YOSI CAHYANINGTIYAS
1514471079
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada saya sehingga saya telah menyelesaikan makalah ini yang
Warga Negara”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
Dengan terselesaikannya makalah ini, telah kami lalui segala halangan dan
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
dari awal hingga selesai. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang
Penulis
Ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i
I. PENDAHULUAN
III. PEMBAHASAN
3.2. Warga Negara Menurut Hukum Kewarganegaraan Indonesia …..…. 6-9
IV. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
i
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
II. TEORI
3
III. PEMBAHASAN
kepada negara itu, menerima perlindungan dirinya serta menikmati hak untuk ikut
seta dalam proses politik. Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak
sebagai anggota penuh suatu negara. Berarti meraka secara sah, sesuai dengan
hukum yang berlaku di negara tersebut , menjadi anggota dari negara tersebut.
Mereka memiliki semua hak dan kewajiban sebagai anggota negara sesuai dengan
Kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan warga negara dan
ataupun universal. Adapun asas-asas yang dianut dalam undang-undang ini antara
lain :
1. Asas Ius Sanguinis (law of blood) merupakan asas yang menentukan
tempat kelahiran. Bila suatu negara menganut asas ini, siapa pun anak dari warga
negara tersebut, meskipun lahir di negara lain otomatis akan menjadi warga
negara tersebut.
2. Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas merupakan asas yang menetukan
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini. Bila suatu negara menganut asas ini, orang yang dilahirkan di
dapat menggunakan hak opsi, yaitu untuk memilih dan mengajukan kehendak
apabila sesorang tidak mau dijadikan warga Negara suatu Negara, maka dapat
1. Apatride
manapun. Misalnya Agus dan Ira adalah suami isteri yang berstatus ius-soli.
negara B, Budi tidak diakui sebagai warganegaranya, karena lahir di negara lain.
2. Bipatride
kenegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara terkait seseorang
dianggap sebagai warganegara kedua negara itu. Misalnya, Adi dan Ani adalah
suami isteri yang berstatus warga negara A namum mereka berdomisili di negara
soli.Kemudian lahirlah anak mereka, Dani. Menurut negara A yang menganut asas
orang tuanya. Menurut negara B yang menganut asas ius-soli, Dani juga warga
3. Multipatride
Seseorang yang memiliki lebih dari dua status kewarganegaraan, itu seseorang
seseorang mengalami kasus aptride, setelah berumur 18 tahun dia bebas memilih
menalami kasus bipatride maka dia harus menolak salah satu dari dua
kewarganegaraan.
diatur dalam UUD 1945 Bab X Warga Negara pasal 26 yang menyatakan :
Ayat (1) : yang menjadi warga negara Indonesia ialah orang – orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
Ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang-orang asing yang
Ayat (3) : Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-
undang.
sendiri, apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin.,
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu oleh presiden
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
6. Secara suka rela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Timbulnya berbagai suasana tidak
nyaman dan ketakutan bagi setiap manusia (masyarakat) disuatu tempat, karena
memakai “persamaan hidup” lebih bersifat kultural karena faktor adat-istiadat dan
yang tulus masih terasa cukup kuat terutama pada masyarakat pedesaan. Namun
tidak adanya keistiimewaan khusus dan kesempatan yang sama diberikan kepada
setiap orang.
kehidupan. Menurut Robert A. Dahl ada dua alasan utama untuk menghargai
a. Secara intrinstik semua manusia diciptakan sama, yaitu diberikan hak – hak
b. Setiap orang yang tunduk pada hukum suatu negara seharusnya dianggap telah
telah mengatur hal itu, prinsip tersebut belum terwujud secara optimal. Dalam
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Kedudukan Warga Negara ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami
tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri ini.
Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa
memperjuangkannya. jika hak-hak sebagai warga negara telah kita terima, maka
demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman
dan sejahtera.
15
DAFTAR RUJUKAN