Anda di halaman 1dari 61

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA
PAM.MM01.001.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

2009

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI

BAB I KATA PENGANTAR

1.1.

Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi

1.1.1

Pelatihan berbasis kompetensi

1.1.2

Kompeten di tempat kerja

1.2.

Penjelasan materi pelatihan

1.2.1. Desain materi pelatihan

1.2.2. Isi modul

1.2.3. Pelaksanaan materi pelatihan

1.3.

Pengakuan kompetensi terkini (RCC)

1.4.

Pengertian-pengertian

BAB II STANDAR KOMPETENSI

2.1.

Peta paket pelatihan

2.2.

Pengertian unit standar

2.2.1

Unit standar kompetensi

2.2.2

Daftar unit kompetensi

2.2.3

Durasi pelatihan

2.2.4

Kesempatan mencapai kompetensi

2.3.

Unit kompetensi yang dipelajari

10

2.3.1

Judul unit

10

2.3.2

Kode unit

10

2.3.3

Deskripsi unit

10

2.3.4

Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja

10

2.3.5

Batasan variabel

11

2.3.6

Panduan penilaian

12

2.3.7

Kompetensi kunci

14

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

15

3.1.

Strategi pelatihan

15

3.2.

Metode pelatihan

15

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 1 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

BAB IV SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

17

4.1

Pengelolaan informasi dan data K3

17

4.1.1

Dokumentasi data K3

17

4.1.2

Komunikasi dan informasi

19

4.2

Penerapan strategi, sistem dan program K3

20

4.2.1

Strategi K3

20

4.2.2

Pengembangan rencana tindakan K3

21

4.2.3

Penerapan tindakan K3

23

4.2.3.1 Operasi dan tindakan

23

4.2.3.2 Alat pelindung diri

24

4.2.3.3 Tanggap darurat

25

4.2.4

Pelatihan K3

25

4.3

Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko

27

4.3.1

Identifikasi bahaya dan penilaian resiko

27

4.3.2

Pengendalian resiko

28

4.3.3

Persyaratan perundang-undangan

31

4.4

Evaluasi pengelolaan K3

33

4.4.1

Pemantauan program K3

34

4.4.2

Evaluasi kepatuhan

35

4.4.3

Penyelidikan insiden

35

4.4.4

Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan

36

4.4.5

Audit sistem manajemen K3

37

4.4.6

Tinjauan manajemen

39

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI

41

5.1

Sumber daya manusia

41

5.2

Sumber-sumber perpustakaan

42

LAMPIRAN I

PEDOMAN TEKNIS AUDIT SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAMPIRAN II

LAMPIRAN III

43

PEMBAGIAN KRITERIA TIAP TINGKAT PENCAPAIAN


PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3

56

FORMULIR LAPORAN AUDIT

57

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 2 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

BAB I
KATA PENGANTAR

1.1.

Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi

1.1.1

Pelatihan berbasis kompetensi

Pelatihan

merupakan

kumpulan

dari

unsur-unsur

yang

dinamis,

yang

saling

berhubungan/berkaitan dalam proses pencapaian tujuan pelatihan. Perumusan tujuan


pelatihan berbasis kompetensi merupakan penjabaran dari rangkaian kegiatan yang
disyaratkan dalam standar kompetensi untuk menjawab tuntutan dari setiap kriteria unjuk
kerja dalam pencapaian kompetensi kerja.
Pelatihan kerja diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi kerja, meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berkaitan dengan
tugas yang dimiliki peserta. Sehingga setelah pelatihan selesai peserta memperoleh
peningkatan kompetensi yang dibutuhkan dan mampu mengisi jabatan/profil pekerjaan
yang dibutuhkan.
1.1.2

Kompeten di tempat kerja

Kompetensi adalah menyatunya ketiga aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja
atau KSA (knowledge, skill, attitude) yang diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja
yang disyaratkan di tempat kerja. Kompetensi adalah potensi seseorang yang ditampilkan
setelah dilatih melalui pelatihan. Adapun ukuran standar kompetensi tersebut dapat
diukur dan dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
Kompeten di tempat kerja adalah seseorang yang telah dapat memenuhi persyaratan
jabatan/pekerjaan yang ditetapkan oleh pasar/tempat kerja. Tuntutan kualitas tersebut
didasarkan pada perangkat bakuan kompetensi (kriteria unjuk kerja).
1.2.

Penjelasan materi pelatihan

1.2.1. Desain materi pelatihan


Materi pelatihan merupakan bagian dari suatu program pelatihan kerja berbasis
kompetensi yang menguraikan dan menjelaskan secara rinci rangkaian pencapaian
kompetensi kerja.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 3 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Pada materi pelatihan, aspek-aspek kompetensi dalam indikator unjuk kerja diuraikan ke
dalam bentuk modul pelatihan, agar dapat dipahami, dimengerti dan dikuasai oleh
peserta

pelatihan.

Modul

ini

didisain

untuk

dapat

digunakan

pada

pelatihan

konvensional/klasikal dan pelatihan individual/mandiri.


Yang dimaksud dengan pelatihan klasikal adalah pelatihan yang dilakukan dengan
melibatkan bantuan seorang pelatih atau pembimbing, dengan menggunakan proses
belajar mengajar sebagaimana biasanya. Sedangkan yang dimaksud dengan pelatihan
mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan secara mandiri oleh peserta, dengan
menambah unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan pelatih.
Selanjutnya dapat dipraktekkan penyelesaian suatu tugas tertentu melalui tahapantahapan latihan yang sistematis.
1.2.2

Isi modul

Modul merupakan uraian terkecil bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis
untuk membantu peserta pelatihan menguasai tujuan pelatihan. Modul akan memandu
pelatih/fasilitator menyampaikan bahan belajar dalam proses pelatihan yang sesuai
secara terinci.
Modul ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
a. Buku informasi
Buku Informasi adalah sumber pelatihan, baik untuk pelatih maupun untuk peserta
pelatihan.
b. Buku kerja
Buku kerja ini digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan
kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/mandiri.
Buku kerja diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

Kegiatan-kegiatan yang membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan


memahami informasi.

Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian kemampuan


peserta pelatihan.

Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan


praktik kerja.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 4 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

c. Buku penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta
pelatihan pada buku kerja.
Buku penilaian berisi :

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan


kemampuan.

Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian kemampuan peserta


pelatihan.

Sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai


kemampuan.

Semua jawaban/tanggapan pada setiap pertanyaan yang diisikan pada buku kerja.

Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.

Catatan pencapaian kemampuan peserta pelatihan.

1.2.3

Pelaksanaan materi pelatihan

Pada pelatihan klasikal, pelatihan akan:

Menyediakan buku informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber
pelatihan.

Menyediakan salinan buku kerja kepada setiap peserta pelatihan.

Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan


pelatihan.

Memastikan

setiap

peserta

pelatihan

memberikan

jawaban

tanggapan

dan

menuliskan hasil tugas praktiknya pada buku kerja.


Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :

Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan.

Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja.

Memberikan jawaban pada buku kerja.

Mengisikan hasil tugas praktik pada buku kerja.

Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatihan.

1.3.

Pengakuan kompetensi terkini (RCC)

Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen
unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC,
recognition of current competency). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar
kembali.
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 5 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama, atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama, atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan
yang sama.
1.4.

Pengertian-pengertian

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan
serta pengalaman kerja, atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut
oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standarisasi
Standarisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar
tertentu.
Penilaian / uji kompetensi
Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan
pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah
kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan
terhadap standar yang dipersyaratkan (kriteria unjuk kerja).
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi

adalah

kemampuan

seseorang

untuk

menunjukkan

aspek

sikap,

pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut di tempat
kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar kompetensi
Standar kompetensi adalah standar kemampuan yang diperlukan pada rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaku atau pemangku jabatan kerja.
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Standar

Halaman : 6 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

kompetensi dinyatakan dalam format tertentu, yaitu: (i) unit kompetensi dari jabatan kerja
tersebut; (ii) elemen kompetensi dari tiap unit kompetensi, dan (iii) kriteria unjuk kerja
untuk tiap unit kompetensi.
Sertifikasi kompetensi
Sertifikasi kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses
penilaian/uji kompetensi.
Sertifikat kompetensi
Sertifikat kompetensi adalah pengakuan tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi kepada seseorang yang dinyatakan kompeten, yaitu tenaga kerja trampil atau ahli
yang telah menguasai suatu kompetensi tertentu dan telah memenuhi persyaratan
berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keahlian/ketrampilan tertentu.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 7 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1.

Peta paket pelatihan

Standar kompetensi kerja sektor air minum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) sub sektor,
yaitu perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan pengelolaan. Pada bidang pengelolaan
air minum diantaranya meliputi bidang manajemen.
Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum, yang dikategorikan
dalam:

Kelompok kompetensi umum, terdiri dari 2 unit kompetensi.

Kelompok kompetensi inti, terdiri dari 15 unit kompetensi.

Kelompok kompetensi khusus, terdiri dari 2 unit kompetensi.

2.2.

Pengertian unit standar

2.2.1

Unit standar kompetensi

Standar kompetensi
Merupakan pernyataan apa yang harus dikerjakan di tempat kerja, disusun dengan
pendekatan bidang pekerjaan. Standar kompetensi terbentuk atas sejumlah unit
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
Unit kompetensi
Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar
kompetensi. Setiap unit kompetensi memiliki sejumlah elemen kompetensi.
Elemen kompetensi
Merupakan bagian terkecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan sejumlah fungsi
tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi tersebut.
Kriteria unjuk kerja (KUK)
Merupakan langkah kerja yang harus dilaksanakan dalam pencapaian elemen
kompetensi. KUK mencerminkan kegiatan yang menggambarkan 3 aspek, yaitu
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja. Selain itu KUK juga menunjukkan sejauh
mana persyaratan elemen kompetensi

dapat diukur berdasarkan pada tingkat yang

diinginkan.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 8 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

2.2.2

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Daftar unit kompetensi

Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum :


A. Kelompok kompetensi umum
1. Menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Melaksanakan manajemen umum.
B Kelompok kompetensi inti
1. Melaksanakan manajemen mutu
2. Melaksanakan manajemen strategik
3. Melaksanakan manajemen sumber daya manusia
4. Melaksanakan manajemen aset/barang
5. Melaksanakan manajemen keuangan dan akuntansi
6. Melaksanakan manajemen informasi
7. Melaksanakan manajemen operasi SPAM
8. Melaksanakan manajemen pemeliharaan SPAM
9. Melakukan komunikasi
10. Melaksanakan konseling
11. Melaksanakan negosiasi bisnis
12. Melakukan manajemen bisnis air minum
13. Melakukan manajemen investasi
14. Melakukan manajemen resiko
15. Melaksanakan kemitraan pemerintah badan usaha
C Kelompok kompetensi khusus
1. Menerapkan prinsip pengadaan barang dan jasa
2. Melakukan hubungan masyarakat
2.2.3

Durasi pelatihan

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan seluruh 19 unit kompetensi adalah
111 JPL, dimana 1 JPL (jam pelajaran) adalah 45 menit.
Sedangkan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan unit kompetensi ini
adalah 4 JPL.
2.2.4

Kesempatan mencapai kompetensi

Jika anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, pelatih anda
akan mengatur rencana pelatihan dengan anda. Rencana ini akan memberikan anda

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 9 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi anda sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3.

Unit kompetensi yang dipelajari

2.3.1

Judul unit

Judul unit kompetensi: menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)
2.3.2

Kode unit

Kode unit: PAM.MM.01.001.01.


2.3.3

Deskripsi unit

Unit ini menjelaskan pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.
2.3.4

Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja

Elemen kompetensi yang harus dikuasai dalam unit kompetensi berikut kriteria unjuk
kerja terdapat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1. Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

Elemen kompetensi
1. Mengelola informasi dan data
K3

Kriteria unjuk kerja


1.1 Persyaratan sistem pencatatan data diidentifikasi,
dikelompokkan dan disimpan dengan baik.
1.2 Sumber informasi dan data K3 diidentifikasi,
diakses, dievaluasi dan diterapkan di tempat kerja.
1.3 Catatan akurat dan lengkap dipastikan, terkumpul
dan tersimpan dengan baik.
1.4 Informasi dan data disediakan untuk para manajer
dan pemangku kepentingan dalam bentuk yang
mudah dipahami.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 10 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Elemen kompetensi

Kriteria unjuk kerja

2. Menerapkan strategi, sistem


dan program K3.

2.1 Prioritas K3 ditentukan melalui konsultasi dengan


manajer terkait sejalan dengan prosedur konsultasi
di tempat kerja.
2.2 Rencana tindakan K3 dikembangkan berdasarkan
skala prioritas.
2.3 Kebutuhan pelatihan K3 diidentifikasi dan
didokumentasikan.
2.4 Program K3 dipantau tingkat pencapaiannya dan
jika perlu di sempurnakan

3. Mengidentifikasi dampak,
rencana perubahan dan saran
untuk mengendalikan resiko
yang timbul

3.1 Bahaya yang timbul diidentifikasi, dan potensi risiko


dinilai.
3.2 Rencana perubahan di tempat kerja yang
menimbulkan dampak K3 dievaluasi
3.3 Saran-saran untuk mengendalikan risiko dicatat dan
ditindaklanjuti sesuai dengan lingkup
tanggungjawabnya.
3.4 Perubahan peraturan, standar/pedoman industri
terkait diidentifikasi dan diinformasikan dampaknya
bagi pengelolaan K3

4. Mengevaluasi efektifitas
pendekatan pengelolaan K3

4.1 Sumber informasi dan data K3 eksternal dan


internal diakses sebagai bahan evaluasi
4.2 Kebutuhan masukan dari luar untuk evaluasi
ditindaklanjuti secara memadai.
4.3 Masukan untuk bahan evaluasi dari pemangku
kepentingan dikumpulkan
4.4 Bagian yang perlu ditingkatkan diidentifikasi,
didokumentasikan dan ditindaklanjuti

2.3.5

Batasan variabel

1. Konteks variabel :
Unit ini berlaku untuk melakukan perencanaan, melakukan pengusahaan, melakukan
penggerakan/pemberian motivasi, melakukan pengendalian dan menetapkan ukuran
keberhasilan yang digunakan dalam melaksanakan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Sumber informasi dan data K3 yang diperoleh dari :
2.1

Perundangan K3 dan sumber lainnya yang relevan.

2.2

Pekerja.

2.3

Konsultan.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 11 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

2.4

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Instansi pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan K3 seperti Depnaker


atau instansi teknis lainnya.

2.5

Surat kabar, jurnal, publikasi industri, dll.

2.6

Portal internal.

2.7

Jaringan industri dan asosiasi.

2.3.6

Panduan penilaian

1. Persyaratan umum kompetensi


Kandidat yang akan menunjukkan kompetensi dalam unit ini harus mampu
memperlihatkan dan memperagakan kemampuan dan keahlian berkaitan dengan
implementasi pendekatan sistematik untuk mengelola K3, baik dalam tempat kerja
sebenarnya, atau latihan simulasi atau skenario
2.

Pembuktian khusus yang disyaratkan


Panduan penilaian ini merupakan acuan dalam melakukan penilaian kompetensi
menurut unit kompetensi ini. Panduan ini memuat tinjauan umum mengenai
persyaratan penilaian dilanjutkan dengan identifikasi persyaratan khusus yang
diperlukan dalam melakukan penilaian.

3. Persyaratan pengetahuan dan pemahaman


3.1

Peran dan tanggung jawab penyelia, pekerja, kontraktor, disainer dan lain-lain
menurut perundang-undangan K3.

3.2

Persyaratan perundangan mengenai informasi, data dan konsultasi K3.

3.3

Peran dan tanggung jawab dalam komunikasi dan konsultasi untuk


P2K3/komite K3,

manajemen lini, pekerja dan pegawai pengawas/pegawai

penyelia.
3.4

Persyaratan sistem pencatatan K3, kerahasiaan dan peraturan lain yang


sesuai.

3.5

Persyaratan tentang kewajiban pelaporan insiden sesuai dengan perundangan


yang berlaku.

3.6

Peraturan perundangan

mengenai K3 (undang-undang, peraturan, norma,

standar-standar terkait dan bahan panduan).


3.7

Konsep pengukuran kinerja K3

seperti

indikator kinerja positif (PPIs),

frekuensi kecelakaan (frequency rate-FR) dan tingkat keparahan (severity rateSR).


3.8

Hierarki pengendalian dan pertimbangan dalam memilih tindakan pengendalian


yang sesuai.

3.9

Prinsip dan pendekatan sistematik dalam mengelola K3.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 12 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

3.10 Sumber data dan informasi K3 internal dan eksternal.


3.11 Karakteristik dan komposisi tenaga kerja yang beresiko.
4. Persyaratan keterampilan dan kemampuan
4.1

Kemampuan berhubungan dengan orang dari bermacam

golongan sosial,

budaya, latar belakang etnik dan kemampuan fisik dan mental


4.2

Kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan personil pada semua tingkat


perusahaan dan spesialis K3 dan pihak luar terkait.

4.3

Kemampuan untuk menyiapkan laporan untuk bermacam kelompok sasaran


termasuk komite K3 , para manajer dan para penyelia.

4.4

Kemampuan untuk menerapkan perbaikan dan proses perencanaan tindakan


berkelanjutan.

4.5

Kemampuan untuk mengatur tugasnya sendiri di dalam waktu yang ditentukan.

4.6

Kemampuan untuk menggunakan keterampilan konsultasi dan negosiasi,


terutama

dalam

hubungannya

dengan

pengembangan

rencana

dan

mengimplementasikan dan memantau tindakan yang direncanakan.


4.7

Kemampuan untuk berkontribusi dalam penilaian sumber daya yang dibutuhkan


untuk mengelola K3 secara sistematik dan dimana perlu mengakses sumber
daya.

4.8

Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kinerja K3 perusahaan.

4.9

Kemampuan untuk menganalisis informasi dan data yang relevan di tempat


kerja dan melakukan pengamatan tugas dan interaksi antar pekerja di tempat
kerja, peralatan, lingkungan dan sistem.

4.10 Kemampuan untuk melakukan perhitungan matematika sederhana (seperti


persen perubahan), dan membuat grafik di tempat kerja untuk mengidentifikasi
kecenderungan dan memahami keterbatasan data.
4.11 Kemampuan untuk menggunakan komputer dasar dan keterampilan teknologi
informasi untuk mengakses informasi dan data K3 internal dan eksternal.
4.12 Kemampuan untuk mengenali dan mengembangkan hubungan antar aktivitas
yang berbeda di tempat kerja.

5. Hasil kerja yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian yang mencakup :
5.1

Rencana tindakan tertulis.

5.2

Saran khusus yang diberikan dan diterima.

5.3

Dokumen yang digunakan untuk menginformasikan dan melaporkan kepada


orang-orang lain di dalam perusahaan.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 13 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

5.4

Kode modul
PAM.MM01.001.01

email, surat, laporan dan rekam lain dari proses yang diambil dalam mengelola
K3 di wilayah tertentu.

5.5
2.3.7

Studi kasus, simulasi, skenario, permainan peran.


Kompetensi kunci

Kompetensi kunci dalam mencapai unjuk kerja yang disyaratkan terdapat pada tabel 2.2
di bawah ini.

Tabel 2.2. Kompetensi kunci dalam pencapaian unjuk kerja menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Kompetensi kunci

Tingkat

Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisis informasi

Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi

Merencanakan mengorganisir aktifitas-aktifitas

Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok

Menggunakan ide-ide dan teknik matematika

Memecahkan masalah

Menggunakan teknologi

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 14 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1

Strategi pelatihan

Persiapan dan perencanaan pelatihan:


Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan

tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar anda.

Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan


pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan anda.

Permulaan dari proses pembelajaran:


Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas yang terdapat pada tahap

belajar.
Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik:


Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang

telah berpengalaman lainnya.


Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang konsep sulit yang anda temukan.

Implementasi dan penilaian:


Penilai

akan

mengumpulkan

bukti

dan

membuat

pertimbangan

mengenai

pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja tugas-tugas anda dan sikap anda terhadap
pekerjaan.

Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan belajar.

Anda akan dinilai untuk menentukan apakah anda telah mencapai kompetensi sesuai
dengan standar yang dijelaskan dalam kriteria unjuk kerja.

3.2

Metode pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri:
Belajar secara mandiri memperbolehkan anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajar masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 15 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

bebas, anda disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan
kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, namun sesi kelompok tetap
memberikan interaksi antara peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar terstruktur ini umumnya mencakup topik tertentu.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 16 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

BAB IV
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
4.1

Pengelolaan informasi dan data K3

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disebut sistem
manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan, yang meliputi
struktur perusahaan, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan, prosedur, proses, dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian,
dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif.
Tujuan dan sasaran sistem manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem K3 di
tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan
kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk inventarisasi, identifikasi
dan pemahaman peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
K3 sesuai dengan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pihak manajemen harus
menjelaskan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada setiap karyawan.
Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Perusahaan

mempunyai

prosedur

untuk

mengidentifikasi,

mengumpulkan,

mengarsipkan, memelihara dan menyimpan catatan K3.


b. Undang-undang, standar, dan pedoman teknis yang relevan dipelihara pada tempat
yang mudah didapat.
c. Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan
catatan.
d. Catatan mengenai peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara.
e. Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitasi kesehatan dipelihara.
4.1.1

Dokumentasi data K3

Pendokumentasian merupakan unsur utama dari setiap sistem manajemen K3 dan harus
dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pencatatan atau pendokumentasian
merupakan sarana bagi perusahaan untuk menunjukkan kesesuaian penerapan sistem
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 17 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

manajemen K3. Proses dan prosedur kegiatan perusahaan harus ditentukan dan
didokumentasikan serta diperbaharui apabila diperlukan.
Pendokumentasian sistem manajemen K3 akan mendukung: (i) kesadaran karyawan
dalam rangka mencapai tujuan K3, dan (ii) evaluasi terhadap sistem dan kinerja K3.
Bobot dan mutu pendokumentasian ditentukan oleh kompleksitas kegiatan perusahaan.
Apabila unsur sistem manajemen K3 terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
secara menyeluruh, maka sistem manajemen K3 harus diintegrasikan dalam keseluruhan
dokumentasi yang ada.
Data K3 yang terbaru dikumpulkan dan dianalisa, serta laporan rutin kinerja K3 dibuat
dan disebarluaskan di dalam perusahaan. Demikian juga perusahaan harus memiliki
prosedur pengendalian dokumen atau daftar seluruh dokumen yang mencantumkan
status dari tiap dokumen tersebut, dalam upaya mencegah penggunaan dokumen yang
usang.
Perusahaan harus dengan jelas menentukan jenis dokumen dan pengendalian dokumen
yang efektif. Catatan K3 mencakup :
a. Persyaratan eksternal/peraturan perundangan dan internal/indikator kinerja K3.
b. Izin kerja.
c. Resiko dan sumber bahaya yang meliputi keadaan mesin-mesin, alat kerja dan
peralatan lain, bahan kimia dan bahan lain, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara
kerja, serta proses produksi.
d. Kegiatan pelatihan K3.
e. Kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan.
f. Pemantauan data.
g. Rincian insiden, keluhan dan tindak lanjut.
h. Identifikasi produk termasuk komposisinya.
i.

Informasi mengenai pemasok dan kontraktor.

j. Audit dan peninjauan ulang sistem manajemen K3.


Perusahaan harus mengatur dan memelihara kumpulan ringkasan pendokumentasian
untuk:
a. Menyatukan secara sistematik kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
b. Menguraikan sarana pencapaian tujuan dan sasaran K3.
c. Mendokumentasikan peranan, tanggung jawab dan prosedur.
d. Memberikan arahan mengenai dokumen yang terkait dan menguraikan unsur-unsur
lain dari sistem manajemen perusahaan.
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 18 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

e. Menunjukkan bahwa unsur-unsur sistem manajemen K3 yang sesuai untuk


perusahaan telah diterapkan.
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua
dokumen dan data yang disyaratkan, sebagai berikut:
a. Dokumen yang diperlukan tersedia di lokasi kerja.
b. Dokumen secara periodik ditinjau, direvisi seperlunya dan disetujui ulang cakupannya
oleh personil yang berwenang.
c. Dokumen yang relevan versi terakhir tersedia di semua lokasi dimana terdapat
kegiatan operasi yang penting, untuk menjaga efektivitas sistem manajemen K3.
d. Dokumen dan data kadarluarsa ditarik dari penggunaannya, atau memastikan
dokumen dan data kadarluarsa itu tidak akan digunakan
e. Dokumen dan data yang disimpan untuk keperluan perundang-undangan dan atau
tujuan pengetahuan/referensi diidentifikasi.
Dalam pengendalian dokumen, perusahaan harus menjamin bahwa :
a. Dokumen dapat diidentifikasi sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab di
perusahaan.
b. Dokumen ditinjau ulang secara berkala dan jika diperlukan dapat direvisi.
c. Dokumen sebelum diterbitkan harus terlebih dahulu disetujui oleh personel yang
berwenang.
d. Dokumen versi terbaru harus tersedia di tempat kerja yang dianggap perlu.
e. Semua dokumen yang telah usang harus segera disingkirkan.
f. Dokumen mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah dipahami.
4.1.2

Komunikasi dan informasi

Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber penting dalam
penerapan sistem manajemen K3. Penyediaan informasi yang sesuai bagi karyawan dan
semua pihak yang terkait dapat digunakan untuk memotivasi dan mendorong penerimaan
serta pemahaman umum dalam upaya perusahaan untuk meningkatkan K3.
Dalam kaitannya dengan bahaya K3 dan sistem manajemen K3, perusahaan harus
membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
a. Komunikasi internal antara berbagai tingkat dan fungsi perusahaan.
b. Komunikasi dengan kontraktor dan pengunjung di tempat kerja.
c. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang sesuai dari pihak
luar yang terkait.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 19 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk menjamin bahwa informasi K3 terbaru


dikomunikasikan ke semua pihak dalam perusahaan. Ketentuan dalam prosedur tersebut
harus dipenuhi untuk:
a. Mengkomunikasikan hasil, sistem manajemen, pemantauan, audit dan tinjauan ulang
manajemen pada semua pihak dalam perusahaan yang bertanggung jawab dan
memiliki andil dalam kinerja perusahaan.
b. Melakukan identifikasi dan menerima informasi K3 yang terkait dari luar perusahaan.
c. Menjamin bahwa informasi yang terkait dikomunikasikan kepada pihak luar yang
membutuhkan.
Perusahaan harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk :
a. Partisipasi pekerja dalam hal :
Keterlibatan yang cukup saat identifikasi bahaya, penilaian resiko dan menentukan
pengendalian.
Keterlibatan yang cukup saat penyelidikan insiden.
Keterlibatan dalam pengembangan dan pengkajian kebijakan-kebijakan dan tujuantujuan K3.
Konsultasi jika ada beberapa perubahan yang mempengaruhi K3 mereka.
Perwakilan atas hal-hal yang berkaitan dengan K3.
Pekerja harus diinformasikan tentang peraturan partisipasinya, termasuk siapa yang
mewakili jika terkait dengan hal-hal K3.
b. Konsultasi dengan kontraktor jika ada perubahan yang berdampak/berhubungan
dengan K3 nya. Perusahaan harus memastikan bahwa pihak luar yang terkait telah
dikonsultasikan tentang hal-hal K3.
4.2

Penerapan strategi, sistem dan program K3

4.2.1

Strategi K3

Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pimpinan


perusahaan atau manajer, yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan,
komitmen dan tekad melaksanakan K3, serta kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum atau
operasional. Kebijakan K3 bersifat dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam rangka
peningkatan kinerja K3.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 20 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Manajemen puncak harus menetapkan dan mengesahkan kebijakan K3 dan memastikan


bahwa kebijakan tersebut sesuai dengan lingkup sistem manajemen K3 yang telah
ditetapkan, yaitu:
a. Sesuai dengan sifat dan skala resiko K3 perusahaan.
b. Mencakup komitmen untuk mencegah cidera dan sakit, serta peningkatan
berkelanjutan dalam manajemen dan kinerja K3.
c. Mencakup komitmen mematuhi paling kurang terhadap persyaratan perundangan dan
persyaratan lain yang terkait yang biasa diikuti perusahaan sesuai bahaya K3-nya.
d. Memberi kerangka untuk menyusun dan mengkaji tujuan K3.
e. Terdokumentasi, diterapkan dan dipelihara.
f.

Dikomunikasikan ke semua personal yang bekerja di bawah pengendalian


perusahaan dengan maksud mereka peduli akan kewajiban K3.

g. Tersedia bagi pihak terkait.


h. Dikaji secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan K3-nya relevan dan sesuai
untuk perusahaan.
Kebijakan K3 tersebut di atas disusun melalui proses konsultasi antara manajer dengan
karyawan maupun pihak lain yang terkait dalam penerapan, pengembangan, dan
pemeliharaan sistem K3. Selanjutnya kebijakan K3 harus dijelaskan dan disebarluaskan
kepada semua karyawan, pemasok dan pelanggan.
Perusahaan

harus

membuat,

menerapkan

dan

memelihara

tujuan

K3,

yang

terdokumentasi pada fungsi dan tingkat yang relevan di dalam perusahaan. Tujuan harus
terukur, dapat diterapkan, dan sesuai dangan kebijakan K3, termasuk komitmen untuk
pencegahan cidera dan sakit, untuk memenuhi persyaratan peraturan dan persyaratan
lain yang terkait yang biasa diikuti perusahaan, dan untuk peningkatan yang
berkelanjutan.
Pada saat membuat dan mengkaji tujuan, perusahaan harus mempertimbangkan
persyaratan peraturan dan perundangan, persyaratan lain yang biasa diikuti perusahaan,
serta resiko K3 yang mengikutinya. Juga harus dipertimbangkan pilihan teknologi,
persyaratan keuangan, operasional dan bisnisnya, dan pandangan pihak terkait yang
relevan.
4.2.2

Pengembangan rencana tindakan K3

Perencanaan yang efektif diperlukan guna mencapai keberhasilan penerapan sistem


manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan harus
memuat tujuan, sasaran, dan indikator kerja yang diterapkan dengan mempertimbangkan
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 21 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

identifikasi sumber bahaya, penilaian, dan pengendalian resiko sesuai dengan


persyaratan perundangan yang berlaku, serta hasil pelaksanaan tinjauan awal terhadap
K3.
Perusahaan harus menetapkan dan menerapkan rencana strategi K3 untuk pengendalian
potensi bahaya dan resiko K3 yang telah teridentifikasi, yang berhubungan dengan
operasi. Penyusunan rencana strategi K3 didasarkan pada potensi bahaya dan insiden,
serta catatan K3 sebelumnya Dalam rencana tersebut, perusahaan harus menentukan
tujuan K3 yang dapat diukur, menetapkan prioritas, dan menyediakan sumber daya.
Rencana khusus strategi K3 yang berkaitan dengan produk, proses, proyek atau tempat
kerja tertentu juga harus disusun. Identifikasi dan penilaian potensi bahaya dan resiko K3
yang berkaitan dengan operasi dilakukan oleh petugas yang kompeten.
Peninjauan awal kondisi K3 perusahaan saat ini merupakan bahan masukan dalam
perencanaan dan pengembangan sistem manajemen K3. Peninjauan awal dilakukan
dengan:
a. Identifikasi kondisi yang ada dibandingkan dengan ketentuan dalam peraturan
perundangan, standar, dan pedoman yang berlaku.
b. Identifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
c. Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan peraturan perundangan dan standar K3.
d. Membandingkan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik.
e. Meninjau sebab dan akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi dan
gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan K3.
f.

Menilai efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

Dalam penerapan sistem manajemen K3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuanketentuan sebagai berikut :
a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem
manajemen K3
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3.
c. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan
sasaran K3.
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3
secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 22 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3


sehingga penerapan sistem manajemen K3 berhasil diterapkan dan dikembangkan.
Setiap karyawan dan orang lain yang berada di tempat kerja harus berperan serta dalam
menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3. Seorang manajer harus menunjukkan
kepemimpinan dan komitmen terhadap K3 dengan menyediakan sumber daya yang
memadai.
4.2.3

Penerapan tindakan K3

4.2.3.1 Operasi dan tindakan


Perusahaan harus membuat, menerapkan dan memelihara program untuk mencapai
tujuannya. Program harus dikaji secara rutin dan terencana, dan disesuaikan jika perlu,
untuk memastikan

agar tujuan dapat dicapai. Program tersebut harus mencakup

minimum :
a. Penunjukan tanggung jawab dan kewenangan untuk mencapai tujuan pada fungsi dan
tingkat perusahaan yang relevan ; dan
b. Cara dan jangka waktu guna pencapaian tujuan.
Perusahaan harus menentukan operasi dan kegiatan untuk menerapkan pengendalian
dan mengatur resiko K3 yang berkaitan dengan bahaya yang telah diidentifikasi. Hal ini
harus dimasukkan dalam manajemen perubahan. Perusahaan harus membuat,
mendokumentasikan,

menerapkan,

memelihara,

dan

menyempurnakan

sistem

manajemen K3 secara berkelanjutan, serta menentukan bagaimana pemenuhan


pengendalian K3.
Untuk operasi dan kegiatan pengendalian, perusahaan harus menerapkan dan
memelihara:
a. Pengendalian operasional, yang harus dihubungkan ke dalam seluruh sistem
manajemen K3-nya.
b. Mengendalikan barang, peralatan dan jasa yang dibeli.
c. Mengendalikan kontraktor dan pengunjung.
d. Prosedur terdokumentasi, untuk mengatasi situasi dimana ketiadaannya dapat
menyebabkan penyimpangan dari kebijakan dan tujuan-tujuan K3.
e. Menentukan kriteria operasi dimana ketiadaannya dapat menyebabkan penyimpangan
dari kebijakan dan tujuan-tujuan K3.
Selain itu perusahaan harus membuat, menerapkan serta memelihara prosedur agar
karyawan peduli akan :

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 23 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

a. Konsekuensi terhadap K3, baik aktual ataupun potensial, yang diakibatkan dari
pekerjaan mereka dan perilaku mereka.
b. Keuntungan kinerja K3 yang bisa diperoleh dari peningkatan kinerja personel.
c. Peranan dan tanggung jawab karyawan dan kepentingannya dalam memenuhi
kebijakan prosedur K3 dan persyaratan sistem manajemen K3, termasuk persyaratan
kesiagaan dan tanggap darurat.
d. Konsekuensi K3 potensial yang berasal dari suatu prosedur khusus.
4.2.3.2 Alat pelindung diri
Karyawan harus memahami serta mendukung tujuan dan sasaran sistem manajemen K3,
dan perlu disadarkan terhadap bahaya fisik, kimia, ergonomik, radiasi, biologis dan
psikologis yang mungkin dapat mencederai dan melukai karyawan pada saat bekerja,
serta harus memahami sumber bahaya tersebut sehingga dapat mengenali dan
mencegah tindakan yang mengarah pada terjadinya insiden.
Pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan
pelindung diri yang jenis disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masingmasing pekerja. Alat-alat penyelamat dan pelindung diri harus memenuhi syarat-syarat
keselamatan kerja yang telah ditentukan setiap waktu.
Para pekerja dari luar yang memasuki tempat kerja diwajibkan menggunakan alat-alat
penyelamat dan pelindung diri. Kepala unit/teknik wajib mengawasi bahwa alat-alat
tersebut benar-benar digunakan sesuai dengan kegunaannya oleh setiap pekerja dan
orang lain yang memasuki tempat kerja.
Berbagai macam alat pelindung diri (APD), yaitu :
a. Alat pelindung kepala.
b. Alat pelindung wajah/mata.
c. Alat pelindung telinga.
d. Alat pelindung pernafasan.
e. Alat pelindung tangan.
f. Alat pelindung kaki.
g. Alat pelindung pakaian pelindung.
h. Sabuk dan tali pengaman.
Pada Tabel 4.1 berikut ini diberikan contoh alat pelindung diri (APD) yang digunakan
dalam operasional PDAM.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 24 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Tabel 4.1 Contoh penggunaan alat pelindung diri dalam operasional PDAM
Lokasi

Potensi Dampak

Pengendalian

Sumber air baku


(Intake)

1. Kebakaran
2. Kecelakaan kerja mesin
3. Kebisingan

Alat pelindung kepala (helmet)


Alat pelindung kaki (sepatu)
Alat pelindung pernafasan (masker)
Alat pelindung telinga

Instalasi Produksi
(Resevoir, unit
produksi)

1. Kecelakaan kerja mesin


2. Kebakaran
3. Bahan kimia berbahaya

Alat pelindung kepala (helmet)


Alat pelindung kaki (sepatu)
Alat pelindung tangan (sarung tangan)
Alat pelindung pernafasan (masker)
Alat pelindung pakaian pelindung
Alat pelindung telinga

Gudang

1. Kebakaran
2. Bahan kimia

Alat pelindung kaki (sepatu)


Alat pelindung tangan (sarung tangan)
Alat pelindung pernafasan (masker)
Alat pelindung pakaian pelindung

4.2.3.3 Tanggap darurat


Perusahaan harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur :
a. Mengidentifikasi potensi situasi darurat.
b. Untuk menanggapi situasi darurat.
Perusahaan harus menganggapi situasi darurat yang sebenarnya dan menjaga atau
mencegah kerugian yang terkait dengan konsekuensi K3. Saat merencanakan tanggap
darurat, perusahaan harus mempertimbangkan pihak-pihak terkait yang diperlukan,
seperti jasa dan pihak terdekat terkait dengan situasi darurat.
Perusahaan juga harus secara berkala menguji prosedurnya dapat diterapkan dalam
menanggapi situasi darurat, melibatkan pihak-pihak terkait yang diperlukan. Bila
diperlukan prosedur kesiagaan dan tanggap darurat dapat direvisi, khususnya setelah
pengujian berkala dan sesudah terjadinya sutuasi darurat.
4.2.4

Pelatihan K3

Penerapan dan pengembangan sistem manajemen K3 yang efektif ditentukan oleh


kompetensi kerja dan pelatihan dari setiap karyawan di perusahaan. Kompetensi kerja
harus diintegrasikan ke dalam rangkaian kegiatan perusahaan mulai dari penerimaan,
seleksi dan penilaian kinerja karyawan, serta pelatihan. Perusahaan harus memastikan
bahwa setiap karyawan -- yang bekerja di perusahaan yang dapat berdampak pada K3 -adalah kompeten, berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai, dan
harus menyimpan rekaman bukti terkait dari tiap karyawan tersebut.
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 25 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Pelatihan merupakan salah satu alat penting dalam menjamin kompetensi kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan K3. Untuk itu perusahaan harus memiliki prosedur
guna (i) melakukan identifikasi standar kompetensi kerja, serta (ii) menerapkan standar
kompetensi kerja melalui program pelatihan.
Standar kompetensi kerja K3 dapat disusun dengan cara:
a. Menggunakan standar kompetensi kerja yang ada.
b. Memeriksa uraian tugas dan jabatan.
c. Menganalisis tugas kerja.
d. Menganalisis hasil inspeksi dan audit.
e. Meninjau ulang laporan insiden.
Setelah penilaian gambaran kompetensi kerja yang dibutuhkan selesai dilaksanakan,
program pelatihan yang terkait dengan resiko K3 dan sistem manajemen K3 harus
dikembangkan

sesuai

dengan

hasil

penilaiannya.

Selanjutnya

prosedur

pendokumentasian kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan serta evaluasi efektivitas


pelatihan harus ditetapkan.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam strategi pelatihan K3 adalah :
a. Lakukan analisis kebutuhan pelatihan yang mencakup persyaratan K3.
b. Susun rencana pelatihan K3 bagi semua tingkatan dalam perusahaan.
c. Dalam pelatihan harus dipertimbangkan perbedaan tingkat kemampuan dan
keahliannya.
d. Pelatihan harus dilakukan oleh orang atau badan yang mempunyai kemampuan dan
pengalaman yang memadai serta terakreditasi sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Memiliki fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk pelaksanaan pelatihan yang
efektif.
f. Perusahaan mendokumentasikan dan menyimpan catatan seluruh pelatihan.
g. Evaluasi dilakukan pada setiap sesi pelatihan untuk menjamin peningkatan secara
berkelanjutan.
h. Program pelatihan ditinjau ulang secara teratur untuk menjamin agar tetap relevan
dan efektif.
Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan untuk (i) tanggung
jawab, kemampuan, keterampilan bahasa dan pendidikan (ii) resiko; sebagaimana
diuraikan di bawah ini.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 26 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

a. Pelatihan bagi manajemen dan supervisor :


1) Anggota manajemen eksekutif dan pengurus menerima pelatihan yang mencakup
penjelasan tentang kewajiban dan prinsip-prinsip serta pelaksanaan K3.
2) Manajer dan supervisor menerima pelatihan yang sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka.
b. Pelatihan bagi karyawan :
1) Pelatihan diberikan kepada semua karyawan termasuk karyawan baru dan yang
dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara aman.
2) Pelatihan diselenggarakan kepada karyawan apabila di tempat kerjanya terjadi
perubahan sarana produksi atau proses.
3) Apabila diperlukan diberikan pelatihan penyegaran kepada semua karyawan.
c. Pelatihan untuk pengenalan bagi pengunjung dan kontraktor :
1) Perusahaan mempunyai program pengenalan untuk semua karyawan dengan
memasukkan materi kebijakan dan prosedur K3.
2) Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan untuk memberikan taklimat
(briefing) kepada pengunjung dan mitra kerja guna menjamin K3.
Dalam pelatihan keahlian khusus, perusahaan mempunyai sistem untuk menjamin
kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dengan peraturan
perundangan untuk melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau
mengoperasikan peralatan.
4.3 Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
4.3.1

Identifikasi bahaya dan penilaian resiko

Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan produk, barang dan
jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi kebijakan
K3. Karena itu prosedur untuk identifikasi, penilaian, dan pengendalian resiko harus
ditetapkan dan dipelihara. Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk
menentukan tingkat resiko, dan merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dimana selanjutnya dilakukan pengendalian untuk
menurunkan tingkat resiko. Penilaian resiko merupakan proses menentukan prioritas
pengendalian terhadap tingkat resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan :
a. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 27 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus mempertimbangkan:


a. Kegiatan rutin dan non rutin.
b. Kegiatan seluruh orang yang mempunyai akses terhadap tempat kerja (termasuk
kontraktor dan pengunjung).
c. Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya.
d. Mengidentifikasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat merugikan
kesehatan dan keselamatan personal di bawah pengendalian perusahaan di tempat
kerja.
e. Bahaya yang ada di sekitar tempat kerja dikaitkan dengan kegiatan kerja di bawah
pengendalian perusahaan. Hal ini lebih sesuai untuk bahaya yang dianalisa sebagai
aspek lingkungan.
f.

Infrastruktur, peralatan dan bahan di tempat kerja, baik yang disediakan perusahaan
maupun dari pihak lain.

g. Perubahan ataupun perubahan terencana di perusahaan, baik kegiatannya ataupun


bahan.
h. Modifikasi sistem manajemen K3 termasuk perubahan sementara dan dampaknya
pada operasi, proses dan kegiatan.
i.

Beberapa kewajiban perundangan yang digunakan terkait dengan penilaian resiko


dan penerapan pengendalian penting .

j.

Rancangan lokasi kerja, proses instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi,


termasuk adaptasinya terhadap kemampuan manusia.

Metodologi perusahaan untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko, harus:


a. Sesuai dengan lingkup, sifat dan waktunya untuk menjamin lebih bersifat proaktif; dan
b. Terdapat identifikasi, prioritas dan pendokumentasikan resiko, dan pelaksanaan
pengendalian jika ada.
Untuk manajemen perubahan, perusahaan harus mengidentifikasi bahaya K3 dan resiko
K3 terkait dengan perubahan dalam perusahaan, sistem manajemen K3, atau
kegiatannya, sebelum masuknya perubahan. Perusahaan harus memastikan bahwa hasil
penilaian ini dipertimbangkan dalam penentuan pengendalian.
4.3.2

Pengendalian resiko

Perusahaan harus merencanakan manajemen dan pengendalian dari kegiatan-kegiatan


serta produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang
tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan (i) mendokumentasikan dan menerapkan kebijakan

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 28 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

standar bagi tempat kerja, (2) perancangan pabrik dan bahan, (3) prosedur dan instruksi
kerja, untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan produk barang dan jasa.
Dalam menentukan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan terhadap
pengendalian yang ada, harus mempertimbangkan pengurangan resiko berdasarkan
hirarki berikut:
a. Penghilangan;
b. Penggantian;
c. Pengendalian teknis;
d. Penandaan/peringatan dan/atau pengendalian administratif;
e. Peralatan pelindungan personal.
Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan melalui metode :
a. Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi,
higiene dan sanitasi.
b. Pendidikan dan pelatihan.
c. Pembangunan kesadaran dan motivasi

yang meliputi sistem bonus, insentif,

penghargaan dan motivasi diri.


d. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi.
e. Penegakan hukum.
Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dalam harus dimulai sejak
tahap perancangan dan perencanaan, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Perancangan dan rekayasa.
1) Setiap tahap dari siklus perancangan meliputi pengembangan, verifikasi tinjauan
ulang, validasi dan penyesuaian harus dikaitkan dengan identifikasi sumber
bahaya, prosedur penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
2) Menentukan, memberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada personel
yang memiliki kompetensi kerja, untuk melakukan verifikasi persyaratan sistem
manajemen K3.
b. Pengendalian administratif.
1) Dalam

setiap

tahapan

penyusunan

prosedur

dan

instruksi

kerja

yang

terdokumentasi harus mempertimbangkan aspek K3. Rancangan dan tinjauan


ulang prosedur hanya dapat dibuat oleh personil yang memiliki kompetensi kerja
dengan melibatkan para pelaksana.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 29 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

2) Personil harus dilatih agar memiliki kompetensi kerja dalam menggunakan


prosedur.
3) Prosedur harus ditinjau ulang secara berkala terutama jika terjadi perubahan
peralatan, proses, atau bahan baku yang digunakan.
c. Tinjauan ulang kontrak.
1) Pengadaan barang dan jasa melalui kontrak harus ditinjau ulang untuk menjamin
kemampuan perusahaan dalam memenuhi persyaratan K3 yang ditentukan.
d. Pembelian.
1) Setiap pembelian barang dan jasa, termasuk di dalamnya pemeliharaan barang
dan jasa harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2) Sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa serta mitra kerja
perusahaan memenuhi persyaratan K3.
3) Pada saat barang diterima di tempat kerja, perusahaan harus menjelaskan kepada
semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai
identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
e. Prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana.
1) Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau
bencana, yang diuji secara berkala untuk mengetahui kehandalan prosedur
tersebut pada saat menghadapi kejadian yang sebenarnya.
2) Pengujian prosedur secara berkala tersebut dilakukan oleh personel yang memiliki
kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang mempunyai bahaya besar harus
dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang.
f. Prosedur menghadapi insiden.
1) Untuk mengurangi pengaruh yang mungkin timbul akibat insiden, perusahaan
harus memiliki prosedur meliputi :
i) Penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai sampai
mendapatkan pertolongan medik.
ii) Proses perawatan lanjutan.
g. Prosedur rencana pemulihan keadaan darurat.
1) Perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihan keadaan darurat untuk
secara cepat mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu pemulihan
karyawan yang mengalami trauma.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 30 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

4.3.3

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Persyaratan perundang-undangan

Perusahaan menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk :


a. Mengidentifikasi dan mengakses persyaratan undang-undang yang berlaku dan
persyaratan lain yang diacu perusahaan dan terkait dengan bahaya K3.
b. Merumuskan bagaimana menerapkan persyaratan undang-undang dan persyaratan
lain.
c. Memastikan bahwa persyaratan peraturan dan persyaratan lain yang terkait yang
biasa diikuti perusahaan telah dipertimbangkan dalam membuat, menerapkan dan
memelihara sistem manajemen K3.
d. Memastikan keterkinian persyaratan undang-undang dan persyaratan lain.
e. Mengidentifikasi

perubahan

peraturan

dan

standar/pedoman

industri

serta

menginformasikan dampak perubahan tersebut terhadap pengelolaan K3.


f. Mengkomunikasikan persyaratan undang-undang

dan persyaratan lainnya ke

karyawan atau pihak terkait.


Berikut diberikan beberapa contoh bagi perusahaan dalam merencanakan manajemen
dan pengendalian harus mempertimbangkan peraturan dan perundangan yang telah
ditetapkan, antara lain :
a. Alat-alat pemadam kebakaran dan perlengkapannya.
Alat-alat pemadam kebakaran beserta perlengkapan penyelamatan harus memenuhi
syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam standar yang diakui oleh Menteri Tenaga
Kerja, kecuali apabila ditentukan lain dalam peraturan pemerintah atau oleh kepala
inspeksi.
Pihak perusahaan wajib menyediakan alat pemadam beserta perlengkapan
penyelamat yang baik dan siap untuk digunakan setiap saat. Termasuk di dalamnya
adalah instalasi air yang permanen dengan tekanan yang diperlukan lengkap dengan
hidrant secukupnya, mobil pemadam kebakaran, air dan bahan kimia dalam jumlah
yang cukup. Dan apabila diperlukan instalasi permanen untuk pemadam kebakaran
dengan bahan kimia.
Instalasi pemadam kebakaran yang permanen dilengkapi dengan sistem pemompaan
utama harus dilengkapi pula dengan sistem pemompaan yang tidak tergantung pada
jaringan pusat tenaga listrik di tempat pengolahan.
Pada tempat-tempat tertentu harus disediakan alat pemadam kebakaran portable
dalam jumlah yang cukup yang jenisnya disesuaikan dengan sifat kebakaran yang
mungkin timbul. Pekerja yang bekerja di tempat-tempat yang bersangkutan harus
dapat menggunakan alat tersebut.
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 31 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Pada

tempat-tempat

tertentu

harus

dipasang

alat

Kode modul
PAM.MM01.001.01

komunikasi

yang

dapat

berhubungan langsung dengan stasiun pemadam kebakaran apabila terjadi


kebakaran atau kecelakaan. Pada tempat yang mempunyai kemungkinan besar akan
timbulnya bahaya kebakaran, harus dipasang sistem alarm sehingga apabila terjadi
kebakaran di tempat tersebut dapat segera diketahui.
b. Pencemaran lingkungan
Pengusaha

wajib

menyediakan

alat-alat

pencegahan

dan

penanggulangan

pencemaran lingkungan.
1) Pencemaran darat dan air:
i) Kepala teknik wajib berusaha dengan wajib untuk mencegah terjadinya
pencemaran darat dan air yang disebabkan oleh pembuangan sampah industri
termasuk air buangan industri.
ii) Dilarang membuang air buangan industri yang mengandung kadar zat radio
aktif dan bahan kimia yang dapat membinasakan makhluk hidup ke saluran air
sungai dan laut.
iii) Pembuangan air buangan industri ke saluran air sungai dan laut tidak boleh
mengandung :

Kadar minyak bumi beserta hasil pmurnian dan pengolahannya melebihi


jumlah kadar yang ditentukan.

Kadar bahan kimia lainnya melebihi jumlah kadar yang ditentukan.

2) Pencemaran udara :
i) Kepala teknik wajib berusaha dengan baik untuk mencegah pencemaran udara
yang disebabkan oleh pembuangan gas dan bahan-bahan lainnya ke udara.
ii) Dilarang membuang gas beracun dan bahan beracun ke udara.
iii) Pembuangan gas dan bahan lainnya ke udara melalui cerobong pembakaran
tidak boleh mengandung bahan-bahan tertentu melebihi jumlah kadar yang
ditentukan.
iv) Gas yang mudah terbakar dan tidak terpakai lagi apabila dibuang ke udara
harus dibakar.
c. Bahan kimia :
Perusahaan

yang

menggunakan,

menyimpan,

memakai,

memproduksi

dan

mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia
berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pengendalian bahan kimia berbahaya meliputi :

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 32 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

1) Penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label. LDKB meliputi
keterangan tentang :
i)

Identitas bahan dan perusahaan.

ii) Komposisi bahan.


iii) Identifikasi bahaya.
iv) Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
v) Tindakan penanggulangan kebakaran.
vi) Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan.
vii) Penyimpanan dan penanganan bahan.
viii) Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri.
ix) Sifat fisik dan kimia.
x) Stabilitas dan reaktifitas bahan.
xi) Informasi toksikologi.
xii) Informasi ekologi.
xiii) Pembuangan limbah.
xiv) Pengangkutan bahan.
xv) Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
xvi) Informasi lain yang diperlukan.
2) Penunjukkan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia.
4.4

Evaluasi pengelolaan K3

Perusahaan harus memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja
sistem manajemen K3, dan hasil evaluasi harus dianalisis guna menentukan keberhasilan
atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan. Oleh karenanya perusahaan harus
menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang
berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3. Frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai
dengan obyeknya.
Prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan secara umum meliputi :
a. Personel yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup.
b. Catatan inspeksi, pengujian dan pemantauan yang sedang berlangsung harus
dipelihara dan tersedia bagi manajemen, karyawan dan kontraktor kerja yang terkait.
c. Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk menjamin
telah dipenuhinya standar K3.
d. Tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukan ketidaksesuaian
terhadap persyaratan K3 dari hasil inspeksi, pengujian dan pemantauan.
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 33 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

e. Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan inti permasalahan


dari suatu insiden.
f. Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.
Pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan
aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan. Setiap
orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat resiko tugas.
Pengawas ikut serta dalam identifikasi bahaya dan pembuatan upaya pengendalian. Dan
juga pengawas diikutsertakan dalam pelaporan serta penyelidikan penyakit akibat kerja
dan kecelakaan, dimana pengawas wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada
manajemen.
Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit dan tinjauan ulang sistem
manajemen K3 harus didokumentasikan dan digunakan untuk identifikasi tindakan
perbaikan dan pencegahan serta pihak manajemen menjamin pelaksanaannya secara
sistematik dan efektif. Perusahaan harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk identifikasi, penyimpanan, pemeliharaan kemamputelusuran, masa
simpan dan pemusnahan rekaman. Rekaman harus dapat dan tetap terbaca,
teridentifikasi dan dapat mudah diperoleh.
4.4.1

Pemantauan program K3

Perusahaan harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk memantau


dan mengukur kinerja K3 secara teratur. Prosedur ini harus memasukkan :
a. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
b. Pemantauan lebih luas terhadap kesesuaian dengan tujuan-tujuan K3 perusahaan.
c. Pemantauan keefektifan pengendalian (untuk kesehatan dan keselamatan).
d. Pengukuran

kinerja

proaktif

yang

memantau

kesesuaian

dengan

program,

pengendalian, dan kriteria operasi K3.


e. Pengukuran kinerja reaktif yang memantau terjadinya sakit, insiden (termasuk
kecelakaan, hampir kena, dll) dan bukti historis lainnya akibat rendahnya kinerja K3.
f. Pencatatan data dan hasil pemantauan dan pengukuran yang mencukupi berikut
analisa tindakan perbaikan dan pencegahan.
Jika diperlukan peralatan untuk memantau atau mengukur kinerja, perusahaan harus
membuat dan memelihara prosedur untuk kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
Rekaman kegiatan kalibrasi dan pemeliharaan serta hasilnya harus disimpan.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 34 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

4.4.2

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Evaluasi kepatuhan

Sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap kepatuhan, perusahaan harus membuat,


menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap
peraturan secara berkala. Perusahaan harus menyimpan rekaman hasil evaluasi berkala
tersebut. Frekuensi evaluasi berkala dapat bervariasi sesuai dengan persyaratan
peraturan yang diberikan.
Perusahaan harus mengevaluasi kepatuhan terhadap persyaratan lainnya yang diikuti.
Perusahaan dapat menggabungkan evaluasi ini dengan evaluasi kepatuhan terhadap
peraturan, ataupun dibuat dengan prosedur yang terpisah.
Perusahaan harus menyimpan rekaman hasil evaluasi berkala tersebut. Frekuensi
evaluasi berkala dapat bervariasi untuk membedakan persyaratan lainnya.
4.4.3

Penyelidikan insiden

Perusahaan harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mencatat,


menyelidiki dan menganalisa insiden untuk :
a. Menentukan kekurangan dalam program dan strategi K3 yang mendasari, dan faktor
lain yang dapat menyebabkan kejadian insiden.
b. Identifikasi kebutuhan tindakan perbaikan.
c. Identifikasi peluang tindakan pencegahan.
d. Identifikasi peluang bagi peningkatan berkelanjutan.
e. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan. Penyelidikan harus tepat waktu.
Terdapat jenis pelaporan lainnya yang berkaitan dengan perbaikan kekurangan :
a. Laporan penyelidikan
1) Perusahaan mempunyai prosedur penyelidikan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang dilaporkan.
2) Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas atau ahli
K3 yang dilatih.
3) Laporan penyelidikan berisi saran-saran dan jadwal waktu pelaksanaan usaha
perbaikan.
4) Tanggung jawab diberikan kepada petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan
tindakan perbaikan sehubungan dengan laporan penyelidikan.
5) Tindakan

perbaikan

didiskusikan

dengan

karyawan

di

tempat

terjadinya

kecelakaan.
6) Efektifitas tindakan perbaikan dipantau.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 35 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

b. Penanganan masalah,
1) Terdapat prosedur untuk menangani masalah K3 yang timbul dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
2) Karyawan diberi informasi mengenai prosedur penanganan masalah K3 dan
menerima informasi kemajuan penyelesaiannya.
4.4.4

Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Perusahaan harus memastikan setiap perubahan penting yang berasal dari tindakan
perbaikan dan pencegahan direkam dalam dokumentasi sistem manajemen K3.
Prosedur pelaporan informasi yang terkait dan tepat waktu harus ditetapkan untuk
menunjukkan bahwa pemantauan terhadap sistem manajemen telah dilaksanakan dan
serta kinerja K3 ditingkatkan.
Prosedur pelaporan internal perlu ditetapkan untuk menangani :
a. Pelaporan terjadinya insiden.
Terdapat prosedur pendokumentasian yang menjamin bahwa semua kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta insiden di tempat kerja dilaporkan.
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilaporkan sebagaimana ditetapkan oleh
peraturan perundangan yang berlaku.
b. Pelaporan keadaan darurat.
Terdapat prosedur proses pelaporan sumber bahaya dan personil perlu diberitahu
mengenai proses sumber bahaya terhadap K3.
c. Pelaporan ketidaksesuaian.
d. Pelaporan kinerja K3.
e. Pelaporan identifikasi sumber bahaya.
Prosedur pelaporan eksternal perlu ditetapkan untuk menangani :
a. Pelaporan yang dipersyaratkan peraturan perundangan.
b. Pelaporan kepada pemegang saham.
Perusahaan harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk menentukan
ketidaksesuaian (aktual dan potensi), untuk mengambil tindakan perbaikan dan
pencegahan. Prosedur harus menentukan persyaratan untuk:
a. Mengidentifikasi dan memperbaiki ketidaksesuaian serta mengambil tindakan untuk
mencegah konsekuensi K3.
b. Menyelidiki ketidaksesuaian, menentukan penyebab dan mengambil tindakan untuk
menghindari terjadi kembali.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 36 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

c. Mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk menjaga ketidaksesuaian dan menerapkan


tindakan yang ditunjukkan agar tidak terjadi.
d. Mencatat dan mngekomunikasikan hasil tindakan perbaikan dan pencegahan yang
diambil.
e. Mengkaji ulang keefektifan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diambil.
Ketika tindakan perbaikan dan pencegahan (i) mengidentifikasikan bahaya baru atau
(ii) menemukan kebutuhan untuk membuat pengendalian baru atau harus diubah, maka
dalam prosedur harus ditetapkan syarat bahwa sebelum tindakan yang diajukan tersebut
diterapkan maka ketetapan harus diambil melalui penilaian resiko. Setiap tindakan
perbaikan dan pencegahan yang diambil untuk menghilangkan penyebab aktual dan
potensial suatu ketidaksesuaian harus sesuai dengan masalah dan sebanding dengan
resiko K3 yang dihadapi.
4.4.5

Audit sistem manajemen K3

Audit sistem manajemen K3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui


keefektifan penerapan sistem manajemen K3. Audit harus dilaksanakan secara sistematik
dan independen oleh personil yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan
metoda yang sudah ditetapkan (peraturan menaker no 5 tahun 1996).
Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan
bukti sumber bahaya yang didapatkan di tempat kerja. Hasil audit harus digunakan oleh
pimpinan dalam proses tinjauan ulang manajemen.
Untuk pembuktian penerapan sistem manajemen K3, perusahaan dapat melakukan audit
melalui badan audit yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Audit sistem manajemen
K3 meliputi 12 unsur di bawah ini, dan dijelaskan lebih rinci pada lampiran I dan II.
a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen.
b. Strategi pendokumentasian.
c. Peninjauan ulang desain dan kontrak.
d. Pengendalian dokumen.
e. Pembelian.
f. Keamanan berkerja berdasarkan sistem manajemen K3.
g. Standar pemantauan.
h. Pelaporan dan perbaikan keuangan.
i.

Pengelolaan material dan pemindahannya.

j. Pengumpulan dan penggunaan data.


k. Pemeriksaan sistem manajemen.
l.

Pengembangan keterampilan dan kemampuan.


Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 37 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Audit sistem manajemen K3 akan memeriksa sebanyak 166 kriteria (terdapat pada
Lampiran I), dimana tingkat penerapan sistem manajemen K3 dibagi menjadi tiga (3)
tingkatan, yaitu:
a. Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat resiko rendah harus menerapkan
sebanyak 64 kriteria.
b. Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat resiko menengah harus
menerapkan sebanyak 122 kriteria.
c. Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat resiko tinggi harus menerapkan
sebanyak 166 kriteria. Kriteria yang harus dipenuhi untuk tiap tingkatan terdapat pada
lampiran II.
Keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 di tempat kerja diukur sebagai berikut:
a. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0 59% dan pelanggaran peraturan
perundangan dikenai tindakan hukum.
b. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60 84% diberikan sertifikat dan bendera perak.
c. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85 100% diberikan sertifikat dan bendera
emas.
Program audit harus direncanakan, dibuat, diterapkan dan dipelihara oleh perusahaan,
berdasarkan hasil penilaian resiko dari kegiatan perusahaan, dan hasil audit sebelumnya.
Perusahaan harus membuat dan memelihara rekaman yang diperlukan untuk
menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan sistem manajemen K3 nya dan hasil-hasil
yang telah dicapai.
Prosedur audit harus dibuat, diterapkan dan dipelihara dengan mengacu pada :
a. Tanggung

jawab,

kompetensi,

dan

persyaratan

untuk

merencanakan

dan

melaksanakan audit, melaporkan hasil dan menyimpan rekaman yang terkait.


b. Penentuan kriteria, lingkup, frekuensi dan metoda audit.
Audit internal sistem manajemen K3 dilaksanakan pada interval waktu yang telah
direncanakan untuk :
a. Menentukan apakah sistem manajemen K3 :
1) Memenuhi pengaturan manajemen K3 yang sudah direncanakan.
2) Harus terlebih dahulu diterapkan dan dipelihara.
3) Sesuai dengan kebijakan dan tujuan-tujuan perusahaan secara efektif.
b. Memberikan informasi hasil-hasil audit kepada manajemen.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 38 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

4.4.6

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Tinjauan manajemen

Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen K3 perusahaan, pada interval


waktu yang telah direncanakan, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan
keefektifan yang berkelanjutan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3. Peninjauan
harus memasukkan analisa peluang untuk peningkatan dan perlunya perubahan sistem
manajemen K3, termasuk kebijakan dan tujuan-tujuan K3. Rekaman-rekaman tinjauan
manajemen harus disimpan.
Ruang lingkup tinjauan ulang sistem manajemen K3 harus dapat mengatasi implikasi K3
terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa, termasuk dampaknya terhadap
kinerja perusahaan, meliputi:
a. Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3.
b. Tujuan, sasaran, dan kinerja K3.
c. Hasil temuan audit Sistem Manajemen K3.
d. Evaluasi efektivitas penerapan sistem manajemen K3 dan kebutuhan untuk
mengubah sistem manajemen K3 sesuai dengan:
Perubahan peraturan perundangan.
Tuntutan dari pihak terkait dan pasar.
Perubahan produk dan kegiatan perusahaan.
Perubahan struktur perusahaan perusahaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemiologi.
Pengalaman yang didapat dari insiden K3.
Pelaporan.
Umpan balik khususnya dari karyawan.
Masukan bagi tinjauan manajemen harus mencakup :
a. Hasil-hasil audit internal dan evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan dan
persyaratan lainnya yang biasa diikuti perusahaan.
b. Hasil partisipasi dan konsultasi.
c. Komunikasi dari pihak luar yang relevan, termasuk keluhan.
d. Kinerja K3 perusahaan.
e. Perluasan tujuan-tujuan yang telah dicapai.
f. Status penyelidikan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan.
g. Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya.
h. Perubahan lingkup, termasuk pengembangan persyaratan peraturan dan persyaratan
lainnya dihubungkan dengan K3.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 39 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

i. Rekomendasi bagi peningkatan.


Keluaran dari tinjauan manajemen harus sesuai dengan komitmen perusahaan untuk
peningkatan berkelanjutan dan harus memasukkan beberapa keputusan dan tindakan
untuk perubahan yang memungkinkan untuk meningkatkan (i) kinerja K3, (ii) Kebijakan
dan tujuan-tujuan K3, (iii) sumber daya, serta (iv) unsur-unsur lain dari sistem manajemen
K3.
Keluaran yang relevan dari tinjauan manajemen harus tersedia bagi komunikasi dan
konsultasi.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 40 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1.

Sumber daya manusia

1. Pelatih
Peran pelatih adalah untuk:

Membantu anda dalam merencanakan proses belajar.

Membimbing anda dalam melakukan tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam


tahap belaja.

Membantu anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan anda mengenai proses belajar anda.

Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang anda
perlukan untuk belajar anda.

Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

2. Penilai
Penilai bertugas melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja.
Penilai akan:

Melaksanakan penilaian apabila anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan anda.

Menjelaskan kepada anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
mendiskusikan rencana pelatihan selanjutnya dengan anda.

Mencatat pencapaian / perolehan anda.

3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan


Teman kerja anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 41 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

5.2.

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Sumber-sumber perpustakaan

Pengertian

sumber-sumber

adalah

material

yang

menjadi

pendukung

proses

pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan pedoman belajar ini.


Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Contoh form-form check list.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam pelatihan berbasis kompetensi adalam mendorong pada fleksibilitas
dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu,
dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang
lebih baik, atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasi dalam pedoman belajar
ini tidak tersedia/tidak ada.
Buku-buku referensi untuk bahan pelatihan yang telah direkomendasi:

Undang-undang no. 1 tahun 1970, tentang keselamatan kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. 5 tahun 1996, tentang sistem manajemen K3.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja no.187 tahun 1999, tentang pengendalian bahan
kimia berbahaya di tempat kerja.

Peraturan Pemerintah no. 11 tahun 1979, tentang keselamatan kerja.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 42 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

LAMPIRAN I
PEDOMAN TEKNIS AUDIT SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1.

PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN

1.1

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja

1.1.1

Adanya kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang tertulis, bertanggal dan
secara jelas menyatakan tujuan-tujuan keselamatan dan kesehatan kerja dan
komitmen perusahaan dalam memperbaiki kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja.

1.1.2

Kebijakan yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus.

1.1.3

Kebijakan disusun oleh pengusaha dan atau pengurus setelah melalui proses
konsultasi dengan wakil karyawan.

1.1.4

Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja


kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan dan pemasok dengan
tatacara yang tepat.

1.1.5

Apabila diperlukan, kebijakan khusus dibuat untuk masalah keselamatan dan


kesehatan kerja yang bersifat khusus.

1.1.6

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan kebijakan khusus lainnya ditinjau
ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut mencerminkan
dengan perubahan yang terjadi dalam peraturan perundangan.

1.2

Tanggung jawab dan wewenang untuk bertindak

1.2.1

Tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil tindakan dan melaporkan


kepada semua personil yang terkait dalam perusahaan yang telah ditetapkan
harus disebarluaskan dan didokumentasikan.

1.2.2

Penunjukkan penanggungjawab keselamatan dan kesehatan kerja harus sesuai


peraturan perundangan yang berlaku.

1.2.3

Pimpinan unit kerja dalam suatu perusahaan bertanggung jawab atas kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja pada unit kerjanya.

1.2.4

Perusahaan mendapatkan saran-saran dari ahli bidang keselamatan dan


kesehatan kerja yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan.

1.2.5

Petugas yang bertanggung jawab menangani keadaan darurat mendapatkan


latihan.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 43 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

1.2.6

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dimasukkan dalam laporan tahunan


perusahaan atau laporan lain yang setingkat.

1.2.7

Pimpinan unit kerja diberi informasi tentang tanggung jawab mereka terhadap
tenaga kerja kontraktor dan orang lain yang memasuki tempat kerja.

1.2.8

Tanggung jawab untuk memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru


mengenai peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
ditetapkan.

1.2.9

Pengurus bertanggung jawab secara penuh untuk menjamin sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan.

1.3

Tinjauan ulang dan evaluasi

1.3.1

Hasil peninjauan ulang dicatat dan didokumentasikan.

1.3.2

Apabila memungkinkan, hasil tinjauan ulang dimasukkan ke dalam perencanaan


tindakan manajemen.

1.3.3

Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan sistem manajemen K3 secara


berkala untuk menilai kesesuaian dan efektifitas sistem manajemen K3.

1.4

Keterlibatan dan konsultasi dengan tenaga kerja

1.4.1

Keterlibatan tenaga kerja dan penjadualan konsultasi dengan wakil perusahaan


yang ditunjuk didokumentasikan.

1.4.2

Dibuatkan prosedur yang memudahkan konsultasi mengenai perubahanperubahan yang mempunyai implikasi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

1.4.3

Sesuai dengan peraturan perundangan perusahaan telah membentuk P2K3.

1.4.4

Ketua P2K3 adalah pengurus atau pimpinan puncak.

1.4.5

Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai dengan peraturan perundangan yang


berlaku.

1.4.6

P2K3 menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan prosedur


untuk mengendalikan risiko.

1.4.7

P2K3 mengadakan pertemuan secara teratur dan hasilnya disebarluaskan di


tempat kerja.

1.4.8

P2K3

melaporkan kegiatannya

secara teratur

sesuai

dengan

peraturan

perundangan yang berlaku.


1.4.9

Apabila diperlukan, dibentuk kelompok-kelompok kerja dan dipilih dari wakil-wakil


tenaga kerja yang ditunjuk sebagai penanggungjawab keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerjanya dan kepadanya diberikan pelatihan yang
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 44 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

1.4.10 Apabila kelompok-kelompok kerja telah terbentuk, maka tenaga kerja diberi
informasi tentang struktur kelompok kerja tersebut.
2.

STRATEGI PENDOKUMENTASIAN

2.1

Perencanaan rencana strategi keselamatan dan kesehatan kerja

2.1.1

Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya


dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan operasi.

2.1.2

Perencanaan strategi keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan telah


ditetapkan dan diterapkan untuk mengendalikan potensi bahaya dan resiko
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah teridentifikasi, yang berhubungan
dengan operasi.

2.1.3

Rencana khusus yang berkaitan dengan produk, proses, proyek atau tempat
kerja tertentu telah dibuat.

2.1.4

Rencana

didasarkan pada

potensi

bahaya

dan

insiden,

serta catatan

keselamatan dan kesehatan kerja sebelumnya.


2.1.5

Rencana tersebut menetapkan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja


perusahaan yang dapat diukur, menetapkan prioritas dan menyediakan sumber
daya.

2.2

Manual sistem manajemen K3

2.2.1

Manual sistem Manajemen K3 meliputi kebijakan, tujuan, rencana, dan prosedur


keselamatan dan kesehatan kerja untuk semua tingkatan dalam perusahaan.

2.2.2

Apabila diperlukan manual khusus yang berkaitan dengan produk, proses, atau
tempat kerja tertentu telah dibuat.

2.2.3

Manual Sistem Manajemen K3 mudah didapat oleh semua personil dalam


perusahaan.

2.3

Penyebarluasan informasi keselamatan dan kesehatan kerja

2.3.1

Informasi tentang kegiatan dan masalah keselamatan dan kesehatan kerja


disebarkan secara sistematis kepada seluruh tenaga kerja perusahaan.

2.3.2

Catatan-catatan informasi keselamatan dan kesehatan kerja dipelihara dan


disediakan untuk seluruh tenaga kerja dan orang lain yang datang ke tempat
kerja.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 45 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

3.

PENINJAUAN ULANG PERANCANGAN (DESIGN) DAN KONTRAK

3.1

Pengendalian perancangan

3.1.1

Prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan identifikasi bahaya dan


penilaian resiko yang dilakukan pada tahap melakukan perancangan atau
perancangan ulang.

3.1.2

Prosedur dan instruksi kerja untuk penggunaan produk, pengoperasian sarana


produksi dan proses yang aman disusun selama tahap perancangan.

3.1.3

Petugas yang kompeten telah ditentukan untuk melakukan verifikasi bahwa


perancangan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang
ditetapkan.

3.1.4

Semua perubahan dan modifikasi perancangan yang mempunyai implikasi


terhadap keselamatan dan kesehatan kerja diidentifikasikan, didokumentasikan,
ditinjau ulang dan disetujui oleh petugas yang berwenang sebelum pelaksanaan.

3.2

Peninjauan ulang kontrak

3.2.1

Prosedur yang terdokumentasikan harus mampu mengidentifikasi dan menilai


potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan masyarakat,
dimana prosedur tersebut digunakan pada saat memasok barang dan jasa dalam
suatu kontrak.

3.2.2

Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tahap tinjauan ulang
kontrak oleh personil yang berkompeten.

3.2.3

Kontrak-kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok dapat memenuhi


persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pelanggan.

3.2.4

Catatan tinjauan ulang kontrak dipelihara dan didokumentasikan.

4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4.1

Persetujuan dan pengeluaran dokumen

4.1.1

Dokumen

keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai identifikasi status,

wewenang, tanggal pengeluaran dan tanggal modifikasi.


4.1.2

Penerima distribusi dokumen tercantum dalam dokumen tersebut.

4.1.3

Dokumen keselamatan dan kesehatan kerja edisi terbaru disimpan secara


sistematis pada tempat yang ditentukan.

4.1.4

Dokumen usang segera disingkirkan dari penggunaannya sedangkan dokumen


usang yang disimpan untuk keperluan tertentu diberi tanda khusus.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 46 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

4.2

Perubahan dan modifikasi dokumen

4.2.1

Terdapat sistem untuk membuat dan menyetujui perubahan terhadap dokumen


keselamatan dan kesehatan kerja.

4.2.2

Apabila memungkinkan diberikan alasan terjadinya perubahan dan tertera dalam


dokumen atau lampirannya.

4.2.3

Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau daftar seluruh dokumen yang


mencantumkan status dari setiap dokumen tersebut, dalam upaya mencegah
penggunaan dokumen yang usang.

5.

PEMBELIAN

5.1

Spesifikasi dari pembelian barang dan jasa

5.1.1

Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat menjamin bahwa spesifikasi


teknik dan informasi lain yang relevan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli.

5.1.2

Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, zat kimia atau jasa harus
dilengkapi spesifikasi yang sesuai dengan persyaratan peraturan perundangan
dan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.

5.1.3

Konsultasi dengan tenaga kerja yang potensial berpengaruh pada saat keputusan
pembelian dilakukan apabila persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
dicantumkan dalam spesifikasi pembelian.

5.1.4

Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri dan perubahan terhadap


prosedur kerja perlu dipertimbangkan sebelum pembelian, serta ditinjau ulang
sebelum pembelian dan pemakaian sarana produksi dan bahan kimia.

5.2

Sistem verifikasi untuk barang dan jasa yang dibeli

5.2.1

Barang dan jasa yang telah dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi
pembelian.

5.3

Kontrol barang dan jasa yang dipasok pelanggan

5.3.1

Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan terlebih dahulu
diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya. Catatan tersebut dipelihara
untuk memeriksa prosedur ini.

5.3.2

Produk yang disediakan oleh pelanggan dapat diidentitikasikan dengan jelas.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 47 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

6.

KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN K3

6.1

Sistem kerja

6.1.1

Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasikan bahaya yang potensial dan


telah menilai resiko-resiko yang timbul dari suatu proses kerja.

6.1.2

Apabila upaya pengendalian resiko diperlukan maka upaya tersebut ditetapkan


melalui tingkat pengendalian.

6.1.3

Terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan


suatu sistem Ijin Kerja untuk tugas-tugas yang beresiko tinggi.

6.1.4

Prosedur atau petunjuk kerja untuk mengelola secara aman seluruh resiko yang
teridentifikasi didokumentasikan.

6.1.5

Kepatuhan dengan peraturan, standar dan ketentuan pelaksanaan diperhatikan


pada saat mengembangkan atau melakukan modifikasi prosedur atau petunjuk
kerja.

6.1.6

Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh petugas yang berkompeten dengan
masukan dari tenaga kerja yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas dan
prosedur disahkan oleh pejabat yang ditunjuk.

6.1.7

Alat pelindung diri disediakan bila diperlukan dan digunakan secara benar serta
dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai.

6.1.8

Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan laik pakai sesuai
dengan standar dan atau peraturan perundangan yang berlaku.

6.1.9

Upaya pengendalian resiko ditinjau ulang apabila terjadi perubahan pada proses
kerja.

6.2

Pengawasan

6.2.1

Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan


dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah
ditentukan.

6.2.2

Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat
resiko tugas.

6.2.3

Pengawas ikut serta dalam identifikasi bahaya dan membuat upaya pengendalian.

6.2.4

Pengawas diikutsertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit akibat kerja


dan kecelakaan, dan wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada
pengurus.

6.2.5

Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 48 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

6.3

Seleksi dan penempatan personil

6.3.1

Persyaratan tugas tertentu, termasuk persyaratan kesehatan, diidentifikasi dan


dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan tenaga kerja.

6.3.2

Penugasan pekerjaan harus berdasarkan pada kemampuan dan tingkat


keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja.

6.4

Lingkungan kerja

6.4.1

Perusahaan melakukan penilaian lingkungan kerja untuk mengetahui daerahdaerah yang memerlukan pembatasan ijin masuk.

6.4.2

Terdapat pengendalian atas tempat-tempat dengan pembatasan ijin masuk.

6.4.3

Fasilitas-fasilitas dan layanan yang tersedia di tempat kerja sesuai dengan


standar dan pedoman teknis.

6.4.4

Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang


sesuai dengan standar dan pedoman teknis.

6.5

Pemeliharaan, perbaikan dan perubahan sarana produksi

6.5.1

Penjadualan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta peralatan


mencakup verifikasi alat-alat pengaman dan persyaratan yang ditetapkan oleh
peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.

6.5.2

Semua catatan yang memuat data-data secara rinci dari kegiatan pemeriksaan,
pemeliharaan, perbaikan dan perubahan-perubahan yang dilakukan atas sarana
produksi harus disimpan dan dipelihara.

6.5.3

Sarana produksi yang harus terdaftar memiliki sertifikat yang masih berlaku.

6.5.4

Perawatan, perbaikan dan setiap perubahan harus dilakukan personel yang


berkompeten.

6.5.5

Apabila memungkinkan, sarana produksi yang akan diubah harus sesuai dengan
persyaratan peraturan perundangan yang berlaku.

6.5.6

Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan yang mencakup ketentuan mengenai


peralatan-peralatan dengan kondisi keselamatan yang kurang baik dan perlu
untuk segera diperbaiki.

6.5.7

Terdapat suatu sistem penandaan bagi alat yang sudah tidak aman lagi jika
digunakan atau yang sudah tidak digunakan lagi.

6.5.8

Apabila diperlukan, dilakukan penerapan sistem penguncian pengoperasian (lock


out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum
saatnya.

6.5.9

Prosedur persetujuan untuk menjamin bahwa peralatan produksi dalam kondisi


yang aman untuk dioperasikan.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 49 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

6.6

Pelayanan

6.6.1

Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan yang tunduk pada


standar dan undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja, maka perlu
disusun prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi persyaratan.

6.6.2

Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui kontrak, dan pelayanan tunduk pada
standar dan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja, maka perlu disusun
prosedur untuk menjamin bahwa pemberian pelayanan memenuhi persyaratan.

6.7

Kesiapan untuk menangani keadaan darurat

6.7.1

Keadaan darurat yang potensial (di dalam atau di luar tempat kerja) telah
diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat tersebut telah didokumentasikan.

6.7.2

Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas yang
berkompeten.

6.7.3

Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur keadaan


darurat yang sesuai dengan tingkat risiko.

6.7.4

Petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus.

6.7.5

Instruksi keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat diperlihatkan secara


jelas/menyolok dan diketahui oleh seluruh tenaga kerja perusahaan.

6.7.6

Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala.

6.7.7

Kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan


darurat telah dinilai oleh petugas yang berkompeten.

6.8

Pertolongan pertama pada kecelakaan

6.8.1

Perusahaan telah mengevaluasi alat PPPK dan menjamin bahwa sistem PPPK
yang ada memenuhi standard dan pedoman teknis yang berlaku.

6.8.2

Petugas PPPK telah dilatih dan ditunjuk sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

7.

STANDAR PEMANTAUAN

7.1

Pemeriksaan bahaya

7.1.1

Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.

7.1.2

Inspeksi dilaksanakan bersama oleh wakil pengurus dan wakil tenaga kerja yang
telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya.

7.1.3

Inspeksi mencari masukkan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang
diperiksa.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 50 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

7.1.4

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat
inspeksi.

7.1.5

Laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan.

7.1.6

Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya.

7.2

Pemantauan lingkungan kerja

7.2.1

Pemantauan lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan hasilnya dicatat


dan dipelihara.

7.2.2

Pemantauan lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan
psikologis.

7.3

Peralatan inspeksi, pengukuran dan pengujian

7.3.1

Terdapat

sistem

yang

terdokumentasi

mengenai

identifikasi,

kalibrasi,

pemeliharaan dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji mengenai
kesehatan dan keselamatan.
7.3.2

Alat dipelihara dan dikalibrasikan oleh petugas yang berkompeten.

7.4

Pemantauan kesehatan

7.4.1

Sesuai dengan peraturan perundangan, kesehatan tenaga kerja yang bekerja


pada tempat kerja yang mengandung bahaya harus dipantau.

7.4.2

Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan dimana pemeriksaan kesehatan perlu


dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.

7.4.3

Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai


peraturan perundangan yang berlaku.

7.4.4

Perusahaan

menyediakan

pelayanan

kesehatan

kerja

sesuai

peraturan

perundangan yang berlaku.


7.4.5

Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan peraturan


perundangan yang berlaku.

8.

PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN

8.1

Pelaporan keadaan darurat

8.1.1

Terdapat prosedur proses pelaporan sumber bahaya dan personil perlu diberitahu
mengenai proses pelaporan sumber bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 51 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

8.2

Pelaporan Iisiden

8.2.1

Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua kecelakaan dan


penyakit akibat kerja serta insiden di tempat kerja dilaporkan.

8.2.2

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilaporkan sebagaimana ditetapkan oleh


peraturan perundangan yang berlaku.

8.3

Penyelidikan kecelakaan kerja

8.3.1

Perusahaan mempunyai prosedur penyelidikan kecelakaan dan penyakit akibat


kerja yang dilaporkan.

8.3.2

Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas atau ahli
K3 yang telah dilatih.

8.3.3

Laporan penyelidikan berisi saran-saran dan jadual waktu pelaksanaan usaha


perbaikan.

8.3.4

Tanggung jawab diberikan kepada petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan


tindakan perbaikan sehubungan dengan laporan penyelidikan.

8.3.5

Tindakan perbaikan didiskusikan dengan tenaga kerja di tempat terjadinya


kecelakaan.

8.3.6

Efektifitas tindakan perbaikan dipantau.

8.4

Penanganan masalah

8.4.1

Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan kesehatan kerja


yang timbul dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

8.4.2

Tenaga kerja diberi informasi mengenai prosedur penanganan masalah


keselamatan

dan

kesehatan

kerja

dan

menerima

informasi

kemajuan

penyelesaiannya.
9.

PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA

9.1

Penanganan secara manual dan mekanis

9.1.1

Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko yang
berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis.

9.1.2

Identifikasi dan penilaian dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten.

9.1.3

Perusahaan menerapkan dan meninjau ulang cara pengendalian risiko yang


berhubungan dengan penanganan secara manual atau mekanis.

9.1.4

Prosedur untuk penanganan bahan meliputi metode pencegahan terhadap


kerusakan, tumpahan dan kebocoran.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 52 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

9.2

Sistem pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan

9.2.1

Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan disimpan dan dipindahkan


dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

9.2.2

Terdapat prosedur yang menjelaskan persyaratan pengendalian bahan yang


dapat rusak atau kadaluwarsa.

9.2.3

Terdapat prosedur menjamin bahwa bahan dibuang dengan cara yang aman
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

9.3

Bahan-bahan berbahaya

9.3.1

Perusahaan

telah

mendokumentasikan

prosedur

mengenai

penyimpanan,

penanganan dan pemindahan bahan-bahan berbahaya yang sesuai dengan


persyaratan peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.
9.3.2

Lembar Data Bahan yang komprehensif untuk bahan-bahan berbahaya harus


mudah didapat.

9.3.3

Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan pemberian label pada bahan-bahan


berbahaya.

9.3.4

Rambu peringatan bahaya dipampang sesuai dengan persyaratan peraturan


perundangan dan standar yang berlaku.

9.3.5

Terdapat prosedur yang didokumentasikan mengenai penanganan secara aman


bahan-bahan berbahaya.

9.3.6

Petugas yang menangani bahan-bahan berbahaya diberi pelatihan mengenai cara


penanganan yang aman.

10.

PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA

10.1

Catatan keselamatan dan kesehatan kerja

10.1.1 Perusahaan mempunyai

prosedur

untuk

mengidentifikasi,

mengumpulkan,

mengarsipkan, memelihara dan menyimpan catatan keselamatan dan kesehatan


kerja.
10.1.2 Undang-undang, peraturan, standar dan pedoman teknis yang relevan dipelihara
pada tempat yang mudah didapat.
10.1.3 Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan
catatan.
10.1.4 Catatan mengenai peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara.
10.1.5 Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitasi kesehatan
dipelihara.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 53 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

10.2

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Data dan laporan keselamatan dan kesehatan kerja

10.2.1 Data keselamatan dan kesehatan kerja yang terbaru dikumpulkan dan dianalisa.
10.2.2 Laporan rutin kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dibuat dan disebarluaskan
di dalam perusahaan.
11.

AUDIT SISTEM MANAJEMEN K3

11.1

Audit internal sistem manajemen K3

11.1.1 Audit sistem manajemen K3 yang terjadual dilaksanakan untuk memeriksa


kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk menentukan apakah kegiatan
tersebut efektif.
11.1.2 Audit internal sistem manajemen K3 dilakukan oleh petugas yang berkompeten
dan independen di perusahaan.
11.1.3 Laporan audit didistribusikan kepada manajemen dan petugas lain yang
berkepentingan.
11.1.4 Kekurangan yang ditemukan pada saat audit diprioritaskan dan dipantau untuk
menjamin dilakukannya tindakan perbaikan.
12.

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN

12.1

Strategi Pelatihan

12.1.1 Analisis kebutuhan pelatihan yang mencakup persyaratan keselamatan dan


kesehatan kerja telah dilaksanakan.
12.1.2 Rencana pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja telah disusun bagi semua
tingkatan dalam perusahaan-perusahaan.
12.1.3 Pelatihan

harus

mempertimbangkan

perbedaan

tingkat

kemampuan

dan

keahliannya.
12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang mempunyai kemampuan dan
pengalaman yang memadai serta diakreditasi menurut peraturan perundangan
yang berlaku.
12.1.5 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai untuk pelaksanaan pelatihan yang
efektif.
12.1.6 Perusahaan mendokumentasikan dan menyimpan catatan seluruh pelatihan.
12.1.7 Evaluasi dilakukan pada setiap sesi pelatihan untuk menjamin peningkatan secara
berkelanjutan.
12.1.8 Program pelatihan ditinjau ulang secara teratur untuk menjamin agar tetap relevan
dan efektif.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 54 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

12.2

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Pelatihan bagi manajemen dan supervisor

12.2.1 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus berperan serta dalam pelatihan yang
mencakup penjelasan tentang kewajiban hukum dan prinsip-prinsip serta
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
12.2.2 Manajer dan supervisor menerima pelatihan yang sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka.

12.3

Pelatihan bagi tenaga kerja

12.3.1 Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga kerja baru dan
yang dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara aman.
12.3.2 Pelatihan diselenggarakan kepada tenaga kerja apabila di tempat kerjanya terjadi
perubahan sarana produksi atau proses.
12.3.3 Apabila diperlukan diberikan pelatihan penyegaran kepada semua tenaga kerja.

12.4

Pelatihan untuk pengenalan bagi pengunjung dan kontraktor

12.4.1 Perusahan mempunyai program pengenalan untuk semua tenaga kerja dengan
memasukan materi kebijakan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
12.4.2 Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan untuk memberikan taklimat
(briefing) kepada pengunjung dan mitra kerja guna menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja.

12.5

Pelatihan keahlian khusus

12.5.1 Perusahaan mempunyai sistem untuk menjamin kepatuhan terhadap persyaratan


lisensi

atau

kualifikasi

sesuai

dengan

peraturan

perundangan

untuk

melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau mengoperasikan


peralatan.

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 55 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

LAMPIRAN II
PEMBAGIAN KRITERIA TIAP TINGKAT PENCAPAIAN
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3

NO.

ELEMEN

TINGKAT AWAL

TINGKAT
TRANSISI (Seluruh
tingkat awal dan
transisi)

TINGKAT LANJUT
(Seluruh tingkat
awal, transisi dan
lanjut)

1.

Pembangunan dan
pemeliharaan komitmen

1.1.1, 1.2.2, 1.2.4,


1.2.5, 1.3.3, 1.4.1,
1.4.3, 1.4.4, 1.4.5,
1.4.6, 1.4.7, 1.4.8.

1.1.3, 1.1.5, 1.2.1,


1.2.7, 1.2.8, 1.2.9,
1.4.2, 1.4.9, 1.4.10

1.1.2, 1.1.4, 1.1.6,


1.2.3, 1.2.6, 1.3.1,
1.3.2

2.

Strategi pendokumentasian

2.3.1

1 2.1.1, 2.1.2, 2.2.1

2.1.3, 2.1.4, 2.1.5,


2.2.2, 2.2.3, 2.3.2.

3.

Peninjauan ulang desain


dan kontrak

3.1.1, 3.1.2, 3.1.3,


3.2.1, 3.2.2

3.1.4, 3.2.3, 3.2.4

4.

Pengendalian dokumen

4.1.1., 4.1.2, 4.2.1

4.1.3, 4.1.4, 4.2.2,


4.2.3

5.

Pembelian

5.1.1, 5.2.1

5.1.2, 5.1.3

5.1.4, 5.3.1, 5.3.2

6.

Keamanan bekerja
berdasarkan sistem
manajemen K3

6.1.1, 6.1.2, 6.1.3,


6.1.5, 6.1.7, 6.1.8,
6.2.1, 6.3.2, 6.4.1,
6.4.2, 6.4.3, 6.4.4,
6.5.2, 6.5.3, 6.5.4,
6.5.6, 6.5.7, 6.5.8,
6.7.1, 6.7.3, 6.7.5,
6.8.1, 6.8.2

6.1.4, 6.1.6, 6.2.2,


6.2.3, 6.2.4, 6.2.5,
6.3.1, 6.5.1, 6.5.5,
6.5.9, 6.6.1, 6.6.2,
6.7.2, 6.7.6, 6.7.7

6.1.9, 6.7.4

7.

Standar pemantauan

7.1.1, 7.2.1, 7.2.2,


7.4.3, 7.4.4, 7.4.5

7.1.2, 7.1.3, 7.1.4,


7.4.1, 7.4.2

7.1.5, 7.1.6, 7.3.1,


7.3.2

8.

Pelaporan dan perbaikan

8.1.1, 8.2.2, 8.3.1,


8.4.1, 8.4.2

8.2.1, 8.3.2, 8.3.5

8.3.3, 8.3.4, 8.3.6

9.

Pengelolaan material dan


perpindahannya

9.1.1, 9.1.2, 9.2.1,


9.2.3, 9.3.1, 9.3.2,
9.3.3, 9.3.4

9.1.3, 9.3.5, 9.3.6

6 9.1.4, 9.2.2

10.

Pengumpulan dan
penggunaan data

10.1.1, 10.1.2

10.1.3, 10.1.5,
10.2.1

10.1.4, 10.2.2

11.

Audit Sistem Manajemen K3

12.

Pengembangan
keterampilan dan
kemampuan

11.1.1, 11.1.2,
11.1.3, 11.1.4
12.2.1, 12.2.2,
12.3.1,
12.4.1, 12.5.1

12.1.2, 12.1.3,
12.1.4,
12.1.5, 12.1.6,
12.3.2,
12.4.2

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

12.1.1, 12.1.7,
12.1.8,
12.3.3

Halaman : 56 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

Kode modul
PAM.MM01.001.01

LAMPIRAN III
FORMULIR LAPORAN AUDIT

LAPORAN AUDIT SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TINGKAT PENCAPAIAN

: < AWAL/ TRANSISI/ LANJUTAN >

Nomor

: < No. laporan >

< NAMA PERUSAHAAN YANG DIAUDIT >


< LOKASI >

< NAMA BADAN AUDIT >

DISTRIBUSI LAPORAN:
1. < NAMA PERUSAHAAN YANG DIAUDIT >
2. < DEPARTEMEN TENAGA KERJA >
3. < NAMA BADAN AUDIT >
Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 57 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

LAPORAN AUDIT
SISTEM
MANAJEMEN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA

No. laporan

< No. laporan >

Tgl. laporan

< Tanggal
laporan >

< NAMA
PERUSAHAAN >

No. pekerjaan

< No. pekerjaan >

RINGKASAN

Halaman

Kode modul
PAM.MM01.001.01

< No. halaman >

< No. audit >


< No. distribusi >
Auditor

Koordinator

1. PERUSAHAAN YANG DIAUDIT


____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

2. PELAKSANAAN AUDIT
Tanggal :
Tempat :

3. TUJUAN AUDIT
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

4. LINGKUP AUDIT
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

5. TIM AUDITOR
Tim Auditor (NAMA BADAN AUDIT) terdiri dari :
1. <NAMA>, Ketua
2. <NAMA>, Anggota

6. WAKIL PERUSAHAAN YANG DIAUDIT


1. <NAMA>, <JABATAN>

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 58 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

LAPORAN AUDIT
SISTEM
MANAJEMEN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA

No. laporan

< No. laporan >

Tgl. laporan

< Tanggal
laporan >

< NAMA
PERUSAHAAN >

No. pekerjaan

< No. pekerjaan >

RINGKASAN

Halaman

Kode modul
PAM.MM01.001.01

< No. halaman >

< No. audit >


< No. distribusi >
Auditor

Koordinator

1. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA


____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

2. STRUKTUR PERUSAHAAN K3 TEMPAT KERJA

3. JADWAL AUDIT
NO

KEGIATAN

1.

PERTEMUAN AWAL

2.

PELAKSANAAN AUDIT

3.

PERTEMUAN AKHIR

WAKTU

KETERANGAN

PERHUBUNGAN

4. LAPORAN PERTEMUAN AUDIT


____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 59 dari 60

Materi pelatihan berbasis kompetensi


SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN

LAPORAN AUDIT
SISTEM
MANAJEMEN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA

No. laporan

< No. laporan >

Tgl. laporan

< Tanggal
laporan >

< NAMA
PERUSAHAAN >

< No. pekerjaan >

RINGKASAN

No. pekerjaan

Kode modul
PAM.MM01.001.01

Halaman

< No. halaman >

< No. audit >


< No. distribusi >
Auditor

Koordinator

5. DAFTAR KRITERIA AUDIT DAN PEMENUHANNYA


PEMENUHANNYA
NO

NO KRITERIA

KRITERIA
SESUAI

TIDAK SESUAI
MAYOR

MINOR

6. URAIAN KETIDAK SESUAIAN


____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

7. LAPORAN PERTEMUAN AKHIR


____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

Judul modul : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


Buku informasi
Versi 2009

Halaman : 60 dari 60

Anda mungkin juga menyukai