Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAM DAN DEMOKRASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik dan Pemerintahan

Dosen Pengampu: Rudi Santoso SHI, MHI

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Titania Tifany Putri 2121020419

Tur Sugiarti 2121020118

Very Rahmat Saputra 2121020119

Wahyu Irawati 2121020120

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Robbil 'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, serta taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul: Ham dan Demokrasi

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
beserta keluarga, para sahabat dan kita sebagai pengikutnya, semoga kita selalu istiqomah
mengikuti dan mengamalkan apa yang telah beliau ajarkan kepada kita semua hingga akhir
zaman.

Makalah ini ditulis dan diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Politik dan Pemerintahan . Dalam upaya penyelesaian
makalah ini banyak pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis, maka dari itu
penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan terutama kepada Bapak
Rudi Santoso SHI, MHI. selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah banyak memberi
arahan dan kepada teman-teman anggota kelompok sepuluh.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangatlah jauh dari kata baik, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca penulis akan terima
dengan senang hati.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 05 Maret 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. pengertian Hak Asasi Manusia..............................................................................................3

B. Latar Belakang HAM............................................................................................................5

C. Prinsip-prinsip Universal HAM............................................................................................6

D. Pengertian Demokrasi...........................................................................................................8

E. Ciri-ciri Demokrasi................................................................................................................9

F. Prinsip-prinsip universal demokrasi....................................................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

KESIMPULAN........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan
relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah dan peradaban manusia di seluruh penjuru dunia.
Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya sangat terkait dengan konsepsi
Negara hukum. Dalam sebuah Negara hukum, sesungguhnya yang memerintah adalah
hukum, bukan manusia.1
Hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh ditetapkan dan
diterapkan secara sepihak hanya untuk kepentingan penguasa, hal ini bertentangan
dengan prinsip demokrasi. Hukum tidak dimaksudkan hanya untuk menjamin
kepentingan beberapa orang yang berkuasa, melainkan menjamin kepentingan keadilan
bagi semua orang. Dengan demikian Negara hukum yang dikembangkan bukan absolute
rechtsstaat, melainkan democration rechtssaat.
Tujuan Negara Indonesia sebagai Negara hukum yang bersifat formal tersebut
mengandung konsekuensi bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi seluruh
warganya dengan suatu undang-undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi
kesejahteraan hidup bersama2Pengakuan akan Hak Asasi Manusia di Indonesia telah
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada
dibandingkan dengan Deklarasi PBB yang lahir pada 10 Desember 1948. Pengakuan akan
Hak Asasi Manusia di Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
peraturan perundang-undangan lainnya adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945
4. Ketetapan MPR

Ketetapan MPR mengenai Hak Asasi Manusia Indonesia tertuang dalam ketetapan MPR
No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Berdasarkan hal itu, kemudian
keluarlah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia sebagai
undang-undang yang sangat penting kaitannya dalam proses jalannya Hak Asasi Manusia

1
Jimly Asshiddiqie, ‘Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia/Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH’,
2005, hlm. 152.
2
Achmad Zubaidi Kaelan, ‘Pendidikan Kewarganegaraan’, Paradigma : Yogyakarta.2010.hlm. 133

1
di Indonesia. Selain itu juga Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia. 3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hak asasi manusia?
2. Bagaimana latar belakang terbentukmya HAM?
3. Apa saja prinsip-prinsip universal HAM?
4. Bagaimana pengertian demokrasi?
5. Apa saja ciri-ciri demokrasi?
6. Apa saja prinsip-prinsip demokrasi?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertiam hak asasi manusia


2. Mengetahui latar belakang HAM
3. Mengetahui prinsip-prinsip HAM
4. Mengetahui pengertian demokrasi
5. Mengetahui ciri-demokrasi
6. Mengetahui prinsip-prinsip demokrasi

3
Winarno,Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Panduan Kuliah Di Perguruan Tinggi’,
Jakarta: Bumi Aksara, 2014. hlm. 69

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. pengertian Hak Asasi Manusia

Istilah "hak asasi manusia" merupakan terjemahan dari droits de l'homme (bahasa
Perancis) yang memiliki arti sama. Etimologi kata "hak asasi manusia" dapat dipecah
menjadi tiga kata yaitu "hak", "asasi", dan "manusia".
1. Etimologi "hak" berasal dari bahasa Arab haqq yang merupakan bentuk tunggal dari
kata huquq. Istilah haqq diambil dari akar kata haqqa, yahiqqu, haqqaan yang berarti
"benar", "ayata", "pasti", "tetap", dan "wajib".
2. Etomologi “asasi” berasal dari bahasa arab yang merupakan bentuk tunggal dari usus
yang berasal dari akar kata assa, yaussu, asasaan yang berarti “membangun”,
“mendirikan”, dan “meletakkan”
3. Etimologi "manusia" berasal dari bahasa Sansekerta manu yang berarti "manusia"
dan bahasa Latin sens yang berarti "berpikir" atau "berakal budi".4

Di Indonesia umumnya dipergunakan dengan istilah "Hak-Hak Asasi", yang


merupakan terjemahan dari basic rights dalam bahasa inggrs, ground rechten dalam
bahasa Belanda, sebagian orang menyebutkannya dengan istilah hak-hak
fundamental fundamentele richten sebagai terjemahan dari fundamental rights
(inggris) dan fundamentele richten (belanda) diamerika Serikat di samping
menggunakan istilah human rights, dipakai juga dengan istilah civil rights serta
termaktub juga dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM. pasal 1
Butir 1 UU No. 39 TAHUN 1999 HAM adalah: "Seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupukan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia. 5

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak asasi adalah kewenangan atau
kekuasaan untuk berbuat sesuatu. Sedangkan kata asasi adalah bersifat pokok. Dengan

4
Pengertian Hak Asasi Manusia’’http://hedisasrawan.blogspot.com, diakses pada 23 Sep 2018, pukul
21.00 wib
5
Nurul Qamar, ‘Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokrasi (Human Rights in
Democratiche Rechtsstaat)’, 2013, p. 17.

3
demikian, hak asasi manusia adalah hak dasar pokok yang dimiliki oleh setiap
manusia. Hak ini sangat mendasar sifatnya bagi kehidupan manusia dan merupakan
hak kodrati yang tidak bisa dipisahkan dari diri dan kehidupan manusia.Dengan
demikian, bahwa sebenarnya Hak Asasi Manusia itu hak yang dimiliki manusia yang
telah diperoleh dan dibawahnya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya
didalam kehidupan masyarakat. Dalam pandangan Islam Tuhan memberikan kepada
manusia hak persamaan ini sebagai hak asasi.

Oleh karena itu tidak seorangpun yang dapat dikenai diskriminasi atas dasrar
warna kulit, tempat, ras, bahasa, atau kebangsaan. Baik ia warga negara atau yang
lain, baik ia penganut atau bukan penganut, tinggal di hutan atau di padang pasir,
semuanya mempunyai hak-hak asasi pokok semata-mata karena dirinya manusia. Dan
telah menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengakui adanya hak-hak ini, yaitu:
Hak untuk hidup, hak atas keselamatan hidup, penghormatan terhadap kesucian kaum
wanita, hak untuk memperoleh kebutuhan hidup pokok, hak individu atas kebebasan,
hak atas kedilan, kesamaan drajat umat manusia, hak untuk bekerja sama dan tidak
bekerja sama.

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia memuat Jenis dan Macam Hak Asasi
Manusia Dunia:

1. Personal right / Hak Asasi Pribadi


2. Political right / Hak Asasi Politik
3. Legal equality right / Hak Asasi Hukum
4. Property rigths / Hak Asasi Ekonomi
5. Procedur rights Hak Asasi Peradilan
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right/ Hak Asasi sosial budaya6

Selain itu muatan Materi Hak Asasi Manusia diatur dalam International
Convenan on Sipil and Political Right (Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil
dan Politik) bertujuan untuk mengukuhkan pokok-pokok HAM dibidang Sipil dan
Politik yang tercantum didalam DUHAM (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia)
diantaranya:
1. Hak Hidup
6
Dikutip dari https://isansiabil.wordpress.com/2011/02/15/halm-dan-univerasal-declaration-of-human-
rights/pada tanggal 16 okt 2018, pukul 16.00 WIB

4
2. Hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi
3. Hak bebas dari perbudakan dan kerja paksa
4. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi
5. Hak atas kebebasan bergerak dan berpindah
6. Hak atas pengakuan dan perlakuan yang sama dihadapan hukum
7. Hak untuk kebebasan berfikir, berkeyakinan dan beragama
8. Hak untuk bebas berpendapat
9. Hak untuk berkumpul dan berserikat
10. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan7

Pengertian dan pandangan tentang hak asasi manusia yang telah dikemukakan
diatas, memberikan gambaran tentang pentingnya penghargaan atas hak-hak dasar
yang dimiliki oleh setiap manusia, karena hak itu melekat dalam dirinya secara
kodrati sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

B. Latar Belakang HAM

Hak asasi manusia (HAM) sebagai gagasan serta kerangka konseptual tidak lahir
secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal Declaration of Human Right,
namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia.
Awal perkembangan HAM dimulai ketika ditanda tangani Magna Charta (1215), oleh
Raja Jhon Lacklaand. Kemudian juga penandatanganan Petition of Rights tahun 1628
oleh Raja Charles I. Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia ini
sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi.

Indonesia merupakan Negara hukum yang mana didalam Negara hukum selalu
ada pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Semua manuasia akan
mendapat perlakuan yang sama kedudukannya dalam hukum, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan. Termasuk juga hak seorang anak, semua telah diatur di dalam Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28B ayat 2 yang
berbunyi “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasn dan diskriminasi”. Dapat terlihat jelas bahwa

7
Dikutip dari http://icjr.or.id/mengenal-kovenan-internasional-hak-sipil-danpolitik/ pada tanggal 16 okt
2018 Pukul 16.00 WIB

5
Negara Republik Indonesia dijamin adanya perlindungan hak asasi manusia berdasrkan
ketentuan-ketentuan hukum dan bukan kemauan seseorang atau golongan yang menjadi
dasar kekuasaan. 8

C. Prinsip-prinsip Universal HAM

Secara Universal masyarakat dunia mengakui bahwa setiap manusia mempunyai


sejumlah hak yang menjadi miliknya sejak keberadaannya sebagai manusia diakui.
Hak-hak tersebut melekat pada diri setiap manusia, bahkan membentuk harkat manusia
itu sendiri. Hak-hak utama yang dimiliki oleh manusia yang hakiki antara lain:
1. Hak untuk hidup
2. Hak akan kebebasan dan kemerdekaan
3. Hak milik
4. Bebas dari rasa takut

Dalam Deklarasi universal tentang hak asasi manusia (DUHAM), 10 desember


1948 yang merupakan tonggak sejarah bagi pengembangan hak asasi manusia, memiliki
ciri antara lain pertama, bahwa hak asasi manusia merupakan hak,dalam artian bahwa
hal itu merupakan norma yang pasti dan memiliki prioritas dalam penegakannya.
Kedua, hak-hak tersebut bersifat universal yang dimiliki manusia semata-mata karena ia
adalah manusia, tidak diberikan oleh negara atau pemerintah. Ketiga,hak asasi manusia
ada dengan sendirinya, tidak bergantung dalam penerapannya dalam sistem hukum adat
atau sistem hukum negara-negara tertentu.

Keempat,hak asasi manusia dianggap sebagai norma yang penting dan kelima
hak- hak ini menempatkan standar minimal bagi praktek kemasyarakatan dan
kenegaraan yang layak.

Dalam pasal 3-21 deklarasi tersebut menempatkan hak-hak sipil dan politik yang
menjadi hak semua orang. Hak-hak itu antara lain:

1. hak untuk hidup


2. kebebasan dan keamanan pribadi
3. bebas dari perbudakan dan penghambaan

8
Didi Nazmi yunas, Konsepsi Negara Hukum (Angkasa Raya: padang 1992), hlm. 50.

6
4. bebas dari penyiksaan dan perlakukan yang kejam tak berprikemanusiaan atau
yang merendahkan derajat kemanusiaan
5. hak utnuk memperoleh pengakuan hukum dimana saja sebagai pribadi
6. hak untuk memperoleh pengampunan hukum yang efektif
7. bebas dari penangkapan, penahanan atau pembuangan yang sewenang-wenang
8. hak untuk peradilan yang adil dan dengar pendapat yang dilakukan oleh
pengadilan yang independen dan tidak memihak
9. hak utnuk praduga tidak bersalah
10. bebas dari campur tangan sewenang-wenang terhadap kleluasaan pribadi,
keluarga, tempat tingal maupun surat-surat
11. bebas dari serangan kehormatan dan nama baik
12. hak atas perlindungan hukum terhadap serangan semacam itu dll.

Adapun beberapa pengertian hak asasi manusia menurut para ahli seperti dibawah
ini: Menurut Arif Budiman (Kaligis, 2006:60),mengatakan bahwa hak asasi manusia
adalah: hak kodrati manusia, begitu manusia dilahirkan langsung hak asasi itu melekat
pada dirinya sebagai manusia. Dalam hal ini hak asasi manusia berdiri diluar undang-
undang yang ada, jadi harus dipisahkan antara hak warga negara dan hak asasi
manusia.

Menurut Wolhoff (1960:13), HAM yaitu: sejumlah hak yang berakar dalam tabiat
kodratai setiap oknum pribadi manusia justru karena kemanusiaannya HAM itu tidak
dapat dicabut oleh siapapun juga, karena jika dicabut maka hilang kemanusiaannya
itu.

Menurut Baker (1990:9) memberi batasan hak asasi manusia sebagai berikut, Ham
sebagai hak yang ditemukan dalam hakikat manusia dan edmi kemanusiaannya semua
orang satu persatu memilikinya, tidak dapat dicabut oleh siapapun. Bahkan tidak
dapat dilepaskan oleh individu itu sendiri,karena hal itu bukan sekedar hak milik saja,
tetapi bil uas dan itu. Manusia memiliki kesadaran 2/14 (berkehendak bebas dan
berkesaga moral) dan merupakan mahluk ciptaan yang tertinggi.

Menurut Baker hak asasi manusia bukan sekedar hak milik saja tetapi juga harus
disertai dengan tanggungjawab sebagai suatu kesadaran moral. Individu sebagai
penyandang hak tidak dapat melepaskan begitu saja melepaskan haknya seperti
melepaskan hidupnya/mengakhiri hidupnya (bunuh diri). Hal itu merupakan tindakan

7
yang melanggar HAM. Adanya kesadaran moral/tanggungjawab yang melekat pada
dirinya menunjukan gambaran pada manusia bahwa mati bukan merupakan hak asasi,
sehingga bunuh diri termasuk euthanasia merupakan suatu tindakan yang tidak pantas
dilakukan. 9

D. Pengertian Demokrasi

Demokrasi merupakan sebuah bentuk sistem politik suatu Negara dan juga
merupakan budaya politik suatu bangsa. Namun Wilson Churchil mengakui secara
jujur bahwa demokrasi sesungguhnya bukanlah sistem pemerintahan yang terbaik,
tetapi belum ada juga sistem lain yang lebih baik dari padanya. Hal ini menunjukan
bahwa demokrasi ini memang unik. Beragam jenis rezim politik di seluruh duniaa ini
menyebut dirinya demokrasi, meskipun yang dikatakan dan diperbuat oleh rezim yang
satu dengan lain sering berbeda secara substansial. Memang sejarah konsepsi
demokrasi itu sangatlah kompleks dan banyak ditandai dengan konflik konsepsi.

Secara etimologis istilah demokrasi berati pemerintahan oleh rakyat (demos


berarti rakyat; kratos berarti pemerintahan). Tetapi dalam sejarah perkembangannya,
istilah demokrasi itu mengandung pengertian yang berbeda-beda. Demokrasi
dijelaskan sebagai bentuk pemerintahan dimana hak-hak untuk membuat keputusan
politik digunakan secara langsung oleh setiap warga Negara, yang di aktualisasikan
melalui prosedur pemerintahan mayoritas, yang biasa dikenal dengan istilah demokrasi
langsung.
Demokrasi juga dijelaskan sebagai bentuk pemerintahan dimana warga Negara
menggunakan hak yang sama tidak secara pribadi tetapi melalui para wakil yang
duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat. Wakil-wakil itu dipilih oleh rakyat dan
bertanggung jawab terhadap rakyat. Ini yang disebut demokrasi perwakilan. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk demokrasi, setidaknya dapat diuoayakan dengan
pendekatan dari berbagai sudut pandang. Misalnya menggunakan 3 sudut pandang
utama dilihat dari “titik tekan” yang menjadi perhatiannya, demokrasi dapat dibedakan
antara:

9
Regi Rahmawati, M Ikbal Maulana, and Helmi Heriansyah, ‘HAK ASASI MANUSIA DAN
DIPLOMASI KEMANUSIAAN: Human Rights and Humanitarian Diplomacy’, Global Mind, 3.1 (2021), 50–
69.

8
1. Demokrasi formal: yaitu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan dalam bidang politik bagi semua orang adalah sama.
2. Demokrasi material; yakni demokrasi yang menekankan pada upaya-upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan
dalam bidang politik kurang diperhatikan, atau bahkan dihilangkan
3. Demokrasi gabungan, yakni demokrasi sintesis dari demokrasi formal dan
demokrasi material. Demokrasi ini berupaya mengambil hal-hal baik dan
membuang hal-hal buruk dari demokrasi formal dan demokrasi material.

E. Ciri-ciri Demokrasi

Kata demokrasi seiring berjalannya waktu memiliki sangat banyak pengertian.


Namun, di antara banyaknya pengertian yang berbeda terdapat juga sejumlah
persamaan penting yang menunjukan unuversalitas konsep demokrasi berdasarkan
kriteria-kriteria yang menjaji cerminan perwujudan konsep tersebut. Hendry B Mayo,
misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama yang harus diperhatikan untuk menilai
apakah masyarakat harus bersifat demokrasi atau tidak, yaitu:10

1. Adanya penyelesaian perselisihan dengan damai dan sukarela.


2. Adanya jaminan bagi terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedanag berubah .
3. Adanya pergantian penguasa yang berlangsung secara teratur.
4. Adanya pembatasan atas pemakaian kekerasan cara meminum.
5. Adanya pengeakuan dan penghormatan atas keanekargaman.
6. Adanya jaminan penegakan keadilan.
7. Adanya upaya memajukan ilmu pengetahuan.
8. Adanya pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan

Pada waktu sekarang ini sebagai ciri demokrasi adalah tiap-tiap keputusan selalu
berdasarkan atas dasar kelebihan suara. Di sini selalu tombul perjuangan untuk
mendapat suara terbanyak pada tiap-tiap persoalan di antara golongan-golongan.
Golongan besar mendapat suara terbanyak, sedangkan golongan kecil menderita
kekalahan. Waktu demikian, perjuangan demokrasi dalam perebutan suara terbanyak
10
Nadrilun, mengenal lebih dekat demokrasi di Indonesia(Jakarta Timur:PT Balai Pustaka 2012),
hlm.8-10

9
itu bukanlah antara hidup atau mati, sebab golongan kecilpun tetap berhak menduduki
jabatan pemerintahan11Jadi berlainan sekali dengan perjuangan dalam pemerintahan
autokrasi atau dictator. Dimana golongan yang kalah, yaitu golongan rakyat tidak
termasuk partai dictator, tidak berarti sama sekli. Dalam Negara demokrasi , golongan
kecil yang kalah suara jika tidak mau duduk dalam pemerintahan, maka mereka berhak
koreksi terhdap pemerintahan sebagai golongan oposisi terhadap pemerintahan.
Dengan adanya berbagai kritik dari kaum oposisi terhadap cara pelaksanaan
pemerintahan dan kebijakan pemerintahan itu, maka timbulah suatu kompromi atau
penyesuaian pendapat untuk perbaikan kebijakan pemerintah.

Adapun ciri-ciri demokrasi secara umum yang diterapkan di beberapa Negara


yang menganut sistem demokrasi sebagai berikut:

1. Setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan kehendak dan
keperluan masing-masing rakayat atau seluruh rakyat
2. Terdapat ciri konstutional yaitu terkait kehendak kekuasaan maupun kepentingan
rakyat yang disusun dan dicatat pada sebuah undang-undang Negara
3. Mempunyai ciri perwakilan yaitu saaat mengelola setiap kepentingan Negara
kedaulatan dan juga kekuasaan rakyat telah diwakili pada yang tadinya telah
dipilih dan ditentukan dari rakyat itu sendiri.
4. Setiap aktivitas politik dilaksanakan dalam memilih pihak nama yang hendak
diamati untuk menjalankan roda pemerintahan
5. Ciri kepartaian yaitu partai hanyalah suatu sarana dan media selaku unsur-unsur
dan penerapan sisem demokrasi.

F. Prinsip-prinsip universal demokrasi

Suatu pemerintahan dinilai demokratis apabila dalam mekanisme


pemerintahannya diwujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip tersebut
berlaku universal. Maksudnya adalah keberhasilan suatu negara dalam menerapkan
demokrasi dapat diukur berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Tolok ukur tersebut juga
dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan demokrasi di negara lainnya.

11
Rio Armanda Agustian and Fitri Julianti, Pendidikan Kewarganegaraan: Dilengkapi UU No. 3 1946
Warganegara & Penduduk Negara; UU No. 62 1958 Kewarganegaraan; UU No. 39 1999 HAM; Dan UU No.
32 2004 Otonomi Daerah (Universitas Bangka Belitung Press, 2013). hlm. 125

10
Menurut Inu Kencana Syafi ie, prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku universal
antara lain:

1. Adanya pembagian kekuasaan


Pembagian kekuasaan dalam negara berdasarkan prinsip demokrasi, dapat mengacu
pada pendapat John Locke mengenai trias politica. Kekuasaan negara terbagi menjadi
3 bagian, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ketiga lembaga tersebut memiliki
kesejajaran sehingga tidak dapat saling menguasai.
2. Pemilihan umum yang bebas
Kedaulatan tertinggi dalam negara demokrasi berada di tangan rakyat. Namun
tentunya, kedaulatan tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung oleh setiap
individu. Kedaulatan tersebut menjadi aspirasi seluruh rakyat melalui wakil-wakil
rakyat dalam lembaga legislatif. Untuk menentukan wakil rakyat, dilakukan
pemilihan umum.
3. Manajemen yang terbuka
Untuk mencegah terciptanya negara yang kaku dan otoriter, rakyat perlu
diikutsertakan dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut dapat terwujud apabila
pemerintah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kemasyarakatannya di hadapan rakyat.
4. Kebebasan individu
Dalam demokrasi, negara harus menjamin kebebasan warga negara dalam berbagai
bidang. Misalnya, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan berusaha, dan
sebagainya.
5. Peradilan yang bebas
Melalui pembagian kekuasaan, lembaga yudikatif memiliki kebebasan dalam
menjalankan perannya, Lembaga ini tidak dapat dipengaruhi lembaga negara yang
lain.
6. Pengakuan hak minoritas
Setiap negara memiliki keanekaragaman masyarakat. Keberagaman tersebut dapat
dilihat dari suku, agama, ras, maupun golongan. Keberagaman dalam suatu negara
menciptakan adanya istilah kelompok mayoritas maupun kelompok minoritas. Kedua
kelompok memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Untuk itu,
negara wajib melindungi semua warga negara tanpa membeda-bedakan satu sama
lain.

11
7. Pemerintahan yang berdasarkan hukum
Dalam kehidupan bernegara, hukum memiliki kedudukan tertinggi. Hukum menjadi
instrumen untuk mengatur kehidupan negara. Dengan demikian negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan.
8. Supremasi hukum
Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan baik oleh pemerintah maupun
rakyat. Tidak terdapat kesewenang-wenangan yang bisa dilakukan atas nama hukum.
Oleh karena itu, pemerintahan harus didasari oleh hukum yang berpihak pada
keadilan.
9. Pers yang bebas
Dalam sebuah negara demokrasi, kehidupan dan kebebasan pers harus dijamin oleh
negara. Pers harus bebas menyuarakan hati nuraninya. terhadap pemerintah maupun
diri seorang pejabat.
10. Beberapa partai politik
Partai politik menjadi wadah bagi warga negara untuk menyalurkan aspirasi
politiknya. Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk memilih partai politik
yang sesuai dengan hati nuraninya. 12

12
BAHAN AJAR DEMOKRASI, 2012 <http://eprints.uad.ac.id/9437/1/DEMOKRASI dwi.pdf>.

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan
relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah dan peradaban manusia di seluruh penjuru dunia.
Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya sangat terkait dengan konsepsi
Negara hukum. Dalam sebuah Negara hukum, sesungguhnya yang memerintah adalah
hukum, bukan manusia. Istilah "hak asasi manusia" merupakan terjemahan dari droits de
l'homme (bahasa Perancis) yang memiliki arti sama. Etimologi kata "hak asasi manusia"
dapat dipecah menjadi tiga kata yaitu "hak", "asasi", dan "manusia.” Indonesia merupakan
Negara hukum yang mana didalam Negara hukum selalu ada pengakuan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia. Semua manuasia akan mendapat perlakuan yang sama
kedudukannya dalam hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

Demokrasi merupakan sebuah bentuk sistem politik suatu Negara dan juga merupakan
budaya politik suatu bangsa. Namun Wilson Churchil mengakui secara jujur bahwa
demokrasi sesungguhnya bukanlah sistem pemerintahan yang terbaik, tetapi belum ada juga
sistem lain yang lebih baik dari padanya. Hal ini menunjukan bahwa demokrasi ini memang
unik. Beragam jenis rezim politik di seluruh duniaa ini menyebut dirinya demokrasi,
meskipun yang dikatakan dan diperbuat oleh rezim yang satu dengan lain sering berbeda
secara substansial. Memang sejarah konsepsi demokrasi itu sangatlah kompleks dan banyak
ditandai dengan konflik konsepsi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Rio Armanda, and Fitri Julianti, 2013, Pendidikan Kewarganegaraan: Dilengkapi
UU No. 3 1946 Warganegara & Penduduk Negara; UU No. 62 1958
Kewarganegaraan; UU No. 39 1999 HAM; Dan UU No. 32 2004 Otonomi Daerah
(Universitas Bangka Belitung Press)

Asshiddiqie, Jimly, 2005,‘Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia/Prof. Dr. Jimly


Asshiddiqie, SH’

Kaelan, Achmad Zubaidi, 2010‘Pendidikan Kewarganegaraan ’ Paradigma : Yogyakarta

Qamar, Nurul, 2013,‘Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokrasi (Human Rights
in Democratiche Rechtsstaat)’

Rahmawati, Regi, M Ikbal Maulana, and Helmi Heriansyah,2021, ‘HAK ASASI MANUSIA
DAN DIPLOMASI KEMANUSIAAN: Human Rights and Humanitarian Diplomacy :
Global Mind

Sulisworo, Dwi, Tri Wayuningsih, and Dikdik Baegaqi Arif, 2012 BAHAN AJAR
DEMOKRASI, 2012 <http://eprints.uad.ac.id/9437/1/DEMOKRASI dwi.pdf>

Winarno,2014, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, ‘Panduan Kuliah Di


Perguruan Tinggi’, Jakarta: Bumi Aksara

Yunas, Didi Nazmi,1992, Konsepsi Negara Hukum Angkasa Raya : padang

14

Anda mungkin juga menyukai