Anda di halaman 1dari 114

BAB IV

HASIL STUDI DAN KAJIAN


TERDAHULU

Studi terdahulu yang sudah dilakukan terkait penyusunan AKNOP irigasi


permukaan, irigasi Rawa dan irigasi tambak yaitu studi tahun 2013 Tata Cara
Penyusunan AKNOP OP Irigasi, Rawa dan Tambak, dan Tahun 2014 Konsep
SE Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi. Hasil studi dan kajian terdahulu
diuraikan pada bab ini, selanjutnya studi kali ini adalah dalam rangka
menyiapkan rancangan pedoman Tata Cata Penyusunan AKNOP Irigasi
Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak, sehingga diperlukan review hasil
studi agar hasil studi ini dapat menjadi rancangan pedoman yang siap
diaplikasikan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan khususnya Tata Cara
Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak.

4.1 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Permukaan


Kajian AKNOP Irigasi Permukaan sudah dilakukan dua kali yaitu studi tahun
2013 dan dilanjutkan studi tahun 2014, sehingga hasil kajian yang digunakan
adalah hasil studi terakhir yaitu SE Tata Cara Penyusunan AKNOP.

4.1.1 Konsep Dasar


Berdasarkan teoritis operasi dan pemeliharaan irigasi, maka AKNOP (Angka
Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) didefinisi sebagai berikut :
AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) merupakan
perencanaan pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder
didasarkan atas kebutuhan aktual pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap
bangunan dan tiap ruas saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi

IV - 1
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

jaringan irigasi berdasarkan penelusuran jaringan dengan memperhatikan


kontribusi perkumpulan petani pemakai air.
Rencana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dalam AKNOP berbasis kinerja
dan berbasis outcome dalam indikator kegiatan dan pelaksana kegiatan
dinyatakan dalam suatu matriks pendanaan operasi dan pemeliharaan. Matriks
pendanaan operasi dan pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1 . Biaya langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan
aktual pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap bangunan dan tiap
ruas saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi.
Biaya yang diperlukan untuk kebutuhan dari tingkat UPT/Pengamat ke
bawah merupakan biaya langsung.

2 . Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk


kebutuhan pembiayaan operasi dan pemeliharaan tidak langsung.

Biaya ini merupakan pembiayaan dan UPT/Pengamat ke atas guna


mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Pemisahan biaya langsung
dan tidak langsung ini diwujudkan dalam suatu matriks pendanaan AKNOP.

A. Matriks Pendanaan AKNOP


Matriks Pendanaan AKNOP merupakan suatu matriks pendanaan yang
menggambarkan komponen pendanaan operasi dan pemeliharaan, indikator
kegiatan, tolak ukur, kelembagaan dan cara pelaksanaan pekerjaan.
AKNOP merupakan perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi dan
pemeliharaan guna mewujudkan pelayanan publik irigasi. Perencanaan
pembiayaan pengelolaan operasi dan pemeliharaan selain merencanaan
pembiayaan aktivitas kegiatan juga hams didukung oleh aktivitas kantor atau
administrasi. Oleh karena itu, perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi
dan pemeliharaan terbagi manjadi aktivitas sebagai berikut :
1. Manajemen Administrasi
Manajeman administrasi merupakan aktivitas pengelolaan yang harus
dilaksanakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitoring dan
mengevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan. Aktivitas pengelolaan
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

IV - 2
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

a. Gaji/Upah/Honorer Profesi
b. Operasional Kantor
Bahan Alat Tulis Kantor
Bahan alat tulis kantor merupakan peralatan atau bahan alat tulis
yang dipergunakan sekali habis peralatan kantor tersebut setelah
digunakan, maka akan langsung habis atau tidak dapat digunakan
lagi.
Prasarana Kantor
Perabot kantor dan interor kantor
Operasional Kantor
Operasional Kantor meliputi (i) biaya listrik, air minum, telepon,
pengiriman surat dan lain-lain; (ii) biaya fotocopy laporan dan lain-
lain; dan biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat
komputer dan lain-lain).
c. Sarana Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan
Kendaraan Operasi dan Pemeliharaan
Perangkat Komputer dan Software
Komunikasi (komunikasi HT/jaringan internet)
Perlengkapan Survai dan Operasi
d. Kegiatan Pendukung Operasi dan Pemeliharaan
Pemetaan dan Skema Jaringan Irigasi
Penelitian - Satuan Kebutuhan Air - Awal Tanam
Buku Puma Laksana dan Buku Pedoman
e. Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
Rapat Koordinasi Evaluasi Kebutuhan P3A/GP3A/IP3A
Pendampingan P3A/GP3A/IP3A
Fasilitasi Rapat
Fasilitasi Dokumen
Studi Lapang
Pelatihan

IV - 3
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

2. Perencanaan AKNOP Operasi Jaringan Irigasi


Perencanaan AKNOP dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasi
jaringan dimulai rencana alokasi air dalam DAS sampai pelaksanaan
operasi :
a. Perencanaan Operasi
Hak Guna Air
Penyediaan Air Tahunan
Perencanaan Tata Tanam Tahunan
• Usulan Rencana Tata Tanam
• Rekapitulasi Tata Tanam
• Pembahasan RTT
• Penetapan RTT
• Sosialisasi RTT
Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan
b. Pelaksanaan Operasi
Laporan Keadaan Air dan Tanaman
Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan
Pencatatan Debit Saluran
Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer
Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder clan. Primer
Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan dan
Pencatat Debit Sungai
Penetapan Sistem Pembagian Air
Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Pengoperasian Bangunan Utama
Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi
Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota
Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi
c. Monotoring dan Evaluasi
Monitoring Pelaksanaan Operasi
Kalibrasi Bangunan Ukur
Evaluasi Kineta DI

IV - 4
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

3. Perencanaan AKNOP Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Perencanaan AKNOP dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasi
jaringan dimulai rencana alokasi air dalam DAS sampai pelaksanaan
operasi
a. Inspeksi dan Penelusuran
Inspeksi
Penelusuran
b. Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan
Pengamanan Jaringan Irigasi
Pemeliharaan Rutin (Perbaikan Ringan)
• Pemberian minyak pelumas pada bagian pintu.
• Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar
• Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan
kotoran.
• Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
• Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.
• Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran
yang retak atau beberapa batu muka yang lepas.
Pemeliharaan Berkala yang Bersifat Perawatan
• Pengecatan pintu
• Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
Pemeliharaan Berkala yang Bersifat Perbaikan
• Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan
Pengatur
• Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya
• Perbaikan Saluran
• Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk
• Perbaikan Jalan Inspeksi
• Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas,
rumah PPA dan PPB, kendaraan dan peralatan

Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian

IV - 5
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

• Penggantian pintu
• Penggantian alat ukur
• Penggantian peil schall
Penanggulangan/Perbaikan Darurat
Evaluasi Kinerja Pemeliharaan

B. Prosedur dan tahapan Penyusunan AKNOP


Pada dasarnya AKNOP merupakan prakiraan kebutuhan biaya operasi dan
pemeliharaan setiap tahun berdasarkan penelusuran. Di sisi lain, AKNOP harus
terpisah dari kegiatan rehabilitasi (perbaikan berat), peningkatan dan perbaikan
darurat tetap. Kegiatan rehabilitasi (perbaikan berat), peningkatan dan perbaikan
darurat tetap direncanakan dalam Pengelolaan Aset Irigasi dalam PPSIP 5
Tahunan.

Oleh karena itu, prosedur yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :


1. Inspeksi dan Penelusuran
Inspeksi dan penelusuran merupakan kegiatan mengidentifikasi kondisi
dan keberfungsian sistem irigasi. Masing-masing kegiatan adalah sebagai
berikut :
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi sistem
irigasi. Kegiatan ini dilakukan dalam :
inspeksi rutin (inspeksi yang yang dilakukan secara rutin oleh juru
setiap periode minimal setiap aset satu kali)
inspeksi berkala (inspeksi berkala yang dilakukan berkala oleh
UPT dan Juru minimal dua kali setahun).
Hasil inspeksi dicatat dalam Blangko-01, Blangko-02 dan Blangko¬03
(kondisi darurat), serta diinterpretasikan atau mengupdate rencana
operasi dan rencana pemeliharaan.
b. Penelusuran
Penelusuran merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi
sistem irigasi, tetapi dilaksanakan dengan melibatkan
P3A/GP3A/IP3A dan "stake holder" yang terlibat.

IV - 6
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

Penelusuran hendaknya dilaksanakan dua kali, yaitu saat kondisi air


berlimpah dan kondisi kekurangan air. Jika dalam peneluruan
diperlukan pengeringan, maka saat pengeringan sudah dikordinasi
dengan semua pihak, termasuk petani.
Hasil penelusuran hendak telah memisahkan penyelesaian
permasalah menjadi menjadi dua tindak lanjut, yaitu :
Program kerja
Usulan perbaikan.

2. Perencanaan Program Pemeliharaan


Inspeksi dan penelusuran merupakan masukan bagi perencanaan program
pemeliharaan. Perencanaan Program Pemeliharaan menetapkan
penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam tiga
program pemeliharaan, yaitu :
a. Program rutin
b. Program berkala
c. Program rehabilitasi
d. Perbaikan darurat tetap.
Penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam
program rutin dan berkala, serta kebutuhan dihitung dalam AKNOP.
Sedangkan penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan
irigasi dalam rehabilitasi dan perbaikan tetap direncanakan dalam PAI
(Pengelolaan Aset Irigasi).

3. Rencana Lima Tahunan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi


Penyelesaian oleh dinas pengelolaan irigasi dilakukan dengan berbagai
cara pemeliharaan dalam suatu Program Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi periode 5 Tahunan dalam mendukung keberlanjutan sistem
irigasi.

4. Implementasi Rencana Lima Tahunan Pengembangan dan Pengelolaan


Sistem Irigasi

IV - 7
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

Penerapan Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi


periode 5 Tahunan diwujudkan dalam :
a. Program Operasi dan Pemeliharaan sebagai implementasi Rencana
AKNOP
b. Biaya Peningkatan dan Rehabilitasi sebagai implementasi Program
Pengelolaan Aset Irigasi.

5. Kinerja Jaringan Irigasi


Kinerja jaringan irigasi akan ditentukan oleh :
a. Realisasi AKNOP
Realiasasi AKNOP diimplementasikan dalam mewujudkan
Rencana Operasi
Rencana Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan dalam (i) pengamanan, (ii)
pemeliharaan rutin; (iii) pemeliharaan berkala bersifat perawatan.
Penanggulangan darurat bersifat sementara
b. Realisasi Rencana Rehabilitasi, Peningkatan dan Penanggulangan
Tetap
Evaluasi capaian kinerja jaringan irigasi merupakan feed back bagi
kondisi dan fungsi sistem irigasi di tahun yang ada.

Perencanaan AKNOP terdiri dan tiga kegiatan, yaitu :


1. Identifikasi Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi
Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi diidentifikasi dengan inspeksi
dan penelusuran.
2. Rencana OP
Rencana OP yang dilaksanakan di setiap daerah irigasi harus mengacu
pada Permen PU Nomor 32 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. (sekarang Permen PUPR No.
12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Pengganti Permen PU No. 32 Th.2007)

IV - 8
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

3. Perhitungan AKNOP
Perhitungan AKNOP didasarkan atas kondisi dan keberfungsian sistem
irigasi hasil penelusuran dan rencana OP yang akan dilaksanakan.
Hasil perhitungan AKNOP dipergunakan sebagai dasar usulan
pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, sehingga
perhitungan AKNOP harus dilaksanakan sebelum perencanaan
anggaran.

4.1.2 Inventarisasi Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi Permukaan


Perencanaan pembiayaan wilayah yang efektif dan efisien harus berbasis kinerja dan
berbasis outcome. Sedangkan sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi,
manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Di sisi
lain, perkembangan teknologi informasi dan (Global Positioning System) merupakan
prasarana manajamen yang dapat membantu dalam membuat keputusan yang tepat
dan akurat.

Oleh karena itu, inventarisasi kondisi dan keberfungsian sistem diterapkan dengan
memperhatikan komponen sistem irigasi serta menerapkan sistem teknologi informasi
berbasis GPS. Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi dan penyusunan AKNOP
dilaksanakan dengan mengisi dan mengolah blangko AKNOP dengan didukung oleh
Sistem Informasi Geografis (GIS) Inventarisasi Jaringan Irigasi.

Blangko AKNOP dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu blangko identifikasi (Blangko
AKNOP-01) dan perhitungan AKNOP (Blangko AKNOP-02). Adapun masing-masing
Blangko masing dirinci sebagai berikut :

Blangko Inventarisasi AKNOP

Blangko Inventarisasi AKNOP terdiri dari :

1. Blangko - AKNOP 01-A : Blangko yang dipergunakan untuk data


petak tersier.

2. Blangko - AKNOP 01-C : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-


tifikasi kondisi dan fungsi bangunan irigasi, baik
pembawa atau pembuang.

3. Blangko - AKNOP 01-D : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-


tifikasi kondisi dan fungsi saluran irigasi, balk
pembawa atau pembuang.

IV - 9
LAPORAN INTERIM
Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan
AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

4. Blangko - AKNOP 01-E : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-


tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan
UFT/Pengamat.

5. Blangko - AKNOP 01-E : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-


tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan dinas
pengelola (dinas kabupaten/provinsi/BBWS/
BWS)

6. Blangko - AKNOP 01-F : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-


tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan petani
(P3A/GP3A/IP3A).

Blangko Perhitungan AKNOP

1. Blangko - AKNOP 02-A : Blangko yang dipergunakan untuk perhitungan


biaya koordinasi dan peningkatan kelembagaan
mengidentifikasi kondisi dan fungsi bangunan
irigasi, baik pembawa atau pembuang.
AKNOP 02-A1 : UPT
AKNOP 02-A2 : Dinas Pengelola/BBWS
2. Blangko - AKNOP 02-B : Blangko yang dipergunakan untuk biaya operasi
jaringan irigasi.

3. Blangko - AKNOP 02-C : Blangko yang dipergunakan untuk biaya


pemeliharaan.

Blangko ini pada dasarnya bukan suatu pekerjaan yang tersendiri, tetapi
dilakukan dalam pelaksanaan pemeliharaan.
Prosedur yang dilakukan dalam mengidentifkasi sebagai berikut :
1. Inventarisasi Jaringan Irigasi
2. Inspeksi dan Penelusuran
3. Interpretasi Kerusakan dan Keberfungsian

4.1.3 Tata Cara Kegiatan dan AKNOP Aspek Manajemen Admnistrasi


Biaya manajemen administrasi dihitung dalam satu tahun dalam satu daerah
irigasi

IV -
1010
A. Gaji/Upah/Jasa Profesi
Dalam operasi dan pemeliharaan, pelaksana kegiatan dilaksanakan oleh
pegawai negeri sipil, pekerja dan tenaga profesional. Pelaksana kegiatan operasi
dan pemeliharaan ini mendapatkan imbalan kerja atas jasa/kerja yang dilakukan.
Imbalan kerja dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Gaji : Hak pegawai negeri sipil yang diberikan sesuai beban


pekerjaan dan tanggungjawabnya (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 7)

Misal : Gaji Kepala/Staf UPT/Pengamat, Gaji Juru/


Mantri Pengairan dan lain-lain.

2) Upah : Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam


bentuk uang sebagai imbalan dan pengusaha atau
pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi pekeda/buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan
(Undang-Undang tenaga kerja nomor 13 tahun 2003, Bab
1, Pasal 1)

Misal : Upah pekerja konstruksi (pekerja, mandor, juru


ukur dan lain-lain)

3) Jasa Profesi : Jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada
Pegawai PNS dan non PNS sebagai narasumber,
pembicara, praktisi, pakar dalam kegiatan di luar
Direktorat atau Eselon I pegawai yang bersangkutan
untuk kepentingan dinas. Bisa juga dibayarkan pada PNS
Direktorat yang bersangkutan selama kegiatan yang
dilakukan tersebut juga melibatkan PNS Direktorat
lainnya.
Misal : Narasumber OP/Pemetaan dan lain-lain

Tenaga pelaksana ini pada umumnya mempunyai wilayah kerja.

Oleh karena itu biaya operasi dan pemeliharaan untuk tenaga pelaksana :

1 = Pembina Tk. I
2 = Pembina
3 = Penata Tk. I
4 = Penata
5 = Penata Muda Tk. I
6 = Pnata Muda
7 = Pengatur Tk. I
8 = Pengatur
9 = Pengatur Muda Tk. I
10 = Pengatur Muda
11 = Juru Tk. I
12 = Juru
13 = Juru Muda Tk.1
14 = Juru Muda
15 = Harian/TPOP
n = Jumlah pelaksana pengelola irigasi
j = 1, 2, 3, ... ,
m = nomor indeks daerah irigasi

B. Bahan Alat Tulis, Peralatan, Prasarana dan Operasional Kantor


Bahan Alat Tulis, Peralatan, Prasarana dan Operasional Kantor dalam
mendukung pelaksanaan operasional kantor dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Bahan Alat Tulis dan Peralatan Kantor Bahan alat tulis kantor merupakan
peralatan atau bahan alat tulis yang dipergunakan sekali habis atau tidak
dapat digunakan lagi. Sedangkan peralatan kantor merupakan peralatan
yang dibutuhkan dalam mendukung aktivitas kantor (misal komputer,
printer dan lain-lain).
Bahan alat tulis kantor dan peralatan kantor disesuaikan dengan
kebutuhan administrasi kepegawaian, umum dan keuangan. Sedangkan
bahan untuk aktivitas operasi dan pemeliharaan direncanakan pada
setiap kegiatan/aktivitas.
Biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor dihitung lumpsum setiap bulan
berdasarkan kebutuhan rata-rata bahan alat tulis dan peralatan kantor,
sehingga biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor setiap tahun :

BMOP2.1 = BODI x 12 x BBPATK

dimana BM 2,1 = Biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor


: (Rp/tahun)
BBPATK = Biaya lumpsum bahan alat tulis dan
peralatan kantor (Rp/bulan)
BODI = Bobot DI AKNOP
ADI AKNOP
∑ ADI

ADI AKNOP = Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP


ADI i = (Ha)
i = Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-i (Ha)
m = 1, 2, 3, ... ,m
nomor indeks daerah irigasi jum
lah da era h ir iga si

2) Prasarana Kantor
Perabot kantor merupakan furniture yang diperlukan dalam aktivitas
kantor. Furniture ini meliputi meja, kursi, lemari penyimpanan, dan
berbagai perabotan lainnya.

Furniture tidak hanya dipergunakan untuk karyawan bekerja, tetapi juga


untuk pelayanan masyarakat.

3) Papan Peraga OP
Secara umum papan peraga OP merupakan papan yang berisi informasi
OP, sehingga OP dapat dipahami lebih baik. Secara khusus, fungsi papan
peraga adalah :

a. Sebagai sarana komunikasi antara petani dengan pelaksana


pengelola irigasi.
b. Menjelaskan dan mengontrol mekanisme operasi jaringan irigasi.
c. Pemantauan kondisi dan keberfungsian jaringan irigasi
Oleh karena itu, papan peraga OP yang diperlukan dalam operasi dan
pemeliharaan.

a. Peta Wilayah Kerja


Peta wilayah kerja hendaknya dapat menampilkan
(i) potensi sumberdaya alam (jenis tanah, hidrogeologi, dan lain-
lain),
(ii) zona iklim (awal musim hujan dan kemarau);
(iii) produktivitas pertanian; dan
(iv) daerah genangan banjir/kekeringan.

b. Skema Irigasi
Skema irigasi yang perlu ditampilkan
(i) skema jaringan irigasi;
(ii) skema bangunan irigasi;
(iii) skema pembagian dan pemberian air.

Biaya papan peraga OP sebagai berikut :

dimana BM 2,3 = Biaya papan peraga (Rp/tahun)


: i = 1, 2, 3, ... ,n
nomor indeks peraga
1 = Peta Wilayah Kerja
2 = Peta Tematik Jenis Tanah
3 = Peta Tematik Hidrogeologi
4 = Peta Tematik Zona Iklim
5 = Skema Jaringan Irigasi
6 = Skema Bangunan Irigasi
7 = Skema Pembagian dan Pemberian Irigasi
BODI = Bobot DI AKNOP
= ADI AKNOP
∑ ADI
ADI AKNOP = Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)
ADI i = Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-i (Ha)
n = Jumlah jenis peraga yang dibutuhkan
HBMperaga i = Harga peraga OP (Rp/unit)
VBMperaga i = Jumlah kebutuhan peraga ke - i (unit)
i 1, 2, 3, ... ,n
nomor indeks perabot
1 = Kursi
2 = Meja
3 = Almari, dan seterusnya
n = jumlah jenis perabot
j = 1, 2, 3, ... ,n

nomor indeks daerah irigasi


m = jumlah daerah irigasi wilayah kerja

4) Operasional Kantor
Operasional Kantor meliputi :
(i) biaya listrik, air minum, telepon, pengiriman surat dan lain-lain;
(ii) biaya fotocopy laporan dan lain-lain;
(iii) biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat komputer dan
lain-lain).

Biaya operasional kantor dihitung lumpsum setiap bulan berdasarkan


kebutuhan rata-rata operasional per bulan, sehingga biaya operasional
kantor setiap tahun :

dimana BM2,4 = Biaya operasional kantor (Rp/tahun)


: i = Nomor indeks komponen operasional
= 1, 2, 3
1. biaya listrik, air minum, telepon, pengirim-
an surat dan lain-lain
2. biaya fotocopy laporan dan lain-lain
3. biaya pemeliharaan peralatan kantor
(servis perangkat komputer dan lain-lain)
BODI = Bobot DI AKNOP

ADI AKNOP = ADI AKNOP


∑ ADI

ADI i = Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)


BLOOK i = Luas Wilayah kerja daerah irigasi ke-j (Ha)
Biaya lumpsum operasional komponen
j = Operasional kantor ke-j (Rp/bulan)
1, 2, 3, ... ,m
m = nomor indeks daerah irigasi
jumlah daerah irigasi wilayah kerja

Total biaya bahan alat tulis, peralatan, prasarana dan operasional kantor
dalam

dimana : BMOP2 = Total biaya bahan Alat Tulis, peralatan, prasarana


dan operasional Kantor (Rp/tahun)
BMOP2,i = biaya bahan alat tulis, peralatan, prasarana dan
operasional kantor untuk komponen ke- i
(Rp/tahun)

i = 1, 2, 3, 4…nomer indeks biaya komponen


1 : Bahan Alat Tulis dan Peralatan Kantor
2 : Prasarana Kantor
3 : Papan Peraga OP
4 : Operasional Kantor

C. Sarana Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan


Sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan merupakan sarana yang diperlukan
dalam pelaksanaan operasi :
1) Kendaraan Operasi dan Pemeliharaan
Biaya kendaraan operasi dan pemeliharaan dihitung berdasarkan

dimana BMOP3,1 = Biaya kendaraan operasi dan pemeliharaan


: (Rp/tahun)
HBMkendaraan,j = Harga jenis kendaraan ke-j
VBMkendaraan,j = Jumlah tambahan kebutuhan jenis
kendaraan ke-j
VBOLBBM,j = Harga BBM jenis kendaraan ke-j

HBOLSK,j = (Rp/bulan)
Harga biaya surat kendaraan bermotor

HBOLSGO,j = untuk kendaraan ke-j


Harga biaya servis dan ganti olie untuk ken-

j = daraan ke - i (Rp/ 3 bulan)


1, 2..nomor indeks jenis kendaraan
1 : Kendaraan Roda Empat
2 : Kendaraan Roda Dua

Kendaraan disesuaikan dengan jumlah Kepala UPTD/Pengamat untuk


mobil pickup, sepeda motor untuk juru pengairan dan sepeda untuk
POB/PPA.

2) Perangkat Komputer dan Software OP


Perangkat Komputer dan Software OP dipergunakan untuk (i) mengolah
data OP; (ii) pengolahan aset irigasi; (iii) memperbaiki peta; (iv)
mengakses internet.
Oleh karena, kecepatan komputer dan software komputer hendaknya
mempunyai kemampuan tersebut.

Blangko OP dan laporannya selain tercetak dalam ukuran A4, juga


diperlukan pencetakan A3, sehingga diperlukan printer ukuran A4 dan A3.
Biaya perangkat komputer dan software OP, serta operasionalnya
dihitung berdasarkan :

dimana BM3,2 = Biaya komputer/printer/software operasi dan


: pemeliharaan jaringan irigasi (Rp / tahun)
HBMkomp,i = Harga pembelian jenis komputer ke - i
VBMkomp,i = Jumlah tambahan/baru kebutuhan jenis
komputer ke - i

i = 1, 2, dan 3…spesifikasi computer


1. Komputer Serve
2. Komputer Stand Alone Pengolahan Data
(CPU + Monitor 17" Wide + Software
Microsoft Office)
3. Komputer Stand Alone Technical Drawing
dan Mapping (CPU + Monitor 22" Wide +
Software Microsoft Office + Autocad +

HBMprinter,i = Map Infow)

VBMprinter,i = Harga pembelian jenis printer ke - j


Jumlah tambahan/baru kebutuhan jenis
komputer ke - i
j =
1 dan 2, nomor indeks jenis printer
1 : Printer Berukuran A4
2 : Printer Berukuran A3
BBOL1 =
Biaya operasional komputer (Rp/bulan)
BBOLinternet =
Biaya akses internet (Rp/Bulan)
HBHNj =
Biaya lumpsum bahan habis pakai printer
jenis ke-j (Rp/bulan)

3) Komunikasi
Komunikasi diperlukan dalam koordinasi pada saat operasi normal, banjir,
kekeringan dan konstruksi. Komunikasi mempergunakan HT dengan
kemampuan 5 km.
dimana BM3,2 = Biaya komunikasi operasi dan
: pemeliharaan jaringan irigasi (Rp/tahun)
HMOkomunikasi,j = Harga alat komunikasi jenis ke-j
JALkomunikasi, j = jumlah alat komunikasi jenis ke-j (unit) j
j = 1 dan 2… jenis komunikasi
= 1 : Handy Talky
2 : Rig
BOPkomunikasi, j = Biaya lumpsum alat komunikasi jenis ke-j
(Rp/bulan)

4) Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja merupakan sarana yang diperlukan pelaksana dalam
menjalankan tugasnya. Kebutuhan perlengkapan kerja ini ditentukan oleh
jumlah pelaksana operasi dan pemeliharaan.

dimana: BMOP3,3 = Biaya perlengkapan kerja operasi dan


peme-liharaan (Rp/tahun)
VUPTp2 = Jumlah personil UPT/Pengamat dengan
jabatan ke - i (orang)
P2 = nomor indeks jabatan personil
UPT/Pengamat
1 = Kepala UPT
2 = Staf UPT Operasi
3 = Staf UPT Pemeliharaan
4 = Juru/Mantri Pengairan
5 = POB
6 = PPA
= 7 = POB
HBOLperlengkapan, k = Harga perlengkapan kerja ke - k
k = 1, 2, 3, 4 dan 5

IV -
2020
nomor indeks perlengkapan. Kerja
1 = Pakaian Kerja
2 = Sepatu Kerja
3 = Topi lapangan
4 = Jas Hujan
5 = Sepatu Boot

5) Perlengkapan Survey dan Operasi


Perlengkapan survey dan operasi merupakan peralatan yang
dipergunakan untuk survey dan pelaksanaan operasi.
Perlengkapan survai yang dibutuhkan adalah GPS, kamera digital, safety
belt (pembersihan pintu gerak/bendung), kalkulator, senter, roll meter 5 m,
roll meter 50 m dan current meter (kalibrasi bangunan ukur). Masing-
masing juru mendapat satu alat setiap jenis perlengkapan, kecuali current
dimiliki oleh UPTD.

Biaya perlengkapan survey dan operasi adalah sebagai berikut :

Dimana : BMOP3,5 = Biaya perlengkapan survai dan operasi


(Rp /tahun)
VBOL1+4 = Jumlah unit kejuron (UPT ke - 4 juru
pengairan) + unit UPT
HBOLsurvey (k) = harga perlengkapan survai dan operasi ke -k
1,2,3, ... , 7
k = Nomor indeks perlengkapan survey dan operasi
= 1 = GPS
2 = Kamera Digital
3 = Safety Belt
4 = Kalkulator
5 = Senter
6 = Roll Meter 5 m
7 = Roll Meter 50 m

Bobot DI AKNOP
= ADI AKNOP

BODI
= ∑ ADI

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)

ADI AKNOP = Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-j (Ha)


ADI i = 1, 2, 3, ... ,m
j = nomor indeks daerah irigasi
m = jumlah daerah irigasi wilayah kerja

Total biaya sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan sebagai berikut :

Dimana BM3 = Total biaya sarana pelaksana operasi dan


: pemeliharaan (Rp/tahun)
BM3,i = biaya sarana pelaksana operasi dan
pemeliharaan untuk komponen ke - i
(Rp /tahun)
i = 1, 2, 3, 4
= nomor indeks sarana pelaksana operasi
dan pemeliharaan
1 = kendaraan operasi dan pemeliharaan
2 = perangkat komputer dan software OP
3 = komunikasi
4 = perlengkapan kerja
5 = perlengkapan survai dan operasi

D. Kegiatan Pendukung Operasi dan Pemeliharaan


Kegiatan pendukung operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan melakukan
aktivitas sebagai berikut :
D.1 Pemetaan dan Skema Jaringan Irigasi

1) Koordinasi Pelaksanaan

Koordinasi pelaksanaan merupakan aktivitas menilai kondisi data


pendukung operasi dan pemeliharaan, serta merencanakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
Indikator Pekerjaan : Terbentuknya Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Biaya koordinasi pemetaan dan skema jaringan irigasi sebagai berikut :

dimana : BM4,1 = Biaya koordinasi pemetaan dan skema


jaringan irigasi (Rp/tahun)
VBOLp2 = Jumlah personil OP pada jabatan ke-i
p2 = nomor indeks jabatan personil OP
1 = Kabid OP Dinas Pengelola
2 = Kasi OP Dinas Pengelola
3 = Staf OP Dinas Pengelola
4 = Kepala UPT
5 = Staf UPT Operasi
6 = Staf UPT Pemeliharaan
7 = Juru/Mantri Pengairan
HBOLrapat = Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

2) Inventori Spatial (GPS)

Inventori spatial dilakukan dengan mengamati potensi bangunan dan


trase saluran.
Indikator Pekerjaan : Diperolehnya data
a. Data Koordinat GPS Bangunan
b. Trase GPS Saluran
Ke-dua data ini terekam dalam GPS dan dapat dibaca/transfer ke
komputer dengan software transfer (misal Map Source)
Biaya inventori spatial (GPS) sebagai berikut :

dimana : BM 4,2 = Biaya inventori spatial dalam pemetaan dan

skema jaringan irigasi (Rp/tahun)


VSPJp2 = Jumlah personil OP pada jabatan ke-i
p2 = nomor indeks jabatan personil OP
4 = Kepala UPT
5 = Staf UPT Operasi
6 = Staf UPT pemeliharaan
7 = Juru/Mantri Pengairan
HSPJlocal = Biaya perjalanan dinas lokal (orang)
VSPJkendaraan = Jumlah kendaraan yang dipergunakan
HSPJBBM = (buah)

LHRIS = Biaya bahan bakar motor (Rp/Hari)


= Lama inventori spatial (hari)
LSAL
4000

Catatan : LSAL = Total panjang saluran (m)


lama inventori diasumsikan setiap 4.000 m
(4 km) membutuhkan 1 (satu) hari kerja

3) Pembuatan/Update Peta dan Skema Digital

Pembuatan/update peta dan skema digital dilakukan secara swakelola


dengan nara sumber dan instansi lain (jika diperlukan).
Indikator Pekerjaan : Terbentuknya/update pada
a . Peta Wilayah Kerja
b . Skema Irigasi
• Skema Jaringan Irigasi
• Skema Bangunan Irigasi
• Skema Pembagian dan Pemberian Irigasi
Biaya pembuatan/update peta dan skema digital adalah sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,3 = Biaya pembuatan/upgrade peta dan skema


digital (Rp/Tahun)

LJM = Lama pertemuan dengan narasumber (jam)


AD I x 2 j a m
=
1000
ADI = Luas layanan daerah irigasi AKNOP (Ha)

GU3 = Honor jasa profesi (jam pertemuan)


HSPJlocal = Biaya perjalanan dinas lokal untuk mengkalibrasi
koordinat peta (hari), asumsi 2 (dua) hari kerja
BBHNATK = biaya lumpsum alat tulis kantor dalam
pembuatan/upgrade peta dan skema digital (Rp)
BPOLpetadasar, (i) = Pembelian peta dasar ke – 1

i 1,2,3, dan 4,.. nomor indeks peta dasar


1 = Peta Rupa Bumi Indonesia (No Lembar)
2 = Peta Hidrogeologi (No Lembar)
3 = Peta Jenis Tanah (No Lembar)
JIPIJ = Jumlah instansi pengelola irigasi ke – j

j = 1, 2, 3, 4 dan 5
nomor indeks instansi pengelola irigasi
1 = Satker BBWS
2 = Dinas pengelola irigasi provinsi
3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten
4 = UPT/Pengamat
5 = Kejuron

k = 1 dan 2
= nomor indeks jenis penggandaan
1 = Digital printing (peraga)
2 = Fotocopy A3/A4
D.2. Penelitian Satuan Kebutuhan Air dan Awal Tanam
Penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam dipergunakan mengkaji
satuan kebutuhan air irigasi untuk menentukan Faktor K dalam pembagian dan
pemberian air irigasi.
Indikator Pekerjaan : Diperoleh hasil pengolahan data berupa :
a. Nilai Satuan Kebutuhan (1/detik/Ha) pada berbagai pertumbuhan
tanaman
• Padi : - Pengolahan Tanah
− Persemaian
− Pertumbuhan
• Polowijo : - Perlu banyak air
− Perlu sedikit air
• Tebu, dan komoditi unggulan wilayah

b. Periode/Waktu awal tanam golongan (jika diperlukan)


Perhitungan satuan kebutuhan air dan awal tanam berdasarkan
Kriteria Perencanaan Irigasi (PU, 1986. KP-01 Jaringan Irigasi).
Biaya penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam dihitung
berdasarkan persamaan :

dimana : BMOP 4,4 = Biaya penelitian satuan kebutuhan air dan


awal tanam (Rp/Tahun)
LJM = Lama pertemuan dengan nara sumber (jam)

= ADI x 2 jam
1000
ADI = Luas layanan daerah irigasi AKNOP (Ha)

GU3 = honor jasa profesi (jam pertemuan)


= biaya perjalanan dinas lokal untuk
HSPJlocal
pengumpulan data klimatologi dan data
hujan (hari)
(di asumsikan 2 hari kerja)

BBHNATK = biaya lump sum alat tulis kantor dalam pene-


litian satuan kebutuhan air dan awal tanam
(Rp)
JPOj = Jumlah wakil dari instansi pengelola irigasi
ke - j (orang)
JIPIj = Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit)
BPOLpenggandaan(2) = Biaya penggandaan laporan dengan jenis
penggandaan jenis fotocopy A3/A4
j = 1, 2, 3, 4 dan 5
= nomor indeks instansi pengelola irigasi

1 = Satker BBWS
2 = Dinas pengelola irigasi provinsi
3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten
4 = UPT/Pengamat
5 = Kejuron

k = 1 dan 2
= nomor indeks jenis penggandaan
1 = Digital printing (peraga)
2 = Fotocopy A3/A4

D.3. Buku Purna Laksana dan Buku Pedoman


Buku purna laksana merupakan buku yang berisikan gambar teknik
bangunan/saluran, sedangkan buku pedoman merupakan buku yang dipakai
sebagai pedoman dalam melakukan operasi dan pemeliharan. Buku puma
laksana dipergunakan sebagai pedoman dalam perbaikan kerusakan
ban.gunan/saluran, agar perbaikan sesuai dengan disain awal.

Indikator Pekerjaan : Diperoleh hasil pengumulan :


a. Buku Puma Laksana
b. Buku Pedoman

Biaya pengumpulan puma laksana dan buku pedoman sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,5 = Biaya pengumpulan buku puma laksana


dan buku pedoman (Rp/Tahun)Lama
HSPJ = pertemuan
= biaya perjalanan dinas untuk
pengumpulan buku puma laksana dan
BBHNATK = buku pedoman (hari)
(di asumsikan 2 hari kerja)
JIPIj = biaya lump sum alat tulis kantor dalam
BPOLpenggandaan(2) = penelitian satuan kebutuhan
Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j

j = (unit)
= Biaya penggandaan laporan dengan
jenis penggandaan jenis fotocopy A3/A4
1, 2, 3, 4 dan 5
nomor indeks instansi pengelola irigasi
1 = Satker BBWS
2 = Dinas pengelola irigasi provinsi
3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten
4 = UPT/Pengamat
5 = Kejuron

k = 1 dan 2
= nomor indeks buku/laporan
1 = Buku Puma Laksana
2 = Buku Pedoman OP Kejuron
3 = Buku Pedoman OP UPT/Pengamat
4 = Buku Pedoman OP Provinsi
D.4 Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
Masyarakat petani dapat berperan serta dalam operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya yang disalurkan melalui P3A/GP3A/IP3A.

Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dapat diwujudkan dalam

1) Operasi : Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat


berpartisipasi dalam operasi jaringan irigasi pada
(Permen Nomor 30 Tabun 2007 Pasal 22 Ayat (2)) :
a. pengajuan usulan rencana tata tanam;
b. pengajuan kebutuhan air;
c. pemberian masukan mengenai pengubahan rencana tata
tanam, pengubahan pola tanam, pengubahan jadwal tanam,
dan pengubahan jadwal
d. pemberian/pembagian air dalam hal terjadi perubah-an
ketersediaan air pada sumber air.

2) Pemeliharaan : Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat


berpartisi pasi dalam pemeliharaan jaringan irigasi pada :
a. Pengamanan jaringan irigasi (Permen Nomor 30 Tahun 2007
Pasal 25 Ayat (1) dan (2))

b . Penelusuran Jaringan. Irigasi (Permen Nomor 30 Tahun 2007


Pasal 23 Ayat (2))

• penyampaian usulan prioritas pekerjaan atau /dan


• cara pelaksanaan pekerjaan.
c. Penyusunan kebutuhan biaya

Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat memberi-


kan usulan kontribusi berupa material atau dana untuk
membantu pembiayaan pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan cara swakelola (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal
23 Ayat (3)).
d. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi primer
dan sekunder (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 15 Ayat
(2) dan (3))

Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat perpartisipasi


dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi
primer dan sekunder berdasarkan nota kesepahaman yang
ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan dan wakil
masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A.

Nota kesepahaman berisikan (i) rincian pekerjaan yang akan


dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan; dan (ii)
bentuk partisipasi masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A
dalam pekerjaan pemba-ngunan dan/atau peningkatan
jaringan irigasi primer dan sekunder yang akan dilaksanakan.

e . Masyarakat petani baik secara perseorangan


maupun berkelompok dapat melakukan pekerjaan perbaikan
darurat dan melaporkan pekerjaan yang telah dilaksanakan
kepada penanggung jawab kegiatan pemeliharaan. Jika
terjadi kerusakan jaringan irigasi akibat bencana atau
kejadian lain yang tidak dapat ditangani sendiri, masyarakat
petani/ P3A/ GP3A/ IP3A segera menyampaikan laporan
kerusakan dimaksud kepada penanggung jawab kegiatan
melalui pengamat untuk perbaikan lebih lanjut (Permen
Nomor 30
Tahun 2007 Pasal 25 Ayat (3) dan (4)).

Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dapat dicapai jika P3A/GP3A/IP3A


mempunyai kemampuan dalam aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2007


Tentang Pedoman Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif,
Pemberdayaan P3A merupakan upaya pembentukan, penguatan, dan

IV -
3030
peningkatan kemampuan P3A yang meliputi aspek kelembagaan, teknis, dan
pembiayaan dalam persiapan operasi dan pemeliharaan.

Pemberdayaan dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus


melalui metode lapangan dan klasikal, antara lain : (i) sosialisasi; (ii) motivasi;
(iii) kunjungan lapangan; (iv) pertemuan berkala; (v) fasilitasi; (vi) studi banding;
(vi) bimbingan teknis; (vii) pendidikan dan pelatihan; dan (viii) pendampingan.
Metode pemberdayaan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
setempat dari basil profil sosioekonomi, teknik, kelembagaan, serta hasil
pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala (Permen Nomor
30 Tahun 2007 Pasal 21 Ayat (1) dan (2)).

Pemberdayaan P3A/ GP3A/IP3A dilaksanakan dengan kegiatan -


kegiatan sebagai berikut :

1) Rapat Koordinasi Evaluasi Kebutuhan P3A/GP3A/IP3A


Rapat koordinasi evaluasi potensi dan kebutuhan P3A/GP3A/IP3A
dilakukan pada awal tahun. Rapat ini dihadiri oleh instansi pengelola irigasi,
wakil P3A/GP3A/IP3A dan komisi irigasi.

Indikator Pekerjaan : Terbentuknya rencana kerja pemberdayaan

P3A/ GP3A/ IP3A


Biaya koordinasi evaluasi potensi dan kebutuhan P3A/GP3A/IP3A sebagai
berikut :

dimana : BMOP 4,6 = Biaya koordinasi pemetaan dan skema


jaringan irigasi (Rp/tahun)
JIPIj = Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit)
JOPi = Jumlah personil wakil kelembagaan pengelola
irigasi ke-i
i = nomor indeks kelembagaan pengelola irigasi
1 = Komisi Irigasi
2 = Kelompok Pemandu Lapang (KPL)
3 = UPT/Pengamat

IV -
3131
4 = P3A
5 = GP3A
6 = IP3A
HOPrapat = Biaya konsumsi rapat (orang)

2) Sosialisasi, Motivasi, Kunjungan Lapang dan Pertemuan Berkala


Sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pemandu lapang atau komisi irigasi
untuk pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A.

Indikator Pekerjaan : Peningkatan wacana, kemauan dan kemampuan

P3A/ GP3A/ IP3A.

Kegiatan : a. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,

kunjungan lapang dan pertemuan berkala


secara rutin bulanan untuk P3A/GP3A/IP3A
pasif.
b . Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,
kunjungan lapang dan pertemuan berkala
secara rutin setiap musim untuk P3A/ GP3A/
IP3A aktif.

Biaya sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala


P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,7 = Biaya sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang


dan pertemuan berkala P3A/ GP3A/IP3A (Rp /
JP3A ij = tahun)
j = jumlah P3A/GP3A/IP3A pada tingkat P3A ke –
= j dalam wilayah kejuron ke-i
1, 2, 3
nomor tingkat P3A/GP3A/IP3A
1 = P3A
i = 2 = GP3A
3 = IP3A
n = 1, 2, 3, ..., n
nomor indeks kejuron
jumlah kejuron

3) Fasilitasi P3A/ GP3A/ IP3A

Secara umum pengertian fasilitasi dapat diartikan sebagai suatu


proses "mempermudah" sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Dalam pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dilakukan fasilitasi adalah
sebagai berikut :

a. Fasilitasi Rapat
Rapat dalam operasi yang perlu dilakukan oleh P3A/GP3A/IP3A
adalah :
• Rapat Usulan Dan Sosialisasi Rencana Tata Tanam
• Rapat Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
• Rapat Pembuatan Rencana Ketja P3A/GP3A/IP3A

b. Fasilitasi Dokumen
Fasilitasi dokumen yang perlu dilaksanakan adalah :
• Buku Anggota
• Buku Kas
• Buku Notulen Rapat
• Buku Agenda Surat
• Buku Tamu
• Buku Program Kerja
• Buku Keuangan
• Buku Keuangan IPAIR
• PSETK
• Program Kerja

Indikator Pekerjaan : Peningkatan aktivitas dan administrasi


P3A/ GP3A/ IP3A.

Kegiatan : a. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,


Kunjungan lapang dan pertemuan berkala
secara rutin bulanan untuk P3A/GP3A/IP3A
pasif.

b. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,


kunjungan lapang dan pertemuan berkala
secara rutin setiap musim untuk P3A/ GP3A/
IP3A aktif.

Biaya Fasilitasi P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,8 = Biaya fasilitasi P3A/GP3A/IP3A


(Rp/tahun)jumlah P3A/GP3A/IP3A pada
tingkat P3A ke – j dalam wilayah kejuron ke-i
JP3Anon-rapat, i = Jumlah P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak
melaksanakan rapat ke - i
JP3Anon-dokumen, i = jumlah P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak
melaksanakan dokumen ke - j

JOP3Anon-rapat (i,k) = Jumlah pengurus P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak


melaksanakan rapat ke - i (orang)
biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
HPOPLj =
1, 2, 3, ..., ni
i =
nomor indeks rapat P3A/GP3A/IP3A
1 = Rapat Usulan
2 = Rapat Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
3 = Rapat Pembuatan Rencana Kerja
P3A/GP3A/IP3A
ni = jumlah jenis rapat P3A/GP3A/IP3A
= 3
= 1, 2, 3, ..., nj
= nomor indeks dokumen P3A/GP3A/IP3A
1 = Buku Anggota
2 = Buku Kas
3 = Buku Notulen Rapat
4 = Buku Agenda Surat
5 = Buku Tamu
6 = Buku Program Kerja
7 = Buku Keuangan
8 = Buku Keuangan IPAIR
9 = PSETK
10= Program Kerja
nj = jumlah jenis dokumen P3A/GP3A/IP3A
= 10

4) Studi Lapang

Studi lapang adalah melakukan kunjungan ke lokasi P3A/GP3A/IP3A


yang mempunyai kemampuan kelembagaan, teknis dan keuangan
lebih baik daripada P3A/GP3A/IP3A dalam wilayah kabupaten.
Studi lapang ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan
pengetahuan pengurus P3A/GP3A/IP3A dengan menimba
pengetahuan dan bertukar pengalaman secara langsung dengan
P3A/GP3A/IP3A lainnya.
Setiap tahun, setiap kelembagaan P3A/GP3A/IP3A hendaknya
diwakili oleh satu atau dua wakil.

Indikator Pekerjaan : Peningkatan kompetensi dan daya swing P3A/


GP3A/IP3A.

Kegiatan : Melakukan studi lapang


Biaya Study Lapang P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana :
BMOP 4,9 = Biaya study lapang P3A/ GP3A / IP3A
(Rp/tahun)
JOP3AStudyLapang, i = jumlah personil P3A/GP3A/IP3A ke – i yang
melaksanakan study lapang
i = 1, 2, 3
= nomor tingkat P3A/GP3A/IP3A
1 = P3A
2 = GP3A
3 = IP3A
i = 1, 2, 3, ..., n
nomor indeks kejuron
BOPLStudyLapang = biaya study lapang (Rp/orang)

5) Pelatihan

Pelatihan P3A/GP3A/IP3A dimaksud untuk meningkatkan pengetahuan,


keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia pengurus
P3A/GP3A/IP3A, sehingga P3A/GP3A/IP3A dapat berpartisipatif dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.

Pelatihan P3A/GP3A/IP3A hendaknya merupakan konsep pengembangan


sumberdaya manusia pengurus P3A/GP3A/IP3A yang terencana dengan
hambatan keterbatasan pendanaan dan masa periode kepengurusan
P3A/GP3A/IP3A pada umumnya 4 – 5 tahun. Oleh karena itu perlu
direncana-kan semua pengurus mendapat pelatihan dan jika terjadi
perubahan pengurus, pengurus baru mendapat pelatihan juga.

Pelatihan yang dibutuhkan oleh pengurus P3A/GP3A/IP3A dalam


peningkatan partisipatif adalah :
a. Pelatihan OP Partisipatif
Pelatihan OP partisipatif dimaksudkan P3A/GP3A/IP3A memahami peran
serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Materi pelatihan meliputi (i) Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi
Partisipatif, (ii) Peran P3A/GP3A/IP3A Operasi Jaringan Irigasi; (iii) Peran
P3A/GP3A/IP3A Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

b. Konstruksi Partisipatif

Pelatihan Konstruksi Partisipatif dimaksudkan P3A/GP3A/IP3A


memahami tata cara konstruksi dalam pemeliharaan jaringan irigasi.
Materi pelatihan meliputi (i) Program pemeliharaan partisipatif (ii)
Kerusakan Bangunan/Saluran Irigasi; (iii) Rencana Konstruksi Perbaikan
Konstruksi Bangunan/Saluran Irigasi; (iv) Rencana Biaya Konstruksi
Bangunan/Saluran Irigasi; (v) Jadwal dan Evaluasi Pelaksanaan
Konstruksi; (vi) Laporan.

Biaya Pelatihan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana :
BMOP 4,10 = Biaya pelatihan P3A/ GP3A/ IP3A (Rp/tahun)
JOP3APelatihan (i) = Jumlah personil P3A/GP3A/IP3A yang
mengikuti pelatihan ke - i
i = 1, 2, 3
= Nomor indeks pelatihan
1 = OP Partisipatif
2 = Konstruksi Partisipatif
BOPL Pelatihan (i) = Biaya pelatihan ke - i (Rp/Orang)

6) Pendampingan P3A/GP3A/IP3A

Pendampingan merupakan suatu aktivitas pendampingan sosial guna


mencapai tujuan tertentu. Pendampingan tidak hanya melakukan
penyampaian informasi dan teknologi kepada masyarakat semata, tetapi
pendampingan juga mendampingi aktivitas kegiatan. Pendampingan
hendaknya bersifat fasilitator masyarakat (community facilitator/CF)
karena tugasnya lebih sebagai pendorong, penggerak, katalisator,
motivator masyarakat, sementara pelaku dan pengelola kegiatan adalah
masyarakat sendiri.
Pendampingan P3A/GP3A/IP3A dalam operasi dan pemeliharaan
diutamakan dilakukan pada aktivitas kegiatan rencana tata tanam,
pembagian air irigasi, penelusuran dan pembuatan program kerja.

Biaya Pelatihan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana :
BMOP 4,11 = Biaya pendampingan P3A/ GP3A/ IP3A
(Rp/tahun)
JP3A Pendampingan (i) = Jumlah P3A/GP3A/IP3A yang dilakukan
pendampingan (unit)
BOPL Pendampingan (i) = Biaya pelatihan ke - i (Rp/Orang)

4.1.4 Tata Cara Rencana Kegiatan dan AKNOP Aspek Operasi

A. Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi


Air dibutuhkan berbagai keperluan baik untuk irigasi, maupun non-irigasi.
Di sisi lain, ketersediaan air terbatas. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan
tindakan melestarikan dan menjaga lingkungan, agar ketersediaan air terjaga;
dan melakukan pengelolaan air yang baik; dan pemanfaatan air yang efektif dan
efisien.

Pengelolaan air yang baik dan pemanfaatan air yang efektif dan efisien ini
perlu dilakukan rencana alokasi air. Rencana alokasi air ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Pasal 43 ayat 3 butir a dan Pasal 71 ayat 3. Pelaksanaan rencana
alokasi air sementara dilaksanakan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Nomor 04/SE/D/2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air.

Indikator Pekerjaan : Diperoleh Hak Guna Pakai Irigasi

Kegiatan : Berperan aktif dalam rencana alokasi air dengan kegiatan

a. Tahap Perencanaan
• Penyediaan data statis (skema jaringan irigasi dan peta
daerah irigasi untuk mendukung peta lokasi prasarana
sumber daya air pengatur air)
• Penyediaan data dinamis (Peta Lokasi Titik
Pengambilan, daerah Layanan, Kurva karateristik
waduk, dan data debit rata-rata harian minimum 10
tahun)
b. Pelaksanaan alokasi air
Mengikuti Standar Operasi Prosedur (SOP) dengan
melakukan kegiatan persiapan, operasional dan
pelaksanaan sesuai rencana alokasi air rinci yang telah
ditetapkan.

c. Pengawasan alokasi air


Periode pengawasan dilakukan minimal dua kali dalam satu
tahun yang dilaksanakan pada awal musim hujan dan awal
musim kemarau. Bentuk pengawasan dilakukan dengan
cara (i) kontrol pelaksanaan alokasi air di lapangan; (ii)
penilaian kinerja sarana dan prasarana sumber daya air;
penertiban penggunaan air.

d. Pemantauan dan Evaluasi


Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan
melaksanakan:

• Koreksi terhadap pelaksanaan alokasi air, dilakukan


apabila penyimpangannya masih dalam batas toleransi
yang telah disepakati, dengan melakukan upaya
pencegahan.
• Koreksi terhadap rencana alokasi air rinci, dilakukan
apabila terjadi penyimpangan yang melebihi batas
toleransi yang telah disepakati, antara lain yang
disebabkan oleh perubahan kondisi cuaca, bencana
alam, serta perubahan kebijakan.
Penyusunan neraca air dan penyelenggaraan alokasi air
dikoordinasi dalam lembaga koordinasi (Tim Koordinasi
Pengelola Sumberdaya Daya Air, TKPSDA).

Biaya Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi sebagai
berikut:

dimana : BO1 = Biaya Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak


Guna Pakai Irigasi (Rp/tahun)
BSPJd = Biaya perjalanan dinas untuk perjalanan
dinas tipe-d (Rp/kali)
Status DI : Pernerintah
1 = Site - Ibukota
Status DI : Provinsi
2 = Site - Ibukota Provinsi
Status DI : Kabupaten/Kota
3 = Perjalanan lokal
nspi = Jumlah koordinasi dalam Rencana Alokasi
VSPJpersonil = Jumlah personil wakil instansi (orang)
p2 = nomor indeks jabatan pegawai
1 = Kabid OP Dinas Pengelola
2 = Kasi OP Dinas Pengelola
3 = Staf OP Dinas Pengelola
BBOLDataStatis =

IV -
4040
= Biaya pengumpulan dan fotocopy dokumen
BBOLDataDinamis statis (Rp/Tahun)
= Biaya pengumpulan dan fotocopy dokumen
VBOLP3A = statis (Rp/Tahun)
BBOLRapat Jumlah personil wakil P3A/GP3A/IP3A
Biaya konsumsi rapat (orang)

B. Perencanaan Operasi
Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi dalam Lampiran I Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007 dilaksanakan sebagai berikut :

1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan


2) Perencanaan Tata Tanam
3) Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

Perencanaan operasi dilaksanakan dengan biaya sebagai berikut :

dimana : BO = Biaya Rencana Operasi (Rp/Tahun)

BOi = Biaya rencana operasi pada kegiatan ke – i


i = Nomor indeks kegiatan operasi
1 = Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
2 = Perencanaan Tata Tanam
3 = Rencana Tahunan Pembagian dan
Pemberian Air Irigasi

B.1 Perencanaan Tata Tanam

Penyusunan rencana tata tanam dilaksanakan oleh dinas kabupaten/kota


atau dinas provinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan usulan
perkumpulan petani pemakai air (PP Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 38).
Rencana tata tanam dibahas di komisi irigasi dan ditetapkan oleh
Bupati/Gubernur sesuai kewenangannya.

Indikator Pekerjaan : Rencana Tata Tanam Global (RTTG) disahkan


oleh
Bupati/Gubernur sesuai kewenangan dan

Kegiatan tindasan RTTG disosialisasikan kepada


:
P3A/GP3A/IP3A.

a. Perencanaan Tata Tanam Detail


Perencanaan. Tata Tanam Detail
dilaksanakan mulai dan usulan dari
P3A/GP3A/IP3A (Blangko 01-0),
rekapitulasi oleh juru/pengamat (Blangko
02-0 dan Blangko 03-0).
b . Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun
Rencana Tata Tanam
c . SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai
Rencana Tata Tanam
d . Sosialisasi SK Bupati/Walikota atau
Gubernur Rencana Tata Tanam

Biaya Perencanaan Tata Tanam adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan Tata Tanam Detail


BO2,1 = VSPJp3Ap3 x HSPJlokal VBOLLbr x HBOLFotocopy

2) Rekapitulasi Rencana Tata Tanam


BO2,2 = ∑ VBOLBO-i x HBOLFotocopy

3) Pembahasan RTT
BO2,3 = VSPJ x HSPJlokal x nspj

4) Sosialisasi RTT
BOP2,4 = BOPLRapat x (∑VBOLp3A,p3 + ∑VBOLUPT,p2) + VSPJP3A x
HsPJlokal
Biaya Perencanaan Tata Tanam BOP2 = ∑BOP2,1

dimana : B0P2 = Biaya perencanaan tata tanam (Rp/tahun)


BOP3,1 = Biaya perencanaan tata tanam pada
kegiatan ke-i
i = 1,2,3 dan 4
1 = Perencanaan tata tanam detail
2 = Rekapitulasi Tata Tanam
3 = Pembahasan RTT
4 = Sosialisasi RTT (setahun dua kali)
VBOLBO-i = jumlah blangko operasi ke-i
i = nomor indeks blangko
02-0 Usulan Rencana Tata Tanam
03-0 Rekapitulasi Usulan Rencana Tata
VBOLP3A,p3 = Tanam
p3 = jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A
nomor indeks blangko
1 = P3A
2 = GP3A
VBOLpersonil,p2 = 3 = IP3A
P2 = Jumlah pelaksana kegiatan
nomor indeks jabatan pegawai
5 = Staf UPT Operasi
6 = Staf UPT Pemeliharaan
HSPJlokal = 7 = Juru/Mantri Pengairan HSPJ lokai
Biaya perjalanan dinas lokal (kali)

B.2. Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

Rancangan rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi


disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi dan
usulan perkumpulan petani pemakai air mengenai kebutuhan air dan
rencana tata tanam, kemudian disepakati oleh komisi irigasi kab/kota atau
provinsi ditetapkan melalui keputusan bupati/walikota, gubernur, atau
menteri sesuai kewenangannya dan atau penyelenggaraan wewenang
yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah yang bersangkutan (PP
Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 41).

Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi


menunjukkan Para pemberian air yang dilakukan pada berbagai periode
pembagian dan pemberian air (10 harian atau 15 harian), yaitu :

1 ) Pembagian dan pemberian air secara terus-


menerus (continous flow), jika debit lebih besar dan 70% debit
rencana air irigasi.
2) Pembagian dan pemberian air secara rotasi, jika kondisi debit
50-70% dari debit rencana air irigasi
3) Pembagian dan pemberian air secara terputus-
putus ("intermitten") dilaksanakan dalam rangka efisiensi
penggunaan air pada jaringan irigasi yang mempunyai sumber
air dari waduk atau dan sistem irigasi pompa

Indikator Pekerjaan : Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian


Air Irigasi disahkan oleh Bupati/Gubernur sesuai
kewenangan dan disosialisasikan kepada P3A/
GP3A/ IP3A.Perencanaan Tata Tanam Detail

Kegiatan :
a. Pengumpulan Data Rencana Penyediaan Air
Tahunan dan Rencana Tata Tanam
b. Estimasi Efisiensi Jaringan Irigasi
c. Perhitungan Rencana Tahunan Pembagian
dan Pemberian Air
d. Pembahasan Komisi Irigasi
e. SK Bupati/Walikota atau Gubernur Rencana
Tahunan Pembagian dan Pemberian Air
f. Sosialisasi SK Bupati/Walikota atau
Gubernur Rencana Tahunan Pembagian dan
Pemberian Air
Biaya penyediaan air tahunan adalah sebagai berikut :

BOP24 = BOPLRapat x (∑VBOLP3A,p3 + ∑VBOLUPT.p2) + VSPJP3A x


HSPJlokal

dimana : BOP2,4 = Biaya penyediaan air tahunan (Rp/tahun)


VBOLP3A,p3 = Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A
p3 = nomor indeks kelembagaan P3A
1 = P3A
2 = GP3A
3 = IP3A
VBOLpersonil, p2 = Jumlah pelaksana kegiatan
p2 nomor indeks jabatan pegawai
5 = Staf UPT Operasi
6 = Staf UPT Pemeliharaan
7 = Juru/Mantri Pengairan HSPJ lokai
HSPJlokal = Biaya perjalanan dinas lokal (kali)

C. Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi


Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi merupakan kegiatan membagi air
yang tersedia sesuai kebutuhan tanaman. Ketersediaan air irigasi tidak sesuai
kebutuhan air irigasi. Jika ketersediaan air irigasi berlebihan, harus dibuang dan
jika kekurangan harus dibagi secara adil (proposional sesuai kebutuhan) dan
merata (seluruh daerah layanan terairi). Oleh karena itu, dilakukan perhitungan
kebutuhan air berdasarkan luas tanaman, kemudian ditentukan faktor/unit
pembagian air irigasi (Faktor K/LPR-FPR) dan jatah air diatur dengan operasi
bangunan pengatur.

Indikator Pekerjaan : Ketersediaan air yang ada dapat dibagi sesuai


kebutuhan tanaman.

Kegiatan :
1) Pencatatan realisasi keadaan air dan tanaman di masing-masing
wilayah kerja juru pengairan/mantri pada Blangko 04-0 setiap
periode 2 (dua) mingguan.
Detail Kegiatan : a. Penyediaan Blangko 04-0

b. Pengisian Blangko 04-0

2 ) Perhitungan kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai


dengan realisasi pada periode 2 (dua) mingguan dengan
menggunakan Blangko 05-0.

3 ) Pencatatan debit saluran dengan menggunakan Blangko 06-0


dilakukan oleh petugas operasi bendung (POB)/petugas pintu air
(PPA) pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder, dan
bangunan sadap tersier yang dilaksanakan setiap 2 (dua)
mingguan guna mengetahui realisasi detil yang dialirkan setiap
luas saluran sesuai dengan rencana pembagian dan pemberian
air.

4 ) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer


Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap
petak tersier serta kebutuhan air di pintu pengambilan maka
dengan menggunakan Blangko 07-0 dapat ditetapkan
pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang
merupakan jumlah kebutuhan air di petak-petak tersier di masing-
masing jaringan sekunder dan primer ditambah dengan
kehilangan air.

5 ) Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan


Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan
pengambilan dilakukan 2 kali setiap hari (pagi dan sore) dengan
menggunakan Blangko 08-0 oleh petugas pintu air baik yang
dialirkan ke jaringan primer maupun yang limpas bendung.

6 ) Perhitungan faktor K
Dan hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan
terjadi kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian
dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi dengan menggunakan
perhitungan faktor K dengan persamaaan :

Qa
K =
QR
Dimana : Qa = Debit yang tersedia di bendung (l/detik)

QR = Debit yang diperlukan di bendung (l/detik)

Maka koreksi pembagian dan pemberian air dengan Blangko


09-0. Untuk daerah yang telah menggunakan cara
perhitungan/metode lain dalam pembagian air (pasten, FPR, dll)
tetap dapat digunakan.

7) Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Daerah Irigasi


Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat
pengamat/ cabang dinas/ ranting/ pengamat/UPTD / cabang
dinas/ korwil/korwil PSDA melaksanakan pencatatan realisasi
luas tanam dan pembagian serta pemberian airnya per daerah
irigasi dengan melakukan pencatatan per musim tanam selama
satu tahun dengan menggunakan Blangko 10-0.

8) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota


Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat
subdin PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam per
daerah irigasi per musim tanam (MT) per kabupaten/kota.
Dengan menggunakan Blangko 11-0 yang dilaksanakan oleh
petugas Dinas Kabupaten yang membidangi irigasi/sumber daya
air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-
III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam,
realisasi tanam, dan areal terkena musibah.

9) Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Provinsi


Petugas dinas provinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin
PSDA melaksanakan pencatatan rekapitulasi dan Blangko 12-0
yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi
irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu
tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi
mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena
musibah.

10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi


Bangunan pengatur irigasi merupakan bangunan yang berfungsi
untuk mengatur air ke jaringan irigasi, membagi air antar saluran
dan menyadap air ke petak tersier. Secara fungsional bangunan
pengatur irigasi dapat berbentuk bendung, bangunan bagi,
bangunan bagi-sadap dan bangunan sadap. Pada umumnya
bangunan pengatur ini dilengkapi dengan pintu air dan bangunan
ukur.

Pengoperasian bangunan pengatur irigasi pada dapat dibedakan


menjadi dua kondisi, yaitu (i) kondisi normal dan kekurangan air;
dan (ii) kondisi banjir (kelebihan air); dan kondisi khusus (misal :
kantung lumpur penuh dan lain-lain).

a . Kondisi Normal atau kekurangan air

Pengoperasian bangunan pengatur irigasi dilakukan guna


mengalir-kan air irigasi sesuai dengan kebutuhan.

Bukaan pintu air diatur sesuai nilai jatah debit dengan terukur
di bangunan ukur. Pengaturan ini pada kondisi normal
dilakukan setiap periode pembagian air (2 mingguan atau
sepuluh harian), sedangkan pada saat kekurangan air
dilakukan sesuai dengan periode giliran.

Pengaturan dilakukan pada pintu pengambilan bangunan


utama dan semua pintu bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap dan bangunan sadap.

b . Kondisi Air Berlebihan


(Banjir)

Kondisi air berlebihan pada sungai pada umumnya air sungai


membawa kandungan endapan lumpur yang cukup tinggi,
sehingga dilakukan operasi:
• penutupan pintu pengambilan bangunan guna mencegah
kandungan lumpur masuk ke jaringan irigasi;
• setelah banjir mereda/ surut dengan ketinggian muka air
yang cukup, dilakukan pembilasan lumpur di depan pintu
pengambil-an dengan operasi pintu bilas.

Pembilasan lumpur dilakukan dengan dengan tiga cara, yaitu:

• operasi kolam tenang (still pond regulation);


• operasi kolam semi tenang;
• operasi pengaliran terbuka. Ketiga cara ini dilakukan pada
kondisi pintu pengambilan tertutup.

c. Kondisi Khusus

Operasi bangunan pada kondisi khusus dimaksudkan operasi


bangunan yang mempunyai kemampuan membuang
endapan saluran. Bangunan ini pada umumnya bangunan
penguras kantung lumpur atau pintu pelimpah pada bangunan
pelimpah/ siphon/ talang. Jika endapan lumpur pada
saluran/kantung telah melebihi kapasitas normal, maka
dilakukan operasi pengurasan.

Operasi ini dapat dibedakan :

• Operasi pengurasan kantung lumpur


Operasi pengurasan kantung lumpur dapat dilakukan
dengan cara pengurasan secara berkala atau pengurasan
terus menerus (jika debit selalu berlebihan)

• Operasi pintu pelimpah


Pada umumnya pintu pelimpah pada bangunan pelimpah/
siphon/talang didisain dapat membuang kelebihan
endapan di saluran. Oleh karena itu perlu direncanakan
pengglontoran saluran tiap ruas pada kebutuhan air
minimum.
Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi adalah sebagai berikut :

1) Pengadaan Formulir Pelaksanaan Operasi

2) Koordinasi Pembagian Air Irigasi

3) Pengoperasian Bangunan Pengatur/Bangunan. Utama

4) Penanggulangan Kekeringan Suplesi Pompa

5) Penanggulangan Banjir Pompa Genangan

dimana : BO3 = Biaya pelaksanaan operasi (Rp/tahun)


BO3,k = Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke – i
(Rp/tahun)
k = 1,2,3,4 dan 5
i = 1 Pengadaan Formulir
i = 2 Koordinasi pembagian air
i = 3 Pengoperasian Bangunan Pengatur/
Bangunan Utama/Bangunan khusus
i = 4 Penanggulangan Kekeringan Suplesi Pompa
i = 5 Penanggulangan Banjir Pemompaan
Genangan
VBOLBO-i = Jumlah lembar blangko operasi ke-i
i = nomor indeks jabatan pegawai
i = 4 Laporan Keadaan Air dan Tanam

IV -
5050
i = 5 Penentuan Kebutuhan Air di Pintu
Pengambilan
i = 6 Pencatatan Debit Saluran
i = 7 Penetapan Pembagian Air pada
Jaringan Sekunder dan Primer
i = 8 Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan
Pengambilan dan Pencatat Debit Sungai
i = 9 Perhitungan faktor K
i =10 Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per
Daerah Irigasi)
V41BOLpompa,j = Kebutuhan bahan bakar pompa air ke-j
yang dipergunakan untuk penanggungan keringan
(1/jam)
T4j = Lama pemakaian pompa ke-j (jam/tahun)
V51BOLpompa,j = Kebutuhan bahan bakar pompa air ke-j
yang dipergunakan untuk pengurasan genangan
untuk pompa ke-j (1/jam)

T5j = Lama pemakaian pompa ke-j untuk


pengurasan genangan (jam/tahun)

HBOLbbm = Harga bahan bakar

VBOLP3A,p3 = Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A

= nomor indeks kelompok P3A


p3
p3 = 1 P3A
p3 = 2 GP3A
p3 = 3 IP3A

= Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian


VBOLUPT,p2
air

= Indeks kegiatan pelaksanaan operasi


p2
p2 = 4 Kepala UPT
p2 = 5 Staf UPT Operasi
p2 = 7 Juru/Mantri Pengairan

= Biaya fotocopy (Rp/lbr)


HBOLFotocopy
Biaya konsumsi (Rp/orang)
BBOLRapat =
D. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan memonitor pelaksanaan operasi,
kalibrasi bangunan ukur dan menilai kinerja operasi.

Indikator Pekerjaan : Tersedianya rencana monitoring pelaksanaan


operasi, kalibrasi bangunan ukur dan evaluasi
kinerja jaringan irigasi.

Kegiatan :
1) Monitoring Pelaksanaan Operasi

Monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan


daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi.

Sub Kegiatan : a. Penyediaan Blanko Daftar Simak Bagan Alir


Blangko Operasi

b. Pengisian Blanko Daftar Simak Bagan Alir


Blangko Operasi

2) Kalibrasi Alat Ukur

Kalibrasi alat ukur merupakan kegiatan mengoreksi debit hasil


pengukuran bangunan ukur dengan debit alat pengukur debit standard
(current meter). Hasil kabrasi berupa tabel debit berdasarkan
ketinggian peilscall (rating curva).

Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat


ukur atau minimal lima tahun sekali.

Rencana Kegiatan : a. Penilaian kondisi keberfungsian bangunan


ukur

b. Kalibrasi Bangunan Ukur

3) Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi

Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi


kinerja sistem irigasi.
Rencana Kegiatan : a. Pengumpulan data

• Prasarana fisik
• Produktivitas tanaman
• Sarana penunjang
• Organisasi personalia
• Dokumentasi
• Kondisi kelembagaan P3A
b. Pengisian data pada formulir 1 (untuk DI utuh
dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI
lintas kabupaten/kota)

c. Indeks Kinerja Sistem Irigasi dengan nilai :

• 80-100 : kinerja sangat baik


• 70-79 : kinerja baik

• 55-69 : kinerja kurang dan perlu


perhatian

• < 55 : kinerja jelek dan perlu


perhatian

Penilaian kinerja sistem irigasi mempunyai


nilai maksimum 100 dan nilai minimal 55,
diharapkan sistem irigasi mempunyai nilai
optimum 77,5.

Biaya Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut :

1) Kordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi


BO4,1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A,p3 + VBOLUPT,p2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n

+ ( VBOLDaftarSimak + VBOLBO-Kinerja ) x HBOLFotocopy

2) Kalibrasi Bangunan Ukur


BO4,2 = VBOLBU x HBOLBU
dimana : BO4 = Biaya pelaksanaan monitoring dan evaluasi
operasi (Rp/tahun)
BO4,k = Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i
(Rp/tahun)
k = 1, 2
i = 1 Kordinasi pelaksanaan monitoring dan
evaluasi
i = 2 Kalibrasi Bangunan Ukur

4.1.5 Tata Cara Rencana Kegiatan dan AKNOP Aspek Pemeliharaan


Penyusunan AKNOP sangat berkaitan dengan rencana pemeliharaan. Pada
dasarnya, AKNOP yang disusun pada tahun ke-i, maka operasi dan
pemeliharaan perhitungan AKNOP ini akan dilaksanakan untuk tahun ke - (i + 1).
Pelaksanaan OP pada bulan Oktober sampai Desember Tahun ke - (i -1) dan
pelaksanaan OP pada bulan Januari sampai September Tahun ke - (i)
merupakan sumber data penyusunan AKNOP pada bulan September.

A. Inventarisasi Jaringan Irigasi


Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi,
jenis, kondisi dan fungsi seluruh asset irigasi serta data ketersediaan air, nilai
asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.
Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap tahun mengacu pada
ketentuan/pedoman yang berlaku.

Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat diperlukan


adalah data kondisi jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan
pengaruhnya terhadap areal pelayanan.

Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi ini dilaksanakan secara partisipatif


melalui penelusuran jaringan irigasi oleh aparat Dinas secara berjenjang
bersama-sama dengan perkumpulan petani pemakai air (P3A) dengan
menggunakan Blangko Inventarisasi Jaringan Irigasi. Dan hasil inventarisasi
tersebut disusun program 5 tahunan yang akan diusulkan untuk mendapatkan
biaya pemeliharaan.

Hasil inventarisasi dipergunakan pula dalam menyusun Blangko AKNOP, yaitu


Blangko AKNOP-01A, Blangko AKNOP-01B, Blangko AKNOP-01C dan Blangko
AKNOP-01D.

Rencana biaya inventarisasi jaringan irigasi adalah sebagai berikut :

BP1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A.p3 + VBOLUPT,p2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n


+ VBOLBI+AKNOP x HBOLFotocopy

dimana : BP1 = Biaya pelaksanaan inventarisasi (Rp/tahun)


BO3,k = Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i
VBOLP3A,p3 = (Rp/tahun)

VSPJ P3A,p3 = Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam


pertemuan

p3 = Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat


biaya perjalanan lokal
nomor indeks kelompok P3A
p3 = 1 P3A
VBO LUPT, p2 = p3 = 2 GP3A

p2 = p3 = 3 IP3A
Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian air
Indeks kegiatan pelaksanaan operasi
p2 = 4 Kepala UPT

BBOLRapat = p2 = 5 Staf UPT Operasi

HSPJd=4 = p2 = 7 Juru/Mantri Pengairan

n = Biaya konsumsi (Rp/orang)


Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)
Jumlah pertemuan koordinasi dan pelaksanaan
inventarisasi
B. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air berdasarkan rencana prioritas hasil
inventarisasi jaringan irigasi. Dalam rencana pemeliharaan terdapat pembagian
tugas, antara P3A dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa ditangani
P3A dan bagian mana yang ditangani pemerintah melalui Nota Kesepakatan
kerjasama 0&P.

B.1 Inspeksi Rutin


Inspeksi rutin merupakan kegiatan pemeriksaan jaringan irigasi juru
pengairan secara rutin setiap 10 hari atau 15 hari sekali. Pemeriksaan dilakukan
terhadap kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Setiap kerusakan dan
ketidakberfungsian jaringan dicatat pada Blangko 01-P dan dikirim ke pengamat
setiap akhir bulan. Selanjutnya Pengamat akan menghimpun semua berkas
usulan dan menyampaikannya ke dinas pada awal bulan berikutnya.

Indikator Pekerjaan : Setiap bagian jaringan irigasi dilakukan pemeriksaaan


oleh juru pengairan setiap dua mingguan atau 10 harian.

Kegiatan : 1) Penggandaan Blangko 01-P.


2) Juru pengairan melakukan pemeriksaan setiap
bagian jaringan irigasi satu kali dalam periode dua
mingguan atau 10 harian.
3) Juru pengairan melaporkan Blangko 01-P kepada
Pengamat pada akhir bulan
4) Pengamat menghimpun semua berkas usulan dan
menyampaikannya ke dinas pada awal bulan
berikutnya

Inspeksi rutin merupakan tugas rutin bagi juru, sehingga rencana biaya inspeksi
rutin sebagai berikut :

BM11 = VBOPBP-i x HBOPFotocopy


dimana : BM1,1 = Biaya rencana inspeksi pemeliharaan
(Rp/tahun)
VBOPBP-1

B.2. Penelusuran Jaringan Irigasi


Penelusuran jaringan irigasi merupakan kegiatan pemeriksaan bersama
secara partisipatif antara Pengamat/UPT/Ranting, Juru/Mantri, dan GP3A/IP3A.
Peneluruan hendaknya memperhatikan hasil inspeksi juru pengairan, sehingga
penelusuran dapat dilakukan secara efektif.

Selain teknis irigasi, penelusuran juga mengamati aspek kelembagaan


P3A/GP3A/IP3A, teknis pertanian dan keuangan kelembagaan P3A/GP3A/IP3A.
Aspek kelembagaan, teknis irigasi, teknis pertanian dan keuangan
P3A/GP3A/IP3A dirangkum dalam Buku PSETK (Profil Sosial Ekonomi Teknis
Kelembagaan) P3A/GP3A/IP3A. Tata cara pembuatan PSETK P3A/GP3A/IP3A
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
33/PRT/M/2007.

Penelusuran dilaksanakan setahun dua kali, yaitu :

1) pada saat pengeringan, untuk mengetahui endapan,


dan mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi ketika air di
saluran berada di bawah air normal, dan
2 ) pada saat air normal (saat Pengolahan Tanah) untuk
mengetahui besarnya rembesan dan bocoran jaringan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelesuran meliputi tiga kegiatan, yaitu :

a. Penelusuran jaringan
b. Diskusi PPKP (Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan)
c. Pembuatan laporan
Penelusuran Jaringan Irigasi
Pada awalnya dilakukan penelusuran jaringan irigasi yaitu memeriksa jaringan
irigasi dengan menelusuri jaringan irigasi tersebut. Pada saat penelusuran
dilakukan pencatatan
1) Kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dan kondisi
2) Potensi dan Keadaan kelembagaan pengelola irigasi
3) Potensi dan keadaan pelaksanaan manajemen OP

Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan (PPKP)

Berdasarkan hasil penelusuran, P3A/GP3A/IP3A melaksanakan diskusi Diskusi


Penyelesaian Permasalahan dengan Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan
(PPKP). Diskusi ini dipimpin oleh Petandu dan Sekretaris Petandu
(P3A/GP3A/IP3A) didampingi oleh Pemandu (Kelompok Pendamping Lapang),
serta pencatat hasil/notulen (P3A/GP3A/IP3A) dengan tata letak melingkar.

Diskusi penyelesaian permasalahan dengan PPKP ini diharapkan dapat


mengidentifikasi permasahan, penyebab permasalahan dan penyelesaian
permasalahan, serta kelembagaan yang melaksanakannya. Permasalahan
ditentukan prioritas dengan memperhatikan (i) tingkat kerusakan jaringan irigasi;
(ii) luas pelayanan yang terpengaruh akibat kerusakan; (iii) keterbatasan
pembiayaan; (iv) dampak yang timbul akibat penundaan perbaikan kerusakan
(PP Nomor 20 Tahun 2006 Penjelasan Pasal 62).

Permasalahan yang dapat diselesaikan oleh P3A/GP3A/IP3A direncanakan


dalam Program Kerja P3A/GP3A/IP3A, sedangkan permasalahan yang tidak
dapat diselesaikan oleh P3A/GP3A/IP3A atau pihak lain, maka disusun dalam
program pemeliharaan dinas pengelola irigasi.

Hasil dari penelusuran bersama dicatat dalam Blangko 02-P dan ditentukan
ranking prioritasnya.

Indikator Pekerjaan : Tersedianya rencana penelusuran beserta pembiayaannya

dalam pemeliharaan jaringan irigasi.

Kegiatan : 1) Penggandaan Blangko 02-P.


2) Penelusuran Jaringan Irigasi
3) Diskusi PPKP
4) Pembuatan Laporan PSETK

Rencana biaya penelusuran sebagai berikut :

dimana : BP1 = Biaya pelaksanaan inventarisasi (Rp/tahun)


BO3,k = Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i

BBOLRapat (Rp/tahun)
=
VBOLP3A,p3 Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
=
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam
VSPJ P3A,p3 =
pertemuan
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat biaya
p3 =
perjalanan lokal
nomor indeks kelompok P3A
p3 = 1 P3A
p3 = 2 GP3A
p3 = 3 IP3A

B.3 Identifthasi dan Analisis Tingkat Kerusakan.


Dinas pengelola irigasi menilai tingkat kerusakan jaringan irigasi dengan
klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi sebagai berikut :

1) Kondisi balk : jika tingkat kerusakan < 10% dan kondisi


awal
bangunan/ saluran dan diperlukan
pemeliharaan rutin.
2) Kondisi rusak ringan : jika tingkat kerusakan 10 - 20 % dari kondisi
awal bangunan/saluran dan diperlukan
pemeliharaan berkala.

: jika tingkat kerusakan 21 - 40 % dari kondisi


3) Kondisi rusak sedang
awal bangunan/saluran dan diperlukan
perbaikan.

: jika tingkat kerusakan > 40 % dan kondisi


4) Kondisi rusak berat
awal bangunan/saluran dan diperlukan
perbaikan berat atau penggantian.

Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan


detail desain pemeliharaan.

Indikator Pekerjaan : Tersedianya program pemeliharaan dengan keterangan


kondisi kerusakan

Kegiatan : 1) Rapat diskusi identifikasi kerusakan


2) Notulen/Laporan

Rencana biaya identifikasi dan analisis tingkat kerusakan sebagai berikut :

dimana : BM 1,3 = Biaya pelaksanaan biaya identifikasi dan analisis


tingkat kerusakan (Rp/tahun)
BBOLRapat = Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
VBOLpelaksana,p2 = Jumlah pelaksana kegiatan

p2 = nomer indeks pelaksana kegiatan


p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola
p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola
p2 = 4 Kepala UPT
p2 = 5 Staf UPT Operasi
p2 = 6 Staf UPT Pemeliharaan
VBOLLaporan = Jumlah lembar laporan

IV -
6060
HBOLFotocopy = Harga fotocopy (Rp/lbr)
n = Jumlah rapat koordinasi

B.4 Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Jaringan Irigasi


1) Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi

Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan jaringan irigasi dapat


dilaksanakan secara sederhana oleh petugas Dinas/pengelola irigasi
bersama-sama perkumpulan petani pemakai air dengan menggunakan
roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali. Hasil survai yang
dituangkan dalam gambar skets atau di alas gambar as built drawing.

Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan, perbaikan berat maupun


penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass atau theodolit
untuk mendapatkan elevasi yang akurat.

Hasil survey dan pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas


Dinas/pengelola irigasi dalam penyusunan detail desain.

2) Pembuatan Detail Desain

Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun rancangan detail


desain dan penggambaran. Hasil rancangan detail desain ini
didiskusikan kembali dengan perkumpulan petani pemakai air sebagai
dasar pembuatan desain akhir.

3) Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume dan


harga satuan yang sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah
setempat.

Pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi


dilaksanakan oleh Dinas Pengelola dibantu UPT/Pengamat. Oleh karena itu,
biaya pengukuran dan pembuatan detail perbaikan jaringan irigasi sebagai
berikut :

Indikator Pekerjaan : Tersedianya dimensi kerusakan dan detail desain


jaringan irigasi, beserta rencana biayanya.
Kegiatan : 1) Koordinasi Pelaksanaan
2) Pelaksanaan pengukuran
3) Pembuatan Detail Disain dan Rencana anggaran
biaya
4) Laporan

Rencana biaya pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan


irigasi sebagai berikut :

dimana : BM 2,4 = Biaya pelaksanaan pengukuran dan


pembuatan detail desain perbaikan jaringan
BBOLRapat = irigasi (Rp/tahun)
VBOLpelaksana,p2 = Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
Jumlah pelaksana kegiatan

p2 =
Nomor indeks jabatan pelaksanaan
p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola
p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola
p2 = 4 Kepala UPT
p2 = 5 Staf UPT Operasi
n1
= p2 = 6 Staf UPT Pemeliharaan
VSPJpelaksana,p2
= Jumlah rapat koordinasi
n2
= Jumlah pelaksana kegiatan
VBMsurvai,i
= Lokasi kerusakan
Jumlah peralatan survai dan pembuatan
HBMsurvai,i
= detail disain ke-i
Harga peralatan survey dan pembuatan
i
= detail disain ke-i
nomor indeks peralatan survai dan
pembuatan detail disain
Pita Ukur
i = 1 Roll Meter 5 m
i = 2 Roll Meter 50 m
Water dan Theodolite
i= 3 Waterpass Nikon AP-8
i= 4 Theodolite Sokkia DT 610
(Ketelitian 7")
i = 5 Target Rod 4 m
i = 6 Target Rod 6 m
GPS
i = 7 GPS Garmin Map 62S
i = 8 Garmin City Navigator v 2.1
i = 9 Kamera Digital Canon Powershot
A570IS 7.1 M
Komputer, Software dan Printer
i = 8 Komputer
VBOLsurvey,i i = 9 Windows 7, Autocad 2014 dan
= Mapinfow 14.5
HBOLsurvey,i i = 10 Printer Epson L330 (A4)
= i = 11 Printer Epson L1300 (A3)
i Jumlah bahan operasional lainnya dalam
= survey dan pembuatan detail disain ke-i
Harga peralatan survai dan pembuatan detail
disain ke-i
nomor indeks peralatan survai dan
HBOLLaporan pembuatan detail disain

HBOLFotocopy = I=1 Patok


= i=2 .....
i=3 .....
Jumlah lembar laporan
Biaya fotocopy (Rp/lbr
B.5 Penyusunan Program/Rencana Kerja
Rencana Program/Rencana kerja dibuat oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air.

Untuk lebih teratur dan terarah dalam mencapai tujuan kegiatan pemeliharaan
Jaringan Irigasi perlu adanya suatu program atau rencana kerja sebagai berikut
(Lampiran II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 Tahun 2007
Penyelenggaraan Operasi Jaringan Irigasi) :

1 ) Pengamanan
2 ) Pemeliharaan rutin
3 ) Pemeliharaan Berkala
4 ) Penanggulan/Perbaikan Darurat

Pelaksanaan program dilaksanakan secara rutin yang merupakan tugas pokok


pegawai, dilaksanakan secara swakelola atau dikontrakkan dengan persyaratan
yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 Tahun
2007 tentang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

Tahap penyusunan Program/Rencana Kerja ini merupakan kegiatan AKNOP,


karena pada tahap ini AKNOP dibuat. Oleh karena, semua hasil dari kegiatan -
kegiatan :

1 ) inventarisasi,
2 ) inspeksi,
3 ) penelusuran
4 ) pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi.

Indikator dan kegiatan yang dilakukan dalam tahap Program/Rencana Kerja ini
merupakan kegiatan AKNOP adalah sebagai berikut :

Indikator Pekerjaan : Tersedianya rencana/program pemeliharaan, beserta

pembiayaannya, sehingga dapat mendukung operasi


jaringan irigasi secara berkelanjutan.

Kegiatan : 1) Koordinasi Pelaksanaan


2) Pembuatan Detail Disain anggaran biaya
3) Laporan dan Rencana
Rencana biaya Penyusunan Program/Rencana Kerja jaringan irigasi sebagai
berikut :

dimana : BP 2.5 = Biaya pelaksanaan pengukuran dan pembuatan


detail desain perbaikan jaringan irigasi (Rp/tahun)
BBOLRapat = Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

VBOLpelaksana,p2 = Jumlah pelaksana kegiatan

n1 = Jumlah rapat koordinasi


VGLembur.p2 = Jumlah lembur pegawai ke-p2 = Upah/gaji lembur
HGLembur.p2 = (Rp)
VGNarasumber.p2 = Upah/gaji lembur (Rp)
HGNarasumber.p2 = Jumlah lama nara sumber (jam)

p2 = Upah/gaji nara sumber (Rp)


Nomer indeks pelaksana kegiatan
p2=2 Kasi OP Dinas Pengelola
p2=3 Staf OP Dinas Pengelola
p2=4 Kepala UPT
p2=5 Staf UPT Operasi
p2=6 Staf UPT Pemeliharaan p2=15 Lembur
p2=17 Nara Sumber Jumlah lembar laporan

n2 = lokasi kerusakan

VBPj = Harga fotocopy (Rp/lbr)

HBPj = Jumlah rapat koordinasi


Nomer indeks bahan habis pakai ke-j
j =
j = 1 Kertas HVS A4
j=2 ......
j=3 ......
Jumlah lembar laporan
BBOLLaporan =
Biaya fotocopy (Rp/lbr)
HBOLFotocopy =
C. Pelaksanaan Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan
rencana kerja yang telah disusun oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan
dengan jadwal

pengaturan air dan masa pengeringan yang telah disepakati bersama dan
ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur sesuai kewenangannya.

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

C.1 Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan

Sebelum kegiatan pemeliharaan dilaksanakan perlu dilakukan sosialisasi


kepada petani pemakai air sebagai anggota P3A/GP3A/IP3A, tentang waktu,
jenis kegiatan, jumlah tenaga, bahan, peralatan yang harus disediakan dan
disesuaikan dengan jenis, sifat pemeliharaan dan tingkat kesulitannya.

Indikator Pekerjaan : Rencana/program pemeliharaan dipahami


bersama. Pemahaman ini juga diharapkan
meningkatkan partisipasi petani.

Kegiatan : 1) Sosialisasi Rencana Pelaksanaan


2) Laporan

Rencana biaya Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan sebagai berikut :

dimana : BP 1 = Biaya pelaksanaan penelusuran (Rp/tahun)


BOL3,k = Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i

VBOLP3A,p3 = (Rp/tahun)
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam

VSPJP3A,p3 = pertemuan
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat biaya

p3 = perjalanan lokal
Nomer indeks kelompok P3A
p3=1 P3A
VBOLUPT,p2 = p3=2 GP3A
p2 = p3=3 IP3A
Fasilitator penelusuran
Indeks kegiatan pelaksanaan operasi
p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola
p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola
p2 = 4 Kepala UPT
BBOLRapat = p2 = 5 Staf UPT Pemeliharaan
HSPJd=4 = p2 = 6 Staf UPT Juru/Mantri Pengairan
n = Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
BBOLBI- = Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)
02+PSETK Jumlah pertemuan
= Jumlah lembar Blangko 02 (Laporan Kerusakan
BBOLFotocopy Jaringa Irigasi) dan PSETK
Biaya fotocopy (Rp/lbr

C.2. Pengamanan Jaringan Irigasi

Pengamanan jaringan irigasi merupakan upaya untuk mencegah dan


menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya
rusak air, hewan, atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi jaringan
irigasi.

Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang membidangi irigasi,
anggota/pengurus P3A/GP3A/IP3A, Kelompok Pendamping Lapangan dan
seluruh masyarakat setempat.

Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau merusak jaringan irigasi


dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan papan larangan, papan
peringatan atau perangkat pengamanan lainnya. Adapun tindakan pengamanan
dapat dilakukan melakukan kegiatan pencegahan dan pengamanan.

Rencana pengaman dilaksanakan dengan


Indikator Pekerjaan : Tidak ada tindakan pengrusakan jaringan
oleh hewan dan manusia

Kegiatan : 1) Sosialisasi
2) Tindakan pencegahan dan pelarangan
3) Laporan
Kegiatan pencegahan dan pelarangan
dilakukan dengan kriteria seperti tersaji pada
Tabel 6.2.

Rencana biaya pengamanan jaringan irigasi sebagai berikut :

dimana : BP 1 = Biaya pengamanan jaringan irigasi (Rp/tahun)


BBOLRapat = Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

VBOLP3A,p3 = Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir


dalam pertemuan

VSPJP3A,p3 = Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat

= biaya
p3
Nomor indeks kelompok P3A
p3=1 P3A
p3=2 GP3A
HSPJd=4 = p3=3 IP3A
VBOLbrosur = Biaya perjalanan transport P3A lokal (Rp/kali)

HBOL = Jumlah brosur pengamanan (lbr)

VBOLkonstruksi = Harga brosur pengamanan (Rp/lbr)

HBOLkonstruksi = Jumlah bangunan pengaman (Rp/Unit)

j = Harga satuan pekerjaan (Rp/Unit)


Nomor indeks bangunan pengaman
j=1 Bangunan Pengaman Tempat Berbahaya
j=2 Tempat Mandi Hewan dan Tangga Cuci

j=3 Portal jalan inspeksi dan Tanggul


BO3,k = j=4 Patok Kontrol
Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke-
VBOLlaporan = i (Rp/tahun)
= jumlah lembar laporan
HBOLlaporan
harga fotocopy (Rp/lbr)

C.3 Pemeliharaan rutin

Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan perawatan dalam rangka


mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus
menerus tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan
pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bersifat perawatan
dan bersifat perbaikan ringan.

Target pendanaan ditunjukkan indikator pekerjaan dan kegiatan pelaksanaan


sebagai berikut :

Indikator Pekerjaan : Hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin


menunjukkan :

1 ) Seluruh pintu dapat dioperasikan dengan


mudah dan tidak berkarat;
2 ) Tanaman rumput pada talud tidak mencapai lebih
dari 50 cm dan semua tanaman pelindung
berkisar 50 cm. Tidak tanaman yang dapat
merusak pasangan atau bangunan (Gambar 2.3)
3 ) Endapan lumpur pada saluran ukur
tidak mencapai ketinggian 20 cm dan
menggangu fungsi saluran ukur (Gambar 2.4)
4 ) Sampah dan kotoran tidak menumpuk
pada bangunan, sehingga dapat menimbulkan
aliran terhambat dan gangguan kesehatan
(Gambar 2.5)
5 ) Tidak ada lubang atau
keretakan/pelesteran terkelupas yang
dapat menimbulkan
kebocoran/rembesan saluran/bangunan.

Kegiatan : Perawatan

1 ) Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu


2 ) Membersihkan saluran dan bangunan
dari tanaman liar dan semak- semak.
3 ) Membersihkan saluran dan bangunan
dari sampah dan kotoran
4) Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur

Perbaikan Ringan

1) Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/


bangunan

2) Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/


plesteran yang retak atau beberapa batu muka
yang lepas

Ruang lingkup kegiatan rutin dengan rencana


kegiatan yang dirinci kebutuhan bahan dan peralatan,
serta tenaga pelaksana disajikan pada Tabel 6.4.

Pembiayaan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut :

IV -
7070
dimana : BP 1 =
=
JBOLpintu,p = l

VBOLpintu,p,1 =

HBOLpintu,a1 =

VBOLA.pintu,p,1 =

HBOLA.pintu,a1 =

VBOLA.BabatRumput,a2 =

HBOL A.BabatRumput,a2 =

VBOLA.Sampah,a3 =

HBOLA.Sampah,a3 =

VBOLA.Lumpur,a4 =

HBOLA.Lumpur,a4 =

CBOLRusakRingan,j1 =

CBOL Tanah,j2 =

p =
Biaya pemeliharaan rutin jaringan Koefisen Bahan Analisis Harga Satuan pada
irigasi
pekerjaan ke-j 1
(Rp/
Koefisen Bahan Analisis Harga Satuan pada
tahun)
Jumlah pintu dengan kriteria panjang
drat stang
k
e
-
p
Kebutuhan bahan ke-1 pada pintu kriteria
panjang drat stang ke-p
Harga bahan ke-1 pada pintu kriteria
panjang drat stang ke-p
Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk
memberi pelumas ke-a1
(kebutuhan alat pelumas dihitung
berdasarkan
jumlah PPA atau
lebih)
harga alat yang dipergunakan untuk
memberi pelumas ke-a1
Kebutuhan alat yang dipergunakan
untuk babat rumput ke-a3 (minimal
sejumlah pekarya)
Harga alat yang dipergunakan untuk babat
rumput ke-a3
Kebutuhan alat yang dipergunakan
untuk pem-buangan sampah ke-a3 (sesuai
kebutuhan)
Harga alat yang dipergunakan untuk
babat rumput ke-a3
Kebutuhan alat yang dipergunakan
untuk pem-buangan lumpur ke-a4
(sesuai kebutuhan)
Harga alat yang dipergunakan untuk
pembuangan lumpur ke-a4 (sesuai
kebutuhan)
pekerjaan ke-j2
Nomor indeks kriteria panjang drat stang
p=1 pintu draft > 2 m
p=2 pintu drat 1 s/d 2 m
p=3 pintu drat <1 m
a1 = Nomor indeks bahan pelumasan pintu air
l=1 olie SAE 90
l=2 olie SAE 20
l=3 solar
l=4 paslin
l=5 kain pembersih
a2 = Nomor indeks alat pelumasan pintu air
a1=1 sikat baja
a1=2 semprot solar/ olie
a1=3 grease gun
a1=4 corong plastik
a3 = a1=5 dirigen
Nomor indeks alat babat rumput
a2=1 parang
a4 = a2=2 sabit panjang
a1=3 sabit pendek
a1=4 golok
Nomor indeks lumpur
a3=1 cangkul
a3=2 sekop
Nomor indeks alat yang dipergunakan dalam
pekerjaan ringan dan tanah galian, timbunan
dan pemadatan tanah
a4=1 cangkul
a4=2 sekop
a4=3 timbris
a4=4 linggis
a4= 5 ganco
Perbaikan Pasangan
a4= 6 martil 1 kg
a4= 7 martil 11/2 kg
a4= 8 pahat
a4= 9 cetok kecil
a4=10 cetok besar
a4=11 perata
a4=12 pengki
a4=13 waterpass
a4=14 unting-unting
a4=15 kereta dorong
j1 = Nomor indeks pekerjaan rusak ringan
j1=1 pasangan batu kali/gunung dengan
spesi
1 Pc : 4 Psr
j1=2 pasangan batu kali/gunung dengan
spesi
1 Pc : 3 Psr
j1=3 siaran dengan spesi 1 Pc : 2 Psr j1=4
plester tebal 1,5 cm dengan spesi 1 j1=5
beton kurus campuran 1 Pc : 3 Ps : 6
Kr
b1 = Nomor indeks bahan konstruksi
b1= 1 Pc
b1= 2 pasir
b1= 3 krikil
b1= 4 batu kali
b1= 5 papan eksploitasi
b1= 6 tiang eksploitasi
b1= 7 peilscall
b1= 8 skot balok
b1= 9 papan larangan
b1=10 portal
Tabel 4.1. Kebutuhan Minyak Pelumas
Tipe Stang Pintu Air Kebutuhan Bahan (1x pelumasan)

Panjang Olie Olie Alat Keterangan


No. Tipe Stang Solar Vaselin
Drat (m)
SAE 90 SAE 20

(liter) (liter)

1. Stang Besar > 2,0 0,07 0,03 0,30 0.05


2. Stang Sedang 1,0 - 2, 0 0,06 0,02 0,20 0,03
3. Stang Kecil < 1,0 0,05 0,01 0,10 0,02

C.4 Pemeliharaan. Berkala

Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang


dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas
yang membidangi Irigasi dan dapat bekerja sama dengan P3A/GP3A/IP3A
secara swakelola berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula
dilaksanakan secara kontraktual.

Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilaksanakan secara periodik sesuai


kondisi Jaringan Irigasinya. Setiap jenis kegiatan pemeliharaan berkala dapat
berbeda-beda periodenya, misalnya setiap tahun, 2 tahun, 3 tahun dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu
pengeringan.

Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan


yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dan
pemeliharaan yang bersifat penggantian.

Indikator Pekerjaan : Hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan


berkala menunjukkan :
1) Seluruh pintu tidak berkarat;

2) Lumpur di saluran tidak mengganggu


kapasitas saluran. Kapasitas penyaluran tidak
kurang dari 80%.
3) Tidak ada kerusakan bendung, bangunan
pengam-bilan, bangunan pengatur, pintu
yang mengakibat-kan kehilangan air.

4) Tidak ada kerusakan bangunan ukur yang


mengakibatkan penurunan keteletian.

Kegiatan : Perawatan
1) Pengecatan pintu
2) Pembuangan lumpur di bangunan dan
saluran

Perbaikan
1) Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan
dan Bangunan Pengatur
2) Perbaikan Bangunan Ukur dan
kelengkapannya
3) Perbaikan Saluran
4) Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk
5) Perbaikan Jalan Inspeksi
6) Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor,
rumah dinar, rumah PPA dan PPB,
kendaraan dan peralatan

Pergantian
1) Penggantian Pintu
2) Penggantian alat ukur
3) Penggantian peil schall

Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi sebagai berikut :

(1) Pekerjaan Perbaikan Pintu Air

dimana : BM30 = Biaya perbaikan pintu air (Rp)


VKBP3f2,s =
Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan ukur
H23f2 = untuk saluran ke-s (unit/tahun)
Satuan harga perbaikan kerusakan jenis
ke-f2 ke-s (unit/tahun)

(2) Pekerjaan Perbaikan Konstruksi Bangunan

dimana : BM31 = Biaya perbaikan pintu air (Rp)


VKBPOf2 = Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan
utama (unit/tahun)

VKBP1f2,s = Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan


pengatur untuk saluran ke-s (unit/tahun)

= Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan


VKBP2f2,s
pelengkap untuk saluran ke-s (unit/tahun)
Volume kerusakan jenis ke-f2 saluran ke-s
VKBP3f2,s =
(unit/tahun)
VKBP4f2,s =
Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan ukur
untuk saluran ke-s (unit/tahun)
=
H23f2
Satuan harga perbaikan kerusakan jenis ke-f2 ke-s
(unit/tahun)
=
f2 Kerusakan facet bangunan
Kerusakan konstruksi tanah
f2 = 1 Rembesan
f2 = 2 Berlubang
f2 = 3 Putus
Kerusakan konstruksi besi
f2 = 4 Kropos/berlubang
f2 = 5 Bengkok
f2 = 6 Lepas/putus
Kerusakan Konstruksi Kayu
f2 = 7 Kropos/berlubang
f2 = 8 Putus
Kerusakan Konstruksi Pasangan Utuh f2 = 9 Retak
f2 = 10 Plesteran/Siaran Terkelupas
f2 = 11 Berlubang <0 0,40 m
12 = 12 Berlubang >0 0,40 m
Kerusakan Konstruksi Pasangan Utuh
f2 = 13 Retak
f2 = 14 Berlubang
f2 = 15 Putus
f2 = 16 Roboh

B.5 Penanggulangan/ Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan


berat akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti Pengrusakan/penjebolan
tanggul, Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan
penanggulangan segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi
tetap berfungsi.

Kejadian Luar Biasa/Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru


kepada pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh
kepala dinas dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/waktu, dan kerusakan
akibat kejadian bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan
lampirannya.

Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong, swakelola


atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia di Dinas/pengelola
irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti (bronjong, karung plastik, batu,
pasir, bambu, batang kelapa, dan lain-lain).

Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi yang


permanen dan dianggarkan secepatnya melalui program rehabilitasi.
D. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
1) Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pada pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan
untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara
swakelola ataupun dikontrakkan, baik untuk jenis pengamanan jaringan
irigasi, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan
penanggulangan/perbaikan darurat.

a. Pemeliharaan Jaringan Irigasi yang Dilaksanakan Secara


Swakelola

Pemantauan untuk pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi yang


dilakukan

secara swakelola baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan


berkala dilakukan oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
P3A/GP3A/IP3A.

Pemantauan dilakukan terhadap realisasi penggunaan sumberdaya


yang meliputi : tenaga kerja, bahan (pelumas, cat dsb.), peralatan
secara berkala dipantau dan dibandingkan dengan program
pemeliharaan rutin atau rencana yang telah ditetapkan dan
dituangkan dalam Blangko 06-P.

Waktu pemantauannya dapat ditetapkan harian atau mingguan oleh


Dinas/Pengelola irigasi.

Setiap akhir bulan dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses


pemeliharaan yang sedang dijalankan di lapangan. Setiap akhir
pekerjaan dilakukan juga evaluasi untuk penyempurnaan kegiatan
pemeliharaan yang akan datang. Hasil evaluasi tersebut dikirimkan
kepada penanggungjawab pekerjaan.

Juru/Pengamat Pengairan mencatat hasil kegiatan pemeliharaan


didalam buku catatan pemeliharaan (BCP).

Didalam BCP dapat diketahui bagian bangunan atau ruas saluran


yang sudah dan yang belum dilaksanakan pemeliharaannya.
b. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Yang Dilaksanakan Secara
Kontraktual

Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi


yang dilakukan secara kontraktual balk pemeliharaan berkala maupun
perbaikan/penggantian dilakukan oleh Dinas/Pengelola irigasi dengan
melibatkan peran serta P3A/GP3A/IP3A.

• Pemantauan Dan Evaluasi Mingguan


Pemantauan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dilakukan secara
mingguan. Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi secara mingguan
antara lain :

− jenis dan volume pekerjaan


− rencana dan realisasi fisik dan keuangan
− nilai bobot (dalam %) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan
− kemajuan hasil pekerjaan
− nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan
dibandingkan dengan nilai bobot seluruh kegiatan.

• Pemantauan Dan Evaluasi Bulanan


Pada setiap akhir bulan, dilakukan pemantauan dan evaluasi
bulanan yang mencakup :

− jenis dan volume pekerjaan


− rencana dan realisasi fisik dan keuangan
− nilai bobot (%) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan
− kemajuan pekerjaan fisik (volume v.s. waktu)
− nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya serta kinerja
fisik.

Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk


keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang
sedang berjalan. Sedangkan untuk perbaikan perencanaan program
pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap
akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan. tersebut, dapat
dipelajari masalah dan kekurangan yang pernah terjadi, sehingga
dapat dilakukan perbaikan rencana tahun berikutnya.

Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan


terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan. Juga evaluasi dilakukan
terhadap fungsi atau kinerja jaringan irigasi melalui penelusuran
jaringan dan pengujian lapangan (trial run).

2) Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara berkala
meliputi :

a. Laporan Bulanan
• Penggunaan bahan swakelola (Blangko 08 -P)
• Realisasi pekerjaan yang diborongkan (Blangko 09 - P)
b. Laporan Tahunan (Blangko 10-P)

Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana


kegiatan dan disampaikan kepada Dinas/pengelola irigasi.

Rencana biaya Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan adalah sebagai


berikut :

BP 1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A,p3 + VBOLUPT,P2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n

+ VBOLBI+AKNOP x HBOLFotocopy

dimana : BP1 = Biaya pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi, dan


Pelaporan (Rp/tahun)

IV -
8080
BO 3,k = Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke-i
(Rp/tahun)
VBOLP3A,p3 = jumlah wakil P3A/ GP3A / IP3A yang mendapat
biaya perjalanan lokal

VSPJP3A,p3 = Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir


dalam pertemuan

= Nomor indeks kelompok P3A


p3
p3=1 P3A
p3=2 GP3A
p3=3 IP3A

= Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian air


VBOLUPT,p2
Indeks kegiatan pelaksanaan operasi
p2 =
p2=4 Kepala UPT
p2=5 Staf UPT Operasi
p2=7 Juru/Mantri Pengairan
Biaya konsumsi (Rp/orang)
BBOLRapat =
Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)
HSPJd=4 =
Jumlah pertemuan koordinasi dan
=
n pelaksanaan inventarisasi

4.2 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Rawa


Jaringan reklamasi rawa yang dimaksud dalam tata cara ini adalah jaringan
reklamasi rawa pasang surut dan lebak. Tata cara penyusunan AKNOP OP
jaringan reklamasi rawa ini dapat diterapkan pada jaringan-jaringan reklamasi
rawa sesuai dengan tahap pengembangan dan kategori hidrotopografi lahannya
serta dapat juga diterapkan di jaringan reklamasi rawa lebak.

4.2.1 Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa

Tujuan kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak adalah untuk
mengatur air di jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak sehingga bermanfaat
bagi masyarakat. Sasaran operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut meliputi :

IV -
8181
1. Terciptanya kondisi tanah (pematang tanah, keasaman dan zat racun)
dan kualitas air yang memenuhi syarat untuk budidaya tanaman
2. Terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan
kebutuhan tanaman
3. Terhindarnya drainase yang berlebih (over drainage) yang dapat
mengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka air
tanah (subsidence) yang berlebihan, khususnya pada tanah gambut
4. Terciptanya keseimbangan kebutuhan air untuk tanaman dan kebutuhan
pokok sehari-hari
5. Terhindarnya pengaruh air asin agar tidak mengganggu tanaman dan
penerima manfaat
6. Terlaksananya pengaturan navigasi (bila diperlukan) dan/atau
7. Terhindarnya erosi/longsor pada tebing saluran

Operasi jaringan reklamasi rawa pengaturan drainase, retensi, suplesi air, termasuk
membuka menutup bangunan air, menyusun pola dan rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana kegiatan operasi, mengumpulkan
data, memantau dan mengevaluasi yang ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi
dan manfaat jaringan reklamasi rawa. Secara khusus untuk lahan rawa lebak
operasi jaringan bertujuan untuk :

1. Memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman


2. Membuang kelebihan air atau regulasi banjir
3. Pengaturan muka air di saluran
4. Menahan intrusi air asin masuk ke dalam sistem jaringan reklamasi rawa

Secara teknis kunci keberhasilan pengembangan lahan lebak untuk pertanian


sebagian besar terletak dalam operasi jaringan rawa dalam hal ini pengaturan air
pada sistem tata air makro dan mikro. Langkah utama dalam operasi jaringan rawa
ditujukan pada penguasaan air untuk :

1. Memanfaatkan air di saluran untuk pengairan


2. Mencegah terjadinya banjir pada musim penghujan
3. Mencegah kekurangan air pada musim kemarau
4. Mencuci zt-zat toksit bagi tanaman
5. Mengatur tinggi muka air di saluran yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air di lahan
Kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak dilakukan secara
kontinyu selama setahun dan dilaksanakan oleh tenaga pelaksana operasi dan
pemeliharaan dengan bantuan partisipasi P3A/GP3A.

Gaji/Upah

Perjalanan Dinas

Komponen Biaya Operasi Perlengkapan


Jaringan Reklamasi Rawa Kerja

Alat dan Bahan

Biaya Lainnya

Gambar 4.1. Komponen Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa Pasang


Surut dan Lebak

1. Gaji/upah pelaksana petugas kegiatan operasi

Kebutuhan tenaga kerja pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi


rawa adalah seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan


Jaringan Reklamasi Rawa

Jabatan Jumlah yang Diperlukan Pendidikan Minimal Fasilitas


Pengamat Pengairan 1 orang + 3 staff D3 Sipil Kantor,
per 3000-25000 ha Rumah Dinas
Sepeda Motor
Staf Pengamat Di bawah 1 orang pengamat pengairan,SMP Sepeda
3 orang staff per 3000-25000 ha
Juru Pengairan 1 orang per 1000-2000 ha STM Rumah
dapat ditambah beberapa Sepeda Motor
Petugas Pintu Air 1 orang per 3-5 buah pintu air SMP Sepeda
Ruma Jaga
2. Perjalanan dinas Pengamat dan Juru Pengairan (untuk koordinasi dan
pemantauan)
3. Perlengkapan kerja
1) Penyediaan ATK yang diperlukan untuk kegiatan operasi, seperti
mengisi blanko isian, kapur tulis dll
2) Biaya langanan listrik untuk operasi kantordan operasi pintu-pintu air
4. Alat dan Bahan
1) Pembelian bahan bakar/pelumas pompa, genset, dsb
2) Penyewaan sepeda motor, pemotong rumput, dsb
3) Peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi di
jaringan reklamasi rawa

Daftar kebutuhan peralatan untuk kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa


pasang surut berdasarkan tahap pengembangan dan hidrotopografinya adalah
seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Irigasi Rawa

Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Reklamasi Rawa

Nama DR : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya


No Volume © Satuan Keterangan
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Pos Gaji/Upah
Upa h aarian
Petugas Pintu Air (PPA) OH
Petugas Bendung (PB), apabila ada OH

Lembur
Lembur Juru/Staf Pengamatan/PPA/PB OJ/H
Sub Total
II Pos Perjalanan Dinas
Pemantaua n
Pengamat OH
Juru OH

Sub Total
III Pos Bahan Operasional Kantor
1) ATK
- Kertas Fe
- Kertas PH
- Kertas A4

2) Baha n Survey
- Lap Bersih
- Kapur Tulis Tukang Kayu

Sub Total
IV Pos Operasional Peralatan

Sub Total
Tabel 4.4. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Irigasi Rawa
Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Jaringan Reklamasi Rawa

Nama : Kabupaten :
Penga : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya


No Volume © Satuan Keterangan
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pos Gaji/Upah
Kon trak
I Pengamat OB
Juru OB
Staf Pengamat OB
Sub Total
Pos Perjalanan Dinas
Pemantauan ke Lapangan
Pengamat OH
Juru OH
II
Rapat (Ke Kab./Ko ta/Prov./BWS)
Pengamat OH
Juru OH
Sub Total
Pos Bahan
1) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Kenda raan
kegiatan Pemantauan ke Lapangan dan Rapat (Ke
Kab ./Kota/Prov./BWS)
III
Mobil Pick Up bh-frek
-Premium : bh x lt x frekuensi liter
Sepeda Motor bh-frek
-Premium : bh x lt x frekuensi liter

2) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Pompa


Air/Diesel/Genset untuk Kegiatan Op erasi
-Premium : bh x lt x frek liter
-Solar : bh x lt x frek liter
-Oli Sae 40 : bh x lt x frek liter

3) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Genset bh-frek


-Solar : bh x lt x frek liter
-Oli Sae 40 : bh x lt x frek liter

4) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Pemotong Rumpu t bh-frek


-Premium : bh x lt x frek liter
Sub Total
Pos Lain-lain
Lain-lain Pengeluaran Berkala
IV Listrik Bulan
Telepon Bulan
Air Bulan
Sub Total
Sub Total

Catatan :
- © Volume © berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di
masing- masing lokasi
- @ Harga Satuan @ berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi dan
tergantung tingkatkesulitan serta karakteristik wilayahnya masing-masing.

4.2.2 Biaya Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa

Tujuan kegiatan pemeliharaan jaringan relamasi rawa, baik rawa pasang surut
maupun rawa lebak adalah untuk menjamin kelestarian fungsi jaringan reklamasi
rawa selama mungkin sesuai dengan masa pelayanan yang direncanakan.
Sasaran pemeliharaan jaringan reklamasi rawa adalah terjaminnya kondisi dan
fungsi jaringan reklamasi rawa.

4.2.2.1 Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Reklamasi Rawa

Pemeliharan rutin adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata air
rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi dan
mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat prasarana tata air rawa yang
dilakukan secara terus menerus. Pemeliharaan rutin antara lain sebagai berikut:

1. Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran primer, sekunder


dan tersier
2. Pemotongan rumput di tanggul/berm pada tanggul pengaman, saluran
primer, sekunder dan tersier
3. Pembersihan saluran (tumbuhan air) pada saluran primer, sekunder dan
tersier
4. Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder dan
tersier
5. Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)
pada saluran primer, sekunder dan tersier
6. Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan)
7. Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi da jalan usaha tani
8. Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan)
9. Kalibrasi alat ukur
Tabel 4.5. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa
Pekerjaan Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Ps = (n/k) * f * u
Ps = Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air
n = Jumlah Bangunan Air yang Berfungsi dalam 1 scheme (bh)
k = Kapasitas (bh/hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari

Lokasi n k f u Ps

Tabel 4.6. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa


Pekerjan Tanggul Pemotongan Rumput
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Pr = (p*l) / k * f * u
Pr = Pemotongan Rumput
p = Panjang Tanggul (m)
l = Lebar Rata-rata Tumbuhan Rumput (m)
2
k = Kapasitas (m /hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari

Lokasi/Kamp/SP p l k f u Pr
Tabel 4.7. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa
Pekerjaan Saluran (Tumbuhan Air)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Psal = (p*l) / k * f * u
Psal = Pembersihan Saluran
p = Panjang Saluran (m)
l = Lebar Rata-rata Tumbuhan Air (m)
2
k = Kapasitas (m /hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari

Lokasi/Kamp/SP p l k f u Psal

Tabel 4.8. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa


Pekerjaan Pemeliharaan Tanggul
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Pt = (p*l) / k * f * u
Pt = Pemeliharaan Tanggul
p = Panjang Tanggul yang Rusak (m)
l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak (m)
2
k = Kapasitas (m /hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari

Lokasi/Kamp/SP p l k f u Pt
Tabel 4.9. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa
Pekerjaan Pemeliharaan Bangunan Air (Pembersihan,
Pelumasan, dan Pengecatan)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

PB = (Hb+u)* n * f
PB = Pemeliharaan Bangunan Air
n = Jumlah Bangunan Air
Hb = Biaya Bahan/Bangunan
f = Frekuensi
u = Upah Kerja/bangunan

Lokasi/Kamp/SP Hb u n f PB

Tabel 4.10. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa


Pekerjaan Pemeliharaan Jembatan / Demaga (Pengecatan dan
Perbaikan Ringan)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Pjd = (Hb+u)* n * f
Pjd = Pemeliharaan Jembatan atau Dermaga
n = Jumlah Bangunan Air
Hb = Biaya Bahan/Jembatan atau Dermaga
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/Jembatan atau Drmaga

Lokasi/Kamp/SP Hb u n f Pjd
Tabel 4.11. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa
Pekerjaan Pemeliharaan Jalan
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Pj = (p*l) / k * f * u
Pj = Pemeliharaan Jalan
p = Panjang Tanggul yang Rusak (m)
l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak (m)
2
k = Kapasitas (m /hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari

Lokasi/Kamp/SP p l k f u Pj

Tabel 4.12. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa


Pekerjaan Pemeliharaan Kantor/Rumah Dinas (Perbaikan
ringan)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

PK = (Hb+u)* n * f
PK = Pemeliharaan Kantor atau Rumah Dinas
n = Jumlah Kantor dan Rumah Dinas
Hb = Biaya Bahan Kantor dan Rumah Dinas
f = Frekuensi/Kantor atau Rumah Dinas
u = Upah Kerja/hari

Lokasi/Kamp/SP Hb u n f PK

IV -
9090
Tabel 4.13. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa
Pekerjaan Kalibrasi Alat Ukur (Sesuai Spesifikasi Alat)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Ka =n*f*u
Ka = Kalibrasi Alat Ukur
n = Jumlah Alat Ukur
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/alat ukur

Lokasi/Kamp/SP n u f Ka

4.2.2.2 Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa


Pemeliharaan berkala adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata
air rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi
dan mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat rasarana tata air rawa
yang dilakukan tiap tahun atau lima tahunan atau juga tergantung pada kondisi
bangunan dan saluran. Pemeliharaan berkala antara lain berupa :
1. Pengangkatan lumpur pada saluran primer, sekunder dan tersier
2. Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada saluran primer, sekunder,
tersier dan tanggul pengaman
3. Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran navigasi,
primer, sekunder, tersier
4. Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak) pada saluran
navigasi, primer, sekunder, tersier
5. Perbaikan jalan ada jalan inspeksi dan jalan usaha tani

IV -
9191
6. Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)
7. Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan
sempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km

Interval dan frekuensi pemeliharaan berkala jaringan reklamasi rawa pasang


surut dan rawa lebak dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.14. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa


Pasang Surut
Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut

Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya


No Volume © Satuan Keterangan
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A BELANJA BARANG
POS GAJI UPAH
I Upah Pekarya OH
Upah Pekerja swakelola OH
Sub Total
POS BAHAN
1. BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
1 POMPA AIR
- Premium : x lt x bln Liter
- Solar : x lt x bln Liter
- Oli Sae 40 : x lt x bln Liter
II
- Lain-lain
2 MESIN POTONG RUMPUT
- Premium : x lt x bln Liter
- Solar : x lt x bln Liter

2. BAHAN BANGUNAN (SWAKELOLA)


1 Cat kg
2 Tinner kg
3 Kuas bh
4 Sikat Baja bh
5 PC zak
6 Aspal m
3

7 Pasir 3
m
8 Kerikil
3
9 Batu Kali m
Sub Total (A) m
3

B BELANJA MODAL (*)


POS LAIN-LAIN PENGELUARAN
I 1. Lain-lain Pengeluaran Swakelola
1. Lain-lain Pengeluaran Kontraktual
Sub Total (B)
Total (A+B)

Catatan :
- © Volume © berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di
masing-masing lokasi
- @ Harga Satuan @ berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi
dan tergantung tingkatkesulitan serta karakteristik wilayahnya masing-masing
- (*) Pengadaan yang masuk ke POS Belanja Modal baik itu swakelola maupun kontraktual
harus mendapat persetujuan instansi vertikal di atasnya.

IV -
9292
Tabel 4.15. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa
Pekerjaan Pengerukan Lumpur
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Pl = (p*l*t)/k * f * u
Pl = Pengerukan Lupur
p = Panjang Saluran (m)
l = Lebar Saluran (m)
t = Tinggi Endapan (m)
3
k = Kapasitas (m /hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari

Lokasi/Kamp/SP p l t k f u Pl

Tabel 4.16. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa


Pekerjaan Perbaikan tanggul (longsor dan Erosi)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Ptb = (p*l*u/ k+Hb) * f


Ptb = Perbaikan Tanggul
p = Panjang Tanggul yang Rusak(m)
l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak
(m) Hb = Biaya Bahan/Bangunan
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari

Lokasi/Kamp/SP p l Hb k f u Ptb

IV -
9393
Tabel 4.17. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa
Pekerjaan Perbaikan Kantor dan Rumah Dinas (Rehabilitasi)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

PKB = (Hb+u) * n * f
PKB = Perbaikan Kantor dan Rumah
Dinas n = Jumlah Kantor dan Rumah
Dinas
Hb = Biaya Bahan Kantor dan Rumah
Dinas f = Frekuensi
u = Upah Kerja/Bangunan Kantor atau Rumah Dinas

Lokasi/Kamp/SP Hb u n f PKB

Tabel 4.18. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa


Pekerjaan Pengamanan Jaringan (Patok Batas Jalur Hijau dan
Sempadan, Papan Larangan, Portal, Nomenklatur Jaringan dan
Patok km)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Pjar = ((n1*Hb1)+(n2*Hb2)+(n3*Hb3)+…))
Pjar = Pengamanan Jaringan
n = Jumlah Patok Batas Jalur Hijau dan Sempadan, Papan Larangan, Portal, Nomenklatur Jaringan dan Patok km
Hb = Biaya Bahan dan Upah Pengamanan

Lokasi/Kamp/SP n1 Hb1 n2 Hb2 n3 Hb3 ……… Pjar

IV -
9494
4.2.2.3 Biaya Pemeliharaan Darurat Jaringan Reklamasi Rawa
Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan tindakan preventif untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap jaringan reklamasi rawa
maupun manusia yang diakibatkan ulah manusia, hewan atau prose salami yang
mestinya dapat dicegah. Terjadinya bencana alam merupakan suatu hal yang
terjadinya tidak dapat diduga sebelumnya dan akibatnya dapat mempengaruhi
operasi jaringan. Oleh sebab itu perlu penanganan segera. Kerusakan jaringan
akibat bencana alam dapat dapat diatasi dengan perbaikan darurat. Pada
umumna biaya yang dibutuhkan untuk ini tidak dapat dihitung, namun apabila
diabaikan kerugian yang ditimbulkan besar sekali. Oleh sebab itu, besarnya
biaya untuk keperluan ini dapat ditaksir antara 10-15% dari seluruh biaya OP.

4.3 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Tambak


Studi dan Kajian tentang Penyusunan AKNOP Irigasi Tambak sudah pernah
dilakukan pada tahun anggaran 2013 oleh PT. Alles Klar Prima dengan paket
pekerjaan Tata Cara Penyusunan AKNOP OP Irigasi, Rawa dan Tambak. Pada
tahun anggaran 2015 ini dilanjutkan dengan penyusunan Rancangan Pedoman
Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi
Tambak.
Agar hasil kajian kali ini memberikan hasil yang lengkap dalam arti tidak merubah
yang sudah disusun baik itu yang sudah dimuat dalam Permen maupun studi
dan kajian terdahulu maka perlu dicermati dan dievaluasi kembali apa yang
sudah dituliskan.
Dalam hal ini termasuk untuk Penyusunan AKNOP Irigasi Tambak yang pada
saat pelaksanaan kajian masih menggunakan landasan hukum Permen Permen
PU No. 16/PRT/M/2011 tentang pedoman operasi dan pemeliharaan jaringan
tambak, beserta lampirannya.

4.3.1 Cakupan Biaya Operasi Irigasi Tambak


Jaringan reklamasi tambak yang dimaksud dalam tata cara adalah jaringan
reklamasi tambak di daerah pesisir yang dipengaruhi pasang surut air laut.

IV -
9595
Dalam perencanan operasi, pengelola jaringan irigasi tambak paling sedikit perlu
memperhatikan rencana pola tanam, jenis dan tinggi rendahnya pasang surut,
curah hujan dan kondisi prasarana tambak.

Pelaksanaan operasisebagaimana dimaksud dilakukan dengan prosedur :

1. Operasi normal yang didasarkan pada rencana operasi yang telah


disepakati

2. Operasi darurat apabila terjadi banjir, kekeringan dan adanya


pencemaran air atau terjadi peningkatan kadar garam yang tinggi.

Kegiatan operasi jangingan tambak juga dilakukan secara rutin selama setahun
dan dilaksanakan oleh tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan dengan
bantuan partisipasi P3A/GP3A.

Gaji/Upah

Perjalanan Dinas

Komponen Biaya Operasi Perlengkapan


Jaringan Tambak Kerja

Alat dan Bahan

Biaya Lainnya

Gambar 4.2. Komponen Biaya Operasi Jaringan Tambak

1. Gaji/Upah

Gaji/upah yang dimaksud adalah pelaksana petugas kegiatan operasi.


Kebutuhan tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan jaringan tambak
seperti pada tabel di bawah ini.

IV -
9696
Tabel 4.19. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Tambak
Jabatan Jumlah yang Diperlukan Pendidikan Keterangan
Ranting/Pengamat/UPTD/KAWIL 1 orang pengamat pengairan untuk D3 Sipil Kantor,
areal layanan 1.500-3000 ha. rumah, dan
sepeda motor
Staf Pengamat 3 orang staf untuk areal layanan SMP Rumah jaga
1.500-3000 ha. dan sepeda
Juru Pengairan 1 juru pengairan untuk areal layanan STM Rumah jaga
1.500-3000 ha. dan sepeda
Petugas Pintu Air 1 orang petugas penjaga pintu air SMP Rumah jaga
untuk areal layanan 500-1.000 ha. dan sepeda

2. Perjalanan Dinas

Perjalanan dinas Pengamat dan Juru Pengairan untuk koordinasi dan


pemantauan.

3. Perlengkapan Kerja

1) Penyediaan ATK yang diperlukan untuk kegiatan operasi, seperti


mengisi blanko isian, kapur tulis, dll.
2) Biaya langganan listrik untuk operasi kantor dan operasi pintu-pintu
air

4. Alat dan Bahan

1) Pembelian bahan bakar/pelumas, pompa, genset, dsb.


2) Penyewaan sepeda motor, pemotong rumput, dsb.
3) Peralatan-peralatn lain yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi di
jaringan irigasi

Daftar kebutuhan peralatan untuk kegiatan operasi jaringan tambak


berdasarkan tahap pengembangan adalah seperti pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.20. Daftar Kebutuhan Peralatan untuk Kegiatan Operasi Jaringan
Tambak
Jaringan Tambak
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Peralatan
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

• Alat pengamat CH
manual/otomatis √ √ √
Pemantauan Curah
1 √ √ √
Hujan Harian • Gelas Ukur √ √ √
• ATK
• Alat pengamat pasut
Pemantauan Elevasi √ √ √
2 manual/otomatis
Pasang Surut √ √ √
• ATK
• Alat pengamat pasut
- - -
3 Pemantauan Arus manual/otomatis
- - -
• ATK
• Peilschaal √ √ √
Pemantauan Tinggi
4 • Teropong √ √ √
Muka Air di Saluran
√ √ √
• ATK
• Peilschaal
• Teropong √ √ √
• Salinometer √ √ √
Pemantauan Kualitas √ √ √
5 • Kertas pH
Air Permukaan √ √ √
• Gelas ukur panjang √ √ √
√ √ √
• Gelas aqua
• ATK
• Piezometer
• Pita meteran logam dalam skala
cm
• Kapur tulis tukang kayu √ √ √
√ √ √
• Lap bersih
√ √ √
• Senter, bila diperlukan √ √ √
• Pemberat pita meteran, bila √ √ √
diperlukan √ √ √
Pemantauan
√ √ √
6 Kedalaman Muka dan • Kunci inggris atau alat lainnya
Kualitas Air Tanah untuk pembuka penutup sumur
pantau, piezometer √ √ √

• Selang atau alat lainya untuk √ √ √


memompa air keluar dari
√ √ √
piezometer
√ √ √
• Kertas Fe √ √ √
• Kertas pH
• Gelas aqua
• ATK
Pemantauan Daerah √ √ √
7 • Batang kayu
Banjir atau Genangan √ √ √
Jaringan Tambak
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Peralatan
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
√ √ √
• Pita meteran logam dalam skala
cm
• ATK
√ √
• Sekop/arit
√ √
• Pita meteran logam dalam skala √ √ √
cm √ √ √
Pemantauan Kualitas √ √ √
8 • Senter
Tanah √ √ √
• Kertas pH √
• Gelas aqua √

• ATK
Pemantauan
9 • ATK √ √ √
Rencana/Realisasi

Pemantauan • Alat ukur topografi √ √ √


10
Penampang Saluran √ √ √
• ATK
• Pita meteran logam dalam skala
cm √ √ √
Pemantauan Tanggul
11 √ √ √
Pelindung • Batang kayu √ √ √
• ATK
Rencana Pengelolaan
12 • ATK √ √ √
Air Masa Tanam

5. Biaya Lainnya

Besarnya biaya kegiatan operasi hamper sama setiap tahunnya,


sehingga dapat dikategorikan sebagai biaya rutin dan harus dipenuhi.
Daftar kebutuhan biaya pelaksanaan kegiatan operasi di jaringan irigasi
tambak adalah seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.21. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Tambak
Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Tambak

Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya


No Volume © Satuan Keterangan
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Gaji/Upah
Upah Harian
Petugas Pintu Air (PPA) OH
1 Petugas Bendung (PB), (apabila ada) OH

Lembur
Lembur Juru/Staf Pengamatan/Ppa/PB OJ/H
Sub Total
Perjalanan Dinas
Pemantauan
2
Pengamat OH
Juru OH
Sub Total
Bahan Operasional Kantor (sesuai kebutuhan)
1. ATK
- Kertas Fe
- Kertas pH
- Kertas A4
3
2. Bahan Survey
- Lap Bersih
- Kapur Tulis Tukang Kayu
Bahan untuk Laporan
- Form-form pelaporan untuk kegiatan operasional fotokopi
Sub Total
Operasional Peralatan
4

Sub Total

Catatan :
© : Volume berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di masing-masing lokasi
@ : Harga satuan berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi dan tergantungtingkat kesulitan serta
karakteristik wilayahya masing-masing.

Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerah masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

IV -
100100
Tabel 4.22. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Irigasi Tambak
Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Jaringan Tambak

Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya


No Volume Satuan Keterangan
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Gaji/Upah
Kontrak
Pengamat OB
Juru OB
Staf Pengamat OB
1
Upah Harian
Petugas Pintu Air (PPA) OH
Petugas Bendung (PB), (apabila ada) OH

Lembur
Lembur Juru/Staf Pengamatan/Ppa/PB
Sub Total
Perjalanan Dinas
Pemantauan
Pengamat OH
Juru OH
2
Rapat (Ke Kab./ Kota/Prov./BWS)
Pengamat OH
Juru OH
Sub Total
Bahan Operasional Kantor (sesuai kebutuhan)
Listrik
Telepon OH
Air OH
ATK
Bahan Survey Biaya
Rapat Fotokopy
3
Perlengkapan Kerja
Pakaian Kerja
Sepatu Kerja Lapangan
Topi Lapangan OH
Jas Hujan OH
Senter

Sub Total
Operasional Peralatan (sesuai kebutuhan)
Kendaraan Operasional
Mobil Pick up bh-bln
Sepeda Motor bh-bln
Bahan Bakar Minyak untuk Kegiatan Operasi
Pompa Air/Diesel/Genset
- Premium : ltr x bln ltr-bln
- Solar : ltr x bln ltr-bln
- Oli Sae : ltr x bln ltr-bln
Bahan Bakar Kendaraan Operasional
- Premium : ltr x bln ltr-bln
- Oli Sae : ltr x bln ltr-bln
Genset bh-bln
Pemotong Rumput bh-bln
Alat yang Dig unakan dalam Kegiatan Operasi
Alat pembersih untuk pita meteran bh bh-
Alat pengamat CH manual/otomatis bln bh-
Alat ukur topografi bln bh
4
Batang kayu bh
Gelas aqua bh
Gelas ukur bh
Gelas ukur panjang bh
Kapur tulis tukang kayu bh
Kertas Fe bh
Kertas pH bh
Kunci Inggris atau alat lainnya untuk pembuka penutup sumur pantau, piezometer bh
Lap bersih bh
Peillschaal bh
Pemberat pita meteran, bila diperlukan bh-bln
Piezometer bh
Pita meteran logam dalam skala cm bh
Salinometer bh-bln
Sekop/arit bh
Selang/alat lainnya untuk memompa air keluar dari piezometer bh
Teropong bh

Sub Total

Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

4.3.2 Biaya Pemeliharaan Jaringan Tambak


Pemeliharaan jaringan tambak sesuai Permen PU No. 16/PRT/M/2011, ditujukan
untuk menjamin kesinambungan fungsi jaringan irigasi tambak sesuai dengan
masa layanan yang direncanakan. Pemeliharaan jaringan tambak meliputi
pemeliharaan rutin, berkala dan perbaikan darurat yang dilakukan secara
partisipatif.

4.3.2.1 Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak


Pemeliharaan dilakukan secara terus menerus, pemeliharaan rutin ini antara lain
sebagai berikut :
1) Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran
2) Pemotongan rumput di tanggul/berm
3) Pembersihan saluran (tumbuhan air)
4) Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman
5) Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)
6) Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani
7) Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan)
8) Kalibrasi alat ukur

Daftar kebutuhan biaya pemeliharaan rutin jaringan tambak adalah seperti di


bawah ini.
Tabel 4.23. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak
berdasarkan Analisa Harga Satuan per Kegiatan Pemeliharaan

2
A. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Saluran (Rp/m )

PR.A.01 Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 Buah Bangunan Air
Biaya per 1 bangunan air, sampah normal (dengan tenaga manusia)
0,5 pekerja @ Rp = Rp
0,01 Alat-alat @ Rp = Rp
Total Biaya Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 Buah Bangunan Rp
PR.A.02 Pembabatan Rumput pada Tanggul, Berm dan Talud Saluran
2
a. Biaya per 100m , tumbuhan normal (dengan tenaga manusia)
0,5 pekerja @ Rp = Rp
0,01 Alat-alat @ Rp = Rp
Total Biaya Rp
2
Biaya per m Rp
2
b. Biaya per 100m , tumbuh-tumbuhan rapat/belukar (dengan tenaga manusia) :
2 2
Biaya mer m x biaya per 100 m , tumbuhan normal (dg tenaga manusia) Rp
PR.A.03 Pembersihan saluran, mengangkat tumbuhan yang terapung/sampah dan
tumbuhan dari dasar saluran
2
Biaya per 100m (dengan tenaga manusia)
2 pekerja @ Rp = Rp
0,02 Alat-alat @ Rp = Rp
Total Biaya Rp
2
Biaya per m Rp
PR.A.04 Pemeliharaan Tanggul
2
Biaya per 100m (dengan tenaga manusia)
0,4 pekerja @ Rp = Rp
0,02 Alat-alat @ Rp = Rp
Total Biaya Rp
Biaya per m
2 Rp
PR.A.05 Pemeliharaan Jalan
2
Biaya per 100m (dengan tenaga manusia)
1 pekerja @ Rp = Rp
0,05 Alat-alat @ Rp = Rp
Total Biaya Rp
2 Rp
Biaya per m
2
B. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Bangunan AIr (Rp/pintu atau Rp/m )

PR.B.01 Pelumasan Pintu-pintu Bangunan Air (hanya bahan saja)


a. Pelumasan roda gigi dan batang ulir (satu pintu)
0,2 kg gemuk/stempel @ Rp/kg = Rp
b. Pelumasan oli pada engsel, katrol dan alur intu (satu pintu)
0,2 ltr oli @ Rp/ltr = Rp
c. Pembersihan bagian-bagian yang telah dilumasi oli/gemuk (satu pintu)
1 ltr solar @ Rp/ltr = Rp
PR.B.02 Pengecatan Bagian-bagian Logam
2
a. Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10 m ) termasuk :
- Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam
- Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat
- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
- Mengecat kembali permukaan di tempat karatan dan cat lama yang
telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan satu lapis cat
meni besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan)
- Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur
- Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat aluminium
(A) Tenaga Kerja
1,5 pekerja @ Rp/hari = Rp
1,5 tukang cat @ Rp/hari = Rp
Biaya Sub Total = Rp
(B) Bahan-bahan
0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp
0,5 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp
0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp
0,5 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp
0,2 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp
Biaya Sub Total = Rp
2
Biaya per m (hanya bahan-bahan saja)
Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp
2
Biaya per m (Upah+bahan-bahan) = Rp
2
b. Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10 m ) termasuk :
- Membersihkan seluruh permukaan
- Membersihkan karat dan cat lama
- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
- Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi
(A) Tenaga Kerja
5,0 pekerja @ Rp/hari = Rp
5,0 tukang cat @ Rp/hari = Rp
Biaya Sub Total = Rp
(B) Bahan-bahan
2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp
2,0 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp
0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp
1,0 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp
0,3 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp
Biaya Sub Total = Rp
2
Biaya per m (hanya bahan-bahan saja)
Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp
2
Biaya per m (Upah+bahan-bahan) = Rp
2
C. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jembatan dan Dermaga (Rp/m )

PR.C.01 Pengecatan Bagian-bagian Logam


2
a. Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m ) termasuk :
- Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam
- Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat
- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
- Mengecat kembali permukaan di tempat karatan dan cat lama yang
telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan satu lapis cat
meni besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan)
- Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur
- Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat aluminium
(A) Tenaga Kerja
1,5 pekerja @ Rp/hari = Rp
1,5 tukang cat @ Rp/hari = Rp
Biaya Sub Total = Rp
(B) Bahan-bahan
0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp
0,5 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp
0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp
0,5 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp
0,2 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp
Biaya Sub Total = Rp
2
Biaya per m (hanya bahan-bahan saja)
Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp
2
Biaya per m (Upah+bahan-bahan) = Rp
2
b. Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10 m ) termasuk :
- Membersihkan seluruh permukaan
- Membersihkan karat dan cat lama
- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
- Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi
(A) Tenaga Kerja
5,0 pekerja @ Rp/hari = Rp
5,0 tukang cat @ Rp/hari = Rp
Biaya Sub Total = Rp
(B) Bahan-bahan
2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp
2,0 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp
0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp
1,0 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp
0,3 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp
Biaya Sub Total = Rp
2
Biaya per m (hanya bahan-bahan saja)
Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp
2
Biaya per m (Upah+bahan-bahan) = Rp

D. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Kantor atau Rumah Dinas (disesuaikan kebutuhan)

PR.D.01 Biaya Pemeliharaan Kantor = Rp


PR.D.02 Biaya Pemeliharaan Rumah Dinas = Rp

E. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Kalibrasi Alat (tergantung spesifikasi alat)

PR.E.01 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Curah Hujan (1 buah) = Rp


PR.D.02 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Pasang Surut (1 buah) = Rp
Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Salinometer (1 buah) = Rp
Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Piezometer (1 buah) = Rp
Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Topografi (1 buah) = Rp
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

Tabel 4.24. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Tambak


Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak

Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya


No Volume Satuan Keterangan
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
GAJI UPAH
1 Upah Pekarya OH
Upah Pekerja Swakelola OH
Sub Total
BAHAN BAKAR MINYAK
POMPA AIR
- Premium : ltr x bln liter
- Solar : ltr x bln liter
- Oli Sae : ltr x bln liter
2
- Lain-lain
POTONG RAMBUT
- Premium : ltr x bln liter
- Oli Sae : ltr x bln liter
- Lain-lain
Sub Total
PERLENGKAPAN KERJA
Pakaian Pekerja Stel
Sepatu Kerja Stel
3 Sepatu Lapangan Stel
Topi Lapangan bh
Jas Hujan bh
Senter bh
Sub Total
PERALATAN KERJA
Cangkul bh
Parang/sab bh
it Ganco bh
Pengait sampah bh
Sikat baja bh
4 Kuas bh
Ember bh
Engkrak bh
Gerobag bh
Sapu lidi besar bh
Pengki bh
Lain-lain peralatan swakelola bh
Sub Total
BAHAN BANGUNAN (SWAKELOLA)
Cat PC liter
Aspal m
3

Pasir 3
5 m
Keriki
3
l m
Batu Kali m
3

Lain-lain bahan swakelola 3


Sub Total m
BIAYA LAINNYA
6

Sub Total
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

4.3.2.2 Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Tambak


Pemeliharaan berkala dilakukan paling sedikit 2 (dua) tahun sekali atau
tergantung pada kondisi bangunan dan saluran, meliputi :
1. Pengangkatan lumpur pada saluran
2. Perbaikan tangul (longsor dan erosi) pada saluran dan tanggul
pengaman
3. Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran
4. Perbaikan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani
5. Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)
6. Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan
sempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km

Daftar kebutuhan biaya pemeliharaan berkala jaringan irigasi tambak adalah


seperti di bawah ini.
Tabel 4.25. Analisa Harga Satuan Pemeliharan Berkala Jaringan Tambak
PB.01 Pengerukan Lumpur Saluran
3
a. Biaya pengerukan 1 m , dengan tenaga manusia, termasuk pengangkutan
dan merapihkan tanah bekas yang diangkut (BOW 1*A4 + 1/5*A6)
1,566 pekerja pengerukan @ Rp = Rp
0,75 Pekerja perapihan @ Rp = Rp
3
Biaya per m Rp
3
b. Biaya penggalian 30 m dengan alat hydraulis excavator (HER),
termasuk merapihkan bekas galian
- Harga baru Excavator Komatsu LSS (Rp 1.000) (NP) Rp
- Nilai sisa alat 10% (Rp 1.000) (RV) Rp
- Masa kerja alat tahun
- Jam kerja alat per tahun (YWH) jam
- Jumlah jam kerja alat (TWH) jam
3
- Kapasitas kerja alat efektif m /jam
- Kemampuan tenaga/daya alat pk

(A) Biaya Kepemilikan Alat (Rp/jam)


- Penyusutan Alat = Rp
- Bunga, pajak dan asuransi (0,1 x NP x YWH) = Rp
Biaya Sub Total = Rp
Biaya Total (A+B) (kepemilikan alat+biaya operasional) = Rp
3
Biaya per m = Rp
(B) Biaya Operasional
- Bahan bakar dan pelumas
24,9 ltr solar @ Rp/ltr = Rp
0,48 ltr oli mesin @ Rp/ltr = Rp
0,13 ltr oli alat penggerak @ Rp/ltr = Rp
0,54 ltr oli hidraulik @ Rp/ltr = Rp
0,3 kg gemuk/stempel @ Rp/kg
- Perbaikan dan Pemeliharaan = Rp
20% dari NP/TWH
- Gaji/upah operator dan mekanik
1 operator @ = Rp
1 pembantu operator @ = Rp
2 pekerja @ = Rp
0,25 mekanik @ = Rp
lembur, tunjangan lainnya (15%)
- Biaya lain-lain (filter, malting dll) = Rp
45% dari biaya operasional
Biaya Sub Total = Rp
Biaya Total (A) + (B) (kepemilikan alat+biaya operasional) = Rp
2
Biaya per m (Upah+bahan-bahan) = Rp
PB.02 Perbaikan Tanggul
2
Biaya per100 m (dengan tenaga manusia)
1 pekerja @ Rp = Rp
0,05 Alat-alat @ Rp = Rp
1 bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
5,0 pekerja @ Rp = Rp
5,0 tukang cat @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
2
Biaya per m = Rp
PB.03 Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak)
pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
2
Biaya per m = Rp
PB.04 Biaya Perbaikan Kantor (rehabilitasi)
pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
2
Biaya per m = Rp
PB.05 Biaya Perbaikan Rumah Dinas (rehabilitasi)
pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
2
Biaya per m = Rp
PB.06 Pengamanan Jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur jaringan, patok BM
pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
2
Biaya per m = Rp
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

4.3.2.3 Biaya Perbaikan Darurat Jaringan Tambak


Perbaikan darurat dilakukan akibat timbulnya kegiatan yang di luar dugaan
termasuk bencana alam. Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan
tindakan preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap
jaringan irigasi maupun jiwa manusia yang diakibatkan ulah manusia, hewan
atau proses alami yang mestinya dapat dicegah. Terjadinya bencana alam
merupakan suatu hal yang terjadi tidak dapat diduga sebelumnya dan akibatnya
dapat mempengaruhioperasi jaringan. Oleh sebab itu perlu penanganan segera.
Kerusakan jaringan akibat bencana alam dapat diatasi dengan perbaikan
darurat.
Pada umumnya biaya biaya yang dibutuhkan untuk ini tidak dapat dihitung,
namun apabila diabaikan kerugian yang ditimbulkan dapat besar sekali. Oleh
sebab itu, besarna biaya untuk keperluan ini dapat ditaksir antara 10-15% dari
seluruh biaya OP. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan tambak dapat dilakukan
secara swakelola atau kontraktual berdasarkan jenis pekerjaan, volume, waktu,
tenaga kerja, bahan, peralatan dan kualitas pekerjaan dan/atau dapat
dilaksanakan secara partisipatif oleh kelompok petani tambak.

4.3.3 Biaya Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Jaringan Tambak


Biaya untuk pembinaan dan koordinasi digunakan untuk :
1. Peningkatan kemampuan petugas operasi dan pemeliharaan jaringan
2. Rapat koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka operasi dan
pemeliharaan jaringan
Biaya untuk pembinan dan koordinasi meliputi :
1. Perjalanan dalam rangka pembinaan maupun koordinasi
2. Penyeiaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pembinaan dan koordinasi
3. Honorarium
4. Biaya lainnya

Tabel 4.26. Biaya Pembinaan/Koordinasi

Biaya Pembinaan/Koordinasi Operasi dan Pemeliharaan

Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya


No Volume Satuan Keterangan
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A BIAYA KANTOR

B PELATIHAN BAGI PERSONIL


I GAJI/UPAH
a. Honor Pengarah
b. Honor Instruktur
c. Honor
Narasumber/Pakar
d. Honor Pembuatan Makalah
e. Uang Saku Peserta
II f. Panitia Pelaksana
BAHAN
a. Alat Tulis Kantor
(ATK) b. Perlengkapan
Peserta c. Multimedia
d. Percetakan Undangan, sertifikat, fax
III e. Penggandaan/fotokopi
PERJALANAN
PENGARAH
Transport
Uang Harian
INSTRUKTUR
Transport
Uang Harian
NARASUMBER
Transport
Uang Harian
PANITIA PELAKSANA
Transport
Uang Harian
BIAYA PERSIAPAN
Transport
IV Uang Harian
LAIN-LAIN
Akomodasi & Konsumsi untuk :
- Peserta
- Pengarah
- Instruktur
Sewa Ruangan
Sewa Komputer + Printer
Sewa Infocus
Evaluasi, Laporan Penyelenggaraan
Transportasi dan Penyelenggaraan Total

IV -
110110
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

Biaya Pemberdayaan P3A


Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan jaringan secara partisipatif,
kedudukan P3A sebagai pengguna harus disetarakan, sehingga mereka
mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan jaringan. Untuk
itu pemberdayan P3A harus dilakukan secara berkesinambungan dan
terprogram dengan baik.
Biaya untuk pembiayaan P3A antara lain meliputi :
1. Pelatihan Op partisipatif
2. Pendampingan/fasilitas P3A
Biaya untuk pemberdayaan P3A meliputi :
1. Perjalanan dalam rangka pendampingan
2. Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pemberdayaan P3A
3. Honorarium
4. Biaya lainnya

IV -
111111
Tabel 4.27. Biaya Pelatihan Pembinaan P3A

Biaya Pelatihan Pelatihan Pembinaan P3A

Nama DI/DR/DT : Kabupaten :


Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya


No Volume Satuan Keterangan
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I GAJI/UPAH
a. Honor Pengarah OJ
b. Honor Instruktur OJ
c. Honor OJ
Narasumber/Pakar Mak
d. Honor Pembuatan Makalah OH
e. Uang Saku Peserta OB
II f. Panitia Pelaksana
BAHAN Ls
a. Alat Tulis Kantor Ls
(ATK) b. Perlengkapan Ls
Peserta c. Multimedia Ls
d. Percetakan Undangan, sertifikat, fax Ls
III e. Penggandaan/fotokopi
PERJALANAN
PENGARAH PP
Transport OH
Uang Harian
INSTRUKTUR PP
Transport OH
Uang Harian
NARASUMBER PP
Transport OH
Uang Harian
PANITIA PELAKSANA PP
Transport OH
Uang Harian
BIAYA PERSIAPAN PP
Transport OH
A Uang Harian
PESERTA DARI TEMPAT PP
KEDUDUKAN Transport OH
B Uang Harian
SURVEY NARASUMBER PP
Transport OH
IV Uang Harian
LAIN-LAIN
Akomodasi & Konsumsi untuk OH
: OH
- Peserta OH
- Pengarah RH
- Instruktur BH
Sewa Ruangan BH
Sewa Komputer + Printer Ls
Sewa Infocus Ank
Evaluasi, Laporan Penyelenggaraan Total

Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

IV -
112112

Anda mungkin juga menyukai