SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal 1
1.1. Uraian Pekerjaan.
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
a. PEMBANGUNAN PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL
GUBERNUR, dengan bentuk dan ukuran seperti yang ditunjukan pada gambar
dan dokumen lainnya.
b. Selain pekerjaan utama yang disebut diatas, maka Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan lain yang merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor, misalnya :
Membuat papan nama pekerjaan.
Pagar pengaman proyek
Mobilisasi material
Quality Control
Sop drawing
As Built Drawing
Foto dokumentasi
Keselamat kerja dalam hal ini Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan suatu
kesatuan sistem yang tak bisa dipisahkan.
1.2. Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan.
a. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang
dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang
penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal sebagai Tenaga
Ahli yang berpengalaman dalam Pembangunan gedung Bertingkat yang
ditunjukkan dalam Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus
mengajukan Curriculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan Pengawas
berhak untuk menolak/meminta agar personil Site Manager dan Personil
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Kontraktor lainnya diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi kualifikasi atau
tidak bisa bekerja sama membentuk team work demi suksesnya proyek ini.
b. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk
mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin
kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai
peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai
gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini adalah :
Mesin Las
Beton Molen
Mesin Listrik (Gen-set)
Mesin Pemadat (Stamper Compaction Equipment)
Pompa Air
Alat-alat ukur lengkap
Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang
Dan alat-alat lainnya yang diperlukan
Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam lampiran
penawaran kontraktor.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak-Job Site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran, itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib
melakukan survey ulang guna (MC-0) memperoleh akurasi data yang up to date.
Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan
sebagai alasan untuk mengajukan claim. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan
penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Teknis,
Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta
petunjuk dari Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
Pengelola Proyek.
d. Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor wajib melakukan pendekatan dengan
masyarakat dan pegawai dilingkungan setempat untuk memperoleh dukungan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
e. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus bisa mengatur dan menjamen
bahwa kegiatan perkantoran dilingkungan kerja tidak terganggu.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Pasal 2
Persyaratan Khusus
13. Brosur resmi (user manual) dari produsen yang materialnya digunakan.
14. Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat
izin/persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam
bentuk “Surat Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak
untuk menolak atau memerintahkan pembongkaran dan tidak diprogress (tidak
diberikan bobot pekerjaan).
15. Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan terbuka)
tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi Proyek/Konsultan
Pengawas.
16. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi / Konsultan
Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang
dilaksanakan tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diprogres.
2.2. Ukuran dan Patokan.
Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai peil + 0,00
(datum line) dari pekerjaan ini mengikuti peil pada pekerjaan yang telah ditentukan.
Apabila Beanc Mark (BM) yang dipasang berubah letak atau rusak maka dibawah
pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib membuat BM yang baru, dimana BM
yang dibuat harus kokoh/kuat dan tidak bergerak selama masa pelaksanaan. Kontraktor
wajib menambahkan jika diperlukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. BM yang baru
tersebut terbuat dari balok beton dengan titik yang terbuat dari besi diameter 14 cm.
Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu standby di Job
Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan dimulai harus diukur bidik
ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi untuk dilaksanakan.
Pasal 3
Pagar Pengaman dan Papan Nama Proyek.
3.1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat pagar untuk pengaman, atas biaya
kontraktor.
3.2. Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi beban Kontraktor dan
telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.
Pasal 4
Pekerjaan Persiapan
4.1. Sebelum Pekerjaan Dimulai.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
BAB-II
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Pendahuluan
1. Pengukuran
1. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada pemberi tugas untuk dimintakan keputusan.
2. Segala pengukuran tapak menjadi tanggung jawab pemborong/kontraktor.
1. Pekerjaan Bongkaran.
Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan hasil
bongkaran sampai pada lokasi penempatannya.
Sebelum dilakukan pembongkaran, pemborong harus mendapatkan ijin
pembongkaran dari Pemberi Tugas serta ijin-ijin lain dari Pemkot setempat
termasuk pembuangan puing dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan pembongkaran ini, pemborong wajib membuat usulan
rencana pembongkaran minimal menyebutkan : metode pembongkaran,lokasi
pembuangan puing, pengamanan terhadap instalasi M/E dan genset serta jangka
waktu pelaksanaan.
Puing bekas bongkaran tidak diijinkan untuk dipakai sebagai bahan bangunan.
Pasal 2
Pekerjaan Galian Tanah, Timbunan Dan Pemadatan
2.1. Umum.
1. Uraian.
a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penimbunan pengambilan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
konstruksi timbunan.
b. Segala perubahan dan spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada
Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan untuk
memulai pekerjaan.
c. Galian Pondasi jalur/biasa.
d. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini adalah timbunan dari tanah
lempung. Adapun tanah lempung yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang
ditentukan oleh Konsultan. Timbunan tanah lempung akan digunakan untuk stabilitas
lereng sehingga kekuatan timbunan adalah faktor yang sangat kritis.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
2. Survei.
a. Sebelum pekerjaan galian dan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi.
Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.
b. Kontraktor harus memuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan penampang
dengan skala yang disetujui oleh Konsultan. Gambar penampang harus pada interval
10 m. Konsultan akan memverifikasi dan memeriksa gambar tampak dan penampang.
3. Peralatan.
Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian, jumlah, type
dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan. Pemilihan peralatan
harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan.
5. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan bahan-
bahan dari spesifikasi ini sebagaimana yang diarahkan oleh Konsultan, harus
dilakukan pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul dengan pengaturan
kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan penggantian bahan-bahan.
7. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau lainnya
harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan sampai
persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.
8. Pembatasan Cuaca.
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun, dan
tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar air
bahan-bahan material berada di luar batas yang ditentukan.
9. Royalti Bahan-bahan.
Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus membuat
semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan royalti kepada
pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.
10. Bahan-Bahan.
1. Sumber Bahan-bahan.
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
2. Bahan Timbunan.
a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan
dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty clay
yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM (khusus
untuk timbunan di bawah muka air tanah). Clay fraction (< 0.002 mm) bahan-
bahan timbunan harus memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan dari hasil
analisis saringan.
b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat
pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi
atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai
Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan
Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil
dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45 % (AASHTO T90).
d. Bahan-bahan timbunan tidak mengandung mineral Montmorillonite yang
ditunjukkan dari hasil test mineralogi.
e. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki : ¾
Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih besar
dari 60 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa. ¾ Specific
Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6. ¾ Kepadatan kering minimum harus
mencapai kepadatan minimal 95% Modified Proctor maximum density untuk
bahan timbunan umum, dan 98% Modified Proctor maximum density untuk
bahan timbunan subgrade jalan.
11. Penempatan dan Pemadatan Timbunan.
1. Persiapan Tempat Kerja.
a. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang tertinggal
pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan dan bahan-bahan
yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana telah
diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus diratakan secukupnya sebelum
penimbunan dimulai.
b. Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah
pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk penggarukan
dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai lapisan atas 15 cm dari
tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang
akan ditempatkan di atasnya.
c. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan pada
timbunan yang ada, maka lerenglereng yang ada harus dipotong untuk membentuk
terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung peralatan
pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam lapisan horisontal.
2. Penempatan Timbunan.
a. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan disebarkan
merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan lapisan yang
diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan ditempatkan, maka lapisan
tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
c. Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 20 cm dari
bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari 5cm
dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan
penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk timbunan tanah.
d. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.
e. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah sumbu
areal reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setiap bagian
menerima jumlah pemadatan yang sama.
f. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat biasa,
harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih dari
15 cm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan
mekanis (mechanical tamper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan
guna menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk
menghindari rongga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang
sepenuhnya.
4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan dari
segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.
b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya longsoran
lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud, maka Kontraktor
harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada instruksi dari Direksi
Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang diperlukan menjadi
tanggungan Kontraktor.
c. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak
memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan timbunan
yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan tersebut
mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi Teknik ini,
maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut
sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya
sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini
dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Direksi Teknik.
12. Jaminan Kualitas.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Pasal 3
Pekerjaan Beton Bertulang
4.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai gambar kerja.
4.2. Persyaratan Material.
1. Referensi.
SKBI-2.3.53.1987
SNI 03-1727-1989
SNI 03-1728-1989
SNI 03-1736-1989
SNI 03-1750-1990
SNI 03-1756-1990
SNI 03-2461-1991
SNI 03-2495-1991
SNI 03-2834-1992
SNI 03-2847-1992
SNI 03-2854-1992 SPEK SMP 18 I/12
SNI 03-2914-1992
SNI 03-3976-1995
SK SNI S-36–1990–03
SK SNI T-28-1991-03
SK SNI T-15-1992-03
2. Persyaratan Material.
a. Portland Cement (PC).
Semua PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi
yang termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Semua
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC, PC harus disimpan dengan
baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai. PC yang
telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan, PC harus disimpan
sedemikan rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.
b. Batu Split/Kerikil.
Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak
mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup
banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus memenuhi
syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989, atau daftar berikut ini :
Split/Kerikil Pasir
Ayakan % Lewat Ayakan
(Berat Kering)
Ayakan % Lewat Ayakan
(Berat Kering)
30 mm 100 - 10 mm 100
25 mm 90 – 100 5 mm 90 – 100
15 mm 25 – 60 2.5 mm 80 – 100
5 mm 0 – 10 1.2 mm 50 – 90
2.5 mm 0 – 5 0.6 mm 25 – 60
0.3 mm 10 – 30
0.15 mm 2 – 10
c. Air.
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya
air tersebut dapat diminum.
d. Bahan Pembantu (Admixture).
Atas pilihan Kontraktor atau permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, bahan
pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur pengerasan
beton, efek penggunaan air atau penambahan mutu beton, biaya penambahan
bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor. Bahan pembantu yang digunakan
harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk penggunaan dari produk
tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN PEMBANTU” sesuai dengan SNI
03-2495-1991.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau
tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik.
e. Besi Tulangan.
Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar rencana
dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan
merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar atau berdasarkan
pada Standar Nasional Indonesia (SNI), rekomendasi kami tidak ada toleransi
untuk dimensi besi.
Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung
dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.
Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis
tengah minimal 1 mm. Mutu beton/kuat tekan beton yang diinginkan adalah K-
275. Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor
dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap
pakai (ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu
beton yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
pengecoran dilaksanakan.
laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk semua material
beton, atas biaya kontraktor. Berdasarkan analisa dan hasil test sampel tersebut,
laboratorium akan merencanakan suatu campuran beton (mix design) dengan
slump yang telah disyaratkan. Sebagai kontrol suatu campuran beton, data-data
yang harus tertulis dalam laporan mix design mencakup :
Tipe dan gradasi material agregat.
Aspal agregat.
Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat,
modulus halus butir pasir, kadar lumpur, dll.
Tipe dan merk PC.
Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan).
Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3.
Keterangan tentang beton (kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan lain-
lain).
Hasil test silinder beton.
b. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0,50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran tersebut
dapat diubah jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki
dengan kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih baik dengan
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor tidak berhak atas penambahan
kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut di atas.
c. Percobaan kekuatan beton di lapangan dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan
percobaan beton silinder (∅ 15 cm tinggi 30 cm), atas biaya kontraktor. Jumlah
silinder percobaan yang dibuat harus sesuai dengan SNI 03-2834-1992. Copy hasil
test harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
d. Percobaan yang dilakukan di lapangan, pengambilan contoh campuran dan
pengujian harus mengundang dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Suatu kali
jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari 70% dari beton umur 28
hari, maka Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk
menambah PC ke dalam campuran beton. Dan apabila terdapat beton dengan umur
28 hari yang tidak mencapai mutu beton yang dikehendaki, maka pengecoran
selanjutnya harus dihentikan sampai persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh
Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
e. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu
pengadukan beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang
homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang lainnya.
Jumlah air dapat diubah sesuai dengan keperluannya dengan melihat perubahan
keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan (agregat) untuk mempertahankan
hasil yang homogen, kekentalan dan kekuatan beton yang dikehendaki.
f. Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan
SNI-3976-1995. Slump yang digunakan dalam proyek ini adalah 8 – 12 cm sesuai
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Untuk maksud dan alasan tertentu,
dengan persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai nilai slump yang
menyimpang dari ketentuan di atas asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
a. Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi.
b. Tidak terjadi pemisahan dari adukan.
c. Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability).
3. Persyaratan Bekisting.
a. Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang
diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai
untuk seluruh bekisting.
b. Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk
membuat shop drawing dari bekisting.
c. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
d. Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata dan halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
e. Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi. Bekisting harus tetap menurut
garis dan permukaan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum
pengecoran.
f. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan
kelur dari sambungan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
4. Pengecoran Beton.
a. Pengecoran harus dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas dan dilaksanakan
pada waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta Pengawas
Kontraktor yang setara ada di tempat kerja.
b. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat
menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
c. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan
bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya split/kerikil dari
adukan beton. Beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang
sudah dicor.
5. Peralatan Ready Mix.
Kontraktor dapat menggunakan beton ready mix setelah mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas. Semua data spesifikasi dan peralatan yang akan digunakan
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Peralatan yang digunakan seperti truk
molen, concrete pump dan lain lain harus dalam keadaan baik, terawat dan berfungsi
dengan baik apabila digunakan.
6. Pemadatan dan Penggetaran.
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
b. Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum 7000
rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam waktu
maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama dilakukan
pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada bekisting atau
lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
c. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
7. Perawatan Beton.
Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-
kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni basah,
atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Air yang yang digunakan
dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.
BAB-III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Adukan Dan Campuran
1.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan Adukan Pasangan Prifil Beton Untuk Pilar/Kolom.
2. Pekerjaan Adukan Pasangan Batu Bata.
3. Pekerjaan Adukan Lain Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja.
1.2. Persyaratan Bahan.
1. Semen.
Sesuai persyaratan dalam Bab II Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur.
2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Campuran Dalam Adukan.
Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga) menit.
2. Jenis Adukan.
a. Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 5Ps
Adukan ini untuk pasangan batu bata serta untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum
didalam gambar kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1Pc : 2Ps.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Pasal 3
Pekerjaan Pasangan Batu Bata
d.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan Dinding Bata ½ Batu.
2. Pekerjaan Dinding Batu Alam jenis Batu Andesit Sisir
3. Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
d.2. Persyaratan Bahan.
1. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, dengan
pembakaran sempurna dan merata.
2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini
3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.
d.3. Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Batu Bata.
1. Detail Bentuk Profil.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan
yang tercantum didalam gambar kerja.
2. Sebelum Pemasangan.
Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas batu bata tersebut.
3. Aduk Perekat/Spesi.
a. Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1Pc : 2Ps
untuk :
Dinding pasangan bata daerah basah.
Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai aduk
perekat/spesi campuran 1Pc : 4Ps, terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti
yang tercantum di dalam gambar kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam bab ini.
4. Ketebalan Aduk Perekat/Spesi.
Pemasangan harus sedemikiin rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus sama
setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan
penuh.
5. Pemasangan Dinding Pasangan Bata.
Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum
24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada pelaksanaan
pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
6. Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata.
Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, Iurus, tegak dan pola ikatan
harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih
dan siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
7. Pekerjaan Pemasangan Batu Bata Vertikal dan Horizontal.
Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk permukaan yang datar, batas
toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Pasal 4
Pekerjaan Beton Non Struktural
4.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekejaan Beton Bertulang. Pekerjaan yang dimaksud terlampir pada gambar kerja.
4.2. Persyaratan Bahan.
1. Besi Beton.
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 dan U-32 untuk diameter yang lebih
kecil dari 12 mm. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan
NI-2. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja. Besi beton
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Kawat
pengikat besi beton adalah baja lunak dan tidak disepuh/dilapis seng. Diameter kawat
lebih besar atau sama dengan 0.4 mm. Kawat pengikat harus memenuhi syarat-syarat
dalam NI-2 (PBI-1971).
2. Semen (PC) Merk Ex. Tonassa.
3. Pasir.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
4. Koral beton/split.
Koral beton/split yang dipakai harus barsih, bersudut tajam, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2. Penyimpanan/
penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu dengan yang lain,
sehingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang
disyaratkan.
5. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.
6. Acuan Bekisting dan Perancah.
Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mm. Balok-balok pengaku dan
pengikat papan acuan dari kaso 5/7. Perancah disyaratkan memakai perancah besi,
tidak diperkenankan memakai bambu.
4.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Beton Bertulang.
a. Campuran dan Mutu Beton.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non struktural ini adalah
K-175.
b. Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan NI-
2 (PBI-1971). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
gambar kerja. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi-
besi tersebut tidak berubah selama pengecoran dan harus bebas dari papan
acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan
tahu beton sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam gambar kerja. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung. Acuan harus rapat (tidak bocor),
permukaan licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah lumpur dan
sebagainya.
d. Cara Pengadukan.
Cara pengadukan menggunakan beton molen. Takaran untuk semen portland, pasir
dan koral harus seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Beton harus dilindungi dari
sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pangecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan panulangan, dan
penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan
menggunakan alat panggetar beton untuk menjamin beton cukup padat dan harus
dihindarkan dari terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan
dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat penghentian tersebut
harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Penyambungan beton lama dengan
baton baru harus memakai adukan perekat CALBOND. Permukaan beton lama
yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan, dilapis dengan adukan
perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai dengan persyaratan pabrik
pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran baru.
f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan baton tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
g. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap luas 9
m2.
Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar dan tepi luar bangunan
setiap luas 9 m2.
Dan atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
Ukuran kolom praktis adalah sesuai pada gambar.
h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei dan Ring balok.
Pemasangan balok praktis/latei dan ring balok.
Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht.
Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring
balok.
Setiap luas 9 m2pasangan dinding yang tinggi.
Dan atau superti yang tercantum dalam gambar kerja.
Ukuran balok praktis adalah sesuai gambar kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai dengan gambar kerja dan atau
seperti yang terurai dalam pekerjaan beton dalam bab lain dalam buku ini.
j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel separti yang tercantum dalam
butir 7 dan 8 di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak
dalam gambar kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja harus diperkuat
angker diameter 8 mm tiap jarak 50 mm, yang terlebih dahulu telah ditanam
dengan baik pada bagian kolom dan balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam
pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain.
1. Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
2. Plesteran kedap air.
3. Plesteran biasa.
4. Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah dan untuk
dinding batas dengan tetangga yang terlihat.
5. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.
5.2. Perawatan Bahan.
1. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini.
2. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
3. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.
5.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Campuran Plesteran.
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan
plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang
beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Jenis Plesteran.
a. Plesteran kasar adalah pesteran permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air, yaitu 1Pc : 2Ps dipakai untuk
menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam didalam tanah hingga
kepermukaan tanah dan atau lantai.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 5Ps.
Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak
kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1Pc : 2Ps.
Adukan plesteran ini untuk :
Menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan tepi luar
bangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan
harus kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja hingga ketinggian 150
cm dari permukaan lantai.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik,
pipa plumbing untuk seluruh bangunan.
4. Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh, selama plesteran belum dilapis
dengan bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan-kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan pakerjaan peyelesaian
dengan bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain
superti yang disyaratkan tersebut diatas. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi
semua yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan
sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 6
Pekerjaan Pengecatan
7.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
.1 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding.
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakkan.
.2 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Logam.
Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam gambar kerja.
.3 Pekerjaan Pengecatan Kayu.
1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding.
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakkan
dan langit-langit. Semua permukaan dinding pasangan batu dan permukaan beton yang
tampak/exposed seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan identitas cat
yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas
untuk perawatan.
7.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Tebal Cat.
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran, atau
ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
2. Peralatan Pelindung.
Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan
pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainnya, yang harus dipakai
waktu pelaksanaan pekerjaan.
3. Keadaan Cara Pengecatan.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab
atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di
dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia,
maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian
udaranya lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup,
Kontraktor harus memakai kipas angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran
udara.
4. Peralatan.
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari mutu/kualitas terbaik dan jumlahnya
cukup untuk pekerjaan ini.
5. Cat Dasar.
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya
boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesfikasi ini.
7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/materiallogam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
PASAL 7
PINTU, JENDELA KAYU & KACA
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen dan pintu dan
jendela, daun jendela dan daun pintu dan pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan
kayu, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
3.0. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Contoh kayu harus meliputi jenis klasifikasi dan kelas awet kayu harus
diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum pengadaan
bahan ke lokasi pekerjaan.
3.1.1. Contoh bahan kayu dan spesifikasi kelas kayu harus diawasi dan disetujui
oleh Konsultan pengawas.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk:
- Dimensi,
- Kelas Awet,
- Berat,
- Ketahanan terhadap air
- Kadar lengas kayu
- Ketahanan terhadap rayap
3.3.2. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan
3.2.1. Gambar detail pelaksanaan harus meliputi detail-detail pemasangan
rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengangkutan seturuh
pekerjaan harus disiapkan oleh Kontraktor untuk diserahkan kepada
Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
3.2.2. Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan.
3.2.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas setiap pembelian dimensi dan akhir
penyetelan semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain dan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan
yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar Kerja.
3.3. Pengiriman dan Penyimpanan
3.3.1. Pekerjaan kayu dan kelengkapannya harus diadakan sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan
cacat.
3.3.2. Segera setelah didatangkan, pekerjaan kayu dan kelengkapannya harus
ditumpuk dengan baik di tempat yang bersih dan kering dan dilindungi
terhadap kerusakan atau gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran, cat dan lainnya.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Material
4.1.1 Jenis : Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah Kayu yang
mempunyai kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-
3.6.53.1987 UDC : 674.048.
4.1.2 Mutu : Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang teratur,
tidak terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat
bidang-bidang yang lemah.
4.1.3 Ukuran : Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan yang
terdapat pada gambar detail.
4.1.4 Kadar Air : Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar
air maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air
maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.
4.1.5 Playwood dengan Veneer (Teakwood) : Playwood dengan lapisan veneer
lebih kurang 1 mm dari jenis "teak" atau rose "wood" yang terekat ke badan
plywood dan dipasang pada daerah-daerah sesuai gambar rencana. Bahan-
bahan yang dipakai harus produksi dalam negeri dengan kualitas terbaik.
4.1.6 Pengikat-pengikat : Bahan pengikat digunakan dari kayu paku galvanis, baut
atau plat besi. Apabila menggunakan perekat, bahan perekat yang digunakan
harus terbuat dari lem tahan air setaraf dengan merk "Herferin".
5.1.2. Semua komponen harus dipabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk
dan ukuran yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan ukuran di
lokasi serta dipasang pada lokasi seperti ditunjukkan.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan pengawas
sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
5.2.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-
komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar
Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat
sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dapat
meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterima.
5.2.3. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
5.2.4. Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
5.2.5. Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata dengan pemotongan dan
pengeboran/pemakuan yang dikerjakan sebelum pelaksanaan.
5.2.6. Pemasangan kaca pada profil kayu penahan kaca harus terpasang sesuai
ketentuan Spesifikasi dan gambar kerja.
5.2.7. Kunci, alat penutup pintu (door closer jika diperlukan pada perencanaan)
dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan Gambar Kerja dan memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada pasal mengenai Spesifikasi
Teknis Alat Penggantung dan Pengunci.
5.2.8 Semua pekerjaan kosen, pintu, dan jendela berbahan kayu pada bagian-
bagian tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian
pertemuan harus dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.
5.2.9 Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan
rapi, untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.
5.2.10 Semua lubang-lubang bekas paku, baut dan sebagainya harus ditutup
dengan dempul hingga rapi kembali.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
PASAL 8
ATAP & BAJA RINGAN
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan alat, bahan serta pemasangan lembaran pelindung
atap dan metal untuk talang air hujan dan perlengkapan atap, lainnya pada seluruh
bangunan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Rangka Baja Ringan
4.1.1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
Baja Mutu Tinggi G 550
Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Galvalume (AZ100)
Pelapisan Zinc-Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
katebalan pelapisan 100 gr/m2
komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
5.3.2. Atap beton harus dibuat sederniklan rupa sehingga terjadi kemiringan ke
arah lubang talang tegak dan air dapat mengalir dengan lancar ke talang
tegak tanpa menimbulkan genangan air.
5.3.3. Setiap lubang menuju talang tegak lurus harus dilenSkapi dengan saringan
talang yang ditanam dengan baik ke dalam lubang talang tegak dan setiap
belokan talang tegak harus dilengkapi elbow dari bahan yang sama
dengan bahan talang tegak.
5.3.4. Pemasangan dan penempatan talang tegak harus sesuai ketentuan Gambar
Kerja dan harus diikatkan ke struktur bangunan dengan cara seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.4. Pemasangan Lembaran Pelindung
Lembaran pelindung pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja, harus dibuat, dibentuk dan dipasang sesuai dengan petunjuk dalam Gambar
Kerja dan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
5.5. Lapisan Kedap Air (Jika diperlukan)
Lapisan kedap air, jika diperlukan, harus dilaksanakan sesuai petunjuk
pelaksanaan dari pabrik pembuatnya.
PASAL 9
BERBAGAI JENIS UBIN
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis ubin pada
tempat- tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini
atau sesuai Petunjuk Konsultan pengawas.
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum
dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan ubin keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap bahan.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.
4.4. Adukan
4.1.1 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat.
4.1.2 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin keramik, jika ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas, harus
memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1, 118,4 dan BS 5385, seperti
produk AM 30 Mortarflex atau yang setara.
5.1. Persiapan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
5.1.1. Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu/jendela dan semua pekerjaan perpipaan air bersih/air kotor
atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan
ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam
keadaan kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, ubin harus direndam air terlebih dahulu.
5.2.3. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain
yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir. Adukan
untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran
I semen dan 4 pasir.
Tebal Adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5.2.4. Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan
pada tempat yang sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk
Gambar Kerja.
5.2.5. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan
pasir padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan
ubin untuk lantai KM/WC, permukaannya harus dimiringkan dan
sedemikian rupa menuju ke arah lubang pembuangan (saringan air kotor).
5.2.6. Ubin harus kokoh menempel pada atasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang
terpasang tetap lurus dan rata.
Ubin yang salah (letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan diganti.
5.2.7. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar potongan simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.8. Sambungan atau celah-celah antara ubin harus lurus, rata dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
5.2.9. Pemotongan ubin harus dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan rapi dan
sesempurna mungkin.
5.3.2. Siar/celah antara ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan ubinnya, seperti produk AM 50 Colored Ceramic Grout
dengan campuran AM 54 Liquid Grout Additive atau yang setara yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.3.3. Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
PASAL 10
PANEL GIPSUM DAN AKSESORI
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan panel gypsum dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
3.2.3. Panel gipsum clan aksesoris harus disimpan ditempat terlindung, tepas,
dari muka tanah, atas permukaan yang rata dan dibindarkan dari pengaruh
cuaca.
3.3. Ketidaksesuaian
3.3.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhariap
kemun&nan kesalahm/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah
maupun pemasangan dan lainnya.
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Panel Gipsum
4.1.1. Panel
- Panel gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi control
density dan memiliki ketebalan minimum dan ukuran model sesuai
petunjuk dan Gambar Kerja (Ketebalan Gypsum digunakan 9 mm),
seperti produk Jayaboard, Elephant, Siam atau yang setara.
- Panel gipsum harus dari normal/standar yang memenuhi ketentuan
AS 2588-1983, dengan bentuk tepi khusus untuk penyambungan rata
(flush joint), kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5.1. Umum
5.1.1. Sebelum panel gipsum dipasang, Kontraktor halus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan pamukaan, pembagian bidang, ukuran dan waterpas pada
tempat pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan
waterpas pada tempat yang sama.
5.1.2. Pemasangan, panel gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.
5.1.3. Jenis/bentuk tepi panel gipsum harus dipilih berdasarkan jenis
pemasangan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.2. Pemasangan
5.2.1 Rangka panel gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partisi atau
tempattempat lainnya berupa rangka yang terbuat dari bahan baja lapis
seng, harus sesuai dengan standar dari pabrik pembuatnya. yang dibuat
khusus untuk pemasangan panel gipsum.
5.2.2 Panel gipsum dipasangkan ke rangkanya dengan paku, sekrup atau alat
pengencang dengan diameter dan panjang yang sesuai.
5.2.3 Sambungan antar panel gipsum harus menggunakan pita penyambung dan
perekat dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat panel
gipsum.
5.3. Pengecatan
5.3.1 Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
5.3.2 Kemudian permukaan panel gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk panel gipsum untuk menutup permukaannya yang
berpori.
5.3.3 Setelah cat dasar panel gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan
pengaplikasian cat dasar dan/atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis seperti pada Spesifikasi Teknis Pengecatan dalam warna akhir
sesuai ketentuan Skema warna yang akan ditentukan kemudian.
PASAL 11
PEKERJAAN PENGECATAN
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
4.1.1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup pabrik/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik,
petunjuk dari pabrik dan Nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus
masih absah pada saat pemakalannya. Semua bahan harus sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi ICl/Danapaints, atau yang setara.
dan kemudian dicat kembali (touch-up) dengan cat yang sama dengan
telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
PASAL 12
PEKERJAAN ELETRIKAL
1.0 SYARAT PROSEDURE
sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas instalatir yang masih berlaku
untuk tahun berjalan.
1.4. Seluruh pekerjaan intalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Intalasi
Listrik Indonesia / Peraturan PLN edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga
peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/kode-kode lainnya
yang di akui VDE/DIN.
1.5. Kontraktor harus melakukan percobaan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Direksi
pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yamg perlu untuk percobaan
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor. Peralatan, bahan dan pengerjaan
yang tidak baik harus diganti.
1.6. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mute (quality performace) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib mengajukan
didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrikyang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada
label material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan kuat yang dapat diterima oleh Konsultan Pengawas, maka dapat dipikirkan
penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor, dan biaya
sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
1.7. Manual mengenai operasi dan pemeliharaan, mengenai perlengkapan-perlengkapan
harus disampaikan kepada Direksi pengawas dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sebelum dimulainya oprasi.Manual harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang
mendetail untuk pemeliharaan dan operasi dari perlengkapan-perlengkapan serta
sistem-sistem, dan harus lengkap meliputi informasi yang perlu untuk jangka
panjang, pembongkaran dan pemasangan kembali dari unit-unit yang lengkap dan
komponen sub assamble.Manual ini harus menjelaskan model yang tepat, style dan
ukuran dari perlengkapan sistem yang dipakai. Manual yang menjelaskan
perlengkapan yang serupa, tapi dari mode style dan ukuran yang lain tidak akan
diterima. Manual ini harus diserahkan dalam 4 (empat) rangkap.
1.8. Perihal garansi dalam hal elektrikal, semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus
digaransikan, semua perlengkapan bahan dan pekerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti serta diperbaiki oleh kontraktor tanpa biaya tambahan.
2.1 Mengurus Biaya Penyambungan dan uang jaminan langganan termasuk pengurusan
administrasi yang biayanya akan dibayar oleh kontraktor.
2.2 Pengadaan dan pemasangan panel-panel distribusi utama maupun cabang lengkap
dengan isinya.
2.3 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan interior maupun eksterior
bangunan yang meliputi lampu- lampu, saklar, stop kontak dan accessories
penunjang lainnya sehingga terpasang dengan rapih dan dapat dioperasikan dengan
baik.
2.4 Pengadaan dan pemasangan panel-panel penerangan, penel control, panel-panel
tenaga dengan accessorienya.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
2.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir mulai dari elektroda atas
sampai grounding.
2.6 Pengadaan dan pemasangan sparing pipa kabel, menhole termasuk pekerjaan galian
dan urugan apabila ada.
2.7 Melakukan testing Et Commisiening/ Pengujian dan pengesahaan seluruh instalasi
listrik, yang terpasang oleh badan yang berwenang PLN/ Badan Keselamatan Kerja
setempat.
3.0 STANDARD/RUJUKAN
3.1 Peraturan-Peraturan dari PLN.
3.2 P. U. I. L – 1987
3.3 Peraturan keselamatan Kerja
3.4 Peraturan-peraturan setempat.
3.5 Aturan-aturan lain seperti VDE/DIN dan IEC juga menjadi pegangan sesuai
persyaratan instalasi dan kondisi ruangan.
b. Kabel yang tertanam dalam dinding baik kabel penerangan dan kabel untuk stop
kontak harus dimasukan kedalam pipa conduit, sesuai dengan standard PUIL pasal
730 dan 743 A8.
c. Semua kabel harus dipasang lurus atau sejajar dan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat PUIL pasal 730.
d. Kabel-kabel tenaga harus diklem dengan klem khusus atau dilindungi dengan besi
siku yang dicat dengan anti karat.
e. Didalam kabel folder tidak diperkenankan adanya sambungan-sambungan kabel.
f. Kabel yang digunakan untuk tegangan rendah adalah jenis NYM, NYY, dengan
tegangan kerja minimum 0,6- KV.
g. Semua penyambungan kabel penyambungan kabel harus disesuaikan dengan
warna-warna yang telah ditentukan dari peraturan PLN atau PUIL.
PASAL 13
PEKERJAAN BERBAGAI JENIS METAL
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan kerja
dan pemasangan bahan-bahan metal yang berhubungan dengan pekerjaan non-
struktural, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Detail parbrikasi
- Detail penyambungan dan pengelasan
- Detail pemasangan
- Data jumlah setiap bahan
Semua bahan metal yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik
yang menyatakan bahwa bahan metal tersebut sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Semua bahan metal harus disimpan di tempat yang terlindung dan
aman sehingga terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum atau selama
pelaksanaan.
3.4. Ketidaksesuaian
3.4.3. Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dengan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa
adanya tambahan biaya dan waktu.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
Semua bahan metal harus baru, bebas dari karat, cacat dan kerusakan lainnya
serta dari kualitas baik dan memiliki dimensi, tebal dan berat yang memenuhi
toleransi yang diijinkan untuk masing-masing bahan metal, sesuai standar yang
berlaku.
4.4. Angkur
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Angkur harus terbuat dari baja mutu Bj.37 yang memenuhi ketentuan SII.03-
17291989 dengan ukuran sesuai Gambar Kerja. Ukuran dan diameter serta
panjang angkur harm sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
5.1. Umum
5.1.1. Berbagai jenis metal harus berukuran, berbentuk dan dibentuk dari bahan-
bahan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Kecuali difentukan lain,
semua bahan harus berasal dari produk yang dikenal, . dan pabrikasi
sesuat standar. Sebelum pabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan
harus diperiksa sesuai persyaratan AISC.
5.1.2. Desain dan jumlah sambungan setiap bagian struktur yang tidak
dipertihatkan dalam Gambar Kerja harus dilengkapi dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
5.2.2. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, ketebalan las minimal 3 mm
menggunakan kawat las E70XX, atau kawat las khusus untuk baja anti
karat.
5.2.3. Untuk pabrikasi pekerjaan ekspos, gunakan bahan-bahan yang halus dan
permukaannya bebas cacat termasuk lubang, tanda sambungan, tanda
pengerolan, cap, dan kekasaran. Bersihkan cacat dengan menggerinda,
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
atau dengan las dan gerinda sebelum pembersihan, perawatan dan aplikasi
penyelesaian permukaan.
5.2.4. Pemasangan bahan metal dengan jenis, ukuran dan jarak sepertl terlihat
dalam Gambar Kerja, harus dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan spesifikasi teknis pekerjaan terkait, serta sesuai dengan gambar
detailpelaksanaan yang telah disetujui pengawas lapangan,
5.2.5. Buat angkur, perakitan angkur dan baut kait harus disediakan dan
dipasang seusai dengan gambar kerja dan sesuai petunjuk pengawas
lapaangan, semua angkur baja yang ditanam dalam beton harus benar-
benar bersih dari karat, kerak-kerak lepas oli dan bahan lain yang
menggangu agar diperoleh ikatan yang kuat ke beton.
adukan encer untuk pemasangan angkur harus sesuai dengan ketentuan
spesifikasi teknis.
5.2.6. Sediakan angkur yang sesuai dengan tipe yang ditentukan dengan struktur
penumpu, pabrikasi dan berikan jarak perlengkapan angkur agar diperoleh
penumpu yang memadai untuk pekerjaan dimaksud.
5.2.7. Hubungan ekspos dengan sambungan rapat yang rata, harus dibentuk
menggunakan pengencang terbenam bila memungkinkan. Gunakan
pengencang ekspos dari tipe yang ditentukan atau bila diperlihatkan dalam
Gambar Kerja, gunakan sekrup atau baut counteraunk.
5.3. Pengecatan
5.3.1. Kecuali ditentukan lain, semua bahan metal harus diberi cat anti karat
yang terdiri dari cat dasar dan cat akhir dalam wama sesuai Skema Warna
yang akan diberikan terpisah, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas
Lapangan.
Bahan cat dan pengerjaan pengecatan harus sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat cat dan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti
pada, BAB II.27 (Spesifikasi Teknis Pengecatan).
PASAL 14
PEKERJAAN PAVING BLOCK
Pasal 1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan :
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa hal
yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
1.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik
elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan,
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat
persetujuan Pengawas.
Pasal 2. Bahan-Bahan
a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian
dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan
dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan lokasi tersebut kepada
Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan,
perkiraan kuantitas bahan dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi
proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini :
c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan.
Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena membersihkan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat
pemedatan. Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda
harus diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.
Pasal 3. Pelaksanaan
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus dapat
mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan
timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut,
ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya tambahan
pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
tentang tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus
mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya derajat
kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu
lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus
dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian
menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan
dalam keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang
diinginkan.
a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang
baik dan harus terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat
dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan yang
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat
permukaan yang tidak rata maka paving block tersebut harus diangkat kembali,
pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus
mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama sehingga pemampatan akibat
pemadatan merata. Lapisan yang lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai
ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat yang
disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan pasir yang
belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk pemadatan
dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama. Bila
ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk
dan diratakan. Waktu penghamparan harus diperhitungkan dengan baik sehingga
tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block
pada hari yang sama.
a. Paving Block / Grass Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan
lainnya dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang
belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh
lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak lurus,
untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk
mengontrol letak dan ikatan antar block.
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block
dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan
lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang
antara yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk
celah lebih besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus
dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-
bagian jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian
terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai
gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah
khusus.
c. Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate
vibrator", dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus
dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak
antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan pemasangan
block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk memadatkan
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi
sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan
ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi harus
segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang permukaan
jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan bantuan
kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan
dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan
rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.
e. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga ke dasar
block, guna penanaman rumput.
f. Toleransi :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.
Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh
melebihi 8 mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block disebelahnya tidak
boleh melebihi 2 mm.
PASAL 15
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini, untuk mencapai hasil yang baik
(maksimal).
Pekerjaan tersebut mulai dari pembersihan tanah, persiapan tanah dan penambahan top
soil serta pembentukan tanah kemudian penanaman pohon lengkap dengan steiger,
tanaman semak/perdu/penutup tanah serta penanaman rumput di halaman.
Uraian macam pekerjaan:
a. Pekerjaan Persiapan Penanaman
b. Pekerjaan tanah / Pengolahan tanah
c. Pekerjaan penanaman
d. Pekerjaan Perawatan / Pemeliharaan
tanaman
2.0 Prosedur Umum
a. Semua Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dan syarat syarat
pekerjaan lansekap, peraturan pemakaian bahan yang berlaku, standard
spesifikasi bahan yang digunakan serta sesuai dengan petunjuk konsultan.
b. Sebelum memulai pekerjaan, harus dilaksanakan kordinasi dengan struktur,
arsitek M&E dan lainnya, supaya tidak terjadi kerusakan terhadap pekerjaan
yang sudah terpasang atau sedang dipasang.
c. Semua bahan sebelum dipasang, harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi
3.0 Persyaratan Pelaksanaan Penanaman Tanaman.
3.1. Pekerjaan Persiapan
a. Pembersihan lokasi
Lokasi yang akan ditanami, harus bersih dari kotoran, puing bangunan, sisa
akar tanaman dan tanaman liar. Kemudian tanah digemburkan.
b. Pengadaan tanaman atau penyediaan bibit.
- Tanaman harus berasal dari stock nursery yang sudah tumbuh, dalam
keadaan terbungkus (keranjang/poly bag)
- Perlu diperhatikan cara pengangkutan yang baik untuk
mengurangi resiko kerusakan tanaman.
- Tanaman yang di adakan antara lain :
1. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schamach)
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
PASAL 16
PEKERJAAN AKHIR
1.0 PENGAWASAN
1.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh
Direksi/Pengawas.
1.2 Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Untuk itu
Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
1.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut
bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk
keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang resmi,
maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor.
permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang
disampaikan kepada Direksi/pengawas.
2.0 PEMBERSIHAN AKHIR
2.1 Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan
sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan
PAGAR DAN LANSCAPE RUJAB WAKIL GUBERNUR
SULAWESI TENGAH
5.0 PENUTUP
5.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan RKS ini dapat
dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing)
5.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat Penjelasan
Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan
merupakan satu kesatuan dengan RKS ini.
ANDI SYAMSIR.NS, ST
Direktur