PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU
KAB. SERANG
KODE PAKET : PPSAB-SRG/2018
B. DOKUMEN PENGADAAN
8. PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN
9. ISI DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
10. BAHASA DOKUMEN PENGADAAN
11. PEMBERIAN PENJELASAN
12. PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN
15. BAHASA PENAWARAN
16. DOKUMEN PENAWARAN
17. HARGA PENAWARAN
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN
19. MASA BERLAKU PENAWARAN
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
21. PAKTA INTEGRITAS
22. PENGISIAN DOKUMENISIAN KUALIFIKASI
23. JAMINAN PENAWARAN
D. DOKUMEN PENAWARAN
24. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAI-AN DOKUMEN PENAWARAN
25. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN
26. PEMBUKAAN PENAWARAN
27. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN
28. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN
29. EVALUASI PENAWARAN
30. EVALUASI KUALIFIKASI
31. PEMBUKTIAN KUALIFIKASI
F. PENETAPAN PEMENANG
32. PENETAPAN PEMENANG
33. PENGUMUMAN PEMENANG
34. SANGGAHAN
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN
35. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA
36. KERAHASIAAN PROSES
H. PELELANGAN GAGAL
37. PELELANGAN GAGAL
I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN
38. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
39. PENANDATANGANAN KONTRAK
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. PENERAPAN IKP DAN LDP
B. LINGKUP PEKERJAAN
C. SUMBER DANA
D. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
E. PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PENGADAAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN
F. DOKUMEN PENAWARAN
G. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN
H. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN
I. JAMINAN PENAWARAN
J. PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN
K. BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN
L. PEMBUKAAN PENAWARAN
M. AMBANG BATAS
N. SANGGAHAN
BAB IV
BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
SURAT PERJANJIAN
SURAT PERJANJIAN
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. KETENTUAN UMUM
1. DEFINISI
2. PENERAPAN
3. BAHASA DAN HUKUM
4. LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN
5. ASAL MATERIAL / BAHAN
6. KORESPONDENSI
7. WAKIL SAH PARA PIHAK
8. PEMBUKUAN
9. PERPAJAKAN
10. PENGALIHAN DAN / ATAU SUBKONTRAK
11. PENGABAIAN
12. PENYEDIA MANDIRI
13. KEMITRAAN / KSO
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS
16. PERINTAH
17. PENEMUAN-PENEMUAN
18. AKSES KE LOKASI KERJA
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK
19. MASA PELAKSANAAN(JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN
B.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
22. PROGRAM MUTU
23. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
25. MOBILISASI
26. PEMERIKSAAN BERSAMA
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
B.2 PENGENDALIAN WAKTU
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
29. PERPANJANGAN WAKTU
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN
31. RAPAT PEMANTAUAN
32. PERINGATAN DINI
B.3 PENYELESAIAN KONTRAK
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN
34. PENGAMBILALIHAN
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN / PEMELIHARAAN
B.4 ADENDUM
36. PERUBAHAN KONTRAK
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
40. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI / DE-ESKALASI)
B.5 PERINTAH
41. KEADAAN KAHAR
B.6 AKSES KE LOKASI KERJA
42. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK
43. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
44. PENINGGALAN
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
45. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
46. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI
47. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
48. PENANGGUNGAN DAN RISIKO
49. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
50. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
51. ASURANSI
52. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN
53. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
54. KEPEMILIKAN DOKUMEN
55. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA
56. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL
57. PENYEDIA LAIN
58. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
59. PEMBAYARAN DENDA
60. JAMINAN
D. PERSONIL INTI DAN / ATAU PERALATAN
61. PERSONIL INTI DAN / ATAU PERALATAN
E. KEWAJIBAN PPK
62. FASILITAS
63. PERISTIWA KOMPENSASI
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA
64. HARGA KONTRAK
65. PEMBAYARAN
66. HARI KERJA
67. PERHITUNGAN AKHIR
68. PENANGGUHAN
G. PENGAWASAN MUTU
69. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
70. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK
71. CACAT MUTU
72. PENGUJIAN
73. PERBAIKAN CACAT MUTU
74. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN
H. AKSES KE LOKASI KERJA
75. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
76. ITIKAD BAIK
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. KORESPONDENSI
B. WAKIL SAH PARA PIHAK
C. JENIS KONTRAK
D. TANGGAL BERLAKU KONTRAK
E. MASA PELAKSANAAN
F. MASA PEMELIHARAAN
G. PERBAIKAN CACAT MUTU
H. UMUR KONSTRUKSI
I. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN / PEMELIHARAAN
J. PEMBAYARAN TAGIHAN
K. PENCAIRAN JAMINAN
L. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN
M. KEPEMILIKAN DOKUMEN
N. FASILITAS
O. PERISTIWA KOMPENSASI
P. SUMBER PEMBIAYAAN
Q. PEMBAYARAN UANG MUKA
R. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
S. PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
T. PEMBAYARAN PERALATAN DAN / ATAU BAHAN
U. SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN
V. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI / DE-ESKALASI)
W. DENDA
X. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL
Y. PENYELESAIAN PERSELISIHAN / SENGKETA
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
B. KETERANGAN GAMBAR
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
KETERANGAN
BAB XII
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKANPENYEDIA BARANG / JASA (SPPBJ)
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA(SPMK)
C. BENTUK SURAT JAMINAN
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK
E. PENGUMUMAN / PELELANGAN UMUM / PEMILIHAN LANGSUNG / DENGAN
PASCAKUALIFIKASI
BAB I
UMUM
A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
- Harga Satuan : adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu
Pekerjaan satuan tertentu;
(HSP)
- Pojka ULP : adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang
dibentuk dan ditetapkan oleh kepala ULP atas usulan
KPA yang penugasannya diatur oleh Kepala ULP untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
- PPK : adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan;
A. Umum
1. Lingkup 1.1 Nama Paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana
Pekerjaan tercantum dalam LDP.
6
3.5 Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) dapat
mengikuti paket pekerjaan diatas Rp.
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dan harus
melakukan kerja sama usaha dengan perusahaan
nasional dalam bentuk kemitraan, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
dibidang yang bersangkutan.
7
4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
Korupsi, berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan
Kolusi, dan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut :
Nepotisme a. Berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
(KKN) dalam bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi
Penyalahgunaan keinginan peserta yang bertentangan dengan
Wewenang Dokumen Pengadaan, dan/atau peraturan
Serta Penipuan perundang-undangan.;
b. Melakukan persekongkolan dengan peserta lain
untuk mengatur hasil Pemilihan
Langsung/Pelelangan Umum, sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi
sekurang-kurangnya 2 (dua) indikasi di bawah ini :
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen Penawaran,
antara lain pada : metode kerja, bahan, alat,
analisa pendekatan teknis, koefisien, harga satuan
dasar upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/atau spesifikasi teknis / barang
yang ditawarkan (merk/ tipe/ jenis) dan / atau
dukungan teknis;
2) seluruh penawaran dari peserta mendekati HPS;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia
Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu) kendali;
4) adanya kesamaan / kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/ kesalahan
pengetikan, susunan, dan format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin
yang sama dengan nomor seri yang berurutan.
c. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk
memenuhi persyaratan dalam Dokumen
Pengadaan ini.
8
5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
Pertentangan perannya, dilarang memiliki/melakukan peran ganda
Kepentingan atau terafiliasi.
9
6.2 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan
penawaran yang mengutamakan pekerjaan konstruksi
yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia
(produksi dalam negeri).
10
7. Satu 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun
Penawaran sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh
Tiap Peserta memasukan satu penawaran untuk satu paket
pekerjaan.
B. Dokumen Pengadaan
8. Pengambilan 8.1 Semua peserta wajib melakukan pendaftaran sebelum
Dokumen mengambil Dokumen Pengadaan.
Pengadaan
8.2 Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan sesuai
hari, tanggal, waktu dan tempat pengambilan yang
ditentukan dalam pengumuman.
11
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi :
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen lain meliputi :
1) Pengumuman Pelelangan;
2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan;
7) Daftar Barang yang diimpor.
12
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pemberian
penjelasan menunjukan tanda pengenal dan surat
tugas kepada Pokja ULP.
13
hadir.
14
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
15
b. Jaminan Penawaran Asli (untuk paket pekerjaan di
atas Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah);
c. Daftar kuantitas dan harga;
d. Surat Kuasa dari Direktur Utama/Pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang namanya
tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
e. Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(apabila bermitra);
f. Dokumen Penawaran Teknis;
g. RK3K;
h. Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
i. Data Kualifikasi; dan
j. Daftar Barang yang diimpor (apabila impor).
17. Harga 17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka
Penawaran dan huruf.
18. Mata Uang 18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk
Penawaran mata uang sebagaimana tercantum dalam LDP.
Dan Cara
Pembayaran 18.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan
sesuai dengan cara sebagaimana tercantum dalam
LDP dan diuraikan dalam syarat-syarat Umum/Khusus
Kontrak.
16
Penawaran
19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum
akhir masa berlakunya penawaran, Pokja ULP dapat
meminta kepada seluruh peserta secara tertulis untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran
tersebut dalam jangka waktu tertentu dan
diperhitungkan paling kurang sampai perkiraan
tanggal penandatanganan kontrak.
21. Pakta 21.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
Integritas melakukan dan akan melaporkan terjadinya kolusi,
korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk
penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan
pekerjaan konstruksi serta akan mengikuti proses
pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional.
17
aplikasi SPSE.
c. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara
elektronik, peserta menyetujui pernyataan sebagai
berikut :
1) Yang bersangkutan dan manajemennya tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
2) Yang bersangkutan berikut pengurus badan
usaha tidak masuk dalam daftar hitam;
3) Yang bertindak untuk dan atas nama badan
usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;
4) Data kualifikasi yang diisikan benar dan jika
dikemudian hari ditemukan bahwa data
/dokumen yang disampaikan tidak benar dan
ada pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau kepala
cabang, atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili badan usaha yang
bekerja sama dan badan usaha yang diwakili
bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam, gugatan
secara perdata, dan / atau pelaporan secara
pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Pimpinan dan pengurus badan usaha bukan
sebagai pegawai K/L/D/I atau pimpinan dan
pengurus badan usaha sebagai K/L/D/I yang
sedang mengambil cuti diluar tanggungan
K/L/D/I; dan
6) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi
yang tercantum dalam dokumen pengadaan.
d. Untuk peserta yang berbentuk
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain,
pemasukan kualifikasi dilakukan oleh badan usaha
yang ditunjuk mewakili konsorsium /kemitraan/
bentuk kerjasama lain.
18
menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO.
19
bersyarat (unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan diserahkan
oleh Penyedia Jasa kepada Kelompok Kerja ULP.
20
ditetapkan sebagai pemenang pelelangan dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
D Dokumen Penawaran
.
24. Pemasukan 24.1 Pemasukan Dokumen Penawaran dengan
Dan Cara menggunakan metode 1 (satu) sampul.
Penyampaian
Dokumen 24.2 Peserta menyampaikan dokumen penawaran dengan
Penawaran cara menggugah melalui aplikasi sistem pengadaan
secara elektronik (SPSE) melalui pada website LPSE
sesuai ketentuan dalam LDP.
25. Batas Akhir Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui
Pemasukan aplikasi sistem pengadaan secara elektroni (SPSE) pada melalui
Penawaran website LPSE paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam
LDP.
21
saksi.
22
26.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
23
harus dilakukan secara tertulis.
28. Hak Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan proses
Menolak pelelangan, menerima atau menolak penawaran atau semua
Atau penawaran setiap saat sebelum penandatanganan kontrak,
Menerima dan tidak dapat diminta betanggung jawab apapun kepada
Penawaran penawar atau berkewajiban untuk menginformasikan kepada
penawar alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
24
kuantitas dan harga disesuiakan dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah2;
c. Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong;
d. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol serta sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan yang lain;
e. Jenis pekerjaan yang ditawarkan berbeda dengan
daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan
jenis pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
pengadaan dan harga satuan yang tercantum
dalam penawaran;
f. Apabila terdapat koreksi pada huruf a sampai
dengan huruf e dilakukan klarifikasi kepada
penyedia.
25
29.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari
3 (tiga) penawar yang menawar harga di bawah HPS,
maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi penawaran.
26
e. Para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
27
i) Daftar Barang yang diimpor (apabila
impor); dan
j) Dokumen Penawaran Teknis.
k) Surat Pernyataan Tidak Akan Menuntut
28
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
(4) Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak
kurang dari nilai sebagaimana
tercantum dalam LDP;
(5) Besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
(6) Nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan nama
Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) Paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan tanpa syarat (unconditional)
sebesar nilai Jaminan dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja, setelah surat pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP diterima
oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama
perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan penawaran
sesuai dengan persyaratan yaitu :
(a) Peserta terlibat KKN (yang
dilakukan oleh badan usaha non
kecil);
(b) Peserta menarik kembali
penawarannya selama
dilaksanankannya pelelangan;
(c) Tidak bersedia menambah nilai
Jaminan Pelaksanaan dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya dibawah 80% HPS;
(d) Tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi dalam
hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
(e) Mengundurkan diri atau gagal tanda
tangan kontrak.
(11) Substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan Penawaran telah diklarifikasi
29
dan dikonfirmasi secara tertulis oleh
Pokja ULP kepada penerbit jaminan.
c) Surat kuasa (apabila dikuasakan) :
(1) Harus ditandatangani direktur
utama/pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian / anggaran dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani oleh anggota kemitraan
yang diwakili menurut perjanjian kerja
sama.
d) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut :
(1) Mencantumkan nama kemitraan sesuai
dengan data kualifikasi;
(2) Mencantumkan Lead Firm dan
mitra/anggota;
(3) Mencantumkan modal (sharing) dari
setiap perusahaan;
(4) Mencantumkan nama pihak yang
mewakili kemitraan/KSO;
(5) Ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO.
e) Dokumen penawaran teknis (akan
dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan
kriteria persyaratan teknis pada tahap
evaluasi teknis).
b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara
tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. Peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
d. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada yang
tidak memenuhi persyaratan administrasi,
Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
e. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
30
29.15 Evaluasi Teknis :
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan
yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan ini;
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan :
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal
yang harus dipenuhi dengan membandingkan
pemenuhan pesryaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP dan personil inti serta
peralatan utama minimal tercantum dalam
LDK;
2) Penilaian persyaratan teknis, minimal
dilakukan terhadap :
a) Metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi
persyaratan substantif yang meliputi
tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai
akhir secara garis besar dan uraian /cara
kerja dari masing-masing jenis pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang /
sementara yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama
yang dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis da diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan.
Penilaian metode pelaksanaan tidak
mengevaluasi job
mix/rincian/campuran/komposisi material
dari jenis pekerjaan. Jenis – jenis pekerjaan
utama dan pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang/ sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utam ditetapkan dalam LDP.
Pekerjaan penunjang /sementara
dimaksud, misalnya :
(1) Pembuatan saluran pengelak (diversion
Channel) ;
(2) Pengeringan tempat pekerjaan
(dewatering/unwatering) skala besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman
(protection contruction);
(4) Pengaturan lalu-lintas (trafic
management) pekerjaan skala besar;
atau
(5) Jalan pengalihan/jembatan sementara.
31
b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan tidak melampaui batas waktu
(yaitu sampai dengan serah terima
pertama/Provision Hand Over (PHO))
sebagaimana tercantum dalam LDP.
c) Peralatan utama minimal : jenis, kapasitas,
komposisi dan jumlah yang disediakan
untuk pelaksanaan pekerjaan
menggunakan data peralatan yang
tercantum pada isian kualifikasi.
d) Personil inti : tingkat pendidikan, jabatan
dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman kerja, keahlian/keterampilan,
yang ditempatkan secara penuh,
menggunakan data personil inti yang
tercantum pada isian kualifikasi;
e) Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakan sebagai berikut :
(1) Sebagian pekerjaan utama
disubkontrakan kepada penyedia jasa
spesialis;
(2) Penawaran di atas Rp.
25.000.000.000,00 (dua puluh lima
miliar rupiah) sampai dengan Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh lima
miliar rupiah) mensubkontrakan
sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia
jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
Koperasi Kecil; dan/atau
(3) Penawaran diatas Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh lima
miliar rupiah) mensubkontrakan
sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia
jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
Koperasi Kecil dan dalam
penawarannya sudah menominasikan
sub penyedia jasa dari lokasi pekerjaan
setempat, kecuali tidak tersedia sub
penyedia jasa yang dimaksud.
f) RK3K memenuhi persyaratan yaitu adanya
sasaran dan program K3 yang secara umum
menggambarkan penguasaan dalam
mengendalikan risiko bahaya K3.
3) Pokja ULP dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
32
sebagaimana tercantum dalam LDP.
d. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. Peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah
koreksi aritmatik ada yang tidak memenuhi
persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
g. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis, maka pelelangan dinyatakan gagal.
Apabila Menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, maka ketentuan
berikut harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan :
33
timpang tersebut dimasukan ke dalam kontrak.
34
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan menjadi 5%
HPS, penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi persyaratan diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam
evaluasi penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan :
1) Preferensi Harga untuk barang/jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi
hanya berlaku untuk pengadaan barang/jasa
bernilai diatas Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah); dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih
besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir
perhitungan TKDN, maka peserta dianggap
tidak menginginkan diberlakukan preferensi
harga bagi penawarannya dan tidak
menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara perhitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman pada
tata nilai Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya.
3) Rumus perhitungan sebagai berikut :
1
HEA = x HP
1 + KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) dikali Preferensi
tertinggi Barang/Jasa.)
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran
35
/terkoreksi yang memenuhi
persyaratan lelang dan telah
dievaluasi).
4) Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama, penawar
dengan TKDN terbesar adalah sebagai
pemenang.
5) Pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh
Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki
harga penawaran yang sama dalam hal tidak
diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP memilih
peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih
besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil
Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga
tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
36
31. Pembuktian 31.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang
Kualifikasi memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan setelah
evaluasi kualifikasi.
32. Klarifikasi Dalam hal yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga)
Dan dilakukan dengan ketentuan :
Negoisasi a. Klarifikasi teknis dan harga dimulai dari penawar dari
Teknis dan urutan terendah pertama setelah koreksi aritmatik yang
Harga memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
b. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan
yang dapat mempengaruhi harga untuk dilakukan
negoisasi;
c. Apabila klarifikasi dan negoisasi terhadap penawaran
terendah pertama tidak tercapai kesepakatan, maka
penawarannya dinyatakan gugur dan dilanjutkan negoisasi
terhadap penawaran terendah kedua, apabila ada.
F. Penetapan Pemenang
33. Penetapan 33.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang,
Pemenang Pemenang Cadangan 1, dan Pemenang Cadangan 2
37
(apabila ada pemenang cadangan) untuk nilai
penawaran terkoreksi sampai dengan Rp.
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).
38
sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat
dikecualikan dengan syarat waktu penggunaan alat
tidak tumpang tindih (overlap), ada peralatan
cadangan yang diusulkan dalam dokumen
penawaran yang memenuhi syarat, dan/atau
kapasitas dan produktifitas peralatan secara teknis
dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket
pekerjaan.
c. Menawarkan personil yang sama pada masing-
masing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket
pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi untuk
menentukan personil tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya
dinyatakan personil tidak ada dan dinyatakan
gugur;
d. Ketentuan pada huruf c hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
konstruksi, dikecualikan apabila personil yang
diusulkan penugasannya sebagai Kepala Proyek
atau ada personil cadangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang memenuhi syarat.
e. Menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
39
33.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya, dilakukan
konfirmasi kepada calon pemenang, calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan jadwal
penandatanganan kontrak. Calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang tidak
bersedia memperpanjang surat penawaran dan
Jaminan Penawaran dapat mengundurkan diri tanpa
dikenakan sanksi.
40
prosedur meliputi :
a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No.54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No.04 Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam
dokumen Pengadaan;
b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat; dan/atau
c. Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP
dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
41
waktu penyerahan)
f. Asuransi;
g. Harga satuan timpang;
h. Penyesuaian harga(apabila diperlukan);
i. Tenaga kerja praktek/magang;
j. Hal-hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi
pada saat evaluasi penawaran; dan/atau
k. Hal-hal yang dianggap perlu.
42
pemenang, apabila tidak ada sanggahan; atau
c. Dalam hal terdapat sanggahan pada Pemilihan
Langsung/Pelelangan Umum, paling lambat 2 (dua)
hari kalender setelah semua sanggahan dijawab.
H Pelelangan Gagal
.
38. Pelelangan Gagal 38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
b. Dalam evaluasi penawaran ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
c. Harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
d. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04
Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau
f. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja
tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian
43
kualifikasi.
44
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan :
a. Evaluasi Ulang;
b. Penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. Pelelangan ulang; atau
d. Penghentian proses pelelangan.
45
pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
i. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa
syarat (unconditional) sebesar nilai jaminan dalam
jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah surat pernyataan wanprestasi dari
PPK diterima oleh penerbit jaminan;
j. Jaminan pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
k. Memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
J. Penandatanganan Kontrak
40. Penanda- 40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
tanganan dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
Kontrak
40.2 Sebelum Penandatanganan Kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.
46
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
47
atau Tim Opini Hukum Kontrak yang dibentuk oleh
K/L/D/I yang bersangkutan.
48
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A Penerapan Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data
. IKP dan LDP Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
2 Website :
. www.pu.go.id (SPSE 3.6)
49
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada barang/jasa dalam
negeri dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua
puluh lima perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi ketentuan
1) dan 2) maka diberlakukan preferensi harga dan diisi
“diberikan”.
50
Peralatan yang diusulkan dalam penawaran harus dilengkapi dengan
:
1. Tanda Bukti Kepemilikan (jika milik sendiri) atau Surat
Perjanjian Sewa (Jika sewa)
51
5 Identifikasi bahaya8
.
Jenis/Tipe
NO Jenis Bahaya Indikasi Resiko
Pekerjaan
1.1 Terkilir, terjatuh, dsb disebabkan medan yang
licin pada saat melaksanakan
Pekerjaan
1 survey/pengukuran
Persiapan
1.2 Terkena gigitan serangga atau binatang
beracun
1.1 Tergores atau terluka akibat batuan yang
sedang digali
2 Pekerjaan Tanah 1.2 Terluka akibat cangkul atau alat gali lainnya
1.3 Longsor akibat galian yang kurang
memperhatikan kondisi kontur tanah
2.1 Iritasi mata karena terkena cipratan mortar
Pekerjaan
3 2.2 Tergores atau terluka oleh bagian tajam batu
Pasangan
belah yang sedang dilansir maupun dipasang
4.1 Iritasi bagian mata maupun kulit yang terekspos
oleh cairan additive pengeras beton
4 Pekerjaan Beton 4.2 Terluka/infeksi karat karena tergores kawat atau
besi tulangan akibat penempatan/penanganan
material yang kurang tepat
5.1 Iritasi mata akibat tidak menggunakan
pelindung mata pada proses pengelasan besi
5 Pekerjaan Besi 5.2 Tersengat listrik akibat kabel yang terkelupas
maupun karena kondisi cuaca lembab/hujan
pada saat proses pengelasan
6.1 Terkilir pada saat proses pengencangan
Pekerjaan
6 sambungan-sambungan atau aksesoris
Perpipaan
pelengkap pipa
Pekerjaan Saluran 7.2 Terkena cairan panas akibat operator yang
7 Pembawa (Feeder kurang berpengalaman dalam menangani
Canal) mesin penyambung pipa HDPE
8.1 Iritasi mata akibat terkena cat
Pekerjaan Lain-
8 8.2 Keracunan akibat zat kimia berbahaya yang
Lain
terkandung dalam cat dan thinner
[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya serta
identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis pekerjaan dimaksud]
52
H Masa Masa berlaku penawaran selama 60 (enam puluh) hari kalender
. Berlakunya sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Penawaran
53
2 Tembusan sanggahan ditujukan kepada :
. a. PPK Air Tanah Dan Air Baku,
b. Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau-
Ciujung-Cidurian,
c. APIP/Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan rakyat
d. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
54
BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
B. Persyaratan 1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki surat izin usaha jasa
Kualifikasi konstruksi, sertifikat badan usaha, dan sertifikat perusahaan lainnya (yang
masih berlaku) yaitu :
1. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK); Bidang Sipil ;
2. SBU Jasa Pelaksana Konstruksi Perpipaan Air Minum Lokal (Kode
SI008);
3. Surat Dukungan dari Produsen atau Distributor Pipa HDPE;
4. Surat Pernyataan tidak menuntut
2. Peserta Kualifikasi badan usaha jasa konstruksi asing harus memiliki bukti
izin perwakilan Jasa konstruksi Asing dan melakukan kerja sama usaha
dengan perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan, subkontrak dan lain-
lain, dalam hal terdapat perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
dibidang yang bersangkutan.
PENGALAMAN
NO POSISI PENDIDIKAN SERTIFIKAT JML
KERJA
Sertifikat Keahlian
S.1 Teknik
(SKA), Ahli
1 Site Manager Sipil/Teknik 7 tahun 1
Sumber Daya Air-
Pengairan
Madya (211)
Sertifikat Keahlian
S.1 Teknik
Pelaksana (SKA), Ahli
2 Sipil/Teknik 5 tahun 1
Konstruksi I Sumber Daya Air-
Pengairan
Muda (211)
Sertifikat Keahlian
S.1 Teknik
Pelaksana (SKA), Ahli
3 Sipil/Teknik 5 tahun 1
Konstruksi II Sumber Daya Air-
Pengairan
Muda (211)
Sertifikat Keahlian
S1 Teknik
Pelaksana K 3 (SKA), Ahli K3
4 Sipil/Teknik 3 tahun 1
Konstruksi Konstruksi-Muda
Pengairan
(603)
Alat Penyambung
1 Dia.32 mm s/d 90 mm 1
Pipa HDPE
Kepada Yth :
Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan Konsultansi
pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau Ciujung Cidurian
Tahun Anggaran 2018
Di
Tempat
Perihal : Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang (Paket : PPSAB-SRG/2018)
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk
pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk
menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Angaran, maka Pengadaan
Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)....................................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
...............................................
Ja ba ta n
B. BENTUK SURAT KUASA
[Kop Surat Badan Usaha] CONTOH-1
SURAT KUASA
Nomor : ..............
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1. .......................[Menandatangani Surat Penawaran,]
2. .......................[Menandatangani Pakta Integritas,]
3. .......................[Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. .......................[Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
...........................,.......................20......
.......................... ..........................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
10
Penerima kuasa dari direktur utama /pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian
atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama
[Kop Surat Badan Usaha KSO] CONTOH-2
SURAT KUASA
Nomor : ..............
1. Nama : ......................................................
Alamat Perusahaan : ......................................................
Jabatan : ...................................................... [Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/Wakil Kemitraan (KSO)]
...................................................... [nama PT/CV/Firma]
2. Nama : ......................................................
Alamat Perusahaan : ......................................................
Jabatan : ...................................................... [Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/Wakil Kemitraan (KSO)]
...................................................... [nama PT/CV/Firma]
3. (dst.)
Masing-masing dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/Kemitraan (KSO)] berdasarkan Akta
Notaris No.............[No. Akta Notaris] tanggal.............................[tanggal penerbitan Akta]
Notaris..............................[nama Notaris Penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian
Kemitraan /Kerja Sama Operasi (KSO) No.......................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1. .......................[Menandatangani Surat Penawaran,]
2. .......................[Menandatangani Pakta Integritas,]
3. .......................[Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. .......................[Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
...........................,.......................20......
.......................... ..........................
(nama dan jabatan) (nama)
Pemberi Kuasa 2
..........................
(nama dan jabatan)
Dst...
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)
CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat Penawaran atas nama kemitraan
.........................................untuk pekerjaan................................................
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
...........................,.......................20......
.......................... ..........................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
12
Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia /badan usaha anggota kemitraan kepada yang mewakili kemitraan.
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
1. Metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak, realistik dan
tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utama dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan
yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis];
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP];
3. Spesifikasi teknis [apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang ditetapkan]; dan
4. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakan :
a. Sebagian pekerjaan utama disubkontrakan kepada penyedia jasa spesialis;
b. Penawaran di atas Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mensubkontrakan sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi
kecil; atau
c. Penawaran diatas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mensubkontrakan
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta Koperasi kecil dan dalam penawarannya sudah menominasikan penyedia
jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia penyedia jasa yang dimaksud.
BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKAN CONTOH
Catatan:
*) Peserta wajib mencantumkan nama-nama sub penyedia jasa lokasi setempat untuk
penawaran di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
13
Diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.
14
Dilakukan perhitungan sendiri (self assessment).
F. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR
CONTOH
TOTAL HARGA
15
Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
CONTOH
A. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
........................ RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI (RK3K)
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya.
C. Pengendalian Operasional K3
A. Kebijakan K3
...................................................................................................................................................
......
..............
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten.
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi
yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan-undangan dan
persyaratan lain terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. Perencanaan K3
Didalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa harus
menyampaikan pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi awal
tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3 sesuai dengan format pada tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3
[digunakan untuk usulan penawaran]
1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (6) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan SMK3 Kontruksi Bidan PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Penerapan SMK3;
3. .................[diisi Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 lainnya yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU]
C. Pengendalian Operasional K3
Pengendalian Operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada tabel 1 kolom 5, diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5)
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab
Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
4. Rencana prosedur /petunjuk kerja yang perlu disiapkan.
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada Tabel 1 kolom
(5).
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)
....................................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
...............................................
Jabatan
II. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan ditetapkan oleh PPK
pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
........................ RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI (RK3K)
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
Penanggung Jawab.
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya.
C.3. Sasaran dan Program K3.
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. Kebijakan K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala
risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan
harus ditandatangani oleh manajerproyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi
yang dilaksanakan.
A.2. Kepala proyek /project manager harus mengesahkan Kebijakan K3.
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan-undangan dan
persyaratan lain terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. Organisasi K3
Contoh :
Pena nggung Ja wa b K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG JAWAB
1.5 Melakukan Seluruh Lulus tes dan Instruktur, Sebelum 100% lulus Evaluasi hasil Petugas K3,
pelatihan pekerja paham Program, bekerja dan paham penyuluhan/pelatihan Unit
kepada terkait mengenai materi/modul, harus pelatihan/HRD
pekerja mengikuti sistem tes pemahaman, sudah
pelatihan dan keselamatan dan peserta terlatih
penyluhan galian
1.6 Penggunaan Seluruh - SNI hel, Masker, sepatu Sebelum 100% sesuai Disediakan petugas Inspektor
APD yang pekerja masker & keselamatan, bekerja standar yang melakukan K3/petugas
sesuai menggunakan sepatu (dicari) pelindung kepala harus pengawasan selama pengawas
APD standar - Jumlah sudah pekerjaan galian pelaksanaan
pekerja lengkap berlangsung pekerjaan
Ketentuan Pengisian Tabel 2
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang
tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1 kolom (8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap
pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada kolom
(4).
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari kolom
(5).
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan.
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program.
D. Pengendalian Operasional K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2, diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung jawab kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta uraian Tugas;
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada
contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
Dibuat Oleh,
...............................................
Penyedia Jasa
H. BENTUK RINCIAN /URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)
CONTOH
Catatan :
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah 80%
dari HPS.
16
Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
I. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No.........................
Ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. Terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. Menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. Tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya dibawah 80% HPS;
d. Tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
e. Mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
Sebagaimana ditentukan dalam dokumen pengadaannya diikuti oleh yang dijamin.
[Bank]
JAMINAN PENAWARAN
Dikeluarkan di : ......................
Pada Tanggal : ......................
TERJAMIN PENJAMIN
PAKTA INTEGRITAS
Dalam rangka pengadaan ......................[ isi nama paket]pada ...........................[isi sesuai dengan
nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa :
.................[tempat],...................[tanggal],...................[bulan], 20......[tahun]
Alamat : .............................
No. Telepon : .............................
No. Fax : .............................
E-Mail : .............................
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte
Notaris..............................[sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa,disebutkan secara
jelas nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa, jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. Saya bukan sebagai pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi [bagi
pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut :” Saya
merupakan pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti
diluar tanggungan Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi”];
3. Saya tidak mejalani sanksi pidana;
4. Saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. Badan usaha yang saya wakili tidak masuk daftar hitam, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usaha tidak sedang dihentikan;
6. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk daftarhitam;
7. Data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut :
A. Data Administrasi
1. Nama : ..........................................................
(PT/CV/Firma/atau lainnya
2. Status : Pusat Cabang
3. Alamat Kantor yang : ..........................................................
Mendaftar
(Pusat/Cabang)
No. Telepon : ……………………………………………………….
No. Fax : ……………………………………………………….
E-Mail : ……………………………………………………….
4. Alamat Kantor Pusat : ..........................................................
B. Izin Usaha
G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/ Susunan Persero (untuk CV/Firma)
2. Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Data Peralatan
Pemberi
Tugas/Pejabat Kontrak/Subkontrak Tanggal Selesai
Pembuat Menurut
No. Nama Paket Komitmen
Pekerjaan Lokasi Nama Alamat Nomor Nilai (Rp) Kontrak BA
dan dan Serah
Telepon Tanggal Terima
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemberi
Tugas/Pejabat Kontrak
Pembuat
No. Nama Paket Komitmen Rencana tanggal
Pekerjaan Lokasi Nama Alamat/ Nomor Nilai (Rp) kontrak berakhir
Telepon dan
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8
M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank :
Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….
Nama Bank : ……………………….
Nilai : Rp……………………………………(……………dalam huruf…………………..)
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.
Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikantidak benar dan/atau
ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
.................[tempat],...................[tanggal],...................[bulan], 20......[tahun]
PT/CV/Firma/atau lainnya
……………..[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[Contoh Surat Pernyataan/Keterangan Tidak Menuntut untuk Badan Usaha Dengan / Tanpa
Kemitraan/KSO]
[KOP PERUSAHAAN]
Bahwa apabila perusahaan kami menjadi pemenang lelang bersedia melakukan kontrak
pekerjaan konstruksi ini bersama atau setelah pekerjaan konsultansi supervisi terkait terkontrak.
Demikian Surat Pernyataan/Keterangan ini kami buat dengan sesungguhnya untuk dapat
digunakan seperlunya.
...............[tempat]...............[tanggal]......
.........[bulan] 20...............[tahun]
PT/CV/Firma/Koperasi/Kemitraan
............[pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]
[Contoh Surat Pernyataan untuk Badan Usaha dengan / tanpa kemitraan / KSO]
[KOP PERUSAHAAN]
SURAT PERNYATAAN
Alamat : .............................
No. Telepon : .............................
No. Fax : .............................
E-Mail : .............................
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte
Notaris..............................[sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa,disebutkan secara
jelas nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa, jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. Saya bukan sebagai pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi [bagi
pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut :” Saya
merupakan pegawai Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti
diluar tanggungan Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi”];
3. Saya tidak mejalani sanksi pidana;
4. Saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. Badan usaha yang saya wakili tidak masuk daftar hitam, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usaha tidak sedang dihentikan;
6. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk daftarhitam
...............[tempat]...............[tanggal]......
.........[bulan] 20...............[tahun]
PT/CV/Firma/Koperasi/Kemitraan
............[pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]
B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/persero.
2. Pajak :
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3),
jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja,
profesi/keahlian sesuai dengan Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan
tahun penerbitan sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai dengan yang
diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.
I. Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek
dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam prosentase), lokasi keberadaan saat ini dan
status kepemilikan /surat perjanjian sewa (dapat diisi sebagai milik sendiri/sewa
beli/sewa/kontrak atau lainnya yang tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari
masing-masing fasilitas /peralatan/perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja apabila
diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti status kepemilikan harus
dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO
wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.
BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A. Evaluasi Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi. Data Kualifikasi harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi
disampaikan oleh pejabat yang menurut perjanjian kemitraan/kerjas sama operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO;
2. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti izin Usaha
Jasa Konstruksi, SBU yang masih berlaku, dan memiliki surat/sertifikat lainnya yang
dipersyaratkan;
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak termasuk dalam daftar
hitam;
5. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan);
6. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak, kecuali bagi penyedia Usaha kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun;
8. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan;
10. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk
mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari
nilai total HPS;
11. Untuk usaha non-kecil (paket diatas Rp. 2.500.000.000,00) memiliki Kemampuan Dasar
(KD) pada subkualifikasi pekerjaan yang sejenis/kompleksitas yang setara, dengan
ketentuan :
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir;
b. Dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. Pengalaman perusahaan dinilai dari subklasifikasi pekerjaan, nilai kontrak dan status
peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang
(present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut :
NPs = NPo x Is
Io
NPs = Nilai pekerjaan sekarang
NPo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat serah
terima pertama
Is = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima pertama
Io = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila belum ada, dapat
dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar dari
pekerjaan;
12. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :
a. SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil KP = 5
Untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. Dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKPdari masing-masing
perusahaanyang bermitra/KSO;
c. Untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih yang nilainya terbesardari
cara sesuai butir a.
13. Dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:
a. Peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. Evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, angka 9, dan angka 12
dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO. Khusus untuk
angka 8 evaluasi persyaratan digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO,
sedangkan dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama kemitraan/KSO.
B. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian system gugur. Pokja
ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam Data
Kualifikasi dalam hal :
1. Kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. Pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta untuk
membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah)
D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas, maka Pokja ULP dapat meminta
peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah
substansi formulir isian kualifikasi termasuk dapat melakukan peninjauan lapangan pada
pihak-pihak/instansi terkait.
E. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan penawaran.
F. Evaluasi kulifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak
dapat dilengkapi.
BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan,
yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di .......................pada hari
.........................tanggal.................bulan.....................................tahun...........................[tanggal, bulan
dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang
No.............Tanggal............dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
No....................Tanggal..............[jika kontrak tahun jamak ditambahkan : “dan Surat Menteri
Keuangan Nomor :............,tanggal :...................., perihal :...............”] antara :
yang bertindak untuk dan atas nama19 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air c.q. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor :.............Tanggal..........Tentang.........................[SK pengangkatan PPK]
selanjutnya disebut “PPK”, dengan :
18
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54
Tahun 2016;
4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
2015;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
31/PRT/M/2015.
(a) Telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan
Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang sebagaimana diterangkan dalam syarat-syarat
Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut
“Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber
daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratandan ketentuan dalam kontrak ini;
(d) PPK dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini,
dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak :
1) Telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi advokat;
2) Menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi
yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian
pelaksanaan paket pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang dengan
syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti
yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang , dengan
rincian pekerjaan terdiri dari :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Pasangan
IV. Pekerjaan Beton
V. Pekerjaan Besi
VI. Pekerjaan Perpipaan
VII. Pekerjaan Saluran Pembawa (Feeder Canal)
VIII. Pekerjaan Lain-lain
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga
penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah
sebesar Rp..................(...........ditulis dalam huruf..............rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank :...............rekening nomor :..................atas
nama penyedia :....................;
[catatan :untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing-
masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
kontrak ini :
a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Pokok Perjanjian;
c. Surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. Syarat-syarat khusus kontrak;
e. Syarat-syarat umumkontrak;
f. Spesifikasi khusus;
g. Spesifikasi umum;
h. Gambar-gambar; dan
i. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen
yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan
urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ;
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam kontrak yang meliputi
khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia;
3) Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
4) Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dalam syarat-syarat khusus kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama
................(...........dalam huruf...........) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama
................(...........dalam huruf...........) hari kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani kontrak ini pada
tanggal tersebut diatas dan melaksanakan kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan
materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak , rangkap yang lain
dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama
................................. .................................
Penyedia PPK
[tanda tangan dan cap (jika salinan [tanda tangan dan cap (jika salinan
asli ini untuk Penyedia maka asli ini untuk satuan kerja PPK
rekatkan materai Rp.6.000,-)] maka rekatkan materai Rp.6.000,-)]
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang
Nomor : ......................................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan,
yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di .......................pada hari
.........................tanggal.................bulan.....................................tahun...........................[tanggal, bulan
dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang
No.............Tanggal............dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
No....................Tanggal..............[jika kontrak tahun jamak ditambahkan : “dan Surat Menteri
Keuangan Nomor :............,tanggal :...................., perihal :...............”] antara :
yang bertindak untuk dan atas nama19 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air c.q. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor :.............Tanggal..........Tentang.........................[SK pengangkatan PPK]
selanjutnya disebut “PPK”, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut :
19
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I
(a) Telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan
Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang Banten sebagaimana diterangkan dalam syarat-
syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut
“Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber
daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratandan ketentuan dalam kontrak ini;
(d) PPK dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini,
dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak :
1) Telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi advokat;
2) Menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi
yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian
pelaksanaan paket pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang dengan
syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti
yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab. Serang, dengan
rincian pekerjaan terdiri dari :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Pasangan
IV. Pekerjaan Beton
V. Pekerjaan Besi
VI. Pekerjaan Perpipaan
VII. Pekerjaan Saluran Pembawa (Feeder Canal)
VIII. Pekerjaan Lain-lain
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga
penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah
sebesar Rp..................(...........ditulis dalam huruf..............rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank :...............rekening nomor :..................atas
nama penyedia :....................;
[catatan :untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing-
masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
kontrak ini :
a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Pokok Perjanjian;
c. Surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. Syarat-syarat khusus kontrak;
e. Syarat-syarat umumkontrak;
f. Spesifikasi khusus;
g. Spesifikasi umum;
h. Gambar-gambar; dan
i. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen
yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan
urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ;
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam kontrak yang meliputi
khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Penyedia;
3) Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
4) Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dalam syarat-syarat khusus kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama
................(...........dalam huruf...........) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama
................(...........dalam huruf...........) hari kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani kontrak ini pada
tanggal tersebut diatas dan melaksanakan kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan
materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak , rangkap yang lain
dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
[tanda tangan dan cap (jika salinan [tanda tangan dan cap (jika salinan
asli ini untuk Penyedia maka asli ini untuk satuan kerja PPK
rekatkan materai Rp.6.000,-)] maka rekatkan materai Rp.6.000,-)]
A. Ketentuan Umum
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak
selanjutnya disebut SSUK harus mempunyai arti atau tafsiran
seperti yang dimaksudkan sebagai berikut :
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang
akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam dokumen pengadaan serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
7. Wakil Sah Para Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk
Pihak dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan atau
diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan kontrak ini oleh PPK
atau penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh pejabat
yang disebutkan dalam SSKK.
13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang
disebut dalam surat perjanjian untuk bertindak atas nama
Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban
terhadapPPK berdasarkan kontrak ini.
17. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak
Penemuan yang berwenang semua penemuan benda/barang yang
mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan di lokasi
pekerjaan yang menurut peraturan perundang-undangan
dikuasai oleh negara.
18. Akses ke lokasi 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK,
Kerja wakil sah PPK, Pengawas pekerjaan dan/atau pihak
yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi
lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan.
26. Pengukuran/ 26.1 Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, PPK bersama-
Pemeriksaan sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi
Bersama pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk
setiap rencana mata pembayaran (Mutual Check 0%).
34. Pengambil Alihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan
selesai/pengakhiran pekerjaan.
B.4. Adendum
36. Perubahan 36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
Kontrak
36.2 Perubahan kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui
oleh para pihak, meliputi :
a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal
yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak
sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam
kontrak;
b. Perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena perubahan
pelaksanaan pekerjaan.
c. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat
adanya perubahan pekerjaan.
d. Perubahan harga kontrak akibat adanya
penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi).
47. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim
Intelektual dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan atau atas
pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh penyedia.
56. Usaha Mikro, 56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
Usaha Kecil konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Dan Koperasi kecildan Koperasi kecil, maka pekerjaan tersebut harus
Kecil dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang ditunjuk dan
dilarang diserahkan atau disubkontrakan kepada pihak
lain.
58. Alih Dalam hal paket pekerjaan dengan nilai di atas Rp.
Pengalaman/ 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milar rupiah) diwajibkan
Keahlian mengalokasikan alih pengalaman /keahlian dengan merekrut
tenaga magang dan /atau fresh graduate.
67. Hari Kerja 67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya
disimpan oleh penyedia. Daftar pembayaran
ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan dapat
diperiksa oleh PPK.
G. Pengawasan Mutu
70. Pengawasan PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan
Dan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Pemeriksaan penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada
pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.
72. Cacat Mutu PPK atau pengawas pekerjaan akan memeriksa setiap hasil
pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas
setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau pengawas
pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan
dan mengungkapkan Cacat Mutu,serta menguji hasil pekerjaan
yang dianggap oleh PPK atau pengawas pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan cacat
mutu selama masa kontrak.
H. Penyelesaian Perselisihan
76. Penyelesaian 76.1 Para pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-
Perselisihan sungguh menyelesaikan secara damai semua
perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan
kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan ini.
77. Itikad Baik 77.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya
yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam
kontrak.
Penyedia : ………………………………….....
Nama : ………………………………….....
Jabatan : ………………………………….....
Alamat : ………………………………….....
Email : ………………………………….....
Telp. / Fax. : ………………………………….....
B. Wakil Sah Para Pihak Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut :
Untuk PPK : .......................
Untuk Penyedia : .......................
J. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP dan PPK
Tagihan untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 7 (tujuh) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang
tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.
O. Peristiwa Tidak ada Peristiwa kompensasi yang dapat diberikan ganti rugi
Kompensasi kecuali yang tercantum dalam syarat-syarat umum kontrak.
P. Sumber Kontrak Pengadaan pekerjaan konstruksi ini dibiayai dari APBN TA.
Pembiayaan 2018.
Q. Pembayaran Uang muka diberikan sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari nilai
Uang Muka kontrak.
U. Serah Terima Dalam kontrak ini tidak diberlakukan serah terima pekerjaan
Sebagian sebagian atau secara parsial.
Pekerjaan
Koefisien Komponen
Pekerjaan
a. b. c. d. a+b+c+d
Ti mbuna n O,15 ..... ..... ..... 1,00
Ga l i a n O,15 ..... ..... ..... 1,00
Ga l ian dengan alat O,15 ..... ..... ..... 1,00
Beton O,15 ..... ..... ..... 1,00
Beton bertul a ng O,15 ..... ..... ..... 1,00
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang [dicantumkan
apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk : [Cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah
orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan : [Cantumkan nama uraian detil tanggung jawab kerja,
minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan Khusus yang digunakan : [Cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan
untuk pelaksanaan pekerjaan]
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan gambar-gambar, yang keduanya
secara bersama menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi
seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut
Dokumen Kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan
material tersebut yaitu spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan
dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
2. Jenis Pekerjaan
b. Pembuatan Reservoir sebanyak 4 buah, broncup (bangunan penangkap air) sebanyak 4 buah dan Kran Umum
sebanyak 12 buah beserta perlengkapannya
3. Tempat Pekerjaan
Tersebar di empat lokasi :
a. Yang dibutuhkan adalah suatu sistem jaringan air bersih perpipaan yang dalam hal ini tidak terpisahkan dari
kebutuhan barang / material pendukungnya antara lain : pipa-pipa, fitting, gate valve dan material lainnya,
dimana akan disediakan dan diantarkan sesuai perjanjian kontrak;
b. Istilah ”Kontraktor” dianggap sama ( sinonim ) dengan ”Penyedia Barang / Jasa”;
c. Pipa-pipa, fitting dan barang/material dan accessories yang ditawarkan diutamakan produksi dalam Negeri
d. Barang-barang tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus persen) baru;
e. Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang yang ditawarkan secara lengkap seperti Jenis,
Class, Tebal, bahan, kemampuan kerja dan lain-lain;
f. Harus disebutkan merk dan atau pabrik yang membuatnya pada setiap barang/material yang ditawarkan
dan bisa terbaca dengan jelas;
g. Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari barang yang ditawarkan, brosur harus asli berhuruf latin, dapat
dibaca dan dimengerti dengan mudah (bila diperlukan kontraktor harus bisa menjelaskan);
h. Barang yang ditawarkan seperti : pipa, fitting dan gate valve harus dilengkapi dengan Surat Dukungan
Pabrik (POA) Asli ; Adapun POA dapat diterbitkan oleh Distributor Utama/Agen Utama atau Distributor
Cabang/Agen Cabang dari satu produk merk tertentu yang dikuatkan oleh suatu surat penunjukkan dengan
/ distributor dari pabrik negara asal / agen utama.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Umum
Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan persiapan seperti yang tercantum di bawah ini agar
pekerjaan pokok bila terselesaikan dengan baik, dimana seluruh pekerjaan persiapan tersebut sudah
termasuk di dalam penawaran.
Kontraktor harus menyediakan los kerja dan gudang bahan dengan luas secukupnya agar bisa merakit
dan menyimpan bahan dengan aman dan terlindung.
Kontraktor harus menyediakan keet, yang dilengkapi dengan:
c. 1 (satu) buah papan tulis (white board uk, 90 x 120 cm) untuk keperluan rapat lapangan.
1. Buku Direksi
2. Buku Tamu
3. Buku Catatan Penerimaan Barang (bahan)
4. Buku Catatan Jumlah Tenaga setiap hari
5. Buku Catatan Keadaan Cuaca
6. Kalender tahun pelaksanaan pekerjaan dan Kotak P3K
7. Meja Kursi tulis
g. Membuat Time Schedule / Tata Kala (Curve S) yang disyahkan oleh Konsultan.
h. Menyediakan RKS dan Gambar Perencanaan, untuk pedoman pelaksanaan.
i. Mengasuransikan tenaga kerja dalam Jamsostek.
j. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran, pematokan serta pembersihan pada jalur pipa
yang akan digali untuk pemasangan pipa.
k. Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan seperti pada gambar.
l. Kontraktor harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi-lokasi pekerjaan yang
sedang dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar berhati-hati.
m. Semua buku-buku harus diparaf / tanda tangan oleh penyedia barang/jasa, setelah kegiatan selesai
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan beserta perlengkapan lainnya kecuali meja kursi dan papan tulis milik
Kontraktor.
• Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran, pematokan serta pembersihan pada jalur pipa
yang akan digali untuk pemasangan pipa.
• Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan seperti pada gambar.
• Kontraktor harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi-lokasi pekerjaan yang
sedang dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar berhati-hati.
Pasal 4
PENGADAAN PIPA HDPE DAN FITTING
1. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standard SNI 06-0135-1987 dan bila tidak disebutkan dalam Volume
Pekerjaan (Bill of Quantity) maka system sambungan menggunakan system welding. Semua Fitting direncanakan
mempunyai tekanan kerja 10 kg/cm2/10 bar sesuai dengan tekanan pipa yang akan dipasang accessories.
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process (pencetakan atau proses
panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit yang disuplai sesuai
kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian
tersebut.
MPa (10 kg/cm2) tergantung class pipa yang diminta untuk paling sedikit 60 detik. Setiap pipa atau fitting yang bocor,
menggelembung atau pecah tidak dapat diterima.
Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti flattering test,toksisitas,tekanan terus-menerus dan lain-lain harus dilakukan sesuai dengan
standard yang berlaku.
2. Penandaan (Marking)
Masing-masing pipa HDPE, Fitting dan accessories harus mempunyai tanda pabrik pembuat, tahun pembuatan,
diameter nominal (ND) dan kelas pipa (AW) atau (D) dan kata “HDPE” pada badan pipa, pada setiap sisi bend
diberi tanda derajat sudutnya.
4. Penyerahan
Jika tidak ditentukan lain Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan bagi pihak pemberi dokumen-dokumen sebagai
berikut :
a. Suatu catatan aktul tentang pengujian dan inspeksi yang diminta oleh pihak pembeli yang hasilnya sesuai
dengan standard yang diterima.
b. Gambar pipa dan sambungan secara rinci (Asbuilt Drawing)
c. Hasil test kekerasan dan daya rentang
d. Hasil test hidrostatik
e. Laporan pengujian material gasket karet.
f. Pipa Galvanized Iron
g. Pipa Galvanized Iron (GIP)
a. Spesifikasi Material;
Nominal Diameter : ᴓ 20 mm, menggunakan sambungan Socket
3. Perlengkapan / Peralatan
a. Toleransi
Toleransi yang diijinkan akan ditunjukkan pada shop drawing dan harus diikuti secara teliti. Pekerjaan yang
bermutu tinggi pada akhirnya harus mengikuti cara perusahaan yang sangat modern pada jenis peralatan
yang dimasukkan dalam persyaratan perjanjian. Seharusnya pertimbangan diberikan sehubungan dengan
ketetapan yang ada untuk menjamin bekerjanya alat-alat secara layak.
b. Lapisan Pelindung
Semua peralatan harus dilengkapi dengan lapisan pelindung yang baik mutunya dari pihak yang
mempunyai nama baik, kecuali kalau sudah ditentukan.
c. Plat Nama
Plat nama peralatan pada pengepakan harus dipasang sesuai peralatan itu pada tempat yang mudah dilihat
dan diambil.
4. Pengepakan dan Pengiriman Barang / Pipa
a. Pada waktu pengiriman, ujung-ujung pipa harus dibungkus untuk menjaga agar ujung-ujung tersebut
tidak rusak;
b. Waktu menyusun pipa-pipa (HDPE dan GI) harus diberi alas/bantalan balok kayu dibawahnya;
c. Setiap pipa harus disimpan dan disususn rapih, dikelompokkan menurut jenis dan ukurannya dengan
maksimum tinggi tumpukkan 2 (dua) meter, agar memudahkan cara penghitungannya. Sedangkan untuk
accessories harus dipak di dalam peti dan diberi tanda sesuai dengan jenis dan ukurannya;
d. Penyusunan / penumpukkan barang digudang harus dilaksanakan dengan tenaga / mekanik yang
memadai;
e. Barang-barang yang ukuran kecil dikirim dengan menggunakan pelindung/bungkus/kotak yang kuat.
f. Demikian spesifikasi dibuat agar dapat diperhatikan, dan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
dari dokumen pelelangan.
Pasal 5
PEKERJAAN TANAH
1. Umum
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tanah yang diperlukan untuk pemasangan pipa, valve chamber,
pekerjaan crossing dan pekerjaan lainnya seperti yang disyaratkan dan tertera di dalam gambar.
b. Kontraktor harus menjaga dan berhati-hati menggunakan peralatan konstruksi berat di lokasi pekerjaan di
daerah permukiman agar tidak mengganggu linkungan sekitarnya (menimbulkan kerusakan lingkungan).
2. Galian
a. Umum
Kecuali bila ditentukan lain, maka galian sudah termasuk penyingkiran bahan (galian) apapun sifatnya yang
dijumpai, rintangan yang bersifat bagaimanapun yang akan mengganggu pelaksanaan dan penyelesaian yang
sebagaimana mestinya.
Pembuangan bahan ( galian ) tersebut mengikuti garis ketinggian tertera dalam gambar atau yang
diperintahkan. Bila tidak ditentukan lain, seluruh lapangan pekerjaan harus dikupas (dibersihkan) dari tumbuh-
tumbuhan dan puing-puing, benda tersebut harus disingkirkan sebelum galian atau pengukuran dilakukan.
Kontraktor harus menyediakan tempat dan turap yang diperlukan pada sisa-sisa galian, serta semua
pemompaan, penggalian atau tindakan lain yang telah disetujui untuk memindahkan atau mengeluarkan air,
termasuk member perhatian terhadap air hujan dan air bangunan yang masuk lokasi pekerjaan hingga
terhindar kerusakan pekerjaan dan sekitarnya.
Pekerjaan galian yang sedang berlangsung dimana tenaga kerja melakukan kegiatan, maka kontraktor harus
melindungi tenaga kerja tersebut dengan sarana dan alat apapun yang disetujui.
Lubang galian maupun lubang-lubang lain tidak diperkenankan dalam keadaan terbuka lebih dari 3 x 24 jam,
sehingga mengganggu kelancaran dan berbahaya bagi lalu lintas dan pejalan kaki. Semua lubang-lubang
harus diberi pelindung yang kuat dan diberi tanda peringatan.
Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh, galian harus dilaksanakan sampai
pada peil yang ditentukan, atau lapisan tanah keras. Bila diperintahkan daerah di bawah bangunan harus
digali lebih dalam, maka kelebihan galian atau urugan kembali karena akibatnya akan dibayar dengan harga
satuan penawar bila harga penawar tersebut telah ditentukan, kalau tidak, pembayaran akan dilakukan sesuai
dengan nilai yang disepakati.
c. Galian di Bawah Daerah Pengerasan
Apabila dalam melakukan galian di bawah pengerasan jalan, maka kontraktor harus membongkar lapisan
pengeras tersebut sampai ketebalan pengeras yang ada.
Kecuali ada pepohonan yang harus dibuang sesuai yang tertera pada gambar, semua pohon harus dilindungi dan
tidak rusak selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak ada pohon yang ditebang tanpa ijin tertulis. Pepohonan
yang terganggu harus ditunjang selama pelaksanaan sesuai petunjuk.
e. Galian Berbatu
2. Batu-batuan harus digali 15 cm melebihi ukuran luar pipa atau sambungannya, ruang antara kemudian
diisi kembali dengan pasir.
Bilamana pada lokasi galian dipadati muka air tanah yang tinggi, serta mengakibatkan terganggunya dalam
pelaksanaan galian serta pemasangan, maka kontraktor harus merendahkan muka air tanah tersebut dengan
cara memompa air yang ada sampai kering dimana kedalaman galian bias tercapai dan pemasangan pipa bias
terlaksana dengan baik, kontraktor harus membuang air pompa tersebut ke tempat yang aman, yang
sekitarnya tidak mengganggu pekerjaan dan lingkungan sekitarnya.
3. Urugan Pasir
Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar rencana, sebelumnya
pipa-pipa dipasang di dalamnya. Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta harus
mempunyai permukaan yang rata. Setiapa dasar pasir setiap ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa
terjamin berkedudukan pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-sambungannya.
Setelaha pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus mulai dari dasar sampai
atas pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus ini disebarkan merata kesetiap penjuru ruangan dalam galian
sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan dalam keadaan basah.
Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm di atas pipa, galian harus
ditimbun dengan pasir dan kerikil halus dan dipadatkan dalamkeadaan basah secara merata. Pemborong
harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini, untuk menghindarkan terjadinya kerusakan
atau pergeseran.
Cara atau metoda penimbuanan kembali harus dilakukan lapisan demi lapisan, dipadatkan disekeliling dan
diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar rencana dengan cara tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-
sisi harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama diatas pipa harus dipadatkan
hanya pada sisi-sisi pipa saja. Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh digunakan. Semua
kerusakan pada pipa-pipa dan alat-alat penyambung harus diperbaiki Pemborong dengan biaya sendiri.
Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan tangan atau metode
mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah menurunnya permukaan,
setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas permukaan tanah untuk memberi peluang
pengendapan, Direksi/Tenaga Ahli dapat memerintahkan Pemborong, untuk menambah timbunan pada
bagian atas parit, di mana terjadi kesurutan di bawah permukaan tanah yang bersangkutan.
4. Urugan Kembali
a. Umum
Urugan kembali tidak boleh langsung dejatuhkan di atas setiap struktur atau pipa. Bahan yang dipakai untuk
urugan kembali, adalah bahan tanah, bebas dari rumput akar, semak-semak, bahan organic dan tumbuhan
lainnya atau batu-batuan yang memiliki diameter lebih dari 15 cm. Bahan urugan setebal 15 cm dari s etiap
struktur atau pipa harus bebas dari batu-batuan, pecahan gumpalan tanah yang berukuran maksimum lebih
besar dari 7,5 cm. Urugan kembali tidak diletakkan di sekitar atau diatas sesuatu sstruktur sampai beton
mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang menekan. Urugan kembali di sekeliling
bangunan penahan air harus diletakkan sampai bangunan itu telah penuh dengan air ketika urugan kembali
tanpa seijin pengawas.
b. Urugan Kembali Sekeliling Bangunan, di Bawah Struktur dan di Bawah Daerah Pengerasan
Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh, urugan kembali sekeliling bangunan,
dibawah struktur dan dibawah daerah pengerasan harus ditebarkan secara horizontal tidak lebih 15 cm
tebalnya sebelum dipadatkan, dan pemadatannya dilakukan dengan cara pemadatan gerak tenaga tangan.
Urugan kembali harus dipasang rata lapis demi lapis, dibasahi dan dipadatkan secara mekanis.
Galian dan Urugan harus di periksa dan di setujui, sebelum memulai tahapan bangunan berikutnya. Bahan
urugan harus juga disetujui.
Pasal 6
KONSTRUKSI- KONSTRUKSI PENGAMAN
1. Umum
Konstruksi- konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang secara umum
meliputi pekerjaan pondasi/thrust block, persyaratan bahan dan pelaksanaan harus sesuai dengan gambar-
gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil. Secara umum spesifikasi bahan-bahan
konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Semen
Semua elemen yang digunakan harus semen Portland biasa dengan mutu terbaik. Bilamana diminta pada
setiap pengiriman semen ke pekerjaan pemborong harus menyerahkan sertifikat pengujian, yang
mrnyatakan semen tersebut memenuhi syarat- syarat yang bersangkutan. Semen harus di simpan dengan
cara yang mencegah kelembapan atau pencemaran oleh bahan- bahan lain.krikil atau batu pecahan harus di
dapat dari tempat yang telah di setujui dan harus keras dari lapisan- lapisan dan debu.
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus di angkut, ditangani dan di timbun sedemikian rupa, sehingga yang
berukuran nominal terpisah dari yang berukuran lain, dan tidak tercampur dengan benda- benda lain.
Krikil dan batu pecah harus didapat dari sumber yang telah di setujui dan harus keras, tahan lama, bersih
serta bebas dari lapisan yang menempel dari debu.
c. Beton
Kecuali kalau ada ketentuan lain, maka beton harus mempunyai perbandingan campuran 1:2:3.
Perbandingan 1:2:3 hanya merupakan patokan saja dan tergantung pada krikil dan pecahan batu yang
digunakan diubah- ubah.
Untuk mendapatkann mutu campuran yang baik, dapat dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan air terlalu
banyak.
Untuk pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus dibeton dan dipadatkan tidak
kurang dari 30 menit setelah di campur dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar
matahari selama tidakkurang dari 7 hari.
Cetakan untuk cor beton harus dibuat yang rapid an diperkuat untuk mencukupi pengecoran beton seperti
tertera pada gambar.
Semua sambungsan- sambungan harus rapat untuk menjamin tidak terdapat kebocoran beton basah pada
cetakan. Cetakan tidak boleh debongkar selama 24 jam setelah pengecoran. Permukaan beton hang
horizontal dan terlihat harus diratakan sampai halus dengan sendok baja, setelah pengerasan pertama
dilakukan.
e. Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar- gambar dan harus bersih dan bebas
dari debu.
f. Bata merah
Bata merah yang bermutu harus digunakan harus mendapat persetujuan. Bilamana diminta, pengeboran
harus menyediakan contoh- contoh.
Bata merah harus dipasang rapi dan sambungan-sambungan harus sama rata dengan permukaan.adukan
untuk bata merah terdiri atas 1 bagian semen 4 bagian pasir.
2. Blok Bantalan Penahan ( Thrust Block )
Semua peralatan penyambungan pipa seperti tee, bend dan alat- alat bantu lainnya harus tersedia lengkap
dengan blok bantalan penahan dari beton untuk mencegah pergeseran dari pada peralatan- peralatan
penyambungan.
Ukuran- ukuran balik beton untuk setiap susunan dapat dilihan dari gambar rencana.
Ujung- ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup- penutup yang di sekrup atau yang di las pada
pipa- pipa dan harus dilengkapi dengan blok- blok bantalan beton bertulang seperti tertera dalam dalam
gambar rencana.
Komposisi beton yang harus digunakan adalah 1:2:3 ( beton jenis BI sebagai minimum) atau ditentukan lain
oleh dansesuai dengan gambar- gambar rencana.beton tersebut harus ditempatkan diantara tanah dan fitting
alat bantu yang harus di angker. Beton harus dipasang sedemikian sehingga pipa dan alat bantu mudah di
jangkau untuk perbaikan, kecuali jika ditetapkan lain oleh tenaga ahli.
Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekanan untuk mengisi lebih pada galian. Bila
diperlukan beton tambahan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan pembayaran tambahan.
3. Tiang Penyangga
Apabila diperlukan tiang- tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau pipa yang dipasang
diatas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar rencana atau dan
dengan petunjuk atau tenaga ahli.
4. Ruang Katup
Ruang katup ( Surface valve box dan valve chamber ) harus dibangun dengan bahan dan jenis konstruksi
seperti pad gambar- gambar rencana. Ruang katub tidak boleh mengeluarkan/ meneruskan tekanan dari
atas terhadap katup dan harus terletak di tengah dan di lampaui bagian mur dari katup dengan tutup bak
yang sesuaidengan permukan jalan/ tanah setempat atau pada permukaan lainnya sesuai dengan
pengarahan dari tenaga ahli. Kotak luar harus ditempatkan diatas plat beton bertulang yang dituang
langsung ditempat sesuai gambar rencana. Kotak- kotak luar akan diserahkan kepada pemborong dalam
keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisa dalam dan sisa atas dari besi tulang disikat dengan sikat kawat dan dicat
dengan terbatu bara atau cat yang sejenis, yang di setujui oleh tenaga ahli. Kkotak luar harus dipasang
sedemikian rupa, sehingga setiap tegengan yang dapat diteruskan ke katup.
Hindra-hindra harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran pembuangan dari katup api
menjuruske jalan hidran disetel pada sebuah tegel/plat semen yang dipancangkan dengan cara dituangkan +
20 liter beton (beton tipis) diatas tegel beton itu.
Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan kontruksi penguat khusus yang belumtercantung
dalam spesifikasi ini, maka pemborong harus meminta petunjuk/ tenaga ahli atau akan diatur tersendiri
dalam spesifikasi teknis khusus.
Sebelum pemasangan terhadapmasesoris pipa/ peralatan lainnya ( katup, Fire hydrant, dll)
Kontraktor harus mendapat persetujuan dari tenaga ahli mengenai penempatan posisinya terhadap
keselamatan lalulintas pejalan kaki maupun kendaraan.
Pasal 7
PEKERJAAN PEMIPAAN
1. Umum
a. Uraian pekerjaan
Perkerjaan yang dimaksud disini adalah pemasangan jaringan pipa bermacam- macam ukuran dan
bahannya termasuk pemasangan katup ( valves ), benda khusus ( specials ), benda sambungan ( fittings)
meteran air dan benda- benda lainnya, dipasang atau dibangun sesuai dengan gambar dan persyaratan
disini. Peralatan bangunan untuk galian tanah, penggurugan kembali, pengujian serta bahan- bahan untuk
pembangunan bak katub blok bantalan, bak meteran air yang tidak disediakan oleh pemberi tugas
menyelesaikan pekerjaan pemasangan seperti tertera pada gambar dan persyaratan ini harus diselesaikan
oleh kontraktor.
Kontraktor bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan peralatan serta bahan tambahan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan pemasangan sesuai persyaratan ini dan tertera dalam gambar ini. Akhirnya ia
harus mempertimbangkan gqambar dan daftar peralatan/ bahan , pemberitugas penetapan bahan- bahan
tersebut untuk diadakan, dibangun dan di pasang membentuk susunan yang lengkap. Kontraktor
bertanggung jawab atas pengangkutan dan penanganan bahan/ peralatan dari tempat penampungan.
Dalam Jaringan kerja Proyek memasang pipa HDPE maka pengadaan pipa HDPE disertai dengan sertifikat
Jaminan barang dari produsen atau distributor yang menyatakan bahwa barang tersebut telah sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis .
Pengangkutan pipa HDPE harus dalam keadaan baik dan diterima oleh direksi atau pengawas proyek.
a. Umum
Bila tidak ditentukan lain kontraktor harus memasang semua pipa, benda khusus, sambungan, penutup,
katub, penyangga baut, mur, paking, bahan penyambungan dan perlengkapan lainnya sesuai dengan
gambar dan persyaratan ini guna menghasilkan pemasangan yang mudah dilakukan serta menyeluruh. Pada
waktu pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka semua lubang pipa dan ujung pipa harus ditutup rapat-
rapat guna menghindari dimasuki oleh binatang atau benda- benda asing. Bila terjadi kerusakan pada pipa
benda sambungan valve atau perlengkapan lainnya selama penanganan, cepat- cepat kerusakan tersebut
ditunjukkan kepada Direksi. Direksi akan menerangkan cara perbaikannya atau menolak sama sekali bahan
yang rusak tersebut.
Pemasangan atau penyambungan pipa HDPE dilakukan dengan pengelasan dengan proses fusion, adapun
aksesories dan peralatan yang dibutuhkan selama proses pemasangan adalah :
1. Gate valve
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran (on-off) dan untuk mengatur besar kecil laju aliran.
Pemasangan karet packing (rubber gasket) pada pertemuan sambungan harus rata jangan sampai
terlipat atau sobek.
2. Flange steel
Flange steel adalah accessories yang dipasang pada pipa besi dengan penguat las yang bertujuan
untuk pertemuan dengan accessories seperti gate valve dan accessories yang menggunakan flange to
flange.
3. Bend Steel
Adalah accessories yang dipasang pada bagian yang membelok atau tikungan.
Pemasangannya harus memperhatikan kekencangan flange dengan meletakan karet packing (rubber
gasket) diantara flange kemudian baut dikencangkan agar tidak terjadi kebocoran.
4. Air valve
Adalah accessories yang berfungsi mengeluarkan udara yang ada didalam pipa saat pipa terisi air.
Pemasangan air valve harus berdasarkan gambar kerja., pemasangan karet pada air valve jangan
sampai robek, pemasangan baut harus kencang agar tidak menyebabkan air keluar pada air valve.
5. Patok Hektometer
Terbuat dari beton yang dimensinya ditentukan oleh direksi atau gambar kerja, dicat dan diberi tanda
jumlah patok dan panjang perkilometer yang ditanam sepanjang jalur pipa.
6. Thrust Block
Adalah tiang penyangga yang terbuat dati cor beton yang berfungsi sebagai pengikat pipa yang tidak
tertanam didalam tanah,pengecoran thrust blok dibuat dengan perbandingan semen, pasir dan kerikil
yang telah ditentukan dalam kontrak.
Bila detail penyangga pipa tergambar, maka penyangga itu harus dilaksanakan dan terpaksa seperti yang
ditunjukkan sedemikian rupa sehingga penyangga pipa yang Nampak ( tidak didalam tanah ) harus lengkap
dan betul, sekalipun perlengkapan penyangga ada atau tidak tergambar secara khusus. Harus dipasang pula
dimana ditentukan balok bantalan dan penyambungan yang memakai pengekang. Bahan penyangga
tersebut dari beton bertulang yang bagian atasnya disisipkan baut untuk klaim pipa, ukuran dari penyangga
sesuai dengan gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
Lubang galian harus dalam keadaan kering bila pipa akan dipasang. Pipa harus dipasang sesuai kedalaman
yang tertera dalam gambar dan disambung-sambung membentuk alur garis yang rata. Begitu pipa akan
dipasang pada kedudukannya untuk sambungan, bantalan pipa harus diperiksa kembali kekuatannya dan
peralatannya. Dasar galian termasuk penurapan mempunyai lebar minimal sama dengan diameter luar pipa
ditambah 30 cm dan maksimum sama dengan dengan diameter luar pipa ditambah 60 cm, kecuali ditentukan
lain dengan yang tertera digambar atau diperintahkan Direksi.
Panjang galian pada setiap tempat maksimum 200 meter atau sepanjang yang diperlukan untuk
menyambung sejumlah pipa yang bisa dilaksanakan dalam sehari,. Pada akhir setiap hari kerja semua pipa
yang baru terpasang harus diurug kembali minimal 0,15 meter dari bagian atas pipa kecuali pada
sambungan, sisa urugan harus diurug lagi pada hari berikutnya, kecuali bagian sambungan atau setelah
selesai pengujian tekanan.Pelatan, perkakas dan kemudahan yang memadai, yang memuaskan direksi
harus diadakan dan digunakan oleh kontraktor agar aman dan tepat melaksanakan pekerjaan.
Semua pipa, benda sambungan dan valve diturunkan ke lubang galian harus hati-hati, satu-persatu dengan
cara diderek, dengan tali atau dengan perkakas/alat yang memadai sedemikian rupa sehingga dapat
menghindari kerusakan bahan pipa dan accesoris lainnya. Dalam keadaan apapun tidak boleh pipa
dijatuhkan atau ditumpuk di dlam lubang galian.
Demikian juga dengan spesifikasi desain untuk perlindungan penyangga samping dan urugan harus sesuai
dengan SNI 06-4829-2005.
Dinding parit dengan kondisi tanah kurang baik harus digali tahap demi tahap untuk menghindari runtuhnya
material dinding parit (lubang galian)
Secara umum lebar galian minimum harus sesuai dengan syarat konstruksi sehingga proses dapat terus
berlangsung.
Lebar galian untuk keperluan pemasangan Pipa PE dapat berkurang dibandingkan keperluan pemasangan
pipa tipe lain, karena pengelasan “butt” atau electrofusion dilakukan diatas tanah kemudian pipa yang sudah
tersambung diletakan kedalam galian. Demikian juga untuk pipa diameter kecil dalam bentuk coil bias
disambung diatas tanah dan kemudian diletakan kedalam galian. Lebar galian minimum harus mencakup
untuk pemadatan beban penyangga samping.
Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan cabang (tee) atau katup., harus dilakukan
dengan cara yang rapi dan mahir tanpa merusak pipa dan kelurusannya, serta ujungnya rata terhadap
sambungan pipa.
Lubang parit pipa diperiksa oleh Direks, baru dimulai pemasangan pipa setelah ada izin dari Direksi dan tidak
boleh ada pipa dipasang bila menurut pendapat Direksi keadaan parit tidak mengizinkan.
3. Penyambungan Pipa
Dilihat dari namanya arti butt fusion adalah pertemuan ujung pantat/sisi/ujung kedua belah pipa. Jadi butt
fusion adalah penyambungan pipa HDPE yang mempertemukan kedua ujung pipa dengan menggunakan
pemanasan dan bertekanan.
• Base machine
• Panel Control
• Heater Plate
• Planner
• Box heater plate dan Planer
b. Electrofusion joint
Penyambungan dengan electrofusion dikenal sangat cepat dan effisien. Karena kita bisa melanjutkan
joint dittitik lainnya tanpa harus menunggu cooling time (waktu pendinginan). Lain halnya dengan butt
fusion dimana mesin tidak bisa berpindah sebelum cooling time dilalui.
d. Mechanical joint
Mechanical joint adalah sambungan pipa HDPE atau PE 100 yang tidak menggunakan panas atau tidak
menggunakan mesin penyambung. Sambungan mechanical ini dengan menggunakan tenaga mechanis.
Yang dapat dikatagorikan sebagai mechanical fitting adalah sambungan yang mempergunakan flange
(flange to flange joint) serta sambungan dengan mempergunakan compression fitting.
a. Persyaratan Umum
Katup, sambungan, sumbatan dan tutup dipasang dan dijadikan satu dengan pipa dengan cara yang
disyaratkan diatas, membersihkan, memasang dan menyambung pipa. Kontraktor harus mengadakan
semua komponen yang diperlukan dalam pembuatan ruang katup dan jalan masuk untuk memeriksa katup.
Guna menutupi katup, dibuatkab katup dari besi cor, seperti tertera dalam gambar.
Permukaan bak katup tidak akan merasakan sentakan atau tegangan ke katup dan mur putar katup harus di
tengah-tengah dan tegak lurus vertikal. Tutup bak katup harus sama rata dengan permukaan pengerasan
yang telah jadi atau dengan ketinggian lain menurut petunjuk Direksi.
Jaringan saluran pipa air bersih tidak boleh bergabung dengan saluran air kotor., tersembul di aliran sungai
atau terpasang dengan cara lain sehingga kemungkinan tersedot masuk ke dalam jaringan distribusi air
bersih.
Thrust Block Beton diadakan dibelakang benda bengkok dan cabang, dibawah katup yang letaknya sesuai
dengan gambar. Campuran beton dengan satu bagian semen, tiga bagian pasir dan lima bagian kerikil
dengan kekuatan tekan hari 28 tidak kurang dari 140 kg/cm. Thrust block beton berukuran sekecil-kecilnya
seperti yang ditunjukkan pada dalam gambar.
Thrust block beton diletakkan diantara tanah yang kokoh kemudian sambungan dipaangkan.
Beton cor sedemikian rupa sehingga pipa dan sambungan mudah dicapai untuk perbaiakn, kecuali diperinth
oleh Direksi. Urungan kembali tidak diperkenankan mengisi kelebihan galian di belakang jangkar bantalan.
Bila ada tambahan beton,yang diperlukan karena kelebihan galian tersebut,tidak ada perhitungan tambahan
pembayaran.
Clamp sadle, tali ikatan atau jepitan dari logam yang mempunyai kekuatan yang cukup guan menghindari
tegangan, harus disediakan kontraktor, dan harus dipasang sesuai dengan gambar atau perintah Direksi.
Setalah pemasangan semua bagian-bagian itu dilapisi cat dasar atau lapisan pelindung.
5. Urugan Kembali
Urugan kembali tidak boleh dijatuhkan diatas bangunan atau pipa. Bahan yang dipakai untuk urugan
kembali, adalah bahan pilihan, bebas dari rumput, semak-semak dan tumbuhan lain-lainnya, atau batu-
batuan yang mempunyai ukuran lebih dari 15 cm, bahan yang diurugkan setebal 15 cm dari bangunan atau
ppa harus bebas dari batu-batuan, pecahan, gumpalan tanah yang berukuran maksimum lebih besar dari 8
cm.
(1) Lubang parit pipa harus diurug kembali dengan bahan pilihan atau yang didatangkan. Ataupun dengan
bahan bahan yang digali di daerah pipa, seperti yang tertera dalam gambar. Bila tanah yang di gali tersebut
tidak cukup baik menurut pendapat Direksi Bahn beli (borrow) yang disetujui Direksi yang harus dipakai.
Bahn belian yang diperintahkan Direksi akan dibayar terpisah dengan harga satuan penawaran bila
ditentukan. Bila tidak, perhitungan biaya sesuai denga harga pertimbangan bersama. Bahan tersebut harus
dipadatkan sembilan puluh persen (90%) dari kepadatan maksimum bila parit itu akan terletak di bawah
bangunan dan depan delapanpuluh lima porsen (85%) dari kepadatan maksimum di tempat lain. Pemadatan
dihasilkan dengan cara dipadatkan, atau menggunakan air yang berlebihan dan dimana diperlukan
penggetar beton antara pipadan sisi parit.
(2) Tidak boleh kurang dari empat (4) jam sesudah bagian pertama urugan kembali diletakkan seperti yang
disyratkan diatas, mengurug sisa lubang parit, kecuali pada sambungan-sambungan atau mengikuti tata cara
pengujian. Sisa lubang parit diisidengan bahan urugan pilihan dari hasil galian serta diletakkan berlapis-lapis
secara horizontal. Setiap lapisan harus dibasahi, dipadatkan, digenangi air, digiling atau pemadatan secara
lain, sampai sembilan puluh porsen (90%) dari kepadatan maksimum bila parit galian akan dibawah bagunan
dan delapan puluh lima porsen (85%) dari kepadatan maksimum ditempat lain. Apabila bahan urugan
kembali berpasir atau berbutir-butir alamiah dan lubang parit tidak akan di bawah bangunan, serta
pembuatan tidak berlapis-lapis, maka secara menggenangi atau mengguyur. Melakukan dengan cara
terakhir ini harus disetujui oleh instansi yang berwenang akan jalan raya atau jalan umum. Bila cara
menggenangidan mengguyur air diperbolehkan, sisa urugan kembali dipasang berlapis-lapis tidak lebih dari
30 cm. Setiap lapisan digenangi, diguyur dan ditusuk-tusuk hingga betul-betul bahan itu jatuh secara
menyeluruh sebelum dipasang lapisan berikutnya. Sebelum penggenangan dan pengguyuran tersebut, pipa
harus terisi air agar tidak terapung naik.
b. Uji Kepadatan
Apabila urugan kembali disyaratkan untuk dipadatakan sampai kepadatan yang telah ditentukan, pengujian
sesuai dilakukan oleh pemberi tugas beserta tanggungan biaya, menggunakan peraturan pengujian yang
ditentukan dalam ” cara pengujian hubungan antara basah dan kepadatan tanah dengan menggunakan
martil 10-lb dan dijatuhkan setinggi 16 inch ( ASTM – D – 1557) dengan menggunakan 3 lapisan berganti-
ganti. Pengujian kepadatan dilapangan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan dalam ” cara
pengujian kepadatan tanah ditempat dengan cara konus pasir (ASTM – D – 1556).
Pasal 8
PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS PERPIPAAN
1. Tujuan
Pengujian tekanan hidrostatis dilakukan dengan tujuan untuk menyakinkan/menjamin bahwa sambungan
pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor dan blok-blok penahan (permanen)
sanggup menahan tekanan sesuai rencana.
Panjang bagian pipa yang akan diuji tidak boleh lebih dari 500 m. Tekanan pada titik tertinggi tidak boleh
kurang dari 0,8 kali tekanan pada titik terendah.
Pengujian pipa bisa dimulai jika bok-blok bantalan penahan (permanen) telah dipasang ( sesuai dengan
spesifikasi yang tercantum dalam gambar standar dan mutu beton telah memenuhi syarat yang ditetapkan (
sudah berumur lebih dari 7 hari 7 hari ). Blok penahan sementara untuk penutup ujung-ujung pipa yang diuji
harus sesuai dengan gambar standar.
Pengisian Air
Bagian pipa yang akan diuji harus diisi dengan air, dengan kecepatan pengisianmaksimum 200 meter / jam
dan dijamin bahwa udara dalam pipa keluar.
Air diisi dititik terendah dari bagian pipa yang akan diuji.
Penti udara harus dalam keadaan terbuka penuh selam pengisian air sampai udara betul-betul habis. Air
yang digunakan untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus berasal dari sumber yang telah disetujui
dan memenuhi syarat kualitas air bersih. Biaya Pengadaan air adalah tanggung jawab pemborong.
Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk pengujian. Perlengkapan harus
berada dalam kondisi yang baik. Pompa yang digunakan harus dapat menghasilkan tekanan yang
diinginkan. Tangki penampung air harus mempunyai ukuran/bentuk yang dapat mengukur volume
penambahan air yang disyaratkan dalam pengujian. Tangki harus mempunyai ketelitian pengukuran volume
air sebesar ± 0,5 liter. Alat pengukuran tekanan yang dikalibrasi, harusdipasang pada titik terendah dari
bagian pipa yang diuji dengan ketelitian pembacaan 0,5 bar.
d. Urutan Pengujian
1) Pengujian Awal
Setelah diisi air, bagian pipa yang dilapisi semen harus didiamkan paling sedikit 24 jam, dengan tekanan
statis sebesar tekanan kerjanya. Selam 6 jam terakhir dari periode awal tadi, tekanan harus dinaikkan sesuai
tekanan pengujian. Jika terjadi penurunan volume air atau tidak pengujian awal hannya didasarkan pada
pengukuran penambahan volume.
Sedangkan untuk pipa yang lain didasarkan pada pengukuran penambahan volume air sesuai dengan
toleransi penurunan tekanan yang diinginkan. Pemborong harus menemukan dan membongkar kebocoran
yang diakibatkan volume air sesuai dengan toleransi penurunan tekanan yang diinginkan. Pemborong harus
menemukan dan membongkar kebocoran yang diakibatkan volume air sesuai dengan toleransi penurunan
tekanan yang diinginkan. Pemborong harus menemukan dan membongkar kebocoran yang diakibatkan
pelaksanaan pengujian awal. Jika ada pergeseran perpindahan dan kebocoran pipa harus dilakukan
pengujian ulang.
2) Pengujian Tekanan
Besarnya tekanan pengujian, lama pengujian dan toleransi penurunan tekanan ditentukan sesuai Tabel 1
yang tercantum pada gambar standar.
Hasil pengujian pipa tidak akan diterima, jika penurunan volume dari setiap bagian pipa yang diuji lebih besar
dari toleransi yang ditentukan ( dihitung dengan satuan liter per 100 m panajang pipa ) sesuai dengan
ketentuan yang dijelaskan pada Bab sebelumnya. Formulir standar ( ”Berita Acara Pengujian Pipa” ) harus
digunakan untuk mencatat hasil pengujian.
e. Peringatan
Tidak diijinkan bekerja di dalam area / bagian pengujian, selama berlangsungnya pengujian pipa.
q = 0,54 * 10 -4 *L * d * ( 1 – e(-h/4) ) * P
Dimana :
g. Penyelesaian Pengujian
Setelah ” Berita Acara Pangujian Pipa ” dtandatangani bahwa diterima dengan berhasil, kontraktor masih
harus bertanggung jawab untuk setiap tahapan pemasangan pipa hingga seluruh sistem perpipaan selesai.
Untuk itu perlu pengujian terakhir sebagai penyelesaian pekerjaan kontraktor agar dapat dioperasikan
perpipaan secara berurutan meliputi :
Uji Aliran Dinamis : Secara keseluruhan perpipaan tanpa adanya tanda-tanda kebocoran selama 24 jam.
Semua pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang sudah dibayar, akan diukur menurut
ketentuan di atas. Dengan melihat lepada semua ketentuan pembayaran dan aturan pelaksanaan teknis
maupun administrasi seperti yang diisyaratkan di dalam dokumen kontrak, makan pelaksanaan pengukuran
hasil kerja tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk serta persetujuan/tenaga ahli.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa memperhitungkan cara dimana material
galian akan dibuang dan hanya akan dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang
ada di dalam daftar cuantiítas harga. Harga tersebut harus telah mencakup semua yang perlu dan hal-hal
lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Pasal 9
MEMBONGKAR DAN MEMASANG KEMBALI PENGERASAN JALAN
1. Permukaan
Pelaksanaan jalan dirusak karena ada sangkut-pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan
dalam kontrak harus dipasang kembali dengan macam yang sama dan lebih baik oleh kontraktor sesuai
dengan persyaratan, peraturan dan pengaturan terakhir dibawah pengawasan instansi yang berhak. Apabila
jalar pengerasan kurang dari satu meter sisanya antara lubang parit dengan selokan maka harus dibongkar
(semua) dan akan diganti dengan pengerasan pengganti yang baru. Pembongkaran permukaan pengerasan
tidak boleh kontraktor menggunakan peralatan yang akan merusak pengerasan sampingnya. Pengerasan
dari beton harus dipotong dengan peralatan gergaji beton sedangkan pondasi yang dari beton sama dibawah
permukaan aspal beton (Asphalt Beton Mix) tidak perlu dipotong dengan gergaji. Permukaan aspal beton
harus dibongkar dan dibersihkan menurut garis lurus.
Pasal 10
PEKERJAAN BETON
1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agragat halus, agregat kasar dan air, dengan perbandingan
sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimum
sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi.
Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-
sifat lai sebagaimana disyaratakan.
Perbandingan antara agregat halus dengan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi jumlah
agragat halus harus selalu minimum dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan
menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang/rongga-rongga diantara agragat kasar dan
terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam adukan harus
minimum sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsisitensi yang sesuai dengan kondisi
dan cara pengecoran beton.
Semua bahan pengujian dan lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini menikuti British Standart yang
telah diterapkan dengantujuan menetapkan suatu standart yang dapat diterima.
Standard lokal atau standar lainnya dapat juga diterapkan asal sudah disetujui oleh Direksi sebagai setara.
3. Semen
Semen harus berupa Semen Portland ( PC ) biasa yang sesuai dengan Pedoman Pekerjaan Beton
sebagaimana dinyatakan dalam PPB/SKSNI T15-1991-03 atau British Standard No. 12: 1958 untuk kelas I –
Z475. Semua semen harus berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi. Bilamana dikehendaki,
harus memberikan pada direksi, satu copy sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen
yang dikirim sudah diuji dan dianalisa serta dalam segala hal sesuai dengan standar.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalamtempat yang tidak tembus air serta dilindungi dari
kelembaban sampai saat pemakaian.
Direksi berhak untuk menolak semen yang terbukti tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikat dari
pabrikan.
Kontraktor harus menyediakan dan memberikan gudang-gudang di tempat yang sesuai untuk penyimpanan
dan menangani semen.
Gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas
cukup serta berlantai minimum harus 30 cm diatas tanah atau diatas air yang mungkin tergenang di lantai.
Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup
lain yang tidak tembus air.
Semen harus segera mungkin digunakan setelah dikirim tiap semen yang menurut pendapat direksi sudah
rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan
disingkirkan dari lapangan atas biaya. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang
terpisah. Semen-semen harus disimpan menurut pangiriman sedemikian sehingga yang dikirim lebih dahulu
dapat dipakai.
4. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBB/SKSNI T15-1991-03, Bagian 2 atau B.S. No. 852 :
1965.
Agregat kasar adalah agregat yang bertahap pada saringan 5 mm dan agregat halus adalah agregat yang
lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 38 mm-5 mm. Sebelum
pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk
disetujui. Dari tiap jumlah tersebut harus mengambil dua contoh yang representatif dan mengadakan analisa
gradasi serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh direksi. Semuanya harus sesuai dengan British
Standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agragat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk
tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu dan gradasi dapat
dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
5. Air
Air sebagai bahan campuran beton harus bersih, bebas dari unsur-unsur atau kotoran yang dapat
mempengaruhi daya pengikatan semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan pengujian kimia setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada
Kontraktor.
6. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar yang ditetapkan, maka
direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan akhirnya tidak
baik. Dalam hal ini kontraktor harus menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut
instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian direksi sudah memuaskan.
7. Pengukuran Beton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang boleh diukur
menurut volume. Agregat halus dan kasar diukur secara terpisah dengan alat perimbangan yang disetujui ,
yang memenuhi ketepatan + 1 %. Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi. Peralatan
yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang ditambahkan serta metoda penentuan
kadar air harus sudah disetujui oleh direksi sebelum beton di cor.
8. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Pengadukan harus
memakai mixer yang digerakkan dengan daya yang tidak kontinyu serta mempunyai kapasitas minimum 1
m3.
Jenisnya harus disetujui oleh direksi dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh
pabrikan.
Pengaturan, pengangkutan, pengukuran dan pengadukan bahan beton harus mendapat persetujuan dari
direksi bila mungkin, harus diatur sedemikian sehingga seluruh operasi dapat dilihat dari suatu titik dan
diawasi serta dicek oleh seorang pengawas.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudan disetujui oleh direksi untuk mutu beton
kelas III.
Pengadukan harus sedemikian sehingga bahan beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap partikel
terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa dan menyetujui
bekisting, penulangan, anker-anker, plastik konus dan lain-lain dimana beton akan dicorkan.
Pengadukan beton (mixer) harus dikeluarkan dalamsatu operasi menerus dan beton harus diangkut tanpa
terjadi seagregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerogak dorong. Metoda
pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari Direksi dan harus tepat
mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut
dan mencor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah selesai bekerja dan bilamana pengecoran
dihentikan selama lebih dari 30 menit. Semua beton yang diaduk dilapangan harus ditempatkan pada posisi
akhirnya dan dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dalam mixer.
Pada umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1.50 m, tetapi jika bagian
pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi, maka harus dijaga agar aliran beton
tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari direksi. Beton harus ditempatkan
selapis demi selapis dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 60 cm dan dipadatkan sebagaimana diuraikan di
bawah tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya. Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan
harus dilaksanakan dalam satu operasi menerus atau hingga mencapai sinar yang ditentuka. Beton dan
penualangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun sampai sekurangnya empat puluh
delapanjam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari direksi.
Semua beton garus dicorkan pada siang hari, pengecoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika tidak
dapat diselesaikan dalam siang hari, kecuali jika tertulis dari direksi untuk pengerjaan melam hari. Ijin
demikian tidak akan diberikan jika tidak menyediakan sistem penerangan yang memeadai yang disetujui oleh
Direksi. Harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi pengecoran beton pada tiap
bagian pekerjaan. Catatan ini harus tersedia untuk diperiksa oleh direksi setiap saat.
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan oleh tenaga ahli,
berpengalaman dan terlatih. Hasil pekerjaan beton harus berupa masa yang seragam, bebas dari rongga,
segregasi dan sarang lebah (honey comg), memperlihatkan permukaan yang rata ketika bekisting dibuka
dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan kubu uji.
Vibrator harus bertipe ”rotary out of balance” ( berputar diluar kesinambungan ) dengan frekwensi tidak kuran
dari 8.000 putaran per menit dan mampu menghasilkan percepatan sebesar 69 pada beton yang
disentuhnya.
Harus diperhatikanagar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi agregat akibat vibrasi
yang berlebihan. Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus
pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai dalam satu pengecoran harus sesuai
dengan laju pengecoran.
Juga harus menyediakan sekurang-kurangnya satu vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah, kecuali jika ditetapkan lain maka
harus dibuat lantai kerja setebal 10 cm minimum, kelas III, diatas tanah/urugan sebelum tulangan beton yan
ditempatkan.
Spesi harus terdiri dri satu bagian semen berbanding sejumlah bagian agregat halus yang sudah ditetapkan
dan ditambah dari air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang konsistensi plastisnya
disetujui oleh direksi. Spesi harus diaduk pada suatu landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut
keperluah dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit
tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk
dipakai.
Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga agar tetap
lembab dengan cara dibasahi selama tujuh hari sekurang-kurangnya setelah pengecoran. Perlindungan
diberikan dengan cara menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm, atau dengan
kantong-kantong goni basah.
Permukaan-permukaan yang baru saja dicor harus dilindungi dari hujan maupun dari pengaruh-pangaruh
lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan. Harus menjaga agar pekerjaan
beton yang baru selesai tidak diberi beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan.
Setiap kerusakan yang timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus
diperbaiki oleh biaya sendiri hingga memuaskan direksi.
Bilamana dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan yang
dihasilkan harus datar dengan hasil akhir yang rata tetapi bertekstur kasar sebelum pengerasan pertama
mulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok dimana perlu untuk menutup retakan-retakan
dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton baru yang terbuka.
Semua siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut harus
berakhir pada bekisting yang kokoh yang ditunjang dengan baik, dibor guna melewati penulangan.
Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat
siar konstruksi. Jika diperlukan siar konstruksi ditempat yang lain dari pada yangtelah disetujui, karena terjadi
kerusakan alat atau alasan lain yang tak terduga, harus disediakan penopang tegak lurus pada garis
tegangan-tegangan utama, tetapi jika lokasinya dekat tumpuan suatu pelat atau balok, atau ditempat lain
yang dianggap tidak menguntungkan Direksi, maka beton yang sudah dicor harus dipecah kembali dan
disingkirkan sehingga dicapai suatu lokasi yang cocok untuk siar konstruksi sebagaiamana disetujui direksi.
Pengecoran beton dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam
istirahan dan makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan-permukaan yang terbuka harus sungguh-sungguh horizontal atau
vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding bekisting pada permukaan terbuka untuk
menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah
mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing
atau serpihan-serpihan. Jika beton kurang dari 3 hari umurnya, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umumnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan
tersebut harus dicetak secara ringan atau diembus dengan pasir (sandblasted) untuk memperlihatkan
agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh direksi bekisting akan diperiksa dan
dikencangkan.
Siar-siar kontraksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi. Jenis seal, bila
ada harus diserahkan untuk disetujui oleh tenaga ahli/direksi.
17. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dinilai sesuai oleh direksi. Harus menyerahkan
rancangannya untuk disetujui, dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai. Semua bekisting
harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga
agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras.
Bekisting dari kayu dan triplex 3 mm harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik. Semua
sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran
Agar beton tidak menempel pada bekisting bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis minyak yang
jenisnya sudah disetujui sebelum beton dicorkan. Minyak pelumas baik yang sudah atau belum dipakai tidak
boleh dipakai untuk maksud ini. Harus diperhatikan agar besi tulangan tidak terkena bahan pelapis semacam
ini.
Pengikat baja untuk di dalam atu blok antara ( sapcer ) yang sudah disetujui boleh dipakai. Bagian dari
pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm
dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau
pengantara harus ditutup dengan raih segera setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang campuran
serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus maka bekisting harus dilapisi dengan triplek
bermutu tinggi yang sudah disetujui Direksi. Pada umumnya bekisting dari kayu lapis tidak boleh dipakai
ulang lebih dari 3 kali. Sebelum memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu lapis yang boleh
dipakai ulang. Panil kayu lapis yang ditolak oleh direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak
bertanggungjawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur ( 1,5 cm ) kecuali jika ditetapkan lain pada
gambar.
Bekisting untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu dan benda lainnya dapat
disingkirkan sebelum beton dicorkan. Beton di bagian mananpun tidak boleh dicorkan sebelum bekistingnya
diperiksa dan disetujui oleh direksi.
Permukaan bekisting harus dikerjakan sedemikian sehingga tidak timbul kerusakanpada beton. Bekisting
tidak boleh dibuka sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tegangan-tegangan yang
timbul akibat pembukaan dan jika diperlukan harus membuktikannya sehingga dianggap baik oleh direksi.
Jangka waktu minimum antara pengecoran dan pamadatan beton dengan pengangkatan bekisting adalah 3
hari, namun demikian hal ini tidak membebaskan dari kewajibannya untuk menunda pengangkatan bekisting
sampai beton mencapai kekuatan yang memadai. Harus bertanggungjawab dan wajib memperbaiki semua
kerusakan yang timbul akibat pengangkatan bekisting yang terlalu dini, atas biaya sendiri.
Jika setelah pengangkatan bekisting ternyata terdapat ”sarang lebah” pada beton atau cacat lainnya, harus
segera dilaporkan kepada direksi. Perbaikan atau pengerjaan apapun tidak boleh dilakukan tanpa
persetujuan dari Bekisting.
Setelah struktur selesai, semua bekisting harus dibongkar seluruhnya, namun demikian, pembongkaran tidak
boleh dilakukan tanpa adanya persetujuan dari Direksi.
19. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat lainnya yang
dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan dan beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi,
baja harus disikat dan dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan
diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
20. Bahan-bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British Standard No. 785 atau
yang setara untuk baja tulangan sedang yang polos. Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang
sesuai dengan SII 0136-1984, British Standard No. 4449:1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan
tinggi.
Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimum 40,4 kg/cm2.
Baja tulangan pabrik harus sesuai dengan bagian yang relevan pada British Standard 4483 : 1969 atau yang
setara.
21. Penyimpangan
Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas dari muka tanah atau air yang
tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
22. Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan harus mempersiapkan daftar tekukan (bending schedule) untuk disetujui Direksi.
Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang diperlihatkan dalam
gambar yang sesuai dengan British Standard 4483 : 1969 atau yang setara dipasang pada posisi yang tepat
seperti diperlihatkan pada gambar sehingga beton deking yang ditetapkandapat dipenuhi di semua tempat.
Baja harus ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan, tulangan yang
mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
Harus diperhatikan agar panjang keseluruhan dari tulangan yang mempunyai banyak tekukan, tepat dan
sesudah penekukan dan pemasangan batang baja tetap di tempat tanpa timbul lengkungan atau puntiran.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekuak atau lengkungan, maka dikerjakan dengan sebuah per yang
mempuyai diameter 4 kali besar batang yang ditekuk.
23. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar dan harus ditahan
jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut kebutuhan, dan
pada persilangan-persilangan diikat dengan kawat baja yang dipilar dingin dengan diameter tidak kurang dari
16 mm, ujung kawat harus diarahkan ke bagian tubuh utama beton. Baja tidak boleh ditumpu dengan
penahan logam yang menonjol sehingga permukaan beton, pada tumpuan kayu atau kepingan-kepingan
agregat kasar.
Bila pengatur jarak dari spesi pra cetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-kurangnya harus
mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang sedang dicor dan
harus sekecil mungkin.
Blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air
sebelum dipakai.
Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang ahli harus berada ditempat untuk
mengecek, menyesuaikan dan memperbaiki tulangan.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar konstuksi atau lainnya tidak
boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah mengering
sebagian yang munkin menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah
dipasang pada tiap bagian pekerjaan harus disetujui oleh Direksi.
Pemberitahuan pada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dengan tenggang waktu
yang cukup.
Jarak minimum dari permukaan suatu barang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat harus sesuai
dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as blok/dinding/pelat harus tepat dalam atas-batas toleransi 1
cm, tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan, Ukuran bagian antara lain pada potongan-potongan
balok/pelat harus tepat dengan toleransi -0,3 cm sampai dengan +0,5 cm.
Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0,6 cm, posisi bagian struktur dan maksimum 0,3 cm untuk
ukuran bagian struktur.
Penggeseran papan bekisting pada sinar-sinar tidak boleh melebihi 0,1 cm dan perbedaan garis sempadan
(alignment) bagian struktur harus dalam batas 0,1 % Akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
Komponen-komponen dari beton pracetak harus dibentuk menurut gambar dan dibuat dari beton K225.
Permukaan-permukaan yang terbila harus licin dan rata. Tepi-tepi dibulatkan dengan alat yang sesuai.
Radius pembulatan yang dihasilkan harus 1 cm.
Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan pada kolom. Sebelum
mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan dengan memakai blok-blok datar yang dicor
pada pondasi, semuanya harus disetujui oleh Direksi.
Posisi kolom yang tepat selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-penopang yang didesain dengan
baik dan dianker pada balok atau pelat pondasi.
Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi, tetapi tidak boleh
kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan.
Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar arsitektur harus merupakan master cron non
metallic floor hardener.
Semua kemiringan pelat lantai sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus dihitung dari tebal minimum
pelat lantai yang diperlukan.
Pasal 11
BESI TULANGAN
1. Umum
a. Bidang Lingkup
Mengadakan, membuat dan memasang semua pembesian tulangan yang tertera digambarkan dan yang
dijelaskan dalam persyaratan ini. Pekerjaannya mencakup pemasangan semua kawat ikat, jepitan penunjang
dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan guna memenuhi ketentuan persyaratan ini dan akan
menghasilkan bangunan beton jadi, sesuai dengan teknik praktis yang terbaik.
b. Gambar Kerja
Sebelum pembuatan besi tulangan, harus menyiapkan dan menyampaikan kepada Direksi gambar kerja,
diagram pembengkokan, daftar pemasangan. Persetujuan terhadap gambar dagang terbatas untuk
mengikuti secara umum gambar kontrak
.
Harus bertanggungjawab akan ketelitian ukuran dan perincian, ukuran dan perincian tersebut harus diteliti
oleh direksi sewaktu pemasangan.
Persetujuan direksi terhadap gambar kerja tersebut tidak membebaskan dari kesalahan-kesalahan salah
satu macam di dalam gambar kerja.
c. Standart
Apabila peraturan lokal tidak memiliki persyaratan yang dapat digunakan, memperinci dan menempatkan
batangan tulangan harus sesuai dengan pedoman standart praktis. (ACI – Designation 318).
2. Bahan
Besi tulangan adalah besi beton polos atau berulir dengan tegangan 2400 kg/cm2 dan harus sesuai dengan
persyaratan PBI, 1971-NI-2 atau JIS-G-3112, Batangan Besi Tulangan Beton ”atau standart International
lainnya yang dapat diterima
.
3. Pembuatan
Tualangan harus dibuat seteliti mungkin berukuran seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Diperhatikan
secara khusus tidak menggunakan cincin ( Beugel) yang berkelebihan ukurannya agar mendapatkan selimut
beton (beton dekking)
Tulagan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yanga akan melukai bahannya. Tulangnya yang
dipanaskan untuk membengkokkan tidak diperbolehkan. Pembengkokan dan penekukan harus secara
dingin, kecuali ditentukan lain dalam gambar atau diperintahkan; dibengkokkan melalui melingkari sebuah
pen berdiameter tidak kurang dari 6 x diameter batangnya, kecuali batangan yang 25 mm lebih,
bagaimanapun pen berdiameter yang tidak kurang dari 8 x diameter batangnya.
Batang untuk sengkang ( beugel ) dan pengikat harus dibengkokkan mengelilingi pen yang berdiameter tidak
kurang dari 2,5 kali tebal batang yang terkecil.
4. Pemasangan
Besi tulangan didudukkan secara tidak tepat sesuai dengan gambar, diperkokoh dengan diikatan kawat
beton atau jepitan yang cocok, setiap jarak tertentu, ditunjang atau diberi anatara dengan bantalan beton
atau logam atau dengan gantungan dari logam. Jepitan atau ganjalan dari logam tidak boleh terpasang
berhubungan dengan scuan. Kawat ikat diharuskan ditekuk menghindari acuan agar menghasilkan selimut
beton yang disyaratkan.
a. Sambungan batang
Kecuali lain tertera ditentukan digambarkan, sambungan tulangan vertiakal dalam kolom dan semua
sambungan batangan yang lain harus ada lewatan minimal 64 x diameter batangnya. Panjang lewatan bagi
batang yang beda diameternya berdasarkan diameter yang terbesar. Batang lewatan dapat dilas sesuai
dengan persyaratan lokal.
b. Izin Direksi
Tidak diperbolehkan menutupi besi tulanagan dengan beton sebelum diperiksa oleh Direksi jumlah dan letak
tulangan dan diberi izin melanjutkan dengan pembetonan.
Besi tulangannya tidak boleh diluruskan dalam hal ini mencakup pekerjaan pembuatan saluran air hujan,
gorong-gorong dan lain-lain serta perbaikan kembali bangunan/pagar yang terkena proyek.
Pasal 12
PEKERJAAN PASANGAN
1. Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata ada kekurangan-
kekurangan dalam gambar rencana tersebut, mak Pemborong harus minta persetujuan Direksi untuk
menetapkannya. Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan seperti pelengsengan batu
dan sebagaimana harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm. Kecuali
dinyatakan lain dalam gambar rencana, makalubang-lubang tersebut harus ditempatkan pada jarak yang
merata, yakni berselang ¹,5 m dan diletakkan sedikit diatas peil pembuangan air. Pekerjaan ini tidak di
bayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok, atau pasangan lain yang digunakan
untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.
2. Standar
3. Bahan – bahan
a. Semen Portland
Semen yang dipakai di sisni adalah dari jenis kualitas yang dipakai pada padapekerjaan beton secara umum
harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
b. Pasir
a. Butir-butir pasir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
e. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanaya zat-zat organik tidak
boleh tua dari larutan normal.
f. Bagian yang hancur dari pengergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak boleh lebih dari 10 %.
g. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 6 % alkali, dihitung
sebagai Natrium Oksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali.
h. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu dengan adukan semen
dengan pasir normal tidak boleh kurang dari 65 % pada pengujian selama 7 hari.
i. Pasir laut untuk adukan sama sekali tidak diiperbolehkan.
j. Butir-butir pasir harus apatb melalui ayakan yang berlubang 3 mm.
k. 1. Adukan
Semua pasangan batu kali dilakukan dengan ¹ bagian PC (Portland Cement ) dan 4 bagian pasir ukuran
isi untuk setiap campuan )
2. Pelaksanaan
Pondasi pasangan batu kali harus disusun dan dibangun menurut ukuran dan tinggi seperti ditunjukkan
dalam gambar.
d. Bata Merah
Batu merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat digunakan produksi lokal
dengan ukuran nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang. Batu
merah yang dipakai harus berkualitas No. ¹ berwarna merah tua merata tanpa cacat atau mengandung
kotoran. Bata merah minimum harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/m2 . Blok-blok semen yang
baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan
memakai karung basah.
1. Macam Adukan
a. Susunan
b. Adukan
Adukan yang akan diaduk harus dengan adukan atau dengan tangan yang dapat disetujui, ditempat
yang bersih. Tidak ada adukan yang telah mulai mengeras dipakai atau menghancurkan kembali untuk
dipakai ulang.
2. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang dan dibangun sesuai dengan ukuran, ketebalan dan ketinggian seperti yang
ditunjukkan pada gambar.
Bila harus dipasang dengan ikatan anatara dengan sambungan yang diratakan seperti lajunya pekerjaan
dan tidak ada bagian yang dilaksanakan lebih dari 1 meter pada suatu waktu.
e. Air
Untuk keperluan membuat adukan, air yang disyaratkan dan boleh dipakai seperti yang dipakai untuk
pekerjaan beton.
f. Lain-lain
Bahn-bahan lain yang dapat dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik dan lain-
lainnya harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau seperti yang diisyaratkan pada saat
rapat penjelasan.
4. Adukan
a. Mencampur
Adukan harus dicampur di temapt tertentuyang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata dan
keras, tidak menyerap airyang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi. Kalau tidak ditentukan
lain mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan tangan ( dengan memakai cangkul dan
sebagainya ) sampai memperlihatakan warna adukan merata.
b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam uraian
dan syarat-syarat ini.
5. Pasangan Bata Merah
a. Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuranseperti pada gambar rencana juga mengenai
tinggi dan tebalnya sebelum pemasangnbatu merah harus dibasahi dulu dengan air untuk menjamin
pelekatan yang lebih baik anatara mortar dan batu merah. Pasangan batu merah dan sebagainya harus
disususn dan diberi jarak minimum 1 cm antara batu merah yang satu dengan yang lain. Penembokan
harus dilaksanakanpada keadaan secar baik ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari
tidak diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi ¹ m.
b. Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya perekat antar mortar plesteran dan
tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
Pada saat pemasangan tembok berlangsung dan terbuka terhadap cuaca maka harus dilindungi
terhadap hujan dengan menutupinya bagian atas dari tembok tersebut dengan bahan pelapispelindung
yang disetujui. Tembok tersebut harus dibasahi atau dijaga dengan air untuk minimum 7 hari setelah
pemasangan.
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Keterangan
1. Daftar kuantitas dan harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), spesifikasi teknis dan
gambar.
3. Harga dalam daftar kuantitas dan harga harus diisi lengkap yang telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak, keuntungan, overhead
(termasuk biaya K3) dan yang diatur dalam kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah
termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam daftar kuantita dan harga.
5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan kontrak harus dianggap telah
termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada, maka
biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.
6. Pokja ULP akan melakukan aritmatil atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada surat
penawaran, maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. Jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara satuan dengan
kuantitas) dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen pengadaan
dan harga satuan tidak boleh diubah; dan
c. Jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap, maka akan dilakukan klarifikasi
dan penilaian untuk dilanjutkan atau tidak dilanjutkan pada evaluasi penawaran.
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA TOTAL
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH
IV PEKERJAAN BETON
V PEKERJAAN BESI
VI PEKERJAAN PERPIPAAN
PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER
VII
CANAL)
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN
A
JUMLAH ( I S/D VIII )
B PPN ( 10 % X A )
C TOTAL ( A + B )
D DIBULATKAN
Terbilang :……………………………..
Penawar
PT./CV., ..............................
( Nama Jelas )
(Jabatan)
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA TOTAL
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
Terbilang :……………………………..
Penawar
PT./CV., ..............................
( Nama Jelas )
(Jabatan)
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA I
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU LEBAK
Lokasi : DESA. LEBAK, DESA CISITU KEC. CIOMAS, KAB.SERANG
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH
IV PEKERJAAN BETON
V PEKERJAAN BESI
VI PEKERJAAN PERPIPAAN
PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER
VII
CANAL)
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN
A
JUMLAH ( I S/D VIII )
B PPN ( 10 % X A )
C TOTAL ( A + B )
D DIBULATKAN
Terbilang :……………………………..
Penawar
PT./CV., ..............................
( Nama Jelas )
(Jabatan)
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA I
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU LEBAK
Lokasi : DESA. LEBAK, DESA CISITU KEC. CIOMAS, KAB.SERANG
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
Terbilang :……………………………..
Penawar
PT./CV., ..............................
( Nama Jelas )
(Jabatan)
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA II
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU UJUNG TEBU
Lokasi : DESA. UJUNG TEBU KEC. CIOMAS, KAB.SERANG
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH
IV PEKERJAAN BETON
V PEKERJAAN BESI
VI PEKERJAAN PERPIPAAN
PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA (FEEDER
VII
CANAL)
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN
A
JUMLAH ( I S/D VIII )
B PPN ( 10 % X A )
C TOTAL ( A + B )
D DIBULATKAN
Terbilang :……………………………..
Penawar
PT./CV., ..............................
( Nama Jelas )
(Jabatan)
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA II
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU UJUNG TEBU
Lokasi : DESA. UJUNG TEBU KEC. CIOMAS, KAB.SERANG
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
Terbilang :……………………………..
Penawar
PT./CV., ..............................
( Nama Jelas )
(Jabatan)
DAFTAR HARGA UPAH, BAHAN DAN PERALAT AN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
HARGA SATUAN
NO. URAIAN SATUAN KETERANGAN
( Rp. )
I UPAH
II BAHAN
III ALAT/LAIN-LAIN
Penawar
PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan
( Nama Jelas )
(Jabatan)
JADWAL PELAKSANAAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan
( Nama Jelas )
(Jabatan)
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan
( Nama Jelas )
(Jabatan)
DAFTAR PERSONIL
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
Tahun
Tgl/bln/ Pendi di k a n Jabatan dalam Pengalaman Kerja Profesi /
No Nama Serti fi ka t
thn lahir Pekerj a a n (tahun ) Keahlian
Strata Jurusan / Ijaza h
(SKA)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan
( Nama Jelas )
(Jabatan)
DAFTAR PERALATAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
Kode Paket : PPSAB-SRG/2018
Kabupaten : Serang
Pelaksana Kegiatan : Air Tanah Dan Air Baku
Tahun Anggaran : 2018
Penawar : PT/CV…………………………………….
Lampiran : ( ) Surat Penawaran
Jenis
Merk Tahun Kond isi Lokasi Bukti Status
No. Fasilitas/ P e rala tan / Jumlah Kapasitas
dan tipe pembuatan (%) Sekar an g Kepemilikan
Perle ng k ap an
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PT./CV., ..............................
tanda tangan dan cap perusahaan
( Nama Jelas )
(Jabatan)
BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
Kepada Yth. :
......................
di ........................
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini saudara diharuskan
untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian. Penunjukan ini
diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran saudara tersebut diatas, apabila
saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah
dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya.
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. .......................................
Tembusan Yth. :
- Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
- APIP..................[ Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
- Unit Eselon 1
- Unit Eselon 2................../Kepala Satuan Kerja................
- ...................[Pokja ULP]
.................dst
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. .......................................
[tanda tangan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ....................................
[Bank]
JAMINAN PELAKSANAAN
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut diatas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita
dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 1831KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.
Dikeluarkan di : ......................
TERJAMIN PENJAMIN
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ....................................
ternya ta sampai ba tas waktu ya ng di tentukan, namun tidak melebihi tanggal ba tas waktu berlakunya ga ransi
ba nk ini, l alai/tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan berupa :
Yang di jamin tidak memenuhi kewa jibannya melakukan pemba ya ran kembali uang muka ya ng sudah diteri ma
ya ng di jamin kepada penerima jaminan sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak
....................................
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut diatas
atau sisa uang muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita
dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 1831KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.
Dikeluarkan di : ......................
TERJAMIN PENJAMIN
Untuk keyakinan pemegang
Jaminan disarankan untuk
Materai Rp. 6.000,00
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
.................................... ..............[Penerbit Jaminan]
....................................
Jaminan Pemeliharaan dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ....................................
ternya ta sampai ba tas waktu ya ng di tentukan, namun tidak melebihi tanggal ba tas waktu berlakunya ga ransi
ba nk ini, l alai/tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan berupa :
Yang di jamin tidak memenuhi kewa jibannya melakuka n Pemeliha raan sebagai mana di tentukan dalam dokumen
kontra k
....................................
JAMINAN PEMELIHARAAN
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut diatas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita
dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 1831KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.
Dikeluarkan di : ......................
TERJAMIN PENJAMIN
Untuk keyakinan pemegang
Jaminan disarankan untuk
Materai Rp. 6.000,00
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
.................................... ..............[Penerbit Jaminan]
....................................
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK
Apabila perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai pemenang, maka
bank........................................bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan dana paling kurang
Rp. ........................................................................(terbilang..........................................................).
Dikeluarkan di : ......................
Pada Tanggal : ......................
[Bank]
1. No Pengumuman :
[sesuai Dokumen Pengadaan]
2. Nama Pokja
Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dan Konsultansi pada SNVT
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau Ciujung Cidurian Tahun Anggaran 2018
3. Paket Pekerjaan
PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA AIR BAKU KAB. SERANG
(Kode Paket : PPSAB-SRG/2018)
HPS : Rp. 2.191.950.000,-
Huruf : Dua Milyar Seratus Sembilan Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
4. Persyaratan Peserta
[sesuai yang tercantum dalam portal SPSE 3.6]
5. Pelaksanaan Pengadaan
[sesuai yang tercantum dalam portal SPSE 3.6]