Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan,


oleh dosen pembina
Trisna Sukmayadi S.Pd., M.Pd.

Disusun Kelompok 5:

1. Ria Jumriana 1700013197


2. Ade rizka 1700013163
3. Latifa husni 1700013157
4. Indi S made 1700013156
5. Wahyu Anggraeni 1700013140

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan anugerah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Problematika penegakan HAM di
Indonesia”, yang merupakan salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari
dukungan, dorongan, bantuan, penyedia fasilitas, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Trisna Sukmayadi selaku
dosen pengampu mata kuliah kewarganegaraan.
Kami senantiasa menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna
bagi semua pihak yang berkepentingan dan menjadi amal ibadah. Amin.
Wassalamualaikum wr. wb.
Yogyakarta, 15 Mei 2018

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ...........................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................4

1.3 TUJUAN PENULISAN .............................................................................................4

BAB II .....................................................................................................................................5

2.1 URAIAN MATERI ....................................................................................................5

BAB III PENUTUP .................................................................................................................9

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri mansuia
secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugrah yang diberikan oleh tuhan yang
maha esa. Hak-hak seperti untuk hidup, berkeluarga, mengembangkan diri, keadilan,
kemerdekaan, berkomunikasi, keamanan dan hak kesejahteraan merupakan hak yang
tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun, seperti yang tercantum pada
rumusan hak asasi manusia sebagai mana tertuang dalam pembukaan Piagam Hak
Asasi Manusia pada Tap MPR No. XV11/MPR/1998. Hak asasi manusia (HAM)
pada hakekatnya merupakan hak korati yang secara inheren melekat dalam setiap
diri manusia sejak dilahirkan. Pengertian ini mengandung arti bahwa ham
merupakan karunia dari yang maha kuasa.
Perjuangan dan perkembangan hak-hak asasi manusia di setiap Negara
memiliki latar belakang sejarah sendiri-sendiri sesuai dengan perjalanan hidup dan
bagsanya, meskipun demikian sifat dan hakikat ham dimana-mana pada dasarnya
sama juga atas dasar itulah maka tidak ada orang atau badan manapun yang dapat
mencabut hak itu dari tangan pemiliknya. Demikian pula tidak ada seorang pun
diperkenankan untuk merampasnya, serta tidak ada kekuasaan apapun untuk
membelenggunya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa dasar hukum pemberlakuan, penegakan, dan penghormatan HAM di
Indonesia?
2. Bagaimana pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM ?
4. Bagaimana upaya pemerintah dalam penghormatan, pengakuan dan penegakan
HAM?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan
2. Untuk mengetahui apa yang terjadi dengan problematikan penegakan HAM di
Indonesia

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uraian Materi


1. Dasar Hukum Perberlakuan Penegakan dan Penghormatan HAM di Indonesia
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negari Republik
Indonesia,yakni:
1. Undang – Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Ketetapan
MPR RI yang diharapkan memuat secara adanya HAM itu dapat diwujudkan
dalam masa Orde Reformasi, yaitu selama Sidang Istimewa MPR yang
berlangsung dari tanggal 10 sampai dengan 13 November 1988. Dalam rapat
paripurna ke-4 tanggal 13 November 1988, telah diputuskan lahirnya Ketetapan
MPR RI No. XVII/MPR/1988 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Adapun
hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199 tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Hak untuk hidup (Pasal 4)
b. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10)
c. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16)
d. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19)
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
g. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)
h. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44)
i. Hak wanita (Pasal 45-51)
j. Hak anak (Pasal 52-66)

2. Pelaksanaan dan Penegakan HAM di Indonesia


Perjuangan menegakkan hak asas mansia pada hakikatnya merupakan bagian
dari tuntutan sejarah dan budaya dunia,temasuk Indonesia. Karena itu
memperjuangkan HAM sama dengan memprjuangkan budaya bangsa atau
“membudayakan” bangsa,antara manusia dan kemanusian seluruh dunia sama dan
satu.
5
Sehingga dengan dibentuknya KOMNAS HAM dan Pengadilan HAM, regulasi
hukum HAM dengan ditetapkannya UU No. 39 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun
2000 serta dipilihnya para hakim ad hoc, akan lebih menyegarkan iklim penegakkan
hukum yang sehat. Artinya kebenaran hokum dan keadilan harus dapat dinikmati
oleh setiap warganegara secara egaliter. Disadari atau tidak, dengan adanya political
will dari pemerintah terhadap penegakkan HAM, hal itu akan berimplikasi terhadap
budaya politik yang lebih sehat dan proses demokratisasi yang lebih cerah. Dan
harus disadari pula bahwa kebutuhan terhadap tegaknya HAM dan keadilan itu
memang memerlukan proses dan tuntutan konsistensi politik. Begitu pula keberadaan
budaya hukum dari aparat pemerintah dan tokoh masyarakat merupakan faktor
penentu (determinant) yang mendukung tegaknya HAM.
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di indonesia selalu menjadi sorotan
tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep dasarnya yang
bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di lapangan ditengarai
penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain
adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang
berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalika dirinya sendiri sehingga terjadi
pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di
Indonesia bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak
yang cepat tersebut terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran
HAM, mulai dari yang sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat(gross human
right violation). Disamping itu juga karena gigihnya organisasi-organisasi
masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan perlindungan HAM. Masalah Hak
Azasi Manusia (HAM) “populer” di Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru,
Di masa ini banyak peristiwa yang dinilai merupakan pelanggaran HAM. Pada
dasarnya HAM terdapat pada UUD 1945 BAB X-A pasal 28-A sampai dengan pasal
28-J. Sebagian kalangan menafsirkan, dengan adanya dasar hukum tersebut maka
masyarakat Indonesia berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (UUD 1945
Amandemen ke-2 pasal 28-D ayat 1). Memang jika ditilik dari defenisi HAM maka
di Indonesia tercatat banyak sekali kasus yang terjadi khususnya di bidang HAM.
Misalnya kasus-kasus penggusuran rumah-rumah warga yang dibangun di sekitar
jembatan, pembersihan para pedagang kaki lima yang sering meresahkan para
6
pengguna jalan raya seperti para pengguna kendaraan bermotor dan para pejalan
kaki.
Pada masa menjelang peralihan pemerintahan dari masa Orde Baru ke masa
Reformasi banyak sekali kejadian menyangkut pelanggaran HAM ini. Peristiwa
1998 yang berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu sebetulnya
adalah puncak dari segela peristiwa yang terjadi sebelumnya.

3. Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM.


Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di Indonesia selalu menjadi
orotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep dasarnya
yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di lapangan
ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM
antara lain adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang
pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri
sehingga terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Terutama dalam kurun
waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di Indonesia bergerak dengan
cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut terutama
karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari yang
sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat (gross human right violation). Di
samping itu juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam
memperjuangkan pemajuan dan perlindungan HAM. Berbagai permasalahan yang
dihadapi pemerintah Indonesia dalam rangka penghormatan, pengakuan, penegakan
hukum dan HAM antara lain.
1. Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh masyarakat. Hal
itu antara lain, ditunjukan oleh masih rendahnya kinerja lembaga peradilan.
Penegakan hukum sejumlah kasus pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap
penyelidikannya pada tahun 2002, 2003, dan 2004, sampai sekarang belum di tindak
lanjuti tahap penyelidikannya.
2. Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan gender dan
belum memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi antara lain, karena adanya
aparat hukum, baik aparat pelaksana peraturan perundang-undangan, maupun aparat
penyusun peraturan perundang-undangan yang belum mempunyai pemahaman yang
cukup atas prinsip-prinsip perlindungan hak asasi manusia.

7
3. Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak krisis
ekonomi yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat
menikmati hak-hak dasarnya baik itu hak ekonominya seperti belum terpenuhinya
hak atas pekerjaan yang layak dan juga hak atas pendidikan
4. Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat, seperti
Aceh, Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga
dengan kelompok bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk hidup
secara aman dan hak untuk ikut serta dalam pemerintahan
5. Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang menyebabkan
rasa tidak aman bagi masyarakat
6. Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu Negara
dengan Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian kecenderungan
munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi makin sering terjadi.
Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain, terkait dengan masalah narkotika,
pencucian uang dan terorisme. Salah satu permasalahan yang sering timbul adalah
adanya peredaran dokumen palsu. Yang membuat orang-orang luar bebas datang ke
Indonesia.
4. Upaya pemerintah dalam penghormatan, pengakuan dan penegakan HAM ?
Untuk mewujudkan dan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia
tidaklah semudah menuliskan serta mengucapkannya. Hal ini disebabkan banyak
hambatan dan tantangan yang tidak lagi sebatas terorika, melainkan sudah menjadi
realita yang tidak dapat dihindari apalagi ditunda-tunda. Dalam penegakan HAM
melalui sistem hukum pidana yang telah berlaku di Indonesia terdapat kendala-
kendala atau hambatan yang bersifat prinsipil substansil dan klasik.
Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan, Dan memajukan Hak asasi manusia melalui langkah implementasi
yang efektif dalam bidang hukum, politik, social, budaya, pertahanan dan keamanan
Negara, dan bidang lainnya.
Bahwa untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan
hak asasi manusia serta memberikan perlindungan , kepastian keadilan dan perasaan
aman kepada perorangan ataupun masyarakat, perlu dibentuk suatu pengadilan Hak
asasi manusia untuk menyelesaikan pelanggaran Hak Asasi manusia yang berat
sesuai dengan ketentuan pasal 104 ayat (1) UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak asasi
manusia yakni UU No. 26 tahun 2000.
8
Program pemrintah dalam penegakan Hukum dan HAM (PP Nomor 7 tahun
2005) yaitu meliputi pemberantasan korupsi, anti terorisme, dan pembasmian
penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum
dan HAM harus selalu ditegakkan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Partisipasi masyarakat dapat pula berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan,
dan pemajuan hak asasi manusia. Masyarakat disini meliputi antara lain : setiap
orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat atau lembaga kemasyarakatan lainnya seperti Perguruan Tinggi dan
lembaga studi.
Partisipasi masyarakat ini dapat berupa :
a. Pengajuan usulan mengenai perumusan dan kebajikan yang berkaitan dengan
hak asasi manusia.
b. Melakukan penelitian.
c. Melakukan pendidikan.
d. Melakukan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia
secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Hak-hak seperti hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak untuk
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak
keamanan, dan hak kesejahteraan merupakan hak yang tidak boleh diabaikan atau
dirampas oleh siapapun, seperti yang tercantum pada rumusan hak asasi manusia
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Piagam Hak Asasi Manusia Pada Tap
MPR No. XVII/MPR/1998. Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah
sedemikian kuat, baik dari dalam negeri maupun melalui tekanan dari dunia
internasional, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu
perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti masyarakat, politisi,
akademisi, tokoh masyarakat, dan pers, agar upaya penegakan HAM bergerak ke
arah positif sesuai harapan kita bersama. Penghormatan dan penegakan terhadap
HAM merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada tekanan dari pihak mana
pun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara pada dasarnya
juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga negaranya. Diperlukan
niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan para
elite politik agar penegakan HAM berjalan sesuai dengan apa yang dicita-
citakan dan memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat terwujud dan
terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap
komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak
terulang kembali di masa kini dan masa yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA
Masyhur, Effendi. A, 2007, HAM Dalam Yuridis, Sosial, Politik, Bogor: Ghalia
Indonesia.

Muslim, Mochammad, dkk, Problematika Hak Asasi Manusia Di


Indonesia, Bangkalan: Universitas Trunojoyo Madura

Dasar Hukum HAM, http://ayu.b15on.com/ham/ (Diunduh, Rabu 07 Oktober


2015)

KESIMPULAN

Pancasila merupakan dasar negara bangsa Indonesia. Selain sebagai dasar negara
bangsa Indonesia, filsafat juga menjadi sistem filsafat bagi bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia yaitu Pancasila terdiri dari lima sila dasar yang
membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Lima dasar tersebutlah yang
menjadi filsafat atau sumber hukum utama bagi bangsa Indonesia.

Filsafat pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertian secara mendasar dan menyeluruh.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Ilham.2015.Makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.Diakses pada Minggu, 19


November 2017 pada http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2015/01/makalah-pancasila-
sebagai-sistem.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai