Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

CIVIC EDUCATION

“KONSEPSI HAK ASASI MANUSIA”

Dosen Pengampu :
Bapak amiril, M. Pd.I
Disusun Oleh : Kelompok 9
Nama anggota (NIM)
1. Agus ma’sum (2376231012)
2. Jayyid jiddan (2376231028)
3. Muhamad hanif rabbni (2376231044)
4. Naja firdausa ahla (2376231055)
5. Mohammad danial durroni afkar (2376231075)

Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir


Fakultas Ushuluddin
Universitas PTIQ Jakarta
Tahun Akademik 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah -Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah civic
education yang membahas tentang “Konsepsi Hak Asasi Manusia”.

Kami ucapkan terimakasih kepada ustadzah kami, Ustadz Amiril, M. Pd.I yang telah
memberikan kami kesempatan untuk mengkaji materi ini lebih dalam lagi. Tak lupa kami
haturkan terimakasih pula kepada teman-teman kami yang telah mendukung kami untuk
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami harap makalah ini dapat meningkatkan perhatian kita terhadap


pengimplementasian Hak Asasi Manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. Karena
salah satu tujuan kami dalam penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kepedulian
kita terhadap pelaksanaan Hak Asasi Manusia di negara Indonesia ini.

Jakarta Selatan 9 Desember 2023


Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsepsi Hak Asasi manusia......................................................................................3
B. Sejarah Munculnya HAM...........................................................................................3
C. Karakteristik HAM......................................................................................................4
D. Tafsir Ayat Tentang HAM..........................................................................................5
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan..................................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap individu hanya
karena dia adalah manusia. HAM meliputi hak-hak dasar yang harus dihormati dan
dilindungi oleh negara, tanpa diskriminasi apapun. Melindungi HAM adalah penting karena
setiap individu memiliki hak untuk hidup dengan martabat, kebebasan, dan kesetaraan.
Di Indonesia, perlindungan HAM diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
berbagai peraturan perundang-undangan. Namun, masih terdapat berbagai kasus pelanggaran
HAM, seperti kekerasan polisi, ketidakadilan dalam sistem peradilan, diskriminasi terhadap
minoritas, dan pembatasan kebebasan berekspresi. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan
perlindungan HAM, masih diperlukan langkah-langkah lebih lanjut untuk memastikan bahwa
HAM seluruh warga negara dihormati dan dilindungi sepenuhnya.
Di dunia internasional, pelanggaran HAM juga sering terjadi, termasuk penyiksaan,
perlakuan diskriminatif, perbudakan, dan pelanggaran hak perempuan. Organisasi dan
lembaga internasional, seperti PBB dan Komisi HAM, berperan dalam memantau
pelanggaran HAM dan mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi.
Dampak pelanggaran HAM terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan
sangat merugikan. Individu yang menjadi korban pelanggaran HAM sering mengalami
trauma fisik dan emosional, serta kehilangan kebebasan dan kesejahteraan mereka. Sementara
itu, pelanggaran HAM juga dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial, konflik, dan
ketidakadilan yang meluas.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat secara kolektif untuk terlibat dalam
melindungi dan mempromosikan HAM. Masyarakat dapat melakukan kampanye, advokasi,
dan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran tentang HAM dan mendorong pemerintah dan
institusi lainnya untuk bertindak secara adil dan menghormati hak-hak manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan konsep HAM?

4
2. Bagaimana pengaruh HAM terhadap kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara?
3. Apa saja pelanggaran HAM yang sering terjadi di Indonesia?
4. Bagaimana solusi yang dapat diterapkan untuk menegakkan HAM di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui makna dan konsep HAM.
2. Mengetahui dan memahami pengaruh HAM terhadap kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Mengetahui apa saja bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
4. Mengetahui apa saja solusi yang dapat diterapkan dalam penegakan HAM.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsepsi hak asasi manusia


B. Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia
memiliki hak melekat pada dirinya karna ia adalah seorang manusia Hak asai manusia
berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. Seperti
diketahui, bahwa HAM itu adalah bersifat universal. Namun demikian pelaksanaan HAM
tidak mungkin disamaratakan antara satu negara dengan negara yang lain. Masing-masing
negara tentu mempunyai perbedaan konteks sosial, kultural maupun hukumnya. Di samping
itu pengalaman sejarah dan perkembangan masyarakat sangat mempengaruhi implementasi
HAM tersebut. Pengakuan dan potret pelaksanaan HAM di negara komunis dapat dilihat dari
watak aturan hukumnya yang tidak memberi tempat adanya hubungan hukum privat, karena
segala sesuatu dianggap dari masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat. Sedangkan
konsepsi dan pemberlakuan HAM di negara liberal kapitalis dapat dilihat dari karakter aturan
hukumnya yang berakar pada filsafat individualisme-utilitarian. Tujuan filsafat ini adalah
emansipasi individu dan orientasinya adalah menambah kesenangan individu. Sedangkan
Hak asasi manusia yang dianut di Indonesia bersumber dari Pancasila sebagai filsafat bangsa
dan negara. Secara konseptual HAM yang terkandung dalam Pancasila mengakomodasi
aspek manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Pengakuan tentang HAM secara
prinsipial tercermin dalam sila kedua (Pancasila).

C. Sejarah HAM

2.1 Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di dunia


Dunia barat (Eropa) paling dahulu menyuarakan HAM, dimana berdasarkan sejarah Hak
Asasi Manusia, Inggris yang paling utama menyerukan. Tecatat di Inggris terdapat seorang
filsuf yang mengungkapkan gagasan atau merumuskan adanya hak alamiah (natural rights),
yaitu Jhon Locke pada abad 17. Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia di dunia barat
ditandai dengan tiga hal penting, yaitu Magna Charta, terjadinya revolusi Amerika dan
revolusi Prancis.

1. Maghna Charta Liberium Inggris (1215) Sejarah telah mencatat bahwa inggris
memberikan jaminan pada para bangsawan serta keturunannya yang tidak
memenjarakan mereka sebelum melelui proses pengadilan. . Jaminan tersebut
diberikan bukan tanpa alasan, tapi dikarenakan para bangsawan telah berjasa dalam
membiayai kerajaan, sebagai bentuk balas budi, pihak kerajaan memberikan jaminan,
yang dinamakan magnha charta liberium. Jaminan atau perjanjian tersebut dibuat
pada masa raja Jhon tahun 1215 Masehi.

6
2. Pada masa itu bangsawan meminta jaminan sebab kebanyakkan raja jaman dahulu
bertindak sesuka hati, membuat hukum sendiri sedangkan raja kebal terhadap hukum.
Hampir semua aturan yang dibuat menguntungkan raja. Meskipun Maghna Charta
tidak berlaku untuk semua, atau dalam artian hanya untuk para bangsawan, akan
tetapi kita tidak bisa memungkiri bahwa Maghna Charta merupakan tonggak awal
perkembangan HAM di dunia. Revolusi Amerika (Bagian Sejarah HAM 1776)
Revolusi Amerika pada tahun 1776 merupakan peperangan rakyat Amerika melawan
penjajah Inggris. Hasil revolusi ini adalah kemerdekaan Amerika pada tahun 1776
dari Inggris. Pada tahun yang sama amerika membuat sejarah dengan menegakan Hak
Asasi Manusia, yaitu memasukannya aturan HAM kedalam perundangan negara. Hak
Asasi Manusia di Amerika dalam perkembangannya lebih komplek dari pada HAM di
Inggris. Bahkan HAM terus disuakan sampai saat ini baik oleh pemerintah maupun
rakyat.
3. Revolusi Prancis (1789) Revolusi Prancis lebih populer dari pada revolusi Amerika,
jika Amerika memerangi penjajah Inggris untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan,
supaya bisa berdiri sendiri dan memiliki hak. Beda halnya dengan revolusi Prancis
yang dilakukan rakyat memerangi rajanya sendiri, yaitu raja Louis XVI. Rakyat
Prancis melakukan hal tersebut dengan alasan, bahwa sang raja bertndak sewenang –
wenang terhadap rakyat dan memiliki sifat absolute. Revolusi Prancis setidaknya
menghasilkan aturan tentang hak, yaitu hak atas kebebasan, hak atas kesamaan dan
hak atas persaudaraan.

4. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di indonesia Hak Asasi Manusia di Indonesia
dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa, serta sangat sejalan dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara.Indonesia telah ikut bersama negara lain untuk
memperjuangkan HAM, memasukan rasa kemanusian dalam perundangan, sebab hal
tersebut merupakan fundamental.Pancasila sebgai dasar negara Indonesia sepenuhnya
mendukung dan menjungjung tinggi penegakan Hak Asasi Manusia. Diawal
kemerdekaan Indonesia, tokoh seperti Mochammad Hatta merupakan orang yang
paling vocal dalam menyuarakan HAM. Indonesia dalam memperjuangkan haknya
sebagai bangsa harus melewati beberapa fase, seperti halnya pembentukan organisasi.
Organisasi yang didirikan tersebut mewadahi banyak orang dimana untuk merasa
sadar bersama – sama memiliki hak – hak yang harus diperjuangkan dan dicapai.

7
Organisasi – oraganisasi yang dibangun memperjuangkan hak – hak
masyarakat dengan cara berbeda, namum pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama
untuk menghapuskan kolonialisme di tanah Indonesia. Sehingga dengan begitu,
masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia yang seutuhnya karena hak
kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi Oetomo memperjuangkan hak
masyarakat dan kemanusian lewat petisi – petisi dan surat yang disampaikan kepada
kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat Islam yang berusa
memperjuangkan hak – hak kemanusiaan dan menghilangkan diskriminasi secara
rasial.
5. Sejarah Penegakan HAM di Indonesia Pasca Kemerdekaan
1945 – 1950 merupakan pasca lepasnya Indonesia dari Belanda serta secara sah telah
merdeka. Pada masa ini Indonesia memperjuangkan HAM, yang berkutan dengan
masalah – masalah kemerdekaan serta mengatur menyampaikan dan mengemukakan
pendapat di muka umum. 1950 -1959, masa dimana HAM mulai berhasil tegak,
ditandai banyaknya partai politik dengan ideologi masing – masing, serta pers
memiliki kebebasan dalam menyampaikan fakta yang terjadi. 1966 – 1998, Masa
dimana Presiden Soeharto menjabat 30 tahun lamanya, pada masa pemerintahan ini
lebih bersifat defensif serta pers tidak diberikan ruang untuk bergerak. Di masa ini
juga banyak tejadi pelangaran – pelanggaran HAM. 1998 – Sekarang, Masa dimana
pasca revormasi, jatuhnya kekuasaan rezim Soeharto. Beruha mengkaji tindakan –
tindakan yang telah dilakukan pada masa Orba, jangan sampaii terjadi lagi.Sejarah
panjang penegakan Hak Asasi Manusia tidak akan pernah berakhir, meski penjajahan
secara fisik sudahlah hilang dari muka bumi, namun bagaimana dengan penjajahan –
penjajahan jenis lain? tentu hal tersebut harus kita lawan demi tegaknya hak asasi,
supaya manusia bisa benar – benar hidup seutuhnya.Sejarah HAM telah mengajari
banyak kepada kita, bahwa rasa kemanusian, kesamaan dan keadilan adalah sesuatu
yang harus diperjungkan. Dari sejarah Hak Asasi Manusia ini kita tentu dapat belajar
banyak, semoga kita bisa menjadi manusia yang utuh.

2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa prancis
droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan normatif yang
menyatakan bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya karna ia adalah
seorang manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada

8
siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga
tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan dan saling bergantung.
Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan
bahwa hak tersebut ‘’dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan, atau
nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini
bahwa hak asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh
masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim
kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang
meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak asasi manusia
hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut. Dari
sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat dibatasi atau
dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan oleh
hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam suatu masyarakat
demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya dapat dilakukan dalam keadaan
darurat yang mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya perang pun belum
mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum kemanusiaan internasional berlaku
sebagai lex specialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh
dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan
maupun penyiksaan.

D. Karakteristik HAM

Ham tidak diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak semua orang, baik
itu hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan hak budaya.
• Hak tidak dapat dicabut,dihilangkan,atau diserahkan.
• Ham bersifat hakiki yaitu hak yang sudah da sejak manusia dalam kandungan.
• Ham sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa memandang
status, suku, gender, dan perbedaan lainya

E. Tafsir ayat tentang HAM


F. Islam bertolak dari akidah yang tinggi dalam memandang manusia sebagai
khalifah di muka bumi. Yaitu untuk memakmurkan bumi, dan menegakkan
hukum-hukum syari’at Allah di mukan bumi. Allah SWT berfirman:
G. Al-An'am - Ayat 165
H. ‫َو ُهَو ٱَّلِذ ى َج َعَلُك ْم َخ َلٰٓـِئَف ٱَأْلْر ِض َو َر َفَع َبْعَض ُك ْم َفْو َق َبْع ٍض َد َر َج ٰـٍت ِّلَيْبُلَو ُك ْم ِفى َم ٓا َء اَتٰىُك ْم ۗ ِإَّن َر َّبَك َس ِر يُع ٱْلِع َقاِب‬
‫َو ِإَّن ۥُه َلَغُفوٌر َّرِح يٌۢم‬

9
I. Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia
mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
J. Oleh karna itu, islam memandang bahwa manusia obyek penghormatan dari
Allah SWT . Setiap manusia dengan sifatnya sebagai manusia , adalah sama-
sama mendapatkan penghormatan ini, meskipun berbeda beda warna kulit nya,
tempat tinggal dan nasabnya.Begitu juga antara laki-laki dan Perempuan,
dalam hal ini juga sama-sama mendapatkan penghormatan itu.
K. At-Tin - Ayat 4
L. ‫َلَقْد َخ َلْقَنا ٱِإْل نَس ٰـَن ِفٓى َأْح َس ِن َتْقِو يٍم‬
M. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
N. Rasulullah SAW berbda:
O. Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian seruan-seruan jahiliyah
dan berbangga-bangga dengan nenek moyang. Sesungguhnya manusia itu tidak
lain bisa menjadi orang mukmin tang takwa, atau seorang fajir yang celaka .
Manusia sekuruhnya adalah keturunan Adam, dan adam diciptakan dari tanah.
P. Dari kyakinan inilah bertolak ide hak hak dasar manusia dalam islam. Hal ini
menmpakkan perbedaan yang nyata antara pemikiran barat dalam memandang
hak-hak asasi manusia. Islam memandang bahwa manusia itu mulia , kana
kemuliaan yang diberikan dan dianugrahkannya oleh Allah SWT.
Q. Kemuliaan itu dikaitkan dengan penyembahan manusia kepada Rabb-nya. Lain
dengan pemikiran Barat, yang memandang bahwa hak-hak azasi manusia.itu
merupakan_hak-hak alamiah dan mengalir dari ide bahwa kedaulatan_mutlak
adalah milik Ham Menurut Gambaran manusia. Yaitu dari ide bahwa tidak ada
pihak lain yang lebih berdaulat dari manusia. Kemuliaan dalarn [slam bertolak
dari keberadaannya sebagai anugerah yang berkaitan dengan penyembahan.
Jadi, terdapat berbagai kondisi sehingga manusia berbalik dan kemuliaan
itupun terlepas, yaitu karena keku- furannya dan jauhnya dari manhaj syar'i
yang benar. Sementara,pemikiran Barat tidak mengakui hal itu. Pemikiran
Barat memandang bahwa manusia memiliki hak-hak alamiah yang bersifat
tetap. Ia tetap memilikinya, bagaimanapun keburukan yang telah dilakukannya,
bahkan meskipun ia berlumuran dosa dan kehinaan. Sistem Barat, selamanya
mengaitkan antara hak- hak azasi manusia dengan kedaulatan manusia dan
kebebasan manusia yang bersifat personal. Hasilnya adalah tegaknya system
demokrasi yang bersandar kepada ide kontrak sosial. Ide kontrak sosial ini
menegaskan lebih diprioritaskannya eksistensi hak-hak personal dari pada
eksistensi politik.
R. Dari sisi sumber, kita jumpai bahwa sumber hak-hak syar’I adalah
perintah-perintah dan larangan-larangan yangb didatangkan melalui wahyu
dari Allah SWT. Ia bersifat tetap, termaktub dalam dalil-dalil syara’, berupa al
quran dan as-sunnah. Pengimplentasian hak-hak itu dalam realita kehidupan,
dan dalam pelaksanaan praktisnya, tercapai secara sempurna melalui jalan
keterkaitan individu muslim dengan perintah-perintah dan larangan-larangan
Allah.
S. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, titk tolak hak-hak asasi manusia di barat
adalah hak alamiah ( al-huquq ath-thabi’iyyah atau natural right ) yang terikat
pada diri manusia itu sendiri dari sisi alamiahnya, tanpa memandang pemikiran
dan manhaj. Sementara, hak-hak syar’i manusia dalam pandangan islam
disandarkan kepada pemuliaan ilahiah terhadap manusia.

10
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang
melekat pada setiap individu berdasarkan esensi keberadaannya sebagai manusia.
Karakteristik utama HAM adalah sifatnya yang universal, tidak dapat dicabut, dan
memerlukan penghormatan serta perlindungan dari semua pihak, termasuk negara. Di
dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, HAM menjadi pilar
utama yang menjamin kebebasan, kesetaraan, dan keadilan. Sebagai fondasi bangsa, HAM
memiliki dampak signifikan pada cara pemerintahan dijalankan, memastikan bahwa setiap
kebijakan yang diambil selaras dengan perlindungan hak setiap warga.

Sayangnya, Indonesia memiliki catatan kelam dalam pelanggaran HAM, mulai dari
pembunuhan marsinah, tragedi trisakti, hingga kasus-kasus individual di Papua dan
pelanggaran sehari-hari seperti diskriminasi. Untuk meningkatkan penegakan HAM,
diperlukan komitmen dari pemerintah serta peningkatan kapasitas lembaga-lembaga
penegak hukum, pendidikan HAM yang lebih intensif, penguatan lembaga seperti Komnas
HAM, dan kerja sama dengan organisasi internasional.
B. Saran
Demi tercapainya penegakan HAM di Indonesia, pemerintah harus menjalin
kerjasama yang baik. Kita sebagai seorang rakyat memiliki andil yang besar di dalamnya.
Berikut merupakan saran agar dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran HAM di negara
Indonesia.
1. Peningkatan Kesadaran: Menyebarkan pengetahuan dan kesadaran mengenai HAM di
masyarakat melalui kampanye pendidikan dan media sosial. Mengedukasi masyarakat
tentang hak-hak asasi manusia yang mereka miliki serta cara melindungi dan
memperjuangkan hak-hak ini.
2. Advokasi dan Pemantauan: Membangun kelompok advokasi yang bekerja untuk
memperjuangkan HAM dan memantau pelanggaran HAM yang terjadi. Mendorong 29

11
pemerintah dan lembaga terkait untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dalam
melindungi dan mempromosikan HAM.
3. Reformasi Hukum: Mengusulkan dan memperjuangkan reformasi hukum untuk
memastikan adanya kebijakan dan undang-undang yang melindungi dan mempromosikan
HAM. Memastikan bahwa hukum tidak akan digunakan untuk melanggar atau menindas
hakhak asasi manusia.
4. Pelatihan dan Pendidikan: Melakukan pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan bagi
aparat penegak hukum, anggota militer, dan pelayan publik lainnya tentang pentingnya HAM
dan bagaimana menghormati hak-hak asasi manusia dalam tugas mereka.
5.Kolaborasi internasional: Bekerjasama dengan organisasi dan negara lain untuk
memperjuangkan dan mempromosikan HAM secara global. Memanfaatkan platform
internasional untuk meningkatkan perlindungan HAM di seluruh dunia.
6. Laporan dan Pengawasan: Membangun sistem pelaporan dan pengawasan yang efektif
untuk melacak dan mengungkap pelanggaran HAM. Mendorong transparansi dan keadilan
dalam penyelesaian pelanggaran HAM.
7. Perlindungan terhadap kelompok rentan: Memperjuangkan perlindungan khusus bagi
kelompok yang rentan seperti anak-anak, perempuan, migran, pengungsi, dan anggota
minoritas. Memastikan bahwa hak-hak mereka diakui dan dilindungi dengan adil.
8. Sentralisasi HAM dalam pembangunan: Mendorong integrasi HAM dalam kebijakan
pembangunan, termasuk akses ke layanan dasar, pekerjaan, pendidikan, dan perumahan
yang layak. Menghilangkan kesenjangan sosial dan menjaga keadilan sosial untuk semua
individu
9. Edukasi Masyarakat: Tingkatkan edukasi HAM di kalangan masyarakat agar mereka
memahami dan menghargai hak asasi setiap individu. Pendidikan sejak dini tentang HAM di
sekolah-sekolah dapat menjadi langkah awal yang efektif. 10. Penguatan Lembaga: Lembaga-
lembaga yang berperan dalam pengawasan dan penegakan HAM, seperti Komnas HAM,
harus diberikan wewenang lebih untuk bertindak dan sumber daya yang memadai.
11.Pembentukan Komite Independen: Membentuk komite independen untuk menyelidiki
pelanggaran HAM di masa lalu dan sekarang, sehingga tindakan pencegahan dan pemulihan
dapat dilakukan. 30 12.Program Rehabilitasi: Buat program rehabilitasi bagi korban
pelanggaran HAM untuk membantu pemulihan mental, fisik, dan sosial mereka.
13.Pencegahan Diskriminasi: Implementasikan kebijakan yang mencegah diskriminasi

12
berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau ciri lainnya, baik dalam
kebijakan pemerintah maupun dalam praktik sehari-hari di masyarakat. Mengingat
pentingnya HAM dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera, saran-saran di atas
diharapkan dapat membantu Indonesia dalam upayanya meningkatkan pemahaman dan
penegakan HAM di negara ini.

DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai