Disusun Kelompok 5:
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan anugerah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Problematika penegakan HAM di
Indonesia”, yang merupakan salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari
dukungan, dorongan, bantuan, penyedia fasilitas, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Trisna Sukmayadi selaku
dosen pengampu mata kuliah kewarganegaraan.
Kami senantiasa menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna
bagi semua pihak yang berkepentingan dan menjadi amal ibadah. Amin.
Wassalamualaikum wr. wb.
Yogyakarta, 15 Mei 2018
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
BAB II .....................................................................................................................................5
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….10
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
7
3. Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak krisis
ekonomi yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat
menikmati hak-hak dasarnya baik itu hak ekonominya seperti belum terpenuhinya
hak atas pekerjaan yang layak dan juga hak atas pendidikan
4. Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat, seperti
Aceh, Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga
dengan kelompok bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk hidup
secara aman dan hak untuk ikut serta dalam pemerintahan
5. Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang menyebabkan
rasa tidak aman bagi masyarakat
6. Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu Negara
dengan Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian kecenderungan
munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi makin sering terjadi.
Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain, terkait dengan masalah narkotika,
pencucian uang dan terorisme. Salah satu permasalahan yang sering timbul adalah
adanya peredaran dokumen palsu. Yang membuat orang-orang luar bebas datang ke
Indonesia.
4. Upaya pemerintah dalam penghormatan, pengakuan dan penegakan HAM ?
Untuk mewujudkan dan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia
tidaklah semudah menuliskan serta mengucapkannya. Hal ini disebabkan banyak
hambatan dan tantangan yang tidak lagi sebatas terorika, melainkan sudah menjadi
realita yang tidak dapat dihindari apalagi ditunda-tunda. Dalam penegakan HAM
melalui sistem hukum pidana yang telah berlaku di Indonesia terdapat kendala-
kendala atau hambatan yang bersifat prinsipil substansil dan klasik.
Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan, Dan memajukan Hak asasi manusia melalui langkah implementasi
yang efektif dalam bidang hukum, politik, social, budaya, pertahanan dan keamanan
Negara, dan bidang lainnya.
Bahwa untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan
hak asasi manusia serta memberikan perlindungan , kepastian keadilan dan perasaan
aman kepada perorangan ataupun masyarakat, perlu dibentuk suatu pengadilan Hak
asasi manusia untuk menyelesaikan pelanggaran Hak Asasi manusia yang berat
sesuai dengan ketentuan pasal 104 ayat (1) UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak asasi
manusia yakni UU No. 26 tahun 2000.
8
Program pemrintah dalam penegakan Hukum dan HAM (PP Nomor 7 tahun
2005) yaitu meliputi pemberantasan korupsi, anti terorisme, dan pembasmian
penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum
dan HAM harus selalu ditegakkan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Partisipasi masyarakat dapat pula berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan,
dan pemajuan hak asasi manusia. Masyarakat disini meliputi antara lain : setiap
orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat atau lembaga kemasyarakatan lainnya seperti Perguruan Tinggi dan
lembaga studi.
Partisipasi masyarakat ini dapat berupa :
a. Pengajuan usulan mengenai perumusan dan kebajikan yang berkaitan dengan
hak asasi manusia.
b. Melakukan penelitian.
c. Melakukan pendidikan.
d. Melakukan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia
secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Hak-hak seperti hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak untuk
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak
keamanan, dan hak kesejahteraan merupakan hak yang tidak boleh diabaikan atau
dirampas oleh siapapun, seperti yang tercantum pada rumusan hak asasi manusia
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Piagam Hak Asasi Manusia Pada Tap
MPR No. XVII/MPR/1998. Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah
sedemikian kuat, baik dari dalam negeri maupun melalui tekanan dari dunia
internasional, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu
perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti masyarakat, politisi,
akademisi, tokoh masyarakat, dan pers, agar upaya penegakan HAM bergerak ke
arah positif sesuai harapan kita bersama. Penghormatan dan penegakan terhadap
HAM merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada tekanan dari pihak mana
pun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara pada dasarnya
juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga negaranya. Diperlukan
niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan para
elite politik agar penegakan HAM berjalan sesuai dengan apa yang dicita-
citakan dan memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat terwujud dan
terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap
komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak
terulang kembali di masa kini dan masa yang akan datang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Masyhur, Effendi. A, 2007, HAM Dalam Yuridis, Sosial, Politik, Bogor: Ghalia
Indonesia.
KESIMPULAN
Pancasila merupakan dasar negara bangsa Indonesia. Selain sebagai dasar negara
bangsa Indonesia, filsafat juga menjadi sistem filsafat bagi bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia yaitu Pancasila terdiri dari lima sila dasar yang
membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Lima dasar tersebutlah yang
menjadi filsafat atau sumber hukum utama bagi bangsa Indonesia.
Filsafat pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertian secara mendasar dan menyeluruh.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
13