GAMBARAN UMUM
dan
Mangkunegaran
Ko
(Mangkunegaran).
Wilayah
yuridis itu tidak bersifat mengatur secara khusus, maka pada hari Senin
Pon tanggal 15 Juli 1946, saat ditetapkannya Penetapan Pemerintah
Nomor: 16/SD tersebut ditetapkan menjadi Hari Lahir Kabupaten
Sukoharjo. Penetapan ini kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 17 tahun 1986 tentang Hari Lahir
Kabupaten Sukoharjo, yang disahkan dengan SK Gubernur KDH Tingkat I
Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1986 No. 188.3/480/1986 dan
diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 3
Tahun 1987 Seri D No.2 tanggal 9 Januari 1987.
(www.sukoharjokab.co.id, 2009)
Visi
Terwujudnya
DPPKAD
Pemerintah
Masyarakat
Kabupaten
Sukoharjo
yang
Sukoharjo
Sejahtera,
adalah
Maju
dan
Kualitas
Pendidikan,
Kesehatan,
Kesejahteraan
pendapatan, pengelolaan
b. Penyelenggaraan
dan
pelaksanaan
tugas
di
bidang
pendapatan,
Dinas
PPKAD
dalam
merumuskan
kebijakan,
koordinasi,
pengendalian
pembinaan,
kegiatan
perencanaan,
6. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas
Kepala
Dinas
PPKAD
dalam
merumuskan
kebijakan,
10
Kepala
Dinas
PPKAD
dalam
merumuskan
kebijakan,
Pendaftaran
dan
Pendataan
mempunyai
tugas
pokok
11
12
Akuntansi
dan
melaksanakan
sebagian
merumuskan
kebijakan,
Pelaporan
tugas
mempunyai
Kepala
Dinas
mengoordinasikan,
tugas
pokok
PPKAD
dalam
membina
dan
Pelaporan;
b. Pengkoordinasian, pengembangan dan fasilitasi kegiatan di Bidang
Akuntansi dan Pelaporan; dan
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di Bidang
Akuntansi dan Pelaporan.
13
pengendalian, dan
pengendalian, dan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
fasilitasi
Dinas
PPKAD
dalam
merumuskan
kebijakan,
14
Pengendalian
dan
Pelaporan
mempunyai
tugas
pokok
Kepala
Dinas
PPKAD
dalam
merumuskan
kebijakan,
15
Penatausahaan
Aset
Daerah
mempunyai
tugas
pokok
Pendayagunaan
Aset
Daerah
mempunyai
tugas
pokok
16
pengendalian, dan
17
D. Latar Belakang
Selama menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh pemerintah, dana tersebut
dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki oleh suatu
negara, baik itu kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu
iuran tersebut adalah pajak dan retribusi.
18
19
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan agar pemerintah daerah dapat mengurusi
kepentingan daerahnya dengan otonomi daerah. Dalam hal ini pajak daerah
ditempatkan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan yang
merupakan sarana peran serta dalam pembiayaan dalam pembangunan daerah
yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab dengan titik berat pada
Kota/Kabupaten. Dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),
pajak
daerah
diharapkan
menjadi
salah
satu
sumber
pembiayaan
daerah).
Tentu
tidak perlu
20
kabupaten
Sukoharjo
yang
pada
akhirnya
mampu
meningkatkan
(PBB-P2)
SEBAGAI
SALAH
SATU
SUMBER
E. Rumusan Masalah
Pokok masalah yang dapat dirumuskan untuk menentukan arah
penelitian adalah.
1. Apakah sistem pemungutan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan di kabupaten Sukoharjo sesuai dengan peraturan daerah yang
berlaku?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pengalihan pajak
bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di kabupaten Sukoharjo?
F. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sistem pemungutan pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan di kabupaten Sukoharjo sesuai dengan peraturan
daerah yang berlaku.
21
G. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penilitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan, yaitu.
1. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pentingnya pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan sebagai
salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kabupaten Sukoharjo dan
diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dalam proses
pemungutan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di
kabupaten Sukoharjo.
2. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam bidang perpajakan dan untuk menambah wawasan
tentang perpajakan khususnya pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan.
3. Akademis
Penelitian ini diharapkan jadi bahan pengembangan untuk penelitianpenelitian
selanjutnya
pengetahuan.
demi
kemajuan
dan
pengembangan
ilmu
22
KEPALA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAG
BIDANG
ANGGARAN
BIDANG
PENDAPATAN
BIDANG
PERBENDAHARAAN
SUBBAG
PROGRAM
KEUANGAN
BIDANG
AKUNTANSI
DAN
PELAPORAN
BIDANG
KAS
SEKSI
SEKSI
SEKSI
PENDAFTARAN DAN
PENDATAAN
PERBENDAHARAAN I
AKUNTANSI
SEKSI
SEKSI
PENYUSUNAN
ANGGARAN
PENETAPAN
PERBENDAHARAAN II
SEKSI
VERIFIKASI
SEKSI
PENGELUARAN
SEKSI
SEKSI
SEKSI
PELAKSANAAN
ANGGARAN
PENERIMAAN,
PENAGIHAN
DAN
PELAPORAN
PERBENDAHARAAN III
SEKSI
FASILITASI
PENYUSUNAN
LAPORAN
KEUANGAN
SEKSI
PENGENDALIAN DAN
PELAPORAN
SEKSI
PERENCANAAN
ANGGARAN
SEKSI
SEKSI
PENERIMAAN
SUBBAG
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG
ASET
DAERAH
SEKSI
PENATAUSAHAAN ASET
DAERAH
SEKSI
PENDAYAGUNAAN ASET
DAERAH
SEKSI
PERUBAHAN
STATUS
HUKUM
BUPATI SUKOHARJO,
UPTD
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pajak Daerah
Adriani dalam Waluyo dan Ilyas (2000) mengatakan pajak adalah
iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh Wajib
Pajak, pembayarannya menurut peraturan-peraturan yang berlaku, dengan
tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan
kegunaannya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Sedangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7
Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa pajak
daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada
Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat diketahui bahwa Pajak Daerah
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Pajak Daerah merupakan Pajak Negara yang diserahkan kepada Daerah.
23
24
25
26
27
dan/atau
bangunan
yang
dimiliki,
dikuasai
dan/atau
28
d) Pagar mewah;
e) Tempat olahraga;
f) Galangan kapal, dermaga;
g) Taman mewah;
h) Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;
dan
i) Menara.
e. Objek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan adalah objek pajak yang :
a) Digunakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan;
b) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
dibidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
nasional,
yang
tidak
dimaksudkan
untuk
memperoleh
keuntungan;
c) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang
sejenis dengan itu;
d) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan
tanah negara yang belum dibebani suatu hak;
e) Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan
asas perlakuan timbal balik; dan
29
30
31
16) Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam Masa Pajak, dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
17) Surat Pemberitahuan Objek Pajak yang selanjutnya disingkat SPOP
dan Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak yang selanjutnya
disingkat LSPOP adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak
untuk melaporkan data subjek objek PBB-P2 sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.
18) Nomor Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat NOP adalah nomor
yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya.
19) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, yang selanjutnya disingkat
SPPT adalah surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya
PBB-P2 Perdesaan dan Perkotaan yang terutang kepada Wajib Pajak.
20) Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah
pokok pajak yang terutang.
e. Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Penghitungan Pajak Bumi dan
32
B. Pembahasan
1. Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan Menurut Perda
Sesuai Pasal 6 dan Pasal 9 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, yang
dimaksud dengan pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak
33
yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta
pengawasan penyetorannya.
