Disusun oleh :
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
C. Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3
6. Apa Saja Hak Dan Kewajiban Warga Negara
3. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Apa Pengertian Warga Negara
2) Agar Mengetahui Apa Saja Asas-Asas Kewarganegaraan
3) Guna Mengetahui Apa Saja Problematika Dalam Status Kewarganegaraan
4) Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Memeperoleh Kewarganegaraan
5) Untuk Mengetahui Apa Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan
6) Agar Mengetahui Apa Saja Hak Dan Kewajiban Warga Negara
4
BAB II
PEMBAHASAN
B. Asas-asas Kewarganegaraan
Asas-asas kewarganegaraan adalah cara atau metode yang digunakan untuk
mengetahui kewarganegaraan. Setiap negara bebas memilih penggunaan asas
kewarganegaraan untuk menentukan status kewarganegaraan penduduknya.
Kebebasan ini membuat beberapa negara memiliki asas kewarganegaraan yang
berbeda. Adapun Asas kewarganegaraan Indonsia menurut UU No. 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, menerangkan bahwa
Indonesia menganut 4 (empat) asas, yaitu asas Ius Sanguinis, Ius Soli, Asas
Kewarganegaraan Tunggal, Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas.
5
1. Asas tempat kelahiran (Ius Soli)
Yaitu asas yang menetapkan kewaarganegaraan seseorang berdasarkan
tempat kelahirannya, maksudnya adalah kewarganegaraan anak akan diberikan
atau ditentukan menurut negara atau tempat kelahirannya. Jadi anak tersebut
harus menjadi warga negara dimana tempat ia dilahirkan walaupun orang tuanya
warga negara lain. Contoh negara yang menerapkan asas Ius Soli antara lain,
Argentina, Amerika Serikat, Brazil, Bangladesh.
6
C. Problematika Status Kewarganegaraan
Globalisasi yang terjai di seluruh penjuru dunia, membuat mobilitas menjadi
sangat tinggi. Demi pekerjaan atau pendidikan seseorang bisa saja bertempat tinggal
di luar negeri, kemudian menikah (lintas Negara) dan berkeluarga.
Permasalahan yang timbul karena perkawinan campur lintas ini bisa membuat
anak hasil perkawinan tersebut mempunyai status kewarganegaraan ganda, yang
didapat dari ayah ataupun ibunya. Hal tersebut pun sudah diatur dalam perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia. Kesulitan-kesulitan ini dapat membawa akibat
seorang memperoleh kewarganegaraan lebih dari satu. 1
Dalam problem status kewarganegaraan seseorang terjadi apabila asas
kewarganegaraan di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah negara,
akan mengakibatkan status kewarganegaraan seseorang menjadi sebagai berikut :2
1. Apatride
Apatride berasal dari kata a yang artinya tidak dan patride yang artinya
kewarganegaraan. Jadi menurut istilah. Apatride ialah orang-orang yang tidak
memiliki kewarganegaraan. Apatride ini dapat dialami oleh orang yang
dilahirkan dari orang tua yang negaranya menganut asas ius soli di negara atau
dalam wilayah negara yang menganut asas ius sanguinis.
Misalnya ialah : Seorang keturunan bangsa A (Ius Soli) lahir di negara B
(Ius Sanguinis) Maka orang tersebut bukan warga negara A maupun warga
negara B. Contoh kasusnya. X dan Y merupakan status suami dan istri dari
Negara B Ius Soli. Mereka tinggal di Negara A yang berasas Ius Sanguinis. lalu
Z anak mereka lahir, menurut Negara A, Z ini tidak diakui sebagai warga negara
A, sebab orang tua bukan warga negara. Demikian juga menurut Negara B, Z
tidak diakui sebagai warga negara, karena budi lahir di wilayah lain. Dengan
demikian Budi tidak mempunyai kewarganegaraan atau Apatride .
Untuk mencegah apatride, UU No. 62 Tahun 1958 pasal (10) huruf (f)
menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama orang tuanya
tidak ketahui adalah warga negara Indonesia.
2. Bipatride
Bipatride berasal dari kata bi yang artinya dua dan patride artinya
kewarganegaraan. Jadi, Bipatride ialah orang-orang yang mempunyai
kewarganegaraan rangkap (ganda). Bipatride ini dapat dialami oleh orang yang
1
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama, Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara: Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Erlangga, 2010, hlm 58
2
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa di Perguruan
Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, hlm. 262-263.
7
dilahirkan oleh orang tua yang negaranya menganut asas ius sanguinis di dalam
wilayah negara yang menganut asas ius soli.
Oleh negara asal orang tuanya orang itu dianggap sebagai warga negara
karena ia merupakan keturunan dari warga negaranya. Sedang oleh negara
tempat dimana orang itu lahir, ia juga dianggap warga negara karena ia lahir
dalam wilayah negara yang bersangkutan. Jadi, orang itu berkewarganegaraan
rangkap, yaitu kewarganegaraan negara asal orang tuanya dan juga
kewarganegaraan negara tempat ia dilahirkan.
Bipatride terjadi jika seorang anak yang negara orang tuanya menganut
ius sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut ialah sebagai warga negaranya.
Setelah usia 18 tahun atau telah menikah apabila punya lebih dari satu
kewarganegaraan (bipatride) maka harus memilih salah satu.
Misalnya : Seorang keturunan bangsa C (Ius Sanguinis) dan lahir di
negara D (Ius Soli). Sehingga karena ia keturunan negara C, maka dianggap
warga negara C, akan tetapi negara D juga menganggapnya sebagai warga
negara, karena ia ter lahir di negara D.
Contoh kasusnya : X dan Y merupakan suami dan istri dengan status
warga Negara C Ius Sanguinis, akan tetapi mereka berdomisili di Negara D yang
menganut prinsip Ius Soli. Lalu mereka melahirkan anak yang bernama Z
Menurut Negara C, Dani merupakan warga negara, karena mengikuti
kewarganegaraan orang tua mereka. Menurut Negara D, Dani juga warga
negara, karena tempat kelahirannya ialah di Negara D. Sehingga Dani
mempunyai status kewarganegaraan ganda atau Bipatride.
3. Multipatride
Multipatride berasal dari kata Multi yang artinya banyak atau lebih dari
satu, dan patride yang artinya kewarganegaraan. Jadi menurut istilah
multipatride adalah orang yang mempunyai banyak atau le bih dari dua
kewarganegaraan.
Contohnya : Ayah dari Eli berasal dari Indonesia, dan Ibu dari Eli berasal
dari Malaysia, kedua negara ini sama – sama menganut asas ius sanguinis,
namun Eli dilahirkan di Negara Paraguay yang menganut asas ius soli, maka
dari kasus ini Eli memiliki 3 status kewarganegaraan yaitu Indonesia, Malaysia,
dan Paraguay. (Multipatride).
Setelah dewasa Eli bekerja di Amerika Serikat dan sangat berjasa, karena
jasanya, Eli ditawari menjadi warga Amerika Serikat dan ia menerimanya.
Dengan kasus ini maka Eli memiliki 4 status kewarganegaraan ditambah
Amerika Serikat (Multipatride).
8
D. Cara Untuk Memperoleh Kewarganegaraan
Berkewarganegaraan maupun tak berkewarganegaraan merupakan masalah
yang dasar, dan menyangkut perlindungan hak-hak dasar setiap orang, termasuk di
dalamnya adalah hak untuk hidup dan mengembangkan diri. Oleh karena itu tanpa
status hukum kewarga-negaraan yang jelas, sudah barang tentu hak-hak dasar
tersebut tidak akan terpenuhi.
Untuk memecahkan problem kewarganegaraan di atas, setiap negara memiliki
peraturan sendiri-sendiri yang prinsip-prinsipnya bersifat universal, sebagaimana
dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4), bahwa setiap orang berhak atas
statuskewarganegaraan. Oleh karena itu negara Indonesia melalui Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia dinyatakan
bahwa cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah; 1) karena kelahiran,
2) karena pengangkatan, 3) karena dikabulkan permohonan, 4) karena
pewarganegaraan, 5) karena perkawinan, 6) karena turut ayah dan ibu, dan 7) karena
pernyataan.3
1. Kelahiran
Dalam undang-undang ini kewarganegaraan Republik Indonesia
diperoleh karena kelahiran berdasarkan keturunan dan berdasarkan kelahiran di
dalam wilayah Republik Indonesia untuk mencegah adanya orang yang tanpa
kewarganegaraan.
Bahwa keturunan dipakai sebagai suatu dasar adalah lazim. Sudah
sewajarnya suatu negara menganggap seorang anak sebagai warganegaranya
dimanapun ia dilahirkan, apabila orang tua anak itu warganegara dari negara itu.
2. Pengangkatan
Pengangkatan anak adalah biasa di Indonesia. Sah atau tidak sahnya
pengangkatan anak itu ditentukan oleh hukum mengangkat anak. Adakalanya
anak yang diangkat itu anak asing, akan tetapi karena betul-betul diperlakukan
sebagai anaK sendiri, tidak diketahui atau dirasakan lagi asal orang itu. Maka
hendaknya kepada anak demikian itu diberikan status orang tua yang
mengangkatnva.
Sebagai jaminan bahwa pengangkatan itu sungguh-sungguh
pengangkatan sebagai digambarkan di atas dan supaya anak asing yang diangkat
itu betul-betul masih bisa merasa warganegara Indonesia, maka pemberian
kewarganegaraan Republik Indonesia kepada anak angkat itu hendaknya dibatasi
pada anak yang masih muda sekali
3. Dikabulkan permohonan
3
Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hlm. 101.
9
Ada kemungkinan seorang anak karena berlakunya suatu aturan turut
kewarganegaraan ayahnya, sedangkan sesungguhnya ia merasa lebih berdekatan
dengan ibunya, yang berkewarganegaraan Republik indonesia. Hendaknya
kepada anak itu diberi kesempatan untuk memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia, apabila ia dianggap sudah bisa menentukan
kewarganegaraannya sendiri. Pemberian kesempatan itu hendaknya dibatasi
pada anak di luar perkawinan, karena dalarn perkawinan orang tua dan anak
pada prinsipnya merupakan suatu kesatuan yang statusnya ditentukan oleh
Bapaknya. Dalam pada itu karena orang yang bersangkutan sekian lamanya
orang asing, maka kesempatan itu berupa suatu permohonan
4. Pewarganegaraan
Kepada seorang asing yang sungguh ingin menjadi warganegarar
Republik Indonesia hendaknya diheri kesempatan untuk melaksanakan
keinginan itu. Tentu saja kepentingan Indonesia tidak boleh terganggu oleh
pemberian pewarganegaraan itu. Ada kemungkinan bahwa guna kepentingan
Indonesia sendiri perlu seorang diwarganegarakan, atau seorang asing, karena
telah berjasa terhadap Republik Indonesia selayaknva diwarganegarakan.
5. Perkawinan
Undang-undang ini berpendirian bahwa dalam perkawinan kedua
mempelai sedapat-dapatnya mempunyai kewarganegaraan yang sama. Apabila
hal itu akan menimbulkan kelebihan kewarganegaraan atau tanpa
kewarganecraraan atau menghilangkan kewarganegaraan seorang yang
dirasakan berat, maka azas kesatuan kewarganegaraan itu dilepaskan.
6. Turut ayah dan ibu
Pada dasarnya anak yang belum dewasa turut mernperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia dengan ayahnya atau ibunya,
7. Pernyataan
Undang-undang ini hanya memberi kemungkinan untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia dengan pernyataan kepada orang-orang,
yang berhubung dengan keadaaan peralihan dimana ada vakum dalam peraturan
kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak bisa menjadi warganegara Republik
Indonesia
Adapun syarat dan tatacara dalam mendapatkan kewarganegaraan
Syarat Memperoleh Kewarganegaraan
Berdasarkan ketentuan Pasal 9 UU Kewarganegaraan, syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut:4
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
4
Ahmad Saibani, Panduan Praktis Mendapatkan Kewarganegaraan Indonesia, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 2012, hlm 120
10
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat
10 tahun tidak berturut-turut;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
E. Kehilangan Kewarganegaraan
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, pemerintah Indonesia harus
berada dalam posisi yang pasif mengenai pencabutan dan pemberian status WN karena
5
Ahmad Saibani, Panduan Praktis Mendapatkan Kewarganegaraan Indonesia, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 2012, hlm 125
11
tak ada kalimat yang menyatakan secara gamblang bahwa pemerintah mencabut status
WNI seseorang. Dengan demikian, seseorang kehilangan status WNI bukan karena
dicabut oleh pemerintah. Seseorang kehilangan status WNI secara otomatis akibat
melakukan sejumlah hal yang diatur UU Nomor 12 tahun 2006.
Dalam UU No. 12 tahun 2006, ada 9 hal yang membuat seseorang kehilangan status
warga negara Iondonesia. Di antaranya:
Setiap warga Negara Indonesia memiliki Hak dan Kewajiban selaku warga Negara
Indonesia sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang-undang 1945. Adapun Hak
warga Negara Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. “Tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. “setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”(pasal 28A).
12
3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan Berkembang”
5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya
dan berhakmendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup
manusia. (pasal 28C ayat 1).
6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
8. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. (pasal 28I ayat 1).
Dengan demikian warga Negara Indonesia juga memiliki kewajiban sebagai warga
Negara Indonesia. Berikut kewajiban warga negara Indonesia:
1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi
"Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya".
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
yang berbunyi, "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Di mana tertuang dalam Pasal
28J ayat 1 yang berbunyi," Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia
orang lain".
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Tertuang dalam Pasal 28J ayat (2) yang berbunyi “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis".
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Tertuang dalam
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, “tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha mempertahankan dan keamanan Negara ”.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Warga Negara adalah, Penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat lahir, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga dari negara tersebut.
2. Asas-asas kewarganegaraan adalah cara atau metode yang digunakan untuk
mengetahui kewarganegaraan.Adapun Asas kewarganegaraan Indonsia menurut UU
No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, menerangkan
bahwa Indonesia menganut 4 (empat) asas, yaitu asas Ius Sanguinis, Ius Soli, Asas
Kewarganegaraan Tunggal, Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas.
3. Problematika Status Kewarganegaraan terbagi menjadi :
Apatride
Bipatride
Multipadride
4. Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah; 1) karena kelahiran, 2)
karena pengangkatan, 3) karena dikabulkan permohonan, 4) karena
pewarganegaraan, 5) karena perkawinan, 6) karena turut ayah dan ibu, dan 7) karena
pernyataan
5. Dalam UU No. 12 tahun 2006, ada 9 hal yang membuat seseorang kehilangan status
warga negara Iondonesia. Di antaranya:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain sedangkan orang
yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan sendiri,
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden.
5. Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia.
6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing
7. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
negara asing.
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing.
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima)
tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara
14
DAFTAR PUSTAKA
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama, 2010, Cerdas, Kritis, dan Aktif
Berwaganegara, Pendidikan ewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Erlangga.
Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penilitian Hukum, Bandung: Pustaka Setia.
15