Anda di halaman 1dari 26

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

OLEH
AGUS SURONO
GURU BESAR ILMU HUKUM
 
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Pembangunan dan Lingkungan Hidup
b. Isu Lingkungan Hidup
c. Pembangunan Berkelanjutan
d. Ketaatan & Penegakan Hukum Lingkungan

2. Dasar Hukum
a. UUD 1945 Psl. 28 dan Psl. 33 Amd. Ke-4
b. UU No. 23 Thn 1997
c. Per-UU-an Bidang Sektoral
d. Per-UU-an Penegakan Hukum
II. KONSEP DASAR
1. Defenisi :
a. Lingkungan Hidup & SDA
b. Pembangunan Berkelanjutan
c. Ketaatan Lingkungan
d. Penegakan Hukum Lingkungan

2. Kegiatan Penegakan Hukum LH


a. Promosi Ketaatan
b. Inspeksi
c. Negosiasi/Bintek
d. Tindakan Hukum

3. Manfaat Penegakan Hukum LH


a. Lindungi Kualitas LH & Kesmas
b. Bangun & Kuatkan Kredibilitas
c. Ciptakan Keadilan
d. Kurangi Biaya & Resiko
A SYSTEM PERSPECTIVE ON SUSTAINABLE DEVELOPMENT

COMMUNITY
ECONOMICS
SOCIAL GOALS AS IF PEOPLE ECONOMIC GOALS
(VALUE SYSTEMS) MATTERED

ENVIRONMENT
CONSERVATION ECONOMY
WITH EQUITY INTEGRATION

ENVIRONMENTAL GOALS
DECISION-MAKING FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT :
CRITERIA AND COMPONENTS (SADLER, 1988)
MACRO-POLICY ANALYSIS

SOCIETY
ECONOMY
DISTRIBUTION
PRODUCTION
OF BENEFITS
OF GOODS AND
* *
SERVICES
QUALITY OF
* *
LIFE (QOL) EQUITY EFFICIENCY
GROSS DOMESTIC
PRODUCT (GDP)
SIA BCA

NET
SOCIAL
WELFARE
SIA = Social BCA = Benefit
Impact Cost Analysis
Assessment EIA
CAPACITY EIA =
MICRO-PROJECT Environmental
EVALUATION ENVIRONMENT Impact
CONSERVATION Assessment
OF NATURE
* *
MAINTENANCE OF
RESOURCE CAPITAL
(MRC)
III. MUATAN MATERI
LH. ALAM
• Udara
• Air
• Tanah PENCEMARAN LH
• Pesisir & Laut
• Keanekaragaman 1. PP 18/99 9 Kep.Ka.
P.PLB3
Hayati PP 85/99 BAPEDAL

2. PP 19/99 P.P.L 2 KEPMEN LH


KEBIJAKAN

KEGIATAN UU 23/97 3. PP 27/99 AMDAL 16 KEPMEN LH


USAHA PLH 6 Kep.Ka.
LH BAPEDAL
PERORANGAN
7 KEPMEN LH
4. PP 41/99 P.P.U 2 Kep.Ka.
BAPEDAL
LH. BUATAN 1 Kepmen
• Perkotaan 5. PP 54/2000 LPJPPSLH 1 KepKa
• Perdesaan Bapedal
• Kawasan Tertentu 6. PP 150/2000 PKTUPB
KERUSAKAN LH

7. PP 4/2001 KH&L

8. PP 74/2001 B3
LH.
SOSIAL/BUDAYA
• Adat Istiadat 9. PP 82/2001 PPA
• Pranata Sosial
Setiap usaha dan/atau Kegiatan Dilarang
1 Melanggar Baku Mutu dan Baku Kriteria
Kerusakan LH.

Rencana usaha dan/atau Kegiatan Yang


2 Menimbulkan Dampak Besar Dan Penting
Terhadap LH WAJIB memiliki AMDAL.
PELESTARIAN
FUNGSI
LH
Setiap Penanggungjawab usaha dan/atau
3 Kegiatan WAJIB melakukan Pengelolaan
LIMBAH yang dihasilkan.

Setiap Penanggungjawab Usaha dan/atau


4 Kegiatan WAJIB Melakukan Pengelolaan
LIMBAH B3 yang dihasilkan.
1 AMDAL ---> Merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha
dan atau kegiatan

2 Larangan melakukan pembuangan limbah ke Media LH tanpa Ijin

3 Larangan Melakukan Pembuangan Limbah Dari Luar Wilayah RI


ke Media LH RI

4 Pembuangan Limbah ke Media LH dapat dilakukan di Lokasi


PERSYARATAN Pembuangan yang ditetapkan Menteri
PENAATAN
LH
5 Larangan Melakukan IMPOR LIMBAH B3

PENGAWASAN
• Pejabat Pengawas Pusat MEN LH
6 • Pejabat Pengawas Daerah (BAPEDALDA) PROPINSI - GUBERNUR
• Pejabat Pengawas Daerah (BAPEDALDA) KAB/KOTA- BUPATI/WALIKOTA

7 Sanksi Administrasi --> Paksaan Pemerintahan

8 Audit LH MEN LH
Untuk melakukan pengawasan
MENTERI menetapkan PEJABAT
yang berwenang melaksanakan
PENGAWASAN
PEL. Menteri melakukan
PENGAWASAN pengawasan terhadap Ka. DAERAH
penaatan penanggung Dapat diserahkan berwenang
PASAL 22 jawab usaha/kegiatan kepada PEMDA menetapkan
atas PUU yg berlaku PEJABAT
PENGAWAS
P
E ALAT PENGENDALIAN DAMPAK
KELEMBAGAAN
N PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP
G PASAL 23
A  Pemantauan
W  Meminta Keterangan
A  Membuat Catatan
S  Membuat Salinan Dokumen
KEWENANGAN
A  Memasuki tempat tertentu
N PASAL 24
 Mengambil Contoh
 Memeriksa Peralatan
 Memeriksa Instalasi
 Memeriksa Alat Transportasi
 Meminta Keterangan
Membawa Tanda Pengenal
KEWAJIBAN Memperlihatkan Surat Tugas
Memperhatikan Situasi dan Kondisi
Tempat Pengawasan
PENEGAKAN HUKUM
UU NO. 23 TAHUN 1997
PLH

SANKSI
PIDANA

PENYELESAIAN PENYELESAIAN
SENGKETA LH UU
SENGKETA LH
DI LUAR NO. 23 / 1997 DI PENGADILAN
PENGADILAN
PLH

SANKSI
ADMINISTRASI

PELESTARIAN FUNGSI
PERSYARATAN PENAATAN
LINGKUNGAN HIDUP
1. Mencegah dan mengakhiri terjadinya
PELANGGARAN
2. Menanggulangi akibat yang ditimbulkan
oleh suatu PELANGGARAN
PAKSAAN GUBERNUR
3. Melakukan Tindakan PENYELAMATAN
PEMERINTAH BUPATI/WALIKOTA
PENANGGULANGAN dan/atau PEMULIHAN
atas Beban Biaya PENANGGUNGJAWAB
PIHAK KETIGA usaha dan/atau kegiatan.
DAPAT MENGAJUKAN (Dapat Diganti Sejumlah Uang Tertentu)
PAKSAAN PEM.

SANKSI AUDIT LINGKUNGAN 1. Pem. Mendorong penanggungjawab usaha


ADMINISTRASI HIDUP dan/atau kegiatan untuk melakukan AUDIT LH

2. Menteri LH berwenang memerintahkan AUDIT


LH kepada penangggungjawab usaha dan/atau
kegiatan yang tidak patuh pada KET. UU 23/97

3. Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan


PENCABUTAN IZIN Pelanggaran Tertentu WAJIB melaksanakan Perintah MENLH tersebut
USAHA DAN/ATAU Seperti Masyarakat
KEGIATAN Terganggu Kesehatan 4. MENLH dapat menugaskan kepada PIHAK
KETIGA untuk melaksanakan AUDIT LH
APABILA penanggungjawab usaha dan kegiatan
Dapat diusulkan oleh tidak melaksanakan Perintah MENLH atas beban
OLEH PEJABAT KEPALA DAERAH penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan.
PEMBERI IZIN dan PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN
SANKSI
ADMINISTRASI

1. Sanksi Administrasi Ditujukan Kepada


Perbuatan Pelanggarannya
2. Sanksi Administrasi Dimaksudkan Agar
Perbuatan Pelangaran Dihentikan
3. Sanksi Administrasi Bersifat “REPARATOIR”
Atau Pemulihan Keadaan Semula Mengakhiri Perbuatan
Yang Dilarang Kaidah
4. Sanksi Administrasi Dapat Langsung
Hukum Administrasi
Menangani Masalah Pada Sumbernya
5. Dijatuhkan Oleh Pejabat Tata Usaha Negara Bagi Warga Masyarakat/
(T.U.N) Badan Usaha Yang Terkena
Dapat Banding Ke Pengadilan
Administrasi (Peradilan TUN)
DISELENGGARAKAN UNTUK MENCAPAI PIHAK YANG TIDAK MEMPUNYAI
KESEPAKATAN MENGENAI : KEW. MENGAMBIL KEP.
1. BENTUK DAN BESARNYA GANTI 1. NEGOSIASI
KERUGIAN DAN/ATAU - Penyelesaian Sengketa LH Dilakukan
2. MENGENAI TINDAKANTERTENTU langsung antara masyarakat dengan
GUNA MENJAMIN TIDAK AKAN Perusahaan melalui wakil mereka.
TERJADI/TERULANGNYA DAMPAK
NEGATIF TERHADAP LH. 2. MEDIASI
- Penyelesaian Sengketa LH
Diselenggarakan lewat Jasa
MEDIATOR.

3. KONSILIASI
DIPAKAI JASA
PENYELESAIAN - Penyelesaian sengketa LH
PIHAK KETIGA
SENGKETA LH diselenggarakan melalui
 Memiliki Kew.
Jasa KONSILIATOR
DI LUAR Mengambil KEP
PENGADILAN  Tidak memiliki
4. PENCARI FAKTA
Kew. Mengambil KEP
- Penyelesaian Sengketa LH Memakai
Jasa PENCARI FAKTA

Pihak yang mempunyai KEW.


PEMERINTAH DAN/ATAU Mengambil KEP.
MASYARAKAT DAPAT
MEMBENTUK LEMBAGA Diatur Dalam ARBITRASI
PENYEDIA JASA PELAYANAN PP No. 54 Tahun 2000 - Penyelesaian Sengketa LH
PENYELESAIAN SENGKETA LH dan Peraturan PEL Melalui Jasa ABITRATOR
YANG BERSIFAT BEBAS DAN di PUSAT, di DAERAH
TIDAK BERPIHAK
PERBUATAN MELANGAR HUKUM (PMH) REALISASI ASAS PENCEMAR MEMBAYAR
SETIAP PMH BERUPA PENCEMARAN DAN ATAU KERUSAKAN
LH YANG MENIMBULKAN KERUGIAN PADA ORANG LAIN/LH
MEWAJIBKAN PENANGGUNGJAWAB USAHA DAN/ATAU 1. Memasang/Memperbaiki IPL
1 KEGIATAN UNTUK : 2. Memulihkan fungsi LH
1. MEMBAYAR GANTI RUGI 3. Menghilangkan Penyebab Timbulnya
2. TINDAKAN TERTENTU
PENCEMARAN dan/atau PERUSAKAN LH
3. PEMBAYARAN UANG PAKSA SETIAP HARI KETERLAMBATAN
PENYELESAIAN TINDAKAN TERTENTU.
Tergugat Bebas dari KEW.
Membayar Ganti Rugi
Unsur Kesalahan Tidak
apabila dapat MEMBUKTIKAN
2 perlu dibuktikan oleh Pihak
bahwa Pencemaran dan/atau
Penggugat sebagai dasar
PENYELESAIAN TANGGUNGJAWAB Perusakan LH disebabkan :
Pembayaran GANTI RUGI
SENGKETA LH MUTLAK 1. Adanya Bencana Alam/
(Lex Specialis Gugatan
DI PENGADILAN (STRICT LIABILITY) Peperangan
PMH)
(PERDATA) 2. Keadaan Terpaksa.
1. Keg. Usaha yang 3. Adanya Tindakan Pihak
menimbulkan Dampak KETIGA
Besar dan Penting.
2. Menggunakan B3 INSTANSI PEM. Yg.
3 Hak Kelompok 3. Menghasilkan Limbah B3 Bertanggungjawab di Bidang
HAK MASY. Kecil Masy. Untuk LH bertindak untuk kepentingan
MENGAJUKAN Bertindak Mewakili 1. Masy. Dlm jumlah Banyak MASYARAKAT.
GUGATAN 2. Kesamaan Permasalahan 1. Masy. Menderita akibat
(CLASS ACTION)
Masy. Tuntutan
ke Pengadilan 3. Kesamaan Fakta Hukum Pencemaran/Perusakan LH
4. Kesamaan Tuntutan 2. Mempengaruhi perikehidupan
4 pola MASYARAKAT
1. Untuk Pelestarian Fungsi LH
Hak ORG. LH
2. Melakukan Tindakan Tertentu. Persyaratan :
Mengajukan
GUGATAN 3. Tanpa adanya Tuntutan 1. Berbadan Hukum
(LEGAL STANDING) GANTI RUGI 2. AD/ART Melestarikan Fungsi LH
4. Biaya/Pengeluaran Riil 3. Telah Melaksanakan kegiatan sesuai AD/ART
1. Berdasarkan Asas SUBSIDIARITAS (ULTIMUM REMIDIUM)
Hukum (sanksi)Pidana Sebagai Penunjang Hukum Administrasi

2. Sanksi Pidana Digunakan Apabila


a. Sanksi Administrasi Tidak Efektif
b. Penyelesaian Sengketa di luar Pengadilan Tidak Efektif
SANKSI c. Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Tidak Efektif
d. Kesalahan Pelaku Relatif/Besar dan Berat
PIDANA
e. Timbul Keresahan di Masyarakat
f. Menimbulkan Orang Sakit
g. Menyebabkan Orang Meninggal Dunia

3. Ada Bukti Permulaan Cukup

4. Pelaku Pencemaran dan/atau Perusakan Jelas


PERSYARATAN
PENEGAKAN HUKUM
UU 23 TAHUN 1997

PPNS
Penyidik Polri

PUU
LABORATORIUM BAKU MUTU SAKSI
LINGKUNGAN DAN AHLI
KRITERIA BAKU
KERUSAKAN LH

ALAT BUKTI
(DATA FAKTA)

PENCEMARAN
PERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
Barang 1. Pidana Penjara Paling
1 KEALPAAN lama 3 tahun, Dan
Siapa
(Pasal 42 (1)) 2. Pidana Denda Paling
Banyak 100 Juta
Rupiah
Secara Melawan 1. Pidana Penjara Paling
2 Hukum lama 10 tahun, Dan

2. Pidana Denda Paling


Pasal 41 (1) Banyak 500 Juta
3 Pencemaran
_______________ Dengan Rupiah
KETENTUAN dan/atau
Sengaja Perusakan LH
PIDANA
(MATERIIL)
1. Pidana Penjara Paling
Mengakibatkan 15 tahun, Dan
1. Orang Mati 2. Pidana Denda Paling
Melakukan atau Banyak 750 Juta
4 Perbuatan Rupiah
2. Luka Berat

(Pasal 41 (2)
1. Pidana Penjara Paling
5 5 tahun, Dan
Yang 2. Pidana Denda Paling
Mengakibatkan Banyak 150 Juta
(Pasal 42 (2))
KEALPAAN Rupiah
Dengan Sengaja Mem-
Padahal Mengetahui
1 BARANG SIAPA berikan Informasi
Atau Sangat Beralasan
PASAL 43 Palsu atau Menghilang
Utk Menduga Bahwa
-kan atau Menyembunyi
AYAT (2) Perbuatan Tsb Dapat
-kan atau Merusak
Mengakibatkan (angka
Informasi Yg Diperlukan
5). Pidana (angka 5)
Yang Dengan Melanggar Dalam Kaitannya Dgn
2 Ketentuan PUU Yg Berlaku Perbuatan Pasal 41(1)
PASAL 43 (1)

P 1. Zat Menyebabkan Angka 5


I 2. Energi, dan / atau 1. Pidana Penjara paling
D 3. Komponen Lain Yang B2 lama 3 thn Dan
A Sengaja Di atas / ke Dalam KEALPAAN 2. Pidana Denda
N 3 Melepas Atau
1. Tanah PASAL 44 paling banyak
A Membuang
2. Udara 100 juta rupiah
3. Air permukaan
FORMIL 4. Melakukan IMPOR / EKSPOR Menyebabkan org mati
5. Memperdagangkan, Mengangkut / luka berat
Menyimpan Bahan tersebut 1. Pidana Penjara paling
lama 5 thn Dan
6. Menjalankan Instalasi Berbahaya
2. Pidana Denda
paling banyak
Padahal Mengetahui Atau 150 juta rupiah
Sangat Beralasan Untuk
4 Menduga Bahwa Perbuatan
Pasal 43 ayat (3)
Tersebut Dapat Menimbulkan
1. Pidana Penjara Paling
1. Pidana Penjara Mengakibatkan :
Lama 9 Tahun
Paling Lama 6 1. Org Mati, Atau
2. Pidana Denda Paling
Tahun, dan 2. Org Luka Berat
Banyak 450 juta rupiah
2. Pidana Denda 1. Pencemaran dan/atau Perusakan LH
Paling Banyak 5 2. Membahayakan Kesehatan Umum, Atau
300 juta rupiah 3. Membahayakan Nyawa Orang Lain
1. BH, Perseroan,
a. Badan Hukum Perserikatan,
b. Perseroan 1. Tuntutan Pidana Yayasan,
ATAS c. Perserikatan 2. Sanksi Pidana
NAMA Org. Lain
d. Yayasan, atau 3. Tindakan Tata Tertib 2. Memberi Perintah
e. Organisasi Lain 3. Yang Bertindak
Sebagai Pimpinan
Dilakukan oleh orang-orang Dalam Perb. Atau
berdasarkan 2 dan 3
1. Hubungan Kerja
2. Hubungan Lain Bertindak
1. Yang Memberi
Pasal 46 (2) Dalam Perintah
Dijatuhkan
Lingkungan 2. Bertindak Sebagai
BH, dll. Pimpinan
Pasal 46 (1)

TINDAK PIDANA Panggilan Untuk Menghadap 1. Tempat Tinggal


KORPORASI dan Penyerahan Surat Panggilan 2. Pengurus Melakukan
Di Tujukan Kepada Pengurus Pekerjaan yang tetap
Pasal 46 (3)
Tindak Pidana Atas
Jika Tuntutan Dilakukan
Nama BH dll.
Terhadap Badan Hukum dll.
Pidana Ditambah
Pengurus Harus Datang
1/3
Sendiri ke Pengadilan
Pasal 45
Pasal 46 (3)
1 PERAMPASAN KEUNTUNGAN Yang Diperoleh Dari Tindak Pidana Lh
Dengan Mengurangi Masukan Biaya (Menghemat Biaya) Produksi
Melalui Tindakan Illegal

2 PENUTUPAN PERUSAHAAN
a. Apabila Mediasi Tidak Jalan (Tidak Ada Upaya Sungguh-sungguh)
b. Meresahkan Masyarakat (Sakit)
c. Lh Rusak Dan Tercemar Berat Sehingga Sulit Dipulihkan Kembali

PENUTUPAN SEBAGIAN PERUSAHAAN, Dalam KONTEKS


3 PRODUKSI TERTENTU Yang Menimbulkan Pencemaran / Perusakan

TINDAKAN MEMPERBAIKI AKIBAT TINDAK PIDANA, Untuk Pemulihan


TATA TERTIB 4
KUALITAS LH

5 Mengerjakan Apa Yang Dilalaikan Tanpa Hak (Membuang Limbah Cair


Ke Media LH Tanpa Diolah (IPAL)) – Kewajiban Membangun IPAL
Yang Difungsikan Secara OPTIMAL.

6 Meniadakan Apa Yang Dilalaikan Tanpa Hak (Membuang Limbah Cair


Melalui Saluran Siluman (By Pass) – Kewajiban Menghilangkan Saluran
Siluman

7 Dibawah PENGAMPUAN – Pembangunan IPAL Yang Memerlukan


Waktu (3 Tahun) Maka Selama Itu PERUSAHAAN DIBAWAH
PENGAWASAN KEJAKSAAN NEGERI / BAPEDAL
PENGEMBANGAN SISTEM
PENEGAKAN HUKUM UU 23 TAHUN 1997
PENGAWASAN 1. Penyidik Pegawai
1. Pejabat Pengawas Negeri Sipil Pengembangan
PENYELESAIAN (PPNS)
KEMENTERIAN LH
SENGKETA Insfrastruktur
2. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup 1. Institusi
BAPEDAL PROP Pasal 30 (Pasal 40)
3. Pejabat Pengawas
2. SDM
2. Penyidik POLRI
BAPEDALDA/ 3. Pedoman
3. Berdasarkan Asas
KAB/KOTA Subsidiaritas
4. Sistem
Peringatan Lisan dan Tertulis (ULTIMUM 5. Jaringan
REMIDIUM) Komunikasi
4. Tindak Pidana LH 6. Target
II III adalah Operasi
IV
I Penyelesaian Penyelesaian KEJAHATAN
SANKSI
SANKSI ADM Sengketa Di Luar Sengketa
PIDANA
Pengadilan Di Pengadilan
Pasal 25 - 29
Pasal 41 - 48 P
Pasal 31 - 33 Pasal 34 - 39
U
Pihak Ketiga Netral
S
1. Paksaan Pemerintahan 1. Perbuatan Melawan
1. NEGOSIASI A
- Gubernur Hukum Didasarkan
2. MEDIASI T
- Bupati/Walikota Pada Pasal 1365 1. Pidana Materiil
3. KONSILIASI KUH Perdata
2. Pencabutan Izin Usaha 2. Pidana Formil
dan atau kegiatan
4. PENCARI FAKTA
2. Tanggungjawab Mutlak
Prop
- Pejabat Pemberi Izin 3. Tindak Pidana
Pihak Ketiga Memiliki 3. Gugatan Masyarakat KORPORASI
- Diajukan Ka. Daerah
Kewenangan Mengambil (Class Action)
- Diajukan Pihak yang
Keputusan 4. Tindakan Tata Tertib Kab/Kota
Berkepentingan 4. Gugatan Organisasi LH
ARBITRASI
3. Audit Lingkungan (Legal Standing)
- UU 30 Tahun 1999
- Menteri Negara LH Berdasarkan KUH Perdata
- PP 54 Tahun 2000
TANGGUNG JAWAB KEBERHASILAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH

Masyarakat
Dunia Usaha

Keluarga
Individu
Solidaritas Transgenerasi

Masa Kini Masa Datang


Generasi Saat ini Generasi Mendatang
JANGAN WARISKAN AIR MATA
KEPADA ANAK CUCU KITA

Tapi…….

Wariskanlah Mata Air – Mata Air


Demi Kehidupan Mereka
TERIMA KASIH

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai