Anda di halaman 1dari 74

SPESIFIKASI TEKNIS

Jasa Konsultansi Perencanaan


PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal 1
1.1. Uraian Pekerjaan.
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
a. PEMBANGUNAN PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL
GUBERNUR, dengan bentuk dan ukuran seperti yang ditunjukan pada gambar
dan dokumen lainnya.
b. Selain pekerjaan utama yang disebut diatas, maka Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan lain yang merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor, misalnya :
 Membuat papan nama pekerjaan.
 Pagar pengaman proyek
 Mobilisasi material
 Quality Control
 Sop drawing
 As Built Drawing
 Foto dokumentasi
 Keselamat kerja dalam hal ini Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan suatu
kesatuan sistem yang tak bisa dipisahkan.
1.2. Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan.
a. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang
dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang
penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal sebagai Tenaga
Ahli yang berpengalaman dalam Pembangunan gedung Bertingkat yang
ditunjukkan dalam Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus
mengajukan Curriculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan Pengawas
berhak untuk menolak/meminta agar personil Site Manager dan Personil
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Kontraktor lainnya diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi kualifikasi atau
tidak bisa bekerja sama membentuk team work demi suksesnya proyek ini.
b. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk
mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin
kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai
peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai
gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini adalah :
 Mesin Las
 Beton Molen
 Mesin Listrik (Gen-set)
 Mesin Pemadat (Stamper Compaction Equipment)
 Pompa Air
 Alat-alat ukur lengkap
 Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang
 Dan alat-alat lainnya yang diperlukan
Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam lampiran
penawaran kontraktor.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak-Job Site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran, itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib
melakukan survey ulang guna (MC-0) memperoleh akurasi data yang up to date.
Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan
sebagai alasan untuk mengajukan claim. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan
penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Teknis,
Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta
petunjuk dari Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
Pengelola Proyek.
d. Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor wajib melakukan pendekatan dengan
masyarakat dan pegawai dilingkungan setempat untuk memperoleh dukungan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
e. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus bisa mengatur dan menjamen
bahwa kegiatan perkantoran dilingkungan kerja tidak terganggu.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Pasal 2
Persyaratan Khusus

2.1. Standar-standar yang berlaku.


Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI),
Standardisasi Nasional Indonesaia (SNI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang
berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :
1. SK.SNI.T-15-1991-03
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
2. SK.SNIS-04-1989-F
SK.SNIS-05-1989-F
SK.SNIS-06-1989-F
Tentang Spesifikasi Bahan Bangunan
3. American Society For Testing & Materials (ASTM)
4. Standar Industri Indonesia (SII)
5. AV 1941/SU 41 : Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij Aanneming Van
Openbare Werken.
6. American Institute of Steel Construction (AISC)
7. American Welding Society (AWS)
8. Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut
diatas, maupun standarstandar Nasional lainnya maka diberlakukan standar
Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan pekerjaan
yang
bersangkutan.
9. Dokumen Lelang berupa gambar-gambar rencana kerja dan Spesifikasi Teknis.
10. Berita Acara Aanwijzing
11. Berita Acara Rapat Lapangan
12. Perintah tertulis Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas yang disampaikan pada
Buku Harian Lapangan atau surat resmi.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

13. Brosur resmi (user manual) dari produsen yang materialnya digunakan.
14. Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat
izin/persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam
bentuk “Surat Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak
untuk menolak atau memerintahkan pembongkaran dan tidak diprogress (tidak
diberikan bobot pekerjaan).
15. Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan terbuka)
tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi Proyek/Konsultan
Pengawas.
16. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi / Konsultan
Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang
dilaksanakan tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diprogres.
2.2. Ukuran dan Patokan.
Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai peil + 0,00
(datum line) dari pekerjaan ini mengikuti peil pada pekerjaan yang telah ditentukan.
Apabila Beanc Mark (BM) yang dipasang berubah letak atau rusak maka dibawah
pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib membuat BM yang baru, dimana BM
yang dibuat harus kokoh/kuat dan tidak bergerak selama masa pelaksanaan. Kontraktor
wajib menambahkan jika diperlukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. BM yang baru
tersebut terbuat dari balok beton dengan titik yang terbuat dari besi diameter 14 cm.
Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu standby di Job
Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan dimulai harus diukur bidik
ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi untuk dilaksanakan.
Pasal 3
Pagar Pengaman dan Papan Nama Proyek.
3.1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat pagar untuk pengaman, atas biaya
kontraktor.
3.2. Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi beban Kontraktor dan
telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.
Pasal 4
Pekerjaan Persiapan
4.1. Sebelum Pekerjaan Dimulai.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan sehingga


semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu dan lain-lain tidak ada lagi di Job
Site. Dengan demikian seluruh Job Site terlihat denga jelas. Demikian pula seluruh bekas
pondasi, baik dari kayu maupun pasangan batu atau beton harus dicabut/dibersihkan.
4.2. Setelah Pekerjaan Selesai.
Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen atau Pimpinan di area keja, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala
macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa konstruksi.
Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan sehingga bila hal ini belum
diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai 100 (seratus) %.
4.3. Selama Pekerjaan Berlangsung.
1. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian job site selama pekerjaan
berlangsung.
2. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan jalan raya yang dilalui oleh kendaraan
yang mengangkut material dari dan ke job site.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas kelancaran lalu lintas umum di sekitar job site.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya di sekitar job site yang jelas-
jelas diakibatkan oleh kegiatan kontraktor.
5. Kontraktor harus berupaya sedemikian rupa, sehingga selama masa pelaksanaan,
bangunan-bangunan disekitar pekerjaan tidak mengalami kerusakan. Kontraktor harus
menangani hingga tuntas semua claim dari tetangga akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
6. Kontraktor harus menjamin bahwa selama pekerjaan berlangsung perkantoran tidak
tergannggu.
7. Kebersihan yang dimaksud dalam pasal ini meliputi :
a. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa pembuangan
berbagai jenis sampah.
b. Kebersihan terhadap jenis kotoran-kotoran yang disebabkan oleh sampah sisa-sisa
bahan bangunan, pecahan-pecahan batu bata dan serpihan kayu, dll.
c. Kebersihan dalam arti kata kerapihan pengaturan material dan peralatan sehingga
menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site.
4.4. Gudang Material.
Kontraktor wajib membuat gudang material dan peralatan, Gudang tersebut terutama
dimaksudkan untuk penyimpanan material dan peralatan yang memerlukan perlindungan dari
alam ataupun terhadap pencurian.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

4.5. Generator Set & Penyediaan Air Sementara.


1. Genset.
Untuk keperluan perlengkapan pada malam hari dan untuk keperluan bekerja, Kontraktor
wajib menyediakan dan mengoperasikan satu set Generator dengan kapasitas sesuai
keperluan
2. Untuk keperluan pekerja dan Direksi, Kontraktor wajib menyediakan tempat
penampungan air yang bersih. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan sesuai
standar WHO. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan akibat yang timbul dari
pemakaian air yang tidak memenuhi syarat tersebut.

4.6. Jalan Masuk Sementara.


Jika dianggap perlu, direksi berhak memerintahkan kontraktor untuk membuat jalan masuk
sementara yang memungkinkan kelancaran pemasukan material dan sebagainya. Sejauh mungkin
jalan masuk sementara tersebut, dapat ditingkatkan sebagai jalan yang memang menjadi bagian
dari lingkup pekerjaan kontraktor.
Pasal 5
Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja
5.1. Metode Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili oleh Site Manager harus
memberikan rencana tertulis mengenai Metode Pelaksanaan. Metode pelaksanaan harus
dipresentasikan dihadapan Direksi, Konsultan Perencana dan konsultan Pengawas. Hasil dari
presentasi metode pelaksanaan setelah disetujui bersama oleh Direksi, KonsultanPerencana,
Konsultan Pengawas merupakan keputusan yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan ini.
5.2. Gambar Kerja.
1. Kontraktor wajib membuat gambar kerja/shop drawing atas rencana pekerjaan yang akan
dilaksanakan yang tentunya dibantu oleh konsultan supervisi.
2. Direksi pekerjaan dan Konsultan Pengawas, berhak untuk memerintahkan Kontraktor
untuk membuat gambar kerja (shop drawing) atas bagian-bagian pekerjaan yang
memerlukan penjelasan lebih detail.
3. Pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud baru bisa dilaksanakan jika shop drawing telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, yang ditandai dengan “tanda
tangan” diatas gambar tersebut.

BAB-II
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Pendahuluan
1. Pengukuran
1. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada pemberi tugas untuk dimintakan keputusan.
2. Segala pengukuran tapak menjadi tanggung jawab pemborong/kontraktor.
1. Pekerjaan Bongkaran.
 Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan hasil
bongkaran sampai pada lokasi penempatannya.
 Sebelum dilakukan pembongkaran, pemborong harus mendapatkan ijin
pembongkaran dari Pemberi Tugas serta ijin-ijin lain dari Pemkot setempat
termasuk pembuangan puing dan lain-lain.
 Dalam pelaksanaan pembongkaran ini, pemborong wajib membuat usulan
rencana pembongkaran minimal menyebutkan : metode pembongkaran,lokasi
pembuangan puing, pengamanan terhadap instalasi M/E dan genset serta jangka
waktu pelaksanaan.
 Puing bekas bongkaran tidak diijinkan untuk dipakai sebagai bahan bangunan.

Pasal 2
Pekerjaan Galian Tanah, Timbunan Dan Pemadatan
2.1. Umum.
1. Uraian.
a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penimbunan pengambilan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
konstruksi timbunan.
b. Segala perubahan dan spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada
Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan untuk
memulai pekerjaan.
c. Galian Pondasi jalur/biasa.
d. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini adalah timbunan dari tanah
lempung. Adapun tanah lempung yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang
ditentukan oleh Konsultan. Timbunan tanah lempung akan digunakan untuk stabilitas
lereng sehingga kekuatan timbunan adalah faktor yang sangat kritis.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

2. Survei.
a. Sebelum pekerjaan galian dan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi.
Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.
b. Kontraktor harus memuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan penampang
dengan skala yang disetujui oleh Konsultan. Gambar penampang harus pada interval
10 m. Konsultan akan memverifikasi dan memeriksa gambar tampak dan penampang.
3. Peralatan.
Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian, jumlah, type
dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan. Pemilihan peralatan
harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan.

2.2. Pekerjaan Timbunan.


1. Lingkup.
a. Pekerjaan ini terdiri dari galian, pengambilan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan tanah untuk timbunan. Galian dan timbunan pada umumnya diperlukan
sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang yang telah
disetujui.
b. Pekerjaan galian pondasi harus sesuai dengan gambar bestek baik kedalamannya
maupun dimensinya, dan dipastikan tetap terjaga dari genangan air untuk
memudahkan pengecorannya.
c. Timbunan/urugan kering (diatas elevasi air) menggunakan material lempung sesuai
gambar rencana dan harus memenuhi kepadatan yang diisyaratkan pada spesifikasi
ini.
d. Pekerjaan timbunan kering (lempung) harus dilakukan sesuai elevasi gambar rencana.
2. Toleransi Dimensi
a. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan melebihi
tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus dan rata
serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran bebas dari air
permukaan.
c. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil yang
ditentukan dengan melebihi 10cm dari ketebalan yang dipadatkan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

d. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan


melebihi 30 cm.
3. Standar Rujukan.
a. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian dibawah pengawasan Konsultan
dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah masing-masing
pengujian dilaksanakan.
b. Pengujian mencakup :
 Analisis Saringan : AASHTO T 88 – 78
 Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 – 74
 Penetapan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 – 69
 Penetapan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 – 70
 CBR : AASHTO T 193 – 72
 Unit Weight :
 Water Content : ASTM d 2216
4. Pengajuan Persetujuan Pekerjaan.
1. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu
persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.
a. Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang
dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.
b. Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik dari
permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan tersebut akan ditempatkan.
2. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sekurang-kurangnya
7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan bahan-bahan yang
diajukan untuk digunakan sebagai timbunan:
a. Dua contoh material timbunan masing-masing seberat 50 kg dari bahan-bahan,
salah satu akan ditahan oleh Konsultan untuk rujukan selama periode kontrak.
b. Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang diusulkan
untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data pengujian laboratorium
yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi sifat yang ditentukan.
3. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan segera
setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan
diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain diatas timbunan :
a. Hasil pengujian kepadatan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

b. Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran membuktikan bahwa


permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.
5. Kondisi Tempat Kerja.
1. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan pemadatan.
2. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang sistem
drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan mempunyai drainase
yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan kedalam sistem drainase
permanen. Penjebak lumpur harus disediakan pada sistem drainase sementara yang
mengalirkan kedalam sistem drainase permanen.
3. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air timbunan selama operasi pemadatan.
6. Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat.
1. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki dengan
mengupas permukaan tersebut dan membuang atau menambah material sebagaimana
diperlukan, disusul dengan pembentukan pemadatan kembali.
2. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang ditentukan
atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan mengupas
material disusul dengan penyiraman dengan jumlah air secukupnya dan mencampur
secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata (grader) atau peralatan lain yang
disetujui.
3. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang ditetapkan
atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan pengupas
material disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata (grader) berulang-ulang atau
peralatan lainnya yang disetujui, dengan selang istirahat antara pekerjaan, dibawah
kondisi cuaca kering. Jika tidak atau jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai
dengan pengerjaan dan membiarkan material terlepas, maka Konsultan dapat
memerintahkan agar material tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan
material kering yang memadai.
4. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah
dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak akan
memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan kerataan permukaan
masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan bahan-
bahan dari spesifikasi ini sebagaimana yang diarahkan oleh Konsultan, harus
dilakukan pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul dengan pengaturan
kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan penggantian bahan-bahan.
7. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau lainnya
harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan sampai
persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.
8. Pembatasan Cuaca.
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun, dan
tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar air
bahan-bahan material berada di luar batas yang ditentukan.
9. Royalti Bahan-bahan.
Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus membuat
semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan royalti kepada
pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.
10. Bahan-Bahan.
1. Sumber Bahan-bahan.
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
2. Bahan Timbunan.
a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan
dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty clay
yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM (khusus
untuk timbunan di bawah muka air tanah). Clay fraction (< 0.002 mm) bahan-
bahan timbunan harus memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan dari hasil
analisis saringan.
b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat
pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi
atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai
Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan
Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil
dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45 % (AASHTO T90).
d. Bahan-bahan timbunan tidak mengandung mineral Montmorillonite yang
ditunjukkan dari hasil test mineralogi.
e. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki : ¾
Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih besar
dari 60 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa. ¾ Specific
Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6. ¾ Kepadatan kering minimum harus
mencapai kepadatan minimal 95% Modified Proctor maximum density untuk
bahan timbunan umum, dan 98% Modified Proctor maximum density untuk
bahan timbunan subgrade jalan.
11. Penempatan dan Pemadatan Timbunan.
1. Persiapan Tempat Kerja.
a. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang tertinggal
pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan dan bahan-bahan
yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana telah
diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus diratakan secukupnya sebelum
penimbunan dimulai.
b. Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah
pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk penggarukan
dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai lapisan atas 15 cm dari
tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang
akan ditempatkan di atasnya.
c. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan pada
timbunan yang ada, maka lerenglereng yang ada harus dipotong untuk membentuk
terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung peralatan
pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam lapisan horisontal.
2. Penempatan Timbunan.
a. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan disebarkan
merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan lapisan yang
diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan ditempatkan, maka lapisan
tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

b. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke


permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah
timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya hanya
dengan izin tertulis dari Konsultan.
c. Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-bahan
drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari
pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal pembentukan
drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua bahan-bahan
tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara dari lembaran baja
tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu penempatan timbunan dan bahan
drainase porous dilaksanakan.
d. Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus dibuat
terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru terikat pada
timbunan yang ada hingga disetujui oleh Konsultan. Timbunan yang diperlebar
kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai pada ketinggian tanah
dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat mungkin dengan
lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk mencegah
pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan.
e. Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus
dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan dan
permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan atau
pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.
3. Pemadatan (Setiap penimbunan Tebal 20 cm)
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan harus
dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan layak serta
disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
b. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-bahan
berada dalam batas antara 2% lebih daripada kadar air optimum (wet of optimum).
Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air di mana kepadatan
kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan
AASHTO T-180.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

c. Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 20 cm dari
bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari 5cm
dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan
penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk timbunan tanah.
d. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.
e. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah sumbu
areal reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setiap bagian
menerima jumlah pemadatan yang sama.
f. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat biasa,
harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih dari
15 cm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan
mekanis (mechanical tamper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan
guna menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk
menghindari rongga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang
sepenuhnya.
4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan dari
segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.
b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya longsoran
lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud, maka Kontraktor
harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada instruksi dari Direksi
Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang diperlukan menjadi
tanggungan Kontraktor.
c. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak
memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan timbunan
yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan tersebut
mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi Teknik ini,
maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut
sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya
sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini
dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Direksi Teknik.
12. Jaminan Kualitas.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

1. Pengawasan Kualitas Bahan


a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan
awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, tetapi
harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah ditentukan, sekurang-
kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-bahan yang diajukan yang
terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh
dari sumber tersebut.
b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang diajukan,
maka pengujian kualitas bahanbahan tersebut harus diulangi lagi atas
kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenai perubahan yang diamati
pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.
c. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus dilaksanakan
untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa ke tempat proyek.
Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan tetapi
untuk setiap 1000 meter kubik timbunan yang diperoleh dari setiap sumber.
2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah
a. Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 30 cm.
b. Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai kepadatan
minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar air optimum + 2%.
c. Lapisan yang lebih dari 30 cm di atas ketinggian elevasi muka air rata-rata harus
dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan kering yang ditentukan
sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 %
bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4 inch, kepadatan kering maksimum
yang dipadatkan harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang berukuran lebih besar
sebagaimana diarahkan oleh Tenaga Ahli/Insinyur.
d. Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk setiap 500
M2pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM D-1556
dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kepadatan kurang dari
kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus membetulkan pekerjaan
tersebut.
3. Percobaan Pemadatan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metoda untuk
mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa Kontraktor tidak
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka pemadatan berikutnya


belum boleh dilaksanakan, kecuali dengan seizin Konsultan Pengawas.
b. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat pemadat
dan kadar air harus diubahubah sampai kepadatan yang ditentukan tercapai dan
disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini kemudian harus digunakan
untuk menentukan jumlah lintasan yang disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar
air untuk semua pemadatan yang selanjutnya.
13. Pengukuran.
1. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang dipadatkan
yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada gambar
penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian sebelum suatu
timbunan ditempatkan serta pada garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan
timbunan akhir yang ditentukan dan disetujui. Metoda perhitungan volume bahan-
bahan harus merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan
penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter.
2. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat pekerjaan
terasiring atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau sebagai akibat
penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran, kecuali :
a. Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau
lunak atau untuk mengganti bahanbahan batuan atau keras lainnya.
b. Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang kurang
memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor tidak
dianggap bertanggung jawab.
3. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan sebagai
bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran sebagai
timbunan di bawah bab ini.
4. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau untuk
mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai, tidak akan
dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
5. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini
akan dibayar sebagai timbunan di bawah bab ini.
6. Jumlah hasil kerja yang diukur dengan cara di atas akan dibayarkan berdasarkan mata
pembiayaan di bawah ini. Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan persiapan,
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

penyelesaian dan penempatan material, keuntungan jasa kontraktor serta semua


kegiatan untuk mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.
7. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.
8. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase porous
akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan di dalam bab
ini.

Pasal 3
Pekerjaan Beton Bertulang
4.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai gambar kerja.
4.2. Persyaratan Material.
1. Referensi.
SKBI-2.3.53.1987
SNI 03-1727-1989
SNI 03-1728-1989
SNI 03-1736-1989
SNI 03-1750-1990
SNI 03-1756-1990
SNI 03-2461-1991
SNI 03-2495-1991
SNI 03-2834-1992
SNI 03-2847-1992
SNI 03-2854-1992 SPEK SMP 18 I/12
SNI 03-2914-1992
SNI 03-3976-1995
SK SNI S-36–1990–03
SK SNI T-28-1991-03
SK SNI T-15-1992-03
2. Persyaratan Material.
a. Portland Cement (PC).
Semua PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi
yang termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Semua
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC, PC harus disimpan dengan
baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai. PC yang
telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan, PC harus disimpan
sedemikan rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.
b. Batu Split/Kerikil.
Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak
mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup
banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus memenuhi
syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989, atau daftar berikut ini :
Split/Kerikil Pasir
Ayakan % Lewat Ayakan
(Berat Kering)
Ayakan % Lewat Ayakan
(Berat Kering)
30 mm 100 - 10 mm 100
25 mm 90 – 100 5 mm 90 – 100
15 mm 25 – 60 2.5 mm 80 – 100
5 mm 0 – 10 1.2 mm 50 – 90
2.5 mm 0 – 5 0.6 mm 25 – 60
0.3 mm 10 – 30
0.15 mm 2 – 10
c. Air.
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya
air tersebut dapat diminum.
d. Bahan Pembantu (Admixture).
Atas pilihan Kontraktor atau permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, bahan
pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur pengerasan
beton, efek penggunaan air atau penambahan mutu beton, biaya penambahan
bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor. Bahan pembantu yang digunakan
harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk penggunaan dari produk
tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN PEMBANTU” sesuai dengan SNI
03-2495-1991.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau
tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik.
e. Besi Tulangan.
 Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar rencana
dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan
merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar atau berdasarkan
pada Standar Nasional Indonesia (SNI), rekomendasi kami tidak ada toleransi
untuk dimensi besi.
 Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung
dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.
Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis
tengah minimal 1 mm. Mutu beton/kuat tekan beton yang diinginkan adalah K-
275. Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor
dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap
pakai (ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu
beton yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
pengecoran dilaksanakan.

4.3. Syarat dan Pengecoran.


Semua persyaratan bahan dan pelaksanaan harus memenuhi standar yang berlaku di Indonesia
dan merupakan pemilihan bahan yang terbaik dengan pengawasan yang ketat dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Pemilihan bahan dan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan
standar pelaksanaan akan mendapatkan hasil yang sempurna.
1. Rencana Kerja, Metode Pelaksanaan dan Ijin Pengecoran.
Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode pelaksanaan
pengecoran caping beamkepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan
tertulis, sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Sebelum dilaksanakan pengecoran,
dilaksanakan pemeriksaan bersama Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan apabila
telah memenuhi syarat ijin pengecoran dapat dikeluarkan.
2. Trial Mix Design dan Perbandingan Adukan.
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan
rencana pengadukan beton/trial mixdesign untuk mendapatkan mutu beton yang
dikehendaki. Untuk itu Kontraktor perlu melakukan pengujian material di
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk semua material
beton, atas biaya kontraktor. Berdasarkan analisa dan hasil test sampel tersebut,
laboratorium akan merencanakan suatu campuran beton (mix design) dengan
slump yang telah disyaratkan. Sebagai kontrol suatu campuran beton, data-data
yang harus tertulis dalam laporan mix design mencakup :
 Tipe dan gradasi material agregat.
 Aspal agregat.
 Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat,
modulus halus butir pasir, kadar lumpur, dll.
 Tipe dan merk PC.
 Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan).
 Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3.
 Keterangan tentang beton (kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan lain-
lain).
 Hasil test silinder beton.
b. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0,50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran tersebut
dapat diubah jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki
dengan kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih baik dengan
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor tidak berhak atas penambahan
kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut di atas.
c. Percobaan kekuatan beton di lapangan dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan
percobaan beton silinder (∅ 15 cm tinggi 30 cm), atas biaya kontraktor. Jumlah
silinder percobaan yang dibuat harus sesuai dengan SNI 03-2834-1992. Copy hasil
test harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
d. Percobaan yang dilakukan di lapangan, pengambilan contoh campuran dan
pengujian harus mengundang dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Suatu kali
jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari 70% dari beton umur 28
hari, maka Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk
menambah PC ke dalam campuran beton. Dan apabila terdapat beton dengan umur
28 hari yang tidak mencapai mutu beton yang dikehendaki, maka pengecoran
selanjutnya harus dihentikan sampai persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh
Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

e. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu
pengadukan beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang
homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang lainnya.
Jumlah air dapat diubah sesuai dengan keperluannya dengan melihat perubahan
keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan (agregat) untuk mempertahankan
hasil yang homogen, kekentalan dan kekuatan beton yang dikehendaki.
f. Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan
SNI-3976-1995. Slump yang digunakan dalam proyek ini adalah 8 – 12 cm sesuai
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Untuk maksud dan alasan tertentu,
dengan persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai nilai slump yang
menyimpang dari ketentuan di atas asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
a. Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi.
b. Tidak terjadi pemisahan dari adukan.
c. Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability).
3. Persyaratan Bekisting.
a. Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang
diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai
untuk seluruh bekisting.
b. Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk
membuat shop drawing dari bekisting.
c. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
d. Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
e. Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi. Bekisting harus tetap menurut
garis dan permukaan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum
pengecoran.
f. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan
kelur dari sambungan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

g. Pembongkaran dilakukan setelah beton telah mencapai kekuatan setara dengan


umur beton 28 (dua puluh delapan) hari dan harus dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas. Pembongkaran dilaksanakan dengan statis, tanpa goncangan
atau kerusakan pada beton.

4. Pengecoran Beton.
a. Pengecoran harus dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas dan dilaksanakan
pada waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta Pengawas
Kontraktor yang setara ada di tempat kerja.
b. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat
menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
c. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan
bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya split/kerikil dari
adukan beton. Beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang
sudah dicor.
5. Peralatan Ready Mix.
Kontraktor dapat menggunakan beton ready mix setelah mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas. Semua data spesifikasi dan peralatan yang akan digunakan
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Peralatan yang digunakan seperti truk
molen, concrete pump dan lain lain harus dalam keadaan baik, terawat dan berfungsi
dengan baik apabila digunakan.
6. Pemadatan dan Penggetaran.
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
b. Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum 7000
rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam waktu
maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama dilakukan
pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada bekisting atau
lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
c. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

7. Perawatan Beton.
Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-
kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni basah,
atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Air yang yang digunakan
dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.

BAB-III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Adukan Dan Campuran
1.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan Adukan Pasangan Prifil Beton Untuk Pilar/Kolom.
2. Pekerjaan Adukan Pasangan Batu Bata.
3. Pekerjaan Adukan Lain Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja.
1.2. Persyaratan Bahan.
1. Semen.
Sesuai persyaratan dalam Bab II Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur.
2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Campuran Dalam Adukan.
Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga) menit.
2. Jenis Adukan.
a. Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 5Ps
Adukan ini untuk pasangan batu bata serta untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum
didalam gambar kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1Pc : 2Ps.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Adukan plesteran ini untuk :


Menutup semua bagian permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar
bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum di dalam gambar kerja hingga
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. Semua pasangan bata dibawah permukaan
tanah hingga ketinggian sampai 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain
dalam gambar kerja.
3. Jenis Adukan.
Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
4. Adukan Kedap Air.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan
dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

Pasal 3
Pekerjaan Pasangan Batu Bata
d.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan Dinding Bata ½ Batu.
2. Pekerjaan Dinding Batu Alam jenis Batu Andesit Sisir
3. Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
d.2. Persyaratan Bahan.
1. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, dengan
pembakaran sempurna dan merata.
2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini
3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.
d.3. Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Batu Bata.
1. Detail Bentuk Profil.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan
yang tercantum didalam gambar kerja.
2. Sebelum Pemasangan.
Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas batu bata tersebut.
3. Aduk Perekat/Spesi.
a. Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1Pc : 2Ps
untuk :
 Dinding pasangan bata daerah basah.
 Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
 Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai aduk
perekat/spesi campuran 1Pc : 4Ps, terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti
yang tercantum di dalam gambar kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam bab ini.
4. Ketebalan Aduk Perekat/Spesi.
Pemasangan harus sedemikiin rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus sama
setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan
penuh.
5. Pemasangan Dinding Pasangan Bata.
Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum
24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada pelaksanaan
pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
6. Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata.
Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, Iurus, tegak dan pola ikatan
harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih
dan siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
7. Pekerjaan Pemasangan Batu Bata Vertikal dan Horizontal.
Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk permukaan yang datar, batas
toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

membongkar/memperbaiki dan biaya untuk pekerjaan ini ditanggung Kontraktor, tidak


dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
8. Pasangan Bata Lapis Aduk Kasar.
Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.
9. Siar-Siar. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air
dan siap menerima plesteran.
10. Plesteran.
Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dahulu dan siar-siar telah
dikerok dan dibersihkan.
11. Lubang Dinding Pasangan Bata.
Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
12. Bata Yang Patah.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata
yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh dipergunakan.
13. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat difinish
terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya ini
ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pakerjaan tambah.

Pasal 4
Pekerjaan Beton Non Struktural
4.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekejaan Beton Bertulang. Pekerjaan yang dimaksud terlampir pada gambar kerja.
4.2. Persyaratan Bahan.
1. Besi Beton.
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 dan U-32 untuk diameter yang lebih
kecil dari 12 mm. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan
NI-2. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja. Besi beton
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Kawat
pengikat besi beton adalah baja lunak dan tidak disepuh/dilapis seng. Diameter kawat
lebih besar atau sama dengan 0.4 mm. Kawat pengikat harus memenuhi syarat-syarat
dalam NI-2 (PBI-1971).
2. Semen (PC) Merk Ex. Tonassa.
3. Pasir.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
4. Koral beton/split.
Koral beton/split yang dipakai harus barsih, bersudut tajam, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2. Penyimpanan/
penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu dengan yang lain,
sehingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang
disyaratkan.
5. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.
6. Acuan Bekisting dan Perancah.
Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mm. Balok-balok pengaku dan
pengikat papan acuan dari kaso 5/7. Perancah disyaratkan memakai perancah besi,
tidak diperkenankan memakai bambu.
4.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Beton Bertulang.
a. Campuran dan Mutu Beton.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non struktural ini adalah
K-175.
b. Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan NI-
2 (PBI-1971). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
gambar kerja. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi-
besi tersebut tidak berubah selama pengecoran dan harus bebas dari papan
acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan
tahu beton sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam gambar kerja. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung. Acuan harus rapat (tidak bocor),
permukaan licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah lumpur dan
sebagainya.
d. Cara Pengadukan.
Cara pengadukan menggunakan beton molen. Takaran untuk semen portland, pasir
dan koral harus seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Beton harus dilindungi dari
sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pangecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan panulangan, dan
penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan
menggunakan alat panggetar beton untuk menjamin beton cukup padat dan harus
dihindarkan dari terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan
dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat penghentian tersebut
harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Penyambungan beton lama dengan
baton baru harus memakai adukan perekat CALBOND. Permukaan beton lama
yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan, dilapis dengan adukan
perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai dengan persyaratan pabrik
pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran baru.
f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan baton tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
g. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
 Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap luas 9
m2.
 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar dan tepi luar bangunan
setiap luas 9 m2.
 Dan atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
 Ukuran kolom praktis adalah sesuai pada gambar.
h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei dan Ring balok.
 Pemasangan balok praktis/latei dan ring balok.
 Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht.
 Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring
balok.
 Setiap luas 9 m2pasangan dinding yang tinggi.
 Dan atau superti yang tercantum dalam gambar kerja.
Ukuran balok praktis adalah sesuai gambar kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai dengan gambar kerja dan atau
seperti yang terurai dalam pekerjaan beton dalam bab lain dalam buku ini.
j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel separti yang tercantum dalam
butir 7 dan 8 di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak
dalam gambar kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja harus diperkuat
angker diameter 8 mm tiap jarak 50 mm, yang terlebih dahulu telah ditanam
dengan baik pada bagian kolom dan balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam
pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain.

2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1Pc : 3Ps : 5Kr. Lapisan beton tumbuk harus padat,
tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan/waterpass dan atau seperti tercantum
didalam gambar kerja. Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai dengan
gambar kerja.
Pasal 5
Pekerjaan Plesteran
5.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

1. Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
2. Plesteran kedap air.
3. Plesteran biasa.
4. Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah dan untuk
dinding batas dengan tetangga yang terlihat.
5. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.
5.2. Perawatan Bahan.
1. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini.
2. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
3. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.
5.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Campuran Plesteran.
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan
plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang
beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Jenis Plesteran.
a. Plesteran kasar adalah pesteran permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air, yaitu 1Pc : 2Ps dipakai untuk
menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam didalam tanah hingga
kepermukaan tanah dan atau lantai.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 5Ps.
Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak
kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1Pc : 2Ps.
Adukan plesteran ini untuk :
 Menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan tepi luar
bangunan.
 Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan
harus kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja hingga ketinggian 150
cm dari permukaan lantai.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

 Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian minimal 20


cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
d. Plesteran halus/aci adalah campuran Pc dengan air yang dibuat sedemikan rupa
sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan
pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini
dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari
atau sudah kering benar.
3. Waktu Pencampuran Aduk Plesteran.
Semua jenis plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama
untuk plesteran kedap air. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli
untuk pelaksanaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus. Terkecuali
plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran
tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata, tidak bergelombang, penuh dan
padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda
lain yang membuat cacat. Untuk permukaan dinding pasangan sebelum diplester harus
dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam 1 cm. Sedang untuk
permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting, kemudian dikasarkan (scratched). Semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau formtie harus tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang
akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai plesteran aci halus diatas permukaan
plesterannya. Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir
lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan
ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut. Untuk
setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus
diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0.7 cm dalam 0.5 cm. Untuk permukaan yang
datar, batas toleransi pelengkungan atau pecembungan bidang tidak boleh melebihi 5
mm, untuk setiap jarak 2 m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam gambar kerja. Tebal
plestetan adalah minimal 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5
cm, maka diharuskan menggunakan kawat yang diikatkan/dipaku kepermukaan dinding
pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran. Pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik,
pipa plumbing untuk seluruh bangunan.

4. Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh, selama plesteran belum dilapis
dengan bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan-kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan pakerjaan peyelesaian
dengan bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain
superti yang disyaratkan tersebut diatas. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi
semua yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan
sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 6
Pekerjaan Pengecatan
7.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
.1 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding.
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakkan.
.2 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Logam.
Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam gambar kerja.
.3 Pekerjaan Pengecatan Kayu.
1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding.
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakkan
dan langit-langit. Semua permukaan dinding pasangan batu dan permukaan beton yang
tampak/exposed seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

2. Pekerjaan Pengecatan Logam.


Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti yang tercantum dalam gambar kerja
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat finish.
 Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/unexposed dicat hanya sampai
dengan cat dasar.
7.2. Persyaratan Bahan.
1. Cat Tembok.
Ekterior : Dulux Atau Setara
Interior : Dulux Atau Setara
2. Cat Logam.
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama.
3. Cat Politur.
Memakai melamik bahan dari produk yang cukup baik tingkat penyerapannya
4. Plamir.
Bahan dan kualitas utama, produk ex lokal mutu terbaik.
5. Keaslian Cat.
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dan produk tersebut diatas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
1. Segel kaleng.
2. Test BD.
3. Test laboratorium.
4. Hasil akhir pengecatan.
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tes kemurnian ini
harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke
Direksi/Konsullan Pengawas.
6. Contoh Pengecatan.
Kontraktor harus menyiapkan contah pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-
bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2 Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai
dengan lapisan terakhir).
7. Cat Cadangan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk kemudian
diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan identitas cat
yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas
untuk perawatan.
7.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Tebal Cat.
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran, atau
ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
2. Peralatan Pelindung.
Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan
pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainnya, yang harus dipakai
waktu pelaksanaan pekerjaan.
3. Keadaan Cara Pengecatan.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab
atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di
dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia,
maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian
udaranya lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup,
Kontraktor harus memakai kipas angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran
udara.
4. Peralatan.
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari mutu/kualitas terbaik dan jumlahnya
cukup untuk pekerjaan ini.
5. Cat Dasar.
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya
boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesfikasi ini.
7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/materiallogam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

8. Standard Pengecatan (Mock-Up)


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk setiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang
yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Jika masing-masing bidang tersebut telah ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas
dan Perencana, maka bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
Pekejaan Pengecatan.
9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksil Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
10. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari pabrik
pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
11. Pekejaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton, Langit-langit dan
Tripleks :
1. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas- bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam
kondisi kering.
2. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan
roller.

PASAL 7
PINTU, JENDELA KAYU & KACA
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen dan pintu dan
jendela, daun jendela dan daun pintu dan pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan
kayu, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
3.0. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Contoh kayu harus meliputi jenis klasifikasi dan kelas awet kayu harus
diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum pengadaan
bahan ke lokasi pekerjaan.
3.1.1. Contoh bahan kayu dan spesifikasi kelas kayu harus diawasi dan disetujui
oleh Konsultan pengawas.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk:
- Dimensi,
- Kelas Awet,
- Berat,
- Ketahanan terhadap air
- Kadar lengas kayu
- Ketahanan terhadap rayap
3.3.2. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan
3.2.1. Gambar detail pelaksanaan harus meliputi detail-detail pemasangan
rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengangkutan seturuh
pekerjaan harus disiapkan oleh Kontraktor untuk diserahkan kepada
Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
3.2.2. Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan.
3.2.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas setiap pembelian dimensi dan akhir
penyetelan semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain dan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan
yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar Kerja.
3.3. Pengiriman dan Penyimpanan
3.3.1. Pekerjaan kayu dan kelengkapannya harus diadakan sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan
cacat.
3.3.2. Segera setelah didatangkan, pekerjaan kayu dan kelengkapannya harus
ditumpuk dengan baik di tempat yang bersih dan kering dan dilindungi
terhadap kerusakan atau gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran, cat dan lainnya.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Material
4.1.1 Jenis : Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah Kayu yang
mempunyai kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-
3.6.53.1987 UDC : 674.048.
4.1.2 Mutu : Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang teratur,
tidak terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat
bidang-bidang yang lemah.
4.1.3 Ukuran : Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan yang
terdapat pada gambar detail.
4.1.4 Kadar Air : Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar
air maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air
maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.
4.1.5 Playwood dengan Veneer (Teakwood) : Playwood dengan lapisan veneer
lebih kurang 1 mm dari jenis "teak" atau rose "wood" yang terekat ke badan
plywood dan dipasang pada daerah-daerah sesuai gambar rencana. Bahan-
bahan yang dipakai harus produksi dalam negeri dengan kualitas terbaik.
4.1.6 Pengikat-pengikat : Bahan pengikat digunakan dari kayu paku galvanis, baut
atau plat besi. Apabila menggunakan perekat, bahan perekat yang digunakan
harus terbuat dari lem tahan air setaraf dengan merk "Herferin".

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Pabrikasi
5.1.1. Pekerjaan pabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui
Konsultan pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5.1.2. Semua komponen harus dipabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk
dan ukuran yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan ukuran di
lokasi serta dipasang pada lokasi seperti ditunjukkan.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan pengawas
sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
5.2.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-
komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar
Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat
sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dapat
meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterima.
5.2.3. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
5.2.4. Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
5.2.5. Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata dengan pemotongan dan
pengeboran/pemakuan yang dikerjakan sebelum pelaksanaan.
5.2.6. Pemasangan kaca pada profil kayu penahan kaca harus terpasang sesuai
ketentuan Spesifikasi dan gambar kerja.
5.2.7. Kunci, alat penutup pintu (door closer jika diperlukan pada perencanaan)
dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan Gambar Kerja dan memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada pasal mengenai Spesifikasi
Teknis Alat Penggantung dan Pengunci.
5.2.8 Semua pekerjaan kosen, pintu, dan jendela berbahan kayu pada bagian-
bagian tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian
pertemuan harus dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.
5.2.9 Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan
rapi, untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.
5.2.10 Semua lubang-lubang bekas paku, baut dan sebagainya harus ditutup
dengan dempul hingga rapi kembali.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

PASAL 8
ATAP & BAJA RINGAN
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan alat, bahan serta pemasangan lembaran pelindung
atap dan metal untuk talang air hujan dan perlengkapan atap, lainnya pada seluruh
bangunan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Standar Industri Indonesia (SII).
2.2. Japanese Industrial Standard (JIS).
2.3. Spesifikasi Teknis:
- Rangka Baja Ringan.
- Berbagai Jenis Metal.
3.0. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
Gambar Detail Pelaksanaan untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.
3.3. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan yang didatangkan harus segera disimpan ditempat yang kering dan
terlindung dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Rangka Baja Ringan
4.1.1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

4.1.2. Lapisan Anti karat


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua
jenis lapisan anti karat (coating):
Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)
 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc  
 Kelas AZ100
 katebalan pelapisan 100 gr/m2
 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

4.2. Multigrip (MG)


Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standar teknis sebagai berikut:
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 MPa

4.3. Alat Penyambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw
sebagai berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm


Kekuatan Mekanikal :
 Gaya geser satu baut 5,10 KN
 Gaya aksial 8,60 KN
 Gaya Torsi 6,90 KN

4.4. Valley Gutter


Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley
Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45
mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

4.5. Profil Material Rangka Baja Ringan


 Rangka atap menggunakan Profil C.75.65
 Reng Menggunakan profil U.30.40

4.6. Talang Air Hujan


Jika menggunakan bantuan talang tegak, maka spesifikasi harus terbuat dari pipa PVC
dengan diameter sesuai Gambar Kerja dan dari kelas tekanan kerja 5 kg/cm2 sesuai
standard JIS, seperti merek Pralon, Rucika, Maspion atau yang setara.
4.7. Atap
4.7.1.Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah atap Genteng
metal dengan spesifikasi sebagai berikut :
o Panjang efektif : 360 mm
o Lebar efektif : 825 mm
o Tebal : 0,3 mm
o Luas / Lebar : 0,297 M2
o Warna : Menyesuaikan
4.7.2. Bahan nok/bubungan menggunakan Seng soka, model U.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Umum
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5.1.1. Pekerjaan yang bersifat pabrikasi dilaksanakan sesuai ketentuan dalam


Gambar Kerja dan harus dikerjakan oleh tukang yang ahli dalam
bidangnya.

5.2. Pemasangan Rangka Baja Ringan


5.2.1 Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) .
5.2.2 Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
5.2.3 Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil
dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
5.2.4 Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
5.2.5 Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop 
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
5.2.6 Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
5.2.7 Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).
5.2.8 Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan
mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
5.2.9 Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5.2.10 Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan


menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
5.2.11 Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
5.2.12 Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-
reaksi perletakan kuda-kuda.
5.2.13 Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah Atap
metal yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia
konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat
mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat
kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
5.2.14 Kontraktor wajib memberikan jaminan jika terjadi deformasi yang
melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka
atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
5.2.15 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan
desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-
self drilling-for the building and construction industries”(Australian
Standard 3566).

5.3. Pemasangan Talang (Jika diperlukan)


5.3.1. Hubungan antara atap beton dengan talang tegak lurus dikerjakan dengan
cara yang sesuai dan disetujui sehingga rapih, kuat dan tidak bocor.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5.3.2. Atap beton harus dibuat sederniklan rupa sehingga terjadi kemiringan ke
arah lubang talang tegak dan air dapat mengalir dengan lancar ke talang
tegak tanpa menimbulkan genangan air.
5.3.3. Setiap lubang menuju talang tegak lurus harus dilenSkapi dengan saringan
talang yang ditanam dengan baik ke dalam lubang talang tegak dan setiap
belokan talang tegak harus dilengkapi elbow dari bahan yang sama
dengan bahan talang tegak.
5.3.4. Pemasangan dan penempatan talang tegak harus sesuai ketentuan Gambar
Kerja dan harus diikatkan ke struktur bangunan dengan cara seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.4. Pemasangan Lembaran Pelindung
Lembaran pelindung pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja, harus dibuat, dibentuk dan dipasang sesuai dengan petunjuk dalam Gambar
Kerja dan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
5.5. Lapisan Kedap Air (Jika diperlukan)
Lapisan kedap air, jika diperlukan, harus dilaksanakan sesuai petunjuk
pelaksanaan dari pabrik pembuatnya.

PASAL 9
BERBAGAI JENIS UBIN
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis ubin pada
tempat- tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini
atau sesuai Petunjuk Konsultan pengawas.

2.0 STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.4. Spesifikasi Teknis - Adukan dan plesteran.

3.0 PROSEDUR UMUM


3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum
dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan ubin keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap bahan.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


Pengiriman ubin keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh
dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pernilik Proyek.
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal. Ubin yang tidak
rata permukaan, dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku,
retak atau cacat-cacat yang lainnya, tidak boleh dipasang.

4.2. Ubin Keramik


4.2.1. Ubin keramik terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut:
- Ubin keramik non-slip ukuran 250 mm x 250 mm (Ex. Arwana) lantai
KM/WC dan tempat-tempat lainnya seperti yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
- Ubin keramik ukuran 250 mm x 400 mm (Ex. Arwana) untuk dinding
KM/WC.
- Ubin keramik ukuran 400 mm x 400 mm (Ex. Arwana) untuk lantai
dan tempat-tempat lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar
kerja.
- Ubin Granit ukuran 600 mm x 600 mm (Ex. Granito) untuk tempat-
tempat lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
4.2.2. Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema warna
yang ditentukan oleh direksi (owner), dan tipe keramik berasal dari merek
Masterina dan Decogress atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan
pengawas.

4.4. Adukan
4.1.1 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat.
4.1.2 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin keramik, jika ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas, harus
memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1, 118,4 dan BS 5385, seperti
produk AM 30 Mortarflex atau yang setara.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1. Persiapan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5.1.1. Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu/jendela dan semua pekerjaan perpipaan air bersih/air kotor
atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan
ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam
keadaan kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, ubin harus direndam air terlebih dahulu.
5.2.3. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain
yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir. Adukan
untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran
I semen dan 4 pasir.
Tebal Adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5.2.4. Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan
pada tempat yang sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk
Gambar Kerja.
5.2.5. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan
pasir padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan
ubin untuk lantai KM/WC, permukaannya harus dimiringkan dan
sedemikian rupa menuju ke arah lubang pembuangan (saringan air kotor).
5.2.6. Ubin harus kokoh menempel pada atasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang
terpasang tetap lurus dan rata.
Ubin yang salah (letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan diganti.
5.2.7. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar potongan simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.8. Sambungan atau celah-celah antara ubin harus lurus, rata dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
5.2.9. Pemotongan ubin harus dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan rapi dan
sesempurna mungkin.

5.3. Pengecoran Siar/Celah


5.3.1. Pengecoran siar/celah antara ubin keramik harus dilaksanakan setelah
adukan pasangan ubin benar-benar kering. Hal ini perlu diperhatikan
untuk mencegah terjadinya ledakan yang disebabkan karena
terperangkapnya kandungan air di bawah ubin.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5.3.2. Siar/celah antara ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan ubinnya, seperti produk AM 50 Colored Ceramic Grout
dengan campuran AM 54 Liquid Grout Additive atau yang setara yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.3.3. Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.

5.4. Pembersihan dan Perlindungan


Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada
cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan tanpa merusak
permukaan ubin.

PASAL 10
PANEL GIPSUM DAN AKSESORI
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan panel gypsum dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Australian Standard (AS).
2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM). 2.3. Spesifikasi Teknis :
Berbagai Jenis Metal, Pengecatan.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum dikirim ke
lokasi proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum Pekerjaan
dimulai, untukdisetujul oleh Pengawas Lapangan.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data,
bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan
pabrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


3.2.1. Panel gipsum dan aksesoris harus didatangkan ke lokasi sesaat sebelum
pemasangan untuk mengurangi resiko kerusakan.
3.2.2. Panel gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat di atas penumpu yang
ditempatkan setiap jarak 450mm, dengan menumpu bagian ujung berjarak
tidak lebih dari 150mm terhariap ujung tumpukan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

3.2.3. Panel gipsum clan aksesoris harus disimpan ditempat terlindung, tepas,
dari muka tanah, atas permukaan yang rata dan dibindarkan dari pengaruh
cuaca.

3.3. Ketidaksesuaian
3.3.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhariap
kemun&nan kesalahm/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah
maupun pemasangan dan lainnya.

3.3.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau pabrikasi ternyata menyimpang


atau tidak sesuai dengan yang telah disetujui, maka akan ditolak dan
Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai.
3.3.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Panel Gipsum
4.1.1. Panel
- Panel gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi control
density dan memiliki ketebalan minimum dan ukuran model sesuai
petunjuk dan Gambar Kerja (Ketebalan Gypsum digunakan 9 mm),
seperti produk Jayaboard, Elephant, Siam atau yang setara.
- Panel gipsum harus dari normal/standar yang memenuhi ketentuan
AS 2588-1983, dengan bentuk tepi khusus untuk penyambungan rata
(flush joint), kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

4.1.2. Semen Penyambung


Semen penyambung panel gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat panel gipsum.

4.1.3. Alat Pengencang


Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan
harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat panel gypsum yang
memenuhi ketentuan AS 2589-1983.

4.1.4. Perlengkapan Lainnya


Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan
harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat panel gipsum yang
memenuhi ketentuan AS 2589-1983.
- Perekat,
- Pita kertas,
- Cat dasar khusus untuk pembuatan panel. gipsum,
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar panel gypsum
terpasang dengan baik.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5.1. Umum
5.1.1. Sebelum panel gipsum dipasang, Kontraktor halus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan pamukaan, pembagian bidang, ukuran dan waterpas pada
tempat pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan
waterpas pada tempat yang sama.
5.1.2. Pemasangan, panel gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.
5.1.3. Jenis/bentuk tepi panel gipsum harus dipilih berdasarkan jenis
pemasangan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.2. Pemasangan
5.2.1 Rangka panel gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partisi atau
tempattempat lainnya berupa rangka yang terbuat dari bahan baja lapis
seng, harus sesuai dengan standar dari pabrik pembuatnya. yang dibuat
khusus untuk pemasangan panel gipsum.
5.2.2 Panel gipsum dipasangkan ke rangkanya dengan paku, sekrup atau alat
pengencang dengan diameter dan panjang yang sesuai.
5.2.3 Sambungan antar panel gipsum harus menggunakan pita penyambung dan
perekat dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat panel
gipsum.

5.3. Pengecatan
5.3.1 Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
5.3.2 Kemudian permukaan panel gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk panel gipsum untuk menutup permukaannya yang
berpori.
5.3.3 Setelah cat dasar panel gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan
pengaplikasian cat dasar dan/atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis seperti pada Spesifikasi Teknis Pengecatan dalam warna akhir
sesuai ketentuan Skema warna yang akan ditentukan kemudian.

PASAL 11
PEKERJAAN PENGECATAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 2 (dua) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
2.0. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Steel Structures Painting Council (SSPC).
2.2. Swedish Standard Institution (SIS).
2.3. British Standard (BS).
2.4. Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1. Data Teknis dan Kartu Warna
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang
akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan. Semua
warna ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan diterbitkan secara terpisah
dalam suatu Skema Warna.

3.2. Contoh dan Pengujian


3.2.1. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek
dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan
identitas cat yang ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2
(dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
3.2.2. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas lapangan
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara
acak dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk
memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili
3.2.3. Untuk pengujian, Kontraktor harus mernbuat contoh warna dari cat-cat
tersebut diatas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat
berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh
disimpan kontraktor dan I (satu) contoh lagi disimpan Pengawas lapangan
guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila
bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
3.2.4. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi
tanggung jawab kontraktor

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
4.1.1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup pabrik/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik,
petunjuk dari pabrik dan Nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus
masih absah pada saat pemakalannya. Semua bahan harus sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi ICl/Danapaints, atau yang setara.

4.2. Cat Dasar


Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara:
- Homopolymer polyvinilacetate Emulsion atau setara merk avitex, jenis ini
digunakan untuk permukaan dinding, beton, gypsum pada bagian interior
maupun eksterior.
- Aluminium Wood Primer Undercoat untuk permukaan kayu lapis Setara
merk Avian
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

- Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk


permukaan lapis besi/baja.

4.3. Cat Akhir


- Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang
setara:
- Homopolymer polyvinilacetate Emulsion atau setara merk avitex, jenis ini
digunakan untuk permukaan interior dinding, beton, gypsum dan panel
semen berserat.
- Homopolymer polyvinilacetate Emulsion atau setara merk avian, jenis ini
digunakan untuk permukaan Eksterior dinding, beton, gypsum dan panel
semen berserat.
- Synthetic Enamel/ Synthetic Super Gloss untuk permukaan kayu dan
besi/baja Setara merk Avian.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.


5.3.1. Umum

- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,


permukaan polesan mesin, petal, instatasi tampu dan Benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus ditepas, ditutupi atau ditindungi, sebelum pelaksanaan
persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
Permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dhilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih
yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala di atas 380C
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pencemar lain yang berasat dari proses
pembersihan tersebut tidak jatuh di atas permukaan cat yang baru dan
basah.

5.3.2. Permukaan Plesteran dan Beton.


- Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka.
Semua pekerjaan plesteran atau semen yang dicat harus dipotong
dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan plesteran baru hingga tepi-
tepinya beraambung menjadi rata dengan plesteran seketitingnya.
- Permukaan plesteran yang akan dicat harus diperaiapkan dengan
menghitangkan bunga garam tiering, bubuk besi, kapur, debu,
Lumpur lemak minyak, aspat, adukan yang berlebihan dan tetesan-
tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan,
permukaan plesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

tidak meninggatkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan


menyemprolkan air dalam bentuk kabut dengan memperaiapkan
selang waktu dari saat penyemprolan hingga air dapat diserap.

5.3.4. Permukaan Gipsum


Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk gypsum, untuk menutup permukaannya yang berpori, seperti
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
dengan ketentuan spesifikasi teknis ini.

5.3.5. Permukaan Panel Semen Berserat.


Permukaan panel semen berserat harus kering dan bersih sebelum
melakukan pengecatan lapisan pertama. Minyak, lemak atau bercak karat
harus bent-bent dibersihkan dengan zat petarut yang sesuai dan alat lain
yang sesuai dengan rekomendasi.
Sesudah cat lapisan pertama mengering dan sebelum dilakukan
pengecatan akhir, perlu dilakukan pengecatan perbaikan setempat pada
tempat-tempat yang meresap catnya.

5.3.6. Permukaan Barang Besi/Baja.


a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing
lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau
penyemprolan pasir / sand blasting sesuai standar Sa 216.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus
dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap
dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua
permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.

b. Besi Baja Dilapis Dasar Pabrik/Bengkel


Bahan cat dasar yang diaplikasikan di pabrik / bengkel harus dari
merek yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan di lokasi
proyek dan memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi
Teknis ini.
Barang/besi atau baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengket harus
ditindungi terhariap karat, baik sebelum maupun sesudah pemasangan
dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus segera dibersihkan dengan zat petarut untuk
menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian permukaan yang tergores atau berkarat harus
dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St2/SP2,
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

dan kemudian dicat kembali (touch-up) dengan cat yang sama dengan
telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

5.4. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan diatas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal
ini harus dilakukan sebe(um terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah
disiapkan diatas.

5.5. Pelaksanaan Pengecatan.


5.5.1. Umum
Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari atiran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perberiaan warna
dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna
dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan
yang sama.
Perhalian khusus harus diberikan pada keseturuban permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan cekuk/lekukan, agar bisa diperoleh ketebalan
lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitamya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak beraebetahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus diberi
lapisan cat dasar tertebih dahulu.

5.5.2. Proses Pengecatan


Harus diberi setang waktu yang cukup diantara pengecatan yang
berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempuma,
sesuai dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat
dimaksud.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut:
a. Permukaan Interior Plesteran, Beton, Gipsum dan Panel Semen
Berserat.
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Homopolymer polyvinilacetate
Emulsion.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Homopolymer polyvinilacetate
Emulsion.
b. Permukaan Eksterior Plesteran, Beton dan Panel Semen Berserat.
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Homopolymer polyvinilacetate
Emulsion.
Cat akhir : 2 (dua) Homopolymer polyvinilacetate Emulsion.
c. Permukaan Besi/Baja.
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Quick Drying Metal Primer Chromate /
Zinc Chromate Primer.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Synthetic Super Gloss / Synthetic
Enamel.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

d. Tebal Lapisan Cat.


Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan standar
dari pabrik pembuat cat yang dipilih untuk digunakan.

5.5.3. Pencampuran dan Pengenceran.


Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk setaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya seisms pengecatan.
Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca, dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat
cat dan tidak melebihi jurntah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4
liter cat.
Pemakalan zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
Kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis dibawahnya).

5.5.4. Metoda Pengecatan.


Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen berserat
diberikan dengan Kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan Kuas atau
rol.
Cat dasar untuk permukaan panel gypsum diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya, dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan Kuas dan lapisan
berikutnya dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan Kuas atau
disemprolkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprolan.

5.6. Pemasangan Kemball Barang-Barang yang Dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas
harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

PASAL 12
PEKERJAAN ELETRIKAL
1.0 SYARAT PROSEDURE

1.1. Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini metiputi,


menyediakan seluruh pekerjaan, material, perlengkapan, peralatan dan
melaksanakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara
sempurna, sesuai dengan gambar spec dan risalah rapat.
1.2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi
dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
1.3. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur
yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi baik dan mempunyai pekerja-pekerja
yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas instalatir yang masih berlaku
untuk tahun berjalan.
1.4. Seluruh pekerjaan intalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Intalasi
Listrik Indonesia / Peraturan PLN edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga
peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/kode-kode lainnya
yang di akui VDE/DIN.
1.5. Kontraktor harus melakukan percobaan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Direksi
pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yamg perlu untuk percobaan
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor. Peralatan, bahan dan pengerjaan
yang tidak baik harus diganti.
1.6. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mute (quality performace) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib mengajukan
didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrikyang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada
label material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan kuat yang dapat diterima oleh Konsultan Pengawas, maka dapat dipikirkan
penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor, dan biaya
sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
1.7. Manual mengenai operasi dan pemeliharaan, mengenai perlengkapan-perlengkapan
harus disampaikan kepada Direksi pengawas dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sebelum dimulainya oprasi.Manual harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang
mendetail untuk pemeliharaan dan operasi dari perlengkapan-perlengkapan serta
sistem-sistem, dan harus lengkap meliputi informasi yang perlu untuk jangka
panjang, pembongkaran dan pemasangan kembali dari unit-unit yang lengkap dan
komponen sub assamble.Manual ini harus menjelaskan model yang tepat, style dan
ukuran dari perlengkapan sistem yang dipakai. Manual yang menjelaskan
perlengkapan yang serupa, tapi dari mode style dan ukuran yang lain tidak akan
diterima. Manual ini harus diserahkan dalam 4 (empat) rangkap.
1.8. Perihal garansi dalam hal elektrikal, semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus
digaransikan, semua perlengkapan bahan dan pekerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti serta diperbaiki oleh kontraktor tanpa biaya tambahan.

2.0 LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Mengurus Biaya Penyambungan dan uang jaminan langganan termasuk pengurusan
administrasi yang biayanya akan dibayar oleh kontraktor.
2.2 Pengadaan dan pemasangan panel-panel distribusi utama maupun cabang lengkap
dengan isinya.
2.3 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan interior maupun eksterior
bangunan yang meliputi lampu- lampu, saklar, stop kontak dan accessories
penunjang lainnya sehingga terpasang dengan rapih dan dapat dioperasikan dengan
baik.
2.4 Pengadaan dan pemasangan panel-panel penerangan, penel control, panel-panel
tenaga dengan accessorienya.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

2.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir mulai dari elektroda atas
sampai grounding.
2.6 Pengadaan dan pemasangan sparing pipa kabel, menhole termasuk pekerjaan galian
dan urugan apabila ada.
2.7 Melakukan testing Et Commisiening/ Pengujian dan pengesahaan seluruh instalasi
listrik, yang terpasang oleh badan yang berwenang PLN/ Badan Keselamatan Kerja
setempat.

3.0 STANDARD/RUJUKAN
3.1 Peraturan-Peraturan dari PLN.
3.2 P. U. I. L – 1987
3.3 Peraturan keselamatan Kerja
3.4 Peraturan-peraturan setempat.
3.5 Aturan-aturan lain seperti VDE/DIN dan IEC juga menjadi pegangan sesuai
persyaratan instalasi dan kondisi ruangan.

4.0 SPESIFIKASI KOMPONEN ELEKTRIKAL


Spesifikasi semua material yang disupplay dan dipasang oleh Kontraktor harus sesuai
petunjuk gambar kerja atau mengacu ke RAB (jika tertera), harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material harustah dari
produk dengan kwalitas baik dari produksi terbaru. Untuk material-material yang
tersebut dibawah ini maka Kontraktor harus menjamin bahwa barang tersebut adalah
baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik
seperti peralatan panel Switch, circuit breaker, relay-relay, peralatan lampu Armature,
bola lampu dan ballast kapasitor, peralatan instalasi stop kontak, saklar,switch.
Adapun spesifikasi komponen elektrikal dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
4.1 Kabel Tegangan/Daya (NYY, NYM).
a. Kabel berinci 4,3 phasa dan i phasa netrat
b. Kabel berinti 3,1 phasa dan 1 grounding untuk 1 phasa netrat.
c. Untuk kabel dengan diameter inti 2,5 mm2 sampai dengan 100 mm2, inti harus
dibuat dari multi standard multi core kabel.
d. Kabel produksi : kabel metal, kabelindo, supreme, tranka.
4.2 Kabel Instalasi Penerangan dipasang dalam corduit. Kabel berisolasi PVC,
multi/single core kabel dari copper, solid copper atau standard copper wire.
Diameter minimum 2,5 mm2.
4.3 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) Insulation rating : Dilengkapi dengan :
Thermal release dan electro magnetic over current retase Voltage 380/415 V. MCCB
juga harus mempunyai over load proteksi dari tipe proteksi thermal standard.
Sedangkan proteksi hubung singkat adalah magenetik standard dengan fixed Irm
untuk rating < (63 A, sedangkan untuk > 63 A harus dapat diatur.
4.4 Panel Sekring.
a. Panel/cabinet harus dibuat dari plat baja yang mempunyai ketebalan 2 mm, dan
dicat anti karat dan diberi cat finish yang rata dengan sistem cat baker.
b. Panel sekring harus mempunyai ukuran kabel seperti dipersyaratkan, yang
besarannya menurut kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang
tidak dipakai tidak penuh sesak.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

c. Frame/rangka panel harus ditanahkan/digroundingkan dan lengkap dengan


bracket untuk dapat ditutup rapat-rapat.
d. Pada cabinet harus ada cara yang baik untuk memasang, mendukung dan
menyetel panel sekring serta tutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat Through
Feeder harus diatur sedemikian rupa sehingga ada saluran dengan lebar tidak
kurang dari 10 cm.
e. Kabinet/panel harus dilengkapi dengan kombinasi Catch dan Flat Key Lock
dengan kunci yang sama (Master Key), 1 (satu) kabinet/panel harus disediakan
dua anak kunci.
4.5 Sakelar
Rocker mekanisme, modular, grid system.
Rating 10A, 220 Volt, AC.
Type : Saklar tunggal dan ganda (Type tanam). Perletakan
sesuai petunjuk gambar rencana.
Merk : Broco atau setara.
4.6 Stop Kontak
Type : Broco (type ternamam di dinding)
Ratin : 10 A dan 16 A
Merk : Broco atau setara
4.7 Lampu Penerangan
a. Lampu LED
Type Downlight 22 watt, 18 watt dari keluaran merk Philips atau setara.

b. Lampu Sorot (Flood Light)


type AMEC dari artolite atau setara
Housing : high pressure die cast aluminium - Reflector : High grade aluminium.
Tahan korosi
Class tebal 5 mm
Symmetrical wide beam
Klasifikasi IP.55
Standard : IEC
Power Consumption : 6 W
Input Tegangan : 220 V, 50 Hz.

4.8 Penangkal Petir


a. Sistem Penangkal Petir yang dipakai adalah Franklin Rod/ Jalur Instalasi Tunggal
b. Resistensi pentanahan harus lebih kecit dari 2 Ohm atau mencapai level muka air
tanah.
c. Letaknya pada suatu tempat tertentu yang dapat dikontrol/ditihat sehingga dapat
dicegah tegangan langkah yang terjadi pada saat petepasan muatan.
d. Down conductor menggunakan kabel jenis BC50 mm dan harus kep setiap 50 cm.
5.0 PROSEDURE PELAKSANAAN

5.1 Pemasangan kabel dan penghantar.


a. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan
pelesteran dinding dikerjakan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

b. Kabel yang tertanam dalam dinding baik kabel penerangan dan kabel untuk stop
kontak harus dimasukan kedalam pipa conduit, sesuai dengan standard PUIL pasal
730 dan 743 A8.
c. Semua kabel harus dipasang lurus atau sejajar dan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat PUIL pasal 730.
d. Kabel-kabel tenaga harus diklem dengan klem khusus atau dilindungi dengan besi
siku yang dicat dengan anti karat.
e. Didalam kabel folder tidak diperkenankan adanya sambungan-sambungan kabel.
f. Kabel yang digunakan untuk tegangan rendah adalah jenis NYM, NYY, dengan
tegangan kerja minimum 0,6- KV.
g. Semua penyambungan kabel penyambungan kabel harus disesuaikan dengan
warna-warna yang telah ditentukan dari peraturan PLN atau PUIL.

5.2 Pemasangan Lampu – lampu


a. Sistem fixture penerangan dan perlengkapan harus dipasang dengan cara yang
disetujui oleh Direksi pengawas. Harus disediakan “strap”, “support”, pengantung
bahan-bahan lain yang perlu untuk pemasangan yang baik seperti dipersyaratkan
dalam gambar rencana. Body lampu harus mendapat pentanahan.
b. Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture-fixture penerangan dan outles
(receptacle), harus bebas dari cacat dan harus baik. Bagian-bagian yang rusak harus
diganti oleh kontraktor tanpa biaya tambahan.
c. Pemasangan titik penerangan disesuaikan dengan petunjuk gambar rencana dan
disesuaikan dengan jenis armatur yang digunakan. Apabila terdapat kendala yang
mengakibatkan perlu adanya, maka kontraktor wajib menyampaikan dan meminta
rekomendasi perubahan kepada konsultan pengawas, dan kontraktor wajib
membuat as-build drawing mengenai segala perubahan tersebut.
5.3 Pemasangan Stop Kontak dan Saklar.
a. Pemasangan stop kontak dipasang inbow (didalam dinding tembok). Tinggi
pemasangan dari lantai sesuai gambar.
b. Pemasangan saklar dipasang inbow dengan pipa conduit, Tinggi pemasangan dari
lantai 1,40 cm atau mengikuti petunjuk gambar rencana
c. Pada semua stop kontak dan SDP harus di beri arde dengan menggunakan kawat
BC, dan khusus pengetanahan pada SDP dibagian yang tertanam kedalam tanah
harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang disyaratkan, serta diberi
pelindung pipa GIP diameter 1/2".
5.4 Pemasangan Penangkal Petir (Type Franklin Rod)
a. Pada fase pekerjaan ini kontraktor wajib menggunakan tenaga ahli yang
profesional dan berpengalaman tentang pemasangan penangkal petir.
b. Kontraktor harus mengikuti pola jalur instalasi penangkal petir menuju ground
sesuai dengan petunjuk gambar kerja kecuali di tentukan lain oleh konsultan
pengawas.
c. Pemasangan instalasi penangkal petir menuju ground harus berada di dalam kolom
bangunan yang terbesar sesuai petunjuk gambar kerja.kabel harus dibaluti dengan
pipa conduit hingga tepat tertanam di tanah.

Pemasangan penangkal petir dan instalasi harus memperhatikan keselamatan kerja


dan keselamatan pengguna gedung.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

PASAL 13
PEKERJAAN BERBAGAI JENIS METAL
1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan kerja
dan pemasangan bahan-bahan metal yang berhubungan dengan pekerjaan non-
struktural, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :


- Angkur,
- Baut, mur dan cincin,
- Dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM)

2.2. American Welding Society (AWS)

2.3. American Institute of Steel Construction (AISC).

2.4. American National Standard Institute (ANSI)

2.5. Standard Nasional Indonesia (SNI)


- SNI.03-1729-1989-Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung

2.4. Spesifikasi Teknis:


- Adukan Encer.
- Pengecetan.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik

Contoh bahan-bahan metal beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat


mekanis, data teknis/brosur bahan metal yang, bersangkutan, harus diserahkan
kepada, pengawas lapangan untuk untuk disetujui terlebih dahulu sebelum
pengadaan bahan ke lokasi proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


Sebulan sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus membuat dan
menyerahkan gambar detail pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui oleh
pengawas lapangan.
Daftar berikut harus tercakup dalam gambar detail pelaksanaan
- Spesifikasi teknis bahan
- Dimensi bahan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

- Detail parbrikasi
- Detail penyambungan dan pengelasan
- Detail pemasangan
- Data jumlah setiap bahan

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan metal yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik
yang menyatakan bahwa bahan metal tersebut sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Semua bahan metal harus disimpan di tempat yang terlindung dan
aman sehingga terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum atau selama
pelaksanaan.

3.4. Ketidaksesuaian

3.4.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap


kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah
maupun pemasangan dan lainnya.

3.4.2. Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan pabrikasi


yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.

3.4.3. Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dengan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa
adanya tambahan biaya dan waktu.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum
Semua bahan metal harus baru, bebas dari karat, cacat dan kerusakan lainnya
serta dari kualitas baik dan memiliki dimensi, tebal dan berat yang memenuhi
toleransi yang diijinkan untuk masing-masing bahan metal, sesuai standar yang
berlaku.

4.2. Bahan Baja


Bahan baja seperti baja profit, baja siku, baja pelat strip maupun lembaran,
tali/kawat baja dan lainnya harus dari baja mutu Bj. 37 serta memiliki tegangan
leleh minimal 2400 kg/cm2 yang memenuhi ketentuan SNI.03-1729-1989.
Bentuk dan ukuran baja harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.3. Pipa Baja


Pipa baja untuk susuran tangan dan tangga harus terdiri dari pipa baja hitam kelas
medium yang memenuhi ketentuan SII.161-81/SNI.07-0039-1987, dengan
diameter sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, seperti produk Bumi Kaya, PPI
atau Bakrie.

4.4. Angkur
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Angkur harus terbuat dari baja mutu Bj.37 yang memenuhi ketentuan SII.03-
17291989 dengan ukuran sesuai Gambar Kerja. Ukuran dan diameter serta
panjang angkur harm sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.5. Baut, Mur dan Cincin


5.5.1. Baut dan Mur harus memenuhi ASTM A-307-90, dan harus berlapis
cadmiu
5.5.2. Cincin pelat dan cincin per selain yang berhubungan dengan baut kelas
tinggi harus sesuai ANSI B 18.22.1-1965.

4.6. Bahan Metal Lainnya


Bahan metal yang diperlukan sebagai penumpu, penggantung atau lainnya tidak
disebutkan secara khusus dalam Rencana Kerja Dan Syarat-syarat ini, harus
memenuhi standar yang berlaku untuk masing-masing bahan metal, dengan
bentuk dan dimensi sesuai ketentuan Gambar Kerja.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum

5.1.1. Berbagai jenis metal harus berukuran, berbentuk dan dibentuk dari bahan-
bahan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Kecuali difentukan lain,
semua bahan harus berasal dari produk yang dikenal, . dan pabrikasi
sesuat standar. Sebelum pabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan
harus diperiksa sesuai persyaratan AISC.

5.1.2. Desain dan jumlah sambungan setiap bagian struktur yang tidak
dipertihatkan dalam Gambar Kerja harus dilengkapi dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.

5.1.3. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam


penggambaran, tata tetak dan pabrikasi atas biaya Kontraktor.
5.2. Pabrikasi dan Pemasangan

5.2.1. Pabrikasi bahan-bahan metal harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam


Gambar Kerja, Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui dan
Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan pabrikasi dengan pengelasan harus memenuhi standar AWS
D1.1 edisi terakhir

5.2.2. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, ketebalan las minimal 3 mm
menggunakan kawat las E70XX, atau kawat las khusus untuk baja anti
karat.

5.2.3. Untuk pabrikasi pekerjaan ekspos, gunakan bahan-bahan yang halus dan
permukaannya bebas cacat termasuk lubang, tanda sambungan, tanda
pengerolan, cap, dan kekasaran. Bersihkan cacat dengan menggerinda,
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

atau dengan las dan gerinda sebelum pembersihan, perawatan dan aplikasi
penyelesaian permukaan.

5.2.4. Pemasangan bahan metal dengan jenis, ukuran dan jarak sepertl terlihat
dalam Gambar Kerja, harus dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan spesifikasi teknis pekerjaan terkait, serta sesuai dengan gambar
detailpelaksanaan yang telah disetujui pengawas lapangan,

5.2.5. Buat angkur, perakitan angkur dan baut kait harus disediakan dan
dipasang seusai dengan gambar kerja dan sesuai petunjuk pengawas
lapaangan, semua angkur baja yang ditanam dalam beton harus benar-
benar bersih dari karat, kerak-kerak lepas oli dan bahan lain yang
menggangu agar diperoleh ikatan yang kuat ke beton.
adukan encer untuk pemasangan angkur harus sesuai dengan ketentuan
spesifikasi teknis.

5.2.6. Sediakan angkur yang sesuai dengan tipe yang ditentukan dengan struktur
penumpu, pabrikasi dan berikan jarak perlengkapan angkur agar diperoleh
penumpu yang memadai untuk pekerjaan dimaksud.

5.2.7. Hubungan ekspos dengan sambungan rapat yang rata, harus dibentuk
menggunakan pengencang terbenam bila memungkinkan. Gunakan
pengencang ekspos dari tipe yang ditentukan atau bila diperlihatkan dalam
Gambar Kerja, gunakan sekrup atau baut counteraunk.

5.3. Pengecatan

5.3.1. Kecuali ditentukan lain, semua bahan metal harus diberi cat anti karat
yang terdiri dari cat dasar dan cat akhir dalam wama sesuai Skema Warna
yang akan diberikan terpisah, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas
Lapangan.
Bahan cat dan pengerjaan pengecatan harus sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat cat dan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti
pada, BAB II.27 (Spesifikasi Teknis Pengecatan).

PASAL 14
PEKERJAAN PAVING BLOCK

Pasal 1. Umum
           
1.1.    Lingkup Pekerjaan :
          Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa hal
yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a.   Pembersihan lahan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

b.   Persiapan tanah untuk timbunan


c.   Pekerjaan pemadatan
d.   Pembuatan lapis pasir
e.   Pemasangan paving block

1.2.    Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik
elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan,
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat
persetujuan Pengawas.

Pasal 2.  Bahan-Bahan

2.1.   Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block

a.  Sumber Bahan
Kontraktor  harus  mencari lokasi sumber  bahan  untuk  lapis  ini  biaya dari pencarian
dan pekerjaan muat, angkut,  bongkar  ke  lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan
dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan lokasi tersebut  kepada
Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan,
perkiraan kuantitas bahan dan  rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi
proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.

b.  Bahan   pasir  tersebut  harus  memenuhi   persyaratan gradasi limit seperti  di bawah ini :

Ukuran tapis                       Prosentase (%) Lolos


terhadap berat  :
9,25 mm                                         100
4,75 mm                            95    -    100
2,36 mm                            80    -    100
1,18 mm                            50    -      95
600  mm                            25    -      60
300  mm                            10    -      30
150  mm                              5    -      13
75    mm                             0    -      10

c.    Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik  karena  memberikan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan  pengontrolan  kadar  air yang lebih ketat  pada saat  pemadatan.
Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik  karena membersihkan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan   kadar air  lebih  ketat   pada   saat
pemedatan.      Untuk menghindarkan  karakteristik pemadatan   yang berbeda-beda
harus diusahakan agar sumber dari  pasir tersebut adalah satu.

2.2. Bahan Paving Block


Paving Block dengan tebal 8 cm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan. Dengan
type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki mutu K.300.
               
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

Pasal 3. Pelaksanaan

3.1.    Pekerjaan Timbunan Tanah

Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus dapat
mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan
timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut,
ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya tambahan
pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
tentang tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus
mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya derajat
kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu
lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus
dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian
menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan
dalam keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang
diinginkan.

Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.

Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :

a.    Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai


Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak-
retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal
lain yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu strukturnya.

b.    Test atau pengujian


Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui
kepadatan maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain
yang dianggap perlu pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan
Kontraktor.

3.2.   Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block

a.  Penyimpanan  :
Bedding  sand harus disimpan sedemikian rupa  sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat  penimbunan harus mempunyai drainase yang
baik dan  harus  terlindung dari hujan sehingga air  tetap   merata.

b.  Penghamparan pasir / bedding sand  :

Pasir  harus  dihamparkan dengan rata  diatas  lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan  kadar air ketebalan 4 cm  padat
dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan  yang
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

dihasilkan harus rata.  Bila  concrete  block  telah selesai dipasang dan  terlihat
permukaan  yang  tidak rata  maka paving  block tersebut  harus diangkat kembali,
pasir diratakan lagi  sampai diperoleh hasil yang rata.  Bedding   sand ini  harus
mempunyai  kepadatan   dan ketebalan   yang  sama  sehingga pemampatan akibat
pemadatan merata. Lapisan   yang lepas  /  belum dipadatkan   biasanya mempunyai
ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat yang
disyaratkan.       Selama penghamparan kadar air harus uniform dan  pasir yang
belum  dipadatkan  tersebut harus dilindungi  terhadap segala bentuk pemadatan
dan  lalu  lintas, sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama.    Bila
ada  bagian  lapisan pasir  yang  tidak  sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk
dan diratakan. Waktu  penghamparan harus diperhitungkan  dengan  baik sehingga
tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak  sempat  ditutup  dengan paving block
pada  hari  yang sama.

3.3.    Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block

a. Paving   Block   /  Grass   Block   harus   diletakkan  berhimpitan  satu dengan
lainnya dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang
belum dipadatkan  tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar  block  tidak boleh
lebih dari 4 mm,  celah  ini  harus merupakan garis lurus dan saling  tegak  lurus,
untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah  yang  saling tegak lurus untuk
mengontrol letak  dan  ikatan antar block.      

b. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara  :

Dalam  memasang  block  harus  diusahakan  agar  untuk  pengisian celah antara block
dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan
lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran  tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang
antara yang masih tersisa harus  diisi setelah  pemadatan awal dari paving block. Untuk
celah lebih besar dari 25 mm tetapi kurang  dari 50  mm, dipergunakan aggregate halus
dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk  bagian-
bagian  jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian
terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai
gambar, Kontraktor  wajib membuat gambar kerja untuk  pola  di daerah-daerah
khusus.

c. Pemadatan Awal  :
Alat  kompaksi  untuk keperluan  ini  harus  merupakan "mechanical flat plate
vibrator", dengan karekteristik sebagai berikut  :
-  Plat dasar mempunyai luas  :  0,25 - 0,50 m2.
-  Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5  ton sampai 2,0 ton.
-  Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving  Block  harus  terletak  dengan  mantap  diatas  bedding sand. Pemadatan harus
dilakukan segera  setelah  pemasangan  paving  block dengan minimal 2 passes. Jarak
antara  bagian  yang  dipadatkan sampai bagian  dimana  sedang dilakukan pemasangan
block tidak boleh  kurang dari 1,50 m. Adalah  sangat penting untuk memadatkan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

bedding sand segera   setelah    pemasangan  block sehingga dapat dihindari


berpindahnya pasir yang masih dalam  keadaan  lepas karena bergeraknya block yang
tidak diletakkan dengan baik  atau adanya air yang  mengalir ketempat tersebut.
Pemadatan  harus diulangi pada daerah selebar  1,00  m diukur   dari akhir  pemasangan
/ pemadatan yang dilakukan pada hari  sebelumnya melanjutkan  dengan    pekerjaan
selanjutnya. Semua block  yang rusak selama pemadatan  dan  selama
masa pemeliharaan harus segera diganti dengan  yang baru tanpa adanya biaya
tambahan.Pejalan  kaki boleh menggunakan jalan  concrete  block ini setelah
pemadatan awal sebelum penghamparan  pasir  pengisi,  tetapi  sebiknya setelah
sambungan  atau  celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d. Pasir pengisi (joint filling) :

Pasir  yang  dipergunakan untuk  mengisi  celah  antar  block harus mempunyai gradasi
sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir  ini harus cukup kering sehingga  dapat  mengisi  celah-celah dengan baik.  Bahan
ini bebas dari  garam dan  zat-zat lain yang dapat merusak material paving  block.
Segera  setelah pemadatan awal dan pengisian  akhiran-akhiran,  pasir pengisi harus
segera dihamparkan  dan diratakan  dengan  sapu  sepanjang permukaan
jalan atau  trotoar  dan dimasukkan ke dalam  celah-celah  antara dengan bantuan
kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor  dari jenis lain boleh dipergunakan  setelah   mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan /  trotoar harus dipadatkan
dengan mechanical flat  plate  vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat  dan
rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.

e. Lubang  /  alur pada grass block  harus  diisi  dengan tanah  subur  hingga ke dasar
block,  guna penanaman  rumput.

f. Toleransi  :

Toleransi ukuran bahan :


Bahan  harus mempunyai panjang dan lebar yang  seragam dengan      toleransi
maximum tidak lebih dari  3  mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :

Toleransi  kerataan permukaan akhir level block  harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam  gambar,  sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.

Deviasi  diukur dengan jidar lurus sepanjang  3  meter  atau tempalte tidak boleh
melebihi 8 mm dan perbedaan level  dari  satu block terhadap block disebelahnya  tidak
boleh melebihi 2 mm.

PASAL 15
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

PENGADAAN PONHON DAN RUMPUT

1.0 Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini, untuk mencapai hasil yang baik
(maksimal).

Pekerjaan tersebut mulai dari pembersihan tanah, persiapan tanah dan penambahan top
soil serta pembentukan tanah kemudian penanaman pohon lengkap dengan steiger,
tanaman semak/perdu/penutup tanah serta penanaman rumput di halaman.
Uraian macam pekerjaan:
a. Pekerjaan Persiapan Penanaman
b. Pekerjaan tanah / Pengolahan tanah
c. Pekerjaan penanaman
d. Pekerjaan Perawatan / Pemeliharaan
tanaman
2.0 Prosedur Umum
a. Semua Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dan syarat syarat
pekerjaan lansekap, peraturan pemakaian bahan yang berlaku, standard
spesifikasi bahan yang digunakan serta sesuai dengan petunjuk konsultan.
b. Sebelum memulai pekerjaan, harus dilaksanakan kordinasi dengan struktur,
arsitek M&E dan lainnya, supaya tidak terjadi kerusakan terhadap pekerjaan
yang sudah terpasang atau sedang dipasang.
c. Semua bahan sebelum dipasang, harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi
3.0 Persyaratan Pelaksanaan Penanaman Tanaman.
3.1. Pekerjaan Persiapan
a. Pembersihan lokasi
Lokasi yang akan ditanami, harus bersih dari kotoran, puing bangunan, sisa
akar tanaman dan tanaman liar. Kemudian tanah digemburkan.
b. Pengadaan tanaman atau penyediaan bibit.
- Tanaman harus berasal dari stock nursery yang sudah tumbuh, dalam
keadaan terbungkus (keranjang/poly bag)
- Perlu diperhatikan cara pengangkutan yang baik untuk
mengurangi resiko kerusakan tanaman.
- Tanaman yang di adakan antara lain :
1. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schamach)
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

2. Tanaman Pengarah Pohon Palem Putri T = 2 M (veitchia merillii)

3. Pohon Pelindung Ketapang Kencana T = 2 M (Terminalia mantaly)


SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

4. Tanaman Hias Pucuk Merah (Syzygium oleana)

5. Tanaman Hias Pucuk Kuning (Syzygium oleina)

c. Pengujian bibit tanaman


Pengujian dilakukan berupa memeriksa jumlah dan jenis tanaman, melihat
bentuk / form dari tanaman, tanaman harus bebas dari penyakit. Jika
tanaman tersebut sudah dalam keadaan baik dan memenuhi syarat, maka
bibit tanaman tersebut disimpan teratur ditempat yang teduh.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

d. Pengadaan peralatan kerja/ bahan penunjang lain


Disediakannya peralatan peralatan standard untuk melakukan pekerjaan
tersebut termasuk ketersediaan air bersih yang bebas dari lumpur dan bahan
kimia yang merusak.
3.2. Pekerjaan Tanah
a. Pembersihan tanah
Tanah yang telah siap untuk dilaksanakan penanaman harus benar benar
bersih dari puing, kerikil, dll Tanah yang dipakai untuk urugan adalah
lapisan tanah top soil
b. Pengolahan tanah
Pembuatan lubang lubang sesuai dengan kebutuhan dan didiamkan selama 5
hari.Tanah yang dibuang diganti dengan top soil baru yang dicampur dengan
pupuk dengan perbandingan sesuai dengan komposisi yang telah diatur.
Pembentukan tanah, leveling tanah mengikuti gambar rencana.

3.3. Pekerjaan Penanaman


a. Semua pekerjaan harus sesuai dengan rencana. Jika terjadi perbedaan antara
gambar dan keadaan di lapangan, maka harus dilaporkan kepada konsultan
Konsultan Supervisi untuk diambil keputusan dari perbedaan tersebut.
- Ketersediaan alat pemeliharaan seperti selang, ember, alat
penggembur tanah
- Steger tanaman
- Penyediaan pupuk
- Penyediaan bibit
- Pematokan dan Pengolahan Tanah
b. Seluruh permukaan tanah diurug dengan top soil (tanah merah super tanpa
batu), minimal setebal 20 cm padat ketinggian sesuai rencana. Kemudian
baru diadakan pengolahan tanah.
c. Top soil sampai kedalaman 50 cm dicampur dengan humus dengan
bandingan 3 bagian top soil berbanding dengan 1 bagian humus. Periksa
PH tanah. PH yang baik adalah sekitar 4,5 – 8,5.
d. Penggalian lubang tanaman untuk pohon :
- ukuran atas 80 x 80 cm
- ukuran dasar lubang 80 x 80 cm
- ukuran dalam 100 x 100 cm

e. Pelaksanaan Penanaman Pohon


- Setelah didiamkan selama 5 hari dan pupuk sudah menyatu dengan
tanah olahan lubang tersebut disiram dengan air
- Keranjang atau pembungkus tanaman harus dilepas dengan hati- hati dekat
lubang yang ditanami
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

- Bibit tanaman tersebut dimasukkan dengan hati hati kedalam lubang


yang akan ditanamiTanah diurug sedikit demi sedikit (top soil + pupuk)
sambil dipadatkan secukupnya supaya tanaman tidak goyang.
- Pangkal batang pohon harus tepat pada permukaan tanah, setelah itu
kompos steril siap pakai diletakkan diatas permukaan tanah setebal 5 cm.
- Batas permukaan tanaman harus lebih tinggi 5 – 10 cm dari permukaan
tanah yang sebenarnya.
- Setelah pekerjaan penanaman selesai, kemudian dipasang steger
(penunjang tanaman) yang diikat dengan tali ijuk.
- Batang tanaman yang diikat denngan steger terlebih dahulu
dibungkus dengan karung supaya batang tanaman tersebut tidak rusak.
- Daun yang terlalu tua/ masih muda harus dikurangi, dengan maksud
untuk membantu mengurangi penguapan.
- Kemudian disiram dengan air sebanyak 10 liter untuk setiap pohon,
dan untuk selanjutnya penyiraman dilakukan setiap 2 kali sehari selama
dua bulan pertama setelah penanaman.
3.4. Pekerjaan Penanaman Pohon
a. Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan persiapan meliputi persiapan peralatan
- Pengolahan Tanah
- Seluruh tanaman harus bersih dari tanaman liar/sampah
- Tanah asli diganti dan diolah dengan perbandingan 7 bagian tanah top soil
berbanding dengan 3 bagian humus steril. Kedua bahan dicampur merata,
setelah itu tanah digemburkan dan dicangkul sedalam 50 cm
- Lapisan kompos diletakkan pada lubang lubang yang akan ditanami
tanaman setebal 5 cm Kemudian lubang tersebut didiamkan selama 3 hari.
b. Pelaksanaan Penanaman
- Secara umum, teknis pelaksanaan penanaman sama dengan penanaman
pohon Setelah selesai penanaman, kemudian disiram air sebanyak 10
liter/m2 dan penyiraman selanjutnya dilakukan 2 (dua) kali sehari
- Jarak tanaman sesuai gambar.
- Pekerjaan diatas dilakukan setelah selesai pekerjaansipil/engineering dan
penanaman pohon.
3.5. Pekerjaan Penanaman Rumput
a. Petunjuk Penanaman
- Seluruh areal yang akan ditanami rumput, dicangkul minimum
- 20cm kemudian tanah asli diganti dengan top soil bercampur humus dengan
perbandingan 3 bagian top soil berbanding dengan1 bagian humus.
- Areal bebas dari sampah, puing dan rumput liar
- Permukaan tanah untuk penanaman rumput pada bidang luas harus dibuat
kemiringan 2 per mil atau sesuai gambar. Hindari terjadi lubang lubang
genangan air serta erosi.
- b. Cara Penanaman Rumput
- Rumput berupa lempengan 30x30 cm dari jenis rumput gajah mini
- Daerah yang ditanami harus dicangkul dan diratakan sambil dipadatkan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

- Untuk meratakan permukaan, cukup menggunakan sebilah papan yang


dipukul berulang kali ke permukaan rumput atau digiling dengan buis beton
ukuran kecil diberi lapisan pasir.
- Penyiraman dilaksanakan 2 kali sehari sampai rumput tumbuh dengan baik.
Selanjutnya cukup disiram sehari sekali.
- Dalam proses pertumbuhan rumput, tanaman liar lainnya harus dibuang tanpa
menggunakan weed killer.
- lubang tersebut didiamkan selama 3 hari.

c. Penyediaan pupuk kandang steril siap pakai


- Pupuk organik diberikan pada awal penanaman, dengan kondisi pupuk
matang / pupuk siap pakai, sehingga tidak terlalu panas bagi tanaman.
- Lokasi penyimpanan pupuk pada daerah yang tidak terlalu lembab.
- Jumlah pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan jumlah tanaman
(1kg /3 m2).

PASAL 16
PEKERJAAN AKHIR
1.0 PENGAWASAN
1.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh
Direksi/Pengawas.
1.2 Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Untuk itu
Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
1.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut
bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk
keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang resmi,
maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor.
permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang
disampaikan kepada Direksi/pengawas.
2.0 PEMBERSIHAN AKHIR
2.1 Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan
sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

2.2 Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan,


kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta
bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.
3.0 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)
3.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar terlaksana
(as built drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak,
denah maupun konstruksi.
3.2 Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh
Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada Pemberi
Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.
4.0 FOTO PELAKSANAAN DAN KELENGKAPAN LAPORAN
4.1 Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi
dibuat sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25
%, 50 %, 75 % dan 100 % ), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi
yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan,samping dan belakang) dan setiap
bagian yang penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain. Foto-foto
tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran atau (Direksi/Pengawas) sebanyak 2 (dua) set.
4.2 Kontraktor wajib menugaskan beberapa tenaga khusus untuk membuat laporan
harian sesuai pelaksanaan dilapangan yang berisikan jumlah pekerja,peralatan yang
digunakan, material yang digunakan dan persentase volume item pekerjaan yang
terlaksana serta kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan per
satuan hari.
4.3 Kontraktor juga wajib membuat laporan mingguan yang merupakan rangkuman
laporan harian yang berisi rekap pekerjaan terlaksana seperti yang terlampir pada
kerangka laporan harian.
4.4 Laporan harian dan mingguan dibuat menjadi arsip minimal 2 rangkap dengan
dukungan foto pelaksanaan lapangan,kemudian diserahkan kepada konsultan
pengawas untuk di setujui dan dilegalkan.
4.5 Laporan harian dan mingguan yang dibuat oleh kontraktor merupakan acuan dasar
administrasi konsultan pengawas dalam mengidentifikasi tingkat kemajuan
pekerjaan kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH

5.0 PENUTUP
5.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan RKS ini dapat
dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing)
5.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat Penjelasan
Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan
merupakan satu kesatuan dengan RKS ini.

Palu, Desember 2020


Konsultan Perencana
CV. VITAKARYA WIGUNA

ANDI SYAMSIR.NS, ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai