Anda di halaman 1dari 17

1

MAKALAH WARGA NEGARA INDONESIA


(WNI)

( DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PPKN AKUNTASI )

KELOMPOK IV

DI SUSUN OLEH :
SONI PRANATA ( 22630041 )

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI KELAS EKSEKUTIF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
METRO
2022
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobilalamin segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta


Alam. Puji dengan Ridho dan izin-Nya kepada kami sehingga Saya dapat
menyelesaikan Makalah tentang warga negara dengan tepat waktu.
Makalah ini  berjudul “Makalah Tentang Warga Negara”. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang apa
saja yang ada dalam makalah warga negara tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Dan dengan
makalah ini semoga bisa kita ambil pelajaran untuk kita terapkan dalam
kehidupan kita yang sebenarnya.

METRO, 19 OKTOBER 2022

PENYUSUN
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….2

Daftar Isi…………………………………………………………………...3

Bab I Pendahuluan………………………………………………………...4

A.Latar Belakang………………………………………………………….4

B.Rumusan Masalah……………………………………………………….5

C.Tujuan…………………………………………………………………...5

Bab II Pembahasan………………………………………………………...6

A.Dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Kewarganegaraan…………….6

B.Asas Kewarganegaraan………………………………………………….8

C.Hak Opsi Dan Hak Mediasi……………………………………………10

D.Syarat Menjadi Warga Negara………………………………………...10

E.Penyebab Hilangnya Status Kewarganegaraan………………………...12

Bab III Penutup…………………………………………………………..14

A.Kesimpulan…………………………………………………………….14

B.Saran…………………………………………………………………...15

Daftar Pustaka…………………………………………………………....16
4

BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, Yang pokok
adalah bahwa setiap orang haruslah terjamin haknya untuk mendapatkan
status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari kemungkinan menjadi
‘stateless’ atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang
bersamaan, setiap negara tidak boleh membiarkan seseorang memilki  dua 
status  kewarganegaraan  sekaligus.  Itulah  sebabnya  diperlukan
perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara modern untuk
menghindari status dwi-kewarganegaraan  tersebut.  Oleh  karena  itu,  di 
samping  pengaturan kewarganegaraan  berdasarkan  kelahiran  dan 
melalui  proses  pewarganegaraan (naturalisasi) tersebut, juga diperlukan
mekanisme lain yang lebih sederhana, yaitu melalui registrasi biasa.

Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip ‘ius


sanguinis’, mengatur  kemungkinan  warganya  untuk  mendapatkan 
status  kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran. Sebagai contoh banyak
warga keturunan Cina yang masih berkewarganegaraan  Cina  ataupun 
yang  memiliki  dwi-kewarganegaraan  antara Indonesia dan Cina, tetapi
bermukim di Indonesia dan memiliki keturunan di Indonesia. Terhadap
anak-anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan tidak berusaha untuk
mendapatkan status kewarganegaraan dari negara asal orangtuanya, dapat
saja diterima sebagai warganegara Indonesia karena kelahiran. Kalaupun
hal ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip dasar yang dianut, sekurang-
kurangnya terhadap mereka itu dapat dikenakan ketentuan mengenai
kewarganegaraan melalui proses registrasi biasa, bukan melalui proses
naturalisasi yang mempersamakan kedudukan mereka sebagai orang asing
sama sekali.
5

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, maka rumusan masalah yang lahir


adalah:

1. Apa dasar hukum yang mengatur tentang kewarganegaraan?


2. Bagaimana asas kewarganegaraan?
3. Bagaimana hak opsi dan hak mediasi?
4. Apa syarat menjadi warga Negara?
5. Apa penyebab hilangnya status kewargaanegaraan?

C.Tujuan

Mengacu pada rumusan masalah tersebut tujuan yang diharapkan adalah:

1. Mengetahui dasar hukum yang mengatur tentang


kewarganegaraan
2. Mengetahui asas kewarganegaraan
3. Memahami hak opsi dan hak mediasi
4. Mengetahui syarat menjadi warga Negara
5. Mengetahui penyebab hilangnya status kewargaanegaraan
6

BAB II
PEMBAHASAN
A.Dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Kewarganegaraan

Warga Negara merupakan anggota sebuah Negara yang mempunyai


tanggung jawab dan hubungan timbale balik terhadap negaranya.
Seseorang yang diakaui sebagai warga Negara dalam suatu Negara
haruslah ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam
Negara tersebut. Ketentuan itu menjadi asas atau pedoman untuk
menentukan status kewarganegaraan seseorang. Setiap negara mempunyai
kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan
seseorang.

Sesuai dengan UUD 1945 pasal 26, yang disebut warga negara adalah
bangsa indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warga negara. Penjelasan UUD 1945 pasal 26, menyatakan bahwa
orang-orang bangsa lain misalnya orang peranakan Belanda, peranakan
Cina, peranakan Arab dan lain-lain yang bertempat di Indonesia, yang
mengakui Indonesia sebagai Tanah Airnya dan bersikap setia pada Negara
Republik Indonesia, dapat menjadi warga negara Republik Indonesia.

Selain itu, sesuai pasal 1 UU No.22 Tahun 1958, warga negara Republik
Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan
dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku
sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik
Indonesia.

Menurut pasal 4 UU RI No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan,


terdapat ketentuan baru mengenai warga negara Indonesia. Misalnya
sebelum UU ini berlaku, perempuan WNI yang menikah dengan laki-laki
WNA, anak yang lahir akan mengikuti kewarganegaraan ayahnya. Namun
sekarang, kewarganegaraannya tidak berbeda (tetap menjadi WNI).
Adapun ketentuan menjadi WNI berdasarkan ketentuan UU tersebut
adalah sebagai berikut:
7

1. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan dan/atau


berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum
Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNI dan ibu
WNA.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ibu WNI dan ayah
WNA.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI,
tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum asal
ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
6. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari ibu WNI, dan jika
ayahnya WNA maka harus disertai pengakuan dari ayahnya
7. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
8. Anak yang lahir di wilayah RI yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah ibunya
8

B.Asas Kewarganegaraan

1.Asas Kelahiran (Ius Soli)

Adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah


kelahiran seseorang. Pada awalnya asas kewarganegaraan hanyalah asas
ius soli saja. Hal itu di dasarkan pada suatu anggapan bahwa seseorang
yang lahir di suatu wilayah negara otomatis dan logis ia menjadi warga
negara tersebut. Lebih lanjut dengan tingginya mobilitas manusia di
perlukan asas yang lain yang tidak hanya berpatokan pada kelahiran
sebagai realitas bahwa orang tua yang memiliki status kewarganegaraan
yang berbeda akan menjadi bermasalah jika kemudian orang tua tersebut
melahirkan di tempat salah satu orang tuanya (misalnya di temapy ibunya).
Jika asaa soli ini tetap dipertahankan, si anak tidak berhak untuk
mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasra itu lah muncul
asas sanguins.

2.Asas Keturunan (Ius Sanguins)

Asas keturunan (Ius Sanguins) adalah pedoman kewarganegaraan


berdasarkan keturunan atau pertalian darah. Jika suatu negara menganut
asas ius sanguins seseorang anak yang lahir dari orang tua yang memiliki
kewarganegaraan suatu negara seperti Indonesia. Anak tersebut berhak
mendapat status kewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga negara
Indonesia.

3.Asas Perkawinan

Status Kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang dimiliki


atas kesatuan hukum , yaitu paradigma suami isteri atau iktan keluarga
merupakan inti masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat,
dan bersatu. Disamping itu asas perkawinan mengandung asas persamaan
derajat karena suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status
kewarganegaran masing-masing pihak. Asas ini menghindari
penyelendupan hukum, misalnya seorang yang berkewarganegaraan asing
ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan cara
9

berpura-pura melakukan pernikahan dengan perempuan di negara tersebut,


setelah mendapat kewarganegaraan itu ia menceraikan istrinya.

4.Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Dalam Naturalisasi ada yang bersifat aktif dan ada pula yang bersifat pasif.
Dalam Naturalisasi aktif seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk
memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari
suatu negara, sedangkan dalam naturalisasi pasif seesorang yang tidak mau
di warganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau di beri status warga
negara suatu negara dapat menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk
menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

Sehubungan dengan problem status kewarganegaraan seseorang, apabila


asas kewarganegaraan di atas di terapkan secara tegas dalam sebuah
negara, akan mengakibatkan status kewarganegaraan seseorang mengalami
hal sebagai berikut

1. Apatride, yaitu seseorang tidak mendapat kewarganegaraan


disebabkan oleh orang tersebut lahir di sebuah negara yang
menganut asas ius sanguinis.
2. Bipatride, yaitu seseorang akan mendapatkan dua
kewarganegaraan apabila orang tersebut berasal dari orang tua
yang mana negaranya menganut asas ius sanguinis sedangkan dia
lahir di sutu negara yang menganut asas ius soli.
3. Multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di
perbatasan antara dua negara.

 
10

C.Hak Opsi Dan Hak Mediasi

Menurut stelsel aktif, orang yang akan menjadi warga negara suatu negara
harus melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif

Menurut stelsel pasif, orang yang berada dalam suatu negara sudah dengan
sendirinya dianggap menjadi warga negara, tanpa harus melakukan
tindakan hukum tertentu.

Berkaitan dengan kedua stelsel-stelsel dan aktif stelsel pasif, seseorang


warga negara dalam suatu negara pada dasranya mempunyai hak opsi dan
hak repudasi.

1. Hak opsi, adalah hak untuk memilih sesuatu kewarganegaraan


(dalam stelsel aktif).
2. Hak repudiasi, adalah hak untuk menolak sesuatu
kewarganegaraan (dalam stelsel pasif).

D.Syarat Menjadi Warga Negara

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan
diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten, Provinsi, atau
tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan
diberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK), apabila ia telah berusia 17
tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh
negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan
dalam tata hukum internasional.
11

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU No. 12 tahun 2006


tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang
yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah :

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah


menjadi WNI
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
WNI dan ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI
dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum
negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu
seorang WNI
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang
diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan
itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum
kawin
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara
Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila
ayah dan ibunya  tidak  memiliki  kewarganegaraan  atau  tidak 
diketahui keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari
ayah dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat
anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan
12

12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan
permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya
meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.

E.Penyebab Hilangnya Status Kewarganegaraan

Untuk bisa terus-menerus menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) kita


harus menjaga sikap dan perilaku kita jangan sampai melanggar peraturan
yang bisa menyebabkan kita dijatuhi hukuman dihapuskannya
kewarganegaraan indonesia kita oleh pemerintah. Tanpa status sebagai
warga negara indonesia, maka kita tidak memiliki hak dan kewajiban
sebagai warga negara indonesia. Negara pun tidak lagi peduli kepada kita
baik sudah menjadi warga negara asing maupun tidak memiliki
kewarganegaraan sama sekali.

1. Ada berbagai alasan penyebab seseorang kehilangan status


sebagai warga negara indonesia (WNI), yaitu antara lain seperti
2. Ketahuan mendapat status kewarganegaraan dari negara lain
tanpa ada usaha untuk menolak status kewarganegaraan asing
yang didapatnya.
3. Ketahuan bekerja sebagai tentara, pegawai negeri, pejabat negara,
intelijen, ikut wajib militer (wamil), atau yang lainnya di luar
negeri secara sukarela tanpa izin presiden republik Indonesia
4. Ketahuan mempunyai paspor atau dokumen setara passport dari
negara lain dengan identitas dirinya.
5. Ketahuan menyatakan janji/sumpah setia kepada negara lain
secara sukarela.
6. Ketahuan ikut ambil bagian dalam pemilihan sesuatu yang
bersifat ketatanegaraan di negara lain.
13

7. Ketahuan tinggal di negara lain selama lima tahun berturut-turut


yang tidak sesuai aturan yang berlaku dan tanpa alasan yang bisa
diterima
8. Diterimanya permohonan perhapusan sebagai warga negara
indonesia (wni) secara resmi oleh Keputusan Presiden Republik
Indonesia.

Bisa dikatakan bahwa perbuatan-perbuatan di atas jauh lebih buruk


daripada perbuatan melawan hukum lainnya baik secara pidana maupun
perdata. Melakukan tindakan kriminal tingkat berat pun tidak sampai
menyebabkan seseorang kehilangan status sebagai warga negara
indonesia. Sejahat dan seburuk apapun seseorang tetap dianggap sebagai
WNI walaupun telah melakukan pencemaran nama baik negara atau
mempermalukan negara di dunia internasional. Namun melakukan salah
satu pelanggaran ringan di atas bisa membuat negara marah sehingga
mencabut status warga negara kita tanpa ampun. Dengan begitu kita akan
benar-benar menjadi orang asing di negeri sendiri.
14

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Sesuai dengan UUD 1945 pasal 26, yang disebut warga negara adalah
bangsa indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warga negara. Penjelasan UUD 1945 pasal 26.

DI Indonesia ada beberapa asas yang berlaku, antara lain:

1. Asas Kelahiran (Ius Soli)


2. Asas Keturunan (Ius Sanguins)
3. Asas Perkawinan
4. Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Hak opsi, adalah hak untuk memilih sesuatu kewarganegaraan. Sementara


itu, Hak repudiasi, adalah hak untuk menolak sesuatu kewarganegaraan
15

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan
diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten, Provinsi, atau
tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan
diberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK), apabila ia telah berusia 17
tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh
negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan
dalam tata hukum internasional. Kewarganegaraan Republik Indonesia
diatur dalam UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Untuk bisa terus-menerus menjadi Warga Negara Indonesia
(WNI) kita harus menjaga sikap dan perilaku kita jangan sampai
melanggar peraturan yang bisa menyebabkan kita dijatuhi hukuman
dihapuskannya kewarganegaraan indonesia kita oleh pemerintah. Tanpa
status sebagai warga negara indonesia,

B.Saran

Berdasarkan pembahasan di atas dan simpulan yang telah di kemukakan


sebelumnya, pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut:

1. Penulis berharap dari adanya tugas ini dapat memberikan manfaat


yang banyak bagi para pembaca terutama siswa sebagai generasi
mudah.
2. Penulis berharap agar siswa lebih mudah memahami tentang
Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan Di Indonesia.
3. Penulis menyadari bahwa masih banyak siswa yang belum
memahami tentang Kedudukan Warga Negara dan
Pewarganegaraan Di Indonesia maka dalam hal ini perlu
mendapatkan perhatian dari para guru.
16

DAFTAR PUSTAKA

1. Watungadha Marianus. STATUS KEWARGANEGARAAN


MASYARAKAT YANG BERDOMISILI DI KAWASAN
PERBATASAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN
REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE KHUSUSNYA
YANG BERDOMISILI DI WILAYAH KABUPATEN
BELU.Hukum. Universitas Atma Jaya. 2014
2. LUntungan Amey Yunita. NATURALISASI
WARGANEGARAAN ASING MENJADI WARGANEGARA
INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12
TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN.Lexet
Socientatis Vol.1,no.5. 2013
3. Arifin Zainal. KONSEP NEGARA MENURUT LEOPOLD
WEISS. Jurnal Cendekia.Vol 11, no.3. 2013
4. Kasmawati Andi, KESAMAAN HAK ASASI WARGA
NEGARA DALAM PELAKSANAAN PERADILAN DI
INDONESIA. Fakultas ekonomi dan Ilmu Sosial. UNM
5. Parwitasari TIka Andarasni. Status Kewarganegaraan Anak Yang
Terlahir Dari Ibu WNI Dan Ayah WNA Setelah Berlakunya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun
17

2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Jurnal


Ilmian Sinus
6. ISrawaty Fheriyal Sri, TANGGUNG JAWAB NEGARA
DALAM PEMENUHAN HAK ATAS KESEHATAN
MASYARAKAT BERDASARKAN UNDANG UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, Vol.3. 2015

Anda mungkin juga menyukai