Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI INDONESIA

DOSEN : Drs. Tri Bambang A.K, M. Pd

KELOMPOK 7 :

1. Faradila Lativa Ahmad 1516619042


2. Manisa Anjeli 1516619049
3. Nadya Nur Azizah 1516619047
4. Salwa Salsabyla Sahid 1516619036
5. Safira Permata Wulandari 1516619027
6. Mayang Madana L 1516619033

PENDIDIKAN VOKASIONAL TATA RIAS


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 01 November 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI .......................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pelanggaran HAM............................................................................2
B. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia..............................................3
C. Bentuk-bentuk Hak Asasi Manusia....................................................................3
D. Instrumen HAM..................................................................................................4
E. Macam Pelanggaran HAM.................................................................................5
F. Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia.............................................................6
G. Lembaga Perlindungan HAM.............................................................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................9
B. Saran ..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi.Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang
lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia
itu dilahirkan.Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan
kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita
dapat hidup sebagai manusia.Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata
karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian
negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia
lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari
Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak
dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi.
Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat
universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat
diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri
dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam
bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian HAM
Hak merupakan unsur normative yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu dengan instansi. Hak
merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Dalam Undang Undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak
yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai
suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap
individu, masyarakat atau negara.
1) pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut para ahli
Hak asasi manusia sudh memiliki cabang ilmu sendiri untuk
mempelajarinya. Untuk itu ada beberapa pengertian hak asasi manusia dari
para ahli yang mengemukakan cabang ilmu tentang hak asasi manusia.
• HAM menurut Jhon Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan Tuhan kepada
manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di
dunia ini yang bisa mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan
suci.
• HAM Menurut Jan Materson
Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB. Menurutnya HAM
adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia
mustahil hidup sebagai manusia.
• HAM menurut miriam budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir didunia. Hak itu
sifatnya universal,karna hak dimiliki tanpa adanya perbedaan. Baik itu ras,
jenis kelamin, suku dan agama.
• HAM menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto
Ham adalah suatu hak yang bersifat mendasar. Hak yang dimiliki manusia
sesuai dengan kodratnya yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan.
Kesimpulan dari berbagai pengertian HM diatas adalah suatu
kebutuhan mendasar yang harus dimiliki oleh manusia sejak dirinya dalam
kandungan.

2
B. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa,


serta sangat sejalan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.Indonesia telah
ikut bersama negara lain untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa
kemanusian dalam perundangan, sebab hal tersebut merupakan
fundamental.Pancasila sebgai dasar negara Indonesia sepenuhnya mendukung dan
menjungjung tinggi penegakan Hak Asasi Manusia. Diawal kemerdekaan
Indonesia, tokoh seperti Mochammad Hatta merupakan orang yang paling vocal
dalam menyuarakan HAM.Indonesia dalam memperjuangkan haknya sebagai
bangsa harus melewati beberapa fase, seperti halnya pembentukan organisasi.
Organisasi yang didirikan tersebut mewadahi banyak orang dimana untuk merasa
sadar bersama – sama memiliki hak – hak yang harus diperjuangkan dan dicapai.
Organisasi – oraganisasi yang dibangun memperjuangkan hak – hak
masyarakat dengan cara berbeda, namum pada hakikatnya memiliki tujuan yang
sama untuk menghapuskan kolonialisme di tanah Indonesia. Sehingga dengan
begitu, masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia yang seutuhnya karena hak
kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi Oetomo memperjuangkan hak
masyarakat dan kemanusian lewat petisi – petisi dan surat yang disampaikan
kepada kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat Islam yang berusa
memperjuangkan hak – hak kemanusiaan dan menghilangkan diskriminasi secara
rasial.

C. Bentuk Bentuk Hak Asasi Manusia


Secara universal pembagian hak asasi manusia adalah sebagai berikut:
a. Hak-hak asasi pribadi atau “personal rights” yang meliputi kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan
sebagainya.
b. Hak-hak asasi ekonomi atau “property rights”, yaitu hak untuk memiliki
sesuatu, membeli dan menjualnya, serta memanfaatkannya.
c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau yang disebut “rights of legal equality”.
d. Hak-hak asasi politik atau “political rights”, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak
mendirikan partai politik, dan sebagainya.
e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau “social and culture rights”,
misalnya hak untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan
sebagainya.
f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau “procedural rights”, misalnya peraturan dalam hal
penangkapan, penggeledahan, peradilan, dan sebagainya.

3
D. Instrumen HAM
Instrumen HAM yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Pancasila
Nilai-nilai Pancasila yang terwujud dalam lima sila merupakan landasan
bagi pengembangan hak asasi manusia. Pancasila terutama sila kedua menjadi
dasar normatif bagi pengembangan hak asasi manusia. Sila kedua Pancasila
memberikan pedoman bahwa bangsa Indonesia mengakui sepenuhnya persamaan
harkat dan martabat manusia.
b. Undang-Undang Dasar 1945
Di dalam pembukaan UUD 1945 terdapat suatu pernyataan yang
mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan HAM yang berbunyi :
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Dari pernyataan tersebut sangat jelas bahwa dalam jiwa bangsa Indonesia
sudah tertanam bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, secara
universal semua bangsa menginginkan adanya kemerdekaan dan kebebasan tanpa
membedakan agama, etnis, golongan. Dengan pernyataan tersebut telah
membuktikan bahwa negara Indonesia mendukung dan mengakui sepenuhnya hak
asasi manusia diberlakukan di seluruh dunia.
Selain tercantum dalam pembukaan, dalam batang tubuh UUD 1945 hak-
hak tersebut diatur sebagai berikut :
1). Pasal 27 ayat 1 : hak atas kesamaan hukum dan pemerintah
2). Pasal 27 ayat 2 : hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3). Pasal 27 ayat 3 : hak untuk membela negara
4). Pasal 28 : kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pikiran
5). Pasal 28 a sampai j : hak asasi manusia
6). Pasal 29 ayat 2 : kemerdekaan beragama dan beribadah
7). Pasal 30 : hak atas usaha pertahanan dan keamanan negara
8). Pasal 31 : hak mendapat pendidikan
9). Pasal 32 : hak mengembangkan dan memelihara budaya
10). Pasal 33 : hak kehidupan ekonomi
11). Pasal 34 : hak atas jaminan sosial
c. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang
berisi piagam hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia. Hak - hak yang
diatur dalam ketetapan tersebut adalah:
1). Bab I tentang hak untuk hidup
2). Bab II tentang hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3). Bab III tentang hak mengembangkan diri
4). Bab IV tentang hak keadilan
5). Bab V tentang hak kemerdekaan
6). Bab VI tentang hak atas kebebasan informasi
7). Bab VII tentang hak keamanan
8). Bab VIII tentang hak kesejahteraan

4
d. Undang-undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-undang ini selain mengatur hak asasi manusia juga mengatur
kewajiban, tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam menegakkan hak asasi
manusia.
Macam-macam hak asasi manusia menurut UU No 39 tahun 1999 adalah
sebagai berikut :
1). Hak untuk hidup
2). Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3). Hak mengembangkan diri
4). Hak memperoleh keadilan
5). Hak atas kebebasan pribadi
6). Hak atas rasa aman
7). Hak kesejahteraan
8). Hak turut serta dalam pemerintah, hak wanita dan
9). Hak anak
e. Undang-undang No 26 tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-undang ini mengharapkan terwujudnya Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Pengadilan Hak Asasi Manusia digunakan untuk menyelesaikan
masalah pelanggaran HAM yang berat dan mengembalikan keamanan dan
perdamaian di Indonesia
f. Peraturan perundang-undangan lain yang pada hakikatnya memuat adanya
jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Peraturan tersebut antara lain
sebagai berikut:
1). Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
2). UU tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum
3). UU partai politik
4). UU tentang Kepolisian Negara RI
5). UU tentang Pemilu
6). UU Pers
7). UU tentang pertahanan negara
Dengan dikeluarkannya undang-undang tentang hak asasi manusia
akan memberikan harapan perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik.
Pemerintah adalah penanggung jawab utama dalam hal perlindungan, penegakan
dan pemenuhan hak asasi manusia. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah
tersebut meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan bidang lain.

E. Macam Pelanggaran HAM


Pelanggaran HAM dapat dikelompokan menjadi 2 macam yaitu pelanggaran
HAM berat dan pelanggaran HAM ringan.Kejahatan genosida dan kejahatan
kemanusiaan termasuk dalam pelanggaran HAM yang berat.
Kejahat genosida itu sendiri berdasarkan UU No.26/2000 tentang pengadilan
HAM adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok, bangsa, ras,
kelompok etnis dan kelompok agama.
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukan secara langsung terhadap

5
penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan kemerdekaan atau perampasan
kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggaran (asas-asas)
ketentuan pokok hokum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan
seksual, pelacuran secarapaksa atau bentuk- bentuk kekerasan seksual lain yang
setara , penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentuatau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan,etnis, budaya, agama, jenis
kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara paksa, dan
kejahatan apartheid.
F. Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia

1) Peristiwa G30S/PKI

Gerakan 30 September, Gestapu, atau juga Gestok adalah sebuah peristiwa


yang terjadi selewat malam pada tanggal 30 September sampai awal bulan
selanjutnya tahun 1965 ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta
beberapa orang yang lain dibunuh dalam suatu usaha kudeta.

2) Kasus Munir Said Thalib


Munir Said Thalib yang lebih dikenal sebagai munir. Ia adalah seorang
aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir banyak menangani berbagai kasus,
terutama kemanusiaan dan pelanggaran HAM. Namun, kematian Munir masih
menjadi sebuah misteri hingga sekarang. Munir tewas dibunuh setelah hasil otopsi
menyebutkan bahwa ada racun arsenik di dalam tubuhnya. Munir dibunuh di
udara, ia tewas di pesawat terbang ketika bertolak ke Amsterdam, Belanda untuk
melanjutkan studi.

3) Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998,
terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari
jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978 - 1998), Heri
Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975
- 1988). Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di
tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

G. Lembaga Perlindungan HAM

1) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)


Komnas HAM dibentuk dengan Kepres No. 50 tahun 1993, kemudian
mengalami beberapa penyesuaian setelah dikeluarkannya UU No. 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia yang didalamnya mengatur Komnas
HAM (Bab VIII pasal 7599). Tujuan Komnas HAM menurut UU No. 39
tahun 1999 sebagai berikut:

6
- Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak
asasi sesuai Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB dan Deklarasi
Universal HAM
- Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
guna berkembangnya pribadi manusia seutuhnya dan
kemampuannya berparti sipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Sedangkan fungsi Komnas HAM adalah sebagai lembaga: 1)
Pengkajian dan penelitian hak asasi manusia 2) Penyuluhan tentang
hak asasi manusia 3) Pemantauan tentang hak asasi manusia
Anggota Komnas HAM dipilih oleh DPR berdasarkan usulan dari Komnas
HAM dan diresmikan oleh Presiden. Komnas HAM terdiri dari 35 orang
anggota, dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh dua wakil ketua.
Masa jabatan anggota Komnas HAM adalah lima tahun dan setelah
berakhir dapat diangkat kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
Siapapun dapat mencalonkan diri sebagai anggota Komnas HAM asalkan
memenuhi syarat.

2) Pengadilan HAM
Pengadilan hak asasi manusia di Indonesia dibentuk berdasarkan
Undang-undang No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Berdasarkan Undang-undang tersebut diatur bahwa Pengadilan
Hak Asasi Manusia merupakan Pengadilan Khusus yang berada di
lingkungan Pengadilan Umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau
kota. Untuk daerah khusus ibukota Jakarta Pengadilan HAM
berkedudukan di setiap wilayah Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
Tugas dan wewenang pengadilan HAM sebagai berikut :
- Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat
- Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat yang
dilakukan oleh WNI di luar batas territorial wilayah negara RI
- Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus
perkara pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan oleh
seseorang yang berumur dibawah 18 tahun pada saat kejahatan
dilakukan.

3) Lembaga Bantuan Hukum (LBH)


Lembaga Bantuan Hukum adalah organisasi independen yang
memberi bantuan dan pelayanan hukum kepada masyarakat. Lembaga ini
biasanya dikelola secara mandiri oleh para aktivis yang memiliki
kepedulian tinggi untuk memajukan penegakan keadilan. Mereka
membantu para korban kejahatan HAM atau pihakpihak lain yang
mengalami ketidakadilan hukum.
Peran Lembaga Bantuan Hukum diantaranya sebagai berikut:
- Relawan yang membantu kepada pihak-pihak yang
membutuhkan bantuan di bidang hukum.
- Membela dan melindungi hak asasi manusia.

7
- Penyuluh dan penyebar informasi di bidang hukum dan hak-hak
asasi manusia.

4) Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi


Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum dibentuk oleh Perguruan
Tinggi yang mempunyai Fakultas Hukum. Hal ini dilakukan sebagai salah
satu perwujudan Tri Dharma Penguruan Tinggi yakni pengabdian kepada
masyarakat. Keberadaan lembaga ini diharapkan bisa membantu
masyarakat terutama pihak-pihak yang sedang memperjuangkan keadilan
hukum dan HAM.
Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum mempunyai peran sebagai
berikut :
- Sebagai kantor pusat kegiatan untuk memberikan layanan
kepada semua pihak yang ingin berkonsultasi dan meminta
bantuan di bidang hokum dan HAM.
- Pelaksana program Tri Darma perguruan tinggi di bidang
hukum dan hak asasi manusia.
- Wahana pelatihan pembelaan dan penegakan Hukum dan HAM

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
berlaku. Pelanggaran HAM dapat dikelompokan menjadi 2 macam yaitu
pelanggaran HAM berat dan pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM dapat
dilakukan oleh pihak Negara dan bukan Negara.

B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Asvi Warman. 2009. Membongkar Manipulasi Sejarah, Kontroversi


Pelaku dan Peristiwa. Jakarta : Kompas

Baharudin, JH. 2006. Detik-Detik yang Menentukan:  Jalan Panjang Indonesia


Menuju Demokrasi. Jakarta: TCH Mandiri.

Pambudi, A. 2007. Kontroversi Kudeta Prabowo. Yogyakarta: Media Pressindo.

Poesponegoro, MD dan Nugroho Notosusanto. 1993. Seajarah Nasional


Indonesia Jilid V. Jakarta : Balai Pustaka.

Ricklef, MC. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : Serambi.

Smith, Rohna K.M. 2008. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta : Pusat Studi
Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII) Yogyakarta

Zen, Kiplan. 2004. Konflik dan Integrasi TNI AD. Jakarta: Instute for Policy
Studies.

Zon, Fadli. 2009. Politik Huru Hara Mei 1998. Jakarta : Instute for Policy Studies

Pour, Julius. 2011.Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan & Petualang


. PT KompasMedia Nusantara. Jakarta.

Muhammad Rizky Widhiarto, Eddy Riffa’i, Tri Andrisman. ANALISIS


PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATASAN MILITER TERHADAP TINDAK
PIDANA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT (Studi Kasus Talang
Sari). Unila

Muhammad Rizky Widhiarto, Eddy Riffa’i, Tri Andrisman. ANALYSIS OF


CRIMINAL ACCOUNTABILITY MILITARY SUPERIORS THE

10
COMMISSION OF A CRIME AGAINST HUMAN RIGHTS ABUSES
HEAVILY. Unila

Dimas Prayoga. Hak Asasi Manusia. UNJ

Devira Fajri Nur. KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA


DALAM PERSPEKTIF PANCASILA. UNJ

Nena yohana wati. Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.
UNJ

https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-g30spki/

11

Anda mungkin juga menyukai