Anda di halaman 1dari 12

Pengelolaan Sumber Daya Alam

PERTAMBANGAN BATU BARA

Disusun Oleh :

NAMA : STEEFANI SUMILAT

NIM : 15 505 072

KELAS / SEM : B / IV

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FISIKA

2017

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kasih setia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang mengusung tema
pengelolaan Sumber Daya Alam Pertambangan Batu Bara ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr. Djeli
Tulandi, M.Si selaku Dosen pembimbing mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya
Alam yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai perjuangan bangsa Indonesia yang menjadi
dasar pancasila. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Tondano, 23 Mei 2017

Penyusun,

Steefani Sumilat

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya
alamyang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non-
hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya non-hayati.Sumber
daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam baik dari segikualitas maupun
kuantitasnya. Endapan bahan galian pada umumnya tersebar secaratidak merata di dalam
kulit bumi. Sumber daya mineral tersebut antara lain: minyak bumi, emas, batu
bara,perak,timah,dan lain-lain.
Sumber daya itu diambil dandimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia.Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
nasional,oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat
denganmemperhatikan kelestarian hidup sekitar. Salah satu kegiatan dalam
memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian, tetapi
kegiatan penambangan selain menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama perusahaannya,bentang
alam,berubahnya estetika lingkungan, habitat flora dan fauna menjadi rusak, penurunan
kualitas tanah,penurunan kualitas air atau penurunan permukaan air tanah, timbulnya
debu dankebisingan.
Sumber daya mineral yang berupa endapan bahan galian memiliki sifat
khususdibandingkan dengan sumber daya lain yaitu biasanya disebut wasting assets
ataudiusahakan ditambang, maka bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau
tidak dapat diperbaharui kembali. Dengan kata lain industri pertambangan merupakan
industridasar tanpa daur, oleh karena itu di dalam mengusahakan industri pertambangan
akanselalu berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis,
jumlahmaupun mutu materialnya.
Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usahameningkatkan keselamatan kerja
serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian dalam mengelola
sumberdaya mineral diperlukan penerapan sistempenambangan yang sesuai dan tepat,
baik ditinjau dari segi teknik maupun ekonomis,agar perolehannya dapat optimal
(Prodjosoemanto, 2006 dalam Ahyani, 2011).

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tingkat pencemaran perairan yang terjadi akibat kegiatanpenambangan
2. Mengetahui pengaruh pencemaran tersebut terhadap perekonomian nelayan.
3. Menemukan solusi dari permasalahan tersebut.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertambangan
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas) . Sektor pertambangan, khususnya
pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah Orde Baru mulai
mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde Baru, pemerintahan saat itu
memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi tabungan
pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah
mengundang investor-investor asing untuk membuka kesempatan berusaha seluas-
luasnya di Indonesia.
Adanya kegiatan pertambangan ini mendorong pemerintah untuk mengaturnya
dalam undang-undang (UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU
No. 11/1967 tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. Dalam UU tersebut
pemerintah memilih mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik
investasi asing. Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan
pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah
konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang ditemukan
investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan KK, investor berfungsi sebagai
kontraktor. Pertambangan dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Pertambangan adalah kegiatan untuk mendapatkan logam dan mineral dengan
cara hancurkan gunung, hutan, sungai, laut dan penduduk kampung.
2. Pertambangan adalah kegiatan paling merusak alam dan kehidupan sosial yang
dimiliki orang kaya dan hanya menguntungan orang kaya.
3. Pertambangan adalah lubang besar yang menganga dan digali oleh para
pembohong (Mark Twian)
4. Pertambangan adalah industri yang banyak mitos dan kebohongan
Ada beberapa fase yang harus dilalui oleh perusahaan sebelum melakukan
eksploitasi. Saat proses tersebut di lalui oleh perusaan, maka saat itu pula
beredar mitos-mitos pertambangan di masyarakat.

B. Permasalahan Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambahan Energi


Masalah-masalah lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan dapat
dijelaskan dalam berbagai macam hal. Berikut ini adalah maslah lingkungan dalam
pembangunan lahan pertambangan:
1. Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan
minyak dan gas bumi, logam-logam mineral antara lain seperti timah putih,
emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa, besi, belerang, dan lain-lain dan
bahan-bahan organik seperti batubara, batu-batu berharga seperti intan, dan
lain- lain.

4
2. Pembangunan dan pengelolaan pertambangan perlu diserasikan dengan bidang
energi dan bahan bakar serta dengan pengolahan wilayah, disertai dengan
peningkatan pengawasan yang menyeluruh.
3. Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk
keperluan ekspor maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta
kemampuan penyediaan energi secara strategis dalam jangka panjang. Sebab
minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya terus
meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu adanya
pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air,
tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.
4. Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya
disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran
lingkungan ini biasanya lebih dari pada diluar pertambangan. Keadaan tanah,
air dan udara setempat di tambang mempunyai pengarhu yang timbal balik
dengan lingkunganya. Sebagai contoh misalnya pencemaran lingkungan oleh
CO sangat dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara, pencemaran oleh tekanan
panas tergantung keadaan suhu, kelembaban dan aliran udara setempat.
5. Melihat ruang lingkup pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu
mulai dari pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta
penelitian deposit bahan galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin
sampai penggunaan bahan tambang yang mengakibatkan gangguan pad
lingkungan, maka perlua adanya perhatian dan pengendalian terhadap bahaya
pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan ekosistem, agar sektor
yang sangat vital untuk pembangunan ini dapat dipertahankan kelestariannya.
6. Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi,
eksploitasi, produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta kemudian
menjualnyatidak lepas dari bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran
terhadap lingkungan oleh bahan-bahan minyak yang mengakibatkan kerusakan
flora dan fauna, pencemaran akibat penggunaan bahan-bahan kimia dan
keluarnya gas-gas/uap-uap ke udara pada proses pemurnian dan pengolahan.

C. Cara Pengelolaan Pembangunan Pertambangan


Sumber daya bumi di bidang pertambangan harus dikembangkan semaksimal
mungkin untuk tercapainya pembangunan. Maka perlu adanya survey dan evaluasi
yang terintegrasi dari para alhi agar menimbulkan keuntungan yang besar dengan
sedikit kerugian baik secara ekonomi maupun secara ekologis. Penggunaan ekologis
dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam rangka meningkatkan mutu
hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas
pembangunan pertambangan pada sumber daya dan proses alam lingkungan yang
lebih luas.
Segala pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih luas
perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan
sedapatnya evaluasi sehingga segala kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini
dapat dihindari atau dikurangi, sebab melindungi ekosistem lebih mudah daripada
memperbaikinya. Dalam pemanfaatan sumber daya pertambangan yang dapat diganti
perencanaan, pengolahan dan penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin. Harus

5
tetap diingat bahwa generasi mendatang harus tetap dapat menikmati hasil
pembangunan pertambangan ini.

D. Kecelakaan di Pertambangan
Usaha pertambangan adalah suatu usaha yang penuh dengan bahaya. Kecelakaan-
kecelakaan yang sering terjadi, terutama pada tambang-tambang yang lokasinya jauh
dari tanah. Kecelakan baik itu jatuh, tertimpa benda-benda, ledaka-ledakan maupun
akibat pencemaran atau keracunan oleh bahan tambang. Oleh karena itu tindakan-
tindakan penyelamatan sangatlah diperlukan, misalnya memakai pakaian pelindung
saat bekerja dalam pertambangan seperti topi pelindung, boot, baju kerja, dan lain-
lain.
Dalam rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan dan
gangguan keseimbangan ekosistem baik itu berada dalam lingkungan pertambangan
ataupun berada di luar lingkungan pertambangan, maka perlu adanya pangawasan
lingkungan terhadap:
1. Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan
2. Kecelakaan pertambangan
3. Penyehatan lingkungan pertambangan
4. Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul
Contoh sederhana karena kecelakaan kerja adalah terjadinya lumpur lapindo yang
terdapat di Porong, Sidoarjo, Jawa timur. Tragedi semburan lumpur lapindo yang
terjadi beberapa tahun silam, setidaknya menjadi\ bukti adanya kelalaian pekerja
tambang minyak yang lupa menutup bekas lubang untuk mengambil minyak bumi.
Semburan di Porong, Sidoarjo bukan fenomena baru di kawasan Jawa Timur.
Fenomena yang sama terjadi di Mojokerto, Surabaya, Gunung Anyar, Rungkut,
Purwodadi, Jawa Tengah.

E. Penyehatan Lingkungan Pertambangan


Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup
yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk
menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan
pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:
1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
3. Pengendalian dampak risiko lingkungan
4. Pengembangan wilayah sehat.
Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai
pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana
pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks,

6
kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu
berbagai lintas sektor ikut serta berperan (Perindustrian, KLH, Pertanian, PU dll.) baik
kebijakan dan pembangunan fisik dan departemen Kesehatan sendiri terfokus kepada
pengelolaan dampak kesehatan.

F. Pencemaran dan Penyakit-Penyakit yang Mungkin Timbul Karena Aktivitas


Pertambangan
Usaha pertambangan memang sangat berperan penting bagi jaman sekarang.
Soalnya semua kehidupan di bumi ini menggunakan bahan-bahan yang berasal dari
pertambangan. Contohnya:
1. Biji besi digunakan sebagai bahan dasar membuat alat-alat rumah tangga,
mobil, motor, dll
2. Alumunium digunakan sebagai bahan dasar membuat pesawat
3. Emas digunakan untuk membuat kalung, anting, cincin
4. Tembaga digunakan sebagai bahan dasar membuat kabel
5. Masih banyak lagi seperti perak, baja, nikel, batu bara,timah,pasir kaca, dll.
Seperti yang dikatakan bahwa dimana ada suatu aktivitas pasti disitu ada
kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan di pertambangan yaitu:
1. Pembukaan lahan secara luas dalam masalah ini biasanya investor membuka
lahan besar-besaran, ini menimbulkan pembabatan hutan di area tersebut. Di
takutkan apabila area ini terjadi longsor banyak memakan korban jiwa.
Sedikitnya ialah terjadi penyakit yang mengganggu saluran pernafasan.
2. Menipisnya SDA yang tidak bisa diperbarui. Hasil petambangan merupakan
Sumber Daya yang tidak dapat diperbarui lagi. Ini menjadi kendala untuk masa-
masa yang akan datang.
3. Masyarakat dipinggir area pertambangan menjadi tidak nyaman. Biasanya
pertambangan membutuhkan alat-alat besar yang dapat memecahkan telinga.
Dan biasanya kendaraan berlalu-lalang melewati jalanan warga. Dan terkadang
warga menjadi kesal.
4. Pembuangan limbah pertambangan yang tidak sesuai tempatnya. Dari
sepenggetahuan saya bahwa ke banyakan pertambangan banyak membuang
limbahnya tidak sesuai tempatnya. Biasanya mereka membuangnya di kali,
sungai, ataupun laut. Limbah tersebut tak jarang dari sedikit tempat
pertambangan belum di filter. Hal ini mengakibatkan rusaknya di sector
perairan dan mengakibatkan penyakit pencernaan.
5. Pencemaran udara atau polusi udara. Di saat pertambangan memerlukan api
untuk meleburkan bahan mentah, biasanya penambang tidak memperhatikan
asap yang di buang ke udara. Hal ini mengakibatkan rusaknya lapisan ozon.

7
G. Dampak dari Pertambangan Batu Bara

1. Dampak Terhadap Lingkungan


Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan
batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup
besar, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air . Penambangan Batubara secara
langsung menyebabkan pencemaran antara lain ;

a. Pencemaran air
Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan
air menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan
di sungai, tumbuhan, dan biota air yang sensitive terhadap perubahan pH yang
drastis.

a. Pencemaran udara
Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi kesehatan.
Menurut logika udara kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan
ikut andil dalam merangsang penyakit pernafasan seperti influenza, bronchitis dan
pneumonia serta penyakit kronis seperti asma dan bronchitis kronis.

8
b. Pencemaran Tanah
Penambangan batubara dapat merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil
tanah genetic, menggantikan profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan
habitatnya, degradasi kualitas udara, mengubah pemanfaatan lahan dan hingga
pada batas tertentu dapat megubah topografi umum daerah penambangan secara
permanen.

Disamping itu, penambangan batubara juga menghasilkan gas metana, gas ini
mempunyai potensi sebagi gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia, memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada
emisi gas rumah kaca.

2. Dampak Terhadap manusia


Dampak pencemaran Pencemaran akibat penambangan batubara terhadap
manusia, munculnya berbagai penyakit antara lain :
a. Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada
manusia seperti kanker kulit. Kaarena Limbah tersebut mengandung belerang (
b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat
(H2sO4), di samping itu debu batubara menyebabkan polusi udara di
sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan batubara. Hal ini
menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat
memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau lambung.
Bahkan disinyalir dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat.

9
3. Dampak Sosial dan kemasyarakatan

a. Terganggunya Arus Jalan Umum


Banyaknya lalu lalang kendaraan yang digunakan untuk angkutan
batubara berdampak pada aktivitas pengguna jalan lain. Semakin banyaknya
kecelakaan, meningkatnya biaya pemeliharaan jembatan dan jalan, adalah
sebagian dari dampak yang ditimbulkan.

b. Konflik Lahan Hingga Pergeseran Sosial-Budaya Masyarakat


Konflik lahan kerap terjadi antara perusahaan dengan masyarakat lokal yang
lahannya menjadi obyek penggusuran. Kerap perusahaan menunjukkan
kearogansiannya dengan menggusur lahan tanpa melewati persetujuan pemilik
atau pengguna lahan. Atau tak jarang mereka memberikan ganti rugi yang
tidak seimbang denga hasil yang akan mereka dapatkan nantinya. Tidak hanya
konflik lahan, permasalahan yang juga sering terjadi adalah diskriminasi.
Akibat dari pergeseran ini membuat pola kehidupan mereka berubah menjadi
lebih konsumtif. Bahkan kerusakan moralpun dapat terjadi akibat adanya pola
hidup yang berubah.
Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak
yang ditimbulkan oleh penambang batu bara dapat ditempuh dengan
beberapa pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai
berikut :
1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective)
yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara
sehingga akan mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki
(pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yang kotor. Menggunakan masker
debu (dust masker) agar meminimalkan risiko terpapar/terekspose oleh debu
batu bara (coal dust).
2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga
akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan.
Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara
dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas
lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding
place).
3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan
pengusahaan penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan yang berlaku (law enforcement)
4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan
untuk membina dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus
memotivasi perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut
memelihara kelestarian lingkungan.

10
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, Pertambangan adalah


rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan,
pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Banyak
potensi yang dapat dikeluarkan dari adanya proses pertambangan, namun kita sebagai mahluk
yang paling mulia dimuka bumi ini harus sadar untuk menjaga lingkungan kita agar tetap
sehat, nyaman dan bersih. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti pertamgan
harus kita jaga sebaik mungkin agar bumi kita tidak kehabisan energi dengan cara tidak
mengeksploitasi sumber daya alam tersebut dengan sembarangan, mengingat banyaknya
dampak negatif yang dapat timbul dibalik pertambangan tersebut seperti penyakit pada
masyarakat sekitar, hingga konflik pergeseran lahan sosial budaya yang ada.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://rossiamargana.blogspot.co.id/2012/11/masalah-lingkungan-dalam-pembangunan.html
http://alfonsusrock.blogspot.co.id/2015/01/masalah-lingkungan-yang-ditimbulkan.html
http://prabowofcb.blogspot.co.id/2014/03/lingkungan-dalam-pembangunan.html

12

Anda mungkin juga menyukai