Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Syamian SH, M.Hum

oleh

Iga Berliana Gustia Sari

30201504139

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2015
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Terima kasih saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat kehadiratnya saya
dapat menulis makalah tentang pendidikan Kewarganegaraan ini.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya yang sudah merestui untuk menyusun makalah tentang
Pendidikan Kewarganegaraan dalam rangka menyelesaikan tugas pertama, pada
semester ini.
2. Syamiah,SH.,MH yang telah membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman kelas B yang telah mendukung saya
Tujuan saya membuat makalah ini agar bisa mengetahui berbagai ilmu dan pengetahuan
yang lebih tentang Pendidikan Kewarganegaraan secara lebih spesifik. Dan bisa menambah
wawasan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kendal, 24 September 2015

Iga Berliana Gustia Sari

2
DAFTAR ISI

Judul
Kata Pengantar II
Daftar Isi III
BAB I: PENDAHULUAN
1.1: Latar Belakang 4
1.2: Tujuan Penulisan 4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1: Kewarganegaraan 5
2.2: Fungsi Kewarganegaraan 5
2.3: Pengertian Kewarganegaraan 6
2.4: Kedudukan Warga Negara di Indonesia 8
2.5: Penentuan Warga Negara 8
2.6: Masalah yang Tibul dalam Penentuan Kewarga Negaraan 9
2.7: Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia 9
2.8: Menghargai Persamaa Kedudukan Warga Negara di Indonesia 11
BAB III : PENUTUP
3.1 : Kesimpulan 12
3.2 : Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 14

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai Warga Negara dan masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah
terjamin haknya dan mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari
kemungkinan menjadi ‘statless’ atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang
bersamaan, setiap negara tidak boleh membiarkan seseorang memiliki dua status
kewarganegaraan sekaligus. Itulah sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara
negara-negara modern untuk menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut oleh karena
itu disamping pengaturan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses
pewarganegaraan (naturalisasi) tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang lebih
sederhana, yaitu melalui regristrasi biasa.
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya enganut prinsip ‘ ius
sanguinis’,mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan sttus kewarganegaraan
melalui prinsip kelahiran. Sebagai contoh banyak warga keturunan China yang masih
berkewarganegaraan China atau pun yang memiliki dwi-kewarganegaraan antara Indonesia
dan China, tetapi bermukim di Indonesia dan memiliki keturunan di Indonesia. Terhadap
anak-anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan tidak berusaha untuk mendapatkan status
kewarganegaraan dari asal orangtuanya, dapat saja diterima sebagai warga negara Indonesia
karena kelahirannya. Kalapunhal ini dianggap idak sesuai dengan prinsip dasar yang dianut,
sekurang-kurangnya terhadap mereka itu dapat dikenakan ketentuan mengenai
kewaganegaraan melalui proses registrasi bisa, bukan melalui proses naturalisasi yang
mempersamakan kedudukan mereka sebagai orang asing sama sekali.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun Tujuan Penuliasan dalam makalah Kewarganegaraan sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan
2. Menambah pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan
3. Membahas secara sederhana peranan warga Negara

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kewarganegaraan
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu
(secara khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
politik. Seseorang dengan keanggotaan yng demikian disebut warga negara.seorang warga
negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya. Kewarganegaraan merupakan
bagian dari onsep kewargaan. Di dalam pengertian ini warga suatu kota atau kabupaten
disebut sebagai warga kota atau kabupaten, karena keduanya merupakan satuan politik.
Dalam otonomi daerah, kewarganegaraan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan
politik akan memberikan hak ( biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangssaan ( nationality). Yang
membedakan adalah hak-hak untukaktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk
memiliki kebangsaan tanpa menjadi warga negara( contoh secara hukum merupakan subyek
suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik).
Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota dari suatu bangsa.
Di bawah ini teori kontrak sosial status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan
kewajiban. Dalam filosofi “kewarganegaraan aktif” seorang waga negara diisyaratkan untuk
menyumbangkan kemampuanya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi,
layanan publik, kerja sukarela,dan berbagai kegiatan lainya.

2.2 Fungsi Kewarganegaraan


Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian,
maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk
memberikan kompetensi sebagai berikut:

a) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.


b) Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lain.
5
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

2.3 Pengertian Kewarganegaraan


Seorang warga negara Indonesia adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga
negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan kartu tanda penduduk,apabila
telah berusia lebih dari 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor
diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan
dalam tata hukum internasional.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU No.12 tahun 2006 tentang
kewarganegaraan republik Indonesia. Menurut UU ini yang menjadi warga negara Indonesia
adalah :
 Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
 Anak yang lahir dari perkawinan yang syah dari ayah dan ibu WNI
 Anak yang lahir dari perkawinan yang syah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing ( WNA) atau sebaliknya
 Anak yang lahir dari perkawinan yang syah dari seorang ibu WNI dan ayah tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
 Anak yang lahir dalam tenggang waktu 30 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang syah dan ayahnya seorang WNI
 Anak yang lahir di luar perkawinan yang syah dari ibu WNI
 Anak yang lahir di luar perkawinan yang syah dari ibu WNAyang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak berusia 18 tahun
atau belum kawin.
 Anak yang lahir di wilayah Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya
 Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Indonesia selama ayah dan ibunya tidak
diketahui
 Anak yang baru lahir di Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadadanya
 Anak yang baru lahir di luar Indionesia dari ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari
negara tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan

6
 Anak dari seorang ayah atau ibu yang dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibu itu meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia
 Selain it diakui juga sebagai WNI bagi
 Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang syah, belum berusia 18 tahun dan belum
kawin diakui secara syah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
 Anak WNI yang belum berusia 5 tahun yang diangkat secara syah sebagai anak oleh
WNA berdasarkan pengadilan
 Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin berada dan bertempat tnggal di
Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
 Anak WNI yang belum berusia 5 tahun dan dan diangkat anak secara sah menurut penetan
pengadilan sebagai anak WNI

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi
sebagai berikut
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin berada dan bertempat tinggal di
Indonesia , yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
2. anak warga negara asing yang belum berusia 5 tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia
3. Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut diatas dimungkinkan
pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan.
Warga negara asing yang kawin secara syah dengan warga negara Indonesia dan telah
tinggal di Indonesia sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut
dapat menyampaikan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang,
asalkan tidak mengakibatkan kewargaegaraan ganda.
4. Berbeda dari UU kewarganegaraan terdahulu UU kewarganegaraan tahun 2006 ini
memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak yang berusia
sampai 18 tahun dan belum kawin pada usia tersebut. Pengaturan lebih lanjut
mengenai hal ini dicantumkan pada peraturan pemerintah no.2 tahun 2007
5. Dari UU ini terlihat bahwa secara prinsip republik Indonesia menganut asas
kewargaan ius sangiusis ditambah dengan ius soli (lihat poin 8-10) dan
kewarganegaraan ganda terbatas ( poin 11)

7
2.4 Kedudukan Warga Negara di Indonesia
Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, Kedudukan warga negara pada dasarnya
adalah sebagai pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka
Indonesiamempunyai kedudukan yang sama dengan negara lain di dunia, pada dasarnya
kedudukan warganegara bagi negara Indonesia diwujudkan dalam berbagai peraturan
perundang-undangan tentangkewarganegaraan, yaitu :1. UUD 1945Dalam konteks UUD
1945, Kedudukan warga negara dan penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :
 Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
 Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesai.
 Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.2. UU No. 3 tahun
1946Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan Penduduk negara adalah
peraturan Merivasidibawah dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan
kedudukan Negara RI denganwarga negaranya dan kedudukan penduduk negara RI.3. UU
No. 62 tahun 1958UU No.62 tahun 1958 merupakan penyempurnaan dari UU tentang
kewarga negaraan yangterdahulu.
 UU No. 62 tahun 1958 tenang kewarganegaraan RI merupakan produk hukumderivasi
dari pasal 5 dan 144 UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih berlaku dan tetapdigunakan
sebagai sumber hakum yang mengatur masalah kewarganegaraan di Indonesai
setelahkurang lebih 48 tahun berlaku, dan saat ini dinilai sudah tidak sesuai lagi.
 Pernasalahan kewarganegaraan yang semakin kompleks ternyata tidak mampu ditampung
oleh undang-undang ini.4. UU No.12 tahun 2006 RUU Kewarganegaraan yang baru ini
memuat beberapa subtansi dasar yang lebih revolusioner dan aspiratif, seperti :
1. Siapa yang mnjadi warga negara Indonesia
2. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesi
3. Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
4. Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia
5. Ketentuan pidan

2.5 Penentuan Warga Negara


Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, suatu negara tidak boleh melanggar
prinsip-prinsip internasional dalam hal penentuan kewarganegaraan. Asas-asas tersebut adalah
:

8
 Suatu negara tidak boleh memasukkan orang-orang yang tidak ada hubungannya
sedikitpun dengan negaranya, misalnya Indonesia tidak bias mengangkat orang-orang
yang tinggal di kutub selatan sebagai warga negaranya.
 Suatu negara tidak boleh menentukan kewarganegaraan berdasarkan unsur-unsur
primordial yang dirasakan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum umum.
Misalnya, Indonesia tidak dapat menyatakan bahwa yang dapat menjadi warga negara
Indonesia adalah orang-orang yang beragama islam saja, atau orang dari suku jawa
saja.
Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dengan dua asas :
 Asas Ius Soli, yaitu asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang di
tentukan dari tmpat di mana orang tersebut dilahirkan.
 Asas Ius Sangunis, yaitu asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasar keturunan dari orang tersebut. (kewarganegaraan orang tua)
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek
perkawinan yang mencakup asas kesatuan hokum dan asas persamaan derajat.
 Asas Persamaan Hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan
yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Berdasarkan asas ini diusahakan
status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan Satu.
 Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawian tidak menybabkan
perubahan status kewarganegaan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang sama
untuk menentukn sendiri kewarganegaraan, jadi mereka dapat berbeda
kewarganegaraan, seperti hanya ketika belum berkeluarga.

2.6 Masalah yang Tibul dalam Penentuan Kewarga Negaraan


Masalah yang paling sering timbul dalam problem kewarganegaraan ini adalah:
 Apatride, yaitu istilah untuk orang-orang yang yang tidak memiliki kewarganegaraan.
 Bipatride, yaitu istilah untuk orang-orang yang memiliki dua kewarganegaraan.
 Ada juga itilah ketika yaitu multipatride, yaitu istilah untuk orang-orang yang
memiliki lebih dari dua kewarganegaraan .

2.7 Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia


Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap individu
mendapat perlakuan yang sama dari negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam
konstitusi tertinggikita, yaitu UUD 1945 Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34.

9
berikut ini dijelaskansecara lebih rinci terntang persamaan kedudukan warga negara, dalam
berbagai bidangkehidupan.
1. Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahPasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa
“segala warga negara bersamaan kedudukannya didalamhukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak adakecualinya.” Pasal ini
juga memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian adanya hak asasidalam bidang
hukum dan politik.
2. Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (ekonomi)Pasal
27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan persamaan akan
keadilansosial dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi ekonomi warga negara dijamin dan
diatur pelaksanaanya.
3. Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik)Pasal 28 E ayat (3)
menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat, berkumpul,
danmengeluarkan pendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
demokratisdan memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negaranya
untuk melaksanakan hak dan kewajibannya dalam bidang politik.
4. Persamaan dalam HAM Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara
tertulis bahwa negara memberikandan mengakui persamaan setiap warga negara dalam
menjalankan HAM. Mekanisme pelaksanaan HAM secara jelas ditetapkan melalui pasal
28 A sampai dengan pasal 28 J.
5. Persamaan dalam agamaPasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dankepercayaannya itu.” Berdasar pasal ini tersurat
jelas bahwa begara menjamin persamaan setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai
dengan keinginannya. Agama dan kepercayaan terhadapTuhan YME dijalankan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
6. Persamaan dalam upaya pembelaan negara Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan
bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam upaya pembelaan negara.”
Lebih lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuan pertahanan dan keamanan negara.
Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui bahwanegara memberikan kesempatan
yang sama kepada setiap warga negara yang ingin membelaIndonesia.
7. Pesamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan Pasal 31 dan 32 UUD 1945
menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dankedudukan yang sama dalam
masalah pendidikan dan kebudayaan. Kedua pasal ini menunjukan bahwa begitu konsen
10
dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan warga negara Indonesia.Setiap warga
negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.
8. Persamaan dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial Persamaan kedudukan warga
negara dalam perekonomian dan kesejahteraan diatur dalam Bab XIV pasal 33 dan 34.
pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas
asas kekeluargaan dengan prinsip demokrasi ekonomi untuk kemakmuran rakyatsecara
keseluruhan. Selanjutnya pasal 34 memuat ketentuan tentang kesejahteraan sosial dan
jaminan sosial diman fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (pasal 1)
dannegara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayananumum yang layak (pasal 3)
2.8 Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara di Indonesia
Dalam NKRI, semua warga negar mempunyai kedudukan yang sama dalam bidang
ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, agama dan pertahanan keamanan.Berikut ini
dijelaskan lebih lanjut wujud persamaan kedudukan warga negara di indonesia dalam
berbagai bidang kehidupan.
1. Bidang ekonomi
Setiap individu memiliki kesamaan untuk melakukan usaha ekonomi seperti berdagang,
bertani, berkebun, menjual jasa, dsb. Untuk memenuhi dan meningkatkan taraf hidupnya.
2. Bidang budaya
Setiap warga negara mempunyai kesamaan hak dalam mengembangkan seni, misalnya
berkreasi dalam seni tari, seni lukisseni musik seni pahat seni bangunan dsb.
3. Bidang Politik
Setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni individu berhak memilih,
menjadianggota salah satu partai, atau mendirikan partai politik.
4. Bidang Hukum
Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk mengadakan
pembelaan, penuntutan, berperkara di depan pengadilan, dsb.
5. Bidang Agama
Setiap warga negara di berikan kedudukan yang sama dalam memeluk agama,
menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya, berpindah agama ataupun belajar tentang
agama tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.Sebagai warga negara yang baik serta
guna terwujudnya persamaan harkat dan martabatwarga negara sebagai manusia, secara
bersama-sama kita wajib saling menghargai ,menghormati prinsip persamaan kedudukan
sesama warga negara.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan
penuh rasa tanggung jawab. Kedua harus menyatu, maksudnya dikala hak-hak kita sebagai
warga negara telah didapatkan, maka kita juga harus menenuaikan kewajiban kita kepada
negara seperti: membela negara, ikut andil dalam mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal
yang positif yang bisa memajukan bangsa ini.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara itu.
Hak-Hak kita warga negara sebagai anggota masyarakat telah tercantum dalam Undang-
Undang Dasar sebagai berikut:
 Pasal 27 (2) : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupannya yang
layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
 Pasal 31 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
 Di samping adanya pasal-pasal yang menyebutkan tentang hak-hak warga negara, di
Undang-Undang Dasar juga terdapat di dalamnya tentang kewajiban-kewajiban kita
warga negara sebagai anggota masyarkat, adapun bunyinya sebagai berikut:.
 Pasal 27 (1) : Segala Warga negara…..wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
 Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

3.2 SARAN
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban Warga
Negara Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami
tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri ini. Sehingga, jika
ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. jika hak-hak sebagai

12
warga negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai
warga negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan,
kemakmuran, aman dan sejahtera.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/8536213/Kewarganegaraan_dan_Warga_Negara

http://softilmu.blogspot.co.id/2013/12/warga-negara-dan-kewarganegaraan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan

14

Anda mungkin juga menyukai