BAB I
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II
2.1 Makna HAM .............................................................................................................. 2
2.2 Prinsip HAM............................................................................................................... 2
2.3 Landasan HAM.......................................................................................................... 3
2.4 Sejarah HAM.............................................................................................................. 3
2.5 Perkembangan HAM di Dunia dan
Indonesia........................................................................................................................... 4
2.6 Pelanggaran HAM..................................................................................................... 5
BAB III
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian HAM ?
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip HAM ?
3. Untuk mengetahui landasan HAM ?
4. Untuk mengetahui sejarah HAM Indonesia ?
5. Untuk mengetahui perkembangan HAM di Indonesia ?
6. Untuk mengetahui bentuk penindasan HAM
BAB II
PEMBAHASAN
Kemerdekaan indonesia sesungguhnya adalah berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
c.
d. Negara ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
e.
adalah hak yang berkaitan dengan perjanjian tentang negara, adapun hak-hak lainnya tetap
berada pada masing-masing individu.
Puncak perkembangan hak-hak asasi manusia tersebut yaitu ketika human rights itu
untuk pertama kalinya di rumuskan secara resmi dalam declaration of independence Amerika
Serikat pada tahun 1776. Dalam deklarasi Amerika Serikat tertanggal 4 Juli 1776 tersebut
dinyatakan bahwa seluruh seluruh umat manusia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa beberapa
hak dan yang tetap dan melekat padanya. Perumusan hak-hak asasi manusia secara resmi
kemudian menjadi dasar pokok konstitusi negara Amerika Serikat tahun 1787, yang mulai
berlaku 4 Maret 1789 (harjowirogo, 1977:43).
Perjuangan hak asasi manusia tersebut sebenarnya telah di awali di Prancis sejak
Rousseau, dan perjuangan itu memuncak dalam revolusi Prancis, yang berhasil menetapkan hakhak asasi manusia dalam declaration des droits L Homme et du citoyen yang ditetapkan
oleh Assemblee Nationale, pada 26 Agustus 1789. Semboyan revolusi Prancis yang terkenal
yaitu:
1. Liberte (kemerdekaan).
2. Egalite (kesamarataan).
3. Fraternite (kerukunan atau persaudaraan).
Maka menurut konstitusi Prancis yang dimaksud dengan hak-hak asasi manusia adalah hak-hak
yang dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tidak dapat dipisahkan dengan hakikatnya.
Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan Eropa
dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja yang
tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak
terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta
pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).
The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of
Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa
manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir
ia harus dibelenggu.
The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis), dimana
ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara
lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku
prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan
dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
The four freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk agama
dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan
dalam Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera
bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan
persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan
serangan terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994).
Perkembangan hak asasi manusia di Indonesia pertama-tama dirumuskan dalam sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada tanggal 10
16 Juli 1945. Pembahasan HAM di Indonesia juga tidak mudah menemukan konsensus. Hal ini
terbukti dengan munculnya pro dan kontra terhadap masuknya pasal-pasal kebebasan individu
(HAM).
Sidang tim perancang UUD, terpecah dalam dua kubu besar, yakni kelompok pro (Hatta
dan Yamin) dan kelompok kontra (Soekarno dan Soepomo). Dari dua kubu besar ini terbagi
dalam tiga pendapat:
1. Gologan pertama: yakni kita sudah mempunyai pancasila yang menjunjung tinggi kemanusian
maka bisa timbul kesulitan dan pelanggaran apapun.
2. Golongan kedua: tidak suka HAM karena dianggap mengganggu kekuasaan.
3. Golongan ketiga: gigih membela HAM.
Perkembangan hak-hak asasi manusia setelah dekrit, mengalami kemajuan pada dekade 1960-an,
ketika dalam MPR (S) pernah dibentuk suatu panitia ad hoc dan badan pekerja untuk
merumuskan suatu piagam hak asasi manusia dan hak-hak serta kewajiban warga negara.
Perumusan tentang piagam HAM ini, dimaksudkan sebagai kelanjutan UUD 1945 yang
mengatur hak-hak asasi manusia. Amun karna perkembangan politik dari orde lama ke orde baru,
kerja panitia dan badan pekerja menjadi titik populer sampai sekarang.
Penyiksaan adalah perbuatan yang menimbulkan rasa sakit atau penderitaan baik itu
jasmani maupun rohani
Bentuk pelanggaran-pelanggaran HAM berdasarkan jenisnya antara lain
a. Bentuk pelanggaran HAM bersifat berat
Pembunuhan sewenang-wenang
Pemukulan
Penganiayaan
penganiayaan berat.
3. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Peristiwa Aceh
(1990)
Peristiwa Aceh terjadi sejak tahun 1990 yang memakan korban baik di pihak aparat maupun
penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh tersebut diduga dari unsur politik dimana
terdapat pihak-pihak tertentu yang berkeinginan Aceh untuk merdeka.
4. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Peristiwa
Penembakan Trisakti
Kasus penembakan mahasiswa Trisakti merupakan sebagian kasus penempakan para mahasiswa
yang sedang berdemonstrasi oleh anggota polisi dan militer. Peristiwa trisakti dilatar belakangi
dari demonstrasi mahasiswa trisakti ketika Indonesia mengalami Krisis Finansial Asia tahun
1997 menuntut presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Dikabarkan, peristiwa ini terdapat
puluhan mahasiswa mengalami luka-luka, sebagian meninggal dunia karena ditembak peluru
oleh anggota polisi dan militer.
Bali
Peristiwa bom bali terjadi karena aksi terorisme terbesar di Indonesia di tahun 2002. Bom
diledakkan di kawasan Legian Kuta oleh sekelompok jaringan teroris. Peledakan bom tersebut
memakan korban meninggal dunia sebanyak 202 orang baik turis asing hingga warga lokal yang
berada di sekitar lokasi. Akibat dari peristiwa ini, memicu tindakan terorisme dan membuat
panik seluruh warga Indonesia.
7. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Pembantaian
Rawagede
Pembantaian Rawagede merupakan pelanggaran HAM yang terjadi penembakan dan
pembunuhan penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang,
Jawa Barat) oleh tentara Belanda tanggal 9 Desember 1945 bersamaan dengan Agresi Militer
Belanda I. Akibatnya puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan
dibunuh tanpa alasan yang jelas. Tanggal 14 September 2011, Pengadilan Den Haaq menyatakan
pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi kepada
para keluarga korban pembantaian Rawagede.
8. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Penculikan Aktivis
Kasus penculikan aktivis dan penghilangan secara paksa para aktivis pro demokrasi. Terdapat 23
aktivis pro demokrasi diculik, disiksa dan menghilang, walaupun terdapat satu orang terbunuh, 9
aktivis dilepaskan dan 13 aktivis masih belum diketahui keberadaannya sampai sekarang.
Diyakini bahwa mereka diculik dan disiksa oleh anggota Militer.
9. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Peristiwa 27 Juli
Peristiwa yang disebabkan dari pendukung Megawati Soekarno Putri yang menyerbu dan
mengambil alih kantor DPP PDI di Jakarta Pusat tanggal 27 Juli 1996. Massa mulai melempari
batu dan bentkrok ditambah lagi kepolisian dan anggota TNI dan ABRI datang bersama
pansernya. Kerusuhan tersebut meluas sampai ke jalan-jalan, massa mulai merusak bangunan
dan rambu-rambu lalu lintas. Dikabarkan bahwa lima orang meninggal dunia, terdapat puluhan
orang baik sipil maupun aparat mengalami luka-luka dan beberapa ditahan. Berdasarkan
KOMNAS HAM peristiwa ini terbukti pelanggaran HAM.
10. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Pembantaian
Santa Cruz
Kasus yang masuk dalam kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu pembantaian oleh militer
atau anggota TNI dengan menembak warga sipil di pemakaman Santa Cruz, Dili, di Timor-Timur
tanggal 12 November 1991. Kebanyakan warga sipil sedang menghadiri pemakanan rekannya di
pemakaman Santa Cruz ditembak anggota Militer Indonesia. Puluhan demonstran yang
kebanyakan mahasiswa dan warga sipil mengalami luka-luka dan sampai meninggal. Peristiwa
ini murni pembunuhan anggota TNI dan aksi menyatakan TImor-Timur keluar dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan membentuk negara sendiri.
11. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Kasus Dukun
Santet di Banyuwangi
Peristiwa beserta pembunuhan yang terjadi tahun 1998 di banyuwangi yang saat itu tengah
hangat-hangatnya praktetk dukun santet didesa-desa mereka. Banyak warga sekitar yang
melakukan kerusuhan berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang yang dituduh
sebagai dukun santet. Anggota TNi dan ABRI tidak tnggal diam dan menyelamatkan yang
dituduh dukun santet yang selamat dari amukan warga.
12. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Pelanggaran
HAM berat pada peristiwa G30 S:
Peristiwa G30S PKI merupakan peristiwa penculikan dan pembunuhan beberapa jenderal dan
perwira TNI pada malam hari tanggal 30 september sampai 1 oktober tahun 1965 oleh anggota
PKI (partai komunis indonesia). Terdapat jenderal yang berhasil meloloskan diri yaitu AH.
Nasution tetapi naas yang menjadi kroban adlaah seorang putrinya.
Rezim Hosni Mubbarak yang berumur lebih empat dekade akhirnya harus terhenti di tangan
rakyat mesir sendiri. Selama berminggu-minggu terdapat ratusan warga yang turun ke jalan dan
menyerukan untuk menurunkan presiden Mesir. Hal yang dipicu dari krisis ekonomi dan politik
yang dialami Mesir. Presiden yang dianggap baik karena memperhatikan rakyat kecil, namun
karena sikap glamor dan otoriternya membuat sebagian besar tidak menghendaki Mubbarak
memimpin Mesir lagi. Banyak korban yang berjatuhan untuk menghentikan demonstrasi mulai
dari menggunakan pasukan berkuda, menabrakkan mobil ke arah dan menembakkan peluru
tajam ke pengunjuk rasa. Namun akhirnya, wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah dapat
diambil alih oleh demonstran setelah militer membelot untuk membelah oposisi dibanding
Mubbarak. Tak lama Hosni Mubbarak terkepung oleh ratusan warga Mesir dan bersembunyi di
dalam selokan yang ditemukan warga dan pada akhirnya meninggal di tangan rakyat yang pernah
dipimpinnya.
Dalam kasus ini terdapat dua pelanggaran Hak asasi manusia, pertama pelanggaran HAM oleh
presiden Mesir sendiri yang kedua pelanggaran HAM yang dilakukan rakat mesir karena tidak
memberi Hosni Mubbarak untuk mempertanggung jawabakkan kesalahan dan perbuatannya di
hadapan hukum dengan menyiksa dan membunuhnya.
5. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) Dunia Internasional: Krisis
Suriah dibawah Pimpinan Bassar Al Ashad
Beberapa warga suriah ingin mereformasi pemerintahan yang dianggap tidak berjalan baik, hal
ini seperti yang terjadi di mesir. Namun perjuangan rakyat sangat sulit dan mustahil karena
pemerintah benar-benar menguasai militer. Oposisi yang memimpin aksipun kesulitan untuk
melawan yang pada akhirnya terdesak dan keluar di pusat kota. Kerusuhan tersebut menjadi
sebuah perang saudara yang menelan korban jiwa sekitar 60.000 jiwa warga suriah dan sekitar
500 warga asing yang meninggal dunia. Selain itu pihak pemerintah sekitar 12.000 tentara
meninggal dunia.
Perang saudara ini, membuat negara lain ikut berperang seperti turki yang kehilangan 2 pilot F-4
setelah pesawatnya ditembak. Kemudian Jordania yang merasakan dampak perang dan
mengancam menyerang suriah. Sampai sekarang krisis suriah tengah berada dalam perbincangan
bangsa Eropa dan Amerika yang mengusahakan untuk menghentikan peperangan karena
dianggap telah melanggara HAM rakyat suriah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia hidup bermasyarakat, untuk menciptakan kehidupan bersama dalam masyarakat
agar berlansung harmonis, maka terdapat ketentuan umum yang tidak boleh dilanggar, yaitu
berupa nilai-nilai dan norma. Munculnya negara nasional yang pemerintahnya berkuasa penuh
dan berhak mencampuri bidang kehidupan warganya, ternyata menyadarkan manusia betapa
perlunya ada wakil rakyat turut serta dalam mejalankan kekuasaan pemerintah guna menjamin
kepentingan orang perseorangan. Selain itu, agama juga sudah memberitahukan bahwa semua
manusia sama dan sederajat.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Kabul, (2009). Pendidikan pancasila untukperguruan tinggi. Bandung: Alfabeta,
Syarbaini, Syahrial (2011). Pendidikan pancasila, implementasi nilai-nilai karakter
bangsa. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sri Rahayu, Ani. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). Jakarta: Bumi Aksara,
2014.
Al Hakim, Suparalan, dkk. Pendidikan kewargaegaraan dalam konteks
Indonesia,Malang:Madani, 2014.
http://www.artikelsiana.com/2015/07/contoh-kasus-pelanggaran-ham-penyelesaian.html