Asas Perpajakan Nasional adalah self assessment, yaitu suatu asas
yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban serta memenuhi haknya di bidang perpajakan, sehingga dapat
mewujudkan perluasan dan peningkatan kesadaran kewajiban perpajakan
secara adil. Dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, salah satu
pemberian kepercayaan tersebut adalah dengan memberikan kesempatan
kepada wajib pajak untuk mendaftarkan sendiri objek pajak yang
dikuasai/dimiliki/dimanfaatkan (self assessment di bidang pelaporan), ke
Direktorat Jenderal Pajak atau tempat-tempat lain yang ditunjuk.
Untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah perlu menetapkan
peraturan Bupati No. 48 Tahun 2011 tentang petunjuk pelaksanaan
pemungutan PBB-P2 Perdesaan dan Perkotaan Kabupaten Sukoharjo.
Pemungutan Pajak Bumi Bangunan Perkotaan dan Pedesaan (PBBP2) adalah adalah suatu rangkaian kegiatan dimulai dari penghimpunan
data obyek pajak dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang
terutang sampai dengan kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta
pengawasan penyetoran Pajak Bumi Bangunan Perkotaan dan Perdesaan.
Dalam
rangka
pemungutan
PBB-P2,
Pemerintah
Daerah
34
SISMIOP
merupakan
suatu
aplikasi
yang
35
36
3. Penilaian
a. Penilaian adalah kegiatan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah terhadap Objek Pajak Bumi dan Bangunan untuk
menentukan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang akan dijadikan
dasar pengenaan pajak baik secara massal maupun individual dengan
menggunakan pendekatan penilaian yang telah ditentukan.
b. Penetapan besarnya NJOP ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
4. Penetapan
a. PBB yang Terutang
1) Penetapan besarnya PBB yang terhutang dihitung berdasarkan
NJOP Bumi dan Bangunan dikalikan luas bumi dan bangunan
kemudian dikurangi dengan NJOPTKP yang selanjutnya disebut
NJKP.
NJKP = [(NJOP Bumi x luas bumi) + (NJOP Bangunan x luas
Bangunan)] NJOPTKP
2) NJKP dihitung menggunakan tarif:
a) Untuk NJOP sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) ditetapkan
37
38
5. Penerimaan
a. PBB yang terutang dibayar di Kas Daerah / Bank Tempat
Pembayaran dengan menggunakan SPPT, SKPD, SKPDKB, dan
SKPDKBT.
b. Bank Tempat Pembayaran ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
c. PBB harus dibayarkan sebelum jatuh tempo pembayaran.
d. Jatuh tempo pembayaran PBB adalah yang tercantum di SPPT.
e. Jatuh tempo pembayaran PBB ditetapkan berdasar Keputusan
Bupati.
f. Wajib Pajak setelah melakukan pembayaran memperoleh STTS.
g. STTS dibuat rangkap 2 (dua) lembar :
1) Lembar ke-1 diberikan kepada wajib pajak;
2) Lembar ke-2 untuk Bank.
h. STTS Lembar ke-2 disimpan oleh bank sebagai dasar pembuatan
laporan, dan selanjutnya dikirimkan kembali ke DPPKAD paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pembayaran.
i. STTS dianggap sah apabila telah ada tanda validasi dari Bank
Tempat Pembayaran.
Dalam rangka menjaga validitas basis data yang dilimpahkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak sebagai akibat perkembangan/perubahan Subjek
dan Objek PBB-P2, Pemerintah Daerah melakukan pemeliharaan basis
data SISMIOP. Pemeliharaan basis data SISMIOP dilakukan dengan cara.
39
a. Pasif, yaitu
40
41
c. Kurangnya kesadaran wajib pajak tentang data wajib pajak pada SPOP,
jika terdapat perubahan data seperti alamat, NOP, status, pekerjaan
wajib pajak tidak mengganti data pada SPOP.
d. Banyaknya wajib pajak yang mempunyai alamat ganda, sehingga
membuat kesulitan bagi petugas untuk melakukan penagihan PBB-P2.
e. Belum ada petugas survey yang menangani tentang data terbaru wajib
pajak.
42
Wajib Pajak
Mulai
Mengisi
Form
SPOP
SPOP
SPPT
2
Dibayar sebelum jatuh
tempo, yang tertera
pada SPPT.
Membayar ke
bank jateng
2
2
1
Keterangan:
SPOP : Surat Pemberitahuan Objek Pajak
6
N
43
SPOP
Penetapan
PBB Tahun
Selanjutnya
SPOP
Apabila terdapat perubahan
data, dilakukan penggantian
data pada SPOP.
Mencocokan data
SPPT dengan data
DHKP.
SPOP
Menentukan
NJOP
SPOP
Dijadikan sebagai
dasar pengenaan pajak.
Keputusan
Bupati
3
2
SPPT
DHKP
Penetapan
PBB
berdasarkan
NJOP
3
N
SPOP
Keterangan:
PBB
44
STTS
2
SPPT
DHKP
Mencatat ke
dalam laporan
penerimaan
pajak daerah
Membuat
berita acara
STTS
LPPD
3
2
SPPT
DHKP
Berita Acara
Selesai
N
N
4
Keterangan:
LPPD : Laporan Penerimaan Pajak Daerah
45
Desa/Kelurahan
4
3
SPPT
DHKP
Berita Acara
Pengecekan
3
SPPT
DHKP
Berita Acara
5
N
46
Bank Jateng
STTS
Pembuatan Laporan
STTS
2
Paling lambat dua hari
setelah tanggal pembayaran.
7
BAB III
TEMUAN
A. Kelebihan
Setelah mengevaluasi Pelaksanaan Pengalihan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di kabupaten Sukoharjo,
terdapat beberapa kelebihan pada pelaksanaan PBB-P2 sebagai berikut.
1. Kabupaten Sukoharjo satu-satunya kabupaten di wilayah Bakorwil II yang
melakukan pengalihan PBB-P2 di tahun 2012.
2. Ketika PBB di kabupaten Sukoharjo dialihkan menjadi PBB-P2 sebagai
pajak daerah, dengan demikian seluruh hasil penerimaan dari PBB-P2
diberikan kepada pemerintah daerah.
3. Perubahan PBB menjadi PBB-P2 berdampak pada peningkatan kualitas
kerja Pemda Sukoharjo.
B. Kelemahan
Setelah mengevaluasi Pelaksanaan Pengalihan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di kabupaten Sukoharjo,
terdapat beberapa kelemahan pada pelaksanaan PBB-P2 sebagai berikut.
1. Banyaknya wajib pajak yang menunggak kewajiban untuk membayar
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
2. Kurangnya sosialisasi tentang PBB-P2, sehingga masih banyak masyarakat
yang belum tahu tentang PBB-P2.
47
48
3. Kurangnya kesadaran wajib pajak tentang data wajib pajak pada SPOP,
jika terdapat perubahan data seperti alamat, NOP, status, pekerjaan wajib
pajak tidak mengganti data pada SPOP.
4. Banyaknya wajib pajak yang mempunyai alamat ganda, sehingga
membuat kesulitan bagi petugas untuk melakukan penagihan PBB-P2.
5. Belum ada petugas survey yang menangani tentang data-data terbaru wajib
pajak.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengevaluasi Pelaksanaan Pengalihan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Sebagai Salah Satu Sumber
Pendapataan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo, terdapat kesimpulan sebagai
berikut.
1. Bagian Pendapatan DPPKAD kabupaten Sukoharjo memiliki peran aktif
sebagai pelaksana pemungutan PBB-P2.
2. Prosedur pelaksanaan pemungutan PBB-P2 di kabupaten Sukoharjo sesuai
dengan Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan di Kabupaten Sukoharjo.
3. PBB-P2 merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah kabupaten
Sukoharjo.
B. Saran
Melihat
beberapa
kekurangan/kelemahan
yang
terdapat
pada
49
50