Disusun oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “ Hakikat dan pentingnya
kewarganegaraan “ yang dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini memuat
tentang hakikat dan pentingnya kewarganegaraan.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kapada pihak yang telah banyak
berperan penting dalam menyelesaikan makalah ini. Khusus nya bapak dosen yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Harapan kami makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai hakikat dan
pentingnya kewarganegaraan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….. 6
III.1 Kesimpulan…………………………………………………...... 15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai warga negara wajib membina hak dan kewajiban yang telah
diatur dalam UUD 1945 dengan baik. Tujuan agar generasi muda menjadi warga
negara yang baik. Indonesia telah mewajibkan untuk mempelajari Pendidikan
Kewarganegaraan di lima status, pertama sebagai mata pelajaran di sekolah.
Kedua, sebagai mata kuliah di Perguruan Tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang
pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan
guru. Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk
Penataran Pedoman Penghayatan (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah
dikelola oleh Pemerintah sebagai satuan crash program. Kelima, sebagai kerangka
konseptual dalam pemikiran individual dan kelompok pakar terkait.
4
I.2 Rumusan Masalah
1.3Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewarganegaraan
Menurut bahasa, memiliki arti anggota, peserta atau warga dari suatu
perkumpulan organisasi. Jadi, warga negara adalah warga atau anggota dari suatu
negara. Sering dijumpai kata warga negara, warga desa, warga masyarakat, warga
kota, sebagai arti anggota atau peserta. Sacara sederhana dapat disimpulkan arti
warga negara adalah anggota dari suatu negara.
a. Warga Negara
b. Petunjuk dari sebuah kota
c. Orang setanah air, sesama penduduk atau sesama warga negara
d. Bawahan atau kaula.
Pada masa lalu, dipakai istilah kawula negara (misalnya zaman Hindia
Belanda) yang menunjukan hubungan yang tidak sederajat dengan negara. Istilah
kawula memberi arti bahwa warga hanya sebagai obyek atau milik negara.
Sekarang Istilah warga negara sering digunakan untuk menunjukkan hubungan
yang sederajat antara warga dengan negaranya.
6
tersebut sudah seharusnya menjadi anggota negara itu. Namun dari sudut pandang
hukum orang tersebut tidak memiliki bukti ikatan hukum dengan negara.
B. Unsur Kewarganegaraan
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU
sebagi warga negara Republik Indonesia. Kepada setiap penduduk akan dierikan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) berdasarkan Kabupaten atau (kuhusus DKI Jakarta)
Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada setiap penduduk
akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk, NIK) apabila ia telah
berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintah. Unsur yang
menentukan Kewarganegaraan adalah:
7
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no.12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
8
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang
Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok mata kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi atas mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian tersebut wajib diberikan
disemua Fakultas dan Jurusan di seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia.
9
air, demokrasi, berkeadaban. Selain itu kompetensi yang diharapkan agar
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan
berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem
nilai Pancasila. Berdasarkan pengertian tersebut maka kompetensi mahasiswa
dalam Pendidikan Tinggi tidak dapat dipisahkan dengan filsafat bangsa.
10
Kurikulum Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sejak awal
kemerdekaan pada tahun 1946 sampai era reformasi atau masa sekarang:
1. Tahun 1957
Pada tahun ini mulai diperkenalkan mata pelajaran Kewarganegaraan. Isi
pokok materinya meliputi cara memperoleh kewarganegaraan serta hak dan
kewajiban warga negara. Selain mata pelajaran Kewarganegaraan juga
diperkenalkan mata pelajaran Tata Negara dan Tata Hukum.
2. Tahun 1959
Pada tahun ini ini muncul mata pelajaran CIVICS yang isinya meliputi
sejarah nasional, sejarah proklamasi, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila,
pidato-pidato kewarganegaraan presiden, serta pembinaan persatuan dan kesatuan
bangsa.
3. Tahun 1962
Pada tahun ini telah terjadi pergantian mata pelajaran CIVICS menjadi
Kewargaan Negara. Penggantian ini atas usul menteri kehakiman pada masa itu,
yaitu Dr. Saharjo, SH. Menurut beliau penggantian ini bertujuan untuk membentuk
warga negara yang baik. Materi yang diberikan menurut keputusan menteri P dan
K no. 31/1967 meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Tap MPR, dan
pengetahuan PBB.
4. Tahun 1968
Pada tahun ini keluar kurikulum 1968 sehingga istilah Kewargaan Negara
secara tidak resmi diganti menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Materi pokoknya
di Sekolah Dasar yaitu,
a. Pengetahuan kewarganegaraan
b. Sejarah Indonesia
c. Ilmu bumi
Sekolah Pendidikan Guru
a. Sejarah Indonesia
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Kemasyarakatan
d. Hak Asasi Manusia (HAM)
11
5. Tahun 1973
Pada tahun ini Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler, yaitu:
1. Hak dan kewajiban warga negara
2. Hubungan luar negeri dan pengetahuan internasional
3. Persatuan dan kesatuan bangsa
4. Pemerintahan demokrasi Indonesia
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
6. Pembangunan sosial ekonomi
7. Pendidikan kependudukan
8. Keamanan dan ketertiban masyarakat
6. Tahun 1975
Pada Kurikulum tahun 1975 istilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah menjadi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi Pancasila sebagaimana
diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan
ini sejalan dengan misi pendidikan yang diamanatkan oleh Tap. MPR II/MPR/1973.
Mata pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak
sampai Perguruan Tinggi. Mata pelajaran PMP ini terus dipertahankan baik istilah
maupun isinya sampai dengan berlakunya Kurikulum 1984 yang pada dasarnya
merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975 (Depdikbud: 1975 a, b, c dan 1976).
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) pada masa itu berorientasi pada value inculcation
dengan muatan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 (Winataputra dan Budimansyah,
2007).
7. Tahun 1994
Pada tahun ini mata pelajaran PMP diganti menjadi mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor
2 tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional yang menggariskan adanya muatan
kurikulum Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan, sebagai bahan
kajian wajib kurikulum semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan (Pasal 39).
Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 mengakomodasikan misi baru pendidikan
tersebut dengan memperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan atau PPKn. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum
12
PPKn 1994 mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar rumusan
butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang disaripatikan dari P4 dan
sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas atau
spiral of concept development (Taba, 1967). Pendekatan ini mengartikulasikan sila-
sila Pancasila dengan jabaran nilainya untuk setiap jenjang pendidikan dan kelas serta
catur wulan dalam setiap kelas.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada masa ini karakteristiknya
didominasi oleh proses value incucation dan knowledge dissemination. Hal tersebut
dapat lihat dari materi pembelajarannya yang dikembangkan berdasarkan butir-butir
setiap sila Pancasila. Tujuan pembelajarannya pun diarahkan untuk menanamkan
sikap dan prilaku yang beradasarkan nilai-nilai Pancasila serta untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan untuk memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai
Pancasila sebagai pedoman dalam berprilaku sehari-hari (Winataputra dan
Budimansyah, 2007).
Sedangkan dalam kurikulum 1994 ruang lingkup Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) meliputi :
1. nilai moral dan norma bangsa Indonesia serta perilaku yang diharapkan terwujud
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagaimana
dimaksud dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
2. kehidupan ideologi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan di
negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan luas liputan, kedalaman dan tingkat kesukaran materi pelajaran sesuai
dengan tingkat perkembangan belajar siswa pada satuan pendidikan.
8. Tahun 2004
Dengan dberlakukannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003, diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi tahun 2004 dimana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berubah
nama menjadi Kewarganegaraan.
9. Tahun 2006
Pada tahun ini keluar kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) muncul mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
menggantikan Kewarganegaraan dan PPKn.
13
Berdasarkan Pemendiknas No. 22 tahun 2006, ruang lingkup mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah secara umum
meliputi aspek-aspek sebagai berikut,
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2. Norma, Hukum dan Peraturan
3. Hak Asasi Manusia
4. Kebutuhan Warga Negara
5. Konstitusi Negara
6. Kekuasaan dan Pilitik
7. Pancasila
8. Globalisasi
14
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Andhikafrancisco.blogspot.com
Htttp://googlewweblight.com/?lite_url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/
kewarganegaraan
https://googleweblight.com/?lite_ur=https://m.tempo.co/read/news/
2016/08/20/078797422/soal-status-archandra-rahasia-di-balik-kengototan-
pemerintah
nasional.kompas.com/read/2016/08/19/21153041/
masalah.kewarganegaraan.bukan.hanya.dialami.archandra.tahar
www.pengertianpakar.com
www.indoberita.com/2016/08/63205/berita-terbaru-fakta-gloria-natapradja-hamel-
paskibra-nasional-2016-yang-dicoret/
16