Anda di halaman 1dari 18

Kebijakan

SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN


KEHUTANAN PASCA UU. 11 TAHUN 2020
TERKAIT PERAN KPH
Kelas Intensif Virtual
Community of Practise (COP) Engage all Actors for Sustainable Growth (ENABLER)
Multistakeholder Forestry Programme Fase 4 (MFP4)- Universitas Sebelas Maret (UNS)- INSPIRIT
Selasa, 12 April 2022
SISTEMATIKA
1. Undang – Undang Cipta Kerja

2. Peran KPH Pasca UU. Cipta


Kerja

2
UNDANG - UNDANG 1
UNDANG – UNDANG
CIPTA KERJA
MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA
yang seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia secara merata di seluruh wilayah NKRI
dalam rangka memenuhi hak atas penghidupan yang layak melalui :
(1) Kemudahan dan perlindungan UMK-M serta perkoperasian;
(2) Peningkatan ekosistem investasi;
(3) Kemudahan berusaha;
(4) Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja;
(5) Investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional
KERANGKA KONSEPTUAL
Pembangunan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

“Membumikan konsep pembangunan tingkat lanskap sebagai bentuk


penghormatan terhadap peradaban manusia dan dinamika bentang alam”

1. Implementasi konsep sustanaibility menyatukan konsep


konservasi dan pembangunan ekonomi
2. Tujuannya menjaga proses ekologi esensial dan sistem
pendukung kehidupan, memelihara keanekaragaman
hayati, dan dalam menggunakan spesies dan ekosistem
harus dengan memperhatikan kesinambungannya
3. Prinsip harmonisasi dalam eksploitasi sumberdaya alam,
arah investasi, penggunaan teknologi dan
pengembangan kelembagaan harus secara harmonis
untuk keperluan saat ini dan mendatang.
4. Ada prinsip daya dukung lingkungan yang harus dijaga
UU. Cipta Kerja
Kluster Kehutanan
Merubah beberapa ketentuan dalam Undang-
Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

MEMBERIKAN KEMUDAHAN
bagi masyarakat terutama Pelaku Usaha dalam
mendapatkan Perizinan Berusaha dan kemudahan
persyaratan investasi dari sektor Kehutanan
REKONFIGURASI PENGELOLAAN HUTAN
HUTAN SEBAGAI SATU KESATUAN EKOSISTEM
(Landscape Management)
Ecologically Sensible, Socially Acceptable, Economically
Feasible

Pengelolaan Landscape/SFM

KELOLA SOSIAL KELOLA LINGKUNGAN KELOLA EKONOMI

Persetujuan Lingkungan
PENGUATAN AKSES MULTIUSAHA
LEGAL MASYARAKAT KEHUTANAN

PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL DAN


PERIZINAN BERUSAHA
PENDEKATAN LANDSCAPE KERJA KLHK: INTEGRASI INSTRUMEN LH & INSTRUMEN KEHUTANAN
PEMANFAATAN PEMELIHARAAN PENEGAKAN HUKUM Atur dan Awasi
6 P di UU (ADA)
32/2009
PPLH Atur Diri Sendiri
• Konservasi SDA (ADS)
PERENCANAAN D3TLH & RPPLH PENGENDALIAN • Pencadangan PENGAWASAN
• Pelestarian fungsi Financial
a. INVENTARISASI LH; Atmosfir
Approach
b. PENETAPAN WILAYAH EKOREGION
PEMULIHAN
c. PENYUSUNAN RPPLH

PENANGGULANGAN
KPHL
PENCEGAHAN
KPHP KPHK

• KLHS, tata ruang, baku


mutu LH, baku kerusakan
PASAR EKSPOR
LH, AMDAL, UKL-UPL,
Persetujuan LH
• Instrumen Ekonomi LH
• Analisis resiko LH, audit LH,
anggaran berbasis LH,
regulasi, dll. 1. Kawasan Hutan: HL, HP, HK
2. Pengelola Tapak: KPHP, KPHL, KPHK, dan TN
3. Integrasi Hulu-Hilir-Pasar
PEMANFAATAN HUTAN LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI
Perizinan Berusaha Melalui Multiusaha Kehutanan Perizinan Berusaha Melalui Multiusaha Kehutanan
Di HUTAN LINDUNG Di HUTAN PRODUKSI

1. Pemanfaatan HP & HL melalui pemberian perizinan berusaha pemanfaatan hutan;


2. Pada HP dapat dilakukan usaha pemanfaatan kawasan, jasling, hasil hutan kayu, hasil
hutan bukan kayu s.d. Pengolahan hasil hutan.
3. Pada HL dapat dilakuka usaha pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan usaha hasil
hutan bukan kayu.
4. Social Forestry (Multi Usaha: pemanfaatan kayu, HHBK, dan Jasling; akses legal
masyarakat)
5. Pemanfaatan nilai lahan hutan lebih optimal.
ARAH TRANSFORMASI USAHA KEHUTANAN
Pengembangan usaha kehutanan tidak
Pergeseran prioritas usaha dari yang berskala
hanya berbasis pada nilai pasar dan produksi
besar menjadi usaha yang berbasis skala
komoditas, tetapi juga jasa lingkungan, jasa
keekonomian, kemitraan dan inovasi
sosial, dan fungsi penyangga kehidupan

Pengembangan multi usaha kehutanan yang Pergeseran komoditas unggulan dari yang
tidak hanya berbasis kayu tetapi juga berbasis bahan mentah dan produk olahan
kawasan, jasa lingkungan dan hasil hutan kayu menjadi ragam komoditas yang bernilai
bukan kayu termasuk industri genetik tambah tinggi

Pergeseran industri kehutanan dari yang


Pengembangan industri kehutanan yang
berbasis komoditas biomass menjadi industri
komoditas biomasa, industri jasa lingkungan terintegrasi dengan pengelolaan hutan dan
dan industri genetik pembangunan wilayah

Sumber : RKTN Tahun 2011-2030


PBPH BERBASIS MULTIUSAHA KEHUTANAN
Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan

IUPJL PEMANFAATAN
IUPHHK-HA/RE
KAWASAN

PEMUNGUTAN
HASIL HUTAN KAYU PEMUNGUTAN PEMANFAATAN JASA
HASIL HUTAN KAYU LINGKUNGAN
DAN/ATAU BUKAN DAN/ATAU BUKAN MULTI
KAYU KAYU
USAHA

IUPHHBK IUPHHK-HTI
PEMANFAATAN
PEMANFAATAN
HASIL HUTAN KAYU
HASIL HUTAN
BUKAN KAYU

1. Pemanfaatan HP melalui pemberian izin per 1. Pemanfaatan HP melalui pemberian perizinan


jenis kegiatan (IUPK, IUPJL, IUPHHK, berusaha pemanfaatan hutan;
IUPHHBK, IPHHK, IPHHBK); 2. Social Forestry (Multi Usaha: pemanfaatan kayu,
2. Timber Oriented; HHBK, dan Jasling; akses legal masyarakat)
3. Pemanfaatan nilai lahan hutan kurang optimal. 3. Pemanfaatan nilai lahan hutan lebih optimal.
2.
KEBIJAKAN

KPH PASCA
UU. CIPTA KERJA
TA N TA N G A N P E M BA N G U N A N N A S I O N A L
02
Penyerapan
Tenaga Kerja
S T R AT E G I paling mungkin
adalah mendorong 01
pertumbuhan di tingkat tapak Pengentasan
dalam bentuk sentra produksi Kemiskinan
hasil hutan berbasis desa
Pengurangan
kesenjangan antar
wilayah.

03
SKENARIO : SEBUAH LANGKAH KOREKTIF
P O T E N S I YA N G B E L U M D I H I T U N G S E C A R A E K O N O M I
KINERJA MAKRO 25.863 desa di dalam dan sekitar hutan, 25 juta jiwa
EKONOMI termasuk 4 juta jiwa masyarakat adat

Pertumbuhan ekonomi
P O T E N S I S U M B E R D AYA H U TA N YA N G B E L U M A K T U A L
Kayu, HHBK, wisata, air
Penyerapan tenaga kerja

SECARA EMPIRIS
Pengentasan kemiskinan Bertahun-tahun bergantung kepada hutan dan
secara bisnis mampu menghasilkan produksi
Pemerataan pendapatan
LANGKAH BANTING STIR
Orientasi pemenuhan dan atasi kesenjangan

TRANSFORMASI
secara legal ke dalam perekonomian nasional dalam bentuk sentra produksi hasil hutan
berbasis masyarakat
PERAN KPH
M E N G AY U N K A N
pendulum perubahan untuk aktualisasi potensi tapak hutan, untuk
transformasi ekonomi
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI HULU, HILIR, DAN PASAR
Tata Hutan dan
Rencana Usaha PNBP Pemasaran Hasil Hutan
pemanfaatan Pemanfaatan (Penjaminan Legalitas
Pengelolaan
hutan Hutan Hasil Hutan)
Hutan

Perijinan Penatausahaan Pengolahan BINDALWAS


berusaha Hasil Hutan Hasil Hutan dan Sanksi
pemanfaatan (PUHH) Administratif
hutan

HULU HILIR PASAR


KPH. Wajah baru tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan yang mengetengahkan
peluang baru multiusaha kehutanan

Petani kopi di KPHP Batulanteh, Sumbawa, Nusa


Tenggara Barat, sedang memeriksa hasil
tanamannya sebelum dipanen. KPH telah
membantu masyarakat meningkatkan pendapatan
sekaligus mengubah prilaku menjadi lebih ramah
terhadap lingkungan.
KPH Membuka ruang kelola,
merawat keseimbangan

KPHP Lakitan Bukit Cogong. Sebelum diintevensi oleh


KPH, produksi bubuk kopi 35-70 kilogram per bulan
(pendapatan kotor Rp.2-5 juta per bulan). Dan setelah
tahun 2016, produksi bubuk kopi mencapai 70-210
kilogram per bulan (pendapatan kotor 5,2 – 15,7 juta per
bulan).

KPHP Gedong Wani, Kabupaten Lampung Selatan.


Mengelola entitas hutan bersama Kelompok Tani Hutan
“Agro Sumber Rejeki” telah mampu memproduksi
minyak serah wangi (lemon grass oil). Dalam sebulan tidak
kurang dari Rp. 8 juta mengalir ke kas kelompok tani
hutan agro sumber rejeki. Selain minyak sereh, saat ini
juga sedang upaya pengembangan produk sereh wangi
yang akan diproduksi dalam bentuk balsam sereh.
17
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai