Sulawesi merupakan daerah dengan produksi nikel paling maju di Indonesia dan
menyumbang terhadap daerah sebesar 7 % terhadap PDRB, oleh karenanya
pertambangan nikel dikoridor Ekonomi Sulawesi yang merupakan potensi
pertambangan terbesar dikoridor ini.
Inisiatif investasi yang berhasil teridentifikasi tersebut dihimpun dari dana Pemerintah,
Swasta dan BUMN serta campuran dari ketiganya. Di samping investasi di atas, ada pula
beberapa investasi untuk kegiatan yang bukan menjadi kegiatan ekonomi utama di
Koridor Ekonomi Sulawesi, tetapi menjadi bagian dari 22 kegiatan ekonomi utama
seperti tembaga, besi baja, makanan-minuman, kelapa sawit, karet, tekstil, perkayuan
dan pariwisata yang difokuskan pada 5 destinasi pariwisata nasional dengan jumlah
investasi sebesar IDR 30,5 Triliun.
Selain itu, ada pula investasi dari beberapa kegiatan di luar 22 kegiatan ekonomi utama
yang dikembangkan di MP3EI seperti emas dan petrokimia sebesar IDR 15 Triliun.
Wilayah cadangan Nikel yang ada di lokasi tersebut memiliki proyeksi penambangan
yang cukup panjang yaitu dengan periode waktu 157,5 tahun (seratus lima puluh tujuh
tahun dan lima bulan)
Dari hasil uraian diatas, maka Kelompok 3 (tiga), merumuskan suatu masalah,
bagaimana optimalisasi dan kebijakan pertambangan nikel di Kabupaten Kolaka
Propinsi Sulawesi Tenggara
Dari uraian diatas tujuan penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan
informasi dan pemberitahuan program MP3EI yang dicanangkan oleh pemerintah pusat
khusus pada koridor ekonomi Sulawesi pada sektor pertambangan nikel tentang sistem
optimalisasi dan penjabaran kebijakan MP3EI di koridor ekonomi Sulawesi.
Dengan mempelajari dan menggali informasi dari MP3EI dan Masterplan Percepatan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), maka Kelompok 3 (tiga) berharap
dapat memberi kontribusinya pada masyarakat baik dikalangan pemerintah daerah,
dunia swasta, pelajar dan mahasiswa yang ingin mengetahui program yang dicanangkan
oleh pemerintah pusat khususnya koridor ekonomi sektor pertambangan nikel, tentang
bagaimana sistem optimalisasi dan penjabaran MP3EI di Propinsi Sulawesi Tenggara
pada sektor pertambangan nikel.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pada 27 Mei 2011 di Jakarta Convention Center (JCC0, Presiden SBY resmi mengumumkan
Program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
sebagai Masterpeece Program Ekonomi Indonesia.
Koridor Ekonomi Sulawesi mempunyai tema Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Pertambangan Nikel Nasional. Koridor ini
diharapkan menjadi garis depan ekonomi nasional terhadap pasar Asia Timur, Australia,
dan Amerika. Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki potensi tinggi di bidang ekonomi dan
sosial dengan kegiatan-kegiatan unggulannya. Meskipun demikian, secara umum
terdapat beberapa hal yang harus dibenahi di Koridor Ekonomi Sulawesi:
1. Rendahnya nilai PDRB per kapita di Sulawesi dibandingkan dengan pulau lain di
Indonesia;
2. Kegiatan ekonomi utama pertanian, sebagai kontributor PDRB terbesar (30 persen),
tumbuh dengan lambat padahal kegiatan ekonomi utama ini menyerap sekitar 50
persen tenaga kerja;
3. Investasi di Sulawesi berasal dari dalam dan luar negeri relatif tertinggal
dibandingkan daerah lain;
4. Infrastruktur perekonomian dan sosial seperti jalan, listrik, air, dan kesehatan
kurang tersedia dan belum memadai.
Lebih dari 50 persen nikel yang diekspor adalah dalam bentuk bijih nikel. Dari 190 ribu
ton bijih nikel yang diproduksi Indonesia per tahunnya, hanya sekitar 80 ribu ton nikel
yang diekspor dalam bentuk nikel matte (hasil olahan bijih nikel dengan kandungan
nikel di atas 75 persen). Dengan tidak dilakukannya tahap pengolahan lanjut terhadap
bijih nikel tersebut, Indonesia kehilangan potensi pertambahan nilai produk nikel
hingga mencapai USD 200 juta per tahun.
Ekspor Nikel Indonesia (Sumber : Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011-2025)
Saat ini 60 persen produk nikel dunia dipakai dalam industri stainless steel, 25 persen
untuk campuran logam lain, dan 15 persen sisanya dipakai tanpa campuran. Produk
baja nirkarat menempati porsi terbesar karena digunakan pada banyak produk, mulai
peralatan rumah tangga hingga bahan bangunan.
Lebih dari 250.000 jenis produk menggunakan nikel sebagai bahan utamanya, 65
persen di antaranya dalam bentuk baja nirkarat.
Kegiatan pertambangan nikel dengan produksi sekitar 200 Ribu Ton per tahun,
menjadikan Indonesia produsen nikel ke-4 dari 6 negara dunia yang bersama-sama
menyumbang lebih dari 60 persen nikel dunia. Indonesia juga memiliki 8 persen
cadangan nikel dunia
PRODUKSI PERTAMBANGAN NIKEL GLOBAL
Sumber : Abare
Konsumsi nikel AS, UE dan Jepang diperkirakan akan mengalami kenaikan. Konsumsi
nikel ketiga kawasan tersebut diperkirakan naik 5% di tahun 2011 dan naik lagi 4% di
tahun 2012. Akibat gempa dan tsunami Jepang Maret 2011 lalu, negara tersebut
memerlukan stainless steel dalam jumlah yang besar untuk membangun kembali
infrastruktur publik, bangunan komersial, maupun perumahan.
3. PEMBAHASAN
Untuk menjawab masalah dan tantangan pengembangan kegiatan ekonomi utama nikel
di atas, diperlukan dukungan terkait regulasi dan kebijakan berikut:
1. Eksplorasi
2. Ekstrasi dan pembuangan limbah batuan
3. Pengolahan bijih dan operasional
4. Penampungan tailing, pengolahan dan pembuangannya
5. Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan sumber energi
6. Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman
Gambar 1. Teknik-teknik ekstraksi bahan mineral. Teknik yang digunakan tergantung pada kadar
mineral dan jarak zona mineralisasi dari permukaan tanah.
Propinsi Sulawesi Tenggara mempunyai Potensi yang besar untuk sektor pertambangan
Nikel, sehingga dapat memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan
investasi pertambangan di beberapa kabupaten diantaranya kabupaten kolaka. Untuk
mempermudah perijinan disektor petambangan nikel untuk peningkatan pendapatan
asli daerah dengan dikeluarkannya ijin-ijin Kuasa Pertambangan (KP) kepada beberapa
investor, seterusnya dilakukan penyelidikan dan memperoleh hasil dengan nilai
ekonomis maka investor tersebut melanjutkan ijin eksplorasi, dan untuk eksploitasi
diperlukan adanya rekomendasi AMDAL dari Tim Komisi AMDAL Daerah Kabupaten
Kolaka, sehingga diterbitkan SK Bupati untuk eksploitasi.
Gambar 2. Tahapan penambangan nikel
Tergantung pada jenis tambang, pengolahan bijih pada umumnya terdiri dari proses
benefication dimana bijih yang ditambang diproses menjadi konsentrat bijih untuk
diolah lebih lanjut atau dijual langsung, diikuti dengan pengolahan metalurgi dan
refining. Proses benefication umumnya terdiri dari kegiatan persiapan, penghancuran
dan atau penggilingan, peningkatan konsentrasi dengan gravitasi atau pemisahan secara
magnetis atau dengan menggunakan metode flotasi (pengapungan), yang diikuti dengan
pengawaairan (dewatering) dan penyaringan. Hasil dari proses ini adalah konsentrat
bijih dan limbah dalam bentuk tailing dan serta emisi debu. Tailing biasanya
mengandung bahan kimia sisa proses dan logam berat.
Pengolahan metalurgi bertujuan untuk mengisolasi logam dari konsentrat bijih dengan
metode pyrometallurgi, hidrometalurgi atau elektrometalurgi baik dilaku-kan sebagai
proses tunggal maupun kombinasi. Proses pyrometalurgi seperti roasting (pembakaran)
dan smelting menyebabkan terjadinya gas buang ke atmosfir (sebagai contoh, sulfur
dioksida, partikulat dan logam berat) dan slag.
Proses pengolahan batu bara pada umumnya diawali oleh pemisahan limbah dan batuan
secara mekanis diikuti dengan pencucian batu bara untuk menghasilkan batubara
berkualitas lebih tinggi. Dampak potensial akibat proses ini adalah pembuangan batuan
limbah dan batubara tak terpakai, timbulnya debu dan pembuangan air pencuci.
Kerusakan ekosistem hutan akibat pembuangan tailing
Studi AMDAL juga harus mengevaluasi resiko yang disebabkan oleh kegagalan
penampungan tailing dan pemrakarsa harus menyiapkan rencana tanggap darurat yang
memadai. Pihak yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan tanggap darurat ini harus
dinyatakan secara jelas.
3.3 Konektivitas terhadap Infrastruktur
Nilai Investasi
No Proyek P3EI Periode Mulai Periode Selesai Lokasi
(IDR Miliar)
1 Peningkatan jalan dari Siwa - Pare-pare - 971 2012 2014 Sulawesi Selatan
Barru - Maros - Makassar (293 km)
2 Peningkatan Jalan Parigi - Poso - Tentena - 709 2013 2014 Sulawesi Tengah
Tidantana (Batas Sulsel) (298 km)
Peningkatan jalan mendukung kegiatan
Sulawesi
3 tambang/industri nikel di Kolaka Utara 294 2012 2014
Tenggara
menuju ke Pelabuhan Lasususa (132 km)
Sulawesi
4 280 2012 2014
Peningkatan Jalan Kendari - Asera Tenggara
7 Peningkatan jalan dari Batas Sultra - Malili - 2012 2014 Sulawesi Selatan
Masamba - Palopo - Siwa (318 km) 213
Sulawesi
8 Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan 2011 2014
Laut Bungkutok, Sulawesi Tenggara 186 Tenggara
Sulawesi
10 Peningkatan Jalan Sp-Torobulu-Lainea- 2012 2014
Kendari (127 km) 167 Tenggara
Investasi di sektor pertambangan nikel pada koridor ekonomi sulawesi masih sangat rendah
dibandingkan dengan sektor utama lainnya (pertanian, perkebunan, perikanan dan
kelaautan). Diperlukan upaya untuk peningkatan investasi yang terarah guna percepatan
sektor yang dimaksud.
DAFTAR PUSTAKA