MAKALAH
Diajukan Guna Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia :
Disusun Oleh :
Dosen :
Ratna Dewi,S.Pd.,M.Pd
FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah Illahi Robbi yang senantiasa
mencurahkan bimbingan ilmu, rahmat, dan hidayahnya kepada hambanya yang tidak pernah
putus, senantiasa memberkahi segala aktifitas dalam keseharian kita, dengan semua itu kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tujuan guna memenuhi tugas mata kuliah
“BAHASA INDONESIA”. Shalawat beriringkan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Keluarga dan para sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini adalah makalah yang dapat memotivasi kami untuk memperdalam tentang
“HAK ASASI MANUSIA”. Kami mencari isi yang tercantum dalam makalah ini dari
sumber-sumber yang terkemuka dan dari buku-buku yang membahas tentang hal yang
bersangkutan.
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian dan Perkembangan Hak asasi manusia..................................................3
B. Jaminan Perlindungan HAM menurut UU No 39 tahun 1999................................7
C. Jenis-jenis HAM......................................................................................................9
D. Islam dan Hak asasi manusia...................................................................................14
E. Hak dan kewajiban warga negara............................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari HAM dan bagaimana Perkembangan HAM?
2. Bagaimana Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia menurut UU No 39 tahun
1999?
3. Apa saja bentuk dari jenis-jenis HAM?
4. Bagaimana Islam dalam HAM?
5. Bagaimana bentuk hak dan kewajiban warga negara?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Pengertian dari HAM dan Perkembangan HAM.
2. Untuk mengetahui Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia menurut UU No 39
tahun 1999.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis HAM.
4. Untuk mengetahui bentuk HAM dalam Islam.
5. Untuk mengetahui bentuk hak dan kewajiban warga negara.
2
BAB ll
PEMBAHASAN
HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa bukan pemberian manusia atau lembaga kekuasaan. Hak asasi
manusia ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Menurut
UU ini, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
Pemikiran ham dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah
kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo , Sarekat Islam , Indische
Partij , Partai Komunis Indonesia , Perhimpunan Indonesia , dan Partai Nasional Indonesia.
Dalam sejarah pemikiran HAM di Indonesia, Boedi Oetomo mewakili organisasi pergerakan
melalui petisi-petisi yang ditujukan kepada pemerintah kolonial maupun lewat tulisan di surat
kabar.
3
b. Periode Setelah Kemerdekaan
1. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih menekankan pada
wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang
didirikan, serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.
Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada
a). Bidang sipil dan politik, melalui:
UUD 1945 (Pembukaan, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30,
Penjelasan Pasal 24 dan 25). Maklumat Pemerintah 1 November 1945
Maklumat Pemerintah 3 November 1945 Maklumat Pemerintah 14 November
1945 KRIS, khususnya Bab V, Pasal 7-33
b. Bidang ekonomi, sosial, dan budaya, melalui:
UUD 1945 (Pasal 27, Pasal 31, Pasal 33, Pasal 34, Penjelasan Pasal 31-32)
KRIS Pasal 36-40.
2. Periode 1950-1959
Periode 1950-1959 dikenal dengan masa demokrasi parlementer. Menurut catatan
Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada lima
indikator HAM:
1. Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi.
2. Adanya kebebasan pers.
3. Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis.
4. Kontrol parlemen atas eksekutif.
5. Perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.
Berbagai partai politik yang berbeda haluan dan ideologi sepakat tentang substansi HAM
universal dan pentingnya HAM masuk dalam UUD 1945.Tercatat pada periode ini Indonesia
4
1. Konvensi Jenewa tahun 1949 yang mencakup perlindungan halz hani korhat perang,
2. Konvensi tentang Hak Politik Perempuan yang mencakup hak perempuan untuk
memilih dan dipilih tanpa perlakuan diskriminasi, serta hak perempuan untuk
3. Periode 1959-1966
Barat. Dalam dunia seni, misalnya, atas nama revolusi pemerintahan Presiden Soekarno
menjadikan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pemerintah yang berafiliasi kepada PKI
4. Periode 1966-1998
Sikap anti-HAM Orde Baru sesungguhnya tidak berbeda dengan argumen yang
pernah dikemukakan Presiden Soekarno ketika menolak prinsip dan praktik Demokrasi
Parlementer, yakni sikap apologis dengan cara mempertentangkan demokrasi dan prinsip
HAM yang lahir di Barat dengan budaya lokal Indonesia. Di antara butir penolakan
a.HAM adalah produk pemikiran Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur
dalam rumusan UUD 1945 yang lahir lebih dahulu dibandingkan dengan Deklarasi
Universal HAM.
5
c. Isu HAM sering kali digunakan oleh negara-negara Barat untuk memojokkan
HAM, memberi pendapat, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan
HAM. Sikap akomodatif lainnya ditunjukkan dengan dukungan pemerintah meratifikasi tiga
Isu pelanggaran HAM dan penyalahgunaan kekuasaan mewarnai tuntutan reformasi yang
disuarakan pertama kali oleh Dr. Amin Rais, tokoh intelektual muslim Indonesia yang sangat
penyiksaan dan perlakuan kejam; konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial;
konvensi tentang penghapusan kerja paksa; konvensi tentang diskriminasi dalam pekerjaan
dan jabatan; serta konvensi tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja.Kesungguhan
pencanangan program HAM yang dikenal dengan istilah Rencana Aksi Nasional HAM, pada
Agustus 1998.
6
(2) Diseminasi informasi dan pendidikan bidang HAM;
(4) Pelaksanaan isi perangkat Internasional di bidang HAM yang telah diratifikasi melalui
perundang-undangan nasional.
UU tentang HAM, pembentukan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian
Kehakiman dan HAM, penambahan pasal-pasal khusus tentang HAM dalam Amandemen
UUD 1945, penerbitan inpres tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional,
Tahun 1999
(1) Asas-Asas Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Undang Undang Nomor 39 Tahun
1999
Asas-asas tersebut di antaranya,
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan manusia (Pasal 2). Hak ini harus
kesejahteraan, kebahagiaan dan kecerdasan serta keadilan. Untuk itu negara disebut
sebagai unsur utama dalam pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.
2. Kedua, menegaskan prinsip non diskriminasi (Pasal 3 dan Pasal 5). Setiap orang
dilahirkan dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat, sehingga berhak atas
apapun (Pasal 4). Hak yang termasuk ke dalam kategori ini adalah hak untuk hidup,
hak untuk tidak disiksa, hak atas kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak untuk
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi, persamaan
hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroactive).
Setiap orang berhak menuntut dan diadili dengan memperoleh perlakuan dan perlindungan
Perlindungan hak asasi manusia bagi masyarakat adat diakui secara internasional diantaranya
dalam Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (KIHESB) atau
budaya yang dimiliki masyarakat adat Indonesia merupakan salah satu hal yang wajib
Yang dimaksud dengan upaya hukum adalah jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang
atau kelompok orang untuk membela dan memulihkan hak-haknya yang disediakan oleh
hukum Indonesia. Maksudnya bahwa mereka yang ingin menegakkan hak asasi manusia dan
kebebasan dasarnya diwajibkan untuk menempuh semua upaya hukum Indonesia terlebih
maupun internasional.
Dalam implementasinya pemerintah Indonesia telah membuat Rencana Aksi Hak Asasi
Manusia (RANHAM) yang diantaranya berisi mengenai upaya perlindungan dan penegakan
8
hak asasi manusia di tingkat pusat sampai daerah yang dilakukan melalui pendidikan,
penyuluhan dan sosialisasi baik bagi para penegak hukum, instansi pemerintah, siswa dan
peratifikasian berbagai instrumen internasional yang berkaitan dengan hak asasi manusia.2
Dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat HAM yang terdiri dari hak:
4 Ibid.hal.515-516
10
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan ber kembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
PASAL 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negara.
PASAL 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.)
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
PASAL 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal dari wilayah negara dan meningkatkannya serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap
yang sesuai dengan hati nurani nya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
PASAL 28 F
(1) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
PASAL 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
11
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suara politik dari negara lain.
PASAL 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang martabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
PASAL 28 I
(1) Hak untuk hidup hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan peraturan perundang-undangan.
PASAL 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang diterapkan dengan undang undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
12
keamanan, ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. 5Perlindungan dan
penegakan serta pengadilan ham, Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia merupakan
kewajiban semua pihak, negara dan warga negaranya.Dalam upaya perlindungan dan
penegakan hak asasi manusia, pemerintah mempunyai tugas untuk menghormati, melindungi,
menegakkan dan memajukannya.UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 menunjuk Komnas
HAM sebagai badan penyelidik dan penyidik kasus pelanggaran berat hak asasi manusia.
Pengadilan Hak Asasi Manusia dimaksudkan untuk mengadili pelanggaran berat hak asasi
manusia dan berada dalam lingkungan pengadilan umum. Pengadilan HAM Indonesia
kemudian diatur secara khusus dalam Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia yang menganut asas non-retroaktif sehingga hanya dapat
mengadili pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi setelah Undang-Undang ini
diberlakukan, yaitu setelah tahun 20006. Pengadilan Hak Asasi Manusia berdasarkan UU
tersebut adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran berat hak asasi manusia. yakni:
kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan genosida yaitu “setiap perbuatan yang
dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama, dengan cara :
a.membunuh anggota kelompok;
b.mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok;
c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagian;
d. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan memaksakan kelahiran di dalam
kelompok; dan
e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain”
Selanjutnya, yang dimaksud dengan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah “salah satu
perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil
berupa :
a. pembunuhan;
b. pemusnahan;
1. Pertama, hak dasar (hak daruri), sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya,
bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Contoh sederhana hak ini diantaranya adalah
hak untuk hidup, hak atas keamanan, dan hak untuk memiliki harta benda.
2. Kedua, hak sekunder, yakni hak-hak yang apabila tidak dipenuhi akan berakibat pada
hilangnya hak-hak dasarnya sebagai manusia. Misalnya, jika seseorang kehilangan
7 Ibid.hal.304-305
14
haknya untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan berakibat
hilangnya hak hidup.
3. Ketiga, hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan
sekunder.
Tonggak sejarah peradaban Islam sebagai agama HAM adalah lahirnya deklarasi Nabi
Muhammad di Madinah yang biasa dikenal dengan Piagam Madinah.
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan gender
dan kebebasan berkeyakinan, Islam sangat mengecam segala perbuatan manusia yang
merusak ekosistem bumi atau lingkungan hidup . Bumi dan segala isinya adalah titipan Allah
kepada umat manusia yang harus dipelihara kelestarian dan pemanfaatannya bagi
kesejahteraan hidup manusia. Hubungan antara perusakan lingkungan dengan HAM adalah
bahwa kerusakan suatu ekosistem bumi dapat mengancam kelangsungan hidup suatu
kelompok masyarakat.8
2. Asas-Asas Kewarganegaraan
16
4. Hak dan Kewajiban Bela Negara
Pembelaan Negara atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan
kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara
dan yuridiksi nasional, serta nilai nilai Pancasila dan UUD 1945. Asas Demokrasi dalam
Pembelaan Negara,berdasarkan Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945, bahwa
usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.Adanya asas demokrasi
dalam pembelaan negara mencakup dua arti:
1. Pertama, bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945
dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Kedua, bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan
negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.
Motivasi dalam Pembelaan Negara
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI.
2. Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar.
4. Kekayaan sumber daya alam..
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataannya
17
BAB III
KESIMPULAN
HAM merupakan anugerah Tuhan yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
merupakan kewajiban semua pihak, negara dan warga negaranya. Pengaturan atas jaminan
dan perlindungan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
merupakan perkembangan dan kemajuan besar dalam upaya perlindungan hak asasi manusia
di Indonesia. Pengadilan Hak Asasi Manusia Indonesia berwenang untuk mengadili
pelanggaran berat hak asasi manusia setelah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 berlaku.
Sebagai warga negara ada Hak dan Kewajiban Bela Negara yang harus kita penuhi
dan jalankan demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia,
18
DAFTAR PUSTAKA
19