KELOMPOK 5 :
1. Abdillah oktavian Saputra : (701220174)
2. Nadila eka putri : (701220167)
3. Indriani saputri : (701220067)
4. Andi wirda handayani : (701220272)
5. Fariza bakrie : (701220271)
6. Nazaruddin : (701220274)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan segala
rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul membuat paragraf dengan benar, sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber edukasi, dengan diskusi bersama dalam menggali materi sehingga dapat
memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua anggota yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk kita
semua agar dapat membuat paragraf dengan metode dan ciri-ciriyang benar.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………...……………………………………………………………3
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..4
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan masalah………………………..……………………………………………5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………5
BAB II…………………………………………………………………………………………….6
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….6
2.1 Hak Asasi Manusia……………………………………………………………………6
2.2 Sejarah perkembangan HAM di dunia………………………………………………..7
2.3 Rule of law…………………………………………………………………………...11
2.4 Pelanggaran HAM/HAM…………………………………………………………….13
2.5 Gender dan HAM dalam islam………………………………………………………16
2..6 Korupsi sebagai bentuk pelanggaran HAM…………………………………………18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………16
3.2 Saran……………………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang masalah
Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi
sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. Konsepsi HAM
dan demokrasi dalam perkembangannya sangat terkait dengan konsepsi negara hukum. Dalam
sebuah negara hukum, sesungguhnya yang memerintah adalah hukum, bukan manusia.
Hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh ditetapkan dan
diterapkan secara sepihak hanya untuk kepentingan penguasa, hal ini bertentangan dengan
prinsip demokrasi. Hukum tidak dimaksudkan untuk hanya menjamin kepentingan beberapa
orang yang berkuasa, melainkan menjamin kepentingan keadilan bagi semua orang. Dengan
demikian negara hukum yang dikembangkan bukan absolute rechtsstaat, melainkan
democratische rechtsstaat.
Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal tersebut mengandung
konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya dengan suatu
undang-undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi kesejahteraan hidup bersama.
Pengakuan akan Hak Asasi Manusia di Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang
Dasar 1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada dibandingkan dengan Deklarasi PBB yang lahir
pada 10 Desember 1948. Pengakuan akan Hak Asasi Manusia di Indonesia telah tercantum
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya adalah sebagai
berikut:
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945
4. Ketetapan MPR
Hak Asasi Manusia merupakan hak-hak dasar yang dibawa manusia semejak lahir sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa, maka perlu dipahami bahwa Hak Asasi Manusia tersebut
tidaklah bersumber dari negara dan hukum, tetapi semata-mata bersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa sebagai pencipta alam semesta beserta isinya, sehingga Hak Asasi Manusia itu tidak bisa
dikurangi (non derogable rights).Oleh karena itu, yang diperlukan dari negara dan hukum adalah
suatu pengakuan dan jaminan pelindungan terhadap Hak Asasi Manusia tersebut.
1. 2 Rumusan masalah
Apa itu hak asasi manusia ?
Bagaimana sejarah perkembangan HAM di dunia s/d konvensi PBB 1948, pandangan
bangsa Indonesia tentang HAM. Pasal 28 UUD 1945 yang telah diamandemen !
Apa itu rule of law ?
Bagaimana tentang pelanggaran HAM/HAM berat, UU No. 39 tahun 1999, tentang
hak – hak dasar manusia !
Apa itu gender dan HAM dalam islalm !
Mengapa korupsi sebagai bentuk pelanggaran HAM !
1. 3 Tujuan
Mengetahui apa itu hak asasi manusia.
Dapat mengetahui sejarah perkembangan HAM di dunia s/d konvensi PBB 1948,
pandangan bangsa Indonesia tentang HAM. Pasal 28 UUD 1945 yang telah
diamandemen.
Mengetahui apa itu rule of law.
Dapat mengetahui bagaimana tentang pelanggaran HAM/HAM berat, UU No. 39
tahun 1999, tentang hak – hak dasar manusia.
Mengetahui apa itu gender dan HAM dalam islalm.
Dapat mengetahui mengapa korupsi sebagai bentuk pelanggaran HAM.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap manusia, tanpa terkecuali,
karena ia adalah manusia. HAM merupakan hak yang mendasar dan universal yang tidak boleh
dicabut oleh siapapun dan dalam keadaan apapun. Hak Asasi Manusia meliputi hak sipil dan
politik, hak ekonomi, sosial dan budaya, serta hak solidaritas. HAM juga meliputi hak untuk
hidup, kebebasan, kesetaraan, dan martabat manusia. Pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia
dianggap sebagai tindakan yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan norma hukum
internasional.
Hak asasi manusia dilindungi dan didukung oleh hukum dan perjanjian internasional dan
nasional. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) adalah dasar dari sistem internasional
untuk perlindungan hak asasi manusia. Deklarasi tersebut diadopsi oleh Sidang Umum PBB pada
10 Desember 1948, untuk melarang kengerian Perang Dunia II agar tidak berlanjut. 30 pasal
UDHR menetapkan hak sipil, politik, sosial, ekonomi dan budaya semua orang. Ini adalah visi
martabat manusia yang melampaui batas dan otoritas politik dan membuat pemerintah
berkomitmen untuk menghormati hak-hak dasar setiap orang. UDHR adalah pedoman di seluruh
pekerjaan Amnesty International.
.
2. 2 Sejarah perkembangan HAM di dunia
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28 B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
Pasal 28D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28E
1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
Pasal 28H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
Pasal 28I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
2) Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban.
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah.
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 28J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.Perubahan/Amandemen Kedua UUD 1945.
2. 2 Rule of law
Rule of law adalah prinsip hukum yang menyatakan bahwa negara harus diperintah oleh
hukum dan bukan sekadar keputusan pejabat-pejabat secara individual. Prinsip tersebut biasanya
merujuk kepada pengaruh dan wewenang hukum dalam masyarakat, terutama sebagai pengatur
perilaku, termasuk perilaku para pejabat pemerintah.[1] Istilah ini berasal dari Inggris pada abad
ke-16, dan pada abad berikutnya, teolog Skotlandia Samuel Rutherford menggunakan istilah
tersebut dalam argumennya untuk menentang hak ilahi raja.
Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of the Constitution mengatakan bahwa rule
of law memiliki tiga unsur dasar:
Supremasi aturan hukum: seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum.
Kedudukan yang sama di mata hukum: baik itu pejabat maupun rakyat jelata
Terjaminnya hak asasi manusia melalui undang-undang dan putusan pengadilan
Disarikan dari Antara Definisi dan Praktik Rule of Law di Indonesia, berikut syarat-syarat
pemerintahan representatif di bawah rule of law, yakni:
Adanya perlindungan konstitusional;
Adanya pengadilan yang bebas dan tidak memihak;
Adanya pemilihan umum yang bebas;
Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat dan berserikat;
Adanya tugas oposisi; dan
Adanya pendidikan kewarganegaraan.
Penerapan Rule of Law di Indonesia, sebagai negara yang berdasarkan hukum (rechstaat) dan
bukan berdasarkan kekuasaan (machstaat), Indonesia juga menerapkan konsep Rule of Law
sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28D ayat (1)UUD
1945.
Menurut Jimly Asshiddiqie, isi rumusan tersebut mengindikasikan pemenuhan konsep
rule of law di Indonesia, yaitu:
Adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi;
Dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan;
Adanya jaminan hak asasi manusia;
Adanya peradilan bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan warga negara di
hadapan hukum, dan menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap
penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang berkuasa.
Salah satu perwujudan rule of law di Indonesia dapat dilihat dari penerapan peraturan
perundang-undangan sebagai fondasi peran lembaga negara dan pelayannya secara administrasi
di Indonesia. Penerapan rule of law juga dapat dilihat dari diterapkannya sistem hukum Pancasila
di Indonesia. Dalam hal ini, hakim berhak menafsirkan dan berpendapat di luar ketentuan hukum
dalam memutus sebuah perkara karena hukum dipandang 2 sisi, yaitu secara formal dan materil.
b. Genosida, yaitu pembantaian brutal dan sistematis terhadap sekelompok suku bangsa
dengan tujuan memusnahkan seluruh atau sebagian bangsa tersebut. Bentuknya dapat
berupa:
pembunuhan anggota kelompok;
penyiksaan dan hukuman kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat;
sengaja menciptakan kondisi hidup yang memusnahkan;
mencegah kelahiran;
dan memindahkan anak-anak secara paksa.
c. Kejahatan perang, yaitu pelanggaran terhadap hukum perang, baik oleh militer maupun
sipil. Bentuknya dapat berupa:
menyerang warga sipil dan tenaga medis;
perkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi, pemaksaan kehamilan, pemaksaan
sterilisasi, atau bentuk kekerasan seksual lain yang memiliki bobot yang setara;
menyerang pihak yang telah mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
d. Agresi, yaitu perilaku yang bertujuan menyebabkan bahaya atau kesakitan terhadap target
serangan.
Dalam aturan hukum Indonesia, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia menetapkan kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai
pelanggaran HAM berat.
3. 2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis dapat mengetahui secara mendalam tentang paragraf,
serta penulis berharap dengan adanya makalah ini juga dapat berguna bagi pelajar,
mahasiswa dan semua kalangan serta semua pihak.
Melalui makalah ini supaya kita bisa memahami lebih lanjut tentang paragraf dengan
baik sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. Maka
nantinya akan lahirlah ilmuan – ilmuan muda dari Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Islam Indonesia (Yogyakarta). Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM), et
al. Hukum hak asasi manusia. Pusat Studi Hak Asasi Manusia, Universitas Islam Indonesia
(PUSHAM UII), 2008
REKSODIPUTRO, Mardjono. Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana. 1997.
Rabani, Farhan, and Oci Senjaya. "PEMAHAMAN SOSIOLOGI HUKUM DALAM
MENCERMATI KONFLIK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI
INDONESIA." Jurnal Justitia: Jurnal Ilmu Hukum dan Humaniora 9.5 (2022): 2575-2585.
Nasozaro, Hendrikus Otniel. "Peranan Hukum dalam Kehidupan Berdemokrasi di
Indonesia." Warta Dharmawangsa 58 (2018)..