Anda di halaman 1dari 15

HUKUM TATA NEGARA & ADMINISTRASI NEGARA

HAK ASASI MANUSIA

Dosen Pengampu : Fathul Mu’in,M.H.I.

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Refita Baja Dwinsa 2021030312


2. Riza Aulia Fajri 2021030405
3. Robbi Chandra Putra 2021030453
4. Rofilla Farhan 2021030436
5. Samsudin 2021030140
6. Shinta Alexia 1921030371

KELAS G

FAKULTAS SYARIAH

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022M/1443H
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan
kali ini kami mengangkat judul “Hak Asasi Manusia” dalam mata kuliah yang
telah diberikan yakni Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara. Pada
makalah ini kami berusaha untuk menyajikan materi dengan sebaik mungkin.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Hukum Tata Negara dan


Administrasi Negara. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah ilmu dan
wawasan kami. Dengan selesainya penulisan makalah ini, diharapkan siapapun
yang membacanya dapat memahami dengan baik bagaimana pentingnya
mempelajari hal tersebut. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna karena kami sadari masih banyak
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak guna
penyempurnaan lebih lanjut. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua, Aamiin.

Lampung, 1 Oktober 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ......................................... 3


B. Bentuk-Bentuk Hak asasi Manusia ................................................ 4
C. Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945 dan Pancasila ................... 5
D. Hak Asasi Manusia Dalam UU No.39 Tahun 1999 ....................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak hak yang berasal dari
harkat dan martabat yang melekat pada manusia. Hak ini sangat mendasar
atau asasi (fundamental) sifatnya, yang mutlak diperlukan agar manusia
dapat berkembang sesuai dengan bakat, cita cita, serta martabatnya. Hak ini
juga dianggap universal, artinya dimiliki semua manusia tanpa perbedaan
berdasarkan bangsa, ras, agama, atau gender.1
Hak asasi manusia (HAM) sebagai gagasan serta kerangka konseptual
tidak lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal
Declaration of Human Right 10 Desember 1948, namun melalui suatu
proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia. Awal
perkembangan HAM dimulai ketika ditandatangani Magna Charta (1215),
oleh Raja Jhon Lacklaand. kemudian juga penandatanganan Petition of
Right pada tahun 1628 oleh Raja Charles L. Dalam hubungan inilah maka
perkembangan hak asasi manusia ini sangat erat hubungannya dengan
perkembangan demokrasi.
Indonesia merupakan negara hukum yang mana di dalam negara
hukum selalu ada pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Semua manusia akan mendapat perlakuan yang sama kedudukannya dalam
hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Termasuk juga hak seorang anak
ini semua telah di atur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28B ayat 2 yang berbunyi "Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup. tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekersan dan diskriminasi". Dapat terlihat jelas bahwa di
negara Republik Indonesia dijamin adanya perlindungan hak asasi manusia
berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum dan bukan kemauan seseorang atau
golongan yang menjadi dasar kekuasaan2.
Di Indonesia sendiri hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat di
pisahkan dengan pandangan filsafat Indonesia yang terkandung dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 (UUD NKRI 1945) yang dinyatakan dalam pembukaan Undang-

1
Miriam Budiardjo, Dasar Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama),
2008, h. 212.
2
Didi Nazmi, “Konsepsi Negara Hukum”, (Angkasa Raya: Padang. 1992), h. 50.
2

Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 “Kemerdekaan adalah hak


segala bangsa”. Dalam pernyataan ini terkandung jelas pengakuan secara
yuridis hak asasi manuia tentang kemerdekaan sebagaimana yang
terkandung dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Pasal 1.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberdaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dijunjung oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
Jadi, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki
manusia yang dibawanya sejak lahir yang berkaitan dengan martabat dan
harkatnya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang tidak boleh
dilanggar, dilenyapkan oleh siapa pun juga 3. Berhubung hak asasi manusia
merupakan hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa, maka perlu dipahami bahwa hak asasi
manusia tersebut tidaklah bersumber dari Negara dan hukum, tetapi semata-
mata bersumber dari Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hak asasi manusia (HAM)?

2. Bagaimana hak asasi manusia dalam UUD 1945 dan Pancasila?

3. Bagaimana hak asasi manusia dalam UU No. 19 tahun 1999?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari HAM

2. Untuk mengetahui bagaimana HAM dalam UUD 1945 dan Pancasila

3. Untuk mengetahui bagaimana HAM dalam UU No. 19 tahun 1999

3
Ibid, h. 51
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak merupakan unsure normative yang melekat pada diri setiap
manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak
persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara
individu dengan instansi. Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Dalam Undang Undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM)
merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan
dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara.
Dengan demikian hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap
HAM ialah menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban , serta
keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.
Upaya menghormati, melindungi dan menjungjung tinggi Hak Asasi
Manusia, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu,
pemerintah (aparatur pemerintahan baik sipil maupun militer) dan negara.
Jadi dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari
pemenuhan kewajiban yang harus dilaksanakan. Begitu juga dalam
memenuhi kepentingan perseorangan tidak boleh merusak kepentingan
orang banyak (kepentingan umum). Karena itu, pemenuhan, perlindungan
dan penghormatan terhadap HAM harus diikuti dengan pemenuhan terhadap
4

KAM (kewajiban asasi manusia) DAN TAM (tanggung jawab asasi


manusia) dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat dari HAM adalah keterpaduan
antara HAM, KAM dan TAM yang berlangsung secara sinergis dan
seimbang. Bila ketiga unsure asasi (HAM, KAM dan TAM) yng melekat
pada setiap individu manusia, baik dalam tatanan kehidupan pribadi,
kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan dan pergaulan globaltidak
berjalan secara seimbang, dapat dipastikan akan menimbulkan kekacauan,
anarkisme, dan kesewenang wenangan dalam tata kehidupan umat
manusia.4

B. Bentuk Bentuk Hak Asasi Manusia


Secara universal pembagian hak asasi manusia adalah sebagai berikut:
a. Hak-hak asasi pribadi atau “personal rights” yang meliputi kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak,
dan sebagainya.
b. Hak-hak asasi ekonomi atau “property rights”, yaitu hak untuk
memiliki sesuatu, membeli dan menjualnya, serta memanfaatkannya.
c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan atau yang disebut “rights of legal equality”.
d. Hak-hak asasi politik atau “political rights”, yaitu hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan
umum), hak mendirikan partai politik, dan sebagainya.
e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau “social and culture rights”,
misalnya hak untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan,
dan sebagainya.
f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau “procedural rights”, misalnya peraturan dalam hal
penangkapan, penggeledahan, peradilan, dan sebagainya.5

4
Dede Rosyada, dkk, Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi
Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 2003, h. 199-
201.
5
Parsono, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional), 2009, h. 96.
5

C. Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 dan Pancasila


1. Pancasila
Nilai-nilai Pancasila yang terwujud dalam lima sila merupakan
landasan bagi pengembangan hak asasi manusia. Pancasila terutama sila
kedua menjadi dasar normatif bagi pengembangan hak asasi manusia.
Sila kedua Pancasila memberikan pedoman bahwa bangsa Indonesia
mengakui sepenuhnya persamaan harkat dan martabat manusia.
Apabila kita lebih dalam meninjau isi dari masing-masing sila
pada Pancasila, maka tampaklah kepada kita masing-masing sila
mengandung (memuat) hak asasi manusia, sebagai berikut:
a. Hak Asasi Manusia Menurut Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengakuan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menjamin setiap orang untuk
melaksanakan ibadah menurut keyakinan masing-masing. Dengan
sila ini dijamin setiap orang bebas memilih dan menjalankan ajaran
agamanya masing-masing. Setiap agama dipandang sama hak dan
kedudukannya terhadap negara.6

b. Hak Asasi Manusia Menurut Sila Kemanusiaan yang Adil dan


Beradap
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sikap yang
menghendaki terlaksananya human values dalam arti pengakuan
dignity of main dan human rights serta human freedom, tiap-tiap
orang diperlakukan secara pantas, tidak boleh disiksa dan dihukum
secara ganas, dihina, atau diperlakukan secara melampaui batas.
Kemanusiaan mengakui seluruh manusia sama-sama makhluk
Tuhan dan dengan demikian segala bangsa sama tinggi dan sama
rendahnya. dan ini berarti suatu pengakuan kemerdekaan bagi
segala bangsa dengan menolak kolonialisme dan imperialisme.

6
Kansil, Christine, “Hukum Tata Negara Republik Indonesia”, (Jakarta: Rineka Cipta,
2020), h. 227.
6

c. Hak Asasi Manusia Menurut Sila Persatuan Indonesia


Persatuan Indonesia atau kebangsaan ialah sikap yang
mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan suku,
golongan, partai, dan lain-lain. Ini berarti persatuan antara
golongan-golongan, suku-suku dan partai-partai yang mempunyai
kedudukan dan kesempatan yang sama dalam negara Indonesia.
dalam arti adanya keseimbangan yang harmonis dengan tidak
mengutamakan yang satu dengan yang mengabaikan yang lainnya.

d. Hak Asasi Menurut Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Kedaulatan
Rakyat)
Kedaulatan Rakyat berarti kekuasaan negara dalam negara
berada di tangan rakyat. Negara dibentuk dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat. Kedaulatan rakyat disalurkan secara demokrasi
melalui perwakilan, yang bagi Indonesia melalui Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Oleh karena kedaulatan ini adalah di
tangan rakyat, maka MPR sebagai penjelmaan dari kedaulatan
rakyat itu adalah lembaga tertinggi negara RI. Rakyatlah melalui
MPR yang menetapkan Undang-Undang Dasar Negara, memilih
dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dan menetapkan
Garis-garis Besar Haluan Negara.

e. Hak Asasi Manusia Menurut Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh


Rakyat Indonesia
Keadilan sosial berwujud hendak melaksanakan kesejahteraan
umum bagi seluruh anggota masyarakat.
Dengan ini dimaksudkan adanya keadilan bagi sesama anggota
masyarakat (sosial). Keadilan yang dimaksud ialah keadilan yang
memberi pertimbangan dimana hak milik berfungsi sosial.
Ini berarti tiap-siap orang dapat menikmati kehidupan yang
layak sebagai manusia yang terhormat dalam arti tidak ada
kepincangan di mana ada segolongan yang hidup mewah sedang
golongan lain sangat melarat, atau dengan kata lain tiap orang
harus mendapat kesempatan yang sama untuk mendapat nafkah dan
jaminan hidup yang layak dalam lapangan ekonomi dan sosial
dengan tidak saling merugikan atau menindas, melainkan saling
harga-menghargai dan bantu membantu untuk kepentingan
masyarakat dan negara.7

7
Ibid, h. 228-229
7

2. UUD 1945
Di dalam pembukaan UUD 1945 terdapat suatu pernyataan yang
mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan HAM yang
berbunyi : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.
Dari pernyataan tersebut sangat jelas bahwa dalam jiwa bangsa
Indonesia sudah tertanam bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, secara universal semua bangsa menginginkan adanya
kemerdekaan dan kebebasan tanpa membedakan agama, etnis,
golongan. Dengan pernyataan tersebut telah membuktikan bahwa
negara Indonesia mendukung dan mengakui sepenuhnya hak asasi
manusia diberlakukan di seluruh dunia. Selain tercantum dalam
pembukaan, dalam batang tubuh UUD 1945 hakhak tersebut diatur
sebagai berikut :
1. Pasal 27 ayat 1 : hak atas kesamaan hukum dan pemerintah
2. Pasal 27 ayat 2 : hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Pasal 27 ayat 3 : hak untuk membela negara
4. Pasal 28 : kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pikiran
5. Pasal 28 a sampai j : hak asasi manusia
6. Pasal 29 ayat 2 : kemerdekaan beragama dan beribadah
7. Pasal 30 : hak atas usaha pertahanan dan keamanan negara
8. Pasal 31 : hak mendapat pendidikan
9. Pasal 32 : hak mengembangkan dan memelihara budaya
10. Pasal 33 : hak kehidupan ekonomi
11. Pasal 34 : hak atas jaminan sosial

D. Hak Asasi Manusia dalam UU No. 39 Tahun 1999


Dalam Undang Undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM)
8

adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia”.
Undang-undang ini selain mengatur hak asasi manusia juga mengatur
kewajiban, tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam menegakkan hak
asasi manusia. Macam-macam hak asasi manusia menurut UU No 39 tahun
1999 adalah sebagai berikut :
1. Hak untuk hidup
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3. Hak mengembangkan diri
4. Hak memperoleh keadilan
5. Hak atas kebebasan pribadi
6. Hak atas rasa aman
7. Hak kesejahteraan
8. Hak turut serta dalam pemerintah
9. Hak wanita
10. Hak anak

- Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah


1. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam
Undang undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum
internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara
Republik Indonesia.
2. Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah sebagai mana dimaksud
dalam Pasal 71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam
bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan
Negara, dan bidang lain.

- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia


Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Komnas HAM
dibentuk dengan Kepres No. 50 tahun 1993, kemudian mengalami beberapa
penyesuaian setelah dikeluarkannya UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak
9

Asasi Manusia yang didalamnya mengatur Komnas HAM (Bab VIII pasal
7599).
Tujuan Komnas HAM menurut UU No. 39 tahun 1999 sebagai
berikut:
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
sesuai Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB dan Deklarasi Universal
HAM
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia seutuhnya dan kemampuannya
berparti sipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Sedangkan fungsi Komnas HAM adalah sebagai lembaga:
1. Pengkajian dan penelitian hak asasi manusia
2. Penyuluhan tentang hak asasi manusia
3. Pemantauan tentang hak asasi manusia
Anggota Komnas HAM dipilih oleh DPR berdasarkan usulan dari
Komnas HAM dan diresmikan oleh Presiden. Komnas HAM terdiri dari 35
orang anggota, dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh dua wakil
ketua. Masa jabatan anggota Komnas HAM adalah lima tahun dan setelah
berakhir dapat diangkat kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
Siapapun dapat mencalonkan diri sebagai anggota Komnas HAM asalkan
memenuhi syarat.
10

BAB III

PENUTUP

A. Keimpulan
1. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah
Allah yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat atau negara. Secara universal pembagian hak asasi manusia
adalah:
a. Hak-hak asasi pribadi
b. Hak-hak asasi ekonomi
c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan
d. Hak-hak asasi politik
e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan
f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan
dan perlindungan
2. Hak Asasi manusia dalam UUD 1945 dan Pancasila
a. Pancasila
Nilai-nilai Pancasila yang terwujud dalam lima sila
merupakan landasan bagi pengembangan hak asasi manusia.
Pancasila terutama sila kedua menjadi dasar normatif bagi
pengembangan hak asasi manusia. Sila kedua Pancasila
memberikan pedoman bahwa bangsa Indonesia mengakui
sepenuhnya persamaan harkat dan martabat manusia.
b. UUD 1945
Di dalam pembukaan UUD 1945 terdapat suatu pernyataan
yang mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan
HAM yang berbunyi : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas
11

dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan


perikemanusiaan dan perikeadilan”.

3. Hak Asasi Manusia dalam UU No. 39 Tahun 1999


Dalam Undang Undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM)
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.

B. Saran
Sebagai mahluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM, dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan
diinjak injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang
lain.
12

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam, Dasar Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama, 2008.

Kansil, C.S.T., Drs. sH., Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta, 2020.

Nazmi, Didi, Konsepsi Negara Hukum, Angkasa Raya: Padang. 1992.

Parsono, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP/MTs Kelas VII,


Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional, 2009.

Rosyada, Dede, dkk, Pendidikan Kewargaan (Civic Education):


Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003.

Anda mungkin juga menyukai