KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1
BAB III.................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................12
A. KESIMPULAN..........................................................................................................12
B. SARAN......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan masalah kewarganegaraan sebagai kajian Hukum Tata Negara ?
2. Jelaskan pengaturan tentang kewarganegaraan dalam uu no. 62 tahun 1958,
permasalahan nya dan cara memperoleh kewarganegaraan ?
C. TUJUAN MASALAH
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dengan hak-hak asasi maupun hak dan kewajiban yang dijamin atau ditentukan dalam
konstitusi atau UUD.
Hal tersebut semua termasuk dalam kajian hukum tata negara. Dalam hukum positif
di Indonesia pengaturan tentang masalah kewarganegaraan dapat dilihat dalam :
1. UUD NRI 1945 (sampai amandeman ke-4) Bab X tentang Warga Negara dan
Penduduk pasal 26 yang terdiri dari 3 ayat.
2. Peraturan perundang - undangan yang bersifat khusus, seperti UU no. 4 Tahun
1969 Tentang Pernyataan Tidak Berlakunya UU no. 2 Tahun 1958 Tentang
Persetujuan Perjanjian antara RI dan RRC mengenai soal Dwikewarganegaraan,
Kepres RI no. 7 Tahun 1971 Tentang Pernyataan Digunakannya Ketentuan
Dalam UU no. 3 Tahun 1946 Tentang Warga Negara dan Penduduk Negara
untuk menetapkan kewarganegaraan RI bagi penduduk Irian Barat, serta
ketentuan yang diberlakukan bagi penduduk Timor Timur yaitu SE Menkeh no.
M.09.UM.01.06 Tahun 1986 Tentang SKBRI bagi penduduk Timor Timur.
Sebagai pelaksanaan dari ketentuan pasal 26 UUD NRI 1945 seta sesuai dengan
apa yang juga diperitahkan pada ayat 3 pasal tersebut, maka perlu dibentuk suatu
undang-undang yang mengatur tentang warga negara dan penduduk. Undang -
undang yang berlaku saat ini adalah UU no. 62 Tahun 1958 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang terbentuk pada masa berlakunya UUDS
RI 1950. Undang - undang tersebut tetap berlaku hingga saat ini berdasarkan Aturan
Peralihan pasal I UUD NRI 1945.
3
Undang-undang ini pada dasarnya terdiri dari pokok - pokok sebagai berikut :
1. Mengatur tentang siapa-siapa yang menjadi warga negara RI.
Dalam pasal 1 dapat dilihat bahwa warganegara RI adalah :
a. Orang yang berdasarkan peraturan perundang - undangan dan perjanjian-
perjanjian dan atau peraturan - peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17
Agustus 1945 sudah warga negara RI.
b. Orang yang lahir dan mempunyai hubungan kekeluargaan dengan ayahnya
yang warga negara RI.
c. Anak yang lahir dalam 200 hari setelah ayahnya yang warga negara RI
meninggal.
d. Orang yang waktu lahir ibunya adalah warga negara RI, sedang ia tidak
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan ayahnya.
e. Orang yang waktu lahir ibunya dalah warga negara RI, sedang ayahnya
patride atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya.
f. Orang yang lahir di wilayah RI sedang orang tuanya tidak diketahui.
g. Anak yang diketemukan di wilayah RI sedang orang tuanya tidak diketahui.
h. Orang yang lahir di wilayah RI, sedang orang tuanya apatride atau selama
kewarganegaraannya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir di wilayah RI dan waktu lahirnya mendapat
kewarganegaraan ayah atau ibunya, dan selama ia tidak memperoleh
kewarganegaraan ayah atau ibunya.
j. Orang memperoleh kewarganegaraan berdasarkan undang - undang ini.
Berdasarkan ketentuan diatas ada hal yang dapat kita simpulkan berkaitan
dengan azas yang dianut oleh undang-undang ini. Dapat disimpulkan bahwa
undang - undang ini menganut azas ius sanguinis. Dianutnya azas ius sanguinis ini
dapat kita lihat dalam ketentuan huruf b, c, d, dan e. Dianutnya azas ius sanguinis
4
juga tercantum dalam Penjelasan Umum dimana disitu tertulis pertimbangan
dianutnya azas ius sanguinis “bahwa keturunan dipakai sebagai suatu dasar adalah
lazim. Sudah sewajarnya suatu negara menganggap seorang anak sebagai warga
negara di manapun ia dilahirkan, apabila orang tua anak itu warga negara itu“.
Juga tertulis bahwa “dalam hal kewarganegaraan undang - undang ini selalu
menganggap selalu ada hubungan hukum kekeluargaan antara anak dan ibu.
Ketentuan ini adalah sesuai dengan pemahaman hukum umumnya berkenaan
dengan hukum adat dan hukum kekeluargaan khususnya“. Selain itu terlihat
dianutnya azas ius soli secara terbatas yang tercermin dalam ketentuan huruf f, g,
h, dan i.
b. Karena pengangkatan
5
Dapat kita lihat dalam pasal 2 yang menyebutkan yaitu :
Anak yang diangkat adalah anak orang asing yang pada saat diangkat
belum berumur 5 tahun.
Pengangkatan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang - undangan
yang berlaku bagi orang tua yang mengangkat. Sekarang ini pengangkatan
anak harus dengan penetapan Pengadilan Negeri, tidak cukup dengan akte
notaris sebagaimana diatur dalam SEMA no. MA/Pbem/0294/1979 tanggal
7 April 1979.
Adanya penetapan Pengadilan Negeri yang mengesahkan pengangkatan
anak tersebut ditetapkan dalam tenggang waktu 1 tahun sesudah
pengangkatan dilakukan.
c. Karena permohonan
Dapat kita lihat dalam pasal 3 dan 4. Pasal 3 menyebutkan antara lain :
Anak yang mengikuti status warga negara ayahnya yang orang asing akibat
oleh hakim diserahkan kepada asuhan ibunya yang warga negara RI boleh
mengajukan permohonan apabila setelah memperoleh kewarganegaraan
Indonesia tidak mempunyai kewarganegaraan lain.
Permohonan dalam 1 tahun sejak anak tersebut berusia 18 tahun diajukan
kepada Menteri Kehakiman melalui Pengadilan Negeri atau Perwakilan RI
dari tempat tinggalnya.
Pengabulan atau penolakan pewarganegaraan oleh Menteri Kehakiman
dengan persetujuan Dewan Menteri dan berlaku pada tanggal keputusan
Menteri Kehakiman.
6
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan ayahnya dapat mengajukan
permohonan kewarganegaraan kepada Menteri Kehakiman.
Permohonan diajukan dalam 1 tahun sejak orang tersebut berusia 18 tahun.
Pengabulan atau penolakan pewarganegaraan oleh Menteri Kehakiman
dengan persetujuan Dewan Menteri dan berlaku pada tanggal keputusan
Menteri Kehakiman.
d. Karena Naturalisasi
Naturalisasi dapat diberikan dengan 2 cara, yaitu karena permohonan
atau karena diberikan oleh pemerintah dan dapat dilihat dalam pasal 5 dan 6.
Pasal 5 mengatur tentang :
Pengaturan tentang naturalisasi karena permohonan.
Syarat - syarat mengajukan permohonan pewarganegaraan.
Pemohonan diajukan kepada Menteri Kehakiman melalui Pengadilan
Negeri atau Perwakilan RI dari tempat tinggalnya.
Pengabulan atau penolakan pewarganegaraan oleh Menteri Kehakiman
dengan persetujuan Dewan Menteri dan berlaku pada tanggal keputusan
Menteri Kehakiman setelah mengucapkan sumpah dan janji setia.
Bila permohonan pewarganegaraan ditolak dapat mengajukan kembali.
e. Karena perkawinan
7
Ada dua cara pewarganegaraan bagi seorang isteri yang berstatus
sebagai orang asing agar dapat menjadi warga negara mengikuti suaminya,
yaitu dengan cara aktif dan cara pasif. Memperoleh secara aktif terlihat dari
ketentuan dalam pasal 7 ayat (1). Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pewarganegaraan dengan cara ini, yaitu :
- Adanya perkawinan yang sah.
- Pada saat menikah isteri berstatus sebagai orang asing dan suaminya
berstatus warga negara Indonesia.
- Dalam 1 tahun si isteri mengajukan pernyataan keterangan memperoleh
kewarganegaraan RI kepada Pengadilan Negeri atau Perwakilan RI di
luar negeri.
- Isteri mempunyai bukti bahwa dengan memperoleh kewarganegaraan RI
ia tidak mempunyai kewarganegaraan lain yaitu surat keterangan dari
perwakilan negara asalnya.
- Dalam satu tahun sesudah menikah suaminya tidak melepaskan
kewarganegaraan RI. Hal ini berkaitan dengan ketentuan bahwa dengan
perkawinan tersebut si suami berhak untuk melepaskan kewarganegaraan
RI (apabila ketentuan dari negara isterinya membenarkan) untuk menjadi
warga negara asing mengikuti isteri.
8
Wanita tersebut adalah orang asing.
Dalam 1 tahun sesudah kawin suaminya tidak menyatakan keterangan
melepaskan kewarganegaraan RI.
Wanita tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan lain apabila
memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
Sedangkan pasal 9 ayat (1) ditujukan kepada wanita asing yang turut
memperoleh kewarganegaraan RI karena suaminya memperoleh
kewarganegaraan RI. Dalam hal ini persyaratan yang harus dipenuhi adalah :
Adanya perkawinan yang sah antara pria asing dan wanita asing,
sahnya perkawinan berdasarkan hukum negara asalnya atau dilakukan
dengan peraturan perundang - undangan Indonesia.
Wanita bersangkutan tidak mempunyai kewarganegaraan lain apabila
memperoleh kewarganegaraan RI dibuktikan dengan surat keterangan
dari negara asalnya.
9
Atau boleh saja bertempat tinggal dan berada di luar Indonesia dengan
ketentuan anak tersebut akan menjadi stateless (tanpa kewarganegaraan) jika
tidak memperoleh kewarganegaraan RI mengikuti orang tuanya.
g. Karena pernyataan
Mengenai hal ini dapat kita lihat pada ketentuan pasal 7 ayat (1) yang
mengatur tentang wanita asing yang menikah dengan pria yang berstatus warga
negara Indonesia dapat menjadi warga negara apabila dalam satu tahun
menyatakan keterangan untuk itu.
10
Contohnya : Seorang anak yang lahir di Indonesia berdasarkan perkawinan
yang sah menurut hukum di Indonesia walaupun ayah atau ibunya bukan
WNI.
2. Pengangkatan
Contohnya : anak dari suatu Negara yang belum berusia 5 tahun yang
diangkat secara sah oleh WNI.
3. Pewarganegaraan
Contohnya : disetujuinya Seseorang yang megajukan permohonan untuk
menjadi WNI secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan bermaterai cukup
kepada Presiden melalui Menteri.
4. Perkawinan
Contohnya : warga Negara asing yang melakukan perkawinan secara sah
dengan warga Negara Indonesia.
5. Pemberi kewarganegaraan
Contohnya : orang asing yang diberikan hak kewarganegaraan secara cuma
- cuma karena telah berjasa besar terhadap Negara tersebut.
6. Ikut ayah/ibu
Contohnya : anak yang belum berusia 18 tahun yangbertempat tinggal di
Indonesia dan memperoleh kewarganegaraan RI karena ayah dan ibunya
WNI.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Warga negara sebagai salah satu pendukung adanya suatu negara menempati
posisi yang sangat penting, maka perlu diatur dalam UUD. Kewarganegaraan yang
dapat disebut suatu status hukum kenegaraan, yaitu suatu kompleks hak dan
kewajiban di lapangan hukum khususnya hukum publik (hukum negara) yang
dimiliki oleh orang yang memiliki keanggotaan suatu negara tertentu dan tidak
dimiliki oleh orang asing menempatkan sebagai hal yang masuk dalam jangkuan
hukum tata negera. Dan ketentuan pasal 26 UUD NRI 1945 tetap menetapkan
adanya istilah ‘orang-orang bangsa Indonesia asli ‘ dan orang-orang bangsa lain’
yang dalam pelaksanaan RI didalamnya banyak sekali mengandung permasalahan.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini mungkin terdapat beberapa kesalahan baik dari
isi dan penulisan. untuk itu saya sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca tidak
merasa puas dengan hasil yang saya sajikan, dan kritik beserta saran juga kami
harapkan agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah
saya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13