Anda di halaman 1dari 15

Pelaksanaan HAM di Indonesia

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Kewarganegaraan yang diampu oleh :
Udiyo Basuki, S. H., M. Hum.

Disusun oleh :
Nur Fitri Sadida Ipaenin
19108040055

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
AKUNTANSI SYARIAH
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
Pelaksanaan HAM di Indonesia.

Makalah ini penulis susun dengan maksimal dengan menggunakan berbagai sumber
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.terlepas dari segala hal, penulis sadar
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah Peraturan HAM di Indonesia ini bisa
memberikan manfaat kepada pembaca, sehingga pembaca dapat menerapkan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari hari .

Yogyakarta, 19 April 2020

UIN Sunan Kalijaga

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH .......................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 2

C. TUJUAN ............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAM .......................................................................................... 4

B. SEJARAH PERKEMBANGAN HAM .................................................................... 7

C. PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA .............................................................11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................14


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan HAM adalah dua kata yang selalu berhubungan. Kelahiran manusia di
muka bumi tentu saja telah diberikan hak hak kodrat oleh tuhan yang melekat pada dirinya.
Pada dasarnya kebebasan itu dimiliki oleh setiap individu. Akan tetapi, tidak dapat di
mungkiri bahwa manusia juga adalah makhluk sosial, artinya seorang manusia tidak dapat
hidup tanpa ada bantuan dari manusia lain. Disalah satu sisi mempunyai hak atas
kebebasan tersebut juga di sisi lain harus menghormati hak orang lain.
Manusia hidup diantara manusia lain, baik itu kelompok masyarakat, suku, bangsa,
ataupun negara. Dalam kedudukan manusia sebagai makhluk sosial inilah yang
memunculkan beragam masalah HAM yang kompleks, karena berbagai benturan hak antar
manusia terjadi di dalam kelompok masyarakat tersebut. Dalam hidup berkelompok inilah
hak setiap individu yang berada didalamnya di delegasikan kepada kelompok untuk
kepentingan bersama. Seiring berjalannya waktu, perkembangan kelompok ini semakin
kuat sehingga manusia hanya sebagai subordinasi dari tata kehidupan yang berlaku. Hidup
dan kebebasan manusia diabaikan untuk kelompok. Saat itulah hak yang melekat pada
manusia sudah terampas. Menurut seorang filsuf politik rusia, manusia memang
merupakan makhluk sosial akan tetapi kehidupannya tidak boleh semata-mata di abadikan
kepada kelompok.
HAM adalah masalah yang universal. Di satu sisi terdapat pemikiran liberalis yang
menempatkan diri sebagai individulisme, tetapi disisi lain terdapat penolakan akan HAM
yang mana terdapat pemikiran sosialis yang menempatkan kepentingan bersama dan
negara lebih utama. Masalah ini selalu muncul selama manusia ada.
Berdasarkan fakta sejarah, HAM muncul karena adanya penindasan terhadap
manusia oleh pemerintah yang tirani dan juga perampasan hak-hak yang kodrat. Masalah
ini terjadi diseluruh belahan dunia, yang kemudian memunculkan kesadaran akan harkat
dan martabat manusia yang berdaulat.
Doktrin tentang Hak Asasi Manusia sekarang ini sudah diterima secara universal
sebagai a moral, political, and legal framework and as a guideline dalam membangun dunia
yang lebih damai dan bebas dari ketakutan dan penindasan serta perlakuan yang tidak adil.
Oleh karena itu, dalam paham negara hukum, jaminan perlindungan hak asasi manusia
dianggap sebagai ciri yang mutlak harus ada di setiap negara yang dapat disebut Rechtsstat.
Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya, jaminan-jaminan hak asasi manusia itu juga
diharuskan tercantum dengan tegas dalam undang-undang dasar atau konstitusi tertulis
negara demokrasi konstitusional (constitutional democracy), dan dianggap sebagai materi
terpenting yang harus ada dalam konstitusi.
Sebagai negara hukum berdasarkan pasal 1 ayat 3 UUD 1945, Indonesia juga
menjamin adanya perlindungan terhadap HAM. Jaminan tersebut telah disahkan baik
didalam UUD 1945, UU, dan TAP MPR. Berbagai hukum yuridis mengenai HAM di Indonesia
dibentuk setelah adanya perjuangan bangsa Indonesia sebagai akibat penindasan keji
berkelanjutan yang dilakukan oleh kolonialis yang mana merupakan pelecehan terhadap
harkat dan markabat rakyat Indonesia. Adanya perumusan HAM yang tertuang dalam
hukum positif di Indonesia ini diharapkan menjadi sarana preventif terhadap terjadinya
pelanggaran HAM di negeri ini.

