Anda di halaman 1dari 14

PENYALAHGUNAAN HAK ASASI MANUSIA YANG SERING TERJADI

DI ERA MODERNISASI AKIBAT PENGARUH BUDAYA ASING

Oleh:

LORENA ANDREA PUTRI

010121225

Kelas GH/H

Dosen Matakuliah:

Dr. DWI ANDAYANI Bs, S.H.,M.H.

Makalah Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah


Hukum Tata Negara

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2022

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata
kuliah Hukum Tata Negara yang membahas tentang Penyalahgunaan Hak Asasi Manusia.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis Penyalahgunaan Hak Asasi Manusia, dan serta
informasi dari media massa yang berhubungan dengan Kejadian tersebut. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Bogor, 20 Juni 2022

Lorena Andrea Putri

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 1

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Pemgertian Hak Asasi Manusia ................................................................. 3

B. Hubungan Antara Hukum Tata Negara dan Hak Asasi Manusia ............... 3

C. Penyalahgunaan Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi ............................ 4

BAB III. PENUTUP ....................................................................................................... 5

A. Kesimpulan ................................................................................................. 5

B. Saran ............................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

I.A Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, perkembangan zaman yang begitu pesat dapat memunculkan beberapa hal
baru diluar dugaan kita. Kemajuan zaman yang bisa berdampak negatif serta positif menjadi
salah satu pemicu beberapa hal yang berbasis nasionalisme yang menjadi sangat fleksibel serta
dinamis, tidak lagi sempit serta terbatas.

Maka dari itu pancasila sangat diperlukan dizaman globalisasi saat ini, pancasila yang
merupakan ideologi dari Negara Indonesia bisa dijadikan sebagai pembatas untuk memilih
budaya yang dapat diterima dan bermanfaat bagi bangsa dan Negara Indonesia.

Indonesia juga merupakan Negara yang berbasis keagamaan, namun disamping itu
Indonesia juga merupakan Negara yang diselimut HAM dalam waktu yang bersamaan.

Dikutip dari Hukum Online, Indonesia buka pengaut HAM yang sebebas-bebasnya
karena kultur di Indonesia tidak sama dengan kultur pada negara-negara lain di dunia yang
merupakan penganut HAM bebas.

Hak Asasi Manusia adalah sebuah hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia
dapat memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak asasi
menusia berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, sehingga sifatnya universal.
HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut.

I.B Identifikasi Masalah

Di era globalisasi ini, ada banyak permasalahan yang terjadi yang berkaitan langsung
dengan Hak Asasi Manusia. Hal ini merupakan pengaruh dari globalilasi dari negara-negara lain
di dunia. Ada banyak pengaruh baik maupun buruk yang terjadi di Indonesia.

Pengaruh baik yang terjadi, merupakan kemajuan cara berfikir manusia, teknologi yang
semakin berkembang pesat, serta informasi dari media massa yang berasal dari manca Negara
dapat diterima dalam hitungan detik. Hal tersebut pastinya dapat menguntungkan kita dalam
menjalani hidup sehari-hari.

Namun dari banyaknya pengaruh positif yang terjadi, ada banyak juga pengaruh negatif
dari budaya negara lain. Ada banyak kasus penyimpangan yang berada diluar kendali. Beberapa
diantara seperti Penyimpangan Seksual (LGBTQ), Munculnya perilaku Konsumtif, masuknya
budaya luar, terdapat kesenjangan ekonomi dan sosial, munculnya perilaku westernisasi.

4|Page
Pada dasarnya hal-hal tersebut dapat kita hindari apabila kita sebagai masyarakat mampu
menerapkan rasa nasionalisme yang tinggi serta berpatokan pada ideologi Negara, yaitu
Pancasila.

Selain hal yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu yang sedang hangat-hangatnya
dibicarakan oleh media massa tentang Hak Asasi Manusia yaitu Perkawinan Beda Agama. Hal
tersebut jelas menjadi pembicaraan publik secara terang-terangan, karena hal tersebut salah
dimata agama dan hukum. Namun tidak sedikit orang yang secara terang-terangan merasa hal
tersebut tidaklah salah secara Hak Asasi Maanusia.

I.C Tujuan Penilitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat atau kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan Ilmu
Pengetahuan, khususnya dalam Materi Hukum Tata Negara mengenai Pemahaman
Menganai Hak Asasi Manusia.
b. Untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Hukum Tata Negara, sebagai Syarat
memenuhi Nilai pada Mata Kuliah Hukum Tata Negara.

2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada masyarakat khususnya
kepada pihak yang berkaitan langsung dengan Hak Asasi Manusia.
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan serta sarana penambah ilmu,
dan acuan untuk penelitian dan kajian-kajian berikutnya.

5|Page
BAB II

II.A Pengertian Hak Asasi Manusia

Secara umum hak asasi manusia dimiliki oleh manusia dari ia lahir hingga ia meninggal.
Hak asasi manusia secara kodrat melekat pada diri manusia serta tidak dapat digagu guat sama
sekali oleh siapapun karena hal tersebut merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa.

Secara universal hak asasi manusia merupakan hal yang tidak lagi tabu dan menjadikan
manusia bebas dalam melakukan pergerakan sesuai pada batasnya. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No.39 Tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia, menyebutkan bahwa apa
yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia ialah seperangkat Hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Disamping hal tersebut, banyak pakar yang menyampaikan pendapat menurut sudut
pandang mereka mengenai definisi Hak Asasi Manusia.

John Locke berpendapat, bahwa hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir
dan secara kodrati melekat pada setiap manusia. Hak sifatnya tidak dapat diganggu gugat atau
mutlak. Hak merupakan pemberian Tuhan kepada manusia mencakup persamaan dan kebebasan
yang sempurna. Hak bukan pemberian manusia atau lembaga kekuasaan. Hak berfungsi untuk
mempertahankan hidup dan harta benda yang dimilikinyya.

Koentjoro Poerbo Pranoto berpendapat bahwa, Hak asasi manusia adalah hak yang
bersifat asasi atau dasar. Hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci.

Jan Martenson berasumsi hak asasi manusia adalah, esuatu yang melekat dalam diri
manusia. Tanpa adanya HAM, manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. HAM adalah hak
alamiah sesuai kodrat manusia sebagai insan merdeka yang berakal dan berperikemanusiaan.

C De Rover juga berpendapat bahwa hak asasi manusia merupakan, hak hukum yang
dimiliki setiap orang sebagai manusia. Hak-hak tersebut bersifat universal dan dimiliki oleh
setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki maupun perempuan. Hak asasi manusia mungkin
saja dilanggar, tetapi tidak pernah dapat dihapuskan.

Baharudin Loppa menyebutkan, HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat
mencabutnya. Namun, bukan berarti manusia bisa berbuat semaunya.
6|Page
II.B Hubungan Antara Hukum Tata Negara dan Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia adalah suatu hak fundemental yang dimiliki manusia yang merekat
pada seseorang dari lahir, HAM tersebut juga tidak dapat dirampas dan dicabut keberadaannya
selain itu untuk kehormatan, HAM juga harus dihargai, dipelihara, dan dijaga oleh negara,
hukum, pemerintah dan semua orang.

Hubungan antara HAM dan negara hukum sangat erat dan saling berhubungan serta tidak
dapat dipisahkan karena suatu hukum berfungsi untuk melindungi hak asasi manusia itu, selain
itu semua perilaku manusia disuatu negara selalu berdasarkan hukum. Semua hak terikat oleh
hukum dan ada bukti bahwa hukum yang mengikatnya.

Sebagai warga negara kita harus mengetahui pentingnya hubungan HAM dengan hukum
yang mengatur agar dapat terhindar dari pelanggaran HAM. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bukti bahwa hukum sangat berpengaruh dan penting dalam penegakan HAM, hal ini karena
hukum sebagai penunjang dan mengikat setiap orang serta memberikan sanksi bagi yang
melanggarnya, sehingga adanya hubungan antara rule of law dengan HAM sangat jelas.

Setiap individu membutuhkan hak asasinya dengan adanya kepastian hukum. Di dalam
hukum terhadapat pengaturan tentang hak, dan dalam hak manusia tertulis perlindungan
hukumnya. Jadi hubungan keduannya berhubungan satu sama lain dan saling melengkapi. Untuk
itu, kita harus memahami relevansi HAM dan hukum agar kita juga dapat terhindar dari
pelanggaran HAM.

Hak asasi manusia dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap
pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa sebagai
anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi
manusia itu sendiri.

Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena
jika hal itu terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai
kemanusiaan.Hak asasi mencangkup hak hidup,hak kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki
sesuatu.

Ditinjau dari berbagai bidang, HAM meliputi : a. Hak asasi pribadi (Personal Rights)
Contoh : hak kemerdekaan, hak menyatakan pendapat, hak memeluk agama. b. Hak asasi politik
(Political Rights) yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara Misalnya : memilih dan dipilih,
hak berserikat dan hak berkumpul. c. Hak asasi ekonomi (Property Rights) Misalnya : hak
memiliki sesuatu, hak mengarahkan perjanjian, hak bekerja dan mendapatkan hidup yang layak.
d. Hak asasi sosial dan kebuadayaan (Sosial & Cultural Rights). Misalnya : mendapatkan
pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pensiun, hak mengembangkan kebudayaan dan hak
berkspresi. e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan Pemerintah
(Rights Of Legal Equality) f. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.
7|Page
Hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No. 39 tahun 1999
pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan " Negara Republik Indonesia mengakui dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara
kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan
ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan
kecerdasan serta keadilan. " Dalam Tata Hukum segala bentuk hak yang dimiliki setiap manusia
akan selalu bergandengan dengan kewajiban. Begitu pula dengan " Hak Asasi " harus juga
bergandengan dengan " Kewajiban Asasi ".

Seperti yang telah diketahui Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai
seseorang sejak ia dalam kandungan. Sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah

II.C Penyalahgunaan Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi

Ada banyak permasalahan di era globalisasi saat ini, terutama pad akaum milenial serta
gen-z yang tengah marak-maraknya menyuarakan hal tentang Hak Asasi Manusia. Namun tidak
sedikit yang salah menerapkan Hak Asasi Manusia di dalam Negara Indonesia, yang pada
dasarnya Negara Indonesia merupakan negara yang berbasis nasionalisme, dan tidak menganut
HAM sebebas-bebasnya seperti di negara lain.

Indonesia memang negara yang diselimuti oleh Hak Asasi Manusia, namun disamping
hal tersebut, Indonesia juga merupakan negara yang berbasis keagaamaan. Hal tersebut dapat
kita lihat dengan jelas pada Ideologi Negara kita, yaitu Pancasila. Dengan sangat jelas tertulis
pada sila ke-1 yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Namun hal itu dihiraukan oleh beberapa individu yang malah melakukan hal negatif dan
berlindung dibalik Hak Asasi Manusia, hal tersebut bisa jadi penyalahgunaan HAM karena hal
yang jelas jelas salah dimata agama dan hukum, mereka teriaki tindakan tersebut tidaklah salah
dan menggunakan Hak Asasi Manusia sebagai tameng.

Salah satu contoh yang sering kali kita temui adalah seseorang yang menyimpang secara
seksual atau yang biasa disebut LGBTQ. Dikalangan gen-z hal tersebut merupakan sesuatu yang
lumrah dan umum, mereka menggunakan Hak Asasi Manusia sebagai alasan untuk melakukan
penyimpangan seksual, seringkali juga kita temui diberbagai sosial mediadukungan secara
terang-terangan mengenai penyimpangan seksual. Berbagai fitur di sosial media yang
mendukung mengenai LGBTQ seringkali digunakan untuk menyuarakan hal tersebut.

Selain LGBTQ, banyak hal negatif lain yang terbawa dari pengaruh globalisasi akibat
budaya luar. Seperti, laki-laki yang menyerupai wanita dan sebaliknya, kehamilan diluar
perkawinan, cara berpakaian yang kurang pantas yang bukan pada tempatnya, dan perkawinan
beda agama.

8|Page
Kehamilan diluar perkawinan seringkali terjadi di negara lain, namun beriringan dengan
perkembangan zaman serta informasi yang dengan cepat menyebar luas melalui internet maupun
sosial media, menjadikan hal itu dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Dan
karena adanya Hak Asasi Manusia, tidak sedikit orang yang menjadikan hal tersebut alasan
untuk melakukan perilaku menyimpang seperti itu. Karena pada dasarnya hal tersebut salah
dimata agama dan hukum.

Dan ada satu hal yang seringkali terjadi saat ini, yang marak-maraknya tengah di bahas
oleh media massa. Mengenai permintaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada Mahkamah
Kontitusi mengenai permintaan MUI kepada MK untuk menolak perkawinan beda agama.

Dilansir dari Hukum Online, didalam sidang lanjutan dari pengujian Undang-Undang
Perkawinan yang diajukan oleh E. Ramos Petege, pada Rabu (15/06/2022), Wakil ketua Komisi
Hukum dan HAM MUI Syaeful Anwar menyampaikan “Majelis Ulama Indonesia(MUI)
memohon agar Mahkamah Konstitusi (MK) berkenan memeriksa dan memutus dengan amar
putusan menolak permohonan untuk seluruhnya” MUI mengingatkan perkawinan tidak hanya
soal hukum keperdataan, tetapi juga hukum agama. Perkawinan beda agama sebagaimana
keinginan dari Pemohon membuat bangsa Indonesia kembali pada masa kolonial. Sebab,
perkawinan hanya bersifat umum dengan pengesahan yang mengesampingkan hukum agama.

Sehubungan isu hak asasi manusia (HAM) dalam hukum perkawinan yang dipersoalkan
pemohon, MUI menegaskan Indonesia bukan penganut HAM yang sebebas-bebasnya karena
kultur di Indonesia tidak sama pada negara-negara lain di dunia yang merupakan penganut HAM
bebas. “Justru MUI berpandangan seharusnya bangsa Indonesia menghormati perjuangan
pendahulu bangsa dalam membahas UU Perkawinan ini, yang saat penyusunannya sampai nyaris
menilmbulkan perpecahan negara”

Selain itu, ada berita kontroversial mengenai pernikahan beda agama yang terjadi di
Pengadilan Negeri Surabaya, hal tersebut memicu berbagai pandangan masyarakat tentang Hak
Asasa Manusia, tidak sedikit Individu yang berpendapat bahwa hal tersebut merupakan hal yang
biasa saja, karena merupakan hak mereka, tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa itu adalah
hal yang salah baik secara hukum agama maupun hukum yang ada di Indonesia.

Kejadian pada Pengadilan Negeri di Surabaya ini bisa memicu terjaidnya perselisihan
serta terobosan bagi pernikahan beda agama di Indonesia, padahal snagat jelas tertullis pada
Pasal 40 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam menyatan bahwa dilarang melangsungkan
perkawinan seorang pria dengan seorang wanita yang tidak beragama Islam. Namun hal tersebut
tidak di indahkan oleh sepasang kekasih yang Permohonannya diterima oleh Pengadilan Negeri
Surabaya.

9|Page
Akan tetapi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengehendaki agar pengadilan
membatalkan putusan tersebut, seraya menegaskan perkawinan beda agama adalah haram dan
tidak sah.

Atas kejadian tersebut, pada akhirnya pengadilan Negeri Surabaya digugat karena
mengabulkan Permohanan menikah beda agama. Diketahui sepasang kekasih tersebut beragama
Islam-Kristen, yang dimana sesuai ketentuan yang ada dalam agama masing-masing bahwa hal
tersebut dengan sangat jelas dilarang, dan menjadi haram serta tidak sah apabila dilaksanakan.

Diketahui dari kesaksian Wakil Humas Pengadilan Negeri Surabaya Gede Agung,
menyatakan bahwa “Jadi, mereka sudah melakukan Perkawinan secara agama Islam, kemudian
dihari yang sama mereka melakukan perkawinan secara Agama Kristen”.

Kejadian tersebut menjadi salah satu akibat dari pengaruh globalisasi budaya luar yang
datang ke Indonesia, dan perlahan memudarkan rasa nasionalisme pada jiwa masyarakat. Hal ini
bisa jadi pengaruh yang begitu buruk bagi kemajuan bangsa Indonesia kedepannya.

10 | P a g e
BAB III

PENUTUP

III.A KESIMPULAN

Ada banyak pengaruh negatif yang menjadikan masyarakat Indonesia terlalu terpengaruh
budaya luar karena adanya globalisasi dan modernsasi. Hal yang dapat dengan mudah kita
jumpai di sosial media. Tidak sedikit orang yang menormalisasi perkawinan beda agama,
kehamilan diluar perkawinan, penyimpangan seksual serta hal lainnya.

Hal tersebut memang diluar kendali kita, namun sebagai Individu yang menjadi
masyarakat Indonesia, ada baiknya kita menjunjung tinggi rasa nasionalisme serta tetap
menanamkan Pancasila sebagai Ideologi negara kita. Tidak masalah kita menerima budaya luar
atau pengaruh-pengaruh budaya luar, namun ada baiknya kita menyaring hal tersebut dan
menerapkan hal-hal positif saja dibandingkan hal yang negatif.

Dan sebagai indivdu yang saling peduli terhadap individu lainnya, ada baiknya kita saling
menyadarkan perbuatan kita yang salah serta menyimpang. Bukan malah membela diri dengan
berlindung di balik kata Hak Asasi Manusia, hal tersebut malah memberikan kesan yang terlalu
membela diri dan tidak pantas untuk dilakukan.

Apabila hal tersebut secara jelas salah dimata hukum dan hukum agama, maka tidak ada
pembelaan yang dapat dikeluarkan karen pada dasarnya memang hal tersebut tidak dapat
dibenarkan sama sekali.

III. B SARAN

Guna menciptakan Negara serta masyarakat yang lebih baik, tidak ada salahnya kita
mulai dari diri kita dengan memahami apa itu Hak Asasi Manusia, memahami sistematika
hukum di Indonesia, serta saling menayadarkan apabila ada perbuatan menyimpang dan juga
menyaring budaya luar karena efek globalisasi ini.

11 | P a g e
Footnote

Bab 1

Bagian 1A (latar belaksang masalah) paragraf 4

Judul sumber : MUI minta MK tolak perkawinan berda agama

Oleh: Agus Sahbani / Hukum online

Bab 1

Bagian 1A ( latar belakang masalah ) paragrah 5

Judul sumber : Wikipedia

Bab 2

Bagian II A ( Pengertian HAM ) paragraf 4-88

Judul sumber : Pengertian HAM menurut ahli

Oleh: Kompas.com

Bab 2

Bagian II B ( hubungan HTN dan HAM ) paragraf 1-4

Judul sumber : relevansi HAM dan presfektif Hukum di Indonesia

Oleh: Ritkyana Tri Nandini, Anita Trisiana, Dina Yeti Utami

Pragraf 5-9

Judul : HAM dalam hukum tata negara

Oleh : Bryan Patra Silitonga

Bab 2

Bagian II C ( Penyalahgunaan HAM ) paragraf 8-9

Judul : MUI minta MK tolak perkawinan beda agama

Oleh: Hukum Online

12 | P a g e
Bab 2

Bagian II C ( Paragraf 13)

Judul : Kronologi PN Surabaya Kabulkan Permohonan Pernikahan Beda Agama

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-61897071

https://www.hukumonline.com/berita/a/mui-minta-mk-tolak-perkawinan-beda-agama-
lt62aaf629ec40e?page=all

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai