Anda di halaman 1dari 23

UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN

PERLINDUNGAN HAM DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Alfin Harits Norma Wildan, M.Pd.

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh:
1. Annisa Juanda Prastiwi (23091220023)
2. Adinda (23091220104)
3. Cha Lupfi Wulandari (23091220133)
4. Gunawan Safi’i (23091220137)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul “Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan
HAM di Indonesia.
Indonesia berkomitmen kuat untuk memajukan, menghormati dan
melindungi hak asasi manusia dalam perjalanannya menjadi negara yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Makalah ini bertujuan untuk menggali
lebih dalam berbagai inisiatif yang dilakukan di Indonesia, tantangan yang
dihadapi, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperkuat pemajuan,
penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.
Menjelaskan perjalanan Indonesia dalam konteks HAM bukan sekedar
mengingat sejarah atau menyusun pedoman, namun juga tentang pengakuan
kolektif akan pentingnya perlindungan harkat dan martabat manusia dalam segala
aspek kehidupan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, baik berupa sumber maupun inspirasi. Saya ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi terhadap
upaya kolektif kita untuk memperkuat pemajuan, penghormatan dan perlindungan
hak asasi manusia di Indonesia dan kita akan mengambil langkah-langkah konkrit
yang dapat diambil untuk mencapai hal ini.
Kulon Progo, 19 April 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian dan Sejarah HAM....................................................................... 3
B. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan HAM
di Indonesia ......................................................................................................... 6
C. Upaya Pemajuan, Penghormatan, Dan Perlindungan HAM ...................... 10
D. Bentuk berpartisipasi dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan
perlindungan HAM ............................................................................................ 15
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 19
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia berkomitmen
untuk memajukan, menghormati dan melindungi hak asasi manusia
(HAM) sebagai salah satu nilai inti pembangunan bangsa. Komitmen ini
tercermin dalam berbagai instrumen hukum, kebijakan dan program yang
dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.

Pemahaman tentang hak asasi manusia di kancah internasional


telah berkembang pesat sejak dikeluarkannya Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948.
Konsep hak asasi manusia mencakup hak-hak dasar yang dimiliki setiap
individu tanpa diskriminasi, seperti hak untuk hidup, kebebasan
berekspresi, kebebasan beragama, dan hak untuk tidak disiksa. Teori hak
asasi manusia juga menekankan pentingnya perlindungan hak-hak
individu sebagai prasyarat untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan
sosial.

Upaya untuk memajukan, menghormati dan melindungi hak asasi


manusia di Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan dari
waktu ke waktu. Namun kita tidak bisa mengabaikan tantangan yang kita
hadapi. Masih terdapat berbagai kasus pelanggaran HAM baik yang
dilakukan oleh sektor swasta maupun pemerintah di berbagai bidang,
termasuk hak atas tanah, kebebasan berekspresi, hak buruh, serta hak
perempuan dan anak. Data empiris dari lembaga penelitian dan laporan
lembaga swadaya masyarakat menunjukkan bahwa masih terdapat potensi
perbaikan yang signifikan dalam perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia.

Indonesia mempunyai landasan hukum yang kuat untuk


melindungi hak asasi manusia, termasuk UUD 1945, berbagai peraturan
perundang-undangan, dan berbagai instrumen internasional yang telah
diratifikasi. Namun, implementasi dan penegakan hukum hak asasi
manusia seringkali menghadapi tantangan baik karena faktor budaya dan
politik serta kelemahan sistem peradilan. Oleh karena itu, pemahaman
mendalam mengenai aspek hukum perlindungan hak asasi manusia
penting untuk memastikan prinsip-prinsip hak asasi manusia diterapkan
secara konsisten dan adil di semua tingkatan.

Dengan mempertimbangkan aspek teoritis, empiris dan hukum,


dokumen ini memberikan pemahaman komprehensif mengenai upaya

1
pemajuan, penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia, dan memberikan pemahaman komprehensif mengenai upaya
pemajuan, penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk
mencapai keadilan dan hak asasi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan sejarah HAM?
2. Bagaimana peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
perlindungan HAM di Indonesia?
3. Bagaimana upaya-upaya pemajuan, penghormatan, dan perlindungan
HAM?
4. Apa saja bentuk partisipasi dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan
perlindungan HAM di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah HAM.
2. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang perlindungan HAM di Indonesia.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya pemajuan, penghormatan, dan
perlindungan HAM.
4. Untuk mengetahui bentuk partisipasi dalam upaya pemajuan,
penghormatan, dan perlindungan HAM di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah HAM
Secara teori, hak asasi manusia adalah hak asasi manusia yang
kodrati, mendasar, dan melekat, anugerah Tuhan, serta harus dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi. Hakikat hak asasi manusia adalah upaya
untuk menjamin keamanan kelangsungan hidup seluruh umat manusia
dengan menyeimbangkan kepentingan individu dan kepentingan umum.
Demikian pula, upaya untuk menghormati, melindungi dan membela hak
asasi manusia adalah tugas dan tanggung jawab bersama semua individu.
Pemerintah (baik struktur pemerintahan sipil maupun militer) dan negara
bagian.
Hak Asasi Manusia dijunjung tinggi oleh penciptanya, Tuhan Yang
Maha Esa yang berarti hak yang tidak dapat diabaikan sebagai manusia,
dan makhluk Tuhan yang mempunyai kedudukan tinggi. Hak asasi
manusia bersifat khusus bagi setiap orang dan oleh karena itu bersifat
universal. Artinya, berlaku untuk semua orang di mana pun dan tidak bisa
diambil alih oleh siapa pun. Hak ini diperlukan bagi manusia. Selain untuk
melindungi diri dan harkat dan martabat manusia, juga menjadi landasan
moral dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia lain.
Mulai lahir, manusia telah mempunyai hak asasi dimana secara
kodrati hak asasi manusia sudah melekat dalam diri manusia dan tak ada
satupun orang yang berhak mengganggu gugat karena HAM bagian dari
anugrah Tuhan, itulah keyakinan yang dimiliki oleh manusia yang sadar
bahwa kita semua makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki derajat yang
sama dengan manusia lainnya sehingga mesti berhak bebas dan memiliki
martabat serta hak-hak secara sama.
Dalam sudut pandang lain, hak asasi manusia adalah hak-hak
dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, yang melekat sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, hak asasi manusia tidak bersumber
dari Negara atau hukum, tetapi dari Tuhan sebagai pencipta alam semesta,
sehingga hak asasi manusia harus dipenuhi dan tidak dapat diabaikan.
Di dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 dinyatakan bahwa,
hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa konsep HAM itu
mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

3
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi, karena HAM
adalah bagian dari manusia secara otomatis,
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
ras, agama, etnis, pandangan politik, atau asal usul sosial dan
bangsa. HAM adalah universal.
3. HAM tidak bisa dilanggar. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi
atau melanggarnya.
Sejarah perkembangan hak asasi manusia sama tuanya dengan
sejarah umat manusia. Hingga sudah sejak lama orang memperjuangkan
pengakuan akan adanya hak-hak asasi manusia. Pengakuan terhadap hak
asasi itu mula pertama dianjurkan oleh agama Islam, sebab dalam kitab
suci Al-Qur’an diakui adanya hak asasi, antara lain:
1. Persamaan derajat manusia
2. Jaminanan atas hak milik
3. Jaminan atas hak hidup
Sejalan dengan apa yang terkandung dalam agama Islam, maka
perjungan penegakan hak asasi manusia merupakan reaksi terhadap
tindakan sewenang-wenang para penguasa yang menginjak-injak harkat
dan martabat rakyat kecil. Pada zaman sebelum masehi, perjuangan
penegakan hak asasi manusia dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pada zaman Mesir Kuno, Nabi Musa a.s berjuang untuk
membebaskan bangsa yahudi dari perbudakan di Mesir,
2. Tahun 2000 SM, hukum Hammurabi di Babylonia menetapkan
adanya peraturan yang menjamin keadilan bagi semua warga
negara,
3. Tahun 600 SM, Solon di Athena mengadakan pembaruan dengan
menyusun undang-undang yang memberikan perlindungan
keadilan bagi orang-orang yang diperbudak karena tidak dapat
melunasi utangnya,
4. Tahun 527-565 SM, Kaisar Justinianus I dari Romawi Timur
dengan gagasannya menciptakan peraturan hukum yang memuat
jaminan atas keadilan dan hak-hak kemanusiaan,
5. 5. Para filsuf Yunani, seperti Socrates (470-399 SM), Plato
(427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM) mengemukakan
pemikiran bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak-hak
manusia.
6. Tahun 30 SM, kitab suci Injil yang dibawa Nabi Isa Al Masih
sebagai peletak dasar tingkah laku manusia agar senantiasa hidup
dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama manusia

4
Di Negara barat, pengakuan terhadap hak-hak asasi itu diawali
dengan adanya Magna Charta (1215). Kelahiran Magna Charta didahului
oleh pemaksaan kepada Raja John Lockland untuk mengakui hak-hak
asasi, yang isinya:
1. Raja tidak boleh memungut atau mengadakan pajak kalau tidak
dengan izin Dewan Penasehat Raja
2. Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa, diasingkan atau
disita miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum negara
Artinya, lahirnya Magna Charta (1215), yaitu suatu dokumen
tentang beberapa hak yang diberikan oleh Raja Jhon Lockland dari Inggris
atas tuntutan para bangsawan yang menyulut ide tentang keterkaitan antara
penguasa kepada hukum dan pertanggujawaban kekuasaan mereka kepada
rakyat.
Perkembangan selanjutnya, dengan perantaraan parlemen pada
tahun 1679 dikukuhkan pula hak-hak kebebasan dengan diputuskannya
Hobeas Corpus Act. Peristiwa ini terjadi di zaman pemerintahan Raja
Charles II. Hobaes Corupus Act sangat penting artinya terutama bagi
perkembangan pengertian tentang hak-hak manusia yang isinya:
1. Hakim harus menunjukkan orang yang ditangkapnya lengkap
dengan alasan dari penangkapan itu
2. Orang yang ditangkap diperiksa selambat-lambatanya dua hari
sesudah ia ditangkap
Selanjutnya pada tanggal 16 Desember 1689 pecah The Glorious
Revolution yang ditandai dengan disyahkan dan diresmikannya Bill of
Rights. Bill of Rights (1689), yaitu suatu undang-undang yang diterima
oleh Parlemen Inggris sebelum melakukan perlawanan terhadap Raja
James II, yang berisi tentang asas persamaan manusia dihadapan hukum
harus diwujudkan untuk memunculkan hak kebebasan.
Selanjutnya pada tahun 1941, Presiden Amerika Serikat Franklin
D. Roosevelt mengemukakan “The Four Freedoms” yang dimiliki manusia
yaitu:
1. Kebebasan berbicara dan berpendapat (freedom of speech and
expression),
2. Kebebasan beragama (freedom of religion),
3. Kebebasan dari ketakutan (freedom of fear),
4. Kebebasan dari kemelaratan (freedom of want).
Pada tanggal 10 Desember 1948, U.N.D atau PBB mengeluarkan
deklarasi yang disebut The Universal Declaration of Human Rights.

5
B. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan HAM
di Indonesia
Di Indonesia, konsep HAM telah diakui sejak tahun 1945, yang
tercatat dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini menunjukkan bahwa
sebelum adanya Deklarasi HAM PBB pada tahun 1948, Indonesia telah
mengakui hak-hak tersebut. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999
mendefinisikan HAM sebagai hak-hak yang melekat pada hakikat manusia
sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap individu
untuk menjaga kehormatan serta martabat manusia.
Bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang besar, menyadari
pentingnya penegakan HAM secara historis, terutama mengingat
banyaknya pelanggaran HAM di masa lalu yang mengabaikan hak-hak
asasi manusia dan merendahkan martabat manusia. Untuk memastikan
penegakan HAM, setiap individu perlu memiliki pemahaman dan
kesadaran bahwa hak-hak ini merupakan bagian kodrati, universal, dan
abadi. Dengan demikian, penegakan HAM dapat tercapai dengan lebih
efektif.
Pelanggaran hak dan kewajiban dasar seseorang bisa disebabkan oleh dua
hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
• Faktor internal adalah penyebab dari dalam diri sendiri, seperti sikap
egois, rendahnya kesadaran, kurangnya pemahaman tentang hak,
kurangnya toleransi, kurang pengalaman, kemiskinan,
keterbelakangan, dan situasi yang menekan.
• Faktor eksternal adalah penyebab dari luar diri sendiri, seperti
pengaruh lingkungan, iklan di televisi, media sosial, penyalahgunaan
kekuasaan, kesulitan dalam implementasi undang-undang, lemahnya
penegakan hukum yang terkadang memihak pada kepentingan pribadi
atau kelompok tertentu.

1. HAM dalam Undang-Undang Dasar 1945


Hak-hak dasar yang tercantum dalam Pembukaan dan Batang
Tubuh UUD 1945 dipengaruhi oleh dokumen hak asasi manusia dari
Perancis yang disebut "La Declaration des Droits del’homme et du
Citoyen". Pandangan Indonesia tentang hak asasi manusia didasarkan pada
keseimbangan antara hak individu dan tanggung jawab mereka. Di UUD
1945, di alinea pertama, dijelaskan bahwa semua bangsa memiliki hak
untuk merdeka dari penindasan oleh bangsa lain. Fokusnya adalah pada
kebebasan bangsa daripada kebebasan individu, asalkan tidak mengganggu
kepentingan negara. Alinea kedua menekankan pentingnya kedaulatan
politik dan ekonomi bagi Indonesia. Alinea ketiga mengakui bahwa

6
kemerdekaan adalah anugerah Tuhan. Dan alinea terakhir menegaskan
komitmen untuk melindungi semua warga Indonesia, meningkatkan
kesejahteraan umum, mendidik bangsa, dan mendukung ketertiban global,
sekaligus menyiratkan prinsip-prinsip Pancasila yang mendasarinya.
2. HAM dalam UUD 1945 Setelah Amandemen
Di dalam Batang Tubuh UUD 1945 terdapat sejumlah hak-hak
asasi manusia yang diatur dalam beberapa pasalnya, meliputi:
a. Pasal 27 memberikan jaminan dalam bidang hukum dan ekonomi.
b. Pasal 28 memberikan jaminan dalam bidang politik seperti hak
untuk berkumpul dan menyatakan pendapat.
c. Pasal-pasal berikutnya, seperti Pasal 28 A hingga Pasal 28 J,
memberikan jaminan atas hak hidup, hak membentuk keluarga, hak
mendapatkan pendidikan, hak bekerja, hak memilih agama, hak
memperoleh informasi, hak perlindungan diri, hak hidup sejahtera,
dan masih banyak lagi.
d. Pasal 31 mengakui hak setiap warga negara akan pendidikan,
sementara
e. Pasal 32 memberikan jaminan dan perlindungan budaya.
f. Pasal 33 mengandung pengakuan atas hak ekonomi terkait
kepemilikan dan menikmati hasil kekayaan alam Indonesia,
sedangkan
g. Pasal 34 mengatur hak-hak asasi di bidang kesejahteraan sosial,
termasuk perlindungan bagi fakir miskin, anak-anak yatim, orang
telantar, dan lansia untuk hidup secara manusiawi.

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999


Dalam perubahan kedua Konstitusi Indonesia yang dilakukan
pada UUD 1945, terdapat bagian yang secara spesifik menyebutkan
hak asasi manusia dalam Bab XA dengan pasal 28A sampai 28J. Lebih
lanjut, dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, hak-hak ini
diperinci dengan lebih jelas. Undang-undang ini terdiri dari 11 bab dan
106 pasal, yang mencakup berbagai aspek hak asasi manusia.
Secara umum, hak-hak tersebut mencakup:
a. Hak untuk hidup, seperti hak untuk mempertahankan hidup,
mencari kebahagiaan lahir batin, dan lingkungan hidup yang
sehat.
b. Hak berkeluarga dan meneruskan keturunan.
c. Hak untuk mengembangkan diri, termasuk pemenuhan
kebutuhan dasar, peningkatan kualitas hidup, dan akses
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.

7
d. Hak mendapatkan keadilan, termasuk kepastian hukum dan
kesetaraan di mata hukum.
e. Hak atas kebebasan pribadi, seperti kebebasan beragama,
politik, pendapat, dan pergerakan.
f. Hak untuk merasa aman, termasuk perlindungan terhadap
ancaman, komunikasi, penyiksaan, dan kekerasan.
g. Hak atas kesejahteraan, seperti kepemilikan pribadi dan
kolektif, pekerjaan yang layak, tempat tinggal yang layak, dan
jaminan sosial.
h. Hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan, seperti hak
untuk memilih dan dipilih, serta partisipasi dalam proses
pembuatan keputusan pemerintahan.
i. Hak-hak perempuan, termasuk ketidakdiskriminan antara
gender dalam politik, pekerjaan, status kewarganegaraan, dan
dalam keluarga dan perkawinan.
j. Hak-hak anak, seperti perlindungan dari eksploitasi ekonomi,
pekerjaan berbahaya, pelecehan seksual, perdagangan manusia,
dan penyalahgunaan zat adiktif.

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000


Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 adalah aturan tentang
Pengadilan HAM yang disahkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid
pada 23 November 2000, menggantikan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1999 yang dianggap
kurang memadai. Tujuannya adalah untuk menangani kasus
pelanggaran HAM yang serius, seperti genosida dan kejahatan
terhadap kemanusiaan. Genosida didefinisikan sebagai usaha untuk
menghancurkan sebagian atau seluruh kelompok berdasarkan faktor
seperti bangsa, ras, atau agama, dengan tindakan seperti pembunuhan,
penderitaan fisik atau mental, dan lainnya.
Sementara itu, kejahatan kemanusiaan meliputi tindakan seperti
pembunuhan, perbudakan, penyiksaan, dan lainnya, yang ditujukan
secara langsung kepada penduduk sipil dalam serangan yang luas atau
sistematik. Namun, jika pelaku pelanggaran HAM berat masih di
bawah usia 18 tahun saat kejahatan dilakukan, kasusnya akan ditangani
oleh Peradilan Anak sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 1997, yang
menetapkan batasan usia tanggung jawab pidana antara 12 hingga 18
tahun.

8
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Anak dianggap sebagai anugerah dan anugrah dari Tuhan Yang
Maha Esa, yang memiliki martabat yang sama sebagai manusia
sepenuhnya. Mereka dianggap sebagai tunas, potensi, dan generasi
penerus perjuangan bangsa, dengan peran strategis dalam memastikan
kelangsungan hidup bangsa dan negara di masa depan. Untuk
memastikan bahwa setiap anak dapat mengemban tanggung jawabnya
di masa depan, penting untuk memberikan kesempatan yang luas bagi
mereka untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara
fisik, mental, maupun sosial, serta memiliki karakter yang mulia.
Perlindungan anak dan pemberian jaminan terhadap pemenuhan hak-
hak mereka tanpa diskriminasi sangat penting.
Perlindungan dan kesejahteraan anak ini didukung oleh
lembaga dan peraturan perundang-undangan yang menjamin
pelaksanaannya. Konvensi Hak Anak yang diatur dalam Keputusan
Presiden Nomor 36 Tahun 1990 telah memberikan jaminan
pelaksanaan hak-hak anak di Indonesia. Menurut Pasal 1 undang-
undang nomor 23 tahun 2002, anak adalah individu yang belum
mencapai usia 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan.
Mereka berhak atas perlindungan dari berbagai bentuk diskriminasi
dan perlakuan buruk lainnya. Untuk mendukung upaya perlindungan
anak, dibentuklah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada
tahun 1998. KPAI memiliki tugas untuk melakukan sosialisasi hukum
terkait perlindungan anak, mengumpulkan data, menerima pengaduan
masyarakat, dan memberikan laporan serta rekomendasi kepada
Presiden untuk melindungi hak-hak anak.

9
C. Upaya Pemajuan, Penghormatan, Dan Perlindungan HAM
1. Pemajuan HAM
Pemajuan HAM adalah upaya untuk membuat HAM
diutamakan dalam bermasyarakat dan tidak ada lagi diskriminasi yang
merendahkan seseorang atau kelompok tertentu. Adanya pemajuan
HAM karena HAM masih di angggap sebelah mata oleh beberapa
masyarakat dan beberapa pihak dan bila HAM seseorang telah
direnggut maka itu disebut sebagai pelanggaran HAM, oleh karena itu
harus ada peraturan yang menyangkut tentang HAM atas terjadinya
pelanggaran HAM agar kedepan tidak kembali terjadi yang dapat
merugikan seseorang atau kelompok.

Indonesai sebagai Negara yang merdeka dari penjajahan sudah


selayaknya menjadi Negara yang melek atas hal ini, karena rakyat
Indonesia telah merasakan bagaimana rasanya hak mereka di renggut
oleh penjajah dimana mereka hidup dalam ketakutan, kekurangan dan
tertekan atas tindakan semena-mena penjajah, dan juga Indonesia yang
memiliki beragam suku, ras, agama dan budaya membuat beberapa
kelompok masyarakat berselisih paham karena adanya perbedaan dari
mereka, oleh sebab itu Indonesia harus sepatutnya menjunjung tinggi
HAM yang sudah tercatum dalam pembukaan undang-undang dasar
1945 dan Pancasila.

Contoh pemajuan HAM yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia


adalah sebagai berikut:
Di dalam undang Undang-undang 1945 pada Pasal 27, Pasal 28
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 30 ayat (1), Pasal
32 ayat (1), Pasal 33 ayat (1) & (3), dan Pasal 34.
• Dibentuknya komisi nasional/KOMNAS HAM menurut kenres
No 50 tahun 1993 Tap MPR No.XVII (17)/MPR/1998 tentang
piagam HAM. UU RI No.39 tahun 1999 tentang HAM. UU RI
No.26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM.
• Dibentuknya komisi penyelidik pelanggaran / KPP HAM tahun
2003
• Dibentuknya beberapa lembaga Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia / YLBHI dan Komisi Untuk Orang Hilang
Dan Korban Tindak Kekerasan / KONTRAS
Dengan ada nya peraturan dan lembaga yang mengatur
tentang HAM maka hak setiap individu dapat terlindungi dan
masyarakat dapat hidup dengan tenang.

10
2. Penghormatan HAM
Perlu ada kebijakan tegas yang mampu menjamin dihormatinya
HAM di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan profesionalisme keamanan dan pertahanan negara.
b. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak
diskriminatif.
c. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau
golongan dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan
menghormati keyakinan dan pendapat masing- masing.
d. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.

3. Perlindungan HAM
Upaya perlindungan HAM penekanannya pada berbagai
tindakan pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran HAM.
Perlindungan HAM terutama melalui pembentukan instrumen hukum
dan kelembagaan HAM. Juga dapat melalui berbagai faktor yang
berkaitan dengan upaya pencegahan HAM yang dilakukan individu
maupun masyarakat dan negara. Negara-lah yang memiliki tugas
utama untuk melindungi warga negaranya termasuk hak- hak asasinya.
a. Pembentukan Komnas HAM
Tujuan pembentukan Komnas HAM antra lain sebagai berikut:
1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksana
Hak Asasi Manusia sesuai dengan Pancasila, UUD, dan
Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak asasi
manusia.
2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan Hak Asasi
Manusia guna berkembangnya manusia Indonesia
seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi daam berbagai
idang kehidupan.

b. Pembentukan RANHAM (Rencana Aksi Nasional HAM)


Rencana aksi nasional memuat tiga pilar utama perlindungan HAM
antara lain sebgai berikut:
1) Pengesahan perangkat-perangkat internasional tentang
HAM yang merupakan dari bagian pembangunan hukum
nasional secara menyeluruh.

11
2) Penyebarluasan dan pendidikan HAM, baik kepada
jajaran penyelenggara maupun masyarakat luas.
3) Prioritas perlindungan terhadap HAM yang paling dasar,
yang pelanggaran nya merupakan pelanggaran berat
terhadap HAM, dan harus dipertanggung jawabkan secara
internasional.
Upaya pemajuan hak asasi manusia di Indonesia sudah mulai
dilakukan sejak Indonesia merdeka. Pemikiran HAM pada awal periode
kemerdekaan masih menekankan pada hak untuk merdeka, hak kebebasan
untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak
kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.
Periode 1950-1959 dalam perjalanan negara Indonesia dikenal
dengan sebutan periode demokrasi parlementer. Pemikiran HAM pada
periode ini mendapatkan meomentum yang sangat membanggakan, karena
suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi liberal atau
demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik.
Sehingga semakin banyak partai-patai politik yang berdiri dengan beragam
ideologinya masing- masing.
Periode 1959-1966, pada periode ini sistem pemerintahan yang
berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin sebagai reaksi penolakan
Soekarno terhadap sistem demokrasi parlementer. Pada sistem ini
kekuasaan terpusat pada presiden. Akibatnya, terjadi pemasungan hak
asasi manusia, yaitu hak sipil dan hak politik. Dengan kata lain, telah
terjadi pembatasan. kekuasaan terhadap hak sipil dan hak politik warga
negara.
Periode 1966-1998, terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno
ke Soeharto, dan timbul semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa ini
diadakan seminar tentang HAM. Namun, pada tahun 1970-an sampai
periode akhir 1980-an persoalan HAM di Indonesia mengalami
kemunduran karena pemikiran penguasa yang menolak penegakan HAM.
Kemudian, pada akhirnya pemerintah mendirikan Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berdasarkan Kepres Nomor 50 Tahun
1993 padal tanggal 7 Juni 1993. Lembaga ini bertugas. untuk memantau
dan menyelidiki pelaksanaan HAM serta memberi pendapat,
pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan HAM.
Kemudian, pada periode 1998-sekarang berlangsung membaik. Karena
pergantian pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang
sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Saat ini
sedang dilakukan pengkajian beberapa kebijakan pemerintah pada masa
orde baru yang berlawanan. dengan pemajuan dan perlindungan HAM.

12
Selain itu juga dilakukan penyusunan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pemberlakuan HAM, seperti Undang-Undangan
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Dalam penegakan HAM, pemerintah mempunyai tanggung jawab
yang penting. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menegakkan HAM. diantaranya adalah membentuk Komnas HAM,
membuat produk hukum yang mengatur tentang HAM, dan membentuk
pengadilan HAM.
Selain pemerintah, masyarakat juga bertanggung jawab dalam
penegakan HAM. Oleh karena itu kita sebagai warga negara, sikap yang
patut kita munculkan. dalam upaya penegakan hak asasi manusia antara
lain dapat berupa menolak dengan tegas setiap terjadinya pelanggaran
HAM dan mendukung dengan tetap bersikap kritis terhadap upaya
penegakan HAM.
Upaya perlindungan dan penegakan HAM tentu tidak semudah
yang kita bayangkan, karena banyak sekali tantangan yang harus dihadapi,
baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Beberapa tantangan yang harus
dihadapi itu antara. lain kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang
HAM, kurangnya pengalaman dalam penegakan HAM. kemiskinan,
keterbelakangan, pemahaman. HAM masih terbatas dalam pemahan
gerakan penegak HAM, dan kurangnya kemampuan berpikir analatik
mengenal persoalan hidup.
Kemampuan berpikir analitik mengenai berbagai persoalan hidup
ini terkait dengan sejumlah informasi dalam hal ini pengetahuan yang
tepat dan relevan sebab pengetahuan tentang isu atau masalah merupakan
syarat awal untuk memulai suatu tindakan yang tepat. (Eva) Marthinu &
Nadiroh, 2017)
Oleh sebab itu, maka tercatat di dalam sejarah beberapa kasus
pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia, diantaranya:
a. Kerusuhan Tanjung Priok pada tanggal 12 September 1984. Dalam
kasus ini tercatat sebanyak 24 orang tewas, 36 orang luka berat,
dan 19 orang luka ringan. Penembakan beberapa mahasiswa
b. Universitas Trisakti yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam
kasus ini tercatat 5 orang tewas.
c. Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus
ini tercatat 5 orang tewas,
d. Tragedi Semanggi II pada tanggal 24 September 1999. Dalam
kasus ini tercatat 5 orang tewas.
e. Pembunuhan Munir yang merupakan Aktivis HAM pada
tanggal 7 September 2004.

13
Sebagian kasus diatas adalah contoh bahwa masih
terjadinya penindasan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.Walaupun
upaya penegakan HAM sudah dilakukan sangat lama bahkan
sejak Indonesia merdeka, namun ternyata pelanggaran dan penindasan
terhadap hak kemanusiaan masih saja terjadi di sekitar kita. Contoh
kasus pelanggaran HAM yang lainnya ialah kasus kematian TKI di
luar negeri dan kejahatan kemanusiaan masih saja mewarnai
perjalanan upaya penegakan HAM di Indonesia.Agar tidak terjadi
pelanggaran dan penindasan terhadap HAM maka diperlukan
peranan pemerintah dan partisipasi masyarakat yang menjadi syarat
utama dalam perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia. Dengan
demikian,diharapkan tercipta peri kehidupan yang harmonis yang
dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila.
4. Hambatan dalam penegakan HAM di Indonesia
Banyak hambatan yang tidak dapat dihindari dalam menegakkan
HAM di Indonesia. Salah satu hambatan tersebut ada dalam sistem hukum
pidana. Dalam sistem hukum pidana yang ada, asas legalitas menegaskan
bahwa hukum tidak diberlakukan surut terhadap tindak pidana yang terjadi
sebelum undang-undang dikeluarkan atau diundangkan. Artinya, hukum
yang baru dibuat sekarang tidak bisa menghukum perbuatan di masa lalu.
Selain itu, substansi peraturan perundang-undangan yang ada dinilai
kurang lengkap sehingga memberikan peluang penyalahgunaan oleh
aparat penegak hukum. Hal ini sebagai dampak dari hambatan lain yang
juga mendasar, yaitu masih lemahnya kesadaran dan tanggung jawab
berbangsa dan bernegara dalam menghasilkan produk peraturan
perundang-undangan.
Upaya pemerintah dalam menegakkan HAM di Indonesia Rentetan
kasus pelanggaran HAM yang terjadi menjadi pelajaran bagi bangsa dan
negara Indonesia. Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila, Indonesia
tentu menentang pelanggaran hak asasi manusia. Pemerintah pun telah
melakukan berbagai upaya untuk menegakkan HAM. Upaya pemerintah
ini harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia agar berjalan maksimal.
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menegakkan dan
melindungi HAM di antaranya:
a. Memasukkan HAM ke dalam UUD 1945 dan melakukan
penyesuaian terhadap pasal-pasal yang berkaitan dengan
penegakan HAM,
b. Menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan sebagai
instrumen nasional HAM,

14
c. Membentuk Komisi Nasional HAM dan Pengadilan HAM, serta
lembaga-lembaga lain yang berwenang dalam penegakan HAM,
d. Menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM dengan menyeret para
pelakunya ke pengadilan HAM.
Partisipasi masyarakat dalam upaya penegakan HAM Bentuk partisipasi
masyarakat dalam upaya penegakan HAM di antaranya dilakukan dengan
cara:
a. Tidak mentolerir setiap pelanggaran HAM yang terjadi,
b. Melaporkan terjadinya pelanggaran HAM kepada Komnas HAM
atau lembaga yang berwenang,
c. Melakukan penelitian atau menyebarluaskan informasi mengenai
HAM, baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan Komnas
HAM,
d. Mengajukan usulan mengenai perumusan kebijakan yang berkaitan
dengan HAM kepada Komnas HAM atau lembaga lain,
e. Mendukung upaya penegakan HAM, namun tetap bersikap kritis.

D. Bentuk berpartisipasi dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan


perlindungan HAM

1. Partisipasi Masyarakat Dalam Penegakkan HAM


Peran masyarakat sangat penting dalam penegakan Hak Asasi
Manusia. Tanpa partisipasi masyarakat dan dukungannya maka
penegakan Hak Asasi Manusia akan menjadi sia-sia. Peran dan
partisipasi itu juga diatur di dalam UU No. 39 tahun 1999 itu. Peran itu
dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, organisasi politik,
organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat atau lembaga
kemasyarakatan lainnya. Semua elemen tersebut mempunyai hak untuk
berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan dan pemajuan hak asasi
manusia (Pasal 100).

Penegakan HAM di negara kita tidak akan berhasil jika hanya


mengandalkan tindakan dari pemerintah. Peran serta lembaga
independen dan masyarakat sangat diperlukan. Upaya penegakan hak
asasi manusia ini akan memberikan hasil yang maksimal manakala
didukung oleh semua pihak. Usaha yang dilakukan Komnas HAM tidak
akan efektif apabila tidak ada dukungandarimasyarakat.

Sebagai contoh, Komnas HAM telah bertekad untuk


memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan membuka kotak
pengaduan dari masyarakat. Tekad dan usaha ini tidak akan berhasil

15
apabila masyarakat enggan atau memilih diam terhadap berbagai praktik
pelanggaran HAM. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat untuk
bersama-sama mengupayakan penegakan HAM sangat dibutuhkan.
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat diwujudkan melalui hal-hal
berikut:
a. Menyampaikan laporan atau pengaduan atas terjadinya
pelanggaran hak asasi manusia kepada Komnas HAM atau
lembaga berwenang lainnya.
b. Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam bentuk usulan
mengenai perumusan kebijakan yang berkaitan dengan hak asasi
manusia kepada Komnas HAM atau lembaga terkait lainnya.
c. Masyarakat juga dapat bekerja sama dengan Komnas HAM untuk
meneliti, memberi pendidikan, dan meyebarluaskan informasi
mengenai HAM pada segenap lapisan masyarakat.
Peran masyarakat terhadap upaya penegakan HAM, misalnya
muncul berbagai aktivis dan advokasi LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat). Para aktivis dapat mengontrol atau mengkritisi kebijakan
pemerintah yang rawan terhadap pelanggaran HAM. Mereka juga
dapat mendata kasus-kasus pelanggaran HAM dan melakukan
pembelaan atau pendampingan. LSM tersebut bisa menangani berbagai
masalah, misalnya masalah kesehatan masyarakat, korupsi, demokrasi,
pendidikan,kemiskinan,lingkungan,penegakan hukum.
Kehadiran LSM-LSM ini dapat menjadi kekuatan penyeimbang
sekaligus pengontrol langkah-langkah pemerintah dalam pelaksanaan
HAM di Indonesia. Namun kiranya penegakan HAM juga harus
mencermati kepentingan nasional, artinya tidak sekedar menjadi alat
kepentingan asing, sementara disisi lain terdapat negara asing yang
mensponsori berbagai Lembaga Non Pemerintah (LSM) untuk
menegakan HAM terhadap beberapa isu, tetapi negara sponsor tersebut
juga melakukan pelanggaran HAM terhadap negara lainnya atau
terhadap warga negaranya sendiri dengan menerapkan standar ganda,
untuk itu mari kita semua membangun iklim negara Indonesia yang
demokratis, yang menghormati HAM yang didasari oleh kepentingan
nasional kita dalam rangka mencapai Indonesia yang kita cita-citakan.
Hak asasi merupakan hak yang bersifat dasar dan pokok.
Pemenuhan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga
negara dapat hidup sesuai dengan kemanusiaannya. Hak asasi manusia
melingkupi antara lain hak atas kebebasan berpendapat, hak atas
kecukupan pangan, hak atas rasa aman, hak atas penghidupan dan
pekerjaan, hak atas hidup yang sehat serta hak-hak lainnya

16
sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Tahun
1948.
Penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia
merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada tekanan dari pihak
manapun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara
pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga
negara. Hak asasi tidak sebatas pada kebebasan berpendapat ataupun
berorganisasi, tetapi juga menyangkut pemenuhan hak atas keyakinan,
hak atas pangan, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, hak memperoleh
air dan udara yang bersih, rasa aman, penghidupan yang layak, dan
lain-lain.
Kesemuanya tersebut tidak hanya merupakan tugas pemerintah
tetapi juga seluruh warga masyarakat untuk memastikan bahwa hak
tersebut dapat dipenuhi secara konsisten dan
berkesinambungan.Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat
mutlak bagi upaya-upaya penciptaan Indonesia yang damai dan
sejahtera.
Apabila hukum ditegakkan dan ketertiban diwujudkan, maka
kepastian, rasa aman, tenteram, ataupun kehidupan yang rukun akan
dapat terwujud. Namun ketiadaan penegakan hukum dan ketertiban
akan menghambat pencapaian masyarakat yang berusaha dan bekerja
dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut
menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara damai, adil dan
sejahtera. Untuk itu perbaikan pada aspek keadilan akan memudahkan
pencapaian kesejahteraan dan kedamaian.
Setiap orang bertanggung jawab untuk terlibat dalam
penegakan HAM. Walaupun secara formaltanggung jawab negara lebih
besar, tetapi peran masyarakat luas sebenarnya dampak yang sangat
besar bagi terbangunnya kesadarang untuk menghormati HAM. Tentu
saja tanggung jawab itu harus di awali dengan pemahaman akan
pentingnya hak asasi manusia. Tetapi orangharus memahami bahwa
HAM seorang perlu mendapat perlindungan demi martabatnya sebagai
manusia. Jika seorang memahami konsep sedasar ini, maka akan
semakin mudahmenyebarluaskan tanggungjawab masing-masing
individu untuk turut aktif dalam penegakan upaya HAM. sikap positif
dalam penegakan HAM dapat di mulaikan dari lingkungan keluarga,
warga sekitar tempat tinggal, sekolah dan masyarakat luas.
Di lingkungan masyarakat luas,sikap positif terhadap
penegakan HAM dapat di lakukan antara ain sebagai berikut:
a. Tidak mengganggu ketertiban umum.

17
b. Saling menjaga dan melingungi harkat dan martabat manusia.
c. Menghormati keberadaan sendiri.
d. Berkomunikas dengan baik dan sopan.
e. Turut membantu terselenggaranya masyarakat madani, yakni hidup
berdampingan secara damai, sayang menyayangi tanpa
membedakan ras, keturunan dan pandangan politiknya, serta
kelompok besar tidak memaksakan kehendaknya kepada kelompok
kecil dan sebaliknya kelompok kecil menghormati kelompok
besar.Setiap kita adalah pejuang hak asasi manusia.
Penegakan hak asasi manusia dapat kita mulai dilingkungan
yang paling kecil, yaitu keluarga. Misalnya, jika kita berusaha untuk
memahami bahwa saudara kita yang perempuan mempunyai hak yang
setara dengan saudara laki-lakiuntuk mendapat pendidikan, maka kita
sebenarnya telah memulai suatu langkah kecil untuk menghormati hak
asasi manusia. Tetapi langkah kecil tersebut, jika dilakukan oleh semua
orangakanmenjadi langkah besar. Yang penting dalam hal ini adalah
bahwa setiap orang menaati hak asasi sesamanya. Maka, apa pun
bentuk langkah yang di ambil oleh seorang untuk menunjukan
penghormatan kepada HAM.
Kita sebagai warga indonesia wajib mendukung adanya upaya
penegakan HAM yang di lakukan oleh lembaga-lembaga perlindungan
HAM. Adapun dukungan tersebut dapat di tunjukan antara lain dengan
dikap berikut:
a. Menghormati menghargai lembaga perlindungan HAM.
b. Mendengar dan melaksanakan materi penyuluhan hukum dan
HAM.
c. Aktif mensosialikan hukum dan HAM.
d. Menghargai kaum hak-hak perempuan.
e. Membantu terwujudnya perlindungan hak anak-anak.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan mengenai upaya pemajuan, penghormatan dan
perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, dapat dicatat
bahwa meskipun ada kemajuan yang signifikan, tantangan kompleks
masih menghadang.
Pemerintah dan masyarakat harus terus bekerja sama untuk
memperkuat sistem hukum dan kebijakan yang mendukung hak asasi
manusia dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati dan
melindungi hak-hak setiap individu.
Memastikan bahwa hak-hak dasar setiap individu dihormati dan
dilindungi memerlukan penegakan hukum yang lebih kuat, peningkatan
akses terhadap keadilan di semua lapisan masyarakat, dan kesadaran serta
pendidikan hak asasi manusia di semua tingkatan sangat penting.
Melalui komitmen yang kuat dan kerja sama yang berkelanjutan
antara pemerintah, organisasi non-pemerintah dan masyarakat, Indonesia
bergerak menuju visi yang inklusif, adil dan konsisten dengan prinsip-
prinsip hak asasi manusia yang diterima secara luas bagi seluruh warga
negaranya.

19
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography

Arsa, M. F. (2019, August 3). Partisipasi Masyarakat dalam Pemajuan, Penghormatan,


dan Penegakan HAM di Indonesia. Retrieved from tulisan.fadillaharsa.id:
https://tulisan.fadillaharsa.id/2019/08/partisipasi-masyarakat-dalam-pemajuan-
penghormatan-dan-penegakan-ham-di-indonesia/

Harruma, I. (2022, May 31). Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM. Retrieved from
kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2022/05/31/05000021/upaya-
pemerintah-dalam-menegakkan-ham

Safitri, S. (n.d.). Perlindungan dan Pemajuan Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Sunarso. (2020). Pendidikan Hak Asasi Manusia. Surakarta: CV. Indotama Solo.

Triwahyuningsih, S. (2018). PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA


(HAM) DI INDONESIA. Jurnal Hukum LEGAL STANDING, Vol. 1, No. 2.

Wilujeng, S. R. (n.d.). HAK ASASI MANUSIA: TINJAUAN DARI ASPEK HISTORIS DAN
YURIIDIS.

20

Anda mungkin juga menyukai