Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mengadandalkan manfaat sumber daya
alam sebagai sumber dana bagi pembangunan ekonominya. Sumberdaya alam
ialah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai didalam kondisi dimana kita
menemukannya (Sukanto Reksodiprodjo 1990:5). Sumberdaya alam meliputi
semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati yang berguna
bagi manusia, terbatas jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria-kriteria
tekonologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumberdaya alam baik renewable
maupun non renewable merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan
hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut
akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi
(Fauzi,2004).
Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah mineral emas dan
perak, yang termasuk dalam golongan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui
(non renewnable). Sektor pertambangan merupakan salah satu andalan untuk
mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat. Pertambangan merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan
memiliki nilai potensial yang tinggi terutama dalam meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD) serta sebagai upaya dalam kesejahteraan masyarakat. Hasil-hasil
barang tambang seperti emas merupakan barang yang bernilai jual tinggi dan
banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
Salah satu sektor pertambangan di Provinsi Sumatera Utara yang akan
dibahas adalah PT. Agincourt Resources (PTAR) di Kecamatan Batang Toru
Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan yang pertama berproduksi di Provinsi
Sumatera Utara. Dari hasil produksi tersebut maka dapat menyumbangkan pajak
yang akan menambah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan serta
kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan masayarakat dan
corporate social responsibility (CSR).

I.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis akan membahas
pemanfaatan sumberdaya alam dalam pembukaan akses wilayah dan peningkatan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Lokasi yang dibahas penulis adalah PT.
Agincourt Resources (PTAR) di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli
Selatan yang berada pada Hutan Batang Toru.

I.3 Tujuan
Tujuan penulis adalah untuk melihat pemanfaatan sumberdaya alam dalam
pembukaan akses wilayah dan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.

I.4 Manfaat
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan kajian
bagi penulis maupun kepada pembaca serta sebagai pemenuhan kewajiban untuk
Ujian Akhir Semester Genap Mata Kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam dan
Lingkungan, di Pasca Sarjana Jurusan Perencanaan Wilayah dan Perkotaan
(PWK) Universitas Simalungun.
BAB II
PEMBAHASAN

II.I Tinjauan Pustaka


Ketersediaan sumberdaya alam dan lingkungan yang meliputi air, udara,
tanah, hutan, barang tambang dan lainnya adalah hal esensial bagi kelangsungan
hidup manusia. Kerusakan atau kehilangan sumberdaya alam dan lingkungan akan
menimbulkan kerugian dan menurunkan kualitas hidup dan kesejahteraan
manusia. Oleh karena itu, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang
baik mampu memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Pembangunan ekonomi di satu sisi telah mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi namun di sisi lain dikhawatirkan dapat menimbulkan kerusakan
ekosistem yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkunganharus ditangani secara baik dan memiliki
manfaat besar bagi kehidupan manusia tapi dengan tidak mengorbankan
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan itu sendiri. Untuk mendukung hal
tersebut, maka diperlukan pemahaman yang baik tentang Ekonomi Sumberdaya
Alam dan Lingkungan (ESDAL).
Hutan adalah bagian dari lingkungan fisik kehidupan manusia yang
fungsinya berbeda-beda sesuai dengan tahap perkembangan ekonomi
masyarakatnya. Pada zaman perkembangan ekonomi masyarakatnya, untuk zaman
dahulu hutan dianggap sebagai barang bekas (free good) yang bisa dimanfaatkan
oleh setiap orang untuk membuka hutan yang akan dijadikan lahan pertanian,
tetapi sejalan dengan perkembangan zaman hutan dibutuhkan sebagai bahan baku
(pemanfatan kayu hasil hutan) serta pertambangan.
Pertambangan adalah suatu industry dimana bahan galian mineral diproses
dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Dalam industi
mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis biasanya
menggunakan metode ekstraksi, yaitu proses pemisahan mineral-mineral dari
batuan terhadap mineral pengikut yang tidak diperlukan. Mineral-mineral yang
tidak diperlukan akan menjadi limbah industry pertambangan dan mempunyai
konstribusi yang cukup signifikan pada pencemaran dan degradasi lingkungan.
Emas sebagai salah satu sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non
renewable recources) disebut juga sumberdaya alam yang tidak memiliki
kemampuan regenerasi secara biologis maka suatu saat akan habis. Selain itu
sumberdaya mineral memerlukan waktu yang lama untuk siap dapat ditambang.

II.2 Gambaran Umum PT Agincourt Resources (PTAR)


PT. Agincourt Resources (PTAR) adalah perusahaan tambang Indonesia
yang bergerak di bidang ekplorasi mineral dan penambangan serta pengolahan
emas dan perak. Site operasional utama Perusahaan berada di Tambang Emas
Martabe di Sumatera. Selain itu, fungsi perusahaan lainnya dikelola dari kantor
pusat di Jakarta. Kegiatan penambangan ini berada di kawasan Hutan Batang Toru
yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan berada di Kecamatan Batang
Toru Kabupaten Tapanuli Selatan. Luas wilayah tambang emas berdasarkan
Kontrak Karya di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah 479 hektar. Tambang Emas
Martabe terletak di perbatasan Hutan Batangtoru, sebuah ekosistem dengan nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi. Lokasi ini merupakan habitat dari sejumlah
spesies yang terancam punah termasuk Orangutan Tapanuli (Pongo
Tapanuliensis) dan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae).
II.3 Proses Penambangan
Kegiatan eksplorasi secara umum terbatas pada tempat pengeboran (drill
pad) kecil beserta beberapa tempat tinggal karyaan. Pergerakan material ke tempat
pengeboran biasanya dilakukan menggunakan helicopter, untuk meminimalkan
ganguan alam apabila dilakukan melalui perjalanan darat. Tempat pengeboran
direhabilitasi kembali setelah pengeboran selesai dilakukan.
Kegiatan penambangan dilapangan terdiri dari pembukaan lahan, survey,
pengeboran, peledakan, pengambilan sampel dan pengangkutan batuan buangan
dan bijih, penimbunan bijih serta pengurangan kadar air pit. Batuan buangan dari
pit ditempatkan di tanggul bukan di tempat penimbunan batuan buangan yang
biasanya dilakukan di banyak tambang.
Pabrik pengolahan di tambang emas merupakan pabrik Carbon-in-Leach
(CIL) konvensional dengan kapasitas 5,6 juta ton bijih per tahun. Pabrik
pengolahan dioperasikan secara terus-menerus kecuali pada saat pemeliharaan.
II.4 Pembukaan Akses Wilayah Pertambangan
Keberadaan pembukaan pertambangan emas di Kawasan Hutan Batang
Kecamatan Batang Toru disambut positif oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Selatan terkhusus masyarakat yang berada di Kecamatan Batang Toru. Hal ini
dapat dilihat dengan adanya perusahaan pertambangan tersebut terjadi
pengembangan wilayah di Kecamatan Batang Toru seperti perubahan jalan,
daerah tersebut semakin ramai dikunjungi orang-orang dari luar daerah sehingga
transportasi sudah semakin lancar, pembangunan menara pemancar komunikasi
dan sejumlah operator telepon seluler juga sudah ada, pengurangan kemiskinan
dan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar, peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan, membuka rumah sakit swasta untuk para pekerja dan masyarakat
sekitar, pembangunan rumah ibadah dan penyediaan jasa lainnya.
.
II. 5 Peningkatan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat
Adapun manfaat dari Keberadaan PT. Agincourt Resources (PTAR)
pertambangan emas di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebagai berikut :
a. memberikan kontribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Tapanuli Selatan, hal ini dapat dilihat penciptaan
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Tapanuli Selatan
sebesar Rp. 1 triliun sepanjang 2010 – 2015, sehingga dapat membantu
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan pembangunan di
daerahnya.
b. Membuka lapangan kerja. PT. Agincourt Resources (PTAR)
mempekerjakan lebih dari 3.000 karyawan dan kontraktor, dimana
lebih dari 99 % diantaranya adalah Warga Negara Indonesia dan lebih
dari 70 % diantaranya direkrut dari penduduk setempat.
c. Sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 PT. Agincourt Resources
(PTAR) melaksanakan Pemberdayaan CSR (corporate social
responsibility) pada bidang kesehatan, pendidikan dan pelatihan,
bidang infrastruktur, bidang pengembangan usaha lokal, bidang
pertanian dan bidang hubungan masyarakat. Bantuan ini CSR ini
diutamakan untuk 15 desa dan kelurahan yang berada disekitar lokasi
lingkar tambang.
d. Untuk bidang pendidikan PT. Agincourt Resources (PTAR)
memberikan program beasiswa martabe prestasi yang bertujuan untuk
pembangunan manusia yang unggul dan berdaya saing di Kabupaten
Tapanuli Selatan dan yang menjadi target penerima adalah siswa yang
berprestasi dari Kecamatan Batang Toru dan Muara Batang Toru.
e. Pembangunan dan renivasi MCK umum, fasilitas pemurnian air dan
septic-tanks di desa-desa tertentu.
f. Pemasangan aliran listrik untuk 500 kepala keluarga yang kurang
mampu.
g. Memberikan bibit kepada warga yang meminta.

II. 6 Pendekatan Manajemen Lingkungan


Operasi tambang emas tunduk pada berbagai hokum dan peraturan
lingkungan. Semua kinerja lingkungan dipantau oleh Manajer Environment.
Adapun kepatuhan lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Pembuangan air olahan dari site.
b. Kualitas air tanah
c. Emisi.
d. Penanganan, penyimpanan dan pembuangan limbah berbahaya.
e. Pembukaan vegitasi.
f. Pengawasan pada kualitas air.
g. Rehabitasi site.
h. Melakukan upaya dalam konservasi dan perlindungan terhadap
keanekaragaman hayati yang bertujuan untuk perlindungan terhadap
kelestarian alam dan ekosistem di wilayah batang toru.
i. Menanam ribuan pohon di lahan bekas tambang serta menyiapkan
bibit untuk penghijauan.
BAB III
PENUTUP

a. PT. Agincourt Resources (PTAR) dalam Pengelolaan Keanekaragaman


Hayati mengatur kewajiban operasional perlindungan keanekaragaman
hayati, seperti minimalisasi pembukaan lahan yang tidak perlu dan
pemulihan habitat hutan sebagai bagian dari penutupan tambang.
b. Pembukaan akses wilayah pertambangan ini membuat perubahan
pengembangan wilayah di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli
Selatan hal ini dapat dilihat terjadinya perubahan wilayah seperti
perubahan jalan, daerah tersebut semakin ramai dikunjungi orang-orang
dari luar daerah sehingga transportasi sudah semakin lancar, pembangunan
menara pemancar komunikasi dan sejumlah operator telepon seluler juga
sudah ada, pengurangan kemiskinan dan peningkatan pendapatan
masyarakat sekitar, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan,
membuka rumah sakit swasta untuk para pekerja dan masyarakat sekitar,
pembangunan rumah ibadah dan penyediaan jasa lainnya.
c. Keberadaan PT. Agincourt Resources (PTAR) berkontibusi positif
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dan juga
terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.
DAFTAR PUSTAKA

Sonny Harpan Siregar, 2017, Implemesntasi CSR PT. Agincourt


Resources (PTAR) di Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, USU,
Medan.

Khailrul Ali Hutasuhut, 2018, Analisis Kontribusi Keberadaan PT.


Tambang E,as Martabe Batang Toru Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Tapanuli Selatan, USU, Medan.

Agincourt Resources, 2019, Laporan Keberlanjutan.

Anda mungkin juga menyukai