhan Munir merupakan kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini belum terselesaikan karena masih menjadi misteri.

Gambar 2.3.6 Potret Munir Said Thalib

Munir Said Thalib merupakan seorang aktivis HAM yang membela keluarga
korban Penculikan Aktivis 97/98. Pada tahun 2004, Munir tewas dalam pesawat
tujuan Amsterdam akibat diracun menggunakan senyawa arsenik.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Hak Asasi Manusia adalah
hak istimewa yang dimiliki oleh manusia sejak dari lahir untuk memiliki
kebebasan dalam berkehidupan, seperti tidak diperbudak, tidak
dibeda-bedakan kehormatan, dan tidak dimusuhi dikarenakan terdapat
perbedaan dari beberapa aspek ataupun pendapat. HAM haruslah ditegakkan
untuk mencapai kerukunan antar umat dan tidak terjadi pecah belah antar
sesama.

Menegakkan HAM pada suatu negara bukan hal yang mudah, namun
dapat dicapai apabila masyarakat dan negara saling kompak untuk andil
dalam mewujudkan kesejahteraan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Terutama jika mewujudkan kesejahteraan dengan negara lain yang memiliki
opini, ideologi, dan objektif yang jauh berbeda dari negara Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Auli, R. C. S.H.”Sifat Hak Asasi Manusia”. hukumonline.com, 19 Agustus 2022,


https://www.hukumonline.com/klinik/a/sifat-hak-asasi-manusia-lt62ff47f03be06

Dhani, 2014. Hak Asasi Manusia. Padang: Universitas Andalas

Zulfikar, A.”Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia”. berita.99.co, 26 Agustus 2022,


https://berita.99.co/kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia/

“Hak Asasi Manusia”. Free Wikipedia.org, https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia.


Diakses pada 12 November 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai