Anda di halaman 1dari 235

DOKUMEN PENGADAAN

NOMOR : 01/ PPSAB-SRG/POKJA-PJPA-C3/2017


TANGGAL : 29 DESEMBER 2017

UNTUK PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU
KAB. SERANG
KODE PAKET : PPSAB-SRG/2018

Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan Konsultansi


pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau Ciujung Cidurian
Tahun Anggaran 2018

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU CIUJUNG CIDURIAN

APBN TAHUN ANGGARAN 2018


DAFTAR ISI
BAB I
UMUM
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. SUMBER DANA
3. PESERTA
4. LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN
WEWENANG SERTA PENIPUAN
5. LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN
6. PENDAYA-GUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
7. SATU PENAWARAN TIAP PESERTA

B. DOKUMEN PENGADAAN
8. PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN
9. ISI DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
10. BAHASA DOKUMEN PENGADAAN
11. PEMBERIAN PENJELASAN
12. PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN
15. BAHASA PENAWARAN
16. DOKUMEN PENAWARAN
17. HARGA PENAWARAN
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN
19. MASA BERLAKU PENAWARAN
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
21. PAKTA INTEGRITAS
22. PENGISIAN DOKUMENISIAN KUALIFIKASI
23. JAMINAN PENAWARAN
D. DOKUMEN PENAWARAN
24. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAI-AN DOKUMEN PENAWARAN
25. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN
26. PEMBUKAAN PENAWARAN
27. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN
28. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN
29. EVALUASI PENAWARAN
30. EVALUASI KUALIFIKASI
31. PEMBUKTIAN KUALIFIKASI
F. PENETAPAN PEMENANG
32. PENETAPAN PEMENANG
33. PENGUMUMAN PEMENANG
34. SANGGAHAN
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN
35. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA
36. KERAHASIAAN PROSES
H. PELELANGAN GAGAL
37. PELELANGAN GAGAL
I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN
38. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
39. PENANDATANGANAN KONTRAK
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. PENERAPAN IKP DAN LDP
B. LINGKUP PEKERJAAN
C. SUMBER DANA
D. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
E. PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PENGADAAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN
F. DOKUMEN PENAWARAN
G. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN
H. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN
I. JAMINAN PENAWARAN
J. PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN
K. BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN
L. PEMBUKAAN PENAWARAN
M. AMBANG BATAS
N. SANGGAHAN
BAB IV

LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)


A. LINGKUP KUALIFIKASI
B. PERSYARATAN KUALIFIKASI
BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/ KEMITRAAN (KSO)
B. BENTUK SURAT KUASA
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN / KERJA SAMA OPERASI (KSO)
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
(RK3K)
F. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
H. BENTUK RINCIAN / URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)
I. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK
J. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI / PERUSAHAAN PENJAMINAN (HANYA
UNTUK BADAN USAHA KECIL)
K. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
L. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
M. BENTUK SURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT
N. BENTUK SURAT PERNYATAAN
BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI
A. DATA ADMINISTRASI
B. IZIN USAHA
C. SERTIFIKAT BADAN USAHA
D. IZIN LAINNYA (APABILA DIPERSYARATKAN, YANG SESUAI DENGAN PEKERJAAN YANG
DILELANGKAN)
E. LANDASAN HUKUM PENDIRIAN BADAN USAHA
F. PENGELOLA BADAN USAHA (PENGAWAS/PENGURUS)
G. DATA KEUANGAN
H. DATA PERSONIL INTI
I. DATA PERALATAN
J. DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN
K. DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
L. DATA PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN
M. MODAL KERJA
N. KEMITRAAN / KSO

BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
SURAT PERJANJIAN
SURAT PERJANJIAN
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. KETENTUAN UMUM
1. DEFINISI
2. PENERAPAN
3. BAHASA DAN HUKUM
4. LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN
5. ASAL MATERIAL / BAHAN
6. KORESPONDENSI
7. WAKIL SAH PARA PIHAK
8. PEMBUKUAN
9. PERPAJAKAN
10. PENGALIHAN DAN / ATAU SUBKONTRAK
11. PENGABAIAN
12. PENYEDIA MANDIRI
13. KEMITRAAN / KSO
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS
16. PERINTAH
17. PENEMUAN-PENEMUAN
18. AKSES KE LOKASI KERJA
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK
19. MASA PELAKSANAAN(JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN
B.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
22. PROGRAM MUTU
23. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
25. MOBILISASI
26. PEMERIKSAAN BERSAMA
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
B.2 PENGENDALIAN WAKTU
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
29. PERPANJANGAN WAKTU
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN
31. RAPAT PEMANTAUAN
32. PERINGATAN DINI
B.3 PENYELESAIAN KONTRAK
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN
34. PENGAMBILALIHAN
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN / PEMELIHARAAN
B.4 ADENDUM
36. PERUBAHAN KONTRAK
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
40. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI / DE-ESKALASI)
B.5 PERINTAH
41. KEADAAN KAHAR
B.6 AKSES KE LOKASI KERJA
42. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK
43. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
44. PENINGGALAN
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
45. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
46. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI
47. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
48. PENANGGUNGAN DAN RISIKO
49. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
50. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
51. ASURANSI
52. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN
53. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
54. KEPEMILIKAN DOKUMEN
55. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA
56. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL
57. PENYEDIA LAIN
58. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
59. PEMBAYARAN DENDA
60. JAMINAN
D. PERSONIL INTI DAN / ATAU PERALATAN
61. PERSONIL INTI DAN / ATAU PERALATAN
E. KEWAJIBAN PPK
62. FASILITAS
63. PERISTIWA KOMPENSASI
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA
64. HARGA KONTRAK
65. PEMBAYARAN
66. HARI KERJA
67. PERHITUNGAN AKHIR
68. PENANGGUHAN
G. PENGAWASAN MUTU
69. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
70. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK
71. CACAT MUTU
72. PENGUJIAN
73. PERBAIKAN CACAT MUTU
74. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN
H. AKSES KE LOKASI KERJA
75. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
76. ITIKAD BAIK
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. KORESPONDENSI
B. WAKIL SAH PARA PIHAK
C. JENIS KONTRAK
D. TANGGAL BERLAKU KONTRAK
E. MASA PELAKSANAAN
F. MASA PEMELIHARAAN
G. PERBAIKAN CACAT MUTU
H. UMUR KONSTRUKSI
I. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN / PEMELIHARAAN
J. PEMBAYARAN TAGIHAN
K. PENCAIRAN JAMINAN
L. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN
M. KEPEMILIKAN DOKUMEN
N. FASILITAS
O. PERISTIWA KOMPENSASI
P. SUMBER PEMBIAYAAN
Q. PEMBAYARAN UANG MUKA
R. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
S. PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
T. PEMBAYARAN PERALATAN DAN / ATAU BAHAN
U. SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN
V. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI / DE-ESKALASI)
W. DENDA
X. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL
Y. PENYELESAIAN PERSELISIHAN / SENGKETA
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
B. KETERANGAN GAMBAR
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
KETERANGAN
BAB XII
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKANPENYEDIA BARANG / JASA (SPPBJ)
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA(SPMK)
C. BENTUK SURAT JAMINAN
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK
E. PENGUMUMAN / PELELANGAN UMUM / PEMILIHAN LANGSUNG / DENGAN
PASCAKUALIFIKASI
BAB I
UMUM

A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).

B. Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam dokumen pengadaan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut :
- Pekerjaan : adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
Konstruksi pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

- Kontrak : adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas


Harga Satuan penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan
tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya
masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar
telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;

- HEA : adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;

- LDP : adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat ketentuan


dan informasi yang spesifik sesuai dengan jenis
pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, dan sanggahan;

- LDK : adalah Lembar Data Kualifikasi yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
kualifikasi yang diperlukan penyedia barang/jasa antara
lain dalam menyiapkan, mengisi formulir isian
kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;

- APIP : adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K / L / D / I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi;

- Penyedia : adalah badan usaha yang menyediakan / melaksanakan


Pekerjaan Konstruksi;
- Sub Penyedia : adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja
dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);

- Kemitraan/ : adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


Kerja Sama nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
Operasi (KSO) pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

- Surat : adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang diterbitkan oleh Bank Umum,
Perusahaan Penjaminan, Perusahaan Asuransi umum/
lembaga penjaminan/ perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship),
dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), diserahkan oleh penyedia kepada
PPK/Pokja ULP untuk menjamin terpenuhinya
kewajiban penyedia;

- Hari : adalah hari kalender untuk pelaksanaan kontrak dan


proses pemilihan secara elektronik dan batas akhir
setiap tahapan adalah hari kerja;

- Daftar : adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


kuantitas dan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
harga bagian dari penawaran;

- Harga : adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


Perkiraan perkerjaan dikalikan dengan harga Satuan yang disusun
Sendiri (HPS) dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian
berdasarkan data yang dapat dipertanggung jawabkan
sudah termasuk biaya umum, serta digunakan oleh
Pokja ULP untuk menilai kewajaran penawaran
termasuk rinciannya;

- Pekerjaan : adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


Utama menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;

- Mata : adalah mata pembayaran yang pokok dan penting yang


Pembayaran nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
Utama per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai
dari mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar
yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam Dokumen
Pengadaan;

- Harga Satuan : adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu
Pekerjaan satuan tertentu;
(HSP)

- Harga Satuan : adalah harga satuan komponen dari harga satuan


Dasar (HSD) pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja(per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

- Metode : adalah metode yang menggambarkan penguasaan


Pelaksanaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
Pekerjaan sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing jenis
kegiatan pekerjaan utama dan penunjang pekerjaan
utama yang dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis;

- Personil inti : adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang


ditempatkan sesuai penugasan pada organisasi
pelaksanaan pekerjaan;

- Bagian : adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


Pekerjaan pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
Yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
Disubkontrakan pelaksanaanya diserahkan kepada penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

- Masa : adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


Pelaksanaan dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
(jangka waktu terima pertama pekerjaan;
pelaksanaan)

- K/L/D/I : adalah Kementerian / Lembaga / Satuan Kerja


Perangkat Daerah / Institusi yang menggunakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD);
- PA : adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian / Lembaga / Satuan / Kerja Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

- KPA : adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

- ULP : adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


Menteri/Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah / Pimpinan
Institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan
barang/jasa yang bersifat permanen. ULP dapat berdiri
sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada;

- Pojka ULP : adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang
dibentuk dan ditetapkan oleh kepala ULP atas usulan
KPA yang penugasannya diatur oleh Kepala ULP untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
- PPK : adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

- SPPBJ : adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

- TKDN : adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri yaitu besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

- RK3K : adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(RK3) Konstruksi, merupakan dokumen lengkap
rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen
kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

- LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja


K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem
pelayanan pengadaan barang/jasa secara elektronik;
- Aplikasi SPSE : aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server
LPSE yang dapat di akses melalui website LPSE;
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. Umum
1. Lingkup 1.1 Nama Paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana
Pekerjaan tercantum dalam LDP.

1.2 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan mutu
sesuai spesifikasi teknis dan harga yang tercantum
dalam kontrak.

2. Sumber Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana


Dana tercantum dalam LDP.

3. Peserta 3.1 Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk


menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan
konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

3.2 Pemiilihan langsung/Pelelangan Umum pekerjaan


konstruksi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua
peserta penyedia pelaksana konstruksi tunggal atau
kemitraan/KSO yang memenuhi kualifikasi.

3.3 Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai


diatas Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) dipersyaratkan hanya untuk
pelaksana konstruksi dengan kualifikasi Usaha
Menengah yang kemampuan dasarnya (KD)
memenuhi syarat.

3.4 Pelelangan paket pekerjaan konstruksi sebagaimana


dimaksud pada 3.3 dapat dikerjakan oleh penyedia
jasa dengan kualifikasi besar apabila :
a. pelelangan gagal karena tidak ada penyedia jasa
dengan kualifikasi menengah yang mendaftar,
dan atau
b. peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan
yang akan dilelangkan tidak dapat
dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia jasa dengan
kualifikasi menengah.

6
3.5 Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) dapat
mengikuti paket pekerjaan diatas Rp.
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dan harus
melakukan kerja sama usaha dengan perusahaan
nasional dalam bentuk kemitraan, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
dibidang yang bersangkutan.

3.6 Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukan


dokumen penawaran, antar badan usaha pelaksana
konstruksi swasta dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.7 Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO, baik


dengan perusahaan nasional mauapun asing maka
peserta harus memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja
Sama Operasi yang memuat persentase
kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut.

3.8 Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan nasional


untuk nilai pekerjaan dibawah Rp. 100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah).

3.9 Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah Perjanjian


Kemitraan / Kerja Sama Operasi selama proses
pelelangan.

3.10 Penyedia jasa yang bermitra/KSO untuk memenuhi


jenis pekerjaan yang dilelangkan dapat terdiri dari
penyedia jasa konstruksi umum (general), spesialis,
mekanikal/elektrikal, dan /atau keterampilan
tertentu.

3.11 Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus memiliki


bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi Asing dan
melakukan kerja sama usaha dengan perusahaan
nasional dalam bentuk kemitraan, subkontrak dan
lain-lain, dalam hal terdapat perusahaan nasional
yang memiliki kemampuan di bidang yang
bersangkutan.

7
4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
Korupsi, berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan
Kolusi, dan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut :
Nepotisme a. Berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
(KKN) dalam bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi
Penyalahgunaan keinginan peserta yang bertentangan dengan
Wewenang Dokumen Pengadaan, dan/atau peraturan
Serta Penipuan perundang-undangan.;
b. Melakukan persekongkolan dengan peserta lain
untuk mengatur hasil Pemilihan
Langsung/Pelelangan Umum, sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi
sekurang-kurangnya 2 (dua) indikasi di bawah ini :
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen Penawaran,
antara lain pada : metode kerja, bahan, alat,
analisa pendekatan teknis, koefisien, harga satuan
dasar upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/atau spesifikasi teknis / barang
yang ditawarkan (merk/ tipe/ jenis) dan / atau
dukungan teknis;
2) seluruh penawaran dari peserta mendekati HPS;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia
Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu) kendali;
4) adanya kesamaan / kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/ kesalahan
pengetikan, susunan, dan format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin
yang sama dengan nomor seri yang berurutan.
c. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk
memenuhi persyaratan dalam Dokumen
Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP terbukti


melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut :
a. Sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses Pemilihan Langsung/Pelelangan Umum
atau pembatalan penetapan pemenang;
b. Sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. Gugatan secara perdata; dan/atau
d. Pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang.

8
5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
Pertentangan perannya, dilarang memiliki/melakukan peran ganda
Kepentingan atau terafiliasi.

5.2 Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara


lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris
suatu Badan Usaha merangkap sebagai anggota
Direksi atau Dewan Komisaris pada Badan Usaha
lainnya yang menjadi peserta pada Pelelangan
pekerjaan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
manajemen konstruksi berperan sebagai
konsultan perencana dan/atau konsultan
pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
perencana/pengawas bertindak sebagai
pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya;
d. Pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan
bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap
sebagai anggota Pokja ULP atau pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang Pelelangan;
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau
menjalankan perusahaan peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari
50% (lima puluh per seratus) pemegang saham.
6. Alih 6.1 Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi
Pengalaman dengan nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,00
Dan (seratus miliar rupiah) penyedia jasa pelaksana
Pendayagunaan konstruksi diwajibkan memberikan alih
Produksi pengalaman/keahlian kepada peserta didik bidang
Dalam konstruksi melalui sistem kerja praktek/magang
Negeri sesuai dengan jumlah peserta didik yang diusulkan
dalam dokumen penawaran.

9
6.2 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan
penawaran yang mengutamakan pekerjaan konstruksi
yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia
(produksi dalam negeri).

6.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga ahli,
dan perangkat lunak yang tidak berasal dari dalam
negeri (impor) dengan ketentuan :
a. Pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di dalam
negeri dan bagian atau komponen yang masih
harus diimpor;
b. Komponen berupa bahan baku belum diproduksi
di dalam negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan
baku yang diproduksi di dalam negeri belum
memenuhi persyaratan;
c. Pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan
lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam
negeri;
d. Semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa
asuransi, angkuan, ekspedisi, perbankan, dan
pemeliharaan;
e. Penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-
mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian
yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun
berdasarkan keperluan yang nyata, dan
diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian
dari tenaga ahli asing tersebut ke tenaga
Indonesia; dan
f. Peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang
diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi
teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada
Dokumen Penawaran.

6.4 Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

10
7. Satu 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun
Penawaran sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh
Tiap Peserta memasukan satu penawaran untuk satu paket
pekerjaan.

7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO


DILARANG menjadi peserta baik secara sendiri
maupun sebagai anggota kemitraan/KSO yang lain
pada paket pekerjaan yang sama.

B. Dokumen Pengadaan
8. Pengambilan 8.1 Semua peserta wajib melakukan pendaftaran sebelum
Dokumen mengambil Dokumen Pengadaan.
Pengadaan
8.2 Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan sesuai
hari, tanggal, waktu dan tempat pengambilan yang
ditentukan dalam pengumuman.

8.3 Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9. Isi Dokumen 9.1 Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi terdiri dari


Pengadaan Dokumen Pemilihan dan Dokumen Kualifikasi.
Pekerjaan
Konstruksi 9.2 Dokumen Pemilihan terdiri atas :
a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh Bentuk Dokumen Penawaran meliputi :
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran (dipersyaratkan untuk
paket pekerjaan dengan nilai di atas Rp.
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah);
7) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik
Satuan Pekerjaan pada saat klarifikasi
kewajaran harga terhadap penawaran di
bawah 80% HPS akan diminta, untuk
kepentingan evaluasi dan tidak menjadi bagian
dari ketentuan kontrak.

11
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi :
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen lain meliputi :
1) Pengumuman Pelelangan;
2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan;
7) Daftar Barang yang diimpor.

9.3 Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

9.4 Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pengadaan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9.5 Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pengadaan kepada Pokja ULP
sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.6 Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis


Dokumen dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa Indonesia.
Pengadaan

11. Pemberian 11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada watu dan


Penjelasan tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.

11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian


penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.

12
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pemberian
penjelasan menunjukan tanda pengenal dan surat
tugas kepada Pokja ULP.

11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja ULP menjelaskan


kepada peserta mengenai :
a. Lingkup pekerjaan;
b. Metode pemilihan;
c. Metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. Kelengkapan yang harus dilampirkan bersama
Dokumen Penawaran;
e. Jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen Penawaran;
f. Tata cara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. Metode evaluasi;
h. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. Jenis kontrak yang akan digunakan;
j. Ketentuan dan cara evaluasi berkenan dengan
preferensi harga atas penggunaan produksi dalam
negeri;
k. Ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. Risiko K3 yang mungkin timbul akibat pekerjaan
termasuk kondisi dan bahaya;
m. Ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha Kecil
serta Koperasi kecil;
n. Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat
menerbitkan jaminan; dan
o. Ketentuan tentang asuransi.

11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan


penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan dan keperluan peserta
ditanggung masing-masing peserta.

11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen


Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari
Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil
peninjauan lapangan, serta keterangan lainnya harus
dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan
(BAPP) yang ditandatangani oleh anggota Pokja ULP
dan minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir.

11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir atau


yang bersedia menandatangani BAPP, maka BAPP
cukup ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang

13
hadir.

11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada 11.6


terdapat hal-hal / ketentuan baru atau perubahan
penting yang perlu ditampung, maka Pokja ULP
menuangkan ke dalam Adendum Dokumen
Pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan
dari Dokumen Pengadaan.

11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,


gambar, dan / atau nilai total HPS, harus
mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan
dalam Adendum Dokumen Pengadaan.

11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting


tersebut tidak dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan
tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang
berlaku adalah ketentuan dalam Dokumen Pengadaan
Awal.

11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk mengambil


salinan BAPP dan/atau Adendum Dokumen
Pengadaan (apabila ada).

11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau


Adendum Dokumen Pengadaan yang disediakan oleh
Pokja ULP atau mengunduh melalui aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik (SPSE) sebagaimana
tercantum dalam LDP.

11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk menghadiri


pemberian penjelasan pekerjaan di kantor dan
peninjauan lapangan agar dapat menyiapkan
penawarannya dengan baik.

11.14 Dalam hal pemberian penjelasan secara elektronik


dilakukan sesuai dengan petunjuk pengunaan aplikasi
SPSE pada website LPSE.

12. Perubahan 12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


Dokumen akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
Pengadaan menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan,
Berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan pemilihan maupun substansi Dokumen
Pengadaan.

14
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk mengambil


salinan Adendum Dokumen Pengadaan.

12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum Dokumen


Pengadaan yang disediakan Pokja ULP atau
mengunduhnya melalui aplikasi sistem pengadaan
secara elektronik (SPSE) sebagaimana tercantum
dalam LDP.

13. Tambahan Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP dapat


Waktu memberikan tambahan waktu untuk memasukan Dokumen
Pemasukan Penawaran.
Dokumen
Penawaran

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya 14.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan
Dalam dan penyampaian penawaran.
Penyiapan
Penawaran 14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian
apapun yang ditanggung oleh peserta.

15. Bahasa 15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Penawaran Bahasa Indonesia.

15.2 Dokumen Pendukung yang terkait dengan Dokumen


Penawaran dapat menggunakan Bahasa Indonesia
atau Bahasa Asing.

15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu


disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Dalam
hal terdapat perbedaan penafsiran, maka berlaku
adalah penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

16. Dokumen 16.1 Dokumen Penawaran pokok/utama paling kurang


Penawaran terdiri atas :
a. Penawaran Administrasi;
b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Data Kualifikasi.

16.2 Dokumen Penawaran, meliputi :


a. Surat Penawaran;

15
b. Jaminan Penawaran Asli (untuk paket pekerjaan di
atas Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah);
c. Daftar kuantitas dan harga;
d. Surat Kuasa dari Direktur Utama/Pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang namanya
tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
e. Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(apabila bermitra);
f. Dokumen Penawaran Teknis;
g. RK3K;
h. Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
i. Data Kualifikasi; dan
j. Daftar Barang yang diimpor (apabila impor).

17. Harga 17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka
Penawaran dan huruf.

17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran dan


harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan dalam
kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan harga) dapat
dalam setiap mata pembayaran yang pokok
(milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulus “nol” atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap harus
dilaksanakan. Harga penawaran yang mengikat adalah
harga total penawaran terkoreksi.

17.3 Biaya Overhead termasuk untuk penyelengaraan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), keuntungan,
semua pajak, bea, retribusi, tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya lain yang
harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan dalam
total harga penawaran.

18. Mata Uang 18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk
Penawaran mata uang sebagaimana tercantum dalam LDP.
Dan Cara
Pembayaran 18.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan
sesuai dengan cara sebagaimana tercantum dalam
LDP dan diuraikan dalam syarat-syarat Umum/Khusus
Kontrak.

19. Masa 19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


Berlaku dalam LDP.

16
Penawaran
19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum
akhir masa berlakunya penawaran, Pokja ULP dapat
meminta kepada seluruh peserta secara tertulis untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran
tersebut dalam jangka waktu tertentu dan
diperhitungkan paling kurang sampai perkiraan
tanggal penandatanganan kontrak.

19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :


a. Menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah
penawaran; atau
b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai permintaan
tersebut dan dianggap mengundurkan diri, serta
tidak dikenakan sanksi.

20. Bentuk Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


Dokumen penyerahan Dokumen Penawaran asli hanya dilakukan
Penawaran terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

21. Pakta 21.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
Integritas melakukan dan akan melaporkan terjadinya kolusi,
korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk
penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan
pekerjaan konstruksi serta akan mengikuti proses
pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional.

21.2 Dengan Mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu


paket pekerjaan melalui aplikasi SPSE, maka peserta
telah menandatangani Pakta Integritas, kecuali untuk
penyedia barang/jasa yang melakukan
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), badan usaha
yang ditunjuk mewakili Kemitraan/ Kerja Sama
Operasi (KSO) wajib menyampaikan pakta integritas
melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian
elektronik data kualifikasi di aplikasi SPSE.

22. Pengisian 22.1 Pengisian Data Kualifikasi


Data a. Data Kualifikasi disampaikan melalui form isian
Kualifikasi elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi
SPSE.
b. Jika form isian elektronik kualifikasi yang tersedia
pada aplikasi SPSE belum mengakomodir data
kualifikasi yang disyaratkan Pokja ULP, maka data
kualifikasi tersebut diunggah (upload) pada
fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada

17
aplikasi SPSE.
c. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara
elektronik, peserta menyetujui pernyataan sebagai
berikut :
1) Yang bersangkutan dan manajemennya tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
2) Yang bersangkutan berikut pengurus badan
usaha tidak masuk dalam daftar hitam;
3) Yang bertindak untuk dan atas nama badan
usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;
4) Data kualifikasi yang diisikan benar dan jika
dikemudian hari ditemukan bahwa data
/dokumen yang disampaikan tidak benar dan
ada pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau kepala
cabang, atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili badan usaha yang
bekerja sama dan badan usaha yang diwakili
bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam, gugatan
secara perdata, dan / atau pelaporan secara
pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Pimpinan dan pengurus badan usaha bukan
sebagai pegawai K/L/D/I atau pimpinan dan
pengurus badan usaha sebagai K/L/D/I yang
sedang mengambil cuti diluar tanggungan
K/L/D/I; dan
6) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi
yang tercantum dalam dokumen pengadaan.
d. Untuk peserta yang berbentuk
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain,
pemasukan kualifikasi dilakukan oleh badan usaha
yang ditunjuk mewakili konsorsium /kemitraan/
bentuk kerjasama lain.

22.2 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta


Integritas dan mengisi form isian elektronik data
kualifikasi dalam aplikasi SPSE.

22.3 Pakta Integritas dan data kualifikasi dianggap telah


disetujui dan ditandatangani oleh peserta pengadaan,
kecuali untuk peserta yang melakukan
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) Pakta Integritas
dan Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat yang

18
menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO.

22.4 Peserta mengirimkan Data Kualifikasi melalui aplikasi


SPSE kepada Pokja ULP sesuai jadwal yang ditetapkan.

22.5 Peserta dapat mengirimkan kekurangan data


kualifikasi melalui fasilitas pengiriman data kualifikasi
yang tersedia pada aplikasi SPSE sebelum batas akhir
pemasukan data kualifikasi.

22.6 Data kualifikasi harus disampaikan melalui aplikasi


SPSE kepada Pokja ULP paling lambat pada waktu
yang ditentukan oleh Pokja ULP.

22.7 Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang


dikirimkan setelah batas akhir waktu pemasukan
penawaran.

22.8 Data kualifikasi dapat dibuka pada saat Data


kualifikasi diterima Pokja ULP pada aplikasi SPSE.

23. Jaminan 23.1 Penggunaan Jaminan Penawaran :


Penawaran a. Paket pekerjaan sampai dengan Rp.
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) tidak diperlukan surat jaminan penawaran;
b. Surat jaminan penawaran untuk paket pekerjaan
di atas Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah) dapat diterbitkan oleh
Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP; atau
c. Surat Jaminan penawaran untuk paket pekerjaan
di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak

19
bersyarat (unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan diserahkan
oleh Penyedia Jasa kepada Kelompok Kerja ULP.

23.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang


mengikuti pengadaan secara elektronik wajib diterima
Pokja ULP sebelum batas akhir pemasukan
penawaran.

23.3 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam


mata uang penawaran sebagaimana tercantum dalam
LDP.

23.4 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai


berikut :
a. Diterbitkan sesuai dengan nilai peruntukannya
pada pasal 23.1.
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir
pemasukan dan masa berlakunya tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. Nama peserta sama dengan nama yang tercantum
dalam jaminan penawaran;
d. Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari
nilai nominal sebagaimana tercantum dalam LDP;
e. Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. Nama Pokja ULP yang menerima Jaminan
Penawaran sana dengan Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa
syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah surat pernyataan wanprestasi dari Pokja
ULP diterima oleh penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus ditulis
atas nama perusahaan kemitraan/KSO.

23.5 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan


pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang lelang menyerahkan Jaminan Pelaksanaan
dan menandatangani kontrak.

23.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak

20
ditetapkan sebagai pemenang pelelangan dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.

23.7 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan apabila :


a. Peserta terlibat KKN;
b. Peserta menarik kembali penawarannya selama
dilaksanakannya pelelangan;
c. Tidak bersedia menambah nilai Jaminan
Pelaksanaan dala hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya dibawah 80% HPS;
d. Tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi
kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan
yang tidak dapat diterima; atau
e. Mengundurkan diri atau gagal tanda tangan
kontrak.

D Dokumen Penawaran
.
24. Pemasukan 24.1 Pemasukan Dokumen Penawaran dengan
Dan Cara menggunakan metode 1 (satu) sampul.
Penyampaian
Dokumen 24.2 Peserta menyampaikan dokumen penawaran dengan
Penawaran cara menggugah melalui aplikasi sistem pengadaan
secara elektronik (SPSE) melalui pada website LPSE
sesuai ketentuan dalam LDP.

24.3 Jika terdapat penarikan/pembatalan/penggantian


Dokumen Penawaran, dapat dilakukan dengan cara
mengupload kembali dokumen surat pengunduran
diri/ pembatalan/penggantian.

24.4 Tata cara penyampaian dokumen penawaran sesuai


petunjuk penggunaan aplikasi SPSE pada website
LPSE.

25. Batas Akhir Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui
Pemasukan aplikasi sistem pengadaan secara elektroni (SPSE) pada melalui
Penawaran website LPSE paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam
LDP.

E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran


26. Pembukaan 26.1 Dokumen Penawaran dibuka dihadapan peserta pada
Penawaran waktu dan tempat sebagaimana tercantum dalam LDP
yang dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta sebagai

21
saksi.

26.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan


Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.

26.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)


peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua) jam.

26.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya


ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di luar
Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.

26.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila


dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.

26.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari 3


(tiga) maka dilanjutkan dengan klarifikasi teknis dan
negosisasi harga/biaya terhadap penawaran yang
masuk.

26.7 Pokja ULP membuka Dokumen Penawaran dihadapan


peserta (apabila ada).

26.8 Pokja ULP memeriksa kelengkapan / pemenuhan


Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. Surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran dan harga penawaran;
b. Surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa (apabila
dikuasakan);
c. Jaminan penawaran asli (untuk paket pekerjaan
dengan nilai diatas Rp. 2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah);
d. Daftar kuantitas harga;
e. Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
f. Dokumen penawaran teknis;
g. Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. RK3K;
i. Data kualifikasi; dan
j. Daftar barang yang diimpor (apabila impor).

22
26.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.

26.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan


Penawaran yang paling kurang memuat :
a. Jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. Jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan
tidak lengkap;
c. Harga penawaran masing-masing peserta;
d. Kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen
Penawaran (apabila ada);
e. Keterangan lain yang dijumpai dalam pembukaan
Dokumen Penawaran (apabila ada);
f. Tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. Tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil peserta
yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh Pokja ULP
apabila tidak ada saksi dari peserta.

26.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan


penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.

26.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara


ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.

26.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran dalam


bentuk file elektronik.

26.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang


hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan Pokja
ULP dapat menggugah salinan tersebut melalui
aplikasi sistem pengadaan secara elektronik (SPSE)
sebagaimana tercantum dalam LDP yang dapat
diunduh oleh masing-masing peserta.

26.15 Tata cara pembukaan Dokumen Penawaran sesuai


petunjuk penggunaan aplikasi SPSE pada website
LPSE.

27. Klarifikasi 27.1 Dalam mengevaluasi Dokumen Penawaran, Pokja ULP


Dan dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang
Konfirmasi tidak jelas dalam Dokumen Penawaran. Peserta harus
Penawaran memberikan tanggapan atas klarifikasi. Klarifikasi
tidak boleh mengubah substansi dan harga
penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi

23
harus dilakukan secara tertulis.

27.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan


Dokumen Penawaran, Pokja ULP dapat melakukan
konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak / instansi terkait.

27.3 Hasil klarifikasi /konfirmasi dapat menggugurkan


penawaran.

28. Hak Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan proses
Menolak pelelangan, menerima atau menolak penawaran atau semua
Atau penawaran setiap saat sebelum penandatanganan kontrak,
Menerima dan tidak dapat diminta betanggung jawab apapun kepada
Penawaran penawar atau berkewajiban untuk menginformasikan kepada
penawar alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.

29. Evaluasi 29.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.


Penawaran
29.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi
Dokumen Penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada aplikasi sistem pengadaan secara
elektronik, sesuai dengan data syarat-syarat yang
tertulis dalam Dokumen Pengadaan.

29.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen


elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan adalah
dokumen yang waktu modifikasinya paling akhir.

29.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah


mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat.

29.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi


aritmatik dengan ketentuan :
a. Volume1 pekerjaan yang tercantum dalam daftar

24
kuantitas dan harga disesuiakan dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah2;
c. Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong;
d. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol serta sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan yang lain;
e. Jenis pekerjaan yang ditawarkan berbeda dengan
daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan
jenis pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
pengadaan dan harga satuan yang tercantum
dalam penawaran;
f. Apabila terdapat koreksi pada huruf a sampai
dengan huruf e dilakukan klarifikasi kepada
penyedia.

29.6 Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai


penawaran sehingga urutan peringkat dapat menjadi
lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat
semula.

29.7 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi


nilai total HPS dinyatakan gugur.

29.8 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP


menyusun urutan dimulai dari nilai penawaran
terendah terkoreksi.

29.9 Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui aplikasi


sistem pengadaan secara elektronik sebagaimana
tercantum dalam LDP.
29.10 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan
oleh Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga)
penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai dari
penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
1
Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing dilakukan pembetulan.
2
Harga satuan pekerjaan dilakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan penempatan desimal.

25
29.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari
3 (tiga) penawar yang menawar harga di bawah HPS,
maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi penawaran.

29.12 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang


meliputi :
a. Evaluasi Administrasi;
b. Evaluasi Teknis; dan
c. Evaluasi Harga.

29.13 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai


berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah is
Dokumen Penawaran;
c. Penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara
lain disampaikan oleh penawar yang berhak, pada
waktu yang telah ditentukan, untuk paket
pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syarat-
syarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan dan harga
yang wajar dapat dipertanggung jawabkan tanpa
ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat;
d. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah :
1) Penyimpangan dari Dokumen Pengadaan yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) Penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan yang akan menimbulkan persaingan
usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara
peserta yang memenuhi syarat.

26
e. Para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;

f. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya


persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi
pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan)
antara peserta, Pokja ULP dan/atau PPK, dengan
tujuan untuk memenangkan salah satu peserta,
maka :
1) Peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang
dan peserta lain yang terlibat dimasukan
kedalam daftar hitam;
2) Anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang terlibat
persekongkolan diganti, dikenakan sanksi
administrasi dan/atau pidana;
3) Proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak terlibat
(apabila ada); dan
4) Apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.

29.14 Evaluasi Adminstrasi :


a. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) Syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan Dokumen Pengadaan dipenuhi /
dilengkapi :
a) Surat Penawaran;
b) Surat Kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa
(apabila dikuasakan);
c) Jaminan Penawaran asli (untuk paket
pekerjaan diatas Rp.2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah);
d) Daftar Kuantitas dan Harga;
e) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (apabila bermitra);
f) Rekapitulasi perhitungan TKDN (khusus
untuk peserta yang tidak menyampaikan
TKDN, penawarannya tidak digugurkan dan
nilai TKDNnya dianggap nol);
g) RK3K;
h) Data Kualifikasi;

27
i) Daftar Barang yang diimpor (apabila
impor); dan
j) Dokumen Penawaran Teknis.
k) Surat Pernyataan Tidak Akan Menuntut

2) Memenuhi kriteria sebagai berikut :


a) Surat penawaran3 memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
1) Jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP,
dengan ketentuan :
(a) Apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan huruf
maka yang diakui adalah tulisan
huruf;
(b) Apabila nilai yang tertulis dalam
angka jelas sedangkan nilai dalam
huruf tidak jelas, maka nilai yang
diakui adalah nilai yang tertulis
dalam angka; atau
(c) Apabila nilai dalam angka dan nilai
dalam huruf tidak jelas, maka
penawaran dinyatakan gugur.
2) Bertanggal

b) Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) Diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan penjaminan, perusahaan
asuransi, konsorsium perusahaan
asuransi umum, konsorsium lembaga
atau konsorsium perusahaan
penjaminan, yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship)
seagaimana ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, atau telah mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) apabila berbentuk
konsorsium;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal terakhir pemasukan penawaran
dan masa berlakunya tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP; atau
(3) Nama peserta sama dengan nama yang

28
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
(4) Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak
kurang dari nilai sebagaimana
tercantum dalam LDP;
(5) Besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
(6) Nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan nama
Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) Paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan tanpa syarat (unconditional)
sebesar nilai Jaminan dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja, setelah surat pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP diterima
oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama
perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan penawaran
sesuai dengan persyaratan yaitu :
(a) Peserta terlibat KKN (yang
dilakukan oleh badan usaha non
kecil);
(b) Peserta menarik kembali
penawarannya selama
dilaksanankannya pelelangan;
(c) Tidak bersedia menambah nilai
Jaminan Pelaksanaan dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya dibawah 80% HPS;
(d) Tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi dalam
hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
(e) Mengundurkan diri atau gagal tanda
tangan kontrak.
(11) Substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan Penawaran telah diklarifikasi

29
dan dikonfirmasi secara tertulis oleh
Pokja ULP kepada penerbit jaminan.
c) Surat kuasa (apabila dikuasakan) :
(1) Harus ditandatangani direktur
utama/pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian / anggaran dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani oleh anggota kemitraan
yang diwakili menurut perjanjian kerja
sama.
d) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut :
(1) Mencantumkan nama kemitraan sesuai
dengan data kualifikasi;
(2) Mencantumkan Lead Firm dan
mitra/anggota;
(3) Mencantumkan modal (sharing) dari
setiap perusahaan;
(4) Mencantumkan nama pihak yang
mewakili kemitraan/KSO;
(5) Ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO.
e) Dokumen penawaran teknis (akan
dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan
kriteria persyaratan teknis pada tahap
evaluasi teknis).
b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara
tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. Peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
d. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada yang
tidak memenuhi persyaratan administrasi,
Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
e. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.

30
29.15 Evaluasi Teknis :
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan
yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan ini;
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan :
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal
yang harus dipenuhi dengan membandingkan
pemenuhan pesryaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP dan personil inti serta
peralatan utama minimal tercantum dalam
LDK;
2) Penilaian persyaratan teknis, minimal
dilakukan terhadap :
a) Metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi
persyaratan substantif yang meliputi
tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai
akhir secara garis besar dan uraian /cara
kerja dari masing-masing jenis pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang /
sementara yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama
yang dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis da diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan.
Penilaian metode pelaksanaan tidak
mengevaluasi job
mix/rincian/campuran/komposisi material
dari jenis pekerjaan. Jenis – jenis pekerjaan
utama dan pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang/ sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utam ditetapkan dalam LDP.
Pekerjaan penunjang /sementara
dimaksud, misalnya :
(1) Pembuatan saluran pengelak (diversion
Channel) ;
(2) Pengeringan tempat pekerjaan
(dewatering/unwatering) skala besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman
(protection contruction);
(4) Pengaturan lalu-lintas (trafic
management) pekerjaan skala besar;
atau
(5) Jalan pengalihan/jembatan sementara.

31
b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan tidak melampaui batas waktu
(yaitu sampai dengan serah terima
pertama/Provision Hand Over (PHO))
sebagaimana tercantum dalam LDP.
c) Peralatan utama minimal : jenis, kapasitas,
komposisi dan jumlah yang disediakan
untuk pelaksanaan pekerjaan
menggunakan data peralatan yang
tercantum pada isian kualifikasi.
d) Personil inti : tingkat pendidikan, jabatan
dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman kerja, keahlian/keterampilan,
yang ditempatkan secara penuh,
menggunakan data personil inti yang
tercantum pada isian kualifikasi;
e) Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakan sebagai berikut :
(1) Sebagian pekerjaan utama
disubkontrakan kepada penyedia jasa
spesialis;
(2) Penawaran di atas Rp.
25.000.000.000,00 (dua puluh lima
miliar rupiah) sampai dengan Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh lima
miliar rupiah) mensubkontrakan
sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia
jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
Koperasi Kecil; dan/atau
(3) Penawaran diatas Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh lima
miliar rupiah) mensubkontrakan
sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia
jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
Koperasi Kecil dan dalam
penawarannya sudah menominasikan
sub penyedia jasa dari lokasi pekerjaan
setempat, kecuali tidak tersedia sub
penyedia jasa yang dimaksud.
f) RK3K memenuhi persyaratan yaitu adanya
sasaran dan program K3 yang secara umum
menggambarkan penguasaan dalam
mengendalikan risiko bahaya K3.
3) Pokja ULP dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu

32
sebagaimana tercantum dalam LDP.
d. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. Peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah
koreksi aritmatik ada yang tidak memenuhi
persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
g. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis, maka pelelangan dinyatakan gagal.
Apabila Menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, maka ketentuan
berikut harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan :

- Evaluasi yang menggunakan sistem gugur dengan ambang batas,


dilakukan dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis
(perolehan nilai) unsur dan sub unsur yang ditetapkan dalam LDP.
- Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun
nilai total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan/LDP.

29.16 Evaluasi Harga :


a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal
yang pokok atau penting, dengan ketentuan :
1) Total harga penawaran terkoreksi
dibandingkan nilai total HPS :
a) Apabila total harga penawaran terkoreksi
melebihi nilai total HPS, dinyatakan gugur;
dan
b) Apabila semua harga penawaran terkoreksi
diatas nilai total HPS, pelelangan
dinyatakan gagal;
2) Harga satuan penawaran yang nilainya lebih
besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus)
dari harga satuan yang tercantum dalam HPS,
dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan
klarifikasi ternyata harga satuan penawaran
tersebut timpang, maka harga satuan
penawaran timpang hanya berlaku untuk
volume sesuai dengan daftar kuantitas dan
harga. Selanjutnya daftar jenis /item pekerjaan

33
timpang tersebut dimasukan ke dalam kontrak.

3) Mata pembayaran yang harga satuannya nol


atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/evaluasi kewajaran harga dalam hal
harga penawaran nilainya di bawah 80%
(delapan puluh perseratus) HPS, dengan
ketentuan :
a) Meneliti dan menilai kewajaran harga
satuan dasar meliputi harga upah, bahan ,
dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas
/koefisien dari unsur upah, bahan, dan
peralatan dalam Analisa Harga Satuan;
c) Hasil penelitian butir a) dan butir b)
digunakan untuk menghitung harga satuan
yang dinilai wajar tanpa memperhitungkan
keuntungan yang ditawarkan; dan
d) Harga satuan yang dinilai wajar digunakan
untuk menghitung total harga penawaran
yang dinilai wajar dan dapat dipertanggung
jawabkan.
e) Total harga sebagaimana dimaksud pada
huruf d. Dihitung berdasarkan volume yang
ada dalam daftar kuantitas dan harga.
Apabila total harga penawaran yang diusulkan
lebih kecil dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan tidak
wajar dan gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar dari
hasil evaluasi sebagaimana tersebut diatas, maka
harga penawaran dinyatakan wajar dan apabila
peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang
pelelangan, harus bersedia untuk menaikkan
Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia

34
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan menjadi 5%
HPS, penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi persyaratan diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam
evaluasi penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan :
1) Preferensi Harga untuk barang/jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi
hanya berlaku untuk pengadaan barang/jasa
bernilai diatas Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah); dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih
besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir
perhitungan TKDN, maka peserta dianggap
tidak menginginkan diberlakukan preferensi
harga bagi penawarannya dan tidak
menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara perhitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman pada
tata nilai Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya.
3) Rumus perhitungan sebagai berikut :
1
HEA = x HP
1 + KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) dikali Preferensi
tertinggi Barang/Jasa.)
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran

35
/terkoreksi yang memenuhi
persyaratan lelang dan telah
dievaluasi).
4) Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama, penawar
dengan TKDN terbesar adalah sebagai
pemenang.
5) Pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh
Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki
harga penawaran yang sama dalam hal tidak
diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP memilih
peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih
besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil
Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga
tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.

29.17 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran


sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

30. Evaluasi 30.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang


Kualifikasi pelelangan dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada).

30.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan


metode penilaian sistem gugur.

30.3 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh


peserta anggota kemitraan/KSO sebelum pemasukan
penawaran, apabila tidak ditandatangani maka tidak
dievaluasi lebih lanjut.
30.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen kualifikasi.

30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus evaluasi


kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal.

36
31. Pembuktian 31.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang
Kualifikasi memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan setelah
evaluasi kualifikasi.

31.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat


keaslian dokumen dari dokumen asli atau salinan
dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang dan meminta salinan dokumen tersebut.

31.3 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi


kepada penerbit dokumen, apabila dokumen yang
digunakan dalam pembuktian kualifikasi masih
diragukan kebenarannya.

31.4 Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian


kualifikasi dan telah diberikan kesempatan serta
tenggang waktu yang cukup, maka peserta digugurkan
dan Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan ke kas Negara/kas Daerah.

31.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan data


tidak benar/pemalsuan data/tidak dapat menunjukan
dokumen asli atau salinan dokumen yang sudah
dilegalisir, maka peserta digugurkan, badan usaha
dan/atau pengurusnya dimasukan dalam Daftar
Hitam, Jaminan Penawaran yang bersangkutan
dicairkan dan disetorkan ke Kas Negara/ kas Daerah.

31.6 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus


pembuktian kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal.

32. Klarifikasi Dalam hal yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga)
Dan dilakukan dengan ketentuan :
Negoisasi a. Klarifikasi teknis dan harga dimulai dari penawar dari
Teknis dan urutan terendah pertama setelah koreksi aritmatik yang
Harga memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
b. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan
yang dapat mempengaruhi harga untuk dilakukan
negoisasi;
c. Apabila klarifikasi dan negoisasi terhadap penawaran
terendah pertama tidak tercapai kesepakatan, maka
penawarannya dinyatakan gugur dan dilanjutkan negoisasi
terhadap penawaran terendah kedua, apabila ada.

F. Penetapan Pemenang
33. Penetapan 33.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang,
Pemenang Pemenang Cadangan 1, dan Pemenang Cadangan 2

37
(apabila ada pemenang cadangan) untuk nilai
penawaran terkoreksi sampai dengan Rp.
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).

33.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang, Pemenang


Cadangan 1, dan Pemenang Cadangan 2 (apabila ada
pemenang cadangan) untuk nilai penawaran
terkoreksi diatas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja
ULP, dengan ketentuan :
a. Usulan penetapan pemenang ditembuskan kepada
PPK dan APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi; dan
b. Apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan, maka PA memerintahkan
evaluasi ulang atau menyatakan pelelangan gagal.

33.3 Dalam hal ini penawaran terkoreksi pemenang sampai


dengan Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan nilai penawaran terkoreksi pemenang cadangan
diatas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.

33.4 Dalam hal hasil evaluasi peserta akan diusulkan


sebagai pemenang pada beberapa paket pekerjaan,
dan sisa kemampuan menangani paket (SKP) tidak
mencukupi maka dilakukan klarifikasi untuk memilih
paket pekerjaan berdasarkan pilihan penyedia jasa
setelah mempertimbangkan ketersediaan peralatan
dan personil.

33.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa


paket pekerjaan konstruksi dalam waktu penetapan
pemenang bersamaan :
a. Menawarkan peralatan yang sama pada masing-
masing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket
pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi untuk
menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya
dinyatakan peralatan tidak ada dan dinyatakan
gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan

38
sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat
dikecualikan dengan syarat waktu penggunaan alat
tidak tumpang tindih (overlap), ada peralatan
cadangan yang diusulkan dalam dokumen
penawaran yang memenuhi syarat, dan/atau
kapasitas dan produktifitas peralatan secara teknis
dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket
pekerjaan.
c. Menawarkan personil yang sama pada masing-
masing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket
pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi untuk
menentukan personil tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya
dinyatakan personil tidak ada dan dinyatakan
gugur;
d. Ketentuan pada huruf c hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
konstruksi, dikecualikan apabila personil yang
diusulkan penugasannya sebagai Kepala Proyek
atau ada personil cadangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang memenuhi syarat.
e. Menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.

33.6 Penetapan pemenang disusun sesuai dengan


urutannya dan harus memuat :
a. Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. Nama dan alamat Penyedia serta harga penawaran
atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan
e. Evaluasi kualifikasi.

33.7 Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan


pemenang adalah :
a. Dokumen Pengadaan beserta adendum (apabila
ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua) wakil
peserta/saksi.

39
33.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya, dilakukan
konfirmasi kepada calon pemenang, calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan jadwal
penandatanganan kontrak. Calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang tidak
bersedia memperpanjang surat penawaran dan
Jaminan Penawaran dapat mengundurkan diri tanpa
dikenakan sanksi.

34. Pengumuman Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan


Pemenang 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di website layanan
pengadaan secara elektronik (LPSE) sebagaimana tercantum
dalam LDP dan papan pengumuman resmi yang memuat
sekurang-kurangnya :
a. Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. Nama dan alamat penyedia;
c. Harga penawaran;
d. Harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f. Hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi dilengkapi
dengan penjelasan untuk setiap penawaran yang
dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi (alasan
gugur administrasi /teknis/harga/kualifikasi).

35. Sanggahan 35.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara elektronik atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP disertai bukti
terjadinya penyimpangan melalui website, dengan
tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP Kementerian
/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan :
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima) hari
kalender setelah pengumuman pemenang; atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga) hari
kalender setelah pengumuman pemenang.

35.2 Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-


sendiri maupun bersama-sama dengan peserta lain.

35.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan

40
prosedur meliputi :
a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No.54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No.04 Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam
dokumen Pengadaan;
b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat; dan/atau
c. Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP
dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.

35.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar, maka Pokja ULP


menyatakan pelelangan gagal.

35.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dianggap


sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti
serta tidak menghentikan proses pelelangan.

35.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK


atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.

G Penunjukan Pemenang Pengadaan


.
36. Penunjukan 36.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil
Penyedia Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
Barang/Jasa kepada kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

36.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila :


a. Pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. Tidak ada sanggahan dari peserta;
c. Sanggahan terbukti tidak benar; atau
d. Masa sanggah berakhir.

36.3 Rapat persiapan penandatanganan kontrak, hal-hal


yang dibahas antara lain:
a. Draft kontrak (substansi kontrak);
b. Kelengkapan dokumen kontrak;
c. Rencana penandatanganan kontrak;
d. Jaminan Uang Muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu
penyerahan)
e. Jaminan pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi,

41
waktu penyerahan)
f. Asuransi;
g. Harga satuan timpang;
h. Penyesuaian harga(apabila diperlukan);
i. Tenaga kerja praktek/magang;
j. Hal-hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi
pada saat evaluasi penawaran; dan/atau
k. Hal-hal yang dianggap perlu.

36.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan


tersebut, dengan ketentuan :
a. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan
masa penawarannya masih berlaku dengan alasan
yang dapat diterima secara obyektif oleh Pokja
ULP, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan
dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum
dalam LDP;
b. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan
masa penawarannya masih berlaku dengan alasan
yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau
c. Apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk
karena masa penawarannya sudah tidak berlaku,
maka tidak dikenakan sanksi dan Jaminan
Penawaran yang bersangkutan tidak boleh
dicairkan.
36.5 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri,
maka penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada
pemenang cadangan sesuai dengan urutan peringkat,
selama masa surat penawaran dan Jaminan
Penawaran pemenang cadangan masih berlaku atau
sudah diperpanjang masa berlakunya.

36.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk


mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.

36.7 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan :


a. Pada Pelelangan Umum, paling lambat 6 (enam)
hari kalender setelah pengumuman penetapan
pemenang, apabila tidak ada sanggahan;
b. Pada Pemilihan Langsung, paling lambat 4 (empat)
hari kalender setelah pengumuman penetapan

42
pemenang, apabila tidak ada sanggahan; atau
c. Dalam hal terdapat sanggahan pada Pemilihan
Langsung/Pelelangan Umum, paling lambat 2 (dua)
hari kalender setelah semua sanggahan dijawab.

36.8 Didalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa


penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.

37. Kerahasiaan 37.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


Proses dan dilaksanakan oleh Pokja ULP secara independen.

37.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,


evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.

37.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses


evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang akan mengakibatkan ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.

37.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita


Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP bersifat
rahasia sampai dengan saat pengumuman pemenang.

H Pelelangan Gagal
.
38. Pelelangan Gagal 38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
b. Dalam evaluasi penawaran ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
c. Harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
d. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04
Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau
f. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja
tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian

43
kualifikasi.

38.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP


menyatakan pelelangan gagal, apabila:
a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP
sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No.54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya;
b. Pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. Dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. Sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04
Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya;
f. Pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau
menyimpang dari Dokumen Pengadaan;
g. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 mengundurkan diri; atau
h. Pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah
dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015
beserta petunjuk teknisnya;

38.3 Menteri /Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi


menyatakan pelelangan gagal, apabila pengaduan
masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan PA,
ternyata benar.

38.4 Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, apabila


pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.

38.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP


memberitahukan kepada seluruh peserta.

38.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,


Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)

44
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan :
a. Evaluasi Ulang;
b. Penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. Pelelangan ulang; atau
d. Penghentian proses pelelangan.

I. Surat Jaminan Pelaksanaan


39. Surat 39.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan
Jaminan sebagai berikut :
Pelaksanaan a. Paket pekerjaan sampai dengan Rp.
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank Umum,
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Penjaminan,
konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan /perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan /mendapat rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan diserahkan
oleh Penyedia Jasa Kepada PPK;
b. Paket pekerjaan diatas Rp. 2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah) diterbitkan oleh Bank
Umum, konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan /perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan /mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
dan diserahkan oleh Penyedia Jasa Kepada PPK;
c. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. Nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
e. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang
dari nilai jaminan yang ditetapkan;
f. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
g. Nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
h. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket

45
pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
i. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa
syarat (unconditional) sebesar nilai jaminan dalam
jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah surat pernyataan wanprestasi dari
PPK diterima oleh penerbit jaminan;
j. Jaminan pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
k. Memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.

39.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk


menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan
dipersamakan dengan menolak untuk
menandatangani kontrak atau tidak menerima
keputusan penunjukan sebagai penyedia barang/jasa,
maka akan dikenakan sanksi.

39.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat


Jaminan Pelaksanaan diatur dalam syarat-syarat
Umum Kontrak.

J. Penandatanganan Kontrak
40. Penanda- 40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
tanganan dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
Kontrak
40.2 Sebelum Penandatanganan Kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.

40.3 Penandatanganan Kontrak dilakukan setelah penyedia


menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan
ketentuan :
a. Nilai jaminan pelaksanaan untuk harga penawaran
terkoreksi antara 80% (delapan puluh perseratus)
sampai dengan 100% (seratus perseratus) nilai
total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai kontrak;
b. Nilai jaminan pelaksanaan untuk harga penawaran
untuk harga penawaran terkoreksi dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.

40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah


substansi dokumen pengadaan sampai dengan
penandatanganan kontrak, kecuali mempersingkat

46
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.

40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan


melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.

40.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep kontrak


meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
dokumen kontrak.
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian dokumen
kontrak dalam surat perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Pokok Perjanjian;
c. Surat Penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. Syarat-syarat khusus kontrak;
e. Syarat-syarat umum kontrak;
f. Spesifikasi khusus;
g. Spesifikasi umum;
h. Gambar-gambar; dan
i. Dokumen lainnya seperti : jaminan-jaminan, SPPBJ,
BAHP, BAPP.

40.8 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan,


yaitu :
1. Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, terdiri
dari :
1) Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani oleh
penyedia; dan
2) Kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani oleh
PPK;
2. Rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.

40.9 Penandatanganan Kontrak bernilai diatas Rp.


100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan
setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak

47
atau Tim Opini Hukum Kontrak yang dibentuk oleh
K/L/D/I yang bersangkutan.

40.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas


nama penyedia adalah direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar, yang
telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

48
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A Penerapan Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data
. IKP dan LDP Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).

B Lingkup 1 a. Pokja ULP :


. Pekerjaan .
Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan
Konsultansi pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Cidanau Ciujung Cidurian Tahun Anggaran 2018.

b. Alamat Pokja ULP :


Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian Jl. Ustadz Uzair
Yachya No. 1 Serang- Banten 42117 Telp (0254) 206111, Fax (0254)
227117

2 Website :
. www.pu.go.id (SPSE 3.6)

3 a. Nama paket pekerjaan :


. Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang
(Kode Paket : PPSAB-SRG/2018)

b. Uraian singkat pekerjaan :


I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Pasangan
IV. Pekerjaan Beton
V. Pekerjaan Besi
VI. Pekerjaan Perpipaan
VII. Pekerjaan Saluran Pembawa (Feeder Canal)
VIII. Pekerjaan Lain-lain

4 Jangka waktu penyelesaian pekerjaan :


. 180 (seratus delapan puluh) hari kalender

C Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan :


. Dana APBN Tahun Anggaran 2018

D Pendayagu Preferensi harga diberikan terhadap penawaran peserta.


. naan Catatan :
Produksi 1) Preferensi Harga untuk barang/jasa dalam negeri diberlakukan
Dalam pada pengadaan barang/jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi
Negeri hanya berlaku untuk pengadaan barang/jasa bernilai diatas Rp.

49
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada barang/jasa dalam
negeri dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua
puluh lima perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi ketentuan
1) dan 2) maka diberlakukan preferensi harga dan diisi
“diberikan”.

E Pemberian 1 Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dilaksanakan pada:


. Penjelasan . Hari : Kamis
Dokumen Tanggal : 04 Januari 2018
Pengadaan Pukul : 11.00 WIB
dan Tempat : Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian
Peninjauan (BBWS C-3) Jl. Ustadz Uzair Yachya No. 1 Serang-Banten
Lapangan
2 Peninjauan lapangan (jika diperlukan) akan dilaksanakan pada :
. Hari : Kamis
Tanggal : 04 Januari 2018
Pukul : 13.00 WIB s.d. Selesai
Tempat : Lokasi Paket Pekerjaan

F. Dokumen 1 Daftar Personil inti Minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan


Penawaran . pekerjaan :
Pengalaman
NO Posisi Pendidikan Kerja
Sertifikat Keahlian Jml

S.1 Teknik Sertifikat Keahlian


1 Site Manager Sipil/Teknik 7 tahun (SKA), Ahli Sumber 1
Pengairan Daya Air-Madya (211)

S.1 Teknik Sertifikat Keahlian


Pelaksana
2 Sipil/Teknik 5 tahun (SKA), Ahli Sumber 1
Konstruksi I
Pengairan Daya Air-Muda (211)

S.1 Teknik Sertifikat Keahlian


Pelaksana
3 Sipil/Teknik 5 tahun (SKA), Ahli Sumber 1
Konstruksi II
Pengairan Daya Air-Muda (211)
Sertifikat Keahlian
S1 Teknik
Pelaksana K3 (SKA), Ahli K3
4 Sipil/Teknik 3 Tahun 1
Konstruksi Konstruksi-Muda
Pengairan
(603)

Daftar Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan :

No Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah

Alat Penyambung Pipa Dia.32 mm s/d 90


1 1
HDPE mm

50
Peralatan yang diusulkan dalam penawaran harus dilengkapi dengan
:
1. Tanda Bukti Kepemilikan (jika milik sendiri) atau Surat
Perjanjian Sewa (Jika sewa)

2 Bagian Pekerjaan yang disubkontrakan6


. No. Jenis pekerjaan yang dapat
disubkontrakan
1. Tidak ada
Dst.
[diisi oleh Pokja menetapkan Daftar pekerjaan yang akan
disubkontrakan dan penyedia menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakan dan menominasikan sub penyedia jasa
setempat usulan dari peserta]
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi :
Nilai penawaran > Rp.25.000.000.000, Peserta wajib ada subkontrak,
dalam hal Pokja ULP menetapkan Daftar pekerjaan yang akan
disubkontrakan, maka Peserta wajib memenuhi daftar tersebut.
Penawaran terkait dengan bagian pekerjaan yang disubkontrakan
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Sebagian pekerjaan utama disubkontrakan kepada penyedia jasa
spesialis; dan/atau
b. Mensubkontrakan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
Koperasi Kecil.

3 Sebagai pekerjaan utama7 adalah :


. No. Jenis pekerjaan utama
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Besi
6. Pekerjaan Perpipaan
7. Pekerjaan Saluran Pembawa (Feeder Canal)
8. Pekerjaan Lain-lain
[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

4 Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai pendukung


. pekerjaan utama adalah :
No. Jenis pekerjaan penunjang/sementara
1.

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama]

51
5 Identifikasi bahaya8
.
Jenis/Tipe
NO Jenis Bahaya Indikasi Resiko
Pekerjaan
1.1 Terkilir, terjatuh, dsb disebabkan medan yang
licin pada saat melaksanakan
Pekerjaan
1 survey/pengukuran
Persiapan
1.2 Terkena gigitan serangga atau binatang
beracun
1.1 Tergores atau terluka akibat batuan yang
sedang digali
2 Pekerjaan Tanah 1.2 Terluka akibat cangkul atau alat gali lainnya
1.3 Longsor akibat galian yang kurang
memperhatikan kondisi kontur tanah
2.1 Iritasi mata karena terkena cipratan mortar
Pekerjaan
3 2.2 Tergores atau terluka oleh bagian tajam batu
Pasangan
belah yang sedang dilansir maupun dipasang
4.1 Iritasi bagian mata maupun kulit yang terekspos
oleh cairan additive pengeras beton
4 Pekerjaan Beton 4.2 Terluka/infeksi karat karena tergores kawat atau
besi tulangan akibat penempatan/penanganan
material yang kurang tepat
5.1 Iritasi mata akibat tidak menggunakan
pelindung mata pada proses pengelasan besi
5 Pekerjaan Besi 5.2 Tersengat listrik akibat kabel yang terkelupas
maupun karena kondisi cuaca lembab/hujan
pada saat proses pengelasan
6.1 Terkilir pada saat proses pengencangan
Pekerjaan
6 sambungan-sambungan atau aksesoris
Perpipaan
pelengkap pipa
Pekerjaan Saluran 7.2 Terkena cairan panas akibat operator yang
7 Pembawa (Feeder kurang berpengalaman dalam menangani
Canal) mesin penyambung pipa HDPE
8.1 Iritasi mata akibat terkena cat
Pekerjaan Lain-
8 8.2 Keracunan akibat zat kimia berbahaya yang
Lain
terkandung dalam cat dan thinner
[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya serta
identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis pekerjaan dimaksud]

6 Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu diperlukan untuk :


. a. Bahan konstruksi permanen :
Tidak Ada
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen :
Tidak Ada

G Mata Uang 1 Mata uang yang digunakan Rupiah


. Penawaran .
dan Cara 2 Pembayaran dilakukan dengan cara :
Pembayara . angsuran (termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
n volume pekerjaan yang telah dilaksanakan.

52
H Masa Masa berlaku penawaran selama 60 (enam puluh) hari kalender
. Berlakunya sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Penawaran

I. Jaminan 1 Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Penawaran . Tidak ada

2 Jaminan Penawaran berlaku selama - hari kalender dan efektif mulai


. tanggal -.

J. Penyampai Hari : Jumat s.d Jumat


an Tanggal : 05 Januari 2018 s.d. 12 Januari 2018
Dokumen Pukul : 24 jam online (kecuali hari terakhir batas pemasukan
Penawaran penawaran sampai dengan pukul 09.00 WIB)
Tempat : website www.pu.go.id (SPSE 3.6)

K Batas Akhir Hari : Jumat


. Waktu Tanggal : 12 Januari 2018
Pemasukan Pukul : 09.00 WIB
Penawaran Tempat : website www.pu.go.id (SPSE 3.6)

L. Pembukaan Hari : Jumat


Penawaran Tanggal : 12 Januari 2018
Pukul : 16.00 WIB
Tempat : Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-
Cidurian (BBWS C-3) Jl. Ustadz Uzair Yachya No. 1 Serang-
Banten

M Ambang Tidak menggunakan ambang batas


. Batas [untuk pelelangan umum apabila evaluasi teknisnya menggunakan
sistem gugur dengan ambang batas, maka penentuan unsur dan sub
unsur teknis yang dinilai dan kriteria penilaiannya harus disetujui
dan/atau menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh pejabat
eselon 1 dari masing-masing Satuan unit Kerja sesuai dengan tugas,
fungsi dan lingkup programnya;
Penentuan penggunaan ambang batas meliputi :
1. Nilai ambang batas masing-masing unsur :
a. .....................................
Dst................................
2. Nilai ambang batas total :.......................]

N Sangga 1 Sanggahan ditujukan kepada kepada :


. han . Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan
Konsultansi pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Cidanau Ciujung Cidurian Tahun Anggaran 2018

53
2 Tembusan sanggahan ditujukan kepada :
. a. PPK Air Tanah Dan Air Baku,
b. Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau-
Ciujung-Cidurian,
c. APIP/Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan rakyat
d. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

54
BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup Nama Pokja ULP :


Kualifikasi Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan Konsultansi
pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau Ciujung Cidurian
Tahun Anggaran 2018
Alamat Pokja ULP :
Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian
Jl.Ustad Uzair Yahya No.1 Kode Pos 42117
Telp : (0254) 206111
Fax : (0254) 227117
Emai Pokja : pokjadualkonspjpa2018@gmail.com
Website :
www.pu.go.id (SPSE 3.6)
Nama Paket Pekerjaan :
Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang
(Kode Paket : PPSAB-SRG/2018)

B. Persyaratan 1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki surat izin usaha jasa
Kualifikasi konstruksi, sertifikat badan usaha, dan sertifikat perusahaan lainnya (yang
masih berlaku) yaitu :
1. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK); Bidang Sipil ;
2. SBU Jasa Pelaksana Konstruksi Perpipaan Air Minum Lokal (Kode
SI008);
3. Surat Dukungan dari Produsen atau Distributor Pipa HDPE;
4. Surat Pernyataan tidak menuntut

2. Peserta Kualifikasi badan usaha jasa konstruksi asing harus memiliki bukti
izin perwakilan Jasa konstruksi Asing dan melakukan kerja sama usaha
dengan perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan, subkontrak dan lain-
lain, dalam hal terdapat perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
dibidang yang bersangkutan.

3. Memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 1 (satu)


pekerjaan sebagai penyedia barang/jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman subkontrak, dikecualikan bagi penyedia Barang/Jasa yang baru
berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.

4. Klasifikasi paket pekerjaaan ini Bangunan Sipil Subklasifikasi Kode SI 008,


dengan Kualifikasi Usaha Kecil Subkualifikasi Grade K1 maupun K2.
5. Memiliki kemampuan menyediakan Personil 9 yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

PENGALAMAN
NO POSISI PENDIDIKAN SERTIFIKAT JML
KERJA

Sertifikat Keahlian
S.1 Teknik
(SKA), Ahli
1 Site Manager Sipil/Teknik 7 tahun 1
Sumber Daya Air-
Pengairan
Madya (211)

Sertifikat Keahlian
S.1 Teknik
Pelaksana (SKA), Ahli
2 Sipil/Teknik 5 tahun 1
Konstruksi I Sumber Daya Air-
Pengairan
Muda (211)
Sertifikat Keahlian
S.1 Teknik
Pelaksana (SKA), Ahli
3 Sipil/Teknik 5 tahun 1
Konstruksi II Sumber Daya Air-
Pengairan
Muda (211)
Sertifikat Keahlian
S1 Teknik
Pelaksana K 3 (SKA), Ahli K3
4 Sipil/Teknik 3 tahun 1
Konstruksi Konstruksi-Muda
Pengairan
(603)

6. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari Bank pemerintah/swasta


sebesar 10 % x HPS, yaitu sebesar : Rp. 219.195.000,- (Dua Ratus Sembilan
Belas Juta Seratus Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah)

7. Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan untuk melaksanakan


pekerjaan konstruksi ini, yaitu:

NO JENIS PERALATAN KAPASITAS JUMLAH

Alat Penyambung
1 Dia.32 mm s/d 90 mm 1
Pipa HDPE

Dengan ketentuan kepemilikan (milik sendiri/sewa beli/sewa), peralatan


utama minimal yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
sebagai berikut :
a. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah alat memenuhi persyaratan;
b. Peralatan yang ditawarkan laik dan dapat digunakan untuk penyelesaian
pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan
c. Wajib menggunakan peralatan utama milik sendiri/sewa beli (alat telah
tersedia) untuk pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 200.000.000.000,00
(dua ratus miliar rupiah), dikecualikan untuk peralatan yang didesain
khusus yang ditetapkan dalam dokumen lelang atau yang dilaksanakan
penyedia jasa spesialis.

8. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak


terakhir (SPT Tahunan). SPT Tahunan yang diminta untuk tahun 2016
BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO)

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)] CONTOH


Nomor :
Lampiran :

Kepada Yth :
Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan Konsultansi
pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau Ciujung Cidurian
Tahun Anggaran 2018
Di
Tempat

Perihal : Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang (Paket : PPSAB-SRG/2018)

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor :


.................................................tanggal........................................dan setelah kami pelajari dengan seksama
Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [Serta adendum Dokumen Pengadaan, apabila
ada], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku
Kab. Serang (Paket : PPSAB-SRG/2018) sebesar Rp.............................(..........................dalam
huruf.......................................) termasuk PPN.

Penawaran ini berlaku selama.............................(.................dalam huruf.......................) hari


kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan :
1. Jaminan Penawaran HASIL SCAN (upload) dan ASLI (diserahkan langsung);
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. [Surat Kuasa, apabila ada]
4. [Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra]
5. Dokumen Penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metode Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan dan Jadwal Waktu Pelaksanaan (Barchart dan Kurva S);
c. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakan;
6. Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
7. RK3K;
8. Dokumen Isian Kualifikasi;
9. Pakta Integritas.
10. Surat Pernyataan tidak menuntut

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk
pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk
menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Angaran, maka Pengadaan
Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)....................................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

...............................................
Ja ba ta n
B. BENTUK SURAT KUASA
[Kop Surat Badan Usaha] CONTOH-1

SURAT KUASA
Nomor : ..............

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : ......................................................
Alamat Perusahaan : ......................................................
Jabatan : ...................................................... [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan]
...................................................... [ nama PT/CV/Firma]
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian No.............[No. Akta
Notaris] tanggal.............................[tanggal penerbitan Akta] Notaris..............................[nama Notaris Penerbit
Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

Memberi kuasa kepada :


10
Nama : ......................................................
Alamat : ......................................................
Jabatan : ......................................................
Yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1. .......................[Menandatangani Surat Penawaran,]
2. .......................[Menandatangani Pakta Integritas,]
3. .......................[Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. .......................[Menandatangani Surat Sanggahan,]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

...........................,.......................20......

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

.......................... ..........................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

10
Penerima kuasa dari direktur utama /pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian
atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama
[Kop Surat Badan Usaha KSO] CONTOH-2
SURAT KUASA
Nomor : ..............

1. Nama : ......................................................
Alamat Perusahaan : ......................................................
Jabatan : ...................................................... [Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/Wakil Kemitraan (KSO)]
...................................................... [nama PT/CV/Firma]

2. Nama : ......................................................
Alamat Perusahaan : ......................................................
Jabatan : ...................................................... [Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/Wakil Kemitraan (KSO)]
...................................................... [nama PT/CV/Firma]

3. (dst.)

Masing-masing dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/Kemitraan (KSO)] berdasarkan Akta
Notaris No.............[No. Akta Notaris] tanggal.............................[tanggal penerbitan Akta]
Notaris..............................[nama Notaris Penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian
Kemitraan /Kerja Sama Operasi (KSO) No.......................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

Memberi kuasa kepada :


Nama (Lead Firm) : ......................................................
Alamat : ......................................................
Yang selanjutnya disebut sebagai Perusahaan Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1. .......................[Menandatangani Surat Penawaran,]
2. .......................[Menandatangani Pakta Integritas,]
3. .......................[Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. .......................[Menandatangani Surat Sanggahan,]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

...........................,.......................20......

Pemberi Kuasa 1 Penerima Kuasa (Lead Firm)

.......................... ..........................
(nama dan jabatan) (nama)

Pemberi Kuasa 2

..........................
(nama dan jabatan)

Dst...
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)
CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan ..................................................yang pembukaan


penawarannya akan dilakukan di.......................................pada tanggal.........................20.........., maka kami :
..................................................................................[nama peserta 1]
..................................................................................[nama peserta 2]
..................................................................................[dan seterusnya]
Bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam bentuk
kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :


1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah ..........................................................
b. Menunjuk............................[nama peserta 1] [dengan modal /sharing paling besar] sebagai
perusahaan utama [leading firm] untuk kemitraan /KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas
nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara bersama-sama
atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :
............................................................[nama peserta 1] sebesar..........%(......................persen)
............................................................[nama peserta 2] sebesar..........%(......................persen)
............................................................[dan seterusnya] sebesar..........%(......................persen)
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan /KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut pada
butir 2 dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari kemitraan /KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran maupun
sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota kemitraan/KSO akan melakukan
pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa
keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak,
surat-menyurat, dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan
kepada.....................[nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur
pelaksana.....................[nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk
menandatangani penawaran) dari seluruh anggota kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak dimenangkan oleh
perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ..........(..........) yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di
........................pada hari.........................tanggal......................bulan........................, tahun........................

[Peserta 1] [Peserta 2] [Peserta 3]

(.......................) (.......................) (.......................)


[Kop Surat Badan Usaha] CONTOH
12
SURAT KUASA
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..............

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : ......................................................
Alamat Perusahaan : ......................................................
Jabatan : ...................................................... [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan]
...................................................... [ nama PT/CV/Firma]
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian No.............[No. Akta
Notaris] tanggal.............................[tanggal penerbitan Akta] Notaris..............................[nama Notaris Penerbit
Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

Memberi kuasa kepada :


Nama : ......................................................
Alamat : ......................................................
Jabatan : ......................................................
Yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat Penawaran atas nama kemitraan
.........................................untuk pekerjaan................................................

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

...........................,.......................20......

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

.......................... ..........................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

12
Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia /badan usaha anggota kemitraan kepada yang mewakili kemitraan.
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. Metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak, realistik dan
tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utama dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan
yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis];
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP];
3. Spesifikasi teknis [apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang ditetapkan]; dan
4. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakan :
a. Sebagian pekerjaan utama disubkontrakan kepada penyedia jasa spesialis;
b. Penawaran di atas Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mensubkontrakan sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi
kecil; atau
c. Penawaran diatas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mensubkontrakan
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta Koperasi kecil dan dalam penawarannya sudah menominasikan penyedia
jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia penyedia jasa yang dimaksud.
BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKAN CONTOH

Jenis Pekerjaan yang Nama dan Alamat Sub Penyedia


No.
disubkontrakan setempat *)
1. .................. 1. .........
2. .........
Dst.
2. .................. 1. .........
2. .........
Dst.
Dst. Dst. Dst.

Catatan:

*) Peserta wajib mencantumkan nama-nama sub penyedia jasa lokasi setempat untuk
penawaran di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

Nilai Gabungan Barang


TKDN
Uraian Pekerjaan dan Jasa (Rp)
Barang
KDN KLN Total Gabungan
/Jasa
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Barang13
I. Material
langsung (1A) (1B) (1C) (1D)
(Bahan Baku)
II. Peralatan
(Barang Jadi) (2A) (2B) (2C) (2D)
A. Sub Total
Barang (3A) (3B) (3C) (3D)
Jasa14
III.Manajemen
Proyek dan (4A) (4B) (4C) (4D)
Perekayasaan
IV.Alat
Kerja/Fasilitas (5A) (5B) (5C) (5D)
Kerja
V. Konstruksi (6A) (6B) (6C) (6D)
dan Fabrikasi
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D)
B. Sub Total Jasa
(8A) (8B) (8C) (8D)
C. Total Biasa
(A+B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E)
1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), peralatan
(Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan
Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari dalam negeri.
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan
(Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan
Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi Perhitungan :

% TKDN Gabungan = Biaya Gabungan (9C) – Biaya Gabungan LN (9B) x 100%


Barang & Jasa (9E) Biaya Gabungan (9C)

13
Diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.

14
Dilakukan perhitungan sendiri (self assessment).
F. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR
CONTOH

DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR15

NO NAMA SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA NEGARA


BARANG/URAIAN ASAL

TOTAL HARGA

15
Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
CONTOH
A. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
........................ RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI (RK3K)

[Logo & Nama Perusahaan]


[Digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya.
C. Pengendalian Operasional K3

A. Kebijakan K3
...................................................................................................................................................
......
..............
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten.
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi
yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan-undangan dan
persyaratan lain terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. Perencanaan K3
Didalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa harus
menyampaikan pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi awal
tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3 sesuai dengan format pada tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3
[digunakan untuk usulan penawaran]

Nama Perusahaan : .......................................


Kegiatan : .......................................
Halaman : ............./ .............
(Contoh Pengisian)
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
BAHAYA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pekerjaan galian pada Tertimbun Nihil Kecelakaan Fatal 1.1 Penggunaan Turap 1. Bahan (Turap, Peralatan Kerja,
1 basement bangunan dll)
gedung dengan kondisi 2. SDM (diisi dengan jumlah SDM
tanah labil yang diperlukan dan kualifikasi
sesuai dengan yang dibutuhkan)

1.2 Menyusun Instruksi Kerja 1. SDM menyusun Instruksi Kerja


2. Sosialisasi Instruksi Kerja (.....kali)

1.3 Menggunakan Rambu Pengadaan Rambu dan barikade


Peringatan dan barikade

1.4 Melakukan Pelatihan 1. Instruktur


Kepada Pekerja 2. Materi/Modul
Ketentuan Pengisian Tabel 1:

1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;

2. Kolom (4) sampai dengan (6) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan SMK3 Kontruksi Bidan PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Penerapan SMK3;
3. .................[diisi Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 lainnya yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU]

C. Pengendalian Operasional K3
Pengendalian Operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada tabel 1 kolom 5, diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5)
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab
Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
4. Rencana prosedur /petunjuk kerja yang perlu disiapkan.
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada Tabel 1 kolom
(5).
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)
....................................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

...............................................
Jabatan
II. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan ditetapkan oleh PPK
pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
........................ RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI (RK3K)

[Logo & Nama Perusahaan]


[Digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
Penanggung Jawab.
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya.
C.3. Sasaran dan Program K3.
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3

A. Kebijakan K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala
risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan
harus ditandatangani oleh manajerproyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi
yang dilaksanakan.
A.2. Kepala proyek /project manager harus mengesahkan Kebijakan K3.
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan-undangan dan
persyaratan lain terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. Organisasi K3
Contoh :
Pena nggung Ja wa b K3

Emergency/ P3K Keba ka ra n


keda rura ta n
C. Perencanaan K3
Penyedia jasa wajib membuat identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan
disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak/ Pre Construction
Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.

C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG JAWAB

Nama Perusahaan : .......................................


Kegiatan : .......................................
Lokasi : .......................................
Tanggal dibuat : ....................................... Halaman : ............./ .............

NO URAIAN IDENTIFIKASI PENILAIAN RISIKO SKALA PENGENDALIAN PENANGGUNG


PEKERJAAN BAHAYA KEKERAPAN KEPARAHAN TINGKAT RISIKO PRIORITAS RISIKO K3 JAWAB
(Nama Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pekerjaan galian Tertimbun 3 3 9 (Tinggi) 1 1.1 Penggunaan Pengawas
1 pada basement Turap lapangan/quality
bangunan 1.2 Menggunakan engineer
gedung dengan metode
kondisi tanah pemancangan
labil 1.3 Menyusun
Instruksi Kerja
1.4 Menggunakan
Rambu
Peringatan
dan Barikade
1.5 Melakukan
Pelatihan
kepada
Pekerja
1.6 Penggunaan
APD yang
sesuai
Dst.
Ketentuan Pengisian Tabel 1
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang
tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh
item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang
dan kecil, dengan penjelasan : prioritas 1 (risiko tinggi),
prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil).
Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan
tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1) dalam upaya
pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko (Eliminasi,
Substitusi, Rekayasa,Administrasi, APD, diisioleh penyedia
Jasa pada saat penawaran (belum memperhitungkan
penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh : seorang pekerja harus menghindari bekerja di
ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan dengan
menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih
aman dan/atau material yang tingkat bahayanya lebih
rendah.
Contoh : penggunaan tangga diganti dengan alat angkat
mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi
atau peralatan guna menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh :
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan
prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh : pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan
telepon seluler ditempat tertentu, pemasangan rambu-
rambu keselamatan.
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard
dan harus dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan
sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh : pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain
sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerrapan SMK3;
3. ................[diisi PeraturanPerundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

C.3. Sasaran dan Program K3


C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum :
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan
konstruksi.
2. Sasaran Khusus :
Sasaran Khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko
yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh sebagaimana
Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan
Sasaran dan Program K3.
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3

Nama Perusahaan : .......................................


Kegiatan : .......................................
Lokasi : .......................................
Tanggal dibuat : .......................................

NO URAIAN PENGENDALIAN SASARAN KHUSUS PROGRAM


PEKERJAAN RISIKO URAIAN TOLOK UKUR SUMBER DAYA JANGKA INDIKATOR MONITORING PENANGGUNG
WAKTU PENCAPAIAN JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pekerjaan 1.1 Penggunaan Seluruh Penggunaan - Bahan (Turap, Sebelum Turap Checklist Pengawas
1 galian pada Turap Pekerjaan Turap memenuhi peralatan kerja, bekerja terpasang /petugas terkait
basement Galian spesifikasi dll yang terkait) harus sudah sesuai gambar
bangunan dipastikan .......... - SDM sesuai lengkap dan
gedung memenuhi (ditetapkanquality dengan spesifikasi
dengan prinsip enginering) kebutuhan
kondisi keselamatan
tanah labil
1.2 Menggunakan Tersedianya Sesuai dengan Dokumen (manual Sesuai Tertib Checklist Quality
metode metode metode yang instruction/petunjuk jadwal melaksanakan Enginering
pemancangan telah ditetapkan kerja) pelaksanaan sesuai
metode
1.3 Menyusun Tersedianya Sesuai dengan Dokumen petunjuk Sesuai Checklist Quality
Instruksi Kerja Instruksi instruksi kerja kerja jadwal Tertib Enginering
Pekerjaan Kerja pelaksanaan melaksanakan
Galian petunjuk
kerja
NO URAIAN PENGENDALIAN SASARAN KHUSUS PROGRAM
PEKERJAAN RISIKO URAIAN TOLOK UKUR SUMBER DAYA JANGKA INDIKATOR MONITORING PENANGGUNG
WAKTU PENCAPAIAN JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.4 Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan Sebelum 100% sesuai Checklist Petugas K3
Menggunaka galian barikade barikade bekerja standar
n rambu diberikan standar (Dicari - SDM sesuai harus
peringatan rambu dan contoh dari jasa dengan sudah
dan barikade barikade marga, NFPA) kebutuhan lengkap
standard

1.5 Melakukan Seluruh Lulus tes dan Instruktur, Sebelum 100% lulus Evaluasi hasil Petugas K3,
pelatihan pekerja paham Program, bekerja dan paham penyuluhan/pelatihan Unit
kepada terkait mengenai materi/modul, harus pelatihan/HRD
pekerja mengikuti sistem tes pemahaman, sudah
pelatihan dan keselamatan dan peserta terlatih
penyluhan galian

1.6 Penggunaan Seluruh - SNI hel, Masker, sepatu Sebelum 100% sesuai Disediakan petugas Inspektor
APD yang pekerja masker & keselamatan, bekerja standar yang melakukan K3/petugas
sesuai menggunakan sepatu (dicari) pelindung kepala harus pengawasan selama pengawas
APD standar - Jumlah sudah pekerjaan galian pelaksanaan
pekerja lengkap berlangsung pekerjaan
Ketentuan Pengisian Tabel 2
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang
tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1 kolom (8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap
pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada kolom
(4).
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari kolom
(5).
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan.
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program.
D. Pengendalian Operasional K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2, diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung jawab kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta uraian Tugas;
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada
contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab.

E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3


Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya
pengendalian pada bagian C (Perencana K3) sesuai dengan uraian Tabel 2 (sasaran dan
program K3).

F. Tinjauan Ulang Kinerja K3


Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. Diklasifikasikan dengan
kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada Tabel 2.
Sasaran dan Program K3. Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi
kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang untuk dimabil tindakan perbaikan.

Dibuat Oleh,

[Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader]

...............................................
Penyedia Jasa
H. BENTUK RINCIAN /URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)
CONTOH

Jenis Pekerjaan : .......................................


Satuan / Unit : .......................................
Nomor Pembayaran

No. Uraian Satuan Kuantitas/ Harga Satuan Harga (Rp)


Koefisien Dasar (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I Upah/ Tenaga
Kerja
-
-
Sub Jumlah I .....................
II Bahan / Material
-
-
Sub Jumlah II .....................
III Peralatan
-
-
Sub Jumlah III .....................
Sub Jumlah ( I+II+III) .....................
IV Lain-lain .....% x Sub Jumlah
- Biaya umum16 (I+II+III)
- Keuntungan .....% x Sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV .....................
Jumlah Harga = I + II + III + IV .....................
Harga satuan pekerjaan ....................(dibulatkan)

Catatan :
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah 80%
dari HPS.

16
Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
I. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK
CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No.........................

Yang bertanda tangan dibawah ini :


................................................................................................................................dalam jabatan selaku
..............................................dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ...........................................
[ nama bank ] berkedudukan di .....................................................[alamat]
Untuk selanjutnya disebut :
PENJAMIN
Dengan ini menyatakan akan membayar kepada :
Nama : .....................................................[Pokja ULP]
Alamat : .....................................................
Selanjutnya disebut :
PENERIMA JAMINAN

Sejumlah uang Rp...................................................................


(terbilang..................................................................................................................................................
..) sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan..................................dengan bentuk garansi bank, apabila :
Nama : .....................................................[peserta pelelangan]
Alamat : .....................................................
Selanjutnya disebut :
YANG DIJAMIN

Ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. Terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. Menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. Tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya dibawah 80% HPS;
d. Tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
e. Mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
Sebagaimana ditentukan dalam dokumen pengadaannya diikuti oleh yang dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Garansi Bank berlaku selama .................(......................) hari kalender, dan efektif mulai dari
tanggal ............. [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran].
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo. Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada penerima jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut diatas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (unconditional) setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar surat pernyataan wanprestasi
dari penerima jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat yang dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang yang dijamin sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap dikantor Pengadilan Negeri.....................
Dikeluarkan di : ......................
Pada Tanggal : ......................

[Bank]

Materai Rp. 6.000,00

Untuk keyakinan pemegang ....................................


Garansi Bank Disarankan
untuk mengkonfirmasi
Garansi ini ke ..............[Bank] [ nama dan jabatan]
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI / PERUSAHAAN PENJAMINAN ATAU
KONSORSIUM PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/LEMBAGA PENJAMINAN/ PERUSAHAAN
PENJAMINAN
CONTOH
[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PENAWARAN

Nomor Jaminan : .................................................... Nilai : .............................................................


1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ...............................[nama],
............................................[alamat] sebagai peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
...........................................[nama penerbit jaminan], .................................[alamat], sebagai
penjamin, selanjutnya disebut PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
............................[nama Pokja ULP],................................................[alamat], sebagai pelaksana
pelelangan pekerjaan .........................., selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp.........................(terbilang...............................).
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran
jumlah tersebut diatas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan
yaitu :
a. Menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. Tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya dibawah 80% HPS.
c. Tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. Mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak;
e. Terlibat korupsi Kolusi dan Nepotisme(KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ..................(..................) hari kalender dan efektif mulai tanggal
......................[diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran].
4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut diatas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (unconditional) setelah
menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar keputusan
PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita
dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 1831KUH Perdata.
6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.

Dikeluarkan di : ......................
Pada Tanggal : ......................

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp. 6.000,00


Untuk keyakinan pemegang
.................................... Jaminan disarankan untuk ....................................
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
..............[Penerbit Jaminan]
K. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
[Contoh Pakta Integritas Bada Usaha Tanpa Kemitraan/ KSO]

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi


SPSE maka peserta telah menyetujui dan menandatangani
pakta integritas
[Contoh Pakta Integritas Bada Usaha Dengan Kemitraan/ KSO]

PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : .............................[nama wakil sah badan usaha]


Jabatan : .............................
Bertindak : PT/CV/Firma/ atau lainnya................[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
Untuk
Dan atas
Nama
2. Nama : .............................[nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : .............................
Bertindak : PT/CV/Firma/ atau lainnya................[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
Untuk
Dan atas
Nama
3. ..... [dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

Dalam rangka pengadaan ......................[ isi nama paket]pada ...........................[isi sesuai dengan
nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa :

1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);


2. Akan melaporkan kepada APIP...............................................................[isi sesuai dengan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila mengetahui ada
indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;
3. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima
sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam daftar hitam, digugat secara
perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

.................[tempat],...................[tanggal],...................[bulan], 20......[tahun]

[nama Penyedia] [nama Penyedia] [nama Penyedia]

[tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan],

[nama lengkap], [nama lengkap], [nama lengkap],

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO],


L. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
[isian Data kualifikasi bagi peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form isian Elektronik
Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE]

FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


UNTUK BADAN USAHA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : .............................[nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : .............................[diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian perusahaan dan
perubahannya]
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi................[pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
Untuk
Dan atas
Nama

Alamat : .............................
No. Telepon : .............................
No. Fax : .............................
E-Mail : .............................
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte
Notaris..............................[sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa,disebutkan secara
jelas nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa, jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. Saya bukan sebagai pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi [bagi
pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut :” Saya
merupakan pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti
diluar tanggungan Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi”];
3. Saya tidak mejalani sanksi pidana;
4. Saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. Badan usaha yang saya wakili tidak masuk daftar hitam, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usaha tidak sedang dihentikan;
6. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk daftarhitam;
7. Data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut :
A. Data Administrasi
1. Nama : ..........................................................
(PT/CV/Firma/atau lainnya
2. Status : Pusat Cabang
3. Alamat Kantor yang : ..........................................................
Mendaftar
(Pusat/Cabang)
No. Telepon : ……………………………………………………….
No. Fax : ……………………………………………………….
E-Mail : ……………………………………………………….
4. Alamat Kantor Pusat : ..........................................................

No. Telepon : ……………………………………………………….


No. Fax : ……………………………………………………….
E-Mail : ……………………………………………………….

B. Izin Usaha

1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______


2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________

C. Sertifikat Badan Usaha

1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______


2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________

D. Izin/Sertifikat Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang


dilelangkan)
1. Surat Izin/Sertifikat …….. : a. Nomor…………………
b. Tanggal……………….
2. Masa berlaku izin : …………………….

3. Instansi pemberi izin : …………………….

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/atau lainnya


a. Nomor Akta : …………………….
b. Tanggal : …………………….
c. Nama Notaris : …………………….
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta : …………………….
b. Tanggal : …………………….
c. Nama Notaris : …………………….

F. Pengelola Badan Usaha


1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)

No. Nama Jabatan dalam Badan


No. KTP
Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha

No. Nama Jabatan dalam Badan


No. KTP
Usaha

G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/ Susunan Persero (untuk CV/Firma)

No. Nama Persentase


No. KTP

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : ………………………………..

b. Bukti Laporan Pajak Tahun : No………….Tanggal………..


terakhir (SPT Tahunan)

H. Data Personil (Tenaga ahli/teknis/terampil badan usaha)

Tgl/bln/ Pendi di ka n Jabatan dalam Pengalaman Kerja Profesi / Tahun


Keahlian Serti fi ka t
No Nama thn lahir Pekerj a a n (tahun ) (SKA) / Ijaza h
Strata Jurusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Data Peralatan

Jenis Kapasitas Merk Tahun Kondisi Lokasi Status Kepemilikan


No. Peralatan Jumlah atau output dan pembuatan (%) sekarang (Milik/Sewa
pada saat ini tipe Beli/Sewa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

J. Data Pengalaman Perusahaan


(Nilai paket tertinggi pengalaman sesuai klasifikasi/ subklasifikasi yang dipersyaratkan dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir)

Pemberi Tanggal Selesai


Tugas/Pejabat Kontrak Menurut
Pembuat
No. Nama Paket Klasifikasi/Sub Komitmen
Pekerjaan klasifikasi Lokasi Nama Alamat Nomor Nilai (Rp) Kontrak BA
Pekerjaan dan dan Serah
Telepon Tanggal Terima
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 4 tahun terakhir

Pemberi
Tugas/Pejabat Kontrak/Subkontrak Tanggal Selesai
Pembuat Menurut
No. Nama Paket Komitmen
Pekerjaan Lokasi Nama Alamat Nomor Nilai (Rp) Kontrak BA
dan dan Serah
Telepon Tanggal Terima
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

L. Data Pekerjaan yang sedang dilaksanakan


(untuk perhitungan SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan)

Pemberi
Tugas/Pejabat Kontrak
Pembuat
No. Nama Paket Komitmen Rencana tanggal
Pekerjaan Lokasi Nama Alamat/ Nomor Nilai (Rp) kontrak berakhir
Telepon dan
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8
M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank :
Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….
Nama Bank : ……………………….
Nilai : Rp……………………………………(……………dalam huruf…………………..)
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.
Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikantidak benar dan/atau
ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

.................[tempat],...................[tanggal],...................[bulan], 20......[tahun]

PT/CV/Firma/atau lainnya
……………..[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan materai Rp. 6.000,-

dan Tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan pada badan usaha]
BENTUK SURAT PERNYATAAN/KETERANGAN TIDAK MENUNTUT

[Contoh Surat Pernyataan/Keterangan Tidak Menuntut untuk Badan Usaha Dengan / Tanpa
Kemitraan/KSO]

[KOP PERUSAHAAN]

SURAT PERNYATAAN / KETERANGAN TIDAK MENUNTUT

Sehubungan dengan pelaksanaan Pemilihan Langsung Pengadaan Kelompok Kerja (Pokja)


Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan Konsultansi pada SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Cidanau Ciujung Cidurian Tahun Anggaran 2018 untuk Pembangunan
Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang (Paket : PPSAB-SRG/2018), kami peserta pengadaan
dengan ini menyatakan :
Bahwa perusahaan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun apabila pagu
anggaran (DIPA 2018) untuk paket pekerjaan yang dilelangkan di atas belum disahkan/tidak
disahkan/berubah yang berakibat terjadinya penundaan/pembatalan/perubahan nilai paket
pekerjaan ini.

Bahwa apabila perusahaan kami menjadi pemenang lelang bersedia melakukan kontrak
pekerjaan konstruksi ini bersama atau setelah pekerjaan konsultansi supervisi terkait terkontrak.

Demikian Surat Pernyataan/Keterangan ini kami buat dengan sesungguhnya untuk dapat
digunakan seperlunya.

...............[tempat]...............[tanggal]......
.........[bulan] 20...............[tahun]
PT/CV/Firma/Koperasi/Kemitraan
............[pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]

[rekatkan materai Rp. 6.000,-

Sertakan tanda tangan


(Nama Lengkap wakil sah badan usaha/kemitraan)
BENTUK SURAT PERNYATAAN

[Contoh Surat Pernyataan untuk Badan Usaha dengan / tanpa kemitraan / KSO]
[KOP PERUSAHAAN]
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : .............................[nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : .............................[diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian perusahaan dan
perubahannya]
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi................[pilih yang sesuai dan cantumkan nama
badan usaha]
Untuk
Dan atas
Nama

Alamat : .............................
No. Telepon : .............................
No. Fax : .............................
E-Mail : .............................
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte
Notaris..............................[sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa,disebutkan secara
jelas nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa, jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. Saya bukan sebagai pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi [bagi
pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut :” Saya
merupakan pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti
diluar tanggungan Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi”];
3. Saya tidak mejalani sanksi pidana;
4. Saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. Badan usaha yang saya wakili tidak masuk daftar hitam, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usaha tidak sedang dihentikan;
6. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk daftarhitam

...............[tempat]...............[tanggal]......
.........[bulan] 20...............[tahun]
PT/CV/Firma/Koperasi/Kemitraan
............[pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]

[rekatkan materai Rp. 6.000,-

Sertakan tanda tangan


____________________________
(Nama Lengkap wakil sah badan usaha/kemitraan)
BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

I. Badan Usaha selain Kemitraan/KSO


Petunjuk pengisian untuk peserta bukan kemitraan/KSO mengikuti petunjuk dan penggunaan
aplikasi SPSE (user Guide).

II. Kemitraan /KSO


Untuk peserta yang terbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasibadan usahanya dengan
petunjuk pengisian formulir kualifikasi sebagai berikut :
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan usaha yang
didaftar sebagai peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor pusat yang dapat
dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.

D. Izin/Sertifikat Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang


dilelangkan seperti OHSASS 18001/SMK3, Surat-surat/Sertifikat lain yang
dipersyaratkan dalam LDK)
1. Diisi dengan jenis surat izin/sertifikat, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin/sertifikat.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin/sertifikat.

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir
badan usaha, apabila ada.

F. Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila berbentuk
Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/persero.
2. Pajak :
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3),
jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja,
profesi/keahlian sesuai dengan Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan
tahun penerbitan sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai dengan yang
diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.

I. Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek
dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam prosentase), lokasi keberadaan saat ini dan
status kepemilikan /surat perjanjian sewa (dapat diisi sebagai milik sendiri/sewa
beli/sewa/kontrak atau lainnya yang tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari
masing-masing fasilitas /peralatan/perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja apabila
diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti status kepemilikan harus
dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

J. Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai paket tertinggi,
Klasifikasi/Subklasifikasi pekerjaan yang dipersyaratkan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan
tanggal Berita Acara Serah Terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama
10 (sepuluh) tahun terakhir.

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 4 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama
dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan
nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara
Serah Terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 4 (empat) tahun
terakhir.

L. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan
nilai kontrak, dan rencana tanggal kontrak berakhir.

M. Modal Kerja (Atas Nama Kemitraan/KSO)


Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan
keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total
HPS.

N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO
wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.
BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Evaluasi Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi. Data Kualifikasi harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi
disampaikan oleh pejabat yang menurut perjanjian kemitraan/kerjas sama operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO;

2. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti izin Usaha
Jasa Konstruksi, SBU yang masih berlaku, dan memiliki surat/sertifikat lainnya yang
dipersyaratkan;

3. Menyampaikan pernyataan /pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan


dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan, tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana

4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak termasuk dalam daftar
hitam;

5. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan);

6. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak, kecuali bagi penyedia Usaha kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun;

7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai/sejenis


sebagaimana dipersyaratkan dalam LDK;

8. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. Menyampaikan /mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk
mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari
nilai total HPS;

11. Untuk usaha non-kecil (paket diatas Rp. 2.500.000.000,00) memiliki Kemampuan Dasar
(KD) pada subkualifikasi pekerjaan yang sejenis/kompleksitas yang setara, dengan
ketentuan :

a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir;
b. Dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. Pengalaman perusahaan dinilai dari subklasifikasi pekerjaan, nilai kontrak dan status
peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang
(present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut :
NPs = NPo x Is
Io
NPs = Nilai pekerjaan sekarang
NPo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat serah
terima pertama
Is = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima pertama
Io = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila belum ada, dapat
dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar dari
pekerjaan;
12. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :
a. SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil KP = 5
Untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. Dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKPdari masing-masing
perusahaanyang bermitra/KSO;
c. Untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih yang nilainya terbesardari
cara sesuai butir a.
13. Dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:
a. Peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. Evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, angka 9, dan angka 12
dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO. Khusus untuk
angka 8 evaluasi persyaratan digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO,
sedangkan dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama kemitraan/KSO.

B. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian system gugur. Pokja
ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam Data
Kualifikasi dalam hal :
1. Kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. Pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta untuk
membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah)
D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas, maka Pokja ULP dapat meminta
peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah
substansi formulir isian kualifikasi termasuk dapat melakukan peninjauan lapangan pada
pihak-pihak/instansi terkait.
E. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan penawaran.

F. Evaluasi kulifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak
dapat dilengkapi.
BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK

CONTOH – 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan

Paket Pekerjaan Konstruksi


Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang
Nomor : ......................................

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan,
yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di .......................pada hari
.........................tanggal.................bulan.....................................tahun...........................[tanggal, bulan
dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang
No.............Tanggal............dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
No....................Tanggal..............[jika kontrak tahun jamak ditambahkan : “dan Surat Menteri
Keuangan Nomor :............,tanggal :...................., perihal :...............”] antara :

Nama : .............................................[nama PPK]


NIP : .............................................[NIP PPK]
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Air Tanah Dan Air Baku,
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau-Ciujung-
Cidurian, Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian
Berkedudukan di : Jl. Ustadz Uzair Yachya No. 1 Serang-Banten 42117

yang bertindak untuk dan atas nama19 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air c.q. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor :.............Tanggal..........Tentang.........................[SK pengangkatan PPK]
selanjutnya disebut “PPK”, dengan :

Nama : .............................................[nama wakil penyedia]


Jabatan : .............................................[sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : .............................................[alamat penyedia]
Akta Notaris No : .............................................[sesuai akta notaris]
Tanggal : .............................................[tanggal penerbitan akta]
Notaris : .............................................[nama notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama..........................................[nama Badan Usaha] selanjutnya


disebut “Penyedia”

18
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54
Tahun 2016;
4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
2015;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
31/PRT/M/2015.

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA

(a) Telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;

(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan
Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang sebagaimana diterangkan dalam syarat-syarat
Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut
“Pekerjaan Konstruksi”;

(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber
daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratandan ketentuan dalam kontrak ini;

(d) PPK dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini,
dan mengikat pihak yang diwakili;

(e) PPK dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak :
1) Telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi advokat;
2) Menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi
yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian
pelaksanaan paket pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang dengan
syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN

Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti
yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup utama pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang , dengan
rincian pekerjaan terdiri dari :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Pasangan
IV. Pekerjaan Beton
V. Pekerjaan Besi
VI. Pekerjaan Perpipaan
VII. Pekerjaan Saluran Pembawa (Feeder Canal)
VIII. Pekerjaan Lain-lain

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN

(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga
penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah
sebesar Rp..................(...........ditulis dalam huruf..............rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank :...............rekening nomor :..................atas
nama penyedia :....................;
[catatan :untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing-
masing Tahun Anggarannya]

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK

(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
kontrak ini :
a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Pokok Perjanjian;
c. Surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. Syarat-syarat khusus kontrak;
e. Syarat-syarat umumkontrak;
f. Spesifikasi khusus;
g. Spesifikasi umum;
h. Gambar-gambar; dan
i. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen
yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan
urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ;

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam kontrak yang meliputi
khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia;
3) Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
4) Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;

b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuia dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
2) Meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
3) Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) Melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik
kepada PPK;
5) Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
6) Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari
lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
7) Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
8) Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak;
9) Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajeman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta
membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknyaakibat kegiatan
penyedia.
[Catatan : hak dan kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK

(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dalam syarat-syarat khusus kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama
................(...........dalam huruf...........) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama
................(...........dalam huruf...........) hari kalender.

Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani kontrak ini pada
tanggal tersebut diatas dan melaksanakan kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan
materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak , rangkap yang lain
dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama
................................. .................................
Penyedia PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan [tanda tangan dan cap (jika salinan
asli ini untuk Penyedia maka asli ini untuk satuan kerja PPK
rekatkan materai Rp.6.000,-)] maka rekatkan materai Rp.6.000,-)]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]
CONTOH – 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang
Nomor : ......................................

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan,
yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di .......................pada hari
.........................tanggal.................bulan.....................................tahun...........................[tanggal, bulan
dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang
No.............Tanggal............dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
No....................Tanggal..............[jika kontrak tahun jamak ditambahkan : “dan Surat Menteri
Keuangan Nomor :............,tanggal :...................., perihal :...............”] antara :

Nama : .............................................[nama PPK]


NIP : .............................................[NIP PPK]
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Air Tanah Dan Air Baku,
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau-Ciujung-
Cidurian, Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian
Berkedudukan di : Jl. Ustadz Uzair Yachya No. 1 Serang-Banten 42117

yang bertindak untuk dan atas nama19 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air c.q. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor :.............Tanggal..........Tentang.........................[SK pengangkatan PPK]
selanjutnya disebut “PPK”, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut :

1. ....................... [nama Penyedia 1];


2. ....................... [nama Penyedia 2];
.....dst
Yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas
semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan kontrak inidan telah menunjuk..............................[nama
anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama
kemitraan yang berkedudukan di ........................[alamat penyedia wakil kemitraan], berdasarkan
surat perjanjian kemitraan/KSO No......................Tanggal.................selanjutnya disebut “Penyedia”.

Dan dengan memperhatikan :


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54
Tahun 2016;
4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
2015;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
31/PRT/M/2015.

19
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA

(a) Telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;

(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan
Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang Banten sebagaimana diterangkan dalam syarat-
syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut
“Pekerjaan Konstruksi”;

(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber
daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratandan ketentuan dalam kontrak ini;

(d) PPK dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini,
dan mengikat pihak yang diwakili;

(e) PPK dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak :
1) Telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi advokat;
2) Menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi
yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian
pelaksanaan paket pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang dengan
syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN

Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti
yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup utama pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang, dengan
rincian pekerjaan terdiri dari :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Pasangan
IV. Pekerjaan Beton
V. Pekerjaan Besi
VI. Pekerjaan Perpipaan
VII. Pekerjaan Saluran Pembawa (Feeder Canal)
VIII. Pekerjaan Lain-lain

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN

(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga
penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah
sebesar Rp..................(...........ditulis dalam huruf..............rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank :...............rekening nomor :..................atas
nama penyedia :....................;
[catatan :untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing-
masing Tahun Anggarannya]

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK

(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
kontrak ini :
a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Pokok Perjanjian;
c. Surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. Syarat-syarat khusus kontrak;
e. Syarat-syarat umumkontrak;
f. Spesifikasi khusus;
g. Spesifikasi umum;
h. Gambar-gambar; dan
i. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen
yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan
urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ;

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam kontrak yang meliputi
khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Penyedia;
3) Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
4) Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;

b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuia dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
2) Meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
3) Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) Melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada
PPK;
5) Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
6) Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari
lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
7) Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
8) Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak;
9) Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajeman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta
membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknyaakibat kegiatan
penyedia.
[Catatan : hak dan kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK

(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dalam syarat-syarat khusus kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama
................(...........dalam huruf...........) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama
................(...........dalam huruf...........) hari kalender.

Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani kontrak ini pada
tanggal tersebut diatas dan melaksanakan kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan
materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak , rangkap yang lain
dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama


................................. .................................
Penyedia/Kemitraan (KSO) PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan [tanda tangan dan cap (jika salinan
asli ini untuk Penyedia maka asli ini untuk satuan kerja PPK
rekatkan materai Rp.6.000,-)] maka rekatkan materai Rp.6.000,-)]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

A. Ketentuan Umum
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak
selanjutnya disebut SSUK harus mempunyai arti atau tafsiran
seperti yang dimaksudkan sebagai berikut :

1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang


berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan
atau pembuatan wujud fisik lainnya.

1.2 Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan


barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan /unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil
pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang
benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.

1.3 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah


pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.4 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut


KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN.

1.5 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut


PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.

1.6 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia yang


ditetapkan oleh KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan.

1.7 Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya


disebut APIP adalah Inspektorat Jenderal Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
1.8 Penyedia adalah badan usaha yang
menyediakan/melaksanakan pekerjaan konstruksi.

1.9 Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung jawab
kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan
(subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerjasama usaha antar penyedia


baik penyedia nasional maupun penyedia asing, yang
masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan
tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian
tertulis.

1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,


adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, Perusahaan Penjaminan, Perusahaan
Asuransi, Konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan /perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan /mendapatkan rekomendasi dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan diserahkan oleh penyedia
kepada PPK/Pokja ULP untuk menjamin terpenuhinya
kewajiban penyedia barang/jasa.

1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya


disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK
dengan penyedia yang mencakup syarat-syarat umum
kontrak (SSUK) ini dan syarat-syarat khusus kontrak
(SSKK) serta dokumen lain yang merupakan bagian dari
kontrak.

1.13 Harga Kontrak adalah total harga pelaksanaan


pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.

1.14 Hari adalah hari kalender untuk proses pemilihan


secara elektronik, pelaksanaan kontrak dan batas akhir
setiap tahapan adalah hari kerja.

1.15 Direksi Lapangan adalah tim pendukung yang


dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh PPK
atau pejabat lain dan diberitahukan secara tertulis
kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih,
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak
untuk mengelola administrasi kontrak dan
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.

1.16 Direksi Teknis adalah tim pendukung yang


ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar kuantitas


yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran.

1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan


perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggung jawabkan serta digunakan oleh
Pokja ULP untuk menilai kewajaran penawaran
termasuk rinciannya.

1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang secara


langsung menunjang terwujudnya dan berfungsinya
suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantumdalam LDP.

1.20 Mata Pembayaran Utama adalah mata pembayaran


yang pokok dan penting yang nilai bobot kumulatifnya
minimal 80% (delapan puluh perseratus) dari seluruh
nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran
yang nilai bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja
ULP dalam Dokumen Pengadaan.

1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satuan


jenis pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu.

1.22 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode/cara


kerja yang layak, realistik dan dapat dilaksanakan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis
dari awal sampai akhir dan dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis berdasarkan sumber daya
dimiliki penawar.

1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang
akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam dokumen pengadaan serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk
melaksanakan pekerjaan.

1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakan adalah


pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran, yang pelaksanaannya
diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.

1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan.

1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak


ini terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak
sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.

1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan) adalah


jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan dihitung
berdasarkan SPMK sampai dengan serah terima
pertama pekerjaan.

1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka waktu


yang sudah terinci berdasarkan masa pelaksanaan,
setelah dilaksanakan pemeriksaan lapangan bersama
dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
kontrak.

1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang dinyatakan


pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang
diterbitkan oleh PPK untuk memulai melaksanakan
pekerjaan.

1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal


penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
Penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh
Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang


ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan
sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.

1.32 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang


setelah diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK
dan terlebih dahulu diperiksa serta diterima oleh
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak
berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kotrak, dari segi teknis, manfaat,
keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum sebagai akibat kesalahan penyedia
atau pengguna jasa.

2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan pekerjaan


konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dalam dokumen kontrak yang lebih tinggi berdasarkan
urutan hirarki dalam surat perjanjian.

3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia.


Hukum
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di
Indonesia.

3.3 Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah luar


negeri, menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia
atau hukum yang berlaku di negara pemberi
jaminan/hibah (tergantung kesepakatan antara
pemerintah dan negara pemberi jaminan/hibah),
pilihan hukum yang digunakan agar dicantumkan dalam
Syarat-Syarat Khusus Kontrak yang selanjutnya disebut
SSKK.

4. Larangan 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah,


Korupsi, Kolusi dilarang untuk :
Dan Nepotisme a. Menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk
(KKN), memberi atau menerima hadiah atau imbalan
Penyalahgunaan berupa apa saja atau melakukan tindakan lainnya
Wewenang serta untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui atau
Penipuan patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. Mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. Membuat dan/atau menyampaikan secara tidak
benar dokumen dan /atau keterangan lain yang
disyaratkan untuk penyusunan dan pelaksanaan
kontrak ini.

4.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan sub penyedianya (jika
ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan tindakan
yang dilarang diatas.

4.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan diatas dapat dikenakan
sanksi-sanksi administratif oleh PPK sebagai berikut :
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetorkan
sebagaimana ditetapkan dalam SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan:Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK. KPA
mengirimkan dokumen penetapan sanksi daftar
hitam kepada :
1) Penyedia yang dikenakan daftar hitam; dan
2) Kepala LKPP].
4.4 Pengenaan sanksi administratif diatas dilaporkan oleh
KPA.

4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan


sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Asal 5.1 Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan
Material/Bahan yang terdiri dari rincian komponen dalam negeri dan
komponen impor.

5.2 Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan


diperoleh, antara lain tempat material/bahan
ditambang, tumbuh, atau dipruduksi.

6. Korespondensi 6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail


dan/atau faksimili dengan alamat tujuan para pihak
yang tercantum dalam SSKK.

6.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan


berdasarkan kontrak ini harus dibuat secara tertulis
dalam bahasa Indonesia, dan dianggap telah
diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung
kepada wakil sah para pihak dala SSUK, atau jika
disampaikan melalui surat tercatat dan/atau faksimili
ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk
Pihak dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan atau
diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan kontrak ini oleh PPK
atau penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh pejabat
yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan


yang akurat dan sistematis sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan Penyedia, subpenyedia (jika ada), dan personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh peraturan
perpajakan atas pelaksanaan kontrak ini. Semua pengeluaran
perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam nilai kontrak.

10. Pengalihan 10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau


Dan /atau seluruh kontrak ini. Pengalihan seluruh kontrak hanya
Subkontrak diperbolehkan dalam hal pergantian nama penyedia,
baik sebagai akibat peleburan (merger) maupun akibat
lainnya.

10.2 Penyedia dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan


utama berdasarkan kontrak, dengan melakukan
subkontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian
pekerjaan utama kepada penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia tetap
bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakan.

10.3 Jika ketentuan diatas dilanggar maka kontrak


diputuskan dan penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu pihak terhadap pelanggaran
ketentuan tertentu kontrak oleh pihak yang lain maka
pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian yang terus-
menerus selama masa kontrak atau seketika menjadi pengabaian
terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya
dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan
ditandatangani oleh wakil sah pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Penyedia berdasarkan kontrak ini bertanggung jawab penuh


Mandiri terhadap personil dan sub penyedianya (jika ada) serta pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka.

13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang
disebut dalam surat perjanjian untuk bertindak atas nama
Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban
terhadapPPK berdasarkan kontrak ini.

14. Pengawasan 14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika


Pelaksanaan dipandang perlu dapat mengangkat pengawas
Pekerjaan pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis) yang
berasal dari personil PPK atau konsultan pengawas.
Pengawas pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.

14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, pengawas


pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan PPK. Jika
tercantum dalam SSKK, pengawas pekerjaan dapat
bertindak sebagai wakil sah PPK.

15. Persetujuan 15.1 Semua gambar yang digunakan dalam pelaksanaan


Atau pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan permanen
Pernyataan maupun pekerjaan sementara harus mendapatkan
Tidak persetujuan dari pengawas pekerjaan.
Berkeberatan
Dari Pengawas 15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
Pekerjaan terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang tidak
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga di dalam
kontrak, maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan pekerjaan
sementara tersebut untuk mendapatkan pernyataan
tidak berkebaratan (no objectio) untuk dilaksanakan
dari pengawas pekerjaan. Pernyataan tidak
berkeberatan atas rencana pekerjaan sementara ini
tidak melepaskan penyedia dari tanggung jawabnya
sesuai kontrak.

16. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah


pengawas pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan pengawas
pekerjaan dalam kontrak ini.

17. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak
Penemuan yang berwenang semua penemuan benda/barang yang
mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan di lokasi
pekerjaan yang menurut peraturan perundang-undangan
dikuasai oleh negara.

18. Akses ke lokasi 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK,
Kerja wakil sah PPK, Pengawas pekerjaan dan/atau pihak
yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi
lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan.

18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan


dan ketersediaan jalur akses menuju lapangan.
Penyedia harus berupaya menjaga setiap jalan atau
jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas
penyedia atau akibat personil penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka :
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
penggunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau petunjuk
sepanjang jalur akses, dan mendapatkan perizinan
yang mungkin disyaratkan oleh otoritas terkait
untuk penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidaklayakan atau tidak tersedianya
jalur akses untuk digunakan oleh penyedia, harus
ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur akses.

18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin


timbul selain penggunaan jalur akses tersebut.

B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak


19. Masa 19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatangan
Pelaksanaan surat perjanjian oleh para pihak atau ditetapkan dalam
(Jangka Waktu SSKK.
Pelaksanaan)
Pekerjaan 19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang
ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung
sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
masa pelaksanaan yang ditentukan dalam SSKK.

19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat


menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaiannya yang dapat
dibuktikan demkian, dan penyedia telah melaporkan
kejadian tersebut kepada PPK, dengan disertai bukti-
bukti yang dapat disetujui PPK, maka PPK dapat
melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas
penyedia dengan membuat adendum kontrak.

19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama


dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak, jadwal
pelaksanaan pekerjaan tidak boleh melebihi dari masa
pelaksanaan.

B.1. Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan 20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja
Lokasi Kerja sesuai dengan kebutuhan penyedia yang tercantum
dalam rencana kerja yang telah disepakatioleh para
pihak untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada
hambatan kepada penyedia sebelum SPMK diterbitkan.
Penyerahan dilakukan setelah sebelumnya dilakukan
peninjauan lapangan bersama. Hasil peninjauan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan
lokasi kerja.

20.2 Jika dalam peninjauan lapangan bersama ditemukan


hal-hal yang dapat mengakibtakn perubahan isi kontrak,
maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam
adendum kontrak.

20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai


kebutuhan penyedia yang tercantumdalam rencana
kerja (sesuai angka 20.1) untuk melaksanakan
pekerjaan dan terbukti merupakan suatu hambatan,
maka kondisi ini ditetapkan sebagai peristiwa
kompensasi.

21 Surat Perintah 21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat


Mulai Kerja belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
(SPMK)
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22 Program Mutu 22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program


mutu pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk
disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi :
a. Informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. Organisasi kerja penyedia;
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. Prosedur instruksi kerja; dan
f. Pelaksana kerja.

22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi


lokasi pekerjaan.

22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program


mutu jika terjadi adendum kontrak dan peristiwa
kompensasi.

22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan


perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
peretujuan PPK.

22.6 Persetujuan PPK teradap program mutu tidak


mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Rencana 23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan RK3K pada


Keselamatan rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetuji oleh
Dan Kesehatan PPK.
Kerja
Konstruksi 23.2 RK3K disusun paling sedikit berisi :
(RK3K) a. Kebijakan K3 proyek;
b. Organisasi K3;
c. Perencanaan K3;
d. Pengendalian dan Program K3;
e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;
f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.

23.3 RK3K dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi


pekerjaan.

23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RK3K jika


terjadi adendum kontrak dan peristiwa kompensasi.

23.5 Pemutakhiran RK3K harus mendapatkan persetuan PPK.

23.6 Persetujuan PPK terhadap RK3K tidak mengubah


kewajiban kontraktual penyedia.
24 Rapat 24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
Persiapan diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
Kontrak perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak.

24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat


persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. Program mutu;
b. Rencana K3 kontrak;
c. Organisasi kerja;
d. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian
tentang metode kerja yang memperhatikan
keselamatan dan kesehatan kerja;
f. Jadwal pengadaan bahan /material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan
lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi 25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai kebutuhan dan
rencana kerja.

25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan,


yaitu :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, termasuk
instalasi alat;
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau
c. Mendatangkan personil-personil.

25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan


secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

26. Pengukuran/ 26.1 Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, PPK bersama-
Pemeriksaan sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi
Bersama pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk
setiap rencana mata pembayaran (Mutual Check 0%).

26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat membentuk


panitia peneliti pelaksanaan kontrak atas usul PPK.

26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita


Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi kontrak, maka harus
dituangkan dalam adendum kontrak (Berita Acara
Mutual Check0%).

26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa personil


dan/atau peralatan ternyata belum memenuhi
persyaratan kontrak, maka penyedia tetap dapat
melanjutkan pekerjaan dengan syarat personil dan/atau
peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera
diganti dalam jangka waktu yang disepakati bersama.

27. Penggunaan 27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai


Produksi besaran komponen dalam negeri pada setiap
Dalam Negeri Barang/jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat
komponen Dalam Negeri (TKDN) pada saat penawaran.

27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan


produksidalam negeri secara periodik.

27.3 Apabila didalam penggunaan produksi dalam negeri


berbeda dengan yang ditunjukkan dengan nilai TKDN
pada saat penawaran akan dikenakan sanksi sesuai
peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan peraturan Presiden No.04 Tahun 2015
beserta petunjuk teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2. Pengendalian Waktu


28. Waktu 28.1 Kecuali kontrak diputuskan lebih awal, penyedia
Penyelesaian berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan pada tanggal mulai kerja, dan melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan
pekerjaan selambat-lambatnya pada tanggal
penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.

28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal penyelesaian


bukan akibat keadaan kahar atau peristiwa kompensasi
atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka
penyedia dikenakan denda.

28.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan


oleh peristiwa kompensasi maka PPK dikenakan
kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi
tidak dikenakan jika tanggal penyelesaian disepakati
oleh para pihak untuk diperpanjang.

28.4 Tanggal penyelesaian yang dimaksud dalam pasal ini


adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan 29.1 Jika terjadi peristiwa kompensasisehingga penyelesaian
Waktu pekerjaan akan melampaui tanggal penyelesaian maka
penyedia berhak untuk meminta perpanjangan tanggal
penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan pengawas pekerjaan secara
tertulis. Perpanjangan tanggal penyelesaian harus
dilakukan melalui adendum kontrak.

29.2 PPK berdasarkan pertimbangan pengawas pekerjaan


harus telah menetapkan ada tidaknya perpanjangan
dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 21 (dua
puluh satu) hari kalender setelah penyedia meminta
perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat
bekerja sama untuk mencegah keterlambatan sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang tanggal
penyelesaiaan.

30. Penundaan oleh Pengawas pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


Pengawas penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah
Pekerjaan penundaan ini harus segera ditembuskan kepada PPK.

31. Rapat 31.1 Pengawas pekerjaan atau penyedia dapat


Pemantauan menyelenggarakan rapat pemantauan, dan meminta
satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat
pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaan atas sisa
pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.

31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh


pengawas pekerjaan dalam berita acara rapat, dan
rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihak-pihak
yang menghadiri rapat.

31.3 Menegenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan,


pengawas pekerjaan dapat memutuskan baik dalam
rapat atau setelah rapat melalui pernyataan tertulis
kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

32. Peringatan Dini 32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini


mungkin pengawas pekerjaan atas peristiwa atau
kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu
pekerjaan, menaikkan nilai kontrak atau menunda
penyelesaian pekerjaan. Pengawas pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menyampaikan secara
tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi
tersebut diatas terhadap nilai kontrak dan tanggal
penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini harus sesegera
mungkin disampaikan oleh penyedia.

32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan


pengawas pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi
dampak peristiwa atau kondisi tersebut.
B.3. Penyelesaian Kontrak
33. Serah terima 33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus),
Pekerjaan penyedia mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.

33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK


menugaskan panitia penerima hasil pekerjaan. Apabila
memerlukan keahlian teknis khusus dapat dibantu oleh
tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas
panitia penerima hasil pekerjaan.

33.3 Panitia penerima hasil pekerjaan melakukan penilaian


terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan
dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.

33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah


seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan kontrak sejak tanggal berita acara
penyerahan pekerjaan dan telah diterima oleh panitia
penerima hasil pekerjaan.

33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh


lima perseratus) dari nilai kontrak, sedangkan yang 5%
(lima perseratus) merupakan retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar
100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan
penyedia harus menyerahkan jaminan pemeliharaan
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.

33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama


masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada
saat penyerahan pertama pekerjaan.

33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia


mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK
untuk penyerahan akhir pekerjaan.

33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah


penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama
masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan
pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau
mengembalikan jaminan pemeliharaan.

33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban


pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK berhak
menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan
/pemeliharaan atau mencairkan jaminan pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.

33.11 Dalam hal ini dilakukan serah terima pekerjaan secara


parsial, maka cara pembayaran dan kewajiban
pemeliharaan tersebut diatas disesuaikan.

33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah


penyerahan bagian pekerjaan tersebut dilaksanakan
pertama kali.

33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan


pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.

34. Pengambil Alihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan
selesai/pengakhiran pekerjaan.

35 Pedoman 35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK


Pengoperasian tentang pedoman pengoperasian dan
Dan Perawatan / perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
Pemeliharaan
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan /pemeliharaan, PPK
berhak menahan uang retensi atau jaminan
pemeliharaan.

B.4. Adendum
36. Perubahan 36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
Kontrak
36.2 Perubahan kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui
oleh para pihak, meliputi :
a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal
yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak
sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam
kontrak;
b. Perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena perubahan
pelaksanaan pekerjaan.
c. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat
adanya perubahan pekerjaan.
d. Perubahan harga kontrak akibat adanya
penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi).

36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK


menugaskan Panitia peneliti pelaksanaan kontrak.

37. Perubahan 37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara


Lingkup kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan
Pekerjaan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan
perubahan kontrak yang meliputi antara lain :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan
yang tercantum dalam kontrak;
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup
kontrak awal.

37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan


tersedianya anggaran dan paling tinggi 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai kontrak awal.

37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara


tertulis kepada penyedia kemudian dilanjutkan dengan
negoisasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.

37.4 Hasil negoisasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara


sebagai dasar penyusunan adendum kontrak.

38. Perubahan 38.1 Perubahan kuantitas hanya dilakukan apabila terdapat


Kuantitas dan perubahan gambar dan spesifikasi (lingkup pekerjaan).
Harga
38.2 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga
digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.

38.3 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan


dilaksanakan berubah lebih dari 10% (sepuluh
perseratus) dari kuantitas awal, maka pembayaran
volume selanjutnya dengan menggunakan harga satuan
yang disesuaikan dengan negoisasi.

38.4 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga


satuan timpang, maka harga satuan timpang tersebut
hanya berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen pengadaan. Untuk kuantitas
pekerjaan tambahan digunakan harga satuan
berdasarkan hasil negoisasi. Apabila ada daftar item
pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang,
maka dicantumkan dalam lampiran A SSKK.

38.5 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka


penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan mata
pembayaran baru dilakukan dengan negoisasi.
39. Perubahan 39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh
Jadwal PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-
Pelaksanaan hal sebagai berikut :
Pekerjaan a. Pekerjaan tambah;
b. Perubahan disain;
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. Masalah yang timbul diluar kendali penyedia;
dan/atau
e. Keadaan kahar.

39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang


sekurang-kurangnya sama dengan waktu terhentinya
kontrak akibat keadaan kahar atau waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pada 39.1.

39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan


atas kontrak setelah melakukan penelitian terhadap
usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.

39.4 PPK dapat menugaskan panitia peneliti pelaksanaan


kontrak untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan
waktu pelaksanaan.

39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan


dituangkan dalam adendum kontrak.

40. Penyesuaian 40.1 Ketentuan penggunaan rumusan penyesuaian harga


Harga (Price Adjustment) adalah sebagai berikut :
(Eskalasi/De- a) Harga yang tercantum dalam kontrak dapat
Eskalasi) berubah akibat adanya penyesuaian harga sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b) Penyesuaian harga diberlakukan pada kontrak
tahun jamak yang masa pelaksanaannya lebih dari
12 (dua belas) bulan dan diberlakukan mulai bulan
ke -13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan.
c) Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh
kegiatan/mata pembayaran, kecuali mata
pembayaran Lump Sum serta pekerjaan dengan
harga satuan timpang.
d) Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh
komponen harga satuan (upah, bahan, peralatan,
dan bahan bakar), tidak termasuk komponen
keuntungan dan biaya operasional sebagaimana
tercantum dalam penawaran.
e) Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam
kontrak awal/adendum kontrak.
f) Penyesuaian harga satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
g) Jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru
sebagai akibat adanya adendum kontrak dapat
diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani.
h) Jenis pekerjaan yang terlambat pelaksanaannya
disebabkan oleh kesalahan penyedia diberlakukan
penyesuaian harga berdasarkan indeks harga
jadwal awal pelaksanaan pekerjaan.
i) Jenis pekerjaan yang lebih cepat pelaksanaannya
diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan
indeks harga pada saat pelaksanaan.

40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dala SSKK.

B.5. Keadaan Kahar


41. Keadaan Kahar 41.1 Suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak
dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak
dapat dipenuhi.

41.2 Apabila terjadi keadaan kahar, maka penyedia


memberitahukan kepada PPK paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender sejak terjadinya keadaan kahar,
dengan menyertakan pernyataan keadaan kahar dari
pejabat berwenang.

41.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak untuk


pemenuhan kewajiban pihak yang tertimpa keadaan
kahar harus diperpanjang sekurang-kurangnya sama
dengan jangka waktu terhentinya kontrak akibat
keadaan kahar.

41.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat keadaan


kahar yang dilaporkan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender sejak terjadinya keadaan kahar, tidak
dikenakan sanksi.

41.5 Pada saat terjadinya keadaan kahar, kontrak ini akan


dihentikan sementara hingga keadaan kahar berakhir
dengan ketentuan, penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan
pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama
masa keadaan kahar PPK memerintahkan secara tertulis
kepada penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin, maka penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam kontrak
dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai
dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam
situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur
dalam suatu adendum kontrak.
B.6. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
42. Penghentian 42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan
Dan sudah selesai atau terjadi keadaan kahar.
Pemutusan
Kontrak 42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk :
a. Biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan
untuk pekerjaan ini.Bahan dan perlengkapan ini
harus diserahkan oleh penyedia kepada PPK, dan
selanjutnya menjadi hak milik PPK;
b. Biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi
hasil pekerjaan sementara dan peralatan;
c. Biaya langsung demobilisasi personil.

42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak


penyedia atau pihak PPK.

42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-


Undang Hukum Perdata, pemutusan kontrak melalui
pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila :
a. Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
b. Penyedia tanpa persetujuan pengawas pekerjaan,
tidak memulai pelaksanaan pekerjaan;
c. Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua
puluh delapan) hari kalender dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa
persetujuan pengawas pekerjaan;
d. Penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. Penyedia selama masa kontrak gagal memperbaiki
cacat mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan
oleh PPK;
f. Penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
jaminan pelaksanaan;
g. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
kesalahan penyedia sudah melampaui 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak dan PPK menilai
bahwa penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan
sisa pekerjaan;
h. Pengawas pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK;
j. Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses pengadaan yang
diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
k. Pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.

42.5 Dalam hal pemutusan kontrak pada masa pelaksanaan


dilakukan karena kesalahan penyedia, maka :
a. Jaminan pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia atau
jaminan uang muka dicairkan;
c. Penyedia membayar denda (apabila pelaksanaan
pekerjaannya terlambat);
d. Penyedia dimasukkan ke dalam daftar hitam.

42.6 Dalam hal pemutusan kontrak pada masa pemeliharaan


dilakukan karena kesalahan penyedia, maka :
a. Jaminan pemeliharaan dicairkan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam daftar hitam.

42.7 Dalam hal pemutusan kontrak dilakukan karena PPK


terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN
dan/atau pelanggaran persaingan usaha didalam
pelaksanaan pengadaan yang sudah diputuskan oleh
instansi berwenang, maka PPK dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

43. Keterlambatan 43.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan


Pelaksanaan sesuai jadwal, maka PPK harus memberikan peringatan
Pekerjaan dan secara tertulis atau dikenakan ketentuan tentang
Kontrak Kritis kontrak Kritis.

43.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila :


a. Dalam priode I (rencana fisik pelaksanaan 0%- 70%
dari kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi
fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan lebih
besar 10%;
b. Dalam priode II (rencana fisik pelaksanaan 70%-
1000% dari kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana
pelaksanaan lebih besar 5%;
c. Dalam priode II (rencana fisik pelaksanaan 70%-
100% dari kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana
pelaksanaan kurang dari 5% dan akan melampaui
tahun anggaran berjalan.

43.3 Penanganan kontrak kritis


a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1 dan
penanganan kontrak pada 43.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat pembuktian
(show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia dan selanjutnya menyelenggarakan
SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan
penyedia membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia
dalam periode waktu tertentu (uji coba
pertama) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM tingkat Tahap I.
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama,
maka harus diselenggarakan SCM tahap II yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan
fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang
dituangkan dalam Berita Acara SCM tingkat
Tahap II.
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua,
maka harus diselenggarakan SCM tahap III yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan
fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang
dituangkan dalam Berita Acara SCM tingkat
Tahap III.
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada penyedia
atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan
pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan penyedia pekerjaan konstruksi, sebelum
dilakukan pemutusan kontrak penyedia pekerjaan
konstruksi dapat diberi kesempatan menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan dengan diberlakukan denda sebesar
1/1000 (satu perseribu) dari nilai kontrak atau nilai
bagian kontrak apabila ditetapkan serah terima
pekerjaan secara parsial untuk setiap hari
keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan
pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari kalender
tersebut dapat melampaui tahun anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran berjalan,
diterbitkan adendum untuk mencantumkan sumber
dana tahun anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan
yang akan diselesaikan dan memperpanjang masa
berlaku jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 43.2 a atau 43.2 b,
setelah dilakukan penanganan kontrak kritis sesuai
43.3 a, PPK dapat langsung memutuskan kontrak
secara sepihak dengan mengesampingkan pasal
1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

PPK dapat memutuskan kontrak secara sepihak,


apabila :
1) Kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda
melebihi batas berakhirnya kontrak;
2) Berdasarkan penelitian PPK, penyedia
barang/jasa tidak akan mampu menyelesaikan
keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan
kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan;
dan/atau
3) Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan, penyedia barang/jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan.

44. Peninggalan Semua bahan, perlengkapan, peralatan, hasil pekerjaan


sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan
kontrak akibat kelalaian atau kesalahan penyedia, dapat
dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK tanpa kewajiban
perawatan/pemeliharaan. Pengambilan kembali semua
peninggalan tersebut oleh penyedia hanya dapat dilakukan
setelah mempertimbangkan kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


45. Hak dan Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus
Kewajiban Para dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam melaksanakan
Pihak kontrak, meliputi :

45.1 Hak dan Kewajiban PPK :


a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
penyedia;
c. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang
tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan
kepada penyedia; dan
d. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh penyedia untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.

45.2 Hak dan kewajiban penyedia :


a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
b. Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
c. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik
kepada PPK;
d. Melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi
dalam negeri /TKDN secara periodik kepada PPK;
e. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak;
f. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara
cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan
perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
g. Memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
h. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
kontrak; dan
i. Mengambil langkah-langkah yang memadai dalam
rangka memberi perlindungan kepada setiap orang
yang berada ditempat kerja maupun masyarakat
dan lingkungan sekitar yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan
kerja konstruksi dan proses pruduksi.
[Catatan : Hak dan Kewajiban kontraktor
disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]

46. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


Dokumen- menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang
Dokumen berhubungan dengan kontrak untuk kepentingan pihak lain,
Kontrak dan misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, serta
Informasi informasi lain yang berkaitan dengan kontrak, kecuali dengan izin
tertulis dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

47. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim
Intelektual dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan atau atas
pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh penyedia.

48. Penanggungan 48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


Dan Risiko membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan,
tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan
atau kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim
yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak tanggal
mulai kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. Kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, subpenyedia (jika ada), dan
personil;
b. Cidera tubuh, sakit atau kematian personil;
c. Kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera
tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga.

48.2 Terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai dengan


tanggal penandatanganan berita acara penyerahan
awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan hasil
pekerjaan ini, bahan dan perlengkpan merupakan risiko
penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut
diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK.

48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia


tidak membatasi kewajiban penanggungan dalam pasal
ini.

48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap hasil pekerjaan


atau bahan yang menyatu dengan hasil pekerjaan
selama tanggal mulai kerja dan batas akhir masa
pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh
penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan
atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau
kelalaian penyedia.

49. Perlindungan 49.1 Penyedia dan subpenyedia berkewajiban atas biaya


Tenaga Kerja sendiri untuk mengikutsertakan personilnya pada
program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.

49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan


memerintahkan personilnya untuk mematuhi peraturan
keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan,
penyedia beserta personilnya dianggap telah membaca
dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.

49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk


menyediakan kepada setiap personilnya (termasuk
personil subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.

49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk


melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan
dengan pelaksanaan kontrak ini dalam waktu 24 (dua
puluh empat) jam setelah kejadian.

50. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang


Lingkungan memadai untuk melindungi lingkungan baik didalam maupun
diluar tempat kerjadan membatasi gangguan lingkungan
terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak ini.

51. Asuransi 51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk :
a. Semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko
tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan
serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas
segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan,
kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan ditempat
kerjanya; dan
c. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan.

51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam


penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

52. Tindakan 52.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


Penyedia yang dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum melakukan
Mensyaratkan tindakan-tindakan berikut :
Persetujuan a. Mensubkontrakan sebagian pekerjaan dalam
PPK atau lampiran A SSKK;
Pengawas b. Menunjuk personil inti yang namanya tidak
Pekerjaan tercantumdalam lampiran A SSKK;
c. Mengubah atau memutakhirkan program mutu dan
RK3K;
d. Tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

52.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis pengawas pekerjaan
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut :
a. Menggunakan spesifikasi dan gambar dalam Pasal
15 SSUK;
b. Mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. Mengubah personil inti dan/atau peralatan;
d. Tindakan lain yang diatur dala SSKK.

53. Laporan Hasil 53.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan


Pekerjaan kontrak untuk menetapkan volume pekerjaan atau
kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran
hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan dilokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian
sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi
rencana dan realisasi pekerjaan harian.

53.3 Laporan harian berisi :


a. Jenis dan kuantitas bahan yang berada dilokasi
pekerjaan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa
alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran
pekerjaan; dan
f. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.

53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila


diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui oleh
wakil PPK.

53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan


harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu
ditonjolkan.

53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan


mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.

53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan


konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di lokasi
pekerjaan sesuai kebutuhan.

54. Kepemilikan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan


Dokumen dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan
oleh penyedia berdasarkan kontrak ini sepenuhnya merupakan
hak milik PPK. Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan
atau akhir masa kontrak berkewajiban untuk menyerahkan
semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar
rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1(satu) buah
salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak
tersebut diatas dikemudian hari diatur dalam SSKK.
55. Kerjasama 55.1 Penyedia yang mempunyai harga kontrak diatas Rp.
Antara 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milar rupiah) sampai
Penyedia dan dengan Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milar rupiah)
Sub Penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro,
usaha kecil dan koperasi kecil, yaitu dengan
mensubkontrakan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama.

55.2 Penyedia yang mempunyai harga kontrak diatas Rp.


50.000.000.000,00 (lima puluh milar rupiah) wajib
bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro, usaha
kecil dan koperasi kecil, yaitu dengan mensubkontrakan
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama
kepada sub penyedia jasa dari lokasi pekerjaan
setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa yang
dimaksud.

55.3 Bagian pekerjaan yang disubkontrakan tersebut harus


diatur dalam kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh
PPK.

55.4 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian


pekerjaan yang disubkontrakan tersebut.

55.5 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu


kepada kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.

56. Usaha Mikro, 56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
Usaha Kecil konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Dan Koperasi kecildan Koperasi kecil, maka pekerjaan tersebut harus
Kecil dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang ditunjuk dan
dilarang diserahkan atau disubkontrakan kepada pihak
lain.

56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro, Usaha
kecildan Koperasi kecil, maka :
a. Penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
usaha mikro, usaha kecil dan koperasi kecil, antara
lain dengan mensubkontrakan sebagian
pekerjaannya;
b. Dalam melaksanakan kewajiban diatas penyedia
terpilih tetap bertanggung jawab penuh atas
keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama;dan
d. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan
ketetapan diatas.

56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka


penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam SSKK.
57. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan
lokasi kerja termasuk jalan akses bersama-sama dengan penyedia
yang lain (jika ada) dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan
atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, PPK dapat memberikan
jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.

58. Alih Dalam hal paket pekerjaan dengan nilai di atas Rp.
Pengalaman/ 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milar rupiah) diwajibkan
Keahlian mengalokasikan alih pengalaman /keahlian dengan merekrut
tenaga magang dan /atau fresh graduate.

59. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan


Dan Kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap saat harus
Kerja mengambil langkah-langkah yang patut diambil untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan para personilnya. Penyedia harus
memastikan bahwa staf kesehatan, fasilitas pertolongan pertama
pada kecelakaan, dan layanan ambulance dapat disediakan setiap
saat dilapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang sesuai
dengan semua persyaratan kesehatan dan kebersihan untuk
mencegah timbulnya wabah penyakit. Penyedia harus menunjuk
petugas keselamatan kerja yang bertanggung jawab untuk
menjaga keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan.
Petugas yang bersangkutan harus memenuhi aturan dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan tingkat
risiko pekerjaan : diperlukan Ahli K3 untuk pekerjaan berisiko
tinggi dan diperlukan Petugas K3 untuk pekerjaan berisiko sedang
atau kecil sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.

60. Pembayaran Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa


Denda denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap
kewajiban-kewajiban penyedia dalam kontrak ini. PPK
mengenakan denda dengan memotong angsuran pembayaran
prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran denda tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.

61. Jaminan 61.1 Penggunaan jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka,


dan jaminan pemeliharaan sebagai berikut :
a. Paket pekerjaan sampai dengan
Rp. 2.500.000.000,00(dua miliar lima
ratus juta rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank
Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Penjaminan, Konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan /perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), yang
dikeluarkan dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan /mendapatkan rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diserahkan oleh
penyedia kepada PPK.
b. Paket pekerjaan diatas Rp. 2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah)
diterbitkan oleh Bank Umum, Konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga penjaminan
/perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship), bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan
/mendapatkan rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan diserahkan oleh penyedia jasa
kepada PPK.

61.2 Jaminan pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-


lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan kontrak
dengan besaran nilai :
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang lebih
kecil dari 80% (delapan puluh perseratus) HPS.

61.3 Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-


kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan
(Provisional Hand Over/PHO).

61.4 Jaminan pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan


dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus) dan
diganti dengan jaminan pemeliharaan atau dengan
menahan uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai kontrak.

61.5 Jaminan uang muka diberikan kepada PPK dalam rangka


pengambilan uang muka sekurang-kurangnya sama
dengan besarnya uang muka.

61.6 Nilai jaminan uang muka dapat dikurangi secara


proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan.

61.7 Masa berlakunya jaminan uang muka sekurang-


kurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian uang
muka sampai dengan tanggal penyerahan pertama
pekerjaan (PHO).

61.8 Jaminan pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah


pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).
61.9 Pengembalian jaminan pemeliharaan dilakukan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah masa
pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan
baik sesuai dengan ketentuan kontrak.

61.10 Masa berlakunya jaminan pemeliharaan sekurang-


kurangnya sejak tanggal serah terima pertama
pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan
akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO).

D. Personil Inti dan / atau Peralatan Penyedia


62. Personil Inti dan 62.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan
/ atau Peralatan harus sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
Penyedia penawaran.

62.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak


boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis PPK.

62.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia


dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan
beserta alasan penggantian.

62.4 PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan


/penggantian personil inti dan/atau peralatan menurut
kualifikasi yang dibutuhkan.

62.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :


a. Tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan
dengan baik;
b. Berkelakuan tidak baik; atau
c. Mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
Maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan
pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejakdiminta oleh PPK.

62.6 Jika penggantian personil inti dan atau peralatan perlu


dilakukan, maka penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara
atau lebih baik dari personil inti dan/atau peralatan
yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.

62.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan


pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PPK, personil inti
dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk menjaga
kerahasiaan pekerjaan dibawah sumpah.
E. Kewajiban PPK
63. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
atau kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK
untuk kelancaran pekerjaan ini.

64. Peristiwa 64.1 Peristiwa kompensasi yang dapat diberikan pada


Kompensasi penyedia yaitu :
a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
b. Keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifkasi
dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal
dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan
disebabkan oleh PPK.
h. Ketentuan lain dalam SSKK.

64.2 Jika peristiwa kompensasi mengakibatkan pengeluaran


tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian
pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar
ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan.

64.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan


data penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan
kerugian nyata akibat peristiwa kompensasi.

64.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya


dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia
kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan
waktu akibat peristiwa kompensasi.

64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau


perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan
dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak
peristiwa kompensasi.

F. Pembayaran Kepada Penyedia


65. Harga 65.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan
Kontrak pekerjaan dalam konrak sebesar harga kontrak.
65.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan,
beban pajak dan biaya overhead termasuk
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan semua pajak, bea, retribusi, tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya lain yang
harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi.

65.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang


tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

66. Pembayaran 66.1 Uang Muka


a. Uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi
peralatan, personil, pembayaran uang tanda jadi
kepada pemasok bahan/material dan persiapan
teknis lainnya;
b. Untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari nilai
kontrak Pengadaan barang/jasa;
c. Untuk non kecil, uang muka dapat diberikan paling
tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari nilai kontrak
Pengadaan barang/jasa;
d. Untuk kontrak tahun jamak, uang muka dapat
diberikan :
1) 20% (dua puluh perseratus) dari alokasi
anggaran tahun pertama;
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai kontrak;
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan
dibayar setelah penyedia menyerahkan jaminan
uang muka senilai uang muka yang diterima;
f. Penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara terulis kepada PPK
disertai dengan rencana penggunaan uang muka
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah
jaminan uang muka diterima;
h. Jaminan uang muka dapat diterbitkan oleh Bank
Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Penjaminan, Konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan /perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan
dimana konsorsium tersebut telah ditetapkan
/mendapatkan rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk paket pekerjaan sampai
dengan Rp. 2.500.000.000,00(dua miliar lima
ratus juta rupiah);
i. Jaminan uang muka diterbitkan oleh Bank Umum,
Konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan /perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship),
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan
/mendapatkan rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk paket pekerjaan di atas
Rp. 2.500.000.000,00(dua miliar lima
ratus juta rupiah);
j. Pengembalian uang muka harus diperhitungkan
berangsur-angsur secara proporsional pada setiap
pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat
harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi
100% (seratus perseratus).

66.2 Prestasi Pekerjaan


Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati
oleh PPK, dengan ketentuan :
a. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan
kemajuan hasil pekerjaan;
b. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan,
sistem termin atau pembayaran secara sekaligus,
sesuai ketentuan dalam SSKK;
c. Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang;
d. Pembayaran harus memperhitungkan :
1) Angsuran uang muka;
2) Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (materialon site) yang sudah
dibayar sebelumnya;
3) Denda (apabila ada);
4) Pajak; dan/atau
5) Uang Retensi.
e. Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak,
permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti
pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada sub
penyedia dilakukan sesuai prestasi pekerjaan yang
selesai dilaksanakan oleh sub penyedia tanpa harus
menunggu pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
f. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan
Berita Acara penyerahan pertama Pekerjaan
diterbitkan.
g. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender
setelah pengajuan permintaan pembayaran dari
penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan
pembayaran kepada pejabat penandatangan surat
perintah membayar (PPSPM).
h. Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan
untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta
penyedia untuk menyampaikan perhitungan
prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-
hal yang sedang menjadi perselisihan.

66.3 Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian


permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan. Sesuai dengan ketentuan yang
tercantum didalam SSKK, peralatan dan/atau bahan
yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan memenuhi
ketentuan :
a. Peralatan dan/atau bahan yang merupakan bagian
dari pekerjaan utama namun belum dilakukan uji
fungsi (commisioning) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
(1) Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat garansi dari produsen/agen resmi
yang ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik
yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan
dan /atau dipindahtangankan oleh pihak
manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan risiko kerusakan
sebelum diserahterimakan secara satu kesatuan
fungsi merupakan tanggung jawab penyedia
barang/jasa.
b. Sertifikat uji mutu dan sertifikat garansitidak
diperlukan dalam hal peralatan dan/atau bahan
dibuat/dirakit oleh penyedia barang/jasa.
c. Besaran yang akan dibayarkan dari material on site
(berkisar antara 50% sampai dengan 70%). Besaran
nilai pembayaran dicantumkan di dalam SSKK.

66.4 Denda dan ganti Rugi


a. Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan
kepada penyedia;
b. Ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya cidera
janji/wanprestasi;
c. Besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia
atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk
setiap hari keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian
kontrak yang belum dikerjakan (sebelum PPN),
apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan yang
sudah dilaksanakan belum berfungsi.
Sesuai yang ditetapkan dalam SSKK
d. Besarnya ganti rugi yang dibayaroleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga
dari nilai tagihan yang terlambat dibayar ,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada
saat itu menurut ketetapan Bank Indonesis atau
dapat diberikan kompensasi.
e. Pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan.
f. Ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak.
g. Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan
oleh PPK, apabila penyedia telah mengajukan
tagihan disertai perhitungan dan data-data.

67. Hari Kerja 67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya
disimpan oleh penyedia. Daftar pembayaran
ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan dapat
diperiksa oleh PPK.

67.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada


tenaga kerjanya setelah formulir upah ditandatangani.

67.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus


dilampirkan.

68. Perhitungan 68.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir


Akhir dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan berita acara penyerahan awal
telah ditandatangani oleh kedua belah pihak
berdasarkan berita acara pekerjaan selesai dari Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).

68.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia


berkewajiban untuk menyerahkan kepada pengawas
pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan terakhir
yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian
tagihan oleh pengawas pekerjaan berkewajiban untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran
terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang diterima oleh pengawas pekerjaan.
69. Penangguhan 69.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran
prestasi pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai
memenuhi kewajiban kontraktualnya, termasuk
penyerahan setiap hasil pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.

69.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia


tentang penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-
alasan yang jelas mengenai penangguhan tersebut.
Penyedia diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam
jangka waktu tertenu.

69.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan


dengan proporsi kegagalan atau kelalaian penyedia.

69.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan


pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
70. Pengawasan PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan
Dan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Pemeriksaan penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada
pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

71. Penilaian 71.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


Pekerjaan melakukan penilaian sementara atas hasil pekerjaan
Semetara yang dilakukan oleh penyedia.
Oleh PPK
71,2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu
dan kemajuan fisik pekerjaan.

72. Cacat Mutu PPK atau pengawas pekerjaan akan memeriksa setiap hasil
pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas
setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau pengawas
pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan
dan mengungkapkan Cacat Mutu,serta menguji hasil pekerjaan
yang dianggap oleh PPK atau pengawas pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan cacat
mutu selama masa kontrak.

73. Pengujian Jika PPK atau pengawas pekerjaan memerintahkan penyedia


untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum
dalam spesifikasi teknis dan gambar, dan hasil uji coba
menunjukkan adanya Cacat Mutu, maka penyedia berkewajiban
untuk menanggung biaya pengujian tersebu. Jika tidak ditemukan
adanya cacat mutu, maka uji coba tersebut dianggap sebagai
peristiwa kompensasi.
74. Perbaikan 74.1 PPK atau pengawas pekerjaan akan menyampaikan
Cacat Mutu pemberitahuan cacat Mutu kepada penyedia segera
setelah ditemukan cacat mutu tersebut. Penyedia
bertanggung jawab atas cacat mutu selama masa
pelaksanaan dan masa pemeliharaan.

74.2 Terhadap pemberitahuan cacat mutu tersebut,


penyedia berkewajiban untuk memperbaiki cacat mutu
dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.

74.3 Jika penyedia tidak memperbaiki cacat mutu dalam


jangka waktu yang ditentukan maka PPK, berdasarkan
pertimbangan pengawas pekerjaan, berhak untuk
secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk
oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
segera setelah menerima permintaan penggantian
biaya/klaim dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo
(jika ada) atau uang retensi atau pencairan surat
jaminan pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang
penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo.

74.4 PPK mengenakan denda keterlambatan untuk setiap


keterlambatan perbaikan cacat mutu, dan mengenakan
sanksi daftar hitam kepada penyedia jika tidak
melaksanakan perbaikan cacat mutu. Besaran denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan dalam
SSKK.

75. Kegagalan 75.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan


Konstruksi pekerjaan dan masa pemeliharaan, maka PPK dan/atau
Dan Kegagalan penyedia bertanggung jawab atas kegagalan konstruksi
Bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing.

75.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK dan/atau


penyedia terhitung sejak tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-
masing selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun , dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar dicantumkan
lama pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
yang ditetapkan apabila rencana umur konstruksi
kurang dari 10 (sepuluh) tahun.

75.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi ,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan,
tanggung jawab , kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan
atau kelalaian PPK) sehubungan dengan klaim
kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera
tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan bangunan.

75.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia


tidak membatasi kewajiban penanggungan penyedia
dalam pasal ini.

75.5 PPK maupun penyedia berkewajiban untuk menyimpan


dan memelihara semua dokumen yang digunakan dan
terkait dengan pelaksanaan ini selama umur konstruksi
yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh)tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan
76. Penyelesaian 76.1 Para pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-
Perselisihan sungguh menyelesaikan secara damai semua
perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan
kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan ini.

76.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para


pihak dalam kontrak dapat dilakukan melalui
musyawarah, arbitrase,mediasi, konsiliasi atau
pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Penyelesaian perselisihan atau sengketa
yang dipilih ditetapkan dalam SSKK.

77. Itikad Baik 77.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya
yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam
kontrak.

77.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian


dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-
masing pihak. Apabila selama kontrak, salah satu pihak
merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang
terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)

A. Korespondensi Alamat para pihak sebagai berikut :


Satuan Kerja : SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Cidanau-Ciujung-Cidurian
PPK : Air Tanah Dan Air Baku
Nama : ………………………………….....
Alamat : Jl. Ustadz Uzair Yachya No.1 Serang-Banten
Email : ………………………………….....
Telp./Fax. : (0254) 206111 / (0254) 227117

Penyedia : ………………………………….....
Nama : ………………………………….....
Jabatan : ………………………………….....
Alamat : ………………………………….....
Email : ………………………………….....
Telp. / Fax. : ………………………………….....

B. Wakil Sah Para Pihak Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut :
Untuk PPK : .......................
Untuk Penyedia : .......................

C. Jenis Kontrak Kontrak harga satuan.

D. Tanggal Kontrak mulai berlaku sejak tanggal .................................. sampai


Berlaku dengan berakhirnya masa pemeliaharaan.
Kontrak

E. Masa Masa Pelaksanaan selama : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari


Pelaksana kalender terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam
SPMK.

F. Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama : 180 (seratus delapan puluh)


Pemeliharaan hari kalender terhitung sejak tanggal penyerahan pertama (PHO).

G. Perbaikan Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap hari


Cacat Mutu keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari biaya
perbaikan cacat mutu. Jangka waktu perbaikan cacat mutu sesuai
dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan
ditetapkan oleh PPK.

H. Umur a. Bangunan hasil pekerjaan memiliki umur konstruksi :


Konstruksi 10 (sepuluh) tahun tahun sejak tanggal penandatanganan Berita
Acara penyerahan akhir.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan ditetapkan
selama 10 (sepuluh) tahun tahun sejak tanggal penyerahan
akhir.
I. Pedoman Gambar “As built” dan /atau pedoman pengoperasian dan
Pengoperasian perawatan/pemeliharaan harus diserahkan paling lambat 30 (tiga
Dan puluh) hari kalender setelah tanggal penandatanganan berita acara
Perawatan/ penyerahan awal.
Pemeliharaan

J. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP dan PPK
Tagihan untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 7 (tujuh) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang
tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.

K. Pencairan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.


Jaminan

L. Tindakan Tidak ada tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


Penyedia yang persetujuan PPK selain yang tercantum dalam Syarat-Syarat Umum
Mensyaratkan Kontrak.
Persetujuan
PPK atau Tidak ada tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan
Pengawas persetujuan Pengawas Pekerjaan selain yang tercantum dalam
Pekerjaan Syarat-Syarat Umum Kontrak.

M. Kepemilikan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan


Dokumen piranti lunak yang dihasilkan dari pekerjaan konstruksi ini dengan
pembatasan sebagai berikut : untuk penelitian/riset setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK.

N. Fasilitas Tidak ada fasilitas yang diberikan oleh PPK.

O. Peristiwa Tidak ada Peristiwa kompensasi yang dapat diberikan ganti rugi
Kompensasi kecuali yang tercantum dalam syarat-syarat umum kontrak.

P. Sumber Kontrak Pengadaan pekerjaan konstruksi ini dibiayai dari APBN TA.
Pembiayaan 2018.

Q. Pembayaran Uang muka diberikan sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari nilai
Uang Muka kontrak.

R. Keselamatan Personil K3 yang dipersyaratkan : Ahli K3 Konstruksi.


Dan
Kesehatan Kerja

S. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara : termyn.


Prestasi
Pekerjaan Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan
pembayaran prestasi pekerjaan :
1. Surat Permohonan Pembayaran Prestasi Pekerjaan;
2. Berita acara pemeriksaan kemajuan hasil pekerjaan;
3. Laporan harian, mingguan, dan bulanan;
4. Laporan perhitungan volume;
5. Laporan hasil pengujian-pengujian yang dipersyaratkan;
6. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

T. Pembayaran Dalam paket pekerjaan ini tidak diberlakukan Penentuan dan


Peralatan besaran pembayaran untuk item peralatan dan/atau bahan yang
Dan/atau menjadi bagian permanen dari pekerjaan utama (material on site).
Bahan

U. Serah Terima Dalam kontrak ini tidak diberlakukan serah terima pekerjaan
Sebagian sebagian atau secara parsial.
Pekerjaan

V. Penyesuaian Dalam kontrak ini tidak diberlakukan Penyesuaian Harga.


Harga
(Eskalasi/De-Eskalasi) Dalam hal diberikan maka rumusannya sebagai berikut :
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.........)
Hn =Harga satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
Komponen keuntungan dan overhead maka a =0,15
b,c,d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja,
bahan, alat kerja,dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+...dst adalah 1,00.
Bn,Cn,Do = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah
penandatanganan kontrak)
Bo,Co,Do = Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penandatanganan kontrak)
Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja, bahan
bakar, dan sebagainya ditetapkan seperti contoh sebagai
berikut:

Koefisien Komponen
Pekerjaan
a. b. c. d. a+b+c+d
Ti mbuna n O,15 ..... ..... ..... 1,00
Ga l i a n O,15 ..... ..... ..... 1,00
Ga l ian dengan alat O,15 ..... ..... ..... 1,00
Beton O,15 ..... ..... ..... 1,00
Beton bertul a ng O,15 ..... ..... ..... 1,00

b) Koefisien penyesuaian harga ditentukan oleh PPK


berdasarkan analisis detail harga yang diperoleh melalui
Engineer Estimate (EE), dan dicantumkan dalam dokumen
pengadaan.
c) Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan
BPS.
d) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan
BPS, digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh
instansi teknis.
e) Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai
berikut :
Pn = (Hn1xV1)+ (Hn2xV2)+(Hn3xV3)+......dst
Pn = Nilai kontrak setelah dilakukan penyesuaian
Harga satuan;
Hn = Harga satuan baru setiap jenis komponen
pekerjaan setelah dilakukan penyesuaian
harga menggunakan rumusan penyesuaian
Harga satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang
Dilaksanakan.
f) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK,
apabila penyedia telah mengajukan tagihan disertai
perhitungan dan data-data;
g) Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-
lambatnya setiap 6 (enam) bulan.

W. Denda 1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk setiap


hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN).

2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan yang tidak


sesuai dengan nilai TKDN penawaran dikenakan berdasarkan
perbedaan antara nilai TKDN penawaran dengan nilai TKDN
realisasi pelaksanaan dikalikan dengan harga penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar 15% (lima
belas persen).

X. Usaha Mikro Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan mengenai


Usaha Kecil subkontrak :
Dan Koperasi a. Apabila Penyedia tidak mensubkontrakkan bagian pekerjaan
Kecil yang akan disubkontrakkan sebagaimana tercantum dalam
dokumen penawaran, maka akan dikenakan denda senilai
pekerjaan yang akan disubkontrakkan tersebut atau sesuai
ketentuan peraturan yang berlaku;

b. Apabila Penyedia mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka


akan dikenakan denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku.

Y. Penyelesaian Dalam hal ini terjadi perselisihan/sengketa diantara para pihak,


Perselihan / Sengketa para pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut
melalui musyawarah untuk mufakat.

Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka para


pihak sepakat menyelesaikan perselisihan/sengketa melalui Badan
Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Indonesia (BADAPSKI) atau Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI).
Lampiran A – Syarat-syarat Khusus Kontrak
Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan

- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang [dicantumkan
apabila ada]

- Subpenyedia yang ditunjuk : [Cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah
orang bulan]

- Personil Inti yang ditugaskan : [Cantumkan nama uraian detil tanggung jawab kerja,
minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]

- Peralatan Khusus yang digunakan : [Cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan
untuk pelaksanaan pekerjaan]
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Umum

Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan gambar-gambar, yang keduanya
secara bersama menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi
seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut
Dokumen Kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan
material tersebut yaitu spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan
dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

2. Jenis Pekerjaan

a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa serta Accessories :


 Pipa Ø 3 Inch – GI, tipe Pipa Air Bersih
 Pipa Ø 2 Inch – GI, tipe Pipa Air bersih
 Pipa Ø 1 Inch – GI, tipe Pipa Air bersih
 Pipa Ø ½ inch – GI, tipe pipa Air bersih
 Pipa Ø 90 mm – HDPE, tipe pipa Air Bersih
 Pipa Ø 63 mm – HDPE, tipe pipa Air bersih
 Pipa Ø 50 mm – HDPE, tipe pipa air bersih
 Pipa Ø 32 mm – HDPE, tipe pipa air bersih

b. Pembuatan Reservoir sebanyak 4 buah, broncup (bangunan penangkap air) sebanyak 4 buah dan Kran Umum
sebanyak 12 buah beserta perlengkapannya

3. Tempat Pekerjaan
Tersebar di empat lokasi :

1. Desa Lebak, Desa Cisitu, Kec. Ciomas, Kab. Serang


2. Desa Ujung Tebu, Kec. Ciomas, kab. Serang
.

SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

a. Yang dibutuhkan adalah suatu sistem jaringan air bersih perpipaan yang dalam hal ini tidak terpisahkan dari
kebutuhan barang / material pendukungnya antara lain : pipa-pipa, fitting, gate valve dan material lainnya,
dimana akan disediakan dan diantarkan sesuai perjanjian kontrak;
b. Istilah ”Kontraktor” dianggap sama ( sinonim ) dengan ”Penyedia Barang / Jasa”;
c. Pipa-pipa, fitting dan barang/material dan accessories yang ditawarkan diutamakan produksi dalam Negeri
d. Barang-barang tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus persen) baru;
e. Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang yang ditawarkan secara lengkap seperti Jenis,
Class, Tebal, bahan, kemampuan kerja dan lain-lain;
f. Harus disebutkan merk dan atau pabrik yang membuatnya pada setiap barang/material yang ditawarkan
dan bisa terbaca dengan jelas;
g. Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari barang yang ditawarkan, brosur harus asli berhuruf latin, dapat
dibaca dan dimengerti dengan mudah (bila diperlukan kontraktor harus bisa menjelaskan);
h. Barang yang ditawarkan seperti : pipa, fitting dan gate valve harus dilengkapi dengan Surat Dukungan
Pabrik (POA) Asli ; Adapun POA dapat diterbitkan oleh Distributor Utama/Agen Utama atau Distributor
Cabang/Agen Cabang dari satu produk merk tertentu yang dikuatkan oleh suatu surat penunjukkan dengan
/ distributor dari pabrik negara asal / agen utama.

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Umum

 Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan persiapan seperti yang tercantum di bawah ini agar
pekerjaan pokok bila terselesaikan dengan baik, dimana seluruh pekerjaan persiapan tersebut sudah
termasuk di dalam penawaran.
 Kontraktor harus menyediakan los kerja dan gudang bahan dengan luas secukupnya agar bisa merakit
dan menyimpan bahan dengan aman dan terlindung.
 Kontraktor harus menyediakan keet, yang dilengkapi dengan:

a. 1 (satu) set meja tamu.

b. 2 (dua) set meja tulis ½ biro.

c. 1 (satu) buah papan tulis (white board uk, 90 x 120 cm) untuk keperluan rapat lapangan.

d. 1 (satu) buah almari arsip (filling cabinet)

e. Sarana penerangan dan sanitasi.

f. Kontraktor harus menyediakan bahan termasuk perlengkapan :

1. Buku Direksi
2. Buku Tamu
3. Buku Catatan Penerimaan Barang (bahan)
4. Buku Catatan Jumlah Tenaga setiap hari
5. Buku Catatan Keadaan Cuaca
6. Kalender tahun pelaksanaan pekerjaan dan Kotak P3K
7. Meja Kursi tulis

g. Membuat Time Schedule / Tata Kala (Curve S) yang disyahkan oleh Konsultan.
h. Menyediakan RKS dan Gambar Perencanaan, untuk pedoman pelaksanaan.
i. Mengasuransikan tenaga kerja dalam Jamsostek.
j. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran, pematokan serta pembersihan pada jalur pipa
yang akan digali untuk pemasangan pipa.
k. Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan seperti pada gambar.
l. Kontraktor harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi-lokasi pekerjaan yang
sedang dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar berhati-hati.
m. Semua buku-buku harus diparaf / tanda tangan oleh penyedia barang/jasa, setelah kegiatan selesai
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan beserta perlengkapan lainnya kecuali meja kursi dan papan tulis milik
Kontraktor.
• Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran, pematokan serta pembersihan pada jalur pipa
yang akan digali untuk pemasangan pipa.
• Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan seperti pada gambar.
• Kontraktor harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi-lokasi pekerjaan yang
sedang dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar berhati-hati.

Pasal 4
PENGADAAN PIPA HDPE DAN FITTING

1. Fitting

Fitting sambungan harus sesuai dengan standard SNI 06-0135-1987 dan bila tidak disebutkan dalam Volume
Pekerjaan (Bill of Quantity) maka system sambungan menggunakan system welding. Semua Fitting direncanakan
mempunyai tekanan kerja 10 kg/cm2/10 bar sesuai dengan tekanan pipa yang akan dipasang accessories.

Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process (pencetakan atau proses
panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.

2. Pengujian “Quality Assurance” (Jaminan Kualitas)

Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit yang disuplai sesuai
kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian
tersebut.

Pengujian Tekanan Hidrostatis


Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar SNI 06-0084-2002,

Standard ISO 4422


Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan paling sedikit 1.0

MPa (10 kg/cm2) tergantung class pipa yang diminta untuk paling sedikit 60 detik. Setiap pipa atau fitting yang bocor,
menggelembung atau pecah tidak dapat diterima.

Pengujian Lain

Pengujian lainnya seperti flattering test,toksisitas,tekanan terus-menerus dan lain-lain harus dilakukan sesuai dengan
standard yang berlaku.

2. Penandaan (Marking)

Masing-masing pipa HDPE, Fitting dan accessories harus mempunyai tanda pabrik pembuat, tahun pembuatan,
diameter nominal (ND) dan kelas pipa (AW) atau (D) dan kata “HDPE” pada badan pipa, pada setiap sisi bend
diberi tanda derajat sudutnya.
4. Penyerahan

Jika tidak ditentukan lain Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan bagi pihak pemberi dokumen-dokumen sebagai
berikut :

a. Suatu catatan aktul tentang pengujian dan inspeksi yang diminta oleh pihak pembeli yang hasilnya sesuai
dengan standard yang diterima.
b. Gambar pipa dan sambungan secara rinci (Asbuilt Drawing)
c. Hasil test kekerasan dan daya rentang
d. Hasil test hidrostatik
e. Laporan pengujian material gasket karet.
f. Pipa Galvanized Iron
g. Pipa Galvanized Iron (GIP)

a. Spesifikasi Material;
Nominal Diameter : ᴓ 20 mm, menggunakan sambungan Socket

Bahan : GI Medium ISO Standard ISO 2002


Tekanan Kerja : 50 kgf / cm2
Ukuran Nominal OD
(mm) Ketebalan Dinding
mm inch
¾ inchi (20 mm) 26.4 2.00 0.07874

b. Panjang efektif setiap pipa yang dipesankan harus 6 (enam) meter;


c. Pada ujung setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan class pipa;
d. Ketebalan sesuai standard yang dipesan.

2. Bend, Tee dan Reducer


a. Bahan : GI, carbon steel, steel (yang dapat dilas)
b. Tekanan Kerja : Lebih besar atau sama dengan 14 kg/cm2

3. Perlengkapan / Peralatan
a. Toleransi
Toleransi yang diijinkan akan ditunjukkan pada shop drawing dan harus diikuti secara teliti. Pekerjaan yang
bermutu tinggi pada akhirnya harus mengikuti cara perusahaan yang sangat modern pada jenis peralatan
yang dimasukkan dalam persyaratan perjanjian. Seharusnya pertimbangan diberikan sehubungan dengan
ketetapan yang ada untuk menjamin bekerjanya alat-alat secara layak.
b. Lapisan Pelindung
Semua peralatan harus dilengkapi dengan lapisan pelindung yang baik mutunya dari pihak yang
mempunyai nama baik, kecuali kalau sudah ditentukan.
c. Plat Nama
Plat nama peralatan pada pengepakan harus dipasang sesuai peralatan itu pada tempat yang mudah dilihat
dan diambil.
4. Pengepakan dan Pengiriman Barang / Pipa
a. Pada waktu pengiriman, ujung-ujung pipa harus dibungkus untuk menjaga agar ujung-ujung tersebut
tidak rusak;
b. Waktu menyusun pipa-pipa (HDPE dan GI) harus diberi alas/bantalan balok kayu dibawahnya;
c. Setiap pipa harus disimpan dan disususn rapih, dikelompokkan menurut jenis dan ukurannya dengan
maksimum tinggi tumpukkan 2 (dua) meter, agar memudahkan cara penghitungannya. Sedangkan untuk
accessories harus dipak di dalam peti dan diberi tanda sesuai dengan jenis dan ukurannya;
d. Penyusunan / penumpukkan barang digudang harus dilaksanakan dengan tenaga / mekanik yang
memadai;
e. Barang-barang yang ukuran kecil dikirim dengan menggunakan pelindung/bungkus/kotak yang kuat.
f. Demikian spesifikasi dibuat agar dapat diperhatikan, dan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
dari dokumen pelelangan.

II. PEKERJAAN PEMASANGAN PERPIPAAN DAN ACCESSORIES

Pasal 5
PEKERJAAN TANAH

1. Umum
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tanah yang diperlukan untuk pemasangan pipa, valve chamber,
pekerjaan crossing dan pekerjaan lainnya seperti yang disyaratkan dan tertera di dalam gambar.
b. Kontraktor harus menjaga dan berhati-hati menggunakan peralatan konstruksi berat di lokasi pekerjaan di
daerah permukiman agar tidak mengganggu linkungan sekitarnya (menimbulkan kerusakan lingkungan).

2. Galian

a. Umum

Kecuali bila ditentukan lain, maka galian sudah termasuk penyingkiran bahan (galian) apapun sifatnya yang
dijumpai, rintangan yang bersifat bagaimanapun yang akan mengganggu pelaksanaan dan penyelesaian yang
sebagaimana mestinya.

Pembuangan bahan ( galian ) tersebut mengikuti garis ketinggian tertera dalam gambar atau yang
diperintahkan. Bila tidak ditentukan lain, seluruh lapangan pekerjaan harus dikupas (dibersihkan) dari tumbuh-
tumbuhan dan puing-puing, benda tersebut harus disingkirkan sebelum galian atau pengukuran dilakukan.
Kontraktor harus menyediakan tempat dan turap yang diperlukan pada sisa-sisa galian, serta semua
pemompaan, penggalian atau tindakan lain yang telah disetujui untuk memindahkan atau mengeluarkan air,
termasuk member perhatian terhadap air hujan dan air bangunan yang masuk lokasi pekerjaan hingga
terhindar kerusakan pekerjaan dan sekitarnya.

Pekerjaan galian yang sedang berlangsung dimana tenaga kerja melakukan kegiatan, maka kontraktor harus
melindungi tenaga kerja tersebut dengan sarana dan alat apapun yang disetujui.
Lubang galian maupun lubang-lubang lain tidak diperkenankan dalam keadaan terbuka lebih dari 3 x 24 jam,
sehingga mengganggu kelancaran dan berbahaya bagi lalu lintas dan pejalan kaki. Semua lubang-lubang
harus diberi pelindung yang kuat dan diberi tanda peringatan.

b. Galian di Bawah Bangunan

Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh, galian harus dilaksanakan sampai
pada peil yang ditentukan, atau lapisan tanah keras. Bila diperintahkan daerah di bawah bangunan harus
digali lebih dalam, maka kelebihan galian atau urugan kembali karena akibatnya akan dibayar dengan harga
satuan penawar bila harga penawar tersebut telah ditentukan, kalau tidak, pembayaran akan dilakukan sesuai
dengan nilai yang disepakati.
c. Galian di Bawah Daerah Pengerasan

Apabila dalam melakukan galian di bawah pengerasan jalan, maka kontraktor harus membongkar lapisan
pengeras tersebut sampai ketebalan pengeras yang ada.

d. Galian di Dekat Pepohonan

Kecuali ada pepohonan yang harus dibuang sesuai yang tertera pada gambar, semua pohon harus dilindungi dan
tidak rusak selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak ada pohon yang ditebang tanpa ijin tertulis. Pepohonan
yang terganggu harus ditunjang selama pelaksanaan sesuai petunjuk.

e. Galian Berbatu

Galian berbatu termasuk pengangkutan dan pembuangan adalah sebagai berikut :

1. Semua batu-batuan berukuran isi 0.25 m3 atau lebih.

2. Batu-batuan harus digali 15 cm melebihi ukuran luar pipa atau sambungannya, ruang antara kemudian
diisi kembali dengan pasir.

f. Memperendah Muka Air Tanah

Bilamana pada lokasi galian dipadati muka air tanah yang tinggi, serta mengakibatkan terganggunya dalam
pelaksanaan galian serta pemasangan, maka kontraktor harus merendahkan muka air tanah tersebut dengan
cara memompa air yang ada sampai kering dimana kedalaman galian bias tercapai dan pemasangan pipa bias
terlaksana dengan baik, kontraktor harus membuang air pompa tersebut ke tempat yang aman, yang
sekitarnya tidak mengganggu pekerjaan dan lingkungan sekitarnya.

3. Urugan Pasir

a. Urugan di bawah pipa

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar rencana, sebelumnya
pipa-pipa dipasang di dalamnya. Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta harus
mempunyai permukaan yang rata. Setiapa dasar pasir setiap ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa
terjamin berkedudukan pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-sambungannya.

Setelaha pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus mulai dari dasar sampai
atas pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus ini disebarkan merata kesetiap penjuru ruangan dalam galian
sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan dalam keadaan basah.

b. Urugan di atas pipa

Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm di atas pipa, galian harus
ditimbun dengan pasir dan kerikil halus dan dipadatkan dalamkeadaan basah secara merata. Pemborong
harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini, untuk menghindarkan terjadinya kerusakan
atau pergeseran.
Cara atau metoda penimbuanan kembali harus dilakukan lapisan demi lapisan, dipadatkan disekeliling dan
diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar rencana dengan cara tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-
sisi harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama diatas pipa harus dipadatkan
hanya pada sisi-sisi pipa saja. Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh digunakan. Semua
kerusakan pada pipa-pipa dan alat-alat penyambung harus diperbaiki Pemborong dengan biaya sendiri.

Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan tangan atau metode
mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah menurunnya permukaan,
setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas permukaan tanah untuk memberi peluang
pengendapan, Direksi/Tenaga Ahli dapat memerintahkan Pemborong, untuk menambah timbunan pada
bagian atas parit, di mana terjadi kesurutan di bawah permukaan tanah yang bersangkutan.

4. Urugan Kembali

a. Umum

Urugan kembali tidak boleh langsung dejatuhkan di atas setiap struktur atau pipa. Bahan yang dipakai untuk
urugan kembali, adalah bahan tanah, bebas dari rumput akar, semak-semak, bahan organic dan tumbuhan
lainnya atau batu-batuan yang memiliki diameter lebih dari 15 cm. Bahan urugan setebal 15 cm dari s etiap
struktur atau pipa harus bebas dari batu-batuan, pecahan gumpalan tanah yang berukuran maksimum lebih
besar dari 7,5 cm. Urugan kembali tidak diletakkan di sekitar atau diatas sesuatu sstruktur sampai beton
mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang menekan. Urugan kembali di sekeliling
bangunan penahan air harus diletakkan sampai bangunan itu telah penuh dengan air ketika urugan kembali
tanpa seijin pengawas.

b. Urugan Kembali Sekeliling Bangunan, di Bawah Struktur dan di Bawah Daerah Pengerasan

Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh, urugan kembali sekeliling bangunan,
dibawah struktur dan dibawah daerah pengerasan harus ditebarkan secara horizontal tidak lebih 15 cm
tebalnya sebelum dipadatkan, dan pemadatannya dilakukan dengan cara pemadatan gerak tenaga tangan.
Urugan kembali harus dipasang rata lapis demi lapis, dibasahi dan dipadatkan secara mekanis.

c. Pemeriksaan Galian Urugan

Galian dan Urugan harus di periksa dan di setujui, sebelum memulai tahapan bangunan berikutnya. Bahan
urugan harus juga disetujui.

Pasal 6
KONSTRUKSI- KONSTRUKSI PENGAMAN

1. Umum

Konstruksi- konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang secara umum
meliputi pekerjaan pondasi/thrust block, persyaratan bahan dan pelaksanaan harus sesuai dengan gambar-
gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil. Secara umum spesifikasi bahan-bahan
konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Semen

Semua elemen yang digunakan harus semen Portland biasa dengan mutu terbaik. Bilamana diminta pada
setiap pengiriman semen ke pekerjaan pemborong harus menyerahkan sertifikat pengujian, yang
mrnyatakan semen tersebut memenuhi syarat- syarat yang bersangkutan. Semen harus di simpan dengan
cara yang mencegah kelembapan atau pencemaran oleh bahan- bahan lain.krikil atau batu pecahan harus di
dapat dari tempat yang telah di setujui dan harus keras dari lapisan- lapisan dan debu.

b. Pasir dan Kerikil/ Batu Pecah

Pasir dan kerikil atau batu pecah harus di angkut, ditangani dan di timbun sedemikian rupa, sehingga yang
berukuran nominal terpisah dari yang berukuran lain, dan tidak tercampur dengan benda- benda lain.
Krikil dan batu pecah harus didapat dari sumber yang telah di setujui dan harus keras, tahan lama, bersih
serta bebas dari lapisan yang menempel dari debu.

c. Beton

Kecuali kalau ada ketentuan lain, maka beton harus mempunyai perbandingan campuran 1:2:3.
Perbandingan 1:2:3 hanya merupakan patokan saja dan tergantung pada krikil dan pecahan batu yang
digunakan diubah- ubah.
Untuk mendapatkann mutu campuran yang baik, dapat dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan air terlalu
banyak.

Untuk pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus dibeton dan dipadatkan tidak
kurang dari 30 menit setelah di campur dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar
matahari selama tidakkurang dari 7 hari.

d. Cetakan dan Penyempurnaan

Cetakan untuk cor beton harus dibuat yang rapid an diperkuat untuk mencukupi pengecoran beton seperti
tertera pada gambar.

Semua sambungsan- sambungan harus rapat untuk menjamin tidak terdapat kebocoran beton basah pada
cetakan. Cetakan tidak boleh debongkar selama 24 jam setelah pengecoran. Permukaan beton hang
horizontal dan terlihat harus diratakan sampai halus dengan sendok baja, setelah pengerasan pertama
dilakukan.

e. Baja

Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar- gambar dan harus bersih dan bebas
dari debu.

f. Bata merah

Bata merah yang bermutu harus digunakan harus mendapat persetujuan. Bilamana diminta, pengeboran
harus menyediakan contoh- contoh.

Bata merah harus dipasang rapi dan sambungan-sambungan harus sama rata dengan permukaan.adukan
untuk bata merah terdiri atas 1 bagian semen 4 bagian pasir.
2. Blok Bantalan Penahan ( Thrust Block )

Semua peralatan penyambungan pipa seperti tee, bend dan alat- alat bantu lainnya harus tersedia lengkap
dengan blok bantalan penahan dari beton untuk mencegah pergeseran dari pada peralatan- peralatan
penyambungan.

Ukuran- ukuran balik beton untuk setiap susunan dapat dilihan dari gambar rencana.
Ujung- ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup- penutup yang di sekrup atau yang di las pada
pipa- pipa dan harus dilengkapi dengan blok- blok bantalan beton bertulang seperti tertera dalam dalam
gambar rencana.

Komposisi beton yang harus digunakan adalah 1:2:3 ( beton jenis BI sebagai minimum) atau ditentukan lain
oleh dansesuai dengan gambar- gambar rencana.beton tersebut harus ditempatkan diantara tanah dan fitting
alat bantu yang harus di angker. Beton harus dipasang sedemikian sehingga pipa dan alat bantu mudah di
jangkau untuk perbaikan, kecuali jika ditetapkan lain oleh tenaga ahli.

Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekanan untuk mengisi lebih pada galian. Bila
diperlukan beton tambahan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan pembayaran tambahan.

3. Tiang Penyangga

Apabila diperlukan tiang- tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau pipa yang dipasang
diatas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar rencana atau dan
dengan petunjuk atau tenaga ahli.

4. Ruang Katup

Ruang katup ( Surface valve box dan valve chamber ) harus dibangun dengan bahan dan jenis konstruksi
seperti pad gambar- gambar rencana. Ruang katub tidak boleh mengeluarkan/ meneruskan tekanan dari
atas terhadap katup dan harus terletak di tengah dan di lampaui bagian mur dari katup dengan tutup bak
yang sesuaidengan permukan jalan/ tanah setempat atau pada permukaan lainnya sesuai dengan
pengarahan dari tenaga ahli. Kotak luar harus ditempatkan diatas plat beton bertulang yang dituang
langsung ditempat sesuai gambar rencana. Kotak- kotak luar akan diserahkan kepada pemborong dalam
keadaan biasa.

Setelah cetakan diambil maka sisa dalam dan sisa atas dari besi tulang disikat dengan sikat kawat dan dicat
dengan terbatu bara atau cat yang sejenis, yang di setujui oleh tenaga ahli. Kkotak luar harus dipasang
sedemikian rupa, sehingga setiap tegengan yang dapat diteruskan ke katup.
Hindra-hindra harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran pembuangan dari katup api
menjuruske jalan hidran disetel pada sebuah tegel/plat semen yang dipancangkan dengan cara dituangkan +
20 liter beton (beton tipis) diatas tegel beton itu.

5. Kontruksi Pengamanan Khusus

Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan kontruksi penguat khusus yang belumtercantung
dalam spesifikasi ini, maka pemborong harus meminta petunjuk/ tenaga ahli atau akan diatur tersendiri
dalam spesifikasi teknis khusus.

Sebelum pemasangan terhadapmasesoris pipa/ peralatan lainnya ( katup, Fire hydrant, dll)
Kontraktor harus mendapat persetujuan dari tenaga ahli mengenai penempatan posisinya terhadap
keselamatan lalulintas pejalan kaki maupun kendaraan.

Pasal 7
PEKERJAAN PEMIPAAN

1. Umum

a. Uraian pekerjaan

Perkerjaan yang dimaksud disini adalah pemasangan jaringan pipa bermacam- macam ukuran dan
bahannya termasuk pemasangan katup ( valves ), benda khusus ( specials ), benda sambungan ( fittings)
meteran air dan benda- benda lainnya, dipasang atau dibangun sesuai dengan gambar dan persyaratan
disini. Peralatan bangunan untuk galian tanah, penggurugan kembali, pengujian serta bahan- bahan untuk
pembangunan bak katub blok bantalan, bak meteran air yang tidak disediakan oleh pemberi tugas
menyelesaikan pekerjaan pemasangan seperti tertera pada gambar dan persyaratan ini harus diselesaikan
oleh kontraktor.

b. Kontraktor menyediakan bahan/ peralatan

Kontraktor bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan peralatan serta bahan tambahan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan pemasangan sesuai persyaratan ini dan tertera dalam gambar ini. Akhirnya ia
harus mempertimbangkan gqambar dan daftar peralatan/ bahan , pemberitugas penetapan bahan- bahan
tersebut untuk diadakan, dibangun dan di pasang membentuk susunan yang lengkap. Kontraktor
bertanggung jawab atas pengangkutan dan penanganan bahan/ peralatan dari tempat penampungan.

Dalam Jaringan kerja Proyek memasang pipa HDPE maka pengadaan pipa HDPE disertai dengan sertifikat
Jaminan barang dari produsen atau distributor yang menyatakan bahwa barang tersebut telah sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis .

Pengangkutan pipa HDPE harus dalam keadaan baik dan diterima oleh direksi atau pengawas proyek.

2. Pemasangan Pipa HDPE

a. Umum

Bila tidak ditentukan lain kontraktor harus memasang semua pipa, benda khusus, sambungan, penutup,
katub, penyangga baut, mur, paking, bahan penyambungan dan perlengkapan lainnya sesuai dengan
gambar dan persyaratan ini guna menghasilkan pemasangan yang mudah dilakukan serta menyeluruh. Pada
waktu pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka semua lubang pipa dan ujung pipa harus ditutup rapat-
rapat guna menghindari dimasuki oleh binatang atau benda- benda asing. Bila terjadi kerusakan pada pipa
benda sambungan valve atau perlengkapan lainnya selama penanganan, cepat- cepat kerusakan tersebut
ditunjukkan kepada Direksi. Direksi akan menerangkan cara perbaikannya atau menolak sama sekali bahan
yang rusak tersebut.

Pemasangan atau penyambungan pipa HDPE dilakukan dengan pengelasan dengan proses fusion, adapun
aksesories dan peralatan yang dibutuhkan selama proses pemasangan adalah :

1. Gate valve
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran (on-off) dan untuk mengatur besar kecil laju aliran.
Pemasangan karet packing (rubber gasket) pada pertemuan sambungan harus rata jangan sampai
terlipat atau sobek.

Pemasangan gate valve harus kencang supaya tidak terjadi kebocoran.

2. Flange steel
Flange steel adalah accessories yang dipasang pada pipa besi dengan penguat las yang bertujuan
untuk pertemuan dengan accessories seperti gate valve dan accessories yang menggunakan flange to
flange.

3. Bend Steel
Adalah accessories yang dipasang pada bagian yang membelok atau tikungan.
Pemasangannya harus memperhatikan kekencangan flange dengan meletakan karet packing (rubber
gasket) diantara flange kemudian baut dikencangkan agar tidak terjadi kebocoran.

4. Air valve
Adalah accessories yang berfungsi mengeluarkan udara yang ada didalam pipa saat pipa terisi air.
Pemasangan air valve harus berdasarkan gambar kerja., pemasangan karet pada air valve jangan
sampai robek, pemasangan baut harus kencang agar tidak menyebabkan air keluar pada air valve.

5. Patok Hektometer
Terbuat dari beton yang dimensinya ditentukan oleh direksi atau gambar kerja, dicat dan diberi tanda
jumlah patok dan panjang perkilometer yang ditanam sepanjang jalur pipa.

6. Thrust Block
Adalah tiang penyangga yang terbuat dati cor beton yang berfungsi sebagai pengikat pipa yang tidak
tertanam didalam tanah,pengecoran thrust blok dibuat dengan perbandingan semen, pasir dan kerikil
yang telah ditentukan dalam kontrak.

b. Pemasangan pipa diatas muka tanah ( dengan penyangga )

Bila detail penyangga pipa tergambar, maka penyangga itu harus dilaksanakan dan terpaksa seperti yang
ditunjukkan sedemikian rupa sehingga penyangga pipa yang Nampak ( tidak didalam tanah ) harus lengkap
dan betul, sekalipun perlengkapan penyangga ada atau tidak tergambar secara khusus. Harus dipasang pula
dimana ditentukan balok bantalan dan penyambungan yang memakai pengekang. Bahan penyangga
tersebut dari beton bertulang yang bagian atasnya disisipkan baut untuk klaim pipa, ukuran dari penyangga
sesuai dengan gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.

c. Pemasangan Pipa Dalam Tanah

Lubang galian harus dalam keadaan kering bila pipa akan dipasang. Pipa harus dipasang sesuai kedalaman
yang tertera dalam gambar dan disambung-sambung membentuk alur garis yang rata. Begitu pipa akan
dipasang pada kedudukannya untuk sambungan, bantalan pipa harus diperiksa kembali kekuatannya dan
peralatannya. Dasar galian termasuk penurapan mempunyai lebar minimal sama dengan diameter luar pipa
ditambah 30 cm dan maksimum sama dengan dengan diameter luar pipa ditambah 60 cm, kecuali ditentukan
lain dengan yang tertera digambar atau diperintahkan Direksi.

Panjang galian pada setiap tempat maksimum 200 meter atau sepanjang yang diperlukan untuk
menyambung sejumlah pipa yang bisa dilaksanakan dalam sehari,. Pada akhir setiap hari kerja semua pipa
yang baru terpasang harus diurug kembali minimal 0,15 meter dari bagian atas pipa kecuali pada
sambungan, sisa urugan harus diurug lagi pada hari berikutnya, kecuali bagian sambungan atau setelah
selesai pengujian tekanan.Pelatan, perkakas dan kemudahan yang memadai, yang memuaskan direksi
harus diadakan dan digunakan oleh kontraktor agar aman dan tepat melaksanakan pekerjaan.

Semua pipa, benda sambungan dan valve diturunkan ke lubang galian harus hati-hati, satu-persatu dengan
cara diderek, dengan tali atau dengan perkakas/alat yang memadai sedemikian rupa sehingga dapat
menghindari kerusakan bahan pipa dan accesoris lainnya. Dalam keadaan apapun tidak boleh pipa
dijatuhkan atau ditumpuk di dlam lubang galian.

Pertimbangan SNI 06-4829-2005


Rekomendasi umum dari SNI 06-4829-2005 desain untuk pipa flexible bawah tanah harus diperhatikan
dalam mendesain parit dan tanggul.

Demikian juga dengan spesifikasi desain untuk perlindungan penyangga samping dan urugan harus sesuai
dengan SNI 06-4829-2005.

Dinding parit dengan kondisi tanah kurang baik harus digali tahap demi tahap untuk menghindari runtuhnya
material dinding parit (lubang galian)

Secara umum lebar galian minimum harus sesuai dengan syarat konstruksi sehingga proses dapat terus
berlangsung.

Lebar galian untuk keperluan pemasangan Pipa PE dapat berkurang dibandingkan keperluan pemasangan
pipa tipe lain, karena pengelasan “butt” atau electrofusion dilakukan diatas tanah kemudian pipa yang sudah
tersambung diletakan kedalam galian. Demikian juga untuk pipa diameter kecil dalam bentuk coil bias
disambung diatas tanah dan kemudian diletakan kedalam galian. Lebar galian minimum harus mencakup
untuk pemadatan beban penyangga samping.

Rekomendasi lebar Galian


Pipe diameter (mm) Minimum trench (mm)
16 to 63 150
75 to 110 250
125 to 315 500
355 to 500 700
630 to 710 910
800 to 1000 1200
d. Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan cabang (tee) atau katup., harus dilakukan
dengan cara yang rapi dan mahir tanpa merusak pipa dan kelurusannya, serta ujungnya rata terhadap
sambungan pipa.

e. Keadaan Pemasangan Pipa Yang Tidak Mengizinkan

Lubang parit pipa diperiksa oleh Direks, baru dimulai pemasangan pipa setelah ada izin dari Direksi dan tidak
boleh ada pipa dipasang bila menurut pendapat Direksi keadaan parit tidak mengizinkan.

3. Penyambungan Pipa

a. Butt fusion joint

Dilihat dari namanya arti butt fusion adalah pertemuan ujung pantat/sisi/ujung kedua belah pipa. Jadi butt
fusion adalah penyambungan pipa HDPE yang mempertemukan kedua ujung pipa dengan menggunakan
pemanasan dan bertekanan.

Standard pengelasan HDPE mengacu pada DVS 2207.

Bagian dari butt fusion machine terdiri dari:

• Base machine
• Panel Control
• Heater Plate
• Planner
• Box heater plate dan Planer
b. Electrofusion joint
Penyambungan dengan electrofusion dikenal sangat cepat dan effisien. Karena kita bisa melanjutkan
joint dittitik lainnya tanpa harus menunggu cooling time (waktu pendinginan). Lain halnya dengan butt
fusion dimana mesin tidak bisa berpindah sebelum cooling time dilalui.

c. Socket fusion joint


Socket fusion pada prinsipnya sama dengan yang lainnya, yaitu adanya panas dandijual aja tekanan
serta waktu. Prosesnya seperti gambar diatas. Mesin socket fusion banyak dijual karena pemakaian
socket fusion merupakan yang pertama kali diterapkan untuk menyambung pipa plastik. Meskipun
demikian karena sifatnya manual maka seringkali terjadi kesalahan yaitu tenaga yang dipergunakan
untuk menekan tidak pas. Jika tenaga berlebihan maka yang akan terjadi penyumbatan. sebaliknya jika
kurang tenaga maka sambungan tidak merekat dengan baik.

d. Mechanical joint
Mechanical joint adalah sambungan pipa HDPE atau PE 100 yang tidak menggunakan panas atau tidak
menggunakan mesin penyambung. Sambungan mechanical ini dengan menggunakan tenaga mechanis.
Yang dapat dikatagorikan sebagai mechanical fitting adalah sambungan yang mempergunakan flange
(flange to flange joint) serta sambungan dengan mempergunakan compression fitting.

4. Pemasangan Katup dan Benda Sambungan

a. Persyaratan Umum

Katup, sambungan, sumbatan dan tutup dipasang dan dijadikan satu dengan pipa dengan cara yang
disyaratkan diatas, membersihkan, memasang dan menyambung pipa. Kontraktor harus mengadakan
semua komponen yang diperlukan dalam pembuatan ruang katup dan jalan masuk untuk memeriksa katup.
Guna menutupi katup, dibuatkab katup dari besi cor, seperti tertera dalam gambar.

b. Letakan Katup Dijalan harus disetujui Direksi


c. Permukaan Bak Katup dan Ruang Katup

Permukaan bak katup tidak akan merasakan sentakan atau tegangan ke katup dan mur putar katup harus di
tengah-tengah dan tegak lurus vertikal. Tutup bak katup harus sama rata dengan permukaan pengerasan
yang telah jadi atau dengan ketinggian lain menurut petunjuk Direksi.

d. Ruang Katup Harus dibuat seperti yang tertera dalam gambar


Mur katup harus dapat mudah dicapai waktu digunakan (operasi) melalui lubang masuk (manhole), yang
harus terpasang rat atau dengan ketinggian lain yang ditentukan Direksi.

e. Saluran Pipa Induk

Jaringan saluran pipa air bersih tidak boleh bergabung dengan saluran air kotor., tersembul di aliran sungai
atau terpasang dengan cara lain sehingga kemungkinan tersedot masuk ke dalam jaringan distribusi air
bersih.

f. Thrust Block Beton

Thrust Block Beton diadakan dibelakang benda bengkok dan cabang, dibawah katup yang letaknya sesuai
dengan gambar. Campuran beton dengan satu bagian semen, tiga bagian pasir dan lima bagian kerikil
dengan kekuatan tekan hari 28 tidak kurang dari 140 kg/cm. Thrust block beton berukuran sekecil-kecilnya
seperti yang ditunjukkan pada dalam gambar.

g. Peletakan Thrust block beton diantara tanah

Thrust block beton diletakkan diantara tanah yang kokoh kemudian sambungan dipaangkan.
Beton cor sedemikian rupa sehingga pipa dan sambungan mudah dicapai untuk perbaiakn, kecuali diperinth
oleh Direksi. Urungan kembali tidak diperkenankan mengisi kelebihan galian di belakang jangkar bantalan.
Bila ada tambahan beton,yang diperlukan karena kelebihan galian tersebut,tidak ada perhitungan tambahan
pembayaran.

h. Sambungan Penahan Tegangan

Clamp sadle, tali ikatan atau jepitan dari logam yang mempunyai kekuatan yang cukup guan menghindari
tegangan, harus disediakan kontraktor, dan harus dipasang sesuai dengan gambar atau perintah Direksi.
Setalah pemasangan semua bagian-bagian itu dilapisi cat dasar atau lapisan pelindung.

5. Urugan Kembali

Urugan kembali tidak boleh dijatuhkan diatas bangunan atau pipa. Bahan yang dipakai untuk urugan
kembali, adalah bahan pilihan, bebas dari rumput, semak-semak dan tumbuhan lain-lainnya, atau batu-
batuan yang mempunyai ukuran lebih dari 15 cm, bahan yang diurugkan setebal 15 cm dari bangunan atau
ppa harus bebas dari batu-batuan, pecahan, gumpalan tanah yang berukuran maksimum lebih besar dari 8
cm.

a. Urugan Kembali Lubang Parit Pipa

(1) Lubang parit pipa harus diurug kembali dengan bahan pilihan atau yang didatangkan. Ataupun dengan
bahan bahan yang digali di daerah pipa, seperti yang tertera dalam gambar. Bila tanah yang di gali tersebut
tidak cukup baik menurut pendapat Direksi Bahn beli (borrow) yang disetujui Direksi yang harus dipakai.
Bahn belian yang diperintahkan Direksi akan dibayar terpisah dengan harga satuan penawaran bila
ditentukan. Bila tidak, perhitungan biaya sesuai denga harga pertimbangan bersama. Bahan tersebut harus
dipadatkan sembilan puluh persen (90%) dari kepadatan maksimum bila parit itu akan terletak di bawah
bangunan dan depan delapanpuluh lima porsen (85%) dari kepadatan maksimum di tempat lain. Pemadatan
dihasilkan dengan cara dipadatkan, atau menggunakan air yang berlebihan dan dimana diperlukan
penggetar beton antara pipadan sisi parit.

(2) Tidak boleh kurang dari empat (4) jam sesudah bagian pertama urugan kembali diletakkan seperti yang
disyratkan diatas, mengurug sisa lubang parit, kecuali pada sambungan-sambungan atau mengikuti tata cara
pengujian. Sisa lubang parit diisidengan bahan urugan pilihan dari hasil galian serta diletakkan berlapis-lapis
secara horizontal. Setiap lapisan harus dibasahi, dipadatkan, digenangi air, digiling atau pemadatan secara
lain, sampai sembilan puluh porsen (90%) dari kepadatan maksimum bila parit galian akan dibawah bagunan
dan delapan puluh lima porsen (85%) dari kepadatan maksimum ditempat lain. Apabila bahan urugan
kembali berpasir atau berbutir-butir alamiah dan lubang parit tidak akan di bawah bangunan, serta
pembuatan tidak berlapis-lapis, maka secara menggenangi atau mengguyur. Melakukan dengan cara
terakhir ini harus disetujui oleh instansi yang berwenang akan jalan raya atau jalan umum. Bila cara
menggenangidan mengguyur air diperbolehkan, sisa urugan kembali dipasang berlapis-lapis tidak lebih dari
30 cm. Setiap lapisan digenangi, diguyur dan ditusuk-tusuk hingga betul-betul bahan itu jatuh secara
menyeluruh sebelum dipasang lapisan berikutnya. Sebelum penggenangan dan pengguyuran tersebut, pipa
harus terisi air agar tidak terapung naik.

b. Uji Kepadatan

Apabila urugan kembali disyaratkan untuk dipadatakan sampai kepadatan yang telah ditentukan, pengujian
sesuai dilakukan oleh pemberi tugas beserta tanggungan biaya, menggunakan peraturan pengujian yang
ditentukan dalam ” cara pengujian hubungan antara basah dan kepadatan tanah dengan menggunakan
martil 10-lb dan dijatuhkan setinggi 16 inch ( ASTM – D – 1557) dengan menggunakan 3 lapisan berganti-
ganti. Pengujian kepadatan dilapangan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan dalam ” cara
pengujian kepadatan tanah ditempat dengan cara konus pasir (ASTM – D – 1556).

Pasal 8
PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS PERPIPAAN

1. Tujuan

Pengujian tekanan hidrostatis dilakukan dengan tujuan untuk menyakinkan/menjamin bahwa sambungan
pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor dan blok-blok penahan (permanen)
sanggup menahan tekanan sesuai rencana.

2. Ketentuan Pengujian Pipa

a. Panjang Bagian pengujian

Panjang bagian pipa yang akan diuji tidak boleh lebih dari 500 m. Tekanan pada titik tertinggi tidak boleh
kurang dari 0,8 kali tekanan pada titik terendah.

b. Persiapan untuk Pengujian


Blok Bantalan Penahan

Pengujian pipa bisa dimulai jika bok-blok bantalan penahan (permanen) telah dipasang ( sesuai dengan
spesifikasi yang tercantum dalam gambar standar dan mutu beton telah memenuhi syarat yang ditetapkan (
sudah berumur lebih dari 7 hari 7 hari ). Blok penahan sementara untuk penutup ujung-ujung pipa yang diuji
harus sesuai dengan gambar standar.

Pengurugan Galian Sebelum Pengujian


Perpipaan yang akan diuji harus sudah ditimbun seluruhnya.

Pengisian Air

Bagian pipa yang akan diuji harus diisi dengan air, dengan kecepatan pengisianmaksimum 200 meter / jam
dan dijamin bahwa udara dalam pipa keluar.

Air diisi dititik terendah dari bagian pipa yang akan diuji.

Penti udara harus dalam keadaan terbuka penuh selam pengisian air sampai udara betul-betul habis. Air
yang digunakan untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus berasal dari sumber yang telah disetujui
dan memenuhi syarat kualitas air bersih. Biaya Pengadaan air adalah tanggung jawab pemborong.

c. Perlengkapan Untuk Pengujian

Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk pengujian. Perlengkapan harus
berada dalam kondisi yang baik. Pompa yang digunakan harus dapat menghasilkan tekanan yang
diinginkan. Tangki penampung air harus mempunyai ukuran/bentuk yang dapat mengukur volume
penambahan air yang disyaratkan dalam pengujian. Tangki harus mempunyai ketelitian pengukuran volume
air sebesar ± 0,5 liter. Alat pengukuran tekanan yang dikalibrasi, harusdipasang pada titik terendah dari
bagian pipa yang diuji dengan ketelitian pembacaan 0,5 bar.

d. Urutan Pengujian
1) Pengujian Awal

Setelah diisi air, bagian pipa yang dilapisi semen harus didiamkan paling sedikit 24 jam, dengan tekanan
statis sebesar tekanan kerjanya. Selam 6 jam terakhir dari periode awal tadi, tekanan harus dinaikkan sesuai
tekanan pengujian. Jika terjadi penurunan volume air atau tidak pengujian awal hannya didasarkan pada
pengukuran penambahan volume.

Sedangkan untuk pipa yang lain didasarkan pada pengukuran penambahan volume air sesuai dengan
toleransi penurunan tekanan yang diinginkan. Pemborong harus menemukan dan membongkar kebocoran
yang diakibatkan volume air sesuai dengan toleransi penurunan tekanan yang diinginkan. Pemborong harus
menemukan dan membongkar kebocoran yang diakibatkan volume air sesuai dengan toleransi penurunan
tekanan yang diinginkan. Pemborong harus menemukan dan membongkar kebocoran yang diakibatkan
pelaksanaan pengujian awal. Jika ada pergeseran perpindahan dan kebocoran pipa harus dilakukan
pengujian ulang.

2) Pengujian Tekanan
Besarnya tekanan pengujian, lama pengujian dan toleransi penurunan tekanan ditentukan sesuai Tabel 1
yang tercantum pada gambar standar.

Hasil pengujian pipa tidak akan diterima, jika penurunan volume dari setiap bagian pipa yang diuji lebih besar
dari toleransi yang ditentukan ( dihitung dengan satuan liter per 100 m panajang pipa ) sesuai dengan
ketentuan yang dijelaskan pada Bab sebelumnya. Formulir standar ( ”Berita Acara Pengujian Pipa” ) harus
digunakan untuk mencatat hasil pengujian.

e. Peringatan

Tidak diijinkan bekerja di dalam area / bagian pengujian, selama berlangsungnya pengujian pipa.

f. Dasar Perhitungan Penambahan Volume

Pipa Baja dan HDPE


Perhitungan penambahan volume air untuk jenis pipa baja dan HDPE didasarkan pada :

q = 0,54 * 10 -4 *L * d * ( 1 – e(-h/4) ) * P

Dimana :

q = Volume air ( liter )


L = Panjang bagian Pengujian ( m )
d = Internal Diameter ( mm )
h = Lama Pengujian ( jam )
P = Tekanan Uji ( bar )
0,54 * 10 -4 = Asumsi Konstanta, yang diambil berdasarkan ;
- Daya Resap Air dari Materi Pipa
- Panjang Pipa Rata-rata
- Metode Penyambungan
- Metode Pengurugan

g. Penyelesaian Pengujian

Setelah ” Berita Acara Pangujian Pipa ” dtandatangani bahwa diterima dengan berhasil, kontraktor masih
harus bertanggung jawab untuk setiap tahapan pemasangan pipa hingga seluruh sistem perpipaan selesai.
Untuk itu perlu pengujian terakhir sebagai penyelesaian pekerjaan kontraktor agar dapat dioperasikan
perpipaan secara berurutan meliputi :

Uji Aliran Statis : Secara bertahap tanpa ada penurunan dan


tanda adanya kebocoran selam 1 jam.

Uji Aliran Dinamis : Secara keseluruhan perpipaan tanpa adanya tanda-tanda kebocoran selama 24 jam.

Pengaturan peralatan operasi pada katup-katup dan instalasi sambungan pelayanan.


Masing-masing pengujian diatas diterima bila behasil dengan baik dengan ditanda tanganinya ”Berita Acara
Pengujian Pengoperasian Jaringan Perpipaan

h. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembayaran


Jumlah yang akan dibayar, akan diperhitungkan berdasarkan item-item pekerjaan yang terdapat di dalam
Daftar Kuantitas Harga. Pada prinsipnya perhitungan pengukuran volume pekerjaan tidak terlepas dari
kuantitas pekerjaan maupun kuantitas pekerjaan tersebut, dengan mengacu kepada Syarat Kontrak. Satuan
yang akan dipakai sebagai dasar pengukuran pekerjaan adalah :
1. M1 = Meter lari, adalah jumlah panjang pekerjaan yang telah diselesaikan
2. M3 = Meter kubik, adalah adalah jumlah volume pekerjaan yang telah diselesaikan
3. Unit = Unit, adalah jumlah satuan pekerjaan yang terpasang/telah selesai sesuai dengan RAB
4. LS = Lump Sum, jumlah satuan pekerjaan yang dipresentasikan sesuai dengan tingkat/tahapan pekerjaan
yang telah diselesaikan, sesuai denganitem yang terdapat di dalam daftar kuantitas dan harga.

Semua pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang sudah dibayar, akan diukur menurut
ketentuan di atas. Dengan melihat lepada semua ketentuan pembayaran dan aturan pelaksanaan teknis
maupun administrasi seperti yang diisyaratkan di dalam dokumen kontrak, makan pelaksanaan pengukuran
hasil kerja tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk serta persetujuan/tenaga ahli.

Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa memperhitungkan cara dimana material
galian akan dibuang dan hanya akan dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang
ada di dalam daftar cuantiítas harga. Harga tersebut harus telah mencakup semua yang perlu dan hal-hal
lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Pasal 9
MEMBONGKAR DAN MEMASANG KEMBALI PENGERASAN JALAN

1. Permukaan
Pelaksanaan jalan dirusak karena ada sangkut-pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan
dalam kontrak harus dipasang kembali dengan macam yang sama dan lebih baik oleh kontraktor sesuai
dengan persyaratan, peraturan dan pengaturan terakhir dibawah pengawasan instansi yang berhak. Apabila
jalar pengerasan kurang dari satu meter sisanya antara lubang parit dengan selokan maka harus dibongkar
(semua) dan akan diganti dengan pengerasan pengganti yang baru. Pembongkaran permukaan pengerasan
tidak boleh kontraktor menggunakan peralatan yang akan merusak pengerasan sampingnya. Pengerasan
dari beton harus dipotong dengan peralatan gergaji beton sedangkan pondasi yang dari beton sama dibawah
permukaan aspal beton (Asphalt Beton Mix) tidak perlu dipotong dengan gergaji. Permukaan aspal beton
harus dibongkar dan dibersihkan menurut garis lurus.

2. Jalan Setapak, batu Tepi, Selokan


Jalan setapak, batu tepi dan selokan yang dibuat dari beton diperlukan dibongkar untuk melaksanakan
pekerjaan menurut kontrak harus dibongkar sedekat mungkin dengan tanda batas dan harus dipasang
kembali dengan macam yang sama atau lebih baik oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan, peraturan
dan pengaturan yang terakhir, dibawah pengawasan instansi yang berhak.

3. Lapisan Permukaan Kembali Sementara


Begitu selesai pengukuran kembali sebagian jalur pipa didaerah pengerasan jalan, lapisan permkaan
kembali darurat dengan batu yang bergradasi minimal setebal 40 cm harus ditebarkan diatas parit yang telah
diurug kembali dan dipelihara oleh kontraktor dengan biaya sendiri. Setelah selesai sebagian proyek
menyeluruh, namun jalur pipa belum diuji, permukaan sementara tersebut harus diganti dengan permukaan
permanen.
III. PEKERJAAN BANGUNAN SIPIL

Pasal 10
PEKERJAAN BETON

1. Umum

Beton harus merupakan campuran dari semen, agragat halus, agregat kasar dan air, dengan perbandingan
sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimum
sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi.

Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-
sifat lai sebagaimana disyaratakan.

Perbandingan antara agregat halus dengan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi jumlah
agragat halus harus selalu minimum dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan
menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang/rongga-rongga diantara agragat kasar dan
terdapat sedikit sisa untuk finishing.

Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam adukan harus
minimum sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsisitensi yang sesuai dengan kondisi
dan cara pengecoran beton.

Semua bahan pengujian dan lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini menikuti British Standart yang
telah diterapkan dengantujuan menetapkan suatu standart yang dapat diterima.
Standard lokal atau standar lainnya dapat juga diterapkan asal sudah disetujui oleh Direksi sebagai setara.

2. Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan ”Peraturan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (NI-3)”, British Standard yang relevan atau yang setara.
Kontraktor harus menyediakan contoh dari semua bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan beton untuk
memperoleh persetujuan dari direksi dan tidak boleh memesan bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar
sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian tiap bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan, pengiriman-pengiriman
bahan selanjutnya akan dicek kesesuaiannya dengan contoh tersebut, tidak boleh melakukan penyimpangan
yang berarti terhadap contoh yang sudan disetujui, tanpa persetujuan dari direksi Semua bahan yang ditolak
oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya.

3. Semen
Semen harus berupa Semen Portland ( PC ) biasa yang sesuai dengan Pedoman Pekerjaan Beton
sebagaimana dinyatakan dalam PPB/SKSNI T15-1991-03 atau British Standard No. 12: 1958 untuk kelas I –
Z475. Semua semen harus berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi. Bilamana dikehendaki,
harus memberikan pada direksi, satu copy sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen
yang dikirim sudah diuji dan dianalisa serta dalam segala hal sesuai dengan standar.

Semua semen harus diangkut dan disimpan dalamtempat yang tidak tembus air serta dilindungi dari
kelembaban sampai saat pemakaian.
Direksi berhak untuk menolak semen yang terbukti tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikat dari
pabrikan.

Kontraktor harus menyediakan dan memberikan gudang-gudang di tempat yang sesuai untuk penyimpanan
dan menangani semen.

Gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas
cukup serta berlantai minimum harus 30 cm diatas tanah atau diatas air yang mungkin tergenang di lantai.

Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup
lain yang tidak tembus air.

Semen harus segera mungkin digunakan setelah dikirim tiap semen yang menurut pendapat direksi sudah
rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan
disingkirkan dari lapangan atas biaya. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang
terpisah. Semen-semen harus disimpan menurut pangiriman sedemikian sehingga yang dikirim lebih dahulu
dapat dipakai.

4. Agregat

Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBB/SKSNI T15-1991-03, Bagian 2 atau B.S. No. 852 :
1965.

Agregat kasar adalah agregat yang bertahap pada saringan 5 mm dan agregat halus adalah agregat yang
lolos saringan 5 mm.

Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 38 mm-5 mm. Sebelum
pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk
disetujui. Dari tiap jumlah tersebut harus mengambil dua contoh yang representatif dan mengadakan analisa
gradasi serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh direksi. Semuanya harus sesuai dengan British
Standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agragat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk
tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu dan gradasi dapat
dipertahankan pada seluruh pekerjaan.

5. Air

Air sebagai bahan campuran beton harus bersih, bebas dari unsur-unsur atau kotoran yang dapat
mempengaruhi daya pengikatan semen.

Direksi dapat meminta agar dilakukan pengujian kimia setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada
Kontraktor.

6. Penolakan Beton

Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar yang ditetapkan, maka
direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan akhirnya tidak
baik. Dalam hal ini kontraktor harus menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut
instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian direksi sudah memuaskan.

7. Pengukuran Beton

Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang boleh diukur
menurut volume. Agregat halus dan kasar diukur secara terpisah dengan alat perimbangan yang disetujui ,
yang memenuhi ketepatan + 1 %. Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi. Peralatan
yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang ditambahkan serta metoda penentuan
kadar air harus sudah disetujui oleh direksi sebelum beton di cor.

8. Pengadukan Beton

Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Pengadukan harus
memakai mixer yang digerakkan dengan daya yang tidak kontinyu serta mempunyai kapasitas minimum 1
m3.

Jenisnya harus disetujui oleh direksi dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh
pabrikan.

Pengaturan, pengangkutan, pengukuran dan pengadukan bahan beton harus mendapat persetujuan dari
direksi bila mungkin, harus diatur sedemikian sehingga seluruh operasi dapat dilihat dari suatu titik dan
diawasi serta dicek oleh seorang pengawas.

Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudan disetujui oleh direksi untuk mutu beton
kelas III.

Pengadukan harus sedemikian sehingga bahan beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap partikel
terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa adanya air yang berlebihan.

9. Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa dan menyetujui
bekisting, penulangan, anker-anker, plastik konus dan lain-lain dimana beton akan dicorkan.
Pengadukan beton (mixer) harus dikeluarkan dalamsatu operasi menerus dan beton harus diangkut tanpa
terjadi seagregasi komponen-komponennya.

Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerogak dorong. Metoda
pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari Direksi dan harus tepat
mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut
dan mencor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah selesai bekerja dan bilamana pengecoran
dihentikan selama lebih dari 30 menit. Semua beton yang diaduk dilapangan harus ditempatkan pada posisi
akhirnya dan dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dalam mixer.

Pada umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1.50 m, tetapi jika bagian
pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi, maka harus dijaga agar aliran beton
tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari direksi. Beton harus ditempatkan
selapis demi selapis dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 60 cm dan dipadatkan sebagaimana diuraikan di
bawah tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya. Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan
harus dilaksanakan dalam satu operasi menerus atau hingga mencapai sinar yang ditentuka. Beton dan
penualangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun sampai sekurangnya empat puluh
delapanjam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari direksi.

Semua beton garus dicorkan pada siang hari, pengecoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika tidak
dapat diselesaikan dalam siang hari, kecuali jika tertulis dari direksi untuk pengerjaan melam hari. Ijin
demikian tidak akan diberikan jika tidak menyediakan sistem penerangan yang memeadai yang disetujui oleh
Direksi. Harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi pengecoran beton pada tiap
bagian pekerjaan. Catatan ini harus tersedia untuk diperiksa oleh direksi setiap saat.

10. Pemadatan Beton

Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan oleh tenaga ahli,
berpengalaman dan terlatih. Hasil pekerjaan beton harus berupa masa yang seragam, bebas dari rongga,
segregasi dan sarang lebah (honey comg), memperlihatkan permukaan yang rata ketika bekisting dibuka
dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan kubu uji.
Vibrator harus bertipe ”rotary out of balance” ( berputar diluar kesinambungan ) dengan frekwensi tidak kuran
dari 8.000 putaran per menit dan mampu menghasilkan percepatan sebesar 69 pada beton yang
disentuhnya.

Harus diperhatikanagar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi agregat akibat vibrasi
yang berlebihan. Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus
pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai dalam satu pengecoran harus sesuai
dengan laju pengecoran.
Juga harus menyediakan sekurang-kurangnya satu vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.

11. Lantai Kerja

Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah, kecuali jika ditetapkan lain maka
harus dibuat lantai kerja setebal 10 cm minimum, kelas III, diatas tanah/urugan sebelum tulangan beton yan
ditempatkan.

12. Spesi Semen (Cement Mortar )

Spesi harus terdiri dri satu bagian semen berbanding sejumlah bagian agregat halus yang sudah ditetapkan
dan ditambah dari air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang konsistensi plastisnya
disetujui oleh direksi. Spesi harus diaduk pada suatu landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut
keperluah dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit
tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk
dipakai.

13. Perlindungan dan Pengeringan Beton

Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga agar tetap
lembab dengan cara dibasahi selama tujuh hari sekurang-kurangnya setelah pengecoran. Perlindungan
diberikan dengan cara menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm, atau dengan
kantong-kantong goni basah.
Permukaan-permukaan yang baru saja dicor harus dilindungi dari hujan maupun dari pengaruh-pangaruh
lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan. Harus menjaga agar pekerjaan
beton yang baru selesai tidak diberi beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan.

Setiap kerusakan yang timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus
diperbaiki oleh biaya sendiri hingga memuaskan direksi.

14. Pekerjaan Permukaan Beton Dengan Sendok Semen (Trowelling)

Bilamana dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan yang
dihasilkan harus datar dengan hasil akhir yang rata tetapi bertekstur kasar sebelum pengerasan pertama
mulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok dimana perlu untuk menutup retakan-retakan
dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton baru yang terbuka.

15. Siar-Siar Konstruksi

Semua siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut harus
berakhir pada bekisting yang kokoh yang ditunjang dengan baik, dibor guna melewati penulangan.

Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat
siar konstruksi. Jika diperlukan siar konstruksi ditempat yang lain dari pada yangtelah disetujui, karena terjadi
kerusakan alat atau alasan lain yang tak terduga, harus disediakan penopang tegak lurus pada garis
tegangan-tegangan utama, tetapi jika lokasinya dekat tumpuan suatu pelat atau balok, atau ditempat lain
yang dianggap tidak menguntungkan Direksi, maka beton yang sudah dicor harus dipecah kembali dan
disingkirkan sehingga dicapai suatu lokasi yang cocok untuk siar konstruksi sebagaiamana disetujui direksi.

Pengecoran beton dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam
istirahan dan makan.

Siar-siar konstruksi pada permukaan-permukaan yang terbuka harus sungguh-sungguh horizontal atau
vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding bekisting pada permukaan terbuka untuk
menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah
mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing
atau serpihan-serpihan. Jika beton kurang dari 3 hari umurnya, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umumnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan
tersebut harus dicetak secara ringan atau diembus dengan pasir (sandblasted) untuk memperlihatkan
agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh direksi bekisting akan diperiksa dan
dikencangkan.

16. Siar Kontraksi ( Penyusutan )

Siar-siar kontraksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi. Jenis seal, bila
ada harus diserahkan untuk disetujui oleh tenaga ahli/direksi.

17. Bekisting

Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dinilai sesuai oleh direksi. Harus menyerahkan
rancangannya untuk disetujui, dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai. Semua bekisting
harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga
agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras.
Bekisting dari kayu dan triplex 3 mm harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik. Semua
sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran

Agar beton tidak menempel pada bekisting bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis minyak yang
jenisnya sudah disetujui sebelum beton dicorkan. Minyak pelumas baik yang sudah atau belum dipakai tidak
boleh dipakai untuk maksud ini. Harus diperhatikan agar besi tulangan tidak terkena bahan pelapis semacam
ini.

Pengikat baja untuk di dalam atu blok antara ( sapcer ) yang sudah disetujui boleh dipakai. Bagian dari
pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm
dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau
pengantara harus ditutup dengan raih segera setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang campuran
serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.

Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus maka bekisting harus dilapisi dengan triplek
bermutu tinggi yang sudah disetujui Direksi. Pada umumnya bekisting dari kayu lapis tidak boleh dipakai
ulang lebih dari 3 kali. Sebelum memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu lapis yang boleh
dipakai ulang. Panil kayu lapis yang ditolak oleh direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak
bertanggungjawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting.

Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur ( 1,5 cm ) kecuali jika ditetapkan lain pada
gambar.

Bekisting untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu dan benda lainnya dapat
disingkirkan sebelum beton dicorkan. Beton di bagian mananpun tidak boleh dicorkan sebelum bekistingnya
diperiksa dan disetujui oleh direksi.

18. Pembukaan Bekisting

Permukaan bekisting harus dikerjakan sedemikian sehingga tidak timbul kerusakanpada beton. Bekisting
tidak boleh dibuka sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tegangan-tegangan yang
timbul akibat pembukaan dan jika diperlukan harus membuktikannya sehingga dianggap baik oleh direksi.
Jangka waktu minimum antara pengecoran dan pamadatan beton dengan pengangkatan bekisting adalah 3
hari, namun demikian hal ini tidak membebaskan dari kewajibannya untuk menunda pengangkatan bekisting
sampai beton mencapai kekuatan yang memadai. Harus bertanggungjawab dan wajib memperbaiki semua
kerusakan yang timbul akibat pengangkatan bekisting yang terlalu dini, atas biaya sendiri.

Jika setelah pengangkatan bekisting ternyata terdapat ”sarang lebah” pada beton atau cacat lainnya, harus
segera dilaporkan kepada direksi. Perbaikan atau pengerjaan apapun tidak boleh dilakukan tanpa
persetujuan dari Bekisting.

Setelah struktur selesai, semua bekisting harus dibongkar seluruhnya, namun demikian, pembongkaran tidak
boleh dilakukan tanpa adanya persetujuan dari Direksi.

19. Penulangan

Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat lainnya yang
dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan dan beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi,
baja harus disikat dan dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan
diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

20. Bahan-bahan

Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British Standard No. 785 atau
yang setara untuk baja tulangan sedang yang polos. Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang
sesuai dengan SII 0136-1984, British Standard No. 4449:1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan
tinggi.

Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimum 40,4 kg/cm2.
Baja tulangan pabrik harus sesuai dengan bagian yang relevan pada British Standard 4483 : 1969 atau yang
setara.

21. Penyimpangan

Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas dari muka tanah atau air yang
tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.

22. Penekukan

Pada tahap awal pekerjaan harus mempersiapkan daftar tekukan (bending schedule) untuk disetujui Direksi.

Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang diperlihatkan dalam
gambar yang sesuai dengan British Standard 4483 : 1969 atau yang setara dipasang pada posisi yang tepat
seperti diperlihatkan pada gambar sehingga beton deking yang ditetapkandapat dipenuhi di semua tempat.
Baja harus ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan, tulangan yang
mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.

Harus diperhatikan agar panjang keseluruhan dari tulangan yang mempunyai banyak tekukan, tepat dan
sesudah penekukan dan pemasangan batang baja tetap di tempat tanpa timbul lengkungan atau puntiran.

Bila diperlukan suatu radius untuk tekuak atau lengkungan, maka dikerjakan dengan sebuah per yang
mempuyai diameter 4 kali besar batang yang ditekuk.

23. Pemasangan

Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar dan harus ditahan
jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut kebutuhan, dan
pada persilangan-persilangan diikat dengan kawat baja yang dipilar dingin dengan diameter tidak kurang dari
16 mm, ujung kawat harus diarahkan ke bagian tubuh utama beton. Baja tidak boleh ditumpu dengan
penahan logam yang menonjol sehingga permukaan beton, pada tumpuan kayu atau kepingan-kepingan
agregat kasar.

Bila pengatur jarak dari spesi pra cetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-kurangnya harus
mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang sedang dicor dan
harus sekecil mungkin.

Blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air
sebelum dipakai.
Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang ahli harus berada ditempat untuk
mengecek, menyesuaikan dan memperbaiki tulangan.

Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar konstuksi atau lainnya tidak
boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah mengering
sebagian yang munkin menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah
dipasang pada tiap bagian pekerjaan harus disetujui oleh Direksi.

Pemberitahuan pada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dengan tenggang waktu
yang cukup.

Jarak minimum dari permukaan suatu barang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat harus sesuai
dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.

24. Toleransi Untuk Beton yang Tidak Terbuka (Tidak Diekspos)

Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as blok/dinding/pelat harus tepat dalam atas-batas toleransi 1
cm, tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan, Ukuran bagian antara lain pada potongan-potongan
balok/pelat harus tepat dengan toleransi -0,3 cm sampai dengan +0,5 cm.

25. Toleransi Untuk Beton Dengan Muka Halus (Fair Face)

Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0,6 cm, posisi bagian struktur dan maksimum 0,3 cm untuk
ukuran bagian struktur.

Penggeseran papan bekisting pada sinar-sinar tidak boleh melebihi 0,1 cm dan perbedaan garis sempadan
(alignment) bagian struktur harus dalam batas 0,1 % Akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

26. Komponen-komponen Pracetak

Komponen-komponen dari beton pracetak harus dibentuk menurut gambar dan dibuat dari beton K225.
Permukaan-permukaan yang terbila harus licin dan rata. Tepi-tepi dibulatkan dengan alat yang sesuai.
Radius pembulatan yang dihasilkan harus 1 cm.

27. Pemasangan Kolom-Kolom Pracetak

Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan pada kolom. Sebelum
mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan dengan memakai blok-blok datar yang dicor
pada pondasi, semuanya harus disetujui oleh Direksi.

Posisi kolom yang tepat selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-penopang yang didesain dengan
baik dan dianker pada balok atau pelat pondasi.

Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi, tetapi tidak boleh
kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan.

Direksi berhak untuk menolak kolom yang mengalami kerusakan.


28. Pemberian Lapis Permukaan

Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar arsitektur harus merupakan master cron non
metallic floor hardener.

Pemberian lapisan harus mengikuti petunjuk dari pabrikan.

29. Kemiringan Pelat Lantai

Semua kemiringan pelat lantai sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus dihitung dari tebal minimum
pelat lantai yang diperlukan.

Bagian bawah dari pelat lantai yang miring harus horizontal.

Pasal 11
BESI TULANGAN

1. Umum

a. Bidang Lingkup

Mengadakan, membuat dan memasang semua pembesian tulangan yang tertera digambarkan dan yang
dijelaskan dalam persyaratan ini. Pekerjaannya mencakup pemasangan semua kawat ikat, jepitan penunjang
dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan guna memenuhi ketentuan persyaratan ini dan akan
menghasilkan bangunan beton jadi, sesuai dengan teknik praktis yang terbaik.

b. Gambar Kerja

Sebelum pembuatan besi tulangan, harus menyiapkan dan menyampaikan kepada Direksi gambar kerja,
diagram pembengkokan, daftar pemasangan. Persetujuan terhadap gambar dagang terbatas untuk
mengikuti secara umum gambar kontrak
.
Harus bertanggungjawab akan ketelitian ukuran dan perincian, ukuran dan perincian tersebut harus diteliti
oleh direksi sewaktu pemasangan.
Persetujuan direksi terhadap gambar kerja tersebut tidak membebaskan dari kesalahan-kesalahan salah
satu macam di dalam gambar kerja.

c. Standart

Apabila peraturan lokal tidak memiliki persyaratan yang dapat digunakan, memperinci dan menempatkan
batangan tulangan harus sesuai dengan pedoman standart praktis. (ACI – Designation 318).

2. Bahan

Besi tulangan adalah besi beton polos atau berulir dengan tegangan 2400 kg/cm2 dan harus sesuai dengan
persyaratan PBI, 1971-NI-2 atau JIS-G-3112, Batangan Besi Tulangan Beton ”atau standart International
lainnya yang dapat diterima
.
3. Pembuatan

Tualangan harus dibuat seteliti mungkin berukuran seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Diperhatikan
secara khusus tidak menggunakan cincin ( Beugel) yang berkelebihan ukurannya agar mendapatkan selimut
beton (beton dekking)

Tulagan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yanga akan melukai bahannya. Tulangnya yang
dipanaskan untuk membengkokkan tidak diperbolehkan. Pembengkokan dan penekukan harus secara
dingin, kecuali ditentukan lain dalam gambar atau diperintahkan; dibengkokkan melalui melingkari sebuah
pen berdiameter tidak kurang dari 6 x diameter batangnya, kecuali batangan yang 25 mm lebih,
bagaimanapun pen berdiameter yang tidak kurang dari 8 x diameter batangnya.
Batang untuk sengkang ( beugel ) dan pengikat harus dibengkokkan mengelilingi pen yang berdiameter tidak
kurang dari 2,5 kali tebal batang yang terkecil.

4. Pemasangan

Besi tulangan didudukkan secara tidak tepat sesuai dengan gambar, diperkokoh dengan diikatan kawat
beton atau jepitan yang cocok, setiap jarak tertentu, ditunjang atau diberi anatara dengan bantalan beton
atau logam atau dengan gantungan dari logam. Jepitan atau ganjalan dari logam tidak boleh terpasang
berhubungan dengan scuan. Kawat ikat diharuskan ditekuk menghindari acuan agar menghasilkan selimut
beton yang disyaratkan.

a. Sambungan batang

Kecuali lain tertera ditentukan digambarkan, sambungan tulangan vertiakal dalam kolom dan semua
sambungan batangan yang lain harus ada lewatan minimal 64 x diameter batangnya. Panjang lewatan bagi
batang yang beda diameternya berdasarkan diameter yang terbesar. Batang lewatan dapat dilas sesuai
dengan persyaratan lokal.

b. Izin Direksi

Tidak diperbolehkan menutupi besi tulanagan dengan beton sebelum diperiksa oleh Direksi jumlah dan letak
tulangan dan diberi izin melanjutkan dengan pembetonan.

Sebelum Direksidiberi cukup waktu untuk memeriksanya


.
5. Pelurusan

Besi tulangannya tidak boleh diluruskan dalam hal ini mencakup pekerjaan pembuatan saluran air hujan,
gorong-gorong dan lain-lain serta perbaikan kembali bangunan/pagar yang terkena proyek.

Pasal 12
PEKERJAAN PASANGAN

1. Umum

Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata ada kekurangan-
kekurangan dalam gambar rencana tersebut, mak Pemborong harus minta persetujuan Direksi untuk
menetapkannya. Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan seperti pelengsengan batu
dan sebagaimana harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm. Kecuali
dinyatakan lain dalam gambar rencana, makalubang-lubang tersebut harus ditempatkan pada jarak yang
merata, yakni berselang ¹,5 m dan diletakkan sedikit diatas peil pembuangan air. Pekerjaan ini tidak di
bayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok, atau pasangan lain yang digunakan
untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.
2. Standar

Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standar sebagai berikut :

a. Peraturan umum untuk Bahan Bangunan NI-3

b. Syarat-syarat untuk kapur Bahan Bangunan NI-7

c. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8

d. Peraturan Bata Merah Bangunan Indonesia NI-10

e. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah di bidang Perumahan

3. Bahan – bahan

a. Semen Portland

Semen yang dipakai di sisni adalah dari jenis kualitas yang dipakai pada padapekerjaan beton secara umum
harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada peraturan Semen Portland Indonesia NI-8

b. Pasir

Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sbb :

a. Butir-butir pasir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
e. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanaya zat-zat organik tidak
boleh tua dari larutan normal.
f. Bagian yang hancur dari pengergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak boleh lebih dari 10 %.
g. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 6 % alkali, dihitung
sebagai Natrium Oksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali.
h. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu dengan adukan semen
dengan pasir normal tidak boleh kurang dari 65 % pada pengujian selama 7 hari.
i. Pasir laut untuk adukan sama sekali tidak diiperbolehkan.
j. Butir-butir pasir harus apatb melalui ayakan yang berlubang 3 mm.

k. 1. Adukan
Semua pasangan batu kali dilakukan dengan ¹ bagian PC (Portland Cement ) dan 4 bagian pasir ukuran
isi untuk setiap campuan )

2. Pelaksanaan

Pondasi pasangan batu kali harus disusun dan dibangun menurut ukuran dan tinggi seperti ditunjukkan
dalam gambar.

d. Bata Merah

Batu merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat digunakan produksi lokal
dengan ukuran nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang. Batu
merah yang dipakai harus berkualitas No. ¹ berwarna merah tua merata tanpa cacat atau mengandung
kotoran. Bata merah minimum harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/m2 . Blok-blok semen yang
baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan
memakai karung basah.

1. Macam Adukan

a. Susunan

1 Bagian PC : 3 Bagian Pasir = Adukan pasangan kedap air


1 Bagian PC : 4 Bagian Pasir = Adukan pasangan tidak terkena air

b. Adukan

Adukan yang akan diaduk harus dengan adukan atau dengan tangan yang dapat disetujui, ditempat
yang bersih. Tidak ada adukan yang telah mulai mengeras dipakai atau menghancurkan kembali untuk
dipakai ulang.

2. Pelaksanaan

Dinding harus dipasang dan dibangun sesuai dengan ukuran, ketebalan dan ketinggian seperti yang
ditunjukkan pada gambar.

Bila harus dipasang dengan ikatan anatara dengan sambungan yang diratakan seperti lajunya pekerjaan
dan tidak ada bagian yang dilaksanakan lebih dari 1 meter pada suatu waktu.

e. Air

Untuk keperluan membuat adukan, air yang disyaratkan dan boleh dipakai seperti yang dipakai untuk
pekerjaan beton.

f. Lain-lain

Bahn-bahan lain yang dapat dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik dan lain-
lainnya harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau seperti yang diisyaratkan pada saat
rapat penjelasan.

4. Adukan

a. Mencampur

Adukan harus dicampur di temapt tertentuyang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata dan
keras, tidak menyerap airyang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi. Kalau tidak ditentukan
lain mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan tangan ( dengan memakai cangkul dan
sebagainya ) sampai memperlihatakan warna adukan merata.

b. Komposisi

Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam uraian
dan syarat-syarat ini.
5. Pasangan Bata Merah

a. Pemasangan

Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuranseperti pada gambar rencana juga mengenai
tinggi dan tebalnya sebelum pemasangnbatu merah harus dibasahi dulu dengan air untuk menjamin
pelekatan yang lebih baik anatara mortar dan batu merah. Pasangan batu merah dan sebagainya harus
disususn dan diberi jarak minimum 1 cm antara batu merah yang satu dengan yang lain. Penembokan
harus dilaksanakanpada keadaan secar baik ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari
tidak diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi ¹ m.

b. Mengorek

Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya perekat antar mortar plesteran dan
tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

c. Pelindungan dan Perawatan

Pada saat pemasangan tembok berlangsung dan terbuka terhadap cuaca maka harus dilindungi
terhadap hujan dengan menutupinya bagian atas dari tembok tersebut dengan bahan pelapispelindung
yang disetujui. Tembok tersebut harus dibasahi atau dijaga dengan air untuk minimum 7 hari setelah
pemasangan.
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan

1. Daftar kuantitas dan harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), spesifikasi teknis dan
gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan aktual


yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh penyedia dan diverifikasi oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga.

3. Harga dalam daftar kuantitas dan harga harus diisi lengkap yang telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak, keuntungan, overhead
(termasuk biaya K3) dan yang diatur dalam kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah
termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam daftar kuantita dan harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan kontrak harus dianggap telah
termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada, maka
biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.

6. Pokja ULP akan melakukan aritmatil atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai
berikut :

a. Jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada surat
penawaran, maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. Jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara satuan dengan
kuantitas) dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen pengadaan
dan harga satuan tidak boleh diubah; dan
c. Jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap, maka akan dilakukan klarifikasi
dan penilaian untuk dilanjutkan atau tidak dilanjutkan pada evaluasi penawaran.
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA TOTAL
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

JUMLAH HARGA BOBOT


No JENIS PEKERJAAN
(Rp.) (%)

I PEKERJAAN PERSIAPAN

II PEKERJAAN TANAH

III PEKERJAAN PASANGAN

IV PEKERJAAN BETON

V PEKERJAAN BESI

VI PEKERJAAN PERPIPAAN
PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER
VII
CANAL)
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN

A
JUMLAH ( I S/D VIII )
B PPN ( 10 % X A )
C TOTAL ( A + B )
D DIBULATKAN

Terbilang :……………………………..

________, ____________ 20___

Penawar

PT./CV., ..............................

tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )

(Jabatan)
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA TOTAL
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Satuan Kuantitas
(Rp.) (Rp.)
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Photo Dokumentasi 0% , 50% ,100 & MC 0% , MC 50 % Ls 2.00
dan MC 100 % berikut Asbuilt Drawing
1.2 Dewatering Ls 2.00
1.3 Jilid dan Fotocopy Laporan Ls 8.00
1.4 Papan Nama Proyek Ls 2.00
Jumlah I
II PEKERJAAN TANAH
2.1 Tebas tebang dan pembersihan medan kerja M2 9,259.50
2.2 Pekerjaan galian tanah berbatu M3 400.00
2.3 Pekerjaan galian tanah biasa M3 1,000.00
2.4 Pekerjaan urugan pasir dipadatkan M3 6.60
2.5 Pekerjaan amparan batu kali dia. 10 - 15 cm M3 10.40
2.6 Pekerjaan urugan tanah kembali dipadatkan M3 1,760.00
Jumlah II
III PEKERJAAN PASANGAN
3.1 Pekerjaan pasangan batu dengan spesi 1 Pc :4 Psr M3 80.00
3.2 Pekerjaan plesteran dengan spesi 1 Pc :3 Psr M2 340.00
3.3 Pekerjaan pasangan batu bata merah 1 Pc: 4 Psr M3 9.20
Jumlah III
IV PEKERJAAN BETON
4.1 Pekerjaan beton K.100 M3 44.00
4.2 Pekerjaan beton K.225 M3 50.00
4.3 Penyediaan, membengkok dan memasang besi Kg 4,000.00
tulangan dengan besi polos.
4.4 Penyediaan, pemasangan begisting termasuk bongkarannya M2 100.00
4.5 Penyedian dan pemasangan perancah dari bahan kayu M3 70.00
termasuk pembongkarannya
4.6 Pemasangan lobang cahaya dari glas blok Bh 16.00
Jumlah IV
V PEKERJAAN BESI
5.1 Pekerjaan pembuatan tutup manhole (60x60) Cm dari plat Bh 10.00
besi tebal 3 mm lengkap dengan engsel dan kunci gembok
5.2 Pekerjaan pembuatan lubang udara dari pipa GI d= 2" Unit 10.00
Jumlah V
VI PEKERJAAN PERPIPAAN
Meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan leng
kap dengan Accessories nya
6.1 Pipa dinding steel GI dia. 75 mm, L = 80 cm Bh 2.00
6.2 Pipa steel dia. 3" M' 4.00
6.3 Loose flange GI dia. 3" Bh 4.00
6.4 Bend all flange GI dia. 3" Bh 4.00
6.5 Brass Valve dia. 3" Bh 4.00
6.6 Brass Valve dia. 2" Bh 10.00
6.7 Brass Valve dia. 1" Bh 10.00
6.8 Tee all Flange GI dia. 3" x 3" Bh 4.00
Jumlah VI
VII PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER CANAL)
7.1 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 3" & Accessories M' 1,400.00
7.2 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 2" berikut Accesoires M' 650.00
7.3 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 1" berikut Accesoires M' 370.00
7.4 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 1/2" berikut Accesoires M' 400.00
7.5 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 90 mm berikut Accesoires M' 382.00
7.6 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 63 mm berikut Accesoires M' 510.00
7.7 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 50 mm berikut Accesoires M' 418.00
7.8 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 32 mm berikut Accesoires M' 5,550.00
Jumlah VII
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1 Pengecatan dengan cat besi M2 60.46
8.2 Pengecatan dengan cat tembok M2 87.95
Jumlah VIII
Jumlah 1 s/d VIII

Terbilang :……………………………..

________, ____________ 20___

Penawar

PT./CV., ..............................

tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )

(Jabatan)
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA I
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU LEBAK
Lokasi : DESA. LEBAK, DESA CISITU KEC. CIOMAS, KAB.SERANG
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

JUMLAH HARGA BOBOT


No JENIS PEKERJAAN
(Rp.) (%)

I PEKERJAAN PERSIAPAN

II PEKERJAAN TANAH

III PEKERJAAN PASANGAN

IV PEKERJAAN BETON

V PEKERJAAN BESI

VI PEKERJAAN PERPIPAAN
PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER
VII
CANAL)
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN

A
JUMLAH ( I S/D VIII )
B PPN ( 10 % X A )
C TOTAL ( A + B )
D DIBULATKAN

Terbilang :……………………………..

________, ____________ 20___

Penawar

PT./CV., ..............................

tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )

(Jabatan)
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA I
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU LEBAK
Lokasi : DESA. LEBAK, DESA CISITU KEC. CIOMAS, KAB.SERANG
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Satuan Kuantitas
(Rp.) (Rp.)
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Photo Dokumentasi 0% , 50% ,100 & MC 0% , MC 50 % Ls 1.00
dan MC 100 % berikut Asbuilt Drawing
1.2 Dewatering Ls 1.00
1.3 Jilid dan Fotocopy Laporan Ls 4.00
1.4 Papan Nama Proyek Ls 1.00
Jumlah I
II PEKERJAAN TANAH
2.1 Tebas tebang dan pembersihan medan kerja M2 5,024.40
2.2 Pekerjaan galian tanah berbatu M3 200.00
2.3 Pekerjaan galian tanah biasa M3 500.00
2.4 Pekerjaan urugan pasir dipadatkan M3 3.30
2.5 Pekerjaan amparan batu kali dia. 10 - 15 cm M3 5.20
2.6 Pekerjaan urugan tanah kembali dipadatkan M3 880.00
Jumlah II
III PEKERJAAN PASANGAN
3.1 Pekerjaan pasangan batu dengan spesi 1 Pc :4 Psr M3 40.00
3.2 Pekerjaan plesteran dengan spesi 1 Pc :3 Psr M2 170.00
3.3 Pekerjaan pasangan batu bata merah 1 Pc: 4 Psr M3 4.60
Jumlah III
IV PEKERJAAN BETON
4.1 Pekerjaan beton K.100 M3 22.00
4.2 Pekerjaan beton K.225 M3 25.00
4.3 Penyediaan, membengkok dan memasang besi Kg 2,000.00
tulangan dengan besi polos.
4.4 Penyediaan, pemasangan begisting termasuk bongkarannya M2 50.00
4.5 Penyedian dan pemasangan perancah dari bahan kayu M3 35.00
termasuk pembongkarannya
4.6 Pemasangan lobang cahaya dari glas blok Bh 8.00
Jumlah IV
V PEKERJAAN BESI
5.1 Pekerjaan pembuatan tutup manhole (60x60) Cm dari plat Bh 5.00
besi tebal 3 mm lengkap dengan engsel dan kunci gembok
5.2 Pekerjaan pembuatan lubang udara dari pipa GI d= 2" Unit 5.00
Jumlah V
VI PEKERJAAN PERPIPAAN
Meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan leng
kap dengan Accessories nya
6.1 Pipa dinding steel GI dia. 75 mm, L = 80 cm Bh 1.00
6.2 Pipa steel dia. 3" M' 2.00
6.3 Loose flange GI dia. 3" Bh 2.00
6.4 Bend all flange GI dia. 3" Bh 2.00
6.5 Brass Valve dia. 3" Bh 2.00
6.6 Brass Valve dia. 2" Bh 5.00
6.7 Brass Valve dia. 1" Bh 5.00
6.8 Tee all Flange GI dia. 3" x 3" Bh 2.00
Jumlah VI
VII PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER CANAL)
7.1 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 3" & Accessories M' 1,000.00
7.2 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 2" berikut Accesoires M' 400.00
7.3 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 1" berikut Accesoires M' 250.00
7.4 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 1/2" berikut Accesoires M' 300.00
7.5 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 90 mm berikut Accesoires M' 272.00
7.6 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 63 mm berikut Accesoires M' 400.00
7.7 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 50 mm berikut Accesoires M' 300.00
7.8 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 32 mm berikut Accesoires M' 4,350.00
Jumlah VII
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1 Pengecatan dengan cat besi M2 30.21
8.2 Pengecatan dengan cat tembok M2 44.00
Jumlah VIII
Jumlah 1 s/d VIII

Terbilang :……………………………..

________, ____________ 20___

Penawar

PT./CV., ..............................

tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )

(Jabatan)
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA II
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU UJUNG TEBU
Lokasi : DESA. UJUNG TEBU KEC. CIOMAS, KAB.SERANG
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

JUMLAH HARGA BOBOT


No JENIS PEKERJAAN
(Rp.) (%)

I PEKERJAAN PERSIAPAN

II PEKERJAAN TANAH

III PEKERJAAN PASANGAN

IV PEKERJAAN BETON

V PEKERJAAN BESI

VI PEKERJAAN PERPIPAAN
PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER
VII
CANAL)
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN

A
JUMLAH ( I S/D VIII )
B PPN ( 10 % X A )
C TOTAL ( A + B )
D DIBULATKAN

Terbilang :……………………………..

________, ____________ 20___

Penawar

PT./CV., ..............................

tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )

(Jabatan)
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA II
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU UJUNG TEBU
Lokasi : DESA. UJUNG TEBU KEC. CIOMAS, KAB.SERANG
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Satuan Kuantitas
(Rp.) (Rp.)
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Photo Dokumentasi 0% , 50% ,100 & MC 0% , MC 50 % Ls 1.00
dan MC 100 % berikut Asbuilt Drawing
1.2 Dewatering Ls 1.00
1.3 Jilid dan Fotocopy Laporan Ls 4.00
1.4 Papan Nama Proyek Ls 1.00
Jumlah I
II PEKERJAAN TANAH
2.1 Tebas tebang dan pembersihan medan kerja M2 4,235.10
2.2 Pekerjaan galian tanah berbatu M3 200.00
2.3 Pekerjaan galian tanah biasa M3 500.00
2.4 Pekerjaan urugan pasir dipadatkan M3 3.30
2.5 Pekerjaan amparan batu kali dia. 10 - 15 cm M3 5.20
2.6 Pekerjaan urugan tanah kembali dipadatkan M3 880.00
Jumlah II
III PEKERJAAN PASANGAN
3.1 Pekerjaan pasangan batu dengan spesi 1 Pc :4 Psr M3 40.00
3.2 Pekerjaan plesteran dengan spesi 1 Pc :3 Psr M2 170.00
3.3 Pekerjaan pasangan batu bata merah 1 Pc: 4 Psr M3 4.60
Jumlah III
IV PEKERJAAN BETON
4.1 Pekerjaan beton K.100 M3 22.00
4.2 Pekerjaan beton K.225 M3 25.00
4.3 Penyediaan, membengkok dan memasang besi Kg 2,000.00
tulangan dengan besi polos.
4.4 Penyediaan, pemasangan begisting termasuk bongkarannya M2 50.00
4.5 Penyedian dan pemasangan perancah dari bahan kayu M3 35.00
termasuk pembongkarannya
4.6 Pemasangan lobang cahaya dari glas blok Bh 8.00
Jumlah IV
V PEKERJAAN BESI
5.1 Pekerjaan pembuatan tutup manhole (60x60) Cm dari plat Bh 5.00
besi tebal 3 mm lengkap dengan engsel dan kunci gembok
5.2 Pekerjaan pembuatan lubang udara dari pipa GI d= 2" Unit 5.00
Jumlah V
VI PEKERJAAN PERPIPAAN
Meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan leng
kap dengan Accessories nya
6.1 Pipa dinding steel GI dia. 75 mm, L = 80 cm Bh 1.00
6.2 Pipa steel dia. 3" M' 2.00
6.3 Loose flange GI dia. 3" Bh 2.00
6.4 Bend all flange GI dia. 3" Bh 2.00
6.5 Brass Valve dia. 3" Bh 2.00
6.6 Brass Valve dia. 2" Bh 5.00
6.7 Brass Valve dia. 1" Bh 5.00
6.8 Tee all Flange GI dia. 3" x 3" Bh 2.00
Jumlah VI
VII PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER CANAL)
7.1 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 3" & Accessories M' 400.00
7.2 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 2" berikut Accesoires M' 250.00
7.3 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 1" berikut Accesoires M' 120.00
7.4 Pengad. dan pemas. Pipa GI dia. 1/2" berikut Accesoires M' 100.00
7.5 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 90 mm berikut Accesoires M' 110.00
7.6 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 63 mm berikut Accesoires M' 110.00
7.7 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 50 mm berikut Accesoires M' 118.00
7.8 Pengad. dan pemas. Pipa HDPE Ø 32 mm berikut Accesoires M' 1,200.00
Jumlah VII
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1 Pengecatan dengan cat besi M2 30.25
8.2 Pengecatan dengan cat tembok M2 43.95
Jumlah VIII
Jumlah 1 s/d VIII

Terbilang :……………………………..

________, ____________ 20___

Penawar

PT./CV., ..............................

tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )

(Jabatan)
DAFTAR HARGA UPAH, BAHAN DAN PERALAT AN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

HARGA SATUAN
NO. URAIAN SATUAN KETERANGAN
( Rp. )

I UPAH

II BAHAN

III ALAT/LAIN-LAIN

_________ , ____________ 20___

Penawar

PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )
(Jabatan)
JADWAL PELAKSANAAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

BULAN KE BULAN KE BULAN KE


KET
NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME BOBOT ... ... ... dst.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

_________ , ____________ 20___


Penawar

PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )
(Jabatan)
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

_________ , ____________ 20___


Penawar

PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )

(Jabatan)
DAFTAR PERSONIL
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

Tahun
Tgl/bln/ Pendi di k a n Jabatan dalam Pengalaman Kerja Profesi /
No Nama Serti fi ka t
thn lahir Pekerj a a n (tahun ) Keahlian
Strata Jurusan / Ijaza h
(SKA)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

_________ , ____________ 20___


Penawar

PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )
(Jabatan)
DAFTAR PERALATAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran

Jenis
Merk Tahun Kond isi Lokasi Bukti Status
No. Fasilitas/ P e rala tan / Jumlah Kapasitas
dan tipe pembuatan (%) Sekar an g Kepemilikan
Perle ng k ap an
1 2 3 4 5 6 7 8 9

_________ , ____________ 20___


Penawar

PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan

( Nama Jelas )
(Jabatan)
BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

Nomor : ............................ .........................,.........................20....


Lampiran : ............................

Kepada Yth. :
......................
di ........................

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket


Pekerjaan .................................................................................................
.................................................................................................................

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran saudara nomor


...............................tanggal................................perihal......................................dengan penawaran
terkoreksi sebesar Rp. ..........................................(..................dalam huruf..........................) telah
ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
berdasarkan surat penetapan nomor ....................................tanggal.................................dan kami
menyatakan menerima hasil penetapan tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini saudara diharuskan
untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian. Penunjukan ini
diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran saudara tersebut diatas, apabila
saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah
dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya.

Satuan Kerja ..........................


Pejabat Pembuat Komitmen
..................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. .......................................

Tembusan Yth. :
- Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
- APIP..................[ Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
- Unit Eselon 1
- Unit Eselon 2................../Kepala Satuan Kerja................
- ...................[Pokja ULP]
.................dst

JDIH Kementerian PUPR


B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)


Nomor : .................................
Paket Pekerjaan: .....................................

Yang bertanda tangan dibawah ini :

....................................................[nama Pejabat Pembuatan Komitmen]


....................................................[nama Pejabat Pembuatan Komitmen]
....................................................[alamat satuan kerja Pejabat Pembuatan Komitmen]

Selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuatan Komitmen ;

Berdasarkan Surat Perjanjian ........................nomor............................tanggal..............


....................., bersama ini memerintahkan :
....................................................[nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
....................................................[nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
Yang dalam hal ini diwakili oleh : ..........................................

Selanjutnya disebut sebagai Penyedia ;

Untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan


sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ................................;
2. Tanggal mulai kerja : ..............................[hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan : sesuai dengan persyaratan dan ketentuan kontrak ;
4. Waktu penyelesaian : selama ...................(..............dalam huruf............)hari kalender dan
Pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal.................[hari/bulan/tahun];
5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan penyedia akan
dikenakan denda keterlambatan sebesar..................[1/1000 (satu perseribu) dari nilai
kontrak atau bagian tertentu dari nilai kontrak sebelum PPN sesuai dengan syarat-syarat
umum kontrak].
...............................,..............................20........
Untuk dan atas nama ..........................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. .......................................

Menerima dan Menyetujui


Untuk dan atas nama ..........................

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]
C. BENTUK SURAT JAMINAN

[kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ....................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ....................................................................dalam jabatan


Selaku .................................................................dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
....................................................................................................[nama bank] berkedudukan di
..........................................................[ala mat]

Untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

Dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama : ........................................................................[nama PPK]
Alamat : ........................................................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

Sejumlah uang Rp. ...................................................................


(terbilang ...................................................dalam huruf................................................) sebagai
Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan..............dalam bentuk garansi bank, apabila :
Nama : ........................................................................[nama Penyedia]
Alamat : ........................................................................

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Garansi Bank berlaku selama .......................(.............dalam huruf...............) hari kalender, dari
tanggal..............................s.d...............................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan surat
pernyataan wanprestasi dari penerima jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo garansi bank sebagaimana tercantum dalam butir 1
3. Penjamin akan membayar kepada penerima jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut diatas dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan dari penerima jaminan berdasar surat pernyataan wanprestasi dari penerima jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat yang dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntu supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang yang dijamin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari garansi bank ini, masing-masing pihak memilih
domisili hukum yang umum dan tetap di kantor Pengadilan Negeri.
Dikeluarkan di : ......................
Pada Tanggal : ......................

[Bank]

Untuk keyakinan pemegang Materai Rp. 6.000,00


Garansi Bank Disarankan
untuk mengkonfirmasi
Garansi ini ke ..............[Bank] ....................................

[ nama dan jabatan]


Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan : .................................................... Nilai : .............................................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ...............................[nama],


............................................[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
...........................................[nama penerbit jaminan], .................................[alamat], sebagai
penjamin, selanjutnya disebut PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
............................[nama PPK],................................................[alamat], sebagai pelaksana
pelelangan pekerjaan .........................., selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp.........................(terbilang...............................).
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran
jumlah tersebut diatas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban
dalam melaksanakan pekerjaan ....................yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar surat
penunjukan pemenang barang/jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No.........................................Tanggal......................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ..................(.......dalam huruf...........) hari kalender dan efektif
mulai dari tanggal ......................sampai dengan tanggal........................

4. Jaminan ini dicairkan apabila :


a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut diatas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita
dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 1831KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.
Dikeluarkan di : ......................

Pada Tanggal : ......................

TERJAMIN PENJAMIN

Untuk keyakinan pemegang


Materai Rp. 6.000,00
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
.................................... ..............[Penerbit Jaminan]
....................................
Jaminan Uang Muka dari Bank

[kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ....................................

Ya ng bertanda tangan dibawah ini : ....................................................................da l a m ja batan


Sel aku .................................................................da lam hal i ni bertindak untuk dan a tas nama
....................................................................................................[nama bank] berkedudukan di
..........................................................[alamat]

Untuk s elanjutnya disebut: PENJAMIN

Dengan i ni menya takan akan membayar kepada :


Na ma : ........................................................................[nama PPK]
Al a mat : ........................................................................

s elanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

Sejumlah uang Rp. ...................................................................


(terbi lang ...................................................da lam huruf................................................) s ebagai
Ja mi nan Uang Muka untuk pekerjaan..............dalam bentuk garansi bank, a pabila :
Na ma : ........................................................................[nama Penyedia]
Al a mat : ........................................................................

s elanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternya ta sampai ba tas waktu ya ng di tentukan, namun tidak melebihi tanggal ba tas waktu berlakunya ga ransi
ba nk ini, l alai/tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan berupa :
Yang di jamin tidak memenuhi kewa jibannya melakukan pemba ya ran kembali uang muka ya ng sudah diteri ma
ya ng di jamin kepada penerima jaminan sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak

Ga ra nsi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Ga ra nsi Bank berlaku selama .......................(.............dalam huruf...............) ha ri kalender, da ri
ta nggal..............................s .d...............................
2. Tuntutan pencai ran a tau klaim dapa t diajukan seca ra tertulis dengan melampi rkan sura t pernya taan
wa npres tasi da ri peneri ma ja minan paling lambat 14 (empa t belas) ha ri kalender setelah tanggal ja tuh tempo
ga ra nsi bank sebagaimana tercantum dalam butir 1
3. Penja min akan memba ya r kepada penerima jaminan sejumlah nilai jami nan tersebut diatas dalam waktu
paling lambat 14 (empa t belas) ha ri kerja tanpa s ya ra t setelah menerima tuntuta n pencai ran da ri penerima
jaminan berdasa r sura t pernya taan wanpres tasi da ri penerima ja minan mengenai pengenaan sanksi akiba t
ya ng di jamin ci dera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penja min melepaskan hak-hak isti mewanya untuk menuntu supa ya benda-benda yang diika t sebagai ja minan
lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang ya ng di jamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Ki ta b Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Ga ra nsi bank ini ti dak dapat dipindahtangankan atau dijadikan ja minan kepada pihak lain.
6. Segala hal ya ng mungkin timbul seba gai akiba t da ri ga ransi bank ini , masing-masing pihak memilih domisili
hukum ya ng umum dan tetap di kantor Pengadilan Negeri.
Di keluarkan di : ......................
Pa da Tanggal : ......................

Untuk keyakinan pemegang [Bank]


Garansi Bank Disarankan
untuk mengkonfirmasi
Garansi ini ke ..............[Bank] Ma tera i Rp. 6.000,00

....................................

[ nama dan jabatan]


Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan : .................................................... Nilai : .............................................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ...............................[nama],


............................................[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
...........................................[nama penerbit jaminan], .................................[alamat], sebagai
penjamin, selanjutnya disebut PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
............................[nama PPK],................................................[alamat], sebagai pelaksana
pelelangan pekerjaan .........................., selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp.........................(terbilang...............................).
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran
jumlah tersebut diatas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban
dalam melaksanakan pekerjaan ....................yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar surat
penunjukan pemenang barang/jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No.........................................Tanggal......................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ..................(.......dalam huruf...........) hari kalender dan efektif
mulai dari tanggal ......................sampai dengan tanggal........................

4. Jaminan ini dicairkan apabila :


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA
JAMINAN senilai uang muka yang wajib dibayar menurut dokumen kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut diatas
atau sisa uang muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita
dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 1831KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.
Dikeluarkan di : ......................

Pada Tanggal : ......................

TERJAMIN PENJAMIN
Untuk keyakinan pemegang
Jaminan disarankan untuk
Materai Rp. 6.000,00
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
.................................... ..............[Penerbit Jaminan]
....................................
Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ....................................

Ya ng bertanda tangan dibawah ini : ....................................................................da l a m ja batan


Sel aku .................................................................da lam hal i ni bertindak untuk dan a tas nama
....................................................................................................[nama bank] berkedudukan di
..........................................................[alamat]

Untuk s elanjutnya disebut: PENJAMIN

Dengan i ni menya takan akan membayar kepada :


Na ma : ........................................................................[nama PPK]
Al a mat : ........................................................................

s elanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

Sejumlah uang Rp. ...................................................................


(terbi lang ...................................................da lam huruf................................................) s ebagai
Ja mi nan Uang Muka untuk pekerjaan..............dalam bentuk garansi bank, a pabila :
Na ma : ........................................................................[nama Penyedia]
Al a mat : ........................................................................

s elanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternya ta sampai ba tas waktu ya ng di tentukan, namun tidak melebihi tanggal ba tas waktu berlakunya ga ransi
ba nk ini, l alai/tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan berupa :
Yang di jamin tidak memenuhi kewa jibannya melakuka n Pemeliha raan sebagai mana di tentukan dalam dokumen
kontra k

Ga ra nsi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Ga ra nsi Bank berlaku selama .......................(.............dalam huruf...............) ha ri kalender, da ri
ta nggal..............................s .d...............................
2. Tuntutan pencai ran a tau klaim dapa t diajukan seca ra tertulis dengan melampi rkan sura t pernya taan
wa npres tasi da ri peneri ma ja minan paling lambat 14 (empa t belas) ha ri kalender setelah tanggal ja tuh tempo
ga ra nsi bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penja min akan memba ya r kepada penerima jaminan sejumlah nilai jami nan tersebut diatas dalam waktu
paling lambat 14 (empa t belas) ha ri kerja tanpa s ya ra t setelah menerima tuntuta n pencai ran da ri penerima
jaminan berdasa r sura t pernya taan wanpres tasi da ri penerima ja minan mengenai pengenaan sanksi akiba t
ya ng di jamin ci dera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penja min melepaskan hak-hak isti mewanya untuk menuntu supa ya benda-benda yang diika t sebagai ja minan
lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang ya ng di jamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Ki ta b Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Ga ra nsi bank ini ti dak dapat dipindahtangankan atau dijadikan ja minan kepada pihak lain.
6. Segala hal ya ng mungkin timbul seba gai akiba t da ri ga ransi bank ini , masing-masing pihak memilih domisili
hukum ya ng umum dan tetap di kantor Pengadilan Negeri.
Di keluarkan di : ......................
Pa da Tanggal : ......................

Untuk keyakinan pemegang [Bank]


Garansi Bank Disarankan
untuk mengkonfirmasi
Garansi ini ke ..............[Bank] Ma tera i Rp. 6.000,00

....................................

[ nama dan jabatan]


Jaminan Pemeliharan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan : .................................................... Nilai : .............................................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ...............................[nama],


............................................[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
...........................................[nama penerbit jaminan], .................................[alamat], sebagai
penjamin, selanjutnya disebut PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
............................[nama PPK],................................................[alamat], sebagai pelaksana
pelelangan pekerjaan .........................., selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp.........................(terbilang...............................).
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran
jumlah tersebut diatas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban
dalam melaksanakan pekerjaan ....................yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar surat
penunjukan pemenang barang/jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No.........................................Tanggal......................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ..................(.......dalam huruf...........) hari kalender dan efektif
mulai dari tanggal ......................sampai dengan tanggal........................

4. Jaminan ini dicairkan apabila :


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan
dalam dokumen kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut diatas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita
dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 1831KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.
Dikeluarkan di : ......................

Pada Tanggal : ......................

TERJAMIN PENJAMIN
Untuk keyakinan pemegang
Jaminan disarankan untuk
Materai Rp. 6.000,00
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
.................................... ..............[Penerbit Jaminan]
....................................
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]

SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN


No. ....................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..............................................................................dalam jabatan


Selaku ................................................................................dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
...................................................................................................................[na ma bank] berkedudukan di
..........................................................[ala mat]

Dalam rangka memenuhi persyaratan kualifikasi pengadaan


pekerjaan....................................pada............................................dengan ini menerangkan kesediaan
memberikan dukungan keuangan kepada :

Nama Perusahaan : ................................................................


Alamat : .................................................................
Nomor Rekening : .................................................................
Nama Penanggung Jawab : .................................................................

Apabila perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai pemenang, maka
bank........................................bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan dana paling kurang
Rp. ........................................................................(terbilang..........................................................).

Demikian surat keterangan dukungan keuangan diberikan untuk dipergunakan semestinya.

Dikeluarkan di : ......................
Pada Tanggal : ......................

[Bank]

Untuk keyakinanan pemegang Materai Rp. 6.000,00


Dukungan Keuangan dari bank
Disarankan untuk mengkonfirmasi
ke ..............[Bank] ....................................

[ nama dan jabatan]


E. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI

E.1 Pengumuman Pemilihan Langsung secara elektronik mengikuti petunjuk/pedoman


sistem pengadaan secara elektronik pada website LPSE.

E.2 Pengumuman Pemilihan Langsung secara elektronik dilingkungan Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diatur dengan mekanisme sesuai yang
tercantum didalam portal SPSE 3.6 dengan langkah-langkah antara lain :

1. No Pengumuman :
[sesuai Dokumen Pengadaan]

2. Nama Pokja
Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan Konsultansi pada SNVT
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau Ciujung Cidurian Tahun Anggaran 2018

3. Paket Pekerjaan
PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
(Kode Paket : PPSAB-SRG/2018)
HPS : Rp. 2.191.950.000,-
Huruf : Dua Milyar Seratus Sembilan Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

4. Persyaratan Peserta
[sesuai yang tercantum dalam portal SPSE 3.6]

5. Pelaksanaan Pengadaan
[sesuai yang tercantum dalam portal SPSE 3.6]

6. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan *)


[sesuai yang tercantum dalam portal SPSE 3.6]

Anda mungkin juga menyukai