Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAK EKONOMI DALAM PERSPEKTIF


HAK ASASI MANUSIA

OLEH:

FITRI FEBRIYANTI
NIM.1921077

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb pemilik seluruh alam.
Shalawat teriring salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan umatnya yang mengikuti
hingga akhir zaman.
Sebuah anugerah terbesar dari Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “hak ekonomi dalam perspektif hak asasi manusia”. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu sehingga dapat terselesaikannya makalah ini dengan baik. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat.
Sinjai, 25 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Sampul........................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM).........................................................3
B. Hak ekonomi Dalam Perspektif HAM...........................................................4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.
Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu
hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.
HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada
era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup
tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik
untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil
judul “Hak Asasi Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang
harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah
merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.
Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Negara berkewajiban
mensejahterakan seluruh warga negaranya dari kondisi kemiskinan sebagaimana
diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Masalah kemiskinan merupakan hal yang kompleks
karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya
pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

1
Instrumen HAM yang memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak
ekonomi, sosial dan budaya (Ekosob) adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya. Sebagai hak positif (positive rights) cara pemenuhannya diukur dengan
seberapa jauh kehadiran tanggung jawab Negara dalam pemenuhan hak-hak yang
masuk dalam kategori Ekosob. Ratifikasi ini mempertegas tanggung jawab
negara sebagai pengemban kewajiban (duty bearer) untuk dapat memenuhi
kebutuhan minimal hak-hak ekosob yaitu kemampuan negara menyediakan
prasarana dan keahlian yang minimal dalam fasilitas penyediaan pangan,
pendidikan, kesehatan, perumahan dan pekerjaan yang memungkinan bagi setiap
individu anggota komunitas di satu wiayah negara baik di tingkat pusat maupun di
daerah-daerah untuk hidup minimal dengan layak (right to livelihood).
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu : HAM
tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)?
2. Bagaimana Hak Ekonomi dalam Perspektif HAM?

C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Mengetahui serta memahami Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
secara umum.
2. Mengetahui serta memahami Hak Ekonomi dalam Perspektif HAM.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Definisi atau pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak yang
melekat pada diri manusia sejak manusia lahir yang tidak dapat diganggu gugat
dan bersifat tetap. kita sebagai warga negara yang baik tentunya haruslah saling
menghormati satu sama lain dengan tidak membedakan ras, agama, golongan,
jabatan ataupun status sosial.
Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) (Human Rights) secara universal
HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir sampai mati
sebagai anugerah dari tuhan YME. semua orang memiliki hak untuk menjalankan
kehidupan dan apa yang dikendakinya selama tidak melanggar norma dan tata
nilai dalam masyarakat. Hak asasi ini sangat wajib untuk dihormati, dijunjung
tinggi serta dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah. setiap orang sebagai
harkat dan martabat manusia yang sama antara satu orang dengan lainnya yang
benar-benar wajib untuk dilindungi dan tidak ada pembeda hak antara orang satu
dengan yang lainnya.1
Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) (Human Rights) HAM adalah hak
fundamental yang tak dapat dicabut yang mana karena ia adalah seorang manusia.
Jack Donnely, mendefinisikan hak asasi tidak jauh berbeda dengan
pengertian di atas. Hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata
karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya
oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata
berdasarkan martabatnya sebagai manusia dan hak itu merupakan pemberian dari
tuhan yang maha esa.
Sementara menurut John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang
dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak
dapat diganggu gugat. John Locke menjelaskan bahwa HAM merupakan hak
1
Wahjono, Padmo. 1983. Indonesia Negara Berdasar Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia;
Hal 46

3
kodrat pada diri manusia yang merupakan anugrah atau pemberian langsung dari
tuhan YME.
Secara filosofis, pandangan menurut hak asasi manusia adalah, "jika
wacana publik masyarakat global di masa damai dapat dikatakan memiliki bahasa
moral yang umum, itu adalah hak asasi manusia." Meskipun demikian, klaim yang
kuat dibuat oleh doktrin hak asasi manusia agar terus memunculkan sikap skeptis
dan perdebatan tentang sifat, isi dan pembenaran hak asasi manusia sampai
dijaman sekarang ini. Memang, pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan
"hak" itu sendiri kontroversial dan menjadi perdebatan filosofis terus (Shaw,
2008)
Diatas merupakan sedikit pengertian dari HAM, dewasa ini banyak sekali
pengertian HAM menurut beberapa pendapat, dan sampai sekarang pun HAM
masih belum jelas, karena setiap individu itu mempunyai pemikiran pemikiran
masing masing tentang ham.

B. Hak ekonomi Dalam Perspektif HAM


Di dalam Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan : “Tiap-tiap
warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam Pasal 28D ayat (2) Perubahan UUD 1945
ditentukan :Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Selanjutnya khusus mengenai perekonomian diatur dalam Pasal 33
Perubahan UUD 1945 yaitu :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

4
Penelusuran dalam kepustakaan ditemukan bahwa hak asasi manusia bidang
ekonomi adalah hak yang berkaitan dengan akitivitas perekonomian, perburuhan,
hak mempero!eh pekerjaan, perolehan upah dan hak ikut serta dalam serikat
buruh.
Hak memperoleh Pekerjaan
Deklarasi Umum Persenkatan Bangsa-dangsa (PBB) tentang HAM, dalam
pasal 23 ayat (1) menentukan “setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan
bebas memilih pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta
baik dan atas perlindungan terhadap pengangguran.
Dalam International Covenant on Economc, Social and Cultural 1966,
pasal 6 ayat (1) menentukan “negara-negara peserta perjanjian ini mengakui hak
untuk bekerja yang meliputi setiap orang atas kesempatan memperoleh nafkah
dengan melakukan pekerjaan yang secara bebas dipilihnya atau diterimanya dan
akan mengambil tindakan-tindakan yang layak dalam melindungi hak ini”.
Kecuali itu, dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999
menentukan :”setiap warga negara sesuai dengan bakat, kecakapan dan
kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak (ayat 1). Selain itu ditentukan
“setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan
berhak pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan yang adil (ayat 2).
Setiap orang baik pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang
sama, sebanding, setara atau serupa berhak atas upah serta syarat-syarat perjanjian
kerja yang sama (ayat 3).
Sedangkan ayat 4 menentukan “ setiap orang baik pria maupun wanita
dalam rnelakukan pekerjaan yang sepadan dengan martabat kemanusiaannya
berhak atas upah yang adil sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin
kelangsungan kehidupan keluarga.
Hak mendapat upah yang sama
Untuk menciptakan keadilan, maka perolehan upah antara pria dan wanita
diharapkan tidak berbeda dalam hal jenis kelamin dan kualitas pekerjaan yang
sama. The Universal Declaration of Human Rights 1948, dalam pasal 23 ayat (2)

5
menentukan “setiap orang dengan tidak ada perbedaan, berhak atas pengupahan
yang sama untuk pekerjaan yang sama”.
Hal yang sama juga diatur secara rinci dalam pasal 7 International
Covenant on Economic, Social and Cultural menetukan “negara-negara peserta
perjanjian mcngakui hak setiap orang akan kenikmatan kondisi kerja yang adil
dan menyenangkan yang mejamin :
a. Pemberian upah bagi semua pekerja, sebagai minimum dengan :
1) Gaji yang adil dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama
nilainya tanpa perbedaan apapun, terutama wanita yang dijamin
kondisi kerjanya tidak kurang dan kondisi yang dinikmati oleh pria,
dengan gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama.
2) Penghidupan yang layak untuk dirinya dan keluarganya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam perjanjian.
b. Kondisi keja yang aman dan sehat;
c. Persamaan kesempatan untuk setiap orang untuk dipromosikan
pekerjaannya ke tingkat yang lebih tinggi, tanpa pertimbangan lain kecuali
senioritas dan kecakapan;
d. Istirahat, santai dan pembatasan dan jam kerja yang layak dan liburan
berkala.dengan upah dan juga upah pada hari libur umum.
Hal yang sama dalam hukum positif Indonesia diatur dalam pasal 38
Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia.
– Hak ikut serta dalam Serikat Buruh.
Piagam dalam Dekiarasi Umum Perserikatan Bangsa Bangsa 1948, pada
pasal 23 ayat (4) menentukan :”setiap orang herhak mendirikan dan memasuki
serikat-serikat kerja untuk melindungi kepentingannya.
Pengaturan dalam Perjanjian International Tahun 1966 tentang HAM
ekonomi, sosial dan budaya, pada pasal 8 antara lain menentukan :
1. Negara-negara Peserta Perjanjian berusaha menjamin :
 hak setiap orang membuat serikat buruh dan menjamin anggota serikat
buruh menurut pilihannya, hanya tunduk pada peraturan organisasi
yang bersangkutan, demi promosi dan perlindungan bagi kepentingan

6
ekonomi dan sosialnya. Tidak boleh dikenakan pembatasan-
pembatasan terhadap pelaksanaan hak ini kecuali yang diatur dengan
undang-undang dan yang diperlukan dalam masyarakat demokrasi bagi
kepentingan keamanan nasional atau ketertiban umum atau demi
perlindungan terhadap hak dan kebebasan orang lain ;
 hak serikat buruh untuk mendirikan federasi atau konfederasi nasional
dan hak konfederasi membentuk atau menjadi organisasi senikat buruh
internasional;
 hak serikat buruh untuk berperan secara bebas, tanpa pembatasan
kecuali yang diatur oleh undang-undang dan yang diperlukan dalam
masyarakat demokrasi demi kepentingan keamanan nasional atau
ketertiban umum atau demi perlindungan terhadap hak dan kebebasan
orang lain;
 hak mogok, asalkan sesuai dengan hukum dari negara-negara tertentu.
2. Pasal ini tidak mencegah pengenaan pembatasan hukum terhadap
pelaksanaan hak-hak ini oleh anggota-anggota angkatan bersenjata atau
kepolisian atau pementah negara yang bersangkutan.
3. Tidak ada sesuatu dalam pasal ini yang akan memberi wewenang kepada
negara negara Peserta pada Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional
1948 tentang kebebasan Perserikatan dan Perlindungan terhadap hak
berorganisasi guna membuat Undang-undang sedemikian rupa yang akan
merugikan, jaminan-jaminan yang ditentukan dalam Konvensi tersebut.
Pengaturan yang sama secara yuridis formal juga diakui di Indonesia yaitu
melalui Undang-undang HAM pasal 39. Disebutkan, setiap orang berhak untuk
mendirikan serikat pekerja dan tidak boleh dihambat untuk menjadi anggotanya
demi melindungi dan memperjuangkan kepentingannya serta dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. (Dikutif dari Johanes Usfunan; 2002 : 11-13)

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
Hak asasi manusia di bidang ekonomi di atur dalam :
 Pasal 27 ayat (2) Tiap-tiap warga negaraberhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 28D ayat (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
 Pasal 33 ayat (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan. Ayat (2) Cabang-cabang produksi yang penting
bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara. Ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Ayat (4) Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.

8
 DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Dasar 1945


Arinanto, Satya. 2003. Hak Asasi Manusia Dalam Transisi Politik Indonesia,
Jakarta:FH-UI;
Bahar, Safroedin. 1996. Hak Asasi Manusia, Analisis Komnas HAM dan Jajaran
Hankam/ABRI. Jakarta: Pustaka SinarHarapan;
Wahjono, Padmo. 1983. Indonesia Negara Berdasar Hukum. Jakarta: Ghalia
Indonesia;

Anda mungkin juga menyukai