Anda di halaman 1dari 22

HAK ASASI MANUSIA

MAKALAH
Diajukan Guna Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia :

Disusun Oleh :

Salman Rifki 202213004


Hukum Tata Negara Unit 1

Dosen :
Ratna Dewi,S.Pd.,M.Pd

FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah Illahi Robbi yang senantiasa
mencurahkan bimbingan ilmu, rahmat, dan hidayahnya kepada hambanya yang tidak pernah
putus, senantiasa memberkahi segala aktifitas dalam keseharian kita, dengan semua itu kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tujuan guna memenuhi tugas mata kuliah
“BAHASA INDONESIA”. Shalawat beriringkan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Keluarga dan para sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Makalah ini adalah makalah yang dapat memotivasi kami untuk memperdalam tentang
“HAK ASASI MANUSIA”. Kami mencari isi yang tercantum dalam makalah ini dari
sumber-sumber yang terkemuka dan dari buku-buku yang membahas tentang hal yang
bersangkutan.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada ibuk Ratna


Dewi,S.Pd.,M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan makalah ini ataupun penyusunan
makalah selanjutnya.

Demikianlah makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

Lhokseumawe, Juni 2023

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian dan Perkembangan Hak asasi manusia..................................................3
B. Jaminan Perlindungan HAM menurut UU No 39 tahun 1999................................7
C. Jenis-jenis HAM......................................................................................................9
D. Islam dan Hak asasi manusia...................................................................................14
E. Hak dan kewajiban warga negara............................................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................................18


DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada manusia secara kodrati. Pengakuan
hak asasi manusia lahir dari keyakinan bahwa semua umat manusia dilahirkan bebas dan
memiliki martabat dan yang sama. Umat manusia pun dikaruniai akal dan hati nurani, hak-
hak sehingga harus memperlakukan satu sama lain secara baik dan beradab dalam suasana
persaudaraan.
Sejumlah hak yang diakui secara universal sebagai hak asasi manusia antara lain: hak
atas hidup, kebebasan dan keamanan. Tak seorang pun boleh diperbudak, atau
diperdagangkan, dikenakan siksaan atau perlakuan tak berperikemanusiaan atau
merendahkan martabat manusia. Setiap orang pun memiliki hak untuk tidak dikenakan
penangkapan, penahanan dan pembuangan sewenang-wenang, dan berhak sepenuhnya
untuk didengar secara adil dan terbuka oleh sebuah mahkamah yang bebas dan tidak
memihak.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari HAM dan bagaimana Perkembangan HAM?
2. Bagaimana Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia menurut UU No 39 tahun
1999?
3. Apa saja bentuk dari jenis-jenis HAM?
4. Bagaimana Islam dalam HAM?
5. Bagaimana bentuk hak dan kewajiban warga negara?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Pengertian dari HAM dan Perkembangan HAM.
2. Untuk mengetahui Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia menurut UU No 39
tahun 1999.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis HAM.
4. Untuk mengetahui bentuk HAM dalam Islam.
5. Untuk mengetahui bentuk hak dan kewajiban warga negara.

2
BAB ll

PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah

Tuhan Yang Maha Esa bukan pemberian manusia atau lembaga kekuasaan. Hak asasi

manusia ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Menurut

UU ini, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan

manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang

demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

A. PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

a. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)

Pemikiran ham dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah

kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo , Sarekat Islam , Indische

Partij , Partai Komunis Indonesia , Perhimpunan Indonesia , dan Partai Nasional Indonesia.

Dalam sejarah pemikiran HAM di Indonesia, Boedi Oetomo mewakili organisasi pergerakan

nasional mula-mula yang menyuarakan kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat

melalui petisi-petisi yang ditujukan kepada pemerintah kolonial maupun lewat tulisan di surat

kabar.

3
b. Periode Setelah Kemerdekaan
1. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih menekankan pada
wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang
didirikan, serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.
Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada
a). Bidang sipil dan politik, melalui:
UUD 1945 (Pembukaan, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30,
Penjelasan Pasal 24 dan 25). Maklumat Pemerintah 1 November 1945
Maklumat Pemerintah 3 November 1945 Maklumat Pemerintah 14 November
1945 KRIS, khususnya Bab V, Pasal 7-33
b. Bidang ekonomi, sosial, dan budaya, melalui:
UUD 1945 (Pasal 27, Pasal 31, Pasal 33, Pasal 34, Penjelasan Pasal 31-32)
KRIS Pasal 36-40.

2. Periode 1950-1959
Periode 1950-1959 dikenal dengan masa demokrasi parlementer. Menurut catatan
Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada lima
indikator HAM:
1. Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi.
2. Adanya kebebasan pers.
3. Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis.
4. Kontrol parlemen atas eksekutif.
5. Perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.
Berbagai partai politik yang berbeda haluan dan ideologi sepakat tentang substansi HAM

universal dan pentingnya HAM masuk dalam UUD 1945.Tercatat pada periode ini Indonesia

meratifikasi dua (2) konvensi internasional HAM, yaitu:

4
1. Konvensi Jenewa tahun 1949 yang mencakup perlindungan halz hani korhat perang,

tawanan perang,dan perlindungan sipil di waktu perang.

2. Konvensi tentang Hak Politik Perempuan yang mencakup hak perempuan untuk

memilih dan dipilih tanpa perlakuan diskriminasi, serta hak perempuan untuk

menempati jabatan publik.

3. Periode 1959-1966

Demokrasi Terpimpin (Guided Democracy) tidak lain sebagai bentuk penolakan


Presiden Soekarno terhadap sistem Demokrasi Parlementer yang nilainya sebagai produk

Barat. Dalam dunia seni, misalnya, atas nama revolusi pemerintahan Presiden Soekarno

menjadikan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pemerintah yang berafiliasi kepada PKI

sebagai satusatunya lembaga seni yang diakui.

4. Periode 1966-1998

Sikap anti-HAM Orde Baru sesungguhnya tidak berbeda dengan argumen yang

pernah dikemukakan Presiden Soekarno ketika menolak prinsip dan praktik Demokrasi

Parlementer, yakni sikap apologis dengan cara mempertentangkan demokrasi dan prinsip

HAM yang lahir di Barat dengan budaya lokal Indonesia. Di antara butir penolakan

pemerintah Orde Baru terhadap konsep universal HAM adalah:

a.HAM adalah produk pemikiran Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur

budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila.

b.Bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang

dalam rumusan UUD 1945 yang lahir lebih dahulu dibandingkan dengan Deklarasi

Universal HAM.

5
c. Isu HAM sering kali digunakan oleh negara-negara Barat untuk memojokkan

negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

Kehadiran Komnas HAM adalah untuk memantau dan menyelidiki pelaksanaan

HAM, memberi pendapat, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan

HAM. Sikap akomodatif lainnya ditunjukkan dengan dukungan pemerintah meratifikasi tiga

(3) konvensi HAM:

1. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan,

melalui UU No. 7 Tahun 1984;

2. Konvensi Anti-Apartheid dalam Olahraga, melalui UU No. 48 Tahun 1993; dan

3. Konvensi Hak Anak, melalui Keppres No. 36 Tahun 1990.

Isu pelanggaran HAM dan penyalahgunaan kekuasaan mewarnai tuntutan reformasi yang

disuarakan pertama kali oleh Dr. Amin Rais, tokoh intelektual muslim Indonesia yang sangat

kritis terhadap kebijakan pemerintah Orde Baru.

5. Periode Pasca Orde Baru

Sejumlah konvensi HAM juga diratifikasi diantaranya: konvensi HAM tentang

kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi; konvensi menentang

penyiksaan dan perlakuan kejam; konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial;

konvensi tentang penghapusan kerja paksa; konvensi tentang diskriminasi dalam pekerjaan

dan jabatan; serta konvensi tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja.Kesungguhan

pemerintahan B. J. Habibie dalam perbaikan pelaksanaan HAM ditunjukkan dengan

pencanangan program HAM yang dikenal dengan istilah Rencana Aksi Nasional HAM, pada

Agustus 1998.

Agenda HAM ini bersandarkan pada empat pilar, yaitu:

(1) Persiapan pengesahan perangkat Internasional di bidang HAM;

6
(2) Diseminasi informasi dan pendidikan bidang HAM;

(3) Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM;

(4) Pelaksanaan isi perangkat Internasional di bidang HAM yang telah diratifikasi melalui

perundang-undangan nasional.

Komitmen pemerintah terhadap penegakan HAM juga ditunjukkan dengan pengesahan

UU tentang HAM, pembentukan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian

digabung dengan Departemen Hukum dan Perundang-undangan menjadi Departemen

Kehakiman dan HAM, penambahan pasal-pasal khusus tentang HAM dalam Amandemen

UUD 1945, penerbitan inpres tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional,

pengesahan UU tentang Pengadilan HAM.1

B. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia Menurut Undang-Undang Nomor 39

Tahun 1999

(1) Asas-Asas Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Undang Undang Nomor 39 Tahun
1999
Asas-asas tersebut di antaranya,

1. pertama, Undang-Undang ini menegaskan komitmen bangsa Indonesia untuk

menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan manusia (Pasal 2). Hak ini harus

dilindungi, dihormati dan ditingkatkan demi peningkatan martabat kemanusiaan,

kesejahteraan, kebahagiaan dan kecerdasan serta keadilan. Untuk itu negara disebut

sebagai unsur utama dalam pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.

2. Kedua, menegaskan prinsip non diskriminasi (Pasal 3 dan Pasal 5). Setiap orang

dilahirkan dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat, sehingga berhak atas

pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan yang sama di hadapan hukum.

1 A.Ubaedillah dkk, Pendidikan kewarganegaraan (Civic education) Demokrasi,Hak asasi manusia,dan


masyarakat Madani,(Jakarta, ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2008) hal.119
7
3. Ketiga, jaminan perlindungan atas hak-hak yang tidak dapat dikurangi dalam situasi

apapun (Pasal 4). Hak yang termasuk ke dalam kategori ini adalah hak untuk hidup,

hak untuk tidak disiksa, hak atas kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak untuk

beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi, persamaan

hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroactive).

(a) Persamaan di Hadapan Hukum dan Imparsialitas (Pasal 5)

Setiap orang berhak menuntut dan diadili dengan memperoleh perlakuan dan perlindungan

yang sama di depan hukum

(b) Perlindungan Masyarakat Adat (Pasal 6)

Perlindungan hak asasi manusia bagi masyarakat adat diakui secara internasional diantaranya

dalam Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (KIHESB) atau

International Covenant on Economic Social and Cultural Rights (ICESCR). Keragaman

budaya yang dimiliki masyarakat adat Indonesia merupakan salah satu hal yang wajib

dilindungi, namun hal ini terbatas

(c) Upaya Hukum Nasional dan Internasional (Pasal 7)

Yang dimaksud dengan upaya hukum adalah jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang

atau kelompok orang untuk membela dan memulihkan hak-haknya yang disediakan oleh

hukum Indonesia. Maksudnya bahwa mereka yang ingin menegakkan hak asasi manusia dan

kebebasan dasarnya diwajibkan untuk menempuh semua upaya hukum Indonesia terlebih

dahulu (exhaustion of local remedies) sebelum menggunakan forum di tingkat regional

maupun internasional.

(d) Tanggung Jawab Pemerintah (Pasal 8)

Dalam implementasinya pemerintah Indonesia telah membuat Rencana Aksi Hak Asasi

Manusia (RANHAM) yang diantaranya berisi mengenai upaya perlindungan dan penegakan

8
hak asasi manusia di tingkat pusat sampai daerah yang dilakukan melalui pendidikan,

penyuluhan dan sosialisasi baik bagi para penegak hukum, instansi pemerintah, siswa dan

mahasiswa.Jaminan hukum diantaranya dilakukan dengan melengkapi berbagai peraturan

perundangan berkaitan dengan perlindungan hak asasi manusia di antaranya dengan

peratifikasian berbagai instrumen internasional yang berkaitan dengan hak asasi manusia.2

C.JENIS-JENIS HAK ASASI MANUSIA

Dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat HAM yang terdiri dari hak:

1. Hak Kebebasan untuk mengeluarkan pendapat.

2. Hak kedudukan yang sama di depan hukum.

3. Hak kebebasan berkumpul.

4. Hak penghidupan yang layak.

5. Hak kebebasan berserikat

6. Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan.


Selanjutnya secara operasional beberapa bentuk HAM yang terdapat dalam UU Nomor 39
Tahun 1999 tentang HAM sebagai berikut:
1. Hak untuk hidup.
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.
3. Hak mengembangkan diri.
4. Hak memperoleh keadilan.
5. Hak atas kebebasan pribadi.
6. Hak atas rasa aman.
7. Hak atas kesejahteraan.
8. Hak turut serta dalam pemerintahan.
9. Hak wanita.
10. Hak anak.3

2 Rhona K.M. Smith dkk ,Hukum Hak Asasi Manusia,(Yogyakarta,PUSHAM UII,2008)hal.253-256


3 Fajlurrahman Jurdi , Hukum Tatanegara Indonesia (Jakarta,Prenada Media group, 2019) hal.513
9
Rumusan HAM yang masuk dalam UUD NRI 1945 dibagi dalam beberapa aspek, yaitu:
1. HAM berkaitan dengan hidup dan kehidupan.
2. HAM berkaitan dengan keluarga.
3. HAM berkaitan dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
4. HAM berkaitan dengan pekerjaan.
5. HAM berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini kepercayaan, kebebasan
bersikap, dan berserikat.
6. HAM berkaitan dengan informasi dan komunikasi.
7. HAM berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari perlakuan yang
merendahkan derajat dan martabat manusia.
8. HAM berkaitan dengan kesejahteraan sosial.
9. HAM berkaitan dengan persamaan dan keadilan.
Bentuk pengaturan lebih lanjut tentang HAM sebagaimana amanat UUD, sebagai berikut:
1. Sesuai dengan pengaturan Pasal 28 tentang kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya telah ditetapkan
Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat
Di Muka Umum dan Undang-Undang No. 39 tentang Hak Asasi Manusia.
2. Sesuai dengan pengaturan kesamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan,
telah ditetapkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis.
3. Sesuai dengan pengaturan Pasal 281 ayat (5) tentang penegakan dan perlindungan hak
asasi manusia, telah ditetapkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan
Publik dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.4
Adapun rincian hak-hak asasi manusia dalam pasal-pasal UUD 1945 ialah:
Hak Asasi Manusia
PASAL 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
PASAL 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.

4 Ibid.hal.515-516
10
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan ber kembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
PASAL 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negara.
PASAL 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.)
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
PASAL 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal dari wilayah negara dan meningkatkannya serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap
yang sesuai dengan hati nurani nya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
PASAL 28 F
(1) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
PASAL 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

11
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suara politik dari negara lain.
PASAL 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang martabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
PASAL 28 I
(1) Hak untuk hidup hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan peraturan perundang-undangan.
PASAL 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang diterapkan dengan undang undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

12
keamanan, ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. 5Perlindungan dan
penegakan serta pengadilan ham, Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia merupakan
kewajiban semua pihak, negara dan warga negaranya.Dalam upaya perlindungan dan
penegakan hak asasi manusia, pemerintah mempunyai tugas untuk menghormati, melindungi,
menegakkan dan memajukannya.UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 menunjuk Komnas
HAM sebagai badan penyelidik dan penyidik kasus pelanggaran berat hak asasi manusia.
Pengadilan Hak Asasi Manusia dimaksudkan untuk mengadili pelanggaran berat hak asasi
manusia dan berada dalam lingkungan pengadilan umum. Pengadilan HAM Indonesia
kemudian diatur secara khusus dalam Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia yang menganut asas non-retroaktif sehingga hanya dapat
mengadili pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi setelah Undang-Undang ini
diberlakukan, yaitu setelah tahun 20006. Pengadilan Hak Asasi Manusia berdasarkan UU
tersebut adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran berat hak asasi manusia. yakni:
kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan genosida yaitu “setiap perbuatan yang
dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama, dengan cara :
a.membunuh anggota kelompok;
b.mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok;
c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagian;
d. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan memaksakan kelahiran di dalam
kelompok; dan
e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain”
Selanjutnya, yang dimaksud dengan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah “salah satu
perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil
berupa :
a. pembunuhan;
b. pemusnahan;

5 Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Indonesia (Jakarta,PT.Bumi Aksara,2014) hal 96-101
6 Rhona K.M. Smith dkk ,Hukum Hak….hal.271-273
13
c. perbudakan;
d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e. perampasan kemerdekaan atau perampasan secara fisik lain secara sewenang-
wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;
f. penyiksaan;
g. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk bentuk kekerasan seksual lain
yang setara;
h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin
atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional;
i. penghilangan orang secara paksa; atau
j. kejahatan apartheid”7

D. ISLAM DAN HAM

Bersandar dari pandangan kitab suci Alquran, perlindungan dan penghormatan


terhadap hak asasi manusia dalam Islam tidak lain merupakan tuntutan dari ajaran Islam yang
wajib dilaksanakan oleh setiap pemeluknya.Menurut kalangan ulama Islam, terdapat dua
konsep tentang hak dalam Islam: hak manusia (haq al insan) dan hak Allah.Namun demikian,
Islam menekankan bahwa pada setiap hak manusia terdapat hak Allah; meskipun seseorang
berhak memanfaatkan hartanya, tetapi ia tidak boleh menggunakan harta keluarganya untuk
tujuan yang bertentangan dengan ajaran Allah.Para ahli Islam mengatakan wacana HAM
dalam Islam jauh lebih awal dibandingkan dengan konsep HAM yang muncul di Barat.
Terdapat tiga (3) bentuk hak asasi manusia (HAM) dalam Islam.

1. Pertama, hak dasar (hak daruri), sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya,
bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Contoh sederhana hak ini diantaranya adalah
hak untuk hidup, hak atas keamanan, dan hak untuk memiliki harta benda.
2. Kedua, hak sekunder, yakni hak-hak yang apabila tidak dipenuhi akan berakibat pada
hilangnya hak-hak dasarnya sebagai manusia. Misalnya, jika seseorang kehilangan
7 Ibid.hal.304-305
14
haknya untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan berakibat
hilangnya hak hidup.
3. Ketiga, hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan
sekunder.
Tonggak sejarah peradaban Islam sebagai agama HAM adalah lahirnya deklarasi Nabi
Muhammad di Madinah yang biasa dikenal dengan Piagam Madinah.
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan gender
dan kebebasan berkeyakinan, Islam sangat mengecam segala perbuatan manusia yang
merusak ekosistem bumi atau lingkungan hidup . Bumi dan segala isinya adalah titipan Allah
kepada umat manusia yang harus dipelihara kelestarian dan pemanfaatannya bagi
kesejahteraan hidup manusia. Hubungan antara perusakan lingkungan dengan HAM adalah
bahwa kerusakan suatu ekosistem bumi dapat mengancam kelangsungan hidup suatu
kelompok masyarakat.8

E.HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


1. Pengertian Warga Negara dan Penduduk
Syarat syarat utama berdirinya suatu negara merdeka adalah harus ada wilayah
tertentu. Warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalam hubunganya dengan negara. Setiap warga negara adalah penduduk suatu negara,
sedang disebut penduduk setiap penduduk belum tentu warga negara, karena mungkin
Seorang asing. Penduduk suatu negara mencangkup warga negara dan orang asing, yang
memiliki hubungan berbeda dengan negara.Menurut UUD 145, negara melindungi segenap
penduduk, misalnya dalam Pasal 29 ayat (2) disebutkan "Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadah menurut
agamanya dan kepercayaan nya itu". Di bagian lain UUD 1945 menyebutkan hak-hak khusus
bagi warga negaranya, misal dalam Pasal 27 ayat (2) yang menyebut kan "Tiap tiap warga
negara berhak atas pekerjaan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan" dan dalam Pasal
31 ayat (1) yang menyebutkan
"Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran".

2. Asas-Asas Kewarganegaraan

8 A.Ubaedillah dkk, Pendidikan…..hal.134-139


15
a. Asas ius-Sanguinis dan Asas ius-Soli ,Setiap negara yang berdaulat berhak
untuk menentukan sendiri syarat-syarat untuk menjadi warga negara.
b. Bipatride dan Apatride Dalam hubungan antarnegara seseorang dapat pindah
tempat dan berdomisili di negara lain.

3. Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945


Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warga negara mencakup
PasalPasal 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan 34.
a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan bahwa hak warga negara yang sama dalam
hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan.
b. Pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa hak warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
c. Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan bahwa hak
dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
d. Pasal 28 menetapkan bahwa hak kemerdekaan warga negara untuk berserikat,
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
e. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan bahwa adanya hak kemerdekaan untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya.
f. Pasal 30 ayat (1) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menyebutkan bahwa hak
dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan kedamaian
negara.
g. Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran.

16
4. Hak dan Kewajiban Bela Negara
Pembelaan Negara atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan
kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara
dan yuridiksi nasional, serta nilai nilai Pancasila dan UUD 1945. Asas Demokrasi dalam
Pembelaan Negara,berdasarkan Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945, bahwa
usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.Adanya asas demokrasi
dalam pembelaan negara mencakup dua arti:
1. Pertama, bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945
dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Kedua, bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan
negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.
Motivasi dalam Pembelaan Negara
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI.
2. Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar.
4. Kekayaan sumber daya alam..
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataannya

17
BAB III

KESIMPULAN

HAM merupakan anugerah Tuhan yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
merupakan kewajiban semua pihak, negara dan warga negaranya. Pengaturan atas jaminan
dan perlindungan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
merupakan perkembangan dan kemajuan besar dalam upaya perlindungan hak asasi manusia
di Indonesia. Pengadilan Hak Asasi Manusia Indonesia berwenang untuk mengadili
pelanggaran berat hak asasi manusia setelah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 berlaku.
Sebagai warga negara ada Hak dan Kewajiban Bela Negara yang harus kita penuhi
dan jalankan demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia,

18
DAFTAR PUSTAKA

A.Ubaedillah dkk, Pendidikan kewarganegaraan (Civic education) Demokrasi,Hak asasi


manusia,dan masyarakat Madani, Jakarta, ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2008
Rhona K.M. Smith dkk ,Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta,PUSHAM UII,2008
Fajlurrahman Jurdi , Hukum Tatanegara Indonesia , Jakarta,Prenada Media group, 2019
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia, Jakarta,PT.Bumi
Aksara,2014

19

Anda mungkin juga menyukai