01 Agustus 2016
Jurnal
INFRASTRUKTUR
Jurnal INFRASTRUKTUR i
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Jurnal
INFRASTRUKTUR
Susunan Redaksi Jurnal Infrastruktur
Jurnal Jabatan Fungsional Aparatur Sipil Negara
Mitra Bestari : Nursama Heru Apriantoro, Ph.D (Poltekkes Jakarta/ Universitas Nasional
Jakarta)
Prof. Dr. Muhammad Yamin Jinca, MS.Tr. (Universitas Hasanuddin Makassar)
Prof. Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. (Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya)
Redaksi
Email : jafung.bpsdm.pupr@gmail.com
ii Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
DAFTAR ISI
Pengantar Redaksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
3. Abstrak. Berisi tentang: permasalahan, tujuan, metode, hasil, kesimpulan dan kata kunci. Ditulis
1 spasi maksimal setengah halaman (maksimal 300 kata). Ditulis dalam Bahasa Inggris.
4. Pendahuluan. Ditulis tentang Latar Belakang, Permasalahan/ Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian
5. Tinjauan Pustaka. Ditulis teori-teori yang mendukung atau yang relevan dengan kegiatan penelitian
yang dilakukan. Penyajian scientific method atau landasan teori memerlukan acuan pustaka yang
kuat, tajam dan mutakhir.
6. Metode Penelitian. Memuat jenis penelitian, waktu, tempat, populasi/ sampel, alat dan bahan,
metode pengolahan data, serta informasi lain yang dibutuhkan atau relevan dengan jenis
penelitiannya.
7. Hasil. Menampilkan hasil dalam bentuk ilustrasi: gambar, tebel, grafik, foto, diagram, dll. Memberikan
interpretasi terhadap data hasil. Dapat berupa hasil analisis fenomena di wilayah penelitian yang
relevan, hasil yang diperoleh dapat berupa deskriptif naratif, angka-angka, gambar / table, suatu
alat. Penelitian kualitatif penulisan hasil berbentuk interpretasi, sedangkan penelitian kuantitatif
hasil dalam bentuk statistik. Hasil harus menyajikan data permaslahan dan tujuan penelitian.
8. Hasil. Pembahasan ditulis dengan ringkas dan fokus kepada interpretasi dari hasil yang diperoleh,
BUKAN pengulangan dari hasil. Pembahasan dengan acauan pustaka dimunculkan bila harus
membandingkan hasil atau publikasi sebelumnya. Arah pembahasan untuk menjawab tujuan
penelitian. Akhir dari uraian pembahasan harus mampu menunjukan pernyataan kesimpulan
9. Pembahasan. Pembahasan ditulis dengan ringkas dan fokus kepada interpretasi dari hasil yang
diperoleh, BUKAN pengulangan dari hasil. Pembahasan dengan acauan pustaka dimunculkan bila
harus membandingkan hasil atau publikasi sebelumnya. Arah pembahasan untuk menjawab tujuan
penelitian. Akhir dari uraian pembahasan harus mampu menunjukan pernyataan kesimpulan
10. Pembahasan. Diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan, disampaikan secara singkat dalam
bentuk kalimat utuh. Harus menjawab pertanyaan dan permasalahan riset yang diungkapkan pada
pendahuluan.
11. Saran. Berisi rekomendasi akademik atau tindak lanjut nyata dari kesimpulan yang diperoleh.
12. Daftar Pustaka. Ditulis nama, tahun publikasi, judul artikel/ buku, lokasi penerbit, nama penerbit
(berdasarkan referensi model APA).
iv Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Atas perkenan dan rahmat-Nya Jurnal Infrastruk-
tur ini memasuki pada volume kedua. Pada penerbitan kali ini, Jurnal Infrastruktur menyajikan hasil-hasil
penelitian atau kajian atas pelaksanaan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebanyak 10
(sepuluh) topik yang meliputi bidang pengairan, jembatan, perumahan, manajemen konstruksi serta per-
spektif infrastruktur secara sosial ekonomi yang dikaji baik secara kualitatif, kuantitatif maupun gabungan
keduanya.
Kami mengucapkan terima kasih dan selamat kepada para penulis yang telah memberikan kontribusi sig-
nifikan dalam pengembangan ilmu dan teknologi di bidang PUPR, demikian juga kepada para mitra bestari
(reviewer) yang telah meluangkan waktunya untuk menilai naskah yang dimuat pada edisi ini. Pada kes-
empatan berikutnya, kami mengundang para pejabat fungsional bidang PUPR untuk mempublikasikan hasil
penelitian/kajiannya maupun ide-ide atau gagasan baru yang orisinil melalui jurnal ini.
Karena terbilang masih baru, kami menyadari Jurnal Infrastruktur ini masih jauh dari sempurna. Namun
harapan kami, jurnal ini dapat menjadi salah satu media komunikasi dan informasi ilmiah dan menjadi
wadah untuk menuangkan buah pikiran ilmiah bagi sumber daya manusia Bidang PUPR. Selain itu diharap-
kan jurnal ini memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan kualitas
infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat demi kemajuan tanah air tercinta.
Berkenaan dengan hal tersebut, kami sangat berterima kasih untuk menerima masukan konstruktif dari
para pembaca yang dapat disampaikan kepada kami.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, semoga karya tulis ilmiah dalam jurnal ini dapat memberikan inspirasi
bagi para pembaca untuk berperan aktif dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi terutama di bi-
dang PUPR.
Redaksi
Jurnal INFRASTRUKTUR
Jurnal INFRASTRUKTUR v
Vol.01 No.02 Agustus 2016
1 - vi Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Emai : disafahmi@gmail.com
Abstrak
Jaringan jalan raya dan jembatan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang berperan
penting dalam sektor perhubungan, menunjang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatnya aksessibilitas
yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil. terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan
jasa, serta mobilitas masyarakat dan untuk mengembangkan suatu wilayah. Penggunaan jembatan dengan
box culvert merupakan salah satu upaya peningkatan pelayanan jalan untuk mengatasi permasalahan
lalu lintas. Efisiensi dan efektifitas jaringan jalan dapat diperoleh dengan melakukan perancangan dan
perencanaan yang memenuhi unsur teknis dan ekonomis,kenyamanan, keamanan, dan aspek keselamatan
transportasi jalan raya.
Abstract
The existence of the highways and bridges are indispensable to bolster the pace of economic growth, along
with the increasing needs of the means of transport that can reach remote areas. The network of highways
and bridges that are the infrastructure of land transport which play an important role in the transport sector,
especially for the continuity of the distribution of goods and services, as well as community and to develop
the region. The improvement planning of the roads and bridges is one of the efforts to address the problem
of traffic. In connection with the problems of traffic, then the necessary addition of the capacity of the roads
and bridges that will certainly require effective methods in the design or planning in order not only obtained
the best result and economy, but also meets the elements of comfort, security, and safety of road users.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Panjang box culvert, merupakan lebar jalan untuk dilewati karena permukaan jalannya telah
ditambah dua kali lebar bahu jalan dan dua kali mengalami penurunan. Penyebab penurunan
tebal dinding sayap. Langkah pelaksanaan dalam tanah adalah pondasi yang digunakan sebelumnya
pembuatan box culvert secara garis besar, diuraikan berupa gelondongan kayu. Kemungkinan alasan
sebagai berikut: (Direktorat Bina Program Jalan penggunaan gelondongan kayu dipilih oleh
2002) kontraktor sebelumnya adalah faktor minimnya
anggaran untuk pembuatan pondasi dari beton.
1. Penggalian tanah.
4.1. Desain box culvert
2. Pemadatan tanah.
Pembuatan box culvert pada proyek berbeda dari
3. Penghamparan beton untuk lantai kerja. pembuatan standar ukuran box culvert pada
umumnya. Desain box culvertnya disesuaikan
4. Persiapan-persiapan bahan dan material yang dengan keadaan tempat kerja. Ukuran standar
diperlukan. box culvert secara maksimal adalah 3x3 meter,
sementara pada proyek ini dibuat dengan ukuran
5. Persiapan-persiapan pembesian.
4x4 meter sebagaimana pada gambar 2 (Dokumen
6. Pemasangan bekistingperakitan tulangan. Kantor PPK Sp. Liang Anggang Pelaihari + jalan
Dalam Kota Kp. Asam Asam). Proses perubahan
7. Pengecoran. desain didasarkan pada kondisi lapang dan
kewenangan yang dilimpahkan pada Perencanaan
8. Perawatan dan pembukaan bekisting. dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN). Pihak yang
ditunjuk adalah konsultan perencana yang direkrut
3. METODE PENELITIAN oleh P2JN.
Gambar 3. Jembatan pengganti di samping lokasi 4.3. Pekerjaan Bekisting dan Tulangan
pengerjaan box culvert.
Bekisting dibuat dari tripleks yang cukup tebal,
4.2. Pelaksanaan Lapangan dengan terlebih dahulu dilapisi bahan yang dapat
meningkatkan ketahanan tripleks terhadap air,
Sebelum membuatan box culvert, kontraktor dan sambungan harus kedap terhadap adukan
membuat jembatan pengganti terlebih dahulu
. Sesuai kondisi lapangan, berfungsi sebagai
pengganti jembatan yang akan dikerjakan. Ketika
lajur jembatan akan dikerjakan secara bergantian,
maka tidak memerlukan jembatan pengganti.
Namun ketika jembatan akan dibongkar secara
keseluruhan, maka kontraktor akan menyediakan
jembatan alternatif yang biasa disebut dengan
jembatan pengganti.
Pada pekerjaan di sepanjang ruas Batu Licin Sei. Gambar 5. Tulangan yang siap untuk dicor
Kupang Cs, terdapat 3 dari 4 lokasi penggantian
jembatan dimana kontraktor memilih untuk serta cukup kaku untuk mempertahankan posisi
menyediakan jembatan pengganti. Alasan yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan,
pembongkaran seluruh bagian jembatan adalah dan perawatan. Bekisting dibuat sedemikian rupa
keterbatasan waktu pengerjaaan dan anggaran sehingga dapat dibersihkan. Sebelum pengecoran
yang tersedia. Ketika kontraktor memilih untuk beton, bekas-bekas kawat pengikat yang tidak
mengerjakan secara sebagian, maka pembuatan box terpakai, tanah, kotoran, dan semua bahan-bahan
culvert tidak akan selesai tepat waktu mengingat asing dikeluarkan terlebih dahulu dari bekisting.
umur beton yang siap menerima beban adalah 28 Bekisting dibuat sedemikian rupa sehingga pada
hari. waktu dibuka, permukaan beton tidak rusak.
Pembuatan box culver, dimulai dari pembuatan Tulangan dibersihkan dari kotoran, lumpur, minyak,
lantai kerja, pelat dasar, dan dinding. Selanjutnya, cat dan kerak pabrik, percikan adukan atau bahan
setelah pelat dasar dan dinding selesai dibuat dan asing yang dapat mengurangi atau merusak
peletkatan dengan beton sebelum beton dicor.
Tulangan ditempatkan dengan tepat sesuai dengan
desain, tulangan diikat kuat dengan menggunakan
kawat ikat baja, sehingga tidak dapat bergeser
pada saat pengecoran beton dan pemadatan beton.
Simpul kawat pengikat diarahkan meninggalkan
permukaan beton yang terbuka.
5.1. Kesimpulan
Gambar 4. Bekisting yang telah selesai
dipasang Proses pembuatan box culvert siap untuk dicor,
siap menerima beban, barulah dimulai pembuatan penyelesaian pengerjaan sangat dekat dengan
pelat lantai. Pelat dasar dan dinding tersebut waktu berakhirnya kontrak (PHO). Langkah yang
berfungsi sebagai penunjang di samping perancah- digunakan konsultan untuk mengganti desain box
perancah yang diperlukan. Perancah-perancah ini culvert disesuaikan dengan keadaan lingkungn
harus direncanakan mampu menahan beban yang adalah sangat tepat karena dapat menekan
diperlukan. Akibat beban tersebut, perancah tidak pembiayaan.
boleh mengalami lenturan atau deformasi yang
berarti (Direktorat Bina Program Jalan 2002).
5.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Eka Sari, 2012. Analisis Resiko Pada
Pelaksanaan Proyek Pembanguna Box Culvert
di Surabaya. Undergraduate Paper, Surabaya:
Institute Teknik Surabaya,
Abstrak
Fenomena yang sering terjadi dalam pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik adalah ditemukan banyak
penyedia jasa yang mendaftar ke LPSE untuk mengikuti paket pekerjaan, tetapi sedikit yang melanjutkan
sampai ke tahap pemasukkan penawaran. Pada tahun anggaran 2013 paket pekerjaan pembangunan/
peningkatan konstruksi jalan di kabupaten Pasaman Barat terdapat 38 paket, 18,42% yang prosesnya
diikuti jumlah penyedia jasa yang memasukkan penawaran lebih dari 30% dari keseluruhan penyedia jasa
yang mendaftar. Sementara pada tahun anggaran 2014 dari 42 paket, 26,19% yang prosesnya diikuti
jumlah penyedia jasa yang memasukkan penawaran lebih dari 30% dari keseluruhan penyedia jasa yang
mendaftar. Tujuan penelitian Untu mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi ketertarikan penyedia
jasa melakukan pendaftaran lelang tetapi tidak melanjutkan memasukkan dokumen penawaran dan dampak
tersebut dalam pekerjaan konstruksi. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
dan pencerahan kepada penyedia jasa konstruksi dan menjadi informasi yang berguna bagi para pelaku
jasa konstruksi sekaligus sebagai masukan bagi pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan.
Abstract
Phenomena that often occur in the procurement of goods and services based on electronic, is found that
many service providers who sign up to LPSE to follow a work package but only a few that continue to the
bid submission. In fiscal year 2013, there were 38 work package of development / improvement of road
construction in the West Pasaman district, 18.42% that the process followed by the number of providers
to submit offers of more than 30% of all service providers who register. While in fiscal year 2014 from 42
packets, 26.19% that the process followed by the number of providers to submit offers of more than 30%
of all service providers who register. The purpose of this study is to know what factors influence the interest
of service providers register the tender but did not continue to enter the bidding documents and the impact
of it in the construction work. The results are expected to be useful for the development and enlightenment
to the construction service providers and as useful information for the perpetrators construction services as
well as provides an input for policy makers in making decisions.
Keywords: E-procurement, service providers, registration of the tender, the bid submission
penawaran 20 s/d 30% dari yang mendaftar yang mempengaruhi penyedia jasa melakukan
hanya 13 paket (30,95%) dari total paket. pendaftaran di paket yang diumumkan melalui
3. Penyedia jasa melanjutkan memasukkan LPSE, bisa dilihat pada Gambar 5. Jika diurut dari
penawaran 10 s/d 20% dari yang mendaftar jumlah total nilai jawaban pada tabel didapat
hanya 18 paket (42,86%) dari total paket. perangkingan faktor utama yang memicu calon
Data selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3 dan penyedia melakukan pendaftaran lelang, nilainya
gambar 4. hampir relatif sama secara keseluruhan yaitu :
Biaya pendaftaran tidak ada, aplikasi mengharuskan
4.3. Faktor Alasan Calon Penyedia Jasa mendaftar dulu baru bisa buka dokumen lelang, jenis
Melakukan Pendaftaran pekerjaannya sesuai dengan kualifikasi sub bidang
usaha perusahaan, nilai jaminan penawaran yang
Dari hasil pengolahan kuisioner diperoleh faktor disyaratkan pada dokumen lelang dapat dipenuhi.
Gambar 2: Persentase penyedia jasa yang mendaftar dan memasukkan dokumen penawaran
Gambar 3: persentase penyedia jasa yang mendaftar dan memasukkan dokumen penawaran
Jika dikelompokkan berdasarkan pengalaman nilai 4.3.1. Nilai paket tertinggi yang pernah
paket tertinggi yang pernah ditangani, bisa dilihat ditangani 2,5 Milyar
faktor utama yang mempengaruhi calon penyedia
melakukan pendaftaran lelang masing -masing. Dari total 45 responden terdapat 5 responden yang
mempunyai pengalaman nilai paket tertinggi yang
Gambar 4: persentase penyedia jasa yang mendaftar dan memasukkan dokumen penawaran
Pada tahun 2014 terdapat peningkatan sebesar 7,67% penyedia jasa yang memasukkan penawaran
dibandingkan dengan tahun 2013. Jumlah penyedia yang mendaftar juga tidak sebanyak pada tahun
sebelumnya, ini menunjukkan bahwa penyedia jasa sudah lebih selektif dalam memilih paket mana
yang mau didaftar.
1 - 10 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Gambar 5: Nilai Batas Setuju dan Tidak setuju Faktor Alasan Mendaftar
pernah ditangani lebih dari 2,5 M, nilai faktor utama melakukan pendaftaran lelang nilainya relatif sama
yang memicu calon penyedia melakukan pendaftaran yaitu:
lelang relatif hampir sama dan tidak terdapat selisih
1. Biaya pendaftaran tidak ada.
yang signifikan. Berikut urutan (satu sampai tiga)
faktor alasan mendaftar lelang yaitu : 2. Nilai jaminan penawaran yang disyaratkan pada
1. Paket pakerjaan strategis (dari segi lokasi, dokumen penawaran dapat dipenuhi dan Jenis
bahan, tenaga). pekerjaannya sesuai dengan kualifikasi sub
bidang usaha perusahaan.
2. Nilai pagu anggarannya menarik, Aplikasi
pendaftaran di LPSE sudah memadai dan mudah 3. Aplikasi mengharuskan mendaftar dulu baru bisa
digunakan, Sitem LPSE dapat digunakan tanpa buka dokumen lelang
penggunaan software atau hardware khusus,
dan Penyedia percaya dengan integritas PPK, 4.3.4. Nilai paket tertinggi yang pernah
Pokja dan ULP. ditangani 200 juta s/d 600 Milyar
3. Aplikasi mengharuskan mendaftar dulu baru Terdapat 18 responden yang mempunyai pengalaman
bisa buka dokumen lelang dan Nilai jaminan nilai paket tertinggi yang pernah ditangani 200
penawaran yang disyaratkan pada dokumen juta s/d 600 juta, nilai faktor utama yang memicu
penawaran dapat dipenuhi. calon penyedia melakukan pendaftaran lelang relatif
sama. Berikut urutan (satu sampai tiga) faktor
alasan mendaftar lelang yaitu :
4.3.2. Nilai paket tertinggi yang pernah 1. Biaya pendaftaran tidak ada.
ditangani 1 M s/d 2,5 Milyar
Dari total 45 responden terdapat 7 responden yang 2. Belum tercapainya jumlah paket pekerjaan yang
mempunyai pengalaman nilai paket 1 M s/d 2,5 M, didapat dalam jangka waktu tertentu.
Dari perangkingan diperoleh nilai faktor utama yang
3. Aplikasi mengharuskan mendaftar dulu baru bisa
memicu calon penyedia melakukan pendaftaran
buka dokumen lelang dan Jenis pekerjaannya
lelang, relatif hampir sama yaitu:
sesuai dengan kualifikasi sub bidang usaha
1. Biaya pendaftaran tidak ada dan Aplikasi perusahaan.
pendaftaran di LPSE sudah memadai dan mudah
4.4. Faktor Alasan Calon Penyedia Jasa
digunakan.
Tidak Melanjutkan Memasukkan Dokumen
2. Jenis pekerjaannya sesuai dengan kualifikasi sub Penawaran
bidang usaha perusahaan dan Penyedia percaya
Secara keseluruhan dari 45 responden alasan tidak
dengan integritas PPK, Pokja dan ULP.
memasukkan dokumen penawaran dapat dilihat
3. Aplikasi mengharuskan mendaftar dulu baru bisa pada Gambar 6, urutan faktor alasan calon penyedia
buka dokumen lelang. jasa tidak melanjutkan memasukkan dokumen
penawaran lelang berdasarkan dari total nilai yang
4.3.3. Nilai paket tertinggi yang pernah menjawab adalah:
ditangani 600 juta s/d 1 Milyar 1. Penyedia jasa tidak memiliki tenaga ahli yang
cukup.
Terdapat 15 responden yang mempunyai pengalaman
nilai paket 600 juta s/d 1 M, dari perangkingan Faktor ini menjadi rangking pertama alasan calon
dapat dilihat faktor utama yang memicu penyedia
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 11
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Gambar 6: Nilai Batas Setuju dan Tidak setuju Faktor Tidak Memasukkan Penawaran
Ini akan menjadi kendala ketika surat dukungan 6. Gangguan jaringan internet (Server di LPSE
tersebut tidak ada disekitar lokasi domisili didaerah yang dituju)
calon penyedia jasa dan harus diperoleh dari
Ini biasanya terjadi pada batas-batas akhir
luar misalnya dari Ibu Kota Propinsi. Usulan
pemasukkan dokumen penawaran. Usulan solusi,
solusi, jadwal lelang yang dibuat pokja ULP
agar calon penyedia jasa jangan memasukkan
harus memberikan waktu yang cukup untuk
dokumen penawaran dibatas akhir pemasukkan
pengurusan surat-surat dukungan.
dokumen penawaran.
3. Perpanjangan Surat-surat adminstrasi
Untuk alasan tidak memasukkan dokumen
perusahaan belum selesai (Registrasi tahunan
penawaran secara lengkap dapat dilihat pada
SBU, IUJK, SKA/SKT, SPT).
Lampiran 2.
Faktor ini akan menjadi halangan jika pada
Gambar 6: Nilai Batas Setuju dan Tidak setuju
saat melakukan pendaftaran lelang SBU,
Faktor Tidak Memasukkan Penawaran
IUJK, SKT/SKA masih berlaku namun ketika
Faktor urutan pertama sampai ketiga merupakan
waktu pemasukan dokumen penawaran masa
alasan dominan yang mempengaruhi calon penyedia
berlakunya sudah habis dan harus diregistrasi
jasa untuk tidak melanjutkan memasukkan dokumen
ulang. Setiap tahunnya SBU, IUJK perusahaan
penawaran terlihat dari nilai jumlah nilai jawaban
harus diregistrasi oleh Instansi yang berwenang.
responden. Faktor urutan empat dan selanjutnya
Usulan solusi, perusahaan mengantisipasi
berpengaruh tapi tidak terlalu dominan.
sebelumnya perpanjangan surat-surat
administrasi perusahaan. Jika dikelompokkan berdasarkan pengalaman
nilai paket tertinggi yang pernah ditangani, bisa
4. Tenaga (SDM) dalam membuat penawaran tidak dilihat faktor utama yang menyebabkan calon
1 - 12 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
3. Informasi tersedia tidak cukup membantu 3. Tenaga (SDM) dalam membuat penawaran tidak
penyedia dalam menyiapkan dokumen penawaran mencukupi.
yang responsif dan Gangguan jaringan internet
(Server di LPSE didaerah yang dituju). 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
4.4.2. Nilai paket tertinggi yang pernah
ditangani 1 M s/d 2,5 Milyar Pada tahun 2014 terdapat peningkatan sebesar
7,67% penyedia jasa yang memasukkan penawaran
Faktor alasan utama (satu sampai tiga) calon dibandingkan dengan tahun 2013 Jumlah penyedia
penyedia jasa dengan pengalaman nilai paket yang mendaftar tidak sebanyak pada tahun
tertinggi yang pernah ditangani 1 M s/d 2,5 M tidak sebelumnya, ini menunjukkan bahwa penyedia jasa
memasukkan dokumen penawaran lelang nilainya sudah lebih selektif dalam memilih paket mana
hampir sama yaitu: yang mau didaftar. Faktor paket pakerjaan strategis
1. Singkatnya waktu pengurusan syarat-syarat (dari segi lokasi, bahan, tenaga) yang menjadi
yang diminta dalam dokumen lelang (Dukungan alasan utama untuk mendaftar bagi penyedia jsa
pabrik, Dukungan Alat, Dukungan Bank). yang pernah menangani paket di atas 2,5 M.
2. Perpanjangan Surat-surat adminstrasi 1. Faktor tidak adanya biaya pendaftaran dan nilai
perusahaan belum selesai (Registrasi tahunan jaminan penawaran merupakan faktor yang
SBU, IUJK, SKA/SKT, SPT). dominan dan alasan dalam melakukan pendaftaran
lelang, serta belum tercapainya jumlah paket
3. Penyedia jasa tidak memiliki tenaga ahli yang pekerjaan yang didapat dalam jangka waktu
cukup dan Gangguan jaringan internet (Server di tertentu merupakan alasan dominan dalam
LPSE didaerah yang dituju). melakukan pendaftaran lelang. Semakin banyak
yang mendaftar lelang maka calon penyedia jasa
4.4.3. Nilai paket tertinggi yang pernah yang akan memasukkan penawaran cenderung
ditangani 600 juta s/d 1 Milyar membuat harga penawaran serendah mungkin
agar bisa menjadi pemenang lelang.
Faktor alasan utama (satu sampai tiga) calon
penyedia jasa dengan pengalaman nilai paket 2. Alasan calon penyedia jasa tidak melanjutkan
tertinggi yang pernah ditangani 600 juta s/d 1 M memasukkan dokumen penawaran lelang
tidak memasukkan dokumen penawaran adalah: berbeda-beda berdasarkan nilai pengalaman
tertinggi yang pernah ditangani. Gambar teknis
1. Penyedia jasa tidak memiliki tenaga ahli yang
tidak lengkap dan kurang memberikan informasi
cukup.
tentang pekerjaan merupakan faktor utama yang
2. Singkatnya waktu pengurusan syarat-syarat menyebabkan tidak melanjutkan memasukkan
yang diminta dalam dokumen lelang (Dukungan dokumen penawaran pada calon penyedia jasa
pabrik, Dukungan Alat, Dukungan Bank). yang mempunyai nilai pengalaman lebih dari 2,5
M.
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 13
Vol.02 No.01 Agustus 2016
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1 - 14 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Email : anggieyulianty@gmail.com
Abstrak
Sungai Way Kuputundan terletak di desa Sukorejo Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu Provinsi
Lampung. Daerah Sekitar Sungai Way Kuputundan merupakan areal persawahan yang produktif, namun
beberapa bantaran sungai Way Kuputundan merupakan daerah rendah yang pada saat musim hujan
dibeberapa lokasi terendam luapan sungai sehingga mengakibatkan gagal panen serta mengancam
keselamatan penduduk di sekitar lokasi. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui fungsi dari pembuatan
tanggul sungai Way Kuputundan terhadap kesejahteraan masyarakat. Pada studi ini dilakukan dengan
metode deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan informasi dengan cara mewawancarai pengawas proyek
tanggul Way Kuputumdan dan masyarakat setempat,.Hasil yang didapatkan bahwa fungsi pembuatan tanggul
sungai Way Kuputundan ini adalah untuk mengurangi arus air yang berasal dari sungai Way Kuputundan,
sehingga dengan berkurangnya arus tersebut banyak terjadi dampak positip untuk kesejahteraan warga
Abstract
Way Kuputundan river located in the village of the District Sukorejo Pardasuka Pringsewu, Lampung. The
area Way Kuputundan river is a productive paddy fields, but some riverbanks Way Kuputundan a low area
during the rainy season in some locations overflowing rivers inundated, resulting in crop failure and threaten
the safety of nearby residents. The aim of this study is to determine the function of the manufacturing
Way Kuputundan river embankment towards the welfare of society. In this study conducted by qualitative
descriptive method which gathers information by interviewing Way Kuputundan embankment project
supervisor and the local community, The results obtained that the function of making Way Kuputundan
river embankment is to reduce the flow of water from the Way Kuputundan river, so that with the reduced
flow of the lot occurred positive impact to the welfare of citizens
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 15
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Banyak faktor dalam studi ini yang bisa dibahas 4.1. Peta Lokasi Pembuatan Tanggul Way
lebih terperinci lagi namun kita harus membahas Kuputundan
satu tujuan, maka dibuat batasan masalah
agar permasalahan yang dibahas tidak meluas, Lokasi : Sungai Way Kuputundan terletak di
permasalahan yang akan dikaji dalam studi ini desa Sukerejo Kecamatan Pardasuka Kabupaten
adalah apakah tanggul sungai way kaputundan Pringsewu Provinsi Lampung.
telah berfungsi dengan baik sebagaimana yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.
2. TINJAUAN PUSTAKA
1 - 16 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Tanggal Kontrak 14 April 2015, Nilai Kontrak sebesar bronjong, dan pekerjaan pelengkap lainnya.
Rp, 3,978,700,000 (Tiga milyar sembilan ratus tujuh
puluh delapan tujuh ratus ribu), dalam pengerjaan Pembuatan tanggul ini dikarenakan banyaknya
terdapat beberapa perubahan, perubahan keluhan warga karena luapan sungai Way
dituangkan dalam amandemen. Amandemen Kuputundan yang cukup deras sehingga banyak
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 17
Vol.02 No.01 Agustus 2016
merugikan warga khususnya warga desa Sukorejo. yang merupakan pokok mata pencaharian tidak
Daerah sekitar sungai Way Kuputundan merupakan mengalami banjir bahkan dapat menghasilkan
areal persawahan namun beberapa bantaran sungai panen lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
Way Kuputundan merupakan daerah rendah dan
pada saat musim hujan beberapa lokasi terendam Berikut gambar tanggul sungai Way Kuputundan
sehingga mengakibatkan kerugian diantara lain yang pengerjaan masih berkisar 90%
gagalnya panen sampai mengancam keselamatan
penduduk di sekitar lokasi.
1 - 18 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
dilindungi. https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggul
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
www.kamusbesar.com
http://kbbi.web.id/tanggul
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 19
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Abstrak
Sungai adalah aliran terbuka dengan ukuran geometrik yaitu penampang melintang, profil memanjang
dan kemiringan lembah yang berubah seiring waktu, tergantung pada debit, material dasar dan tebing,
serta jumlah dan jenis sedimen yang terangkut oleh air. Sungai Batang Masumai berfungsi sebagai alat
transportasi sungai, sanitasi, dan sumber air bersih. Aktifitas tersebut dapat menimbulkan permasalahan
pada aliran Sungai Batang Masumai diantaranya pendangkalan karena pengaruh angkutan sedimen yang
juga dapat terjadi karena aliran air hujan. Pendangkalan pada Sungai Batang Masumai mempengaruhi
kapasitas tampungan maksmimal. Pada musim hujan berpotensi banjir karena naiknya muka air dan
pada musim kemarau mempengaruhi kapasitas cadangan air yang dapat tertampung. Normalisasi sungai
merupakan langkah yang dapat mengembalikan kondisi Sungai Batang Masumai. Ruas Sungai Batang
Masumai sepanjang 4048 meter akan dinormalisasi selama 210 hari dengan volume galian rencana sebesar
66.061 m3, dapat disimpulkan bahwa panjang sungai yang harus digali adalah 19,28 m/hari, dengan
volume galian harian sebesar 314,58 m3 untuk dapat mencapai rencana target sesuai jadwal.
Abstract
The river is an open channel with geometric size that is cross-sectional, longitudinal profile and the slope of
the valley has changed over time, depend on discharge, base material and cliffs, as well as the number and
type of sediment transported by water. Batang Masumai River serves as a river transportation, sanitation,
and clean water sources. These activities may cause problems in the flow of the Batang Masumai River,
including silting due to sediment transport which can also occur due to the flow of rainfall. Silting in Batang
Masumai River affect the maximum river capacity. In the rainy season potentially flood due to rising water
levels and during dry season affect water supply capacity that can be accommodated. River Normalization
is a step that can restore the Batang Masumai River condition. Batang Masumai segments along 4048
meters will normalized for 210 days with 66.061 m3excavation plan, it can be concluded that the length of
the river that must be excavated is 19.28 meter each day with 314,58 m3daily excavation to achieve the
target plan on schedule.
1 - 20 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 21
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1 - 22 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Pekerjaan normalisasi Sungai Masumai memakan 3. Agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu
waktu 210 hari dengan panjang total sungai 4048 maka panjang sungai yang harus di gali kurang
meter dan total galian rencana 66.061,48m3. lebih 19,28 m/hari dan menggali volume sekitar
Dengan data sebelumnya dapat disimpulkan bahwa 314,58 m3/hari
panjang sungai yang harus digali setiap harinya
adalah 19,28 m/hari, dengan volume galian harian DAFTAR PUSTAKA
sebesar 314,58 m3 untuk dapat memenuhi target
rencana sesuai jadwal. Alimudin, Aisyah. 2012. Pendugaan Sedimentasi
Pada Das Mamasa Di Kab. Mamasa Provinsi
4.3. Analisis Perhitungan Volume Pekerjaan Sulawesi Barat. Mamasa : Universitas
Hasanudin Makasar.
5. KESIMPULAN
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 23
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Email : intanpuspitasari992@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan workshop PSIH3, materi yang dibahas dalam
workshop PSIH3, serta pihak-pihak dari Instansi/Lembaga terkait yang dilibatkan dalam workshop PSIH3
di BWS Sulawesi II. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode dokumentasi dan observasi partisipasi. Hasil
pengamatan mengungkapkan bahwa kegiatan workshop kebijakan PSIH3 di BWS Sulawesi II berlangsung
dengan baik sesuai dengan rencana. Materi dipaparkan secara jelas dengan mengacu pada Peraturan
Presiden No. 88 Tahun 2012 tentang Kebijakan PSIH3 Tingkat Nasional. Pihak-pihak yang dilibatkan berasal
dari internal dan eksternal. Pihak eksternal diantaranya Instansi/Lembaga terkait seperti pemerintah
daerah, lembaga/badan yang terkait dengan H3, dan para akademisi ikut berpartisipasi dalam workshop
PSIH3. Diskusi berlangsung secara efektif pada kegiatan workshop PSIH3, namun waktu yang tersedia
sangat terbatas. Pada akhirnya, tulisan ini dapat menjadi acuan bagi Instansi/Lembaga lain yang akan
melaksanakan kegiatan serupa guna mewujudkan optimalisasi kebijakan PSIH3.
Kata Kunci: Sumber Daya Air (SDA), Hidrologi, Hidrometeorologi, Hidrogeologi (H3), PSIH3
Abstract
This study aimed to describe the PSIH3 workshop, the material covered in the PSIH3 workshop, and the
parties of the institutions that is involved in PSIH3 workshop at BWS Sulawesi II. This research is a descriptive
study with a qualitative approach. The methods that used in this study are documentation and participant-
observation. Results of the study revealed that the PSIH3 workshop in BWS Sulawesi II is going well which is
appropriate with the plan. The material is clearly described with reference to Presidential Decree No. 88 Year
2012 about PSIH3 Policy at National Level. The parties involved come from internal and external. External
parties are related institutions such as local government, institutions/agencies related to H3, and academics
that are participated in the PSIH3 workshop. Discussion took place effectively at the PSIH3 workshop, but
the time available is very limited. In the end, this article can be a reference for institutions/organizations
that will carry out similar activities in order to realize the optimization of PSIH3 policy.
1 - 24 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 25
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1 - 26 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Kedua, alur distribusi data dan informasi H3. Pada d. Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo;
dasarnya alur distribusi ini mengacu pada Perpres
No. 88 tahun 2012. Dimulai dengan penyerahan e. Dinas Kehutanan Provinsi Gorontalo;
basis data oleh setiap Wilayah Sungai kepada
hierarki birokrasi. Diawali dengan penyerahan f. BPDAS Bone Bolango;
basis data dari masing-masing bidang hidrologi/
hidrometeorologi/ hidrogeologi kepada Kabupaten g. Pusat Studi Lingkungan Universitas Negeri
atau Kota, dilanjutkan ketingkat provinsi. Setelah Gorontalo/Teknik Sipil UNG;
itu, Gubernur menginformasikan ke instansi pusat
dari masing-masing bidang H3. Pada akhirnya, h. Fakultas Teknik Universitas Gorontalo;
database hidrologi nasional Ditjen SDA Kementerian
i. Badan Penanggulangan Bencana Provinsi
PUPR, database hidrometeorologi nasional BMKG,
Gorontalo;
dan database hidrogeologi ESDM bermuara ke
BMKG. j. Badan Penanggulangan Bencana Kab. Gorontalo;
Ketiga, Tindak lanjut kebijakan pengelolaan SIH3 k. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Tingkat Nasional. Materi tindak lanjut ini berisi Gorontalo;
tentang Pengisian matrix gabungan tindak lanjut
kebijakan PSIH3 yang dilakukan oleh masing- Secara umum, pihak yang dilibatkan pada workshop
masing Kementerian atau Lembaga (K/L) yang tersebut sudah dapat mewakili instansi/lembaga
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 27
Vol.02 No.01 Agustus 2016
terkait yang dibutuhkan dalam melaksanakan PSIH3. Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2012 tentang
Namun, terdapat beberapa instansi/lembaga terkait Kebijakan Pengelolaan Sistem Informasi
yang tidak hadir pada acara workshop yang diadakan. Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi
Hal tersebut dapat menimbulkan miss communication Tingkat Nasional. Profil Balai Wilayah Sungai
terhadap informasi yang disampaikan maupun II Tahun 2015.
yang dibutuhkan pada workshop tersebut. Telah
diketahui sebelumnya bahwa workshop tersebut
merupakan upaya untuk transfer knowledge baik
dari Narasumber maupun Para Peserta dari Instansi/
Lembaga yang bersangkutan, guna mensinergikan
gagasan dan keadaan nyata dilapangan demi
optimalisasi kebijakan PSIH3. Selain itu, salah
satu kegiatan workshop yaitu penyerahan data
publikasi hidrologi tahun 2014. Apabila terdapat
instansi/lembaga yang tidak dapat ikut serta, dapat
memberikan konfirmasi kepada BWS Sulawesi II dan
memberikan keterangan terkait data dan informasi
yang dibutuhkan saat workshop. Alangkah lebih
baik jika semua Instansi/Lembaga yang diundang
turut hadir dan meningkatkan urgensitas dari acara
workshop, demi tercapainya PSIH3 yang terintegrasi
secara Nasional.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1 - 28 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Abstrak
Penyediaan air baku merupakan salah satu kebutuhan penting dalam mendukung kualitas hidup masyarakat,
pulau Maitara merupakan bagian dari wilayah administrasi Kota Tidore Kepulauan dengan tingkat kepadatan
penduduk mencapai 59 jiwa per km2, Pulau Maitara merupakan wilayah yang dikembangkan untuk tujuan
pariwisata sehingga kebutuhan air baku akan meningkat sedangkan tingkat produktivitas air tanah di pulau
tersebut tergolong kecil sehingga dibutuhkan penanganan yang serius untuk mendukung penyediaan air
baku di lokasi tersebut. Pendistribusian air baku dari satu pulau ke pulau yang memiliki tingkat produksi air
tanah lebih tinggi dapat digunakan untuk mendukung ketahanan air di pulau tetangganya sehingga pulau
tersebut tidak mengalami defisit air dari peningkatan aktivitas manusia. Pendistribusian air baku dengan
teknologi perpipaan dasar laut dapat dijadikan pilihan penanganan ketahanan air di pulau Maitara dengan
mendistribusikan air baku dari pulau Tidore menuju pulau Maitara. Penyediaan air baku dilakukan dengan
sistem perpipaan dengan pengambilan pada sumber air permukaan dengan bangunan penyadapan berupa
bendung dan bangunan pengambilan (intake) yang selanjutnya dialirkan menuju bak penyaring pasir dan
kemudian ditamoung pada bak penampung (reservoir) di pulau Maitara dengan instalasi pipa HDPE ukuran
315 mm di permukaan tanah dan pipa HDPE 110 mm di dasar laut. Sehingga dengan adanya unit air baku
dengan dukungan pulau Tidore maka pulau Maitara dapat meningkatkan ketahanan air pada saat musim
kemarau.
Abstract
Raw water supply is one of the important needs in supporting the quality of life of the community, Maitara
island is part of the administrative area of Tidore Islands with a population density reaches 59 inhabitants
per km2, Maitara island an area being developed for tourism purposes so that the raw water requirement
will increase while the productivity level of groundwater in the island is small so it needs serious handling
to support the economy at the site level. The distribution of raw water from one island to another that has
much groundwater production can be used to support water security in its neighboring island that the island
did not have a water deficit from increasing human activities. Raw water distribution using piping technology
can be selected on the island of handling water resistance in Maitara island to distribute raw water from
Tidore island that can support human activities on the island. Raw water supply is done with a piping system
by making the surface water source by building intercepts such as weirs and intake which subsequently
flowed into tubs sand filter and routed to the reservoir on Maitara island with the installation of HDPE pipe
size 315 mm ground and 110 mm HDPE pipe on the seabed. So with support of water distribution from
Tidore island to Maitara island it can be increased the water resistance of during the dry season.
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 29
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Pada pulau Maitra Profinsi Maluku Utara tersebut, 2.1. Sumber Sumber Air
memiliki ciri khas dengan bentuk kepulauan dengan
1.1.1. Air Permukaan
pulau utama yakni pulau Halmahera dan ratusan
pulau pulau kecil yang memiliki permasalahan Air permukaan adalah semua air yang berada diatas
masing masing. Bidang pengelolaan sumber daya tanah, air ini meliputi air yang ada pada sungai,
air ,khususnya penyediaan air baku untuk penduduk danau, waduk dan penampung air lainnya. Dimana
di pulau pulau kecil harus mempertimbangkan air sebagai diamanatkan oleh undang undang dasar
bagaimana ketersedia-an air baku terhadap 1945 air harus dipergunakan untuk sebesar
kebutuhan air dilokasinya sehingga tidak terjadi besarnya kesejahteraan rakyat.
krisis air yang sangat berguna untuk mendukung
kehidupan masyarakat yang berada di pulau tersebut 1.1.2. Air Tanah
Aliran air permukaan yang terdapat dipulau tersebut,
Air tanah adalah air yang bergerak dalam
berasal dari mata air yang mana aliran airnya berasal
tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang
dari gunung bukit ke laut dan hanya mengalir
antara butir-butir tanah yang membentuk
pada saat musim hujan. Sedangkan rawa dengan
itu dan di dalam retak-retak dari batuan.
luasan yang relatif kecil yang ada di Pulau Poat dan
Yang terdahulu disebut air lapisan dan yang terakhir
tersebar di beberapa lokasi, serta terbentuk secara
disebut air celah (sosrodarsono, 1976:93).
alami telah banyak ditumbuhi berbagai tanaman.
Sumber mata air yang ada di pulau ini, juga cukup Adapun karakteristik 2 (dua) Jenis akuifer bebas
banyak dan setiap desa telah memiliki sumber mata dan terkekang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
air yang digunakan oleh warga untuk kebutuhan
sehari hari seperti mandi, cuci dan kebutuhan air Tabel 1. Karakteristik Air Tanah Bebas dan
minum. Akan tetapi penyediaan air baku yang di Terkekang
Pulau Maitara Provinsi Maluku Utara tersebut belum Air Bebas Air Terkekang
prima. Akuifer Mempunyai Ditutup
hubungan dengan
Saat ini warga pulau Maitara di kabupaten Tidore
dengan zona lapisan kedap
mengalami kesulitan dalam memperoleh sumber air aerasi air
bersih sehingga masyarakat hanya mengandalkan Permukaan Batas antara Permukaan
tampungan air hujan pada bak penampung. Namun, air tanah zona aerasi air terkekang
Keberadaan bak penampung air hujan tersebut tidak dan zona
dapat memenuhi kebutuhan air bersihnya karena jenuh adalah
kebutuhannya tidak sebanding dengan jumlah tanah bebas
penduduk Maitara. Permukaan Permukaan Variasi
air di sumur air bebas permukaan
Permasalahan kurangnya air baku yang terjadi berubah air terkekang
di pulau Maitara pada saat musim kemarau, ubah menyebar
dikarenakan air permukaan hanya tersedia pada perlahan oleh secepat
saat musim hujan saja dan potensi produktivitas pemompaan kecepatan
air tanah (PAT) relatif kecil pada pulau pulau atau berhenti suar
kecil seperti pulau Maitara. Akibatnya, masyarakat
mengambil air bersih dari pulau Tidore dengan
menggunakan kapal laut (transportasi laut). Hal ini
tidak bisa dilakukan terus menerus karena biaya
1 - 30 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1. Kebutuhan Domestik
2. Kebutuhan Non Domestik
1.2. Distribusi Air Baku Gambar 1. Hubungan energi dalam sistem pipa
Sistem distribusi air baku menggunakan air yang Hukum Bernoulli ditulis dalam persamaan: (Mays,
berada pada permukaan atau pada bawah permukaan Lary W. 2004):
(air tanah) dengan tingkat keandalan 95% untuk P1/ +V12/2g + z1 = P2/ +v22/2g + z2 + hf
air permukaan sedangkan untuk pengambilan air
tanah harus memperhatikan kemam-puan sumur Dimana:
terhadap penurunan air tanah dengan melakukan P1 dan P2 : Tekanan
uji pemompaan (pumping test).
: Berat Jenis Fluida
Dalam pendisitribusian air baku, perencanaan
bangunan bangunan seperti: V1 dan V2 : Kecepatan Aliran Fluida
4. Bak penampung (reservoir) Kehilangan energi dalam pipa dibagi menjadi dua
yaitu:
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 31
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Dimana :
Menurut Guo Boyun dkk pada bukunya offshore Adapun data data yang dibutuhkan untuk
pipelines metode sistem instalasi pipa pada area penelitian ini adalah:
lepas pantai adalah (Guo Boyun.2005): 1. Data kondisi sosial dan ekonomi
2. Data ketersediaan air (air permukaan dan air
1. S-lay (shallow to deep) tanah)
2. J-lay (intermediate to deep) 3. Data kependudukan
1 - 32 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
4. HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN air baku dibangun dengan komponen bangunan
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 33
Vol.02 No.01 Agustus 2016
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1 - 34 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Abstrak
Sebagai lingkungan yang dinamis, lingkungan pesisir dihadapkan pada perubahan alam menahun secara
perlahan. Secara alami, kawasan ini dituntut untuk selalu adaptif terlebih ketika kawasan berubah menjadi
permukiman. Saat ini, Desa Klaces di Segara Anakan telah berubah menjadi kawasan pesisir berbasis darat
akibat sedimentasi dengan permasalahan antara lain: pasang naik dan pasang surut air laut, tingginya
kembang susut tanah dan minimnya fasilitas sanitasi dan air bersih. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif
dengan metode analisis deskriptif, korelasi, sedangkan untuk desain yang digunakan diperuntukkan
mendapatkan sebuah model adaptif. Analisis ini, menghasilkan model rumah panggung modifikasi yang
sesuai untuk kawasan pesisir.
Abstract
As a dynamic environment, coastal area was facing prolonged natural changes slowly. Naturally, coastal area
was demanded to be adaptive, moreover when this area was changing into coastal settlement. The Klaces
Village in Segara Anakan nowadays has transformed into land-based coastal area due to the sedimentation
which causes many problems, such as: high and low tide, high soil shrinkage and minimum facilities of
clean water and sanitation. The quantitative and qualitative approach were used by combining descriptive
method, correlative design to gain an adaptive model for land-based coastal settlement. The analysis has
resulted a suitable model of modified stilt house for coastal area.
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 35
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1 - 36 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
empat tipe bangunan rumah. Pertama, rumah di Perumahan dan permukiman di kawasan pesisir ini
atas darat yang tidak banyak terdampak pasang dilengkapi dengan fasilitas jembatan dan perahu.
surut air laut. Kedua, rumah di atas darat tepi Fasilitas penghubung ini menjadi sangat penting
perairan yang terkadang tergenang banjir. Ketiga, sebagai fasilitas untuk mengakses ke darat agar
rumah yang berada pada peralihan tanah-darat, tepi kawasan darat dan laut tetap terhubung secara
perairan yang sangat dipengaruhi pasang naik dan sosial dengan masyarakat lainnya. Oleh karena itu,
pasang surut. Keempat, rumah di atas perairan. kawasan pesisir memiliki kesempatan yang luas
untuk memiliki sistem transportasi air yang baik.
Berikut adalah ilustrasi bangunan rumah untuk
kawasan pesisir:
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 37
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1 - 38 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Kondisi topografi Kabupaten Cilacap merupakan Sebagai Ibukota Kecamatan kampung Laut, Desa
kawasan pegunungan dengan ketinggian rata- Klaces memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk
rata 400 meter dpl. Di sisi lain, kondisi topografi terkecil dibanding desa-desa lainnya. Desa Klaces
Kecamatan Kampung Laut merupakan yang tercatat memiliki luas wilayah 17,73 km2 dengan
terendah di Kabupaten Cilacap dengan ketinggian jumlah penduduk 1.574 jiwa dengan kepadatan 55
0-3 meter dpl. Desa Klaces berada satu daratan penduduk per km2 (lihat Tabel 3).
dengan Pulau Nusakambangan yang memiliki
bentang alam pegunungan dengan topografi rata- Penduduk Desa Klaces sudah mengalami perubahan
rata kurang dari 100 meter dpl. Kondisi kelerengan mata pencaharian sebagai petani sawah dengan
lahan Kecamatan Kampung Laut adalah 0-2% yang bercocok tanam di tanah timbul yang subur. Sawah
merupakan kategori kelerengan landai hampir datar garapan penduduk ini sebagian besar tersebar
(BPS, 2014). di bagian selatan desa mendekati daratan Nusa
Kambangan dan di bagian timur ke arah Desa
Temperatur rata-rata Desa Klaces sebesar 26,9o Ujungalang. Luas sawah tadah hujan di Desa Klaces
C dengan intensitas matahari berkisar 52,8% - adalah 144 Ha dengan produk berupa padi, ketela
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 39
Vol.02 No.01 Agustus 2016
pohon, kacang panjang, kelapa, dan cabai. Berikut 5 anggota. Pekerjaan penduduk di kawasan ini
diagram jenis mata pencaharian penduduk yang mayoritas adalah petani yang menggarap sawahnya
disajikan pada Gambar 5. sendiri di area Nusakambangan atau di bagian timur
menuju arah Desa Ujungalang. Tiap penduduk yang
bekerja sebagai petani mendapatkan penghasilan
berbeda-beda tergantung kondisi cuaca dan luas
lahan. Penduduk mengatakan bahwa mereka sudah
terbiasa dengan kondisi yang ada yang mana
banjir selalu datang tiap tahun sekali itu dianggap
wajar dan dimaklumi sebagai bagian dari kondisi
lingkungan mereka. Letak Pemukiman Tepi perairan
dapat dilihat pada Gambar 6.
1 - 40 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Banyak terdapat balong yang dapat dimanfaatkan Desain rumah yang adaptif pada permukiman di
khususnya untuk kegiatan perikanan. Saat ini, Desa Klaces perlu untuk direncanakan sesuai dengan
balong yang ada di Desa Klaces tidak dimanfaatkan kondisi lingkungannya. Berdasarkan karakteristik
sepenuhnya oleh penduduk untuk menambah lingkungan yang ada di Desa Klaces maka usulan
penghasilan sehingga balong eksisting cenderung desain rumah yang sesuai adalah berbentuk rumah
terbengkalai. panggung. Rumah panggung adalah rumah yang
dikhususkan untuk kawasan tepi air.
Tantangan selanjutnya adalah adanya kembang
susut tanah yang tinggi yang mempengaruhi Rumah di kawasan pesisir yang diusulkan adalah
stabilitas bangunan. Kembang susut tanah ini rumah sehat. Rumah ini memiliki ruang-ruang dasar
terjadi karena adanya perubahan kadar air. Apabila yang cukup dan dilengkapi dengan fasilitas kamar
terjadi peningkatan kadar air, tanah ekspansif mandi sehat. Penampilan rumah panggung dibangun
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 41
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Gambar 9. Usulan Model Rumah Panggung di Tepi Perairan (Tampak Kiri dan Kanan)
Gambar 10. Usulan Model Rumah Panggung di Tepi Perairan (Tampak Depan dan Belakang)
1 - 42 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
kegiatan komunitas.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 43
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Abstrak
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Air
Tanah dan Air Baku Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II telah membangun 1.295 titik sumur bor,
60 embung air baku dan memanfaatkan 26 titik mata air di Provinsi Nusa Tenggara Timur Hingga Desember
2014. Namun data teknis mengenai sumur bor, mata air dan embung air baku tersebut tidak tersusun
secara baik dan lengkap. Di sisi lain, data teknis ini dibutuhkan untuk menggambarkan kondisi dan sebaran
sumur bor, mata air dan embung air baku di Provinsi Nusa Tenggara Timur serta sebagai pertimbangan
dalam penentuan titik-titik pembangunan sumber air bagi masyarakat ke depannya. Penelitian ini bertujuan
untuk menyusun suatu database sumur bor, mata air dan embung air baku untuk kemudian dikembangkan
menjadi suatu aplikasi yang mampu menyimpan, memperbaharui dan menampilkan data-data mengenai
sumur bor, mata air dan embung air baku yang telah dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Tahapan yang digunakan dalam penyusunan aplikasi ini antara lain adalah analisa
masalah, perencanaan dan pengumpulan data, perancangan aplikasi, pembuatan aplikasi, penyusunan
petunjuk penggunaan aplikasi serta sosialisasi penggunaan aplikasi kepada personil-personil di SNVT Air
Tanah dan Air Baku BWS Nusa Tenggara II. Aplikasi disusun dengan menggunakan bahasa pemrograman
VB.net dan compiler Ms.Visual Studio 2012. Dengan penggunaan yang optimal, aplikasi database sumur
bor SNVT Air Tanah dan Air Baku BWS Nusa Tenggara II dapat memberikan informasi mengenai data-
data teknis sumur bor, mata air dan embung air baku di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan dapat menjadi
rujukan dalam penentuan titik-titik pembangunan berikutnya.
Abstract
Until December 2014, the Ministry of Public Works and Public Housing through Non-Vertical Specific Working
Unit (SNVT) Groundwater and Raw Water, Center for River Basins (BWS) Nusa Tenggara II, has built 1,295
points artesian well, 60 raw water reservoirs and take advantage of 26 water springs in the province of East
Nusa Tenggara. However, the technical data of the artesian wells, water springs and raw water reservoirs is
not well structured and uncomplete. On the other hand, this technical data needed to describe the condition
and distribution of artesian wells, water springs and raw water reservoirs in East Nusa Tenggara, as well as
a consideration in the determination of the points of water resources development for the community in the
future. This study aims to compile a database of artesian wells, water springs and raw water reservoirs for
later developed into an application that is capable of storing, updating and displaying the data on artesian
wells, water springs and raw water reservoirs that has been built by the Ministry of Public Works and
Public Housing. Stages are used in the preparation of this application include problem analysis, planning
and data gathering, application design, application development, application usage instructions preparation
and dissemination of the use of the application to the personnel in SNVT Groundwater and Raw Water
BWS Nusa Tenggara II. Applications compiled using VB.net programming language and compiler Ms.Visual
Studio 2012. With optimal usage, database applications artesian wells SNVT Groundwater and Raw Water
BWS Nusa Tenggara II can provide information on technical data of artesian wells, springs and raw water
reservoirs in East Nusa Tenggara and could be a reference in the determination of the points of development
next.
1 - 44 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Namun, data teknis mengenai sumur-sumur bor Database adalah kumpulan dari item data yang
tersebut tidak terinventarisasi secara baik oleh saling berhubungan satu dengan yang lainnya
BWS NT II, dalam hal ini SNVT Air Tanah dan yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema
Air Baku. Oleh sebab itu, perlu adanya proses atau struktur tertentu, tersimpan di hardware
pengumpulan data sumur bor dan disusun komputer dan dengan software untuk melakukan
dalam bentuk database. Kemudian, supaya data manipulasi untuk kegunaan tertentu. (Jogiyanto,
tersebut dapat terinventarisasi dengan baik secara 1995). Database merupakan salah satu komponen
berkesinambungan, dibutuhkan suatu inovasi dalam penting dalam sistem informasi, karena merupakan
pengumpulan data sumur bor tersebut supaya dasar dalam menyediakan informasi. Jenjang data
data teknis sumur-sumur bor tersebut dapat sehingga pada akhirnya tersusun menjadi database
terkumpul dan tersaji dengan mudah dan lengkap. tersusun dalam Gambar 1 berikut ini.
Perkembangan teknologi merupakan hal yang sudah
akrab dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Tidak
dapat dipungkiri bahwa teknologi menjadi syarat
mutlak demi membantu aktifitas manusia. Hal
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 45
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1 - 46 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
3. HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN dari aplikasi ini, yaitu menampilkan data, input data
baru, edit data yang telah tersimpan sebelumnya,
3.1. Penyusunan Database Sumur Bor
simpan data dan export data ke dalam format
Langkah pertama yang penulis lakukan adalah
Ms.Excel. Data yang diakomodir dalam aplikasi ini
mengumpulkan data sumur bor dari setiap PPK di
antara lain adalah sumur bor JIAT, sumur bor air
lingkungan SNVT Air Tanah dan Air Baku BWS NT II.
baku, sumur bor dengan kondisi kering, mata air dan
Data yang tersedia adalah dalam bentuk Ms.Excel
embung air baku untuk masing-masing kabupaten
dengan format dan kondisi kelengkapan data yang
dan kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
berbeda-beda di masing-masing PPK. Data-data
Aplikasi ini memiliki tampilan awal seperti Gambar 3
tersebut disusun dalam suatu datasheet baru,
dan halaman depan seperti Gambar 4 di bawah ini.
disamakan formatnya, dipisahkan berdasarkan
pemanfaatan dan kondisinya serta direkap untuk
mengetahui jumlah di masing-masing kabupaten/
kota.
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 47
Vol.02 No.01 Agustus 2016
4. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1 - 48 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Abstrak
Danau memiliki total tampungan yang sangat besar. Danau merupakan ekosistem perairan darat yang
keberadaannya sangat penting bagi kehidupan manusia. Danau Semayang dan Danau Melintang adalah
danau paparan banjir. Kedua danau ini sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Karena musim
panas berkepanjangan maka terjadi penurunan tinggi muka air di sungai, ini juga mengakibatkan tinggi
muka air di danau turun dan dapat mengakibatkan pendangkalan. Berdasarkan keadaan iklim saat itu
maka dilaksanakan Survey untuk melihat keadaan dan kondisi danau disaat musim kemarau dan melihat
permasalahan permasalahan yang terjadi di danau dan sekitar danau. Dalam penelitian ini metode yang
dilakukan adalah observasi. Dari hasil observasi terdapat berbagai macam permasalahan. Dan untuk
mengatasi keadaan danau sekarang ini maka yang dilakukan adalah pengerukan. Pengerukan dilakukan
adalah untuk menambah volume tampungan di danau sehingga tidak menyebabkan banjir
Kata kunci : Danau Semayang dan Danau Melintang, Danau Paparan banjir, tinggi muka air, pengerukan
Abstract
Lakes have enourmous water reservoir in total. They are inland water ecosystem that are significant for
human lives. Semayang Lake and Melintang Lake are lakes with flood exposure. Both lakes significantly
influencethe lives of the local communities. Due to long dry season, the water level of the rivers decrease,
and so are the water level of the lakes, and this can lead to silting. Based on the climate at the time, this
survey was conducted to observe the situation and condition of the lakes during dry season and to identify
issues on and around the lakes. In this research, the method used is observation. The observation result
shows various issues. To deal with the current issues of the lakes, a dredging is required/suggested. The
dredging is done/suggested in order to increase the reservation volume of lakes and by doing so also
reducing the risk of flood.
Keywords: Semayang Lake and Melintang Lake, Flood Exposure Lakes, water level, dredging.
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 49
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sumber pencemaran air danau adalah limbah
domestik berupa bahan organik dari pemukiman
Melalui Survey dan Monitoring ini dapat dianalisa penduduk di daerah tangkapan air dan sempadan
permasalahan yang terjadi di danau dan dapat danau. Adanya kegiatan lain berupa usaha pertanian,
mengetahui penyelesaian permasalahan yang peternakan, industri rumah tangga dan pariwisata
terjadi di Danau Semayang dan Danau Melintang. akan menambah limbah bahan organic yang masuk
ke perairan danau. (Kementerian Lingkungan Hidup,
2. TINJAUAN PUSTAKA 2014)
2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) 2.6. Sempadan Danau
Suatu wilayah daratan yang merupakan atu Sempadan danau adalah luasan lahan yang
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, mengelilingi dan berjarak tertentu dari tepi badan
yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
1 - 50 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
3. METODE PENELITIAN
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 51
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1 - 52 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
Abstrak
Pembangunan infrastruktur bendungan tidak terlepas dari permasalahan sosial yang kerap menghambat
jalannya pelaksanaan pembangunan. Permasalahan sosial timbul karena perubahan sosial maupun
perbedaan kepentingan yang terjadi akibat pembangunan tersebut. Kepercayaan yang terdapat pada
struktur sosial masyarakat di daerah terdampak pembangunan dapat dipandang sebagai modal sosial yang
berpotensi mempengaruhi perencanaan pembangunan dalam kaitannya dengan permasalahan sosial. Lokasi
yang menjadi obyek kajian adalah daerah terdampak rencana pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan
di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Tulisan ini bertujuan untuk (1) mengungkap gambaran
modal sosial kepercayaan dalam struktur sosial di daerah terdampak pembangunan; dan (2) menganalisis
peran modal sosial kepercayaan dalam struktur sosial terhadap rencana pembangunan bendungan.
Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan dua teknik perolehan data yaitu penelusuran
literatur dan wawancara. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa dalam struktur sosial masyarakat di daerah
terdampak, terdapat modal sosial kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap kepala desa (Hukum
Tua). Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap hukum tua memiliki peran positif dan sejauh ini telah
berhasil meminimalisir permasalahan sosial yang berkaitan dengan rencana pembangunan Bendungan
Kuwil Kawangkoan.
Kata kunci: pembangunan infrastruktur bendungan, permasalahan sosial, modal sosial kepercayaan,
struktur sosial, hukum tua
Abstract
Dam infrastructure construction cannot be separated from social problems which frequently delay the
progress of construction. Social problems occur through social changes or conflict of interests within the
construction. Trusts which exist in social structure within local community in the affected areas of construction
can be seen as a social capital which may potentially affect the construction plan. The study location to
be observed was the affected areas of Kuwil-Kawangkoan Dam construction planning which located in
Minahasa Utara Regency, North Sulawesi Province. This research was aimed to (1) reveal the form of trust
as a social capital within the social structure in community within the affected areas of construction; and (2)
analyze the role of trust as a social capital within the social structure in local community towards the dam
construction planning. The method used was descriptive qualitative using two data acquisition techniques,
literature research and depth interview. The result showed that the local community highly trusts their
village chief (Hukum Tua). This high trust affected positively towards the dam construction planning, and
so far was one of the key to successfully avoid the occurrence of social problems related with the Kuwil-
Kawangkoan Dam construction plan.
Keywords: dam infrastructure construction, social problems, social capital trust, social structure, old law
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 53
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1 - 54 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
b. Tujuan khusus pembangunan adalah tujuan c. konflik sosial yang bersifat vertikal antara
jangka pendek, yang berupaya mencapai sasaran pemerintah dan masyarakat;
dari suatu program tertentu.
d. konflik sosial yang bersifat horizontal antara
Infrastruktur lazim dikonsepsikan sebagai masyarakat dan masyarakat;
fasilitas fisik beserta sistem layanannya.
Umumnya infrastruktur dibedakan menjadi e. tekanan penduduk (perubahan tingkat kepadatan)
dua kategori, yaitu: (1) public utilities (fasilitas pada daerah tujuan migrasi penduduk;
umum) seperti sarana telekomunikasi, pipa air
f. perubahan mata pencaharian masyarakat yang
bersih, pipa gas, sanitasi dan pengolahan limbah,
direlokasi;
dan lain-lain, serta (2) public works (pekerjaan
umum) seperti jalan, jembatan, rel kereta api, g. perubahan mata pencaharian masyarakat di
pelabuhan, bandar udara, dam/bendungan, sekitar lokasi bendungan;
kanal, irigasi, saluran drainase, dan sebagainya
(Usman, 2014). h. perubahan pola hubungan sosial antar
masyarakat; dan
Pembangunan infrastruktur dalam konteks
tulisan ini adalah pembangunan bendungan. i. sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 55
Vol.02 No.01 Agustus 2016
dan peranan-peranan sosial. Asjhari (2010) dalam a. Kecamatan Kalawat : Desa Kawangkoan, Desa
penelitiannya, menggambarkan bahwa struktur Kolongan, dan Desa Suwaan
sosial adalah bagian dari dimensi social fabric yang b. Kecamatan Airmadidi : Kelurahan Sukur
merupakan salah satu komponen model kesiapan Wilayah tersebut masuk dalam Kabupaten Minahasa
masyarakat dalam menghadapi perubahan akibat Utara, sehingga kondisi penduduk dan situasi
pembangunan. kehidupan di sana didominasi oleh homogenitas
suku dan kultur Minahasa. Hukum Tua adalah
2.4. Modal Sosial dan Kepercayaan (Trust) sebutan bagi pemimpin desa (kepala desa) di
daerah Minahasa. Secara terminologi, Istilah Hukum
Modal sosial merupakan sumber daya yang muncul Tua berasal dari kata ukung tua yang berarti orang
dari adanya relasi sosial dan dapat digunakan
sebagai perekat sosial untuk menjaga kesatuan
anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama,
ditopang oleh adanya kepercayaan dan norma sosial
yang dijadikan acuan bersama dalam bersikap,
bertindak, dan berhubungan satu sama lain (Satria,
2014). Menurut Robert D. Putnam (1993), modal
sosial memiliki tiga komponen yaitu obligasi moral
dan norma, nilai-nilai sosial (terutama kepercayaan),
dan jaringan sosial.
3. METODE PENELITIAN
Selanjutnya, perolehan data primer mengenai pola tua yang melindungi. Ukung berarti kungkung/
struktur sosial dan kepercayaan dalam struktur sosial lindung/jaga, sedangkan tua berarti dewasa dalam
dilakukan dengan teknik wawancara/penggalian usia, berpikir, serta dalam mengambil keputusan
langsung dari narasumber. Wawancara dilaksanakan (Kalesaran dalam Lumantow, 2014).
pada beberapa warga yang lahannya terdampak
pembangunan. Selain itu tokoh masyarakat kepala Berdasarkan penggalian informasi melalui wawancara
desa/hukum tua juga turut menjadi informan. dan studi literatur, diketahui bahwa sosok Hukum
Tua memegang peran yang sangat penting dalam
Penyusunan tulisan ini menggunakan metode struktur sosial masyarakat di daerah terdampak
kuantitatif-deskriptif. Hasil perolehan data primer pembangunan. Hukum Tua memiliki peranan yang
diolah dan dianalisis dengan teori-teori terkait modal paling menonjol dibandingkan tokoh masyarakat
sosial kepercayaan dalam struktur sosial. maupun tokoh agama lainnya. Jabatan Hukum Tua
tidak hanya sebagai pemimpin pemerintahan, tetapi
4. HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN juga dianggap dan diakui sebagai jabatan adat/
budaya.
4.1. Modal Sosial Kepercayaan dalam
Struktur Sosial Warga di keempat desa/kelurahan menuturkan
bahwa setiap permasalahan yang terjadi di
Daerah terdampak pembangunan Bendungan Kuwil masyarakat selalu dibawa kepada Hukum Tua untuk
Kawangkoan meliputi dua wilayah kecamatan dan dibicarakan dan dipecahkan bersama solusinya. Baik
empat wilayah desa/kelurahan, yaitu: permasalahan kecil yang hanya melibatkan antar
1 - 56 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.01 Agustus 2016
individu, maupun permasalahan yang menyangkut tentang pembebasan lahan telah direspon positif
kepentingan umum yang perlu dibicarakan dalam oleh masyarakat, dan tinggal menunggu realisasi
forum musyawarah. Peranan Hukum Tua dalam tindak lanjut teknisnya.
struktur masyarakat meliputi aspek penyedia
informasi (information provider), mediator, hingga Seperti yang diungkapkan Coleman (dalam
pengambil keputusan (decision maker). Kepercayaan Siisiinen, 2000), kepercayaan yang tinggi dalam
masyarakat terhadap Hukum Tua seperti yang terjadi struktur sosial suatu masyarakat menyebabkan
di daerah kajian, merupakan manifestasi kekuatan masyarakat tersebut memiliki modal sosial yang
modal sosial hubungan (relational) seperti yang tinggi. Melalui kekuatan modal sosial tersebut,
diungkapkan oleh Punescu dan Badea (2014). tujuan bersama tentu akan lebih mudah tercapai.
Apabila dikaitkan dengan konteks perencanaan
4.2. Peran Modal Sosial Kepercayaan pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan di
Terhadap Perencanaan Pembangunan mana masyarakat telah mencapai kata sepakat
pada taraf sosialisasi, maka tampak bahwa modal
Sebagai pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin sosial masyarakat telah sejalan dengan rencana
budaya, posisi Hukum Tua adalah sebagai pelindung pemerintah sehingga menyurutkan potensi
dan penanggungjawab bagi daerah yang dipimpinnya. munculnya permasalahan sosial.
Berkaitan dengan rencana pembangunan Bendungan
Kuwil Kawangkoan, selain sebagai bagian dari 5. KESIMPULAN
masyarakat, Hukum Tua juga memegang peran
sebagai perwakilan bagi masyarakat yang harus 1. Modal sosial kepercayaan dalam struktur sosial
melindungi kepentingan masyarakat serta mampu masyarakat di daerah terdampak pembangunan
memfasilitasi dan mengakomodasi suara-suara adalah kepercayaan vertikal antara masyarakat
rakyat terhadap pemerintah selaku pihak pelaksana dengan Hukum Tua selaku pimpinan
pembangunan. Di sisi lain, posisinya sebagai kepala pemerintahan sekaligus pemimpin adat budaya.
pemerintahan desa membuat Hukum Tua juga Kepercayaan tersebut terjalin dengan baik dan
harus bertanggungjawab dan mendukung atas mengarah kepada sinergi positif, terwujud dalam
jalannya kebijakan pemerintah pusat yang terjadi di kepercayaan masyarakat terhadap sosok Hukum
daerahnya. Situasi tersebut menempatkan Hukum Tua sebagai penyedia informasi (information
Tua sebagai penengah di antara pemerintah dengan provider), mediator, dan pengambil keputusan
masyarakat, dengan bobot tanggungjawab dua (decision maker) dalam urusan maupun
arah. permasalahan sosial masyarakat.
Meninjau keadaan itu, dapat dilihat adanya dua 2. Modal sosial kepercayaan dalam struktur sosial
faktor yang menentukan yaitu tingkat kepercayaan masyarakat di daerah terdampak pembangunan
masyarakat terhadap Hukum Tua serta karakteristik memiliki peranan positif terhadap rencana
personal dari Hukum Tua itu sendiri. Bahasan pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan.
sebelumnya telah menggambarkan tingginya Melalui modal sosial kepercayaan, potensi
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Hukum munculnya permasalahan sosial dapat ditekan
Tua dalam pengambilan keputusan perihal urusan atau diminimalisir sehingga tidak menghambat
sosial masyarakat. Sementara karakteristik personal jalannya proses pembangunan.
adalah faktor yang tergantung dari masing-masing
individu yang menjabat sebagai Hukum Tua. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 57
Vol.02 No.01 Agustus 2016
1 - 58 Jurnal INFRASTRUKTUR