B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan diabahas pada makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Apa itu Hak Asasi Manusia?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan HAM?
3. Bagaimanakah penegakkan HAM di Indonesia ?

C. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas UAS mata
kuliah Kewarganegaraan sekaligus menguraikan masalah diatas sehingga dapat
menjadi bahan literasi bagi pembaca. Tujuannya adalah :
1. Menjelaskan pengertian HAM dari berbagai sudut pandang.
2. Menguraikan sejarah singkat akan perkembangan HAM.
3. Menggambarkan penegakkan HAM di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HAM
HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodratif dan
fundamental sebagai suatu anugrah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh
setiap individu, masyarakat atau Negara. Sedangkan dalam UU tentang Hak Asasi Manusia
dijelaskan bahwa pengertian Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
Pemahaman akan defenisi HAM ialah hal yang sangat krusial, karena dengan
pemahaman inilah kita dapat mendefinisikan lebih lanjut mengenai prinsip prinsip dan
implementasi dari HAM sendiri. Beberapa pendapat mengenai pengertian HAM, yaitu :
1. John Locke : Hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai
sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya
tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
2. Thomas Jefferson : HAM pada dasarnya adalah kebebasan manusia yang tidak
diberikan oleh Negara. Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang melekat pada
eksistensi manusia individu. Pemerintah diciptakan untuk melindungi pelaksanaaan
hak asasi manusia.
3. Miriam Budiarjo : HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam
hidup masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras,
agama, golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari
semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan
berkembang sesuai dengan bakat dan citacitanya. (Mariam Budiardjo, 1982, 120)
4. Universal Declaration of Human Right : Dalam pembukuan dari deklarasi ini
dinyatakan bahwa HAM adalah hak kodrati yang diperoleh oleh setiap manusia
berkat pemberian Tuhan Seru Sekalian Alam, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan
dari hakekat manusia. Oleh karena itu setiap manusia berhak memperoleh
kehidupan yang layak, kebebasan, keselamatan dan kebahagiaan pribadi.
5. Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998 : Hak asasi adalah hak dasar yang
melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati, universal dan abadi sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa yang berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup,
kemerdekaan, perkembangan manusia dan masyarakat yang tidak boleh diganggu
gugat dan diabaikan oleh siapapun.
Dari beberapa pendapat diaas dapat disimpulkan bahwasannya HAM ialah hak yang
secara alamiah dan kodrati dimiliki oleh seorang manusia yang telah diberikan sejak ia lahir
di dunia ini sebagai anugrah oleh Tuhan yang mana tidak dapat dipisahkan dari eksistensi
manusia itu sendiri, dapat diartikan bahwa tanpa hak asasi tersebut manusia tersebut tidak
dapat hidup.
B. Sejarah Perkembangan HAM
Konsepsi tentang HAM yang tumbuh dan berkembang di kalangan sejarawan
dikatakan pertama kalli muncul di Inggris pada tahun 1215. Ialah Piagam Magna Charta
yang merupakan tonggak pertama kemenangan hak asasi karena telah berhasil membentuk
suatu bentuk kekuasaan monarki yang terbatas. Sedangkan sejarah perkembangan HAM
dalam prespektif islam menyebutkan bahwa konsepsi tentang HAM ini pertama kali muncul
dengan diterbitkannya Piagam Madinah sebagai perjanjian tertulis pertama di dunia yaitu
pada abad ke-6 dibawah pemerintahan Nabi Muhammad SAW.
1. Piagam Madinah ( Madinah )
Piagam ini juga dikenal sebagai konstitusi madinah. Piagam ini muncul ditengah
masyarakat arab sebagai penekanan terhadap pentingnya hidup berdampingan antar
suku maupun agama. Disaat eropa sedang berada dalam masa kegelapan, nabi
muhammad memperkenalkan piagam ini sehinnga menjadi dasar dasar konstitusi
pertama mengenai perlindungan HAM secara universal, Sesuai dengan pasal 1 piagam
tersebut yang berbunyi “ Sesungguhnya mereka adalah ummat yang satu, lain dari
(komunitas) manusia lain”.
Dokumen piagam madinah merupakan perjanjian formal antara nabi Muhammad
dengan semua suku dan kaum yang ada di madinah dengan tujuan untuk menghentikan
pertentangan antara bani yang waktu itu terjadi. Dokumen tersebut berisi sejumlah hak
dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kaum muslim, yahudi, maupun kaum
lainnya yang telah bersepakat didalamnya sehingga mereka dapat membentuk sebuah
kesatuan yang disebut dengan ummah. Substansi penting didalam piagam itu terdiri dari
tiga hak yaitu : hak untuk hidup, kebebasan, dan hak untuk mencari kebahagiaan.
Setidaknya ada 11 prinsip HAM yang terkandung dalam piagam ini
2. Magna Charta ( Inggris )
Kesewenang-wenangan raja inggris pada waktu itu mendorong rakyat untuk
berjuang menuntut hak hak mereka yang dirampas, yang akhirnya berhasil menekan raja
untuk menandatangani perjanjian yang disebut sebagai magna charta ini yang terdiri
dari 63 pasal. Esensi dari piagam ini adalah supremasi hukum diatas kekuasaan. Seiring
perjalan waktu hukum ini tidak hanya berlaku untuk raja, tetapi juga teradap seluruh
bangsawaan kerajaan maupun rakyat sendiri.
Piagam ini menjdi landasan terbentuknya pemerintahan monarki konstisusional.
Prinsip-prinsip dalam piagam ini, pertama kekuasaan raja harus dibatasi, kedua HAM
lebih penting daripada kedaulatan atau kekuasaan raja, ketiga dalam masalah
kenegaraan yang penting temasuk pajak harus mendapatkan persetujuaan bangsawan,
keempat tidak seoran pun dari warga negara merdeka dapat ditahan, dirampas harta
kekayaannya, diperkosa hak-haknya, diasingkan kecuali berdasarkan pertimbangan
hukum.
3. Declaration of Independence ( Amerika Serikat ) 1776
Deklarasi kemerdekaan Amerika ini menyatakan bahwa manusia diciptakan sama
dan sederajat oleh penciptanya. Semua manusia dianugrahi hak hidup, kemerdekaan,
kebebasan. Hak-hak tersebut tidak dapat dicabut oleh siapapun juga.
4. The French Declaration ( Perancis ) 1789
Kesewenang-wenangan raja Louis XIV mendorong munculnya revolusi Perancis.
Rakyat tertindak menyerang penjara Bastille yang merupakan simbul absolutism raja.
Semboyan revolusi perancis : perasaan, persaudaraan dan kebebasan dalam
perkembangan nya menjado landasan perjuangan HAM di Perancis. Konsep ini bergema
ke seluruh penjuru dunia. Revolusi diilhami oleh pemikiran-pemikiran Jean Jaquas
Rousseau, Montesqieuw, dan Voltaire.
5. Deklarasi universal HAM oleh PBB
Dekarasi ini dicetuskan pada 10 Desemebr 1948, yang sampai saat ini dijadikan
sebagai hari HAM dunia. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia di proklamirkan sebagai
suatu standar umum untuk keberhasilan bagi semua bangsa dan semua negara, dengan
tujuan agar setiap orang dan setiap badan di dalam masyarakat, dengan senantiasa
mengingat Deklarasi ini, akan berusaha dengan cara mengajarkan dan memberikan
pendidikan guna menggalakkan penghargaan terhadap hakhak dan kebebasan-
kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakan-tindakan yang progresif yang bersifat
nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan penghormatannnya yang
universal dan efektif, baik oleh bangsa-bangsa dari Negara-negara Anggota sendiri
maupun oleh bangsa-bangsa dari wilayah-wilayah yang ada di bawah kekuasaan hukum
mereka ( Komnas HAM ).
6. Sejarah HAM di Indonesia
Dari Indonesia tidak ada tokoh-tokoh yang diakui secara internasional sebagai
pelopor HAM. Namun bukan berarti di Indonesia tidak ada perjuangan untuk
menegakkan HAM. Perjuaangan menegakkan HAM dimulai sejak adanya penjajahan di
Indonesia. Perjuangan ini tidak semata-mata hanya perlawanan mengusir penjajah,
namun lebih jauh dari itu pada dasarnya juga merupakan perjuangan untuk menegakkan
HAM.
Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad. Pada masa itu banyak sekali
pelanggaran HAM seperti penculikan, kerja paksa, pembantaian, penyiksaan,
pemindasan, kesewang-wenangan yang merupakan fenomena umum yang terjadi. Tidak
ada kebebasan, keadilan, perasaan, rasa aman, yang terjadi adalah ekploitasi besar-
besaran terhadap manusia dan kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan penjajah.
Pada masa penjajahan Belanda masyarakat Indonesia dibedakan menjadi tiga strata
sosial. Pembedaan kela-kelas dalam masyarakat ini mempunyai implikasi yang luas. Ada
diskriminasi di segala bidang kehidupan ekonomi, politik, soaial, pendidikan dan hukum.
Ketiga strata sosial itu adalah: masyarakat Eropa sebagai kelas pertama, masyarakat
Timut Asing (China, India Arab) sebagai kelas dua dan masyarakat Irlander sebagai
masyyarakat kelas tiga. Perlakuan manusia yang didasarkan pada diskriminasi inilah yang
bertentangan dengan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang
sederajat. Kondisi semacam ini mendorong tokoh-tokoh pejuang untuk mengangkat
senjata. Berikut adalah tonggak-tonggak sejarah perjuangan HAM di Indonesia :
C. Pelaksanaan HAM di Indonesia
1. Peraturan HAM di Indonesia
Secara nasional HAM di Indonesia diatur berdasarkan beberapa hukum yuridis dibawah ini :
a. HAM secara konseptual :
Konsep HAM dapat diruntut mulai dari proses proklasmasi :
1) Proklamasi kemerdekaan RI pada 1945 merupakan pernyataan resmi
kemerdekaan bangsa yang berimplikasi pada kebebasan rakyatnya.
Kemerdekaan dan kebebasan inilah yang merupakan aspek dasar daripada
HAM.
2) Pembukaan UUD 1945
 Alinea I : pengakuan hak kemerdekaan
 Alinea II : pengakuan hak politik dan ekonomi
 Alinea III : pengakuan semua hak yang merupakan anugerah tuhan.
 Alinea IV : Rumusan Hak asasi manusia.
3) Pancasila
Konsep HAM dalam Pancasila bertumpu pada ajaran sila kedua Kemanusiaan
yang adil dan beradab dalam kesatuan dengan sila-sila yang lain. Konsep HAM
dalam Pancasila ini lebih mendasar jika dijelaskan dalam tatanan filosofis.
Pemahaman Pancasila sebgai filsafat bertitik tolak dari hakekat sifat kodrat
manusia sebagai manusia individu dan soaial. Konsep HAM dalam Pancasila
tidak hanya bedasarkan pada kebebasan individu namun juga
mempertahankan kewajiban sosial dalam masyarakat. Kebebasan dalam
Pancasila adalah kebebasan dalam keseimbangan antara hak dan kewajiban
antara manusia sebagai individu dan sosial, manusia sebagai makhluk mandiri
dan makhluk Tuhan, serta keseimbangan jiwa dan raga
b. HAM dalam kerangka hukum nasional
1) UUD 1945
Peraturan tentang HAM juga diatur didalam UUD 1945, baik dalam Pembukaan
dan juga didalam Batang Tubuh. Adapun pasal – pasal yang mengatur tentang
HAM ialah :
Pasal 27 ayat 1 : Hak kedudukan yang sama dalam hukum
Pasal 27 ayat 2 : Hak hidup yang layak
Pasal 28 : hak kebebasan berserikat, berkumpul, pendapat
Pasal 28 A – 28 J : mengatur segala macam hak
Pasal 29 :Hak kebebasan memeluk Agama
Pasal 31 : Hak memperoleh Pendidikan
2) Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
Sikap dan pandangan bangsa Indonesia tentang HAM secara tegas termuat dalam
ketetapan ini. Untuk pertama kali secara eksplisit dirumuskan dalam bentuk
piagam HAM. Piagam ini terdiri dari Pembukaan dan Batang Tubuh yang berisi X
Bab dan 44 pasal. Dalam pembukaan bahwa bangsa Indonesia pada hakekatnya
mengakui, menyadari, menjamin dan menghargai HAM. Dalam pelaksanaan ini
terpadu dalam kewajiban asasi manusia sebagai pribadi, anggot keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara serta anggota masyarakat bangsabangsa di dunia.
Adapun materi didalam ketetapan ini ialah : Hak Hidu, Hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak
kemerdekaan, hak kebebasan informasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan.
Selain hak-hak tersebut terdapat juga kewajiban untuk warga negara yaitu
kewajiban untuk menghormati hak orang lain dan kewajiban untuk membela
negara.
3) UU No. 39 Tahun 1999 yang merupakan penjabaran lebih lanjut daripada TAP
MPR 98
4) UU No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM
Inti dari UU ini ialah pengadilan HAM berkedudukan di lingkungan peradilan
umum. Untuk pelanggar HAM berat diatas 18 tahun diadili disini, tetapi untuk
yang dibawah 18 tahun diserahkan kepada pengadilan negeri. Jenis pelanggaran
HAM berat yang dijelaskan didalam UU ini ialah kejahatan Genosida :
Menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa,ras,atau kelompok agama dengan cara seperti membunuh dan lain
sebagainya dan juga kejahatan sistematik : Kejahatan kemanusiaan ( orang sipil )
secara sistimatis seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencabulan, perbudakan,
pemaksaan kehamilan, dan lain sebagainya.
2. Penegakkan HAM di Indonesia
Dengan banyaknya hukum-hukum yang mengatur tentang HAM di Indonesia ternyata
belum sepenuhnya dapat menjamin adanya perlindungan menyeluruh terhadap hak-hak
rakyat kita ( Kompasiana 2018, Joy Jelena ). Buktinya saja masih banyak pelanggaran HAM
berat yang terjadi tetapi tidak diadili sebagaimana mestinya. Tentu disini ada pihak-pihak
yang berkepentingan yang dengan kekuasaanya menggerakkan peradilan sesuai
kemauannya.
Indonesia telah mengenal HAM jauh sebelum Deklarasi Universal HAM disahkan,
tetapi pada kenyataannya mengenal lebih dahulu tidak membuat Indonesia dapat
menjalankan secara baik. Indonesia masih dikenal dengan sistem pelaksanaan HAM yang
buruk, terjadi pelanggran HAM dimana-mana tetapi Pemerintah dan rakyatnya seolah-olah
menutup mata atas hal tersebut.
Terlepas dari semua kekurangan tersebut, kita perlu mengapresiasi pula tindakan
pemrintah yang berusaha menegakkan perlindungan HAM kepada seluruh rakyat, seperti
pembentukan Komnas HAM, Instrumen HAM dan juga Peradilan HAM.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pemahaman akan defenisi dan sejarah HAM akan membuka literasi kita betapa
pentingnya hak asasi setiap individu. Hak-hak kodrat yang dimiliki setiap manusia
merupakan anugrah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perlu adanya
perlindungan terhadapnya.HAM merupakan hal yang sangat krusial untuk dibahas dalam
sebuah negara dan kemudian membentuk peraturan-peraturan yang menjamin
perlindungannya. Pemahaman HAM sebagai nilai, konsep dan norma yang hidup dan
berkembang di dalam masyarakat dapat ditelusuri dengan mempelajari sejarah
perkembangan HAM. Sejarah juga mencatat babakan-babakan penting mengenai pasang
surut capaian penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM dalam suatu negara
sehingga dapat dijadikan refleksi dan acuan bagi penyusunan kebijakan negara, dalam
mewujudkan pembangunan berbasis HAM (right-based development) . Di Indonesia
sendiri perlu adanya peningkatan ketegasan dalam mengadili kasus-kasus pelanggaran
HAM.
DAFTAR PUSTAKA

Wilujeng, Sri Rahayu. 2013. Hak Asasi Manusia : Tinjauan dari Aspek Yuridis dan Historis.
Humanika Undip, 18 (2). https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/5951
Muhammad, Mukmin. 2018. Hak Asasi Manusia dalam Hukum Positif dengan Konsep
Konstitutional Importance. Meraja Journal, 1 (2).
Kusniati, Retno. 2011. Sejarah Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Kaitannya Dengan
Konsepsi Negara Hukum. Inovatif : Jurnal Ilmu Hukum, 4 (5). https://online-
journal.unja.ac.id/jimih/article/view/537
Sulisworo, Dwi. 2012. Hak Asasi Manusia. eprints.uad.ac.id

Anda mungkin juga menyukai