Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLAAN KAWASAN DAN

KERJASAMA PENGEMBANGAN WISATA ALAM


BALAI BESAR TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM


TAMAN NASIONAL
BROMO TENGGER SEMERU
 Taman nasional adalah kawasan pelestarian
alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi
 Penunjukan : SK Menteri Kehutanan
No.278/Kpts-VI/1997 pada tanggal 23 Mei
1997
 Penetapan : SK No.178/Menhut-II/2005
tanggal 29 Juni 2005  luas 50.276,20 ha
 Terletak di Kabupaten Malang, Pasuruan,
Probolinggo dan Lumajang
 Potensi : bentang alam unik (laut pasir, ranu),
©mdn.rahmadana
habitat flora fauna endemic, jasling air
Zonasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Luas 50.276,20 Ha

Zonasi Tahun 2019

1. zona inti (17.028,67 ha)


2. zona rimba (26.871,36 ha)
3. zona pemanfaatan (1.293,96 ha)
4. zona tradisional (3.140,35 ha)
5. zona rehabilitasi (1907,24 ha)
6. zona religi sejarah dan budaya (4,13 ha)
7. zona khusus (30,49 ha)
Program Strategis TNBTS
PROJECT ANALYSIS SLIDE 6 Manajemen Ekowisata
Berkelanjutan

Efektifitas Pengelolaan

Pengembangan Wisata
Kawasan Penyangga
Sinergi & Kerjasama

Pengelolaan Jasa
Lingkungan Sistem Informasi & Monitoring
Kehati

DIREKTORAT JENDERAL
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Manajemen Ekowisata Berkelanjutan

Diversifikasi ODTWA
Digitalisasi Pelayanan : sistem online booking.
Berbasis kajian daya dukung dan monitoring biofisik
kawasan
Kawasan Eksplorasi,
11 area ditetapkan
TNBTS Potensi inovasi dan
sebagai lokasi zona
keindahan, penguatan
pemanfaatan
keunikan produk

 Tujuan : untuk memperpanjang lama kunjungan


wisata (length of stay)
 Diarahkan pada paket wisata minat khusus :
DIVERSIFIKASI
a. Hutan
ODTWA b. Geologi vulkanik
c. Kehidupan masyarakat

6
Pengembangan Wisata Kawasan Penyangga

Wisata Budaya Tengger


Pengembangan souvenir & kuliner
Penataan Jejaring Pendukung
Sistem Informasi & Monitoring Kehati

Inventarisasi SDA
Pengawetan Kehati
Penguatan Database Sitroom
Kelola Jasa Lingkungan

 Isu Degradasi Kawasan – Mass Tourism


 Pengelolaan Sampah
 Bioprospekting & Pemanfaatan SDA
 Penataan Pelaku Jasa Wisata
Sinergi & Kerjasama

 Mendorong Sinergi dengan Komunitas Untuk Menjaga Ekosistem


Kawasan (Forum Sahabat Gunung)
 Mendorong Sinergi Program Kegiatan dengan Pemkab (Proses
Kerjasama Jalan di dalam Kawasan, Revitalisasi Ranupani, Kantong
Parkir Pananjakan, Titik Pandang di Luar Kawasan)
 Kemitraan Konservasi dengan Masyarakat
Dampak Ekonomi Wisata Kawasan
DASAR HUKUM KERJA SAMA DALAM NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH 28 TAHUN 2011 Jo. PP. 108 TAHUN 2015 TENTANG
PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERMENHUT P.85/MENHUT-II/2014 Jo. PERMENLHK NO.


P.44/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 TENTANG TATA CARA KERJASAMA
PENYELENGGARAAN KSA DAN KPA

PERMENLHK NO. P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017


TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KSA DAN KPA

PERATURAN MENTERI LHK NOMOR : P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2019


TENTANG LEMBAGA KONSERVASI

PERDIRJEN NO. P.6/KSDAE/SET/KUM.1//2018 Jo. P.2/KSDAE/SET/KUM.1/2/2019


TENTANG PETUNJUK TEKNIS KEMITRAAN KONSERVASI PADA KSA DAN KPA

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM


KERJA SAMA DI BIDANG
KONSERVASI SUMBER
DAYA ALAM
Kerja sama berdasarkan Asal Mitra
1. Kerja Sama Dalam Negeri (KDN)
2. Kerja Sama Luar Negeri (KLN)

Kerja Sama berdasarkan Jenis


1. Kerja Sama Penguatan Fungsi
2. Kerja Sama Pembangunan Strategis yang Tidak Dapat
Dielakkan
Click icon to add chart Pembangunan Strategis
yang Tidak Dapat
Dielakan
Kegiatan yang mempunyai pengaruh sangat penting
secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan keamanan negara dan sarana komunikasi,
transportasi terbatas dan jaringan listrik untuk
kepentingan nasional

1. Kedaulatan Negara dan 4. Energi Baru dan Terbarukan


Hankam serta Jariangan Listrik

2. Sarana Komunikasi dan


5. Mitigasi Bencana
Pendukungnya

3. Transportasi Terbatas

The Borkeld, The Netherlands 15


LESSON LEARNED KERJA
SAMA DITJEN KSDAE

1. Kerja sama lingkup Ditjen KSDAE


merupakan langkah strategis dalam upaya
meningkatkan peran serta para pihak dalam
upaya konservasi SDAE
2. Karakteristik mitra sangat bervariasi
3. Perlu Peran aktif Pemerintah dalam
mengoptimalkan dukungan mitra
4. Kerja sama tidak hanya sebagai filling the
gaps, namun menjadi bagian dari resolusi
konflik di lapangan  Kerjasama Kemitraan
Konservasi

16
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
SURAT EDARAN DIRJEN KSDAE NO.
SE.12/KSDAE/SET/KUM.3/10/2018

Pokok-pokok substansi PKS

1 2 3 4 5
PKS harus PKS tidak PKS menjelaskan Substansi PKS
tetap menjaga mendelegasikan PKS didasarkan bagian-bagian rinci dibahas rinci dalam
yuridiksi kewenangan pada pertimbangan dalam kerjasama laporan ke KLHK
negara untuk hal tata untuk mendukung sebagai bagian- dan dilaporkan
kelola dalam efektifitas kerja bagian tata kelola kepada Dirjen
wilayah dan tata kelola kawasan dan bukan KSDAE dan Menteri
konservasi kawasan (blok kawasan) secara berjenjang
konservasi, ada
konsultasi publik 17

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM


Contoh Kerja Sama &
Ijin Yang Berjalan

1. Kerja sama sarana komunikasi pertahanan


keamanan Hubdam V Brawijaya, Lanud AL,
Armada II Suarabaya, Deninteldam
2. Kerjasama sarana ibadah PHDI Probolinggo
dan Lumajang
3. Kerjasama pemulihan ekosistem Sumitomo, Co.
Ltd
4. Kerjasama pengembangan wisata alam dan
asuransi pengunjung PT. Amanah Githa
5. Ijin usaha jasa wisata koperasi Bromo Nusa
Indah 18
Potensi Kerjasama

Kelola Wisata Sehat

 Nyaman, Sesuai Daya Dukung & Daya


Tampung
 Aksesibilitas, Amenitas, Atraksi dan Anciliary
Memadai

Digitalisasi Pelayanan

 E-Ticketing
 Booking Online
 Sistem Pendataan dan Monitoring (Sidaring)

Kemitraan Konservasi

 Community Development
 Live-In Programm
 Masyarakat Sejahtera
KAWASAN KONSERVASI ADALAH Hong Ulun Basuki Langgeng
“NATURAL CAPITAL” SEKALIGUS
“NATIONAL TREASURE”.
BIODIVERSITY DAN BIOPROSPECTING
AKAN MENJADI TULANG PUNGGUNG
DALAM BIDANG PANGAN, KESEHATAN
DAN ENERGI.

HAL INI AKAN DAPAT TERWUJUD


MELALUI PENGELOLAAN
KOLABORATIF SEBAGAI SALAH SATU
STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVASI KE DEPAN

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM 20

Anda mungkin juga menyukai