Anda di halaman 1dari 32

ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA

& DAERAH

Oleh :
Indah Rahmawati, S.Sos.,M.AP

Fakultas Ilmu Administrasi


Universitas Brawijaya
Malang
Desain
Pengelolaan Keuangan Daerah
Money
Follows
Fuction

Pasal 21
Pasal 23 (1) (2)

Pengelolaan Keuda
HAK
HAK
KELOLA
KELOLA
REVISI
PP 105/2000 KESRA
&& • Pendapatan
UU 32/2004 Pemerintahan
Pemerintahan RKPD Pendapatan
• Belanja
Belanja
KEPMENDAGRI
29/2002
&
DEMOKRASI
Daerah
Daerah • Pembiayaan
Pembiayaan
Pasal 22 IMPLEM
IMPLEM
ENTASI
ENTASI
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN

Urusan
• Wajib Pasal 167 ayat (2): Perhatikan
• Pilihan Pelayanan dasar, aturan hukum
• Concurrent pendidikan, kesehatan, (UU/PP)
fasos & fasum, serta Pasal 167 ayat (3)
jaminan sosial •SAB
•SPM
•Standar Harga
•Tolok Ukur Kinerja
Ruang Lingkup Reformasi Keuangan Daerah
1. Reformasi Sistem Pembiayaan (financing
reform),
2. Reformasi Sistem Akuntansi (accounting reform),

3. Reformasi Sistem Penganggaran (budgeting


reform)

4. Reformasi Manajemen (pelaksanaan) Keuangan


Daerah (financial management reform), dan

5. Reformasi Sistem Pemeriksaan (audit reform).


ARAH PENYEMPURNAAN
PASAL 35
LAP. KEU BERDASAR PASAL 71 (AYAT 4)
“SAP” LAP. KEU BERDASAR

UU “SAP”
UU22/1999
22/1999 LAPORAN KEUANGAN
PP KEPMENDAGRI
PP105/2000
105/2000 KEPMENDAGRI
29/2002
BERKUALITAS
29/2002
UU
UU25/1999
25/1999 MEWAJIBKAN PEMERINTAH DAERAH

LAPKEU:
LAP KEU:
•DIPAHAMI
•DIPAHAMI TERWUJUDNYA
TERWUJUDNYA
LAP.KEUANGAN Menurut
LAP.KEUANGAN Menurut LAP.KEUANGAN PP 24/2005 :
BERDASAR •RELEVAN
•RELEVAN AKUNTABILITAS
PP105/Kepmendagri29 LAP.KEUANGAN PP 24/2005 :
(NERACA; LAP.ARUS KAS; BERDASAR AKUNTABILITAS
PP105/Kepmendagri29
(Lap. Perhitungan APBD,; (NERACA; LAP.ARUS KAS; •ANDAL
•ANDAL &
&
(Lap. Perhitungan APBD,;
Nota Perhit. APBD, LAP.Aliran KAS;
LAP. REALISASI ANGGARAN;
LAP. REALISASI ANGGARAN; SAP
SAP •DAPAT TRANSPARANSI
TRANSPARANSI
Nota Perhit. APBD, LAP.Aliran KAS;
Neraca)
Neraca)
CATATAN ATAS LAP. KEUANGAn
CATATAN ATAS LAP. KEUANGAn •DAPAT KEUANGAN
DIBANDINGKAN
DIBANDINGKAN KEUANGAN
DAERAH
DAERAH
MEWAJIBKAN PEMERINTAH DAERAH
UU17/2003
UU 17/2003
STANDAR
STANDAR
PP105
PP105 AKUNTANSI
AKUNTANSI Audit Oleh BPK :
REVISI
REVISI PEMERINTAHAN
UU32/2004
UU 32/2004 PEMERINTAHAN Meningkatkan Kredibilitas
(SAP)
(SAP)
Lap. Keuangan

UU33/2004
UU 33/2004 PASAL 32 (AYAT 1)
LAP. KEU BERDASAR PP24/2005
PP 24/2005 UU 15/2004
SAP
Dasar Hukum Reformasi Keuangan Daerah
1.UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
2.UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
3.UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
4.UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara;
5. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
Lanjutan

6. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah;
7. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
8. PP No. 37 Tahun 2005 dan perubahan dari PP
No 24 Tahun 2004
9. PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
10. PP No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah;
Lanjutan
11. PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah
12. PP No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
13. PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
14. Permendagri 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
15. PP No. 21 Tahun 2007 tentang Perubahan dari PP No.
37 Tahun 2006
Pendekatan Penetapan PP
(Omnibus Regulation)

UU
UU 25/2004
25/2004 UU 17/2003 UU 1/2004 UU
UU 1/2004 UU 15/2004
15/2004 UU
UU 33/2004
33/2004

PP
PP PP
PP PP
PP
misal: SAP, dstnya

UU 32/2004 REVISI
Pasal
Pasal 222
222
Pasal 237
Pasal 237
PP 105
(Omnibus Regulation)

Pemerintahan
Pemerintahan
Daerah
Ketentuan Dalam PP No. 105 Th. 2000; Kepmendagri No.
29 Tahun 2002
1. Tidak secara jelas dan tegas mengatur jadwal
penyusunan dan pembahasan AKU dan Strategi
prioritas, sehingga memungkinkan keterlambatan
setiap SKPD dalam merancang anggarannya
2. AKU disusun Pemerintah Daerah bersama-sama
DPRD, dalam hal ini kedudukan DPRD kuat dalam
menyusun AKU yang diajukan Kepala Daerah
3. Selanjutnya, kepala daerah akan menyusun strategi
dan prioritas kegiatan dan anggaran
Lanjutan

4. Tidak mengatur secara tegas hubungan antara


dokumen perencanaan dan penyusunan rancangan
AKU, serta strategi dan prioritas
5. Penyusunan Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK)
berdasarkan pendekatan kinerja dan bersifat
tahunan
6. Tidak secara tegas mengenai siapa yang menyusun
rencana Perdas APBD berikut dokumen pendukungn
Ketentuan Dalam PP. No 58 Tahun 2005 Permandagri
No 13 Tahun 2006
1. Berdasarkan dokumen RPJP/RPJMD, pemerintah
daerah menyusun rencana kerja yang berisi kegitan
dan program, yang akan dilakukan selama satu
tahun, dikenal sebagai rancangan draf RKPD.

2. Selanjutnya usulan masing masing unit organisasi


pemerintah daerah yang didasarkan pada Renstra
SKPD disusunlah draf RKA-SKPD untuk acuan dalam
mengajukan anggaran
Lanjutan
3. Berdasarkan usulan anggaran masing-masing SKPD,
yaitu berupa kumpulan draf RKA-SKPD, dibuatlah KUA
dan PPAS yang akan diajukan berupa nota kesepakatan
dengan DPRD
4. Setelah ada kesepakatan Pemerintah Daerah (TAPD)
dengan DPRD (Panja DPRD), dibuat surat edaran
Kepala Daerah tentang pedoman penyusunan RKA-
SKPD sebagai acuan bagi Kepala SKPD dalam
menyusun RKA-SKPD di setiap unit organisasi baik
Badan/Kantor/Dinas/ Sekertariat/Bagian yang
dipimpinnya sesuai kesepakatan dalam surat edaran.
Siklus pengelolaan Keuangan Daerah
EVALUASI
RAPERDA APBD

PERENCANAAN PENGANGGARAN
PENGANGGARAN
PERENCANAAN

DOKUMEN
ANGGARAN

EVALUASI
EVALUASI IMPLEMENTASI
PERTANGGUNGJAWABAN
PERTANGGUNGJAWABAN IMPLEMENTASI
ANGGARAN
ANGGARAN ANGGARAN
ANGGARAN

Lap Keuangan
Audit Keuangan Cach Management
Lap Kinerja
Audit Kinerja Asset Management
Audit Ketaatan Treasury
Akuntansi
Reformasi Pembiayaan (financing reform)
1. Dana Desentralisasi pada APBD Daerah Otonom di
Indonesia, bersumber dari PAD di samping itu pada
umumnya masih bergantung pada dana perimbangan,
yaitu BHD, DAU dan DAK. Hanya saja dana perimbangan
dalam otonomi ini perhitungannya lebih bisa dipastikan
daripada ketika masih dalam bentuk otonomi Daerah
sebelumnya
2. Pembiayaan keuangan Daerah selain diatur dalam UU No.
33 tahun 2004 juga diatur dalam beberapa peraturan
yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005
tentang Pinjaman Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor
55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, PP Nomor 57
Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah dan jenis-jenis
sumber pembiayaan lainnya .
Reformasi Akuntansi (accounting reform)
1. Pemerintah menerbitkan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) melalui PP No. 24 tahun 2005.
Sebelumnya untuk mengisi kekosongan aturan
pelaksanaan di Daerah, dikeluarkan Kepmendagri No.
355/KMK.07/2001 tanggal 5 Juni 2001 tentang Sistem
Akuntansi Daerah.
2. Reformasi akuntansi ini merupakan penggantian
sistem Manual Administrasi Daerah (Makuda) yang
selama ini digunakan sebagai panduan dan pedoman
kerja untuk pengelolaan keuangan Daerah yang
penyusunannya merujuk pada UU No. 5 tahun 1974,
PP No. 5 tahun 1975 dan PP No. 6 tahun 1975.
Reformasi Penganggaran (budget reform)
1. Meliputi perubahan struktur anggaran (budget
structure reform) dan perubahan mekanisme
penyusunan APBD (budget mechanism reform).
Perubahan struktur anggaran dilakukan untuk
mengubah struktur anggaran tradisional yang
bersifat line-item.
2. Dengan struktur anggaran yang baru tersebut akan
tampak secara jelas besarnya surplus dan defisit
anggaran serta strategi pembiayaan apabila terjadi
defisit fiskal. Format baru APBD tersebut akan
memudahkan dalam membuat perhitungan dana
perimbangan yang menjadi bagian Daerah
Reformasi Manajemen Keuangan Daerah
(finance management reform)
1. Daerah pada awal 1999, pengelolaan keuangan Daerah
mengacu pada PP No. 5 tahun 1975 tentang Pengurusan,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah
dan PP No. 6 tahun 1975 tentang Cara Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan
Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
2. Selain itu terdapat pula Permendagri No. 2 tahun 1994
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah yang mengatur secara detail pelaksanaan
anggaran.
Lanjutan
3. Setelah dimulai reformasi, pelaksanaan keuangan
Daerah (APBD) diatur dalam satu peraturan pengelolaan
keuangan yaitu PP No. 105 tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
4. Kepmendagri 29 tahun 2002 tentang Pedoman,
Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan
Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan
Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Perhitungan APBD.
5. Selanjutnya, kedua peraturan tersebut diganti dengan
PP No. 58 tahun 2005 dan Permendagri No. 13 tahun
2006.
Reformasi Pemeriksaan (auditing reform)
1. Pengawasan (monitoring) mengacu pada tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar Pemda (yaitu
masyarakat dan DPRD);
2. Pengendalian (controling) adalah mekanisme yang
dilaksanakan oleh Pemda (dilakukan Bawasda) untuk
menjamin dilaksanakannya sistem dan kebijakan
manajemen.
3. Sedangkan pemeriksaam (auditing) merupakan proses
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara
Lanjutan
4. Dalam hal aplikasi pada APBD, pengawasan biasanya
dilakukan pada setiap tahap, pengendalian dilakukan
pada tahap pelaksanaan, dan pemeriksaan pada tahap
pelaporan dan hal-hal khusus yang memerlukan tindak
lanjut penyelidikan.
5. Pemerintah menerbitkan UU No. 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara; PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah; PP No. 79 tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan PP No. 8
Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Pembaharuan Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pengawasan

RPJMD Rancangan Penatausahaan Akuntansi


Pendapatan Pembinaan:
DPA-SKPD Keuangan Daerah
• Pemberian
RKPD Bendahara Pedoman
Laporan Keuangan • Bimbingan
Verifikasi Penerimaan Pemerintah Daerah • Supervisi
• Konsultasi
KUA PPAS Penatausahaan • Laporan Realisasi • Pendidikan
Belanja Anggaran • Pelatihan
DPA-SKPD
• Neraca • Penelitian dan
• Laporan Arus Kas
Nota Pengembangan
Bendahara • Catatan atas
Kesepakatan Dasar Pelaksanaan Pengeluaran Laporan
Anggaran
Keuangan
Pedoman Kekayaan dan Pengawasan
Penyusunan Kewajiban daerah terhadap
Pelaksanaan APBD
RKA-SKPD pelaksanaan
• Pendapatan
• Kas Umum Laporan Keuangan Perda tentang
• Belanja
• Piutang diperiksa oleh BPK APBD
• Pembiayaan
• Investasi
RKA-SKPD • Barang
• Dana Cadangan Pengendalian
Laporan Realisasi • Utang Intern
Semester Pertama Rancangan
RAPBD
Peraturan Daerah
tentang
Pertanggungjawaban Pemeriksaan
Akuntansi
APBD Ekstern
APBD Perubahan APBD Keuangan Daerah
Dampak Reformasi Keuangan Daerah Pada
Penyusunan APBD
1. Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD)
Dalam menyusun APBD, Pemerintah Daerah
menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari
RPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu
kepada Rencana Kerja Pemerintah. RKPD tersebut
ditetapkan dengan peraturan kepala Daerah.Tata cara
penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud,
berpedoman pada peraturan perundang-undangan
Lanjutan
2. Kebijakan Umum APBD (KUA)
Kepala Daerah menyusun rancangan KUA
berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD
yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.
Dalam menyusun rancangan KUA tersebut, kepala
Daerah dibantu oleh TAPD yang dipimpin oleh
sekretaris Daerah. Rancangan KUA yang telah
disusun disampaikan oleh sekretaris Daerah selaku
koordinator pengelola keuangan Daerah kepada
kepala Daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.
Lanjutan
3. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
Pemerintah Daerah menyusun rancangan PPAS. Kemudian
kepala Daerah menyampaikan rancangan PPAS yang telah
disusun tersebut kepada DPRD untuk dibahas paling lambat
minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan. Pembahasan
sebagaimana dimaksud, dilakukan oleh TAPD bersama panitia
anggaran DPRD.
Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi PPA paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran
berjalan. KUA serta PPA yang telah disepakati, masing-masing
dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani
bersama antara kepala Daerah dengan pimpinan DPRD
Lanjutan
4. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)
Sinkronisasi dari PPA yang dialokasikan untuk
setiap program SKPD berikut rencana pendapatan
dan pembiayaan; selanjutny sinkronisasi program dan
kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan
sesuai dengan standar pelayanan minimal yang
ditetapkan;
Bahwa batas waktu penyampaian RKA-SKPD
kepada PPKD; sedangkan hal-hal lainnya yang perlu
mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan
prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas,
tranparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran
dalam rangka pencapaian prestasi kerja
Lanjutan
5. Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
(Penetapan RKA-SKPD)
Surat edaran kepala Daerah perihal pedoman
penyusunan RKA-SKPD tersebut diterbitkan paling
lambat awal bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD,
kepala SKPD menyusun RKA-SKPD. RKA-SKPD disusun
dengan menggunakan pendekatan kerangka
pengeluaran jangka menengah Daerah, penganggaran
terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja.
Lanjutan
6. Penyiapan Raperda APBD
Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk menelaah
kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan
maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya,
dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian kinerja,
indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, standar
analisis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan
minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar
SKPD.
RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh kepala
SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan
penyusunan rancangan peraturan Daerah tentang APBD
dan rancangan peraturan kepala Daerah tentang
penjabaran APBD.
Lanjutan
7. Penetapan Perda APBD
Dalam penetapan APBD,maka tahapan yang harus
dilakukan meliputi :
Pertama : Penyampaian dan Pembahasan Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD dengan DPRD
Kedua : Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD oleh Mendagri/Gubernur selaku
pemerintah atasannya
Ketiga : Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD
oleh DPRD, dan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD oleh Gubernur/Mendagri
Diagram Proses Penyusunan Rancangan APBD

Januari – April Mei - Agustus September - Desember


Depdagri/ Evaluasi
Mendagri/
Propinsi Gubernur

Pembahasan Nota Kesepakatan,


Rancangan Draft
DPRD KUA, Prioritas Pembahasan Perda
Kebijakan Dan Plafon RAPBD
Umum APBD APBD

Pedoman Ra Perkada Perda


KDH Rancangan
RAPBD Rincian APBD
Kebijakan Penyusunan
RKASKPD, KUA, Dan APBD
RPJMD Umum APBD
RKPD Prioritas dan Lampiran
Plafon Perkada
Rincian
APBD

SE Prioritas
Rancangan Pembahasan
Program & Pembahasan
Sekda Awal Kerangka Tim Anggaran
Indikasi Tim Anggaran
Ekonomi Konsistensi
Pagu Konsistensi
Daerah dengan Perkada
dengan KUA
Rincian APBD

Lampiran
PemutaKhiran APBD
PPKD Data & Proyeksi (Himpunan
Ekonomi & Fiskal RKA-SKPD) Pengesahan

Konsep Dokumen
RENSTRA RENJA RKA- Dokumen Pelaksanaan
SKPD SKPD SKPD SKPD Anggaran
Anggaran
PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI &
PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN APBD

Membuat
RAPERGUB GUBERNUR
RAPERDA Sebesar Pengesahan GUBERNUR
RAPERDA Tidak menetapkan
APBD Pagu APBD MDN menetapkan
APBD Setuju PER-GUB
Tahun Lalu (30 Hari) PER-GUB
(15 hari)

Dibahas bersama
DPRD Dibahas
DPRD bersama
& Pemda
DPRD & Pemda GUBERNUR
GUBERNUR
menetapkan
Penyempurnaan menetapkan
PERDA &
(7 Hari) PERDA &
Melewati PER-GUB
PER-GUB
Setuju Batas WKT Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
RAPERGUB Penyampaian
PENJABARAN APBD RAPERDA APBD &
Hasil
RAPERGUB MDN
APBD Evaluasi MDN membatalkan
(15 hari) Berlaku
Berlaku Pagu
Pagu APBD
APBD
(3 hari) Sebelumnya

Sesuai
dgn UU
PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOT &
PERATURAN BUP/WAL TTG PENJABARAN APBD

Membuat
RAPERBUP/WAL Bupati/Walikota
RAPERDA Sebesar Pengesahan Bupati/Walikota
RAPERDA menetapkan
APBD Tidak Setuju Pagu APBD Gubernur menetapkan
APBD
(30 Hari) PER-BUP/WAL
Tahun Lalu PER-BUP/WAL
(15 hari)

Dibahas bersama
DPRD Dibahas
DPRD bersama
& Pemda
DPRD & Pemda Bupati/Walikota
Bupati/Walikota
menetapkan
Penyempurnaan menetapkan
PERDA &
(7 Hari) PERDA &
Melewati PER-BUP/WAL
PER-BUP/WAL
Setuju Batas waktu Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
RAPERBUP/WAL Penyampaian
PENJABARAN APBD RAPERDA APBD &
Hasil
RAPERBUP/WAL GUBERNUR
GUBERNUR
APBD Evaluasi GUB membatalkan
(15 hari) Berlaku
Berlaku Pagu
Pagu APBD
APBD
(3 hari) Sebelumnya

Sesuai
dgn UU
Laporan kpd
MDN

Anda mungkin juga menyukai