Anda di halaman 1dari 37

MINERALOGI DAN SIFAT-SIFAT KIMIA

ENDAPAN PEMBAWA NIKEL

PENDAHULUAN
Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap

di dalam lapisan batuan yang mengalami


pengisian/penambahan secara terus menerus
oleh alam.
Air asam tambang (AAT) atau acid mine drainage
(AMD) / acid rock drainage (ARD) didefinisikan
sebagai air asam tambang yang telah tercemar /
terpengaruh oleh proses oksidasi mineral-mineral
sulfida yang terdapat pada batuan sebagai akibat
kegiatan eksplorasi atau kegiatan eksploitasi
bahan tambang sehingga menghasilkan air
dengan kondisi asam (Ph kurang dari 7)

Sebagian
besar
permasalahan
AAT
berhubungan dengan penambangan batubara
dan bijih primer, karena pada kedua sumber
alam ini terkadang banyak mineral sulfida
yang terkandung di dalamnya terutama
mineral pirit (FeS2), baik pada badan bijih
maupun batuan sampingnya.

Kandungan Air Asam Tambang


Air asam terbentuk sebagai hasil dari proses oksidasi mineral
disertai adanya air, dengan demikian 3 (tiga komponen utama
yang menyebabkan terjadinya air asam tambang), yaitu :

Mineral sulfide
Mineral sulfida berupa ikatan antara sulfur dan logam dijumpai
tersebar di alam dalam kadar dan dimensi kecil sampai besar.
Cebakan sulfida dalam jumlah besar dapat menjadi bahan
galian ekonomis yang layak ditambang. Proses penambangan
dengan membongkar dan memindahkan bahan galian
mengandung sulfida menyebabkan terbukanya sulfida terhadap
udara bebas. Pada kondisi terpapar pada udara bebas mineral
sulfida akan teroksidasi dan terlarutkan membentuk air asam
tambang.

Oksigen
Air
Peningkatan keasaman air penyaluran ini akan
meningkatkan pula kelarutan logam-logam yamg
selanjutnya mencemari badan perairan. Hal-hal
diatas mendorong semakin pentingnya masalah
air tambang saat ini.
Reaksi umum pembentukan Air Asam Tambang sebagai
berikut :
4 FeS2 + 15 O2 + 14 H2O
4 Fe (OH3) + 8 H2SO4
Pyrite + Oxygen + water yellowboy + sulfuric acid

DAMPAK AIR ASAM TAMBANG


Dampak Terhadap Lingkungan

Akibat dari kegiatan pemboran, pengolahan


batuan penutup dan kegiatan penambangan
yang lainnya serta pengolahan batubara yang
dapat menyebabkan senyawa pyrit yang ada
dalam mineral terbentuk dengan oksigen dan
bereaksi dengan air tanah atau air hujan. Air
asam tambang ini dicirikan dengan rendahnya
pH dan tingginya senyawa logam tertentu seperti
besi,
alumunium,
mangan.
Pyrite
(FeS2)
merupakan senyawa yang umum dijumpai di
lokasi pertambangan.

Beberapa dampak dari air asam tambang, yaitu :


Timbulnya H2SO4 yang dapat menimbulkan
peningkatan derajat keasaman pada air buangan
tambang, disamping itu juga dapat terjadi
peningkatan Fe dan total metal.
Peningkatan konsentrasi TSS (Total Suspended
Solid) akibat tingginya air limpasan yang
membawa tanah tererosi akibat pembukaan lahan
tambang yang dapat menganggu penetrasi
matahari dalam sungai yang membawa dampak
lanjutan berupa gangguan proses fotosintetis
biota perairan.

Akibat partikel yang mengendap akan menutupi

lapisan dasar perairan sehingga menggangu proses


respirasi biota dasar.
Penurunan kualitas air permukaan sekaligus
penurunan kualitas sanitasi lingkungan dimana tahap
selanjutnya derajat kesehatan penduduk yang
memanfaatkan sumber daya air sungai akan
terganggu.
Kebutuhan sehari-hari akan menurun dan akan
berpotensi terjadi penyakit perut dan, juga akan
menimbulkan persepsi yang buruk dari masyarakat
terhadap proyek tersebut.

MINERAL PEMBAWA NIKEL


Nama mineral
Abelsonit
Aerugit
Ahfeldit
Alabogdanit
Annabergit
Antitaenit
Bonakordit
Bragit
Brelthauptit
Garnierit

Gaspeit

Kategori
Porfirin nikel
Nikel arsenit
Mineral sekunder
Besi-nikel fosfida yang
sangat jarang ditemukan
Hidrus nikel arsenat
Mineral paduan logam
meteorik
Mineral jarang
Platina, paladium, nikel
sulfida
Nikel antimonida
Bijih nikel hijau dalam
batuan ultramafik
terserpentinkan dan
terlapukkan
Nikel karbonat yang
sangat jarang ditemukan

Formula
C
Ni2(AsO4)2AsO6
((Ni,Co)[SeO3].2H2O)
(Fe,Ni)2P
Ni3(AsO4)2.8H2O
20-40% Ni
Ni2FeBO5
(Pt, Pd, Ni)S
NiSb
(Ni, Mg)3Si2O5(OH)4

(Ni,Fe,Mg)CO3

MINERAL PEMBAWA NIKEL


Nama mineral
Gersdorfit

Kategori
Nikel arsenik sulfida

Haksonit

Besi-nikel karbida dalam meteorit


besian dan kondrit karbonatan
Nikel sulfida miskin belerang

(Fe,Ni)23C6

Helyerit
Jolifeit

Nikel karbonat terhidrasi


Nikel, arsenik/kobalt selenida yang
jarang ditemukan

NiCO3.6(H2O)
NaNi4(CO3)3(OH)3.3H2
O

Kamasit

-(Fe,Ni);Fe0+0.9Ni0.1

Krutovit
Mauserit
Melonit

Mineral paduan logam besi-nikel


meteoritik
Natrium nikel karbonat yang
sangat jarang ditemukan
Platina-paladium-nikel sulfida
sebagai polimorf bragit
Nikel diarsenit
Nikel arsenida
Nikel telurida

Milerit

Nikel sulfida

NiS

Heazlewudit

Kambaldait
Kooperit

Formula
NiAsS

Ni3S2

NaNi4(CO3)3(OH)3.3H2
O
(Pt, Pd, Ni)S
NiAs2
N11As8
NiTe2

MINERAL PEMBAWA NIKEL


Nama mineral

Nepouit
Nikelin
Oregonit
Otwayit
Pekorait
Penroseit
Penlandit
Pimelit
Polidimit
Ramolsbergit
Roaldit

Kategori

Nikel silikat yang sangat


jarang
Nikel arsenida
Nikel, besi arsenida
Nikel karbonat terhidrasi
Nikel silikat
Nikel selenida yang sangat
jarang
Besi-nikel sulfida
Nikel silikat
Nikel sulfida kelompok
thiospinel
Nikel arsenida
Meteorit mengandung besi,
nikel dan nitrogen

Formula

Ni3(Si2O5)(OH)4
NiAs
Ni2FeAs2
Ni2CO3(OH)2
Ni3(Si2O5)(OH)4
(Ni,Co,Cu)Se2
(Fe,Ni)9S8
Ni3Si4O10(OH)2.4
H2O
Ni3S4
NiAs2
(Fe,Ni)4N

MINERAL PEMBAWA NIKEL


Nama mineral
Schreibersit
Smaltit
Syandit
Taenit

Talnakit
Trevorit
Tirelit
Ulmanit
Vaesit
Violarit
Santiosit
Zaratit

Kategori
Besi-nikel fosfida
Nikel sulfida
Kobalt-besi-nikel arsenida; varian
skuterudit
Paduan logam dan antar logam;
ditemukan terutama dalam besi
meteorit
Nikel sulfida kelompok kalkopirit
Nikel besi sulfida kelompok spinel
Nikel selenida kelompok thiospinel
Nikel antimon sulfida kelompok garam
sulfo
Nikel sulfida yang ditemukan selalu
bersama katierit (CoS2)
Nikel sulfida kelompok tiospinel
Nikel arsenit
Nikel karbonat

Formula
(Fe,Ni)3P
Ni3Pb2S2
(Co,Fe,Ni)As2
-(ni,Fe)

Cu9(Fe,Ni)8S16
NiFe3+2O4
Cu(Co,Ni)2Se4
NiSbS.
NiS2
(Fe2+Ni23+S4)
Ni2(AsO4)2
Ni3CO3(OH)4.4H2O

Mineral pembawa nikel yang termasuk ke dalam jenis


sulfida mempunyai tampilan masif berwarna kuning
perunggu atau coklat dengan berat jenis rata-rata 4,8
dan pecah secara konkoidal. Perawakan mineral ini
adalah membutir dengan kekerasan 3,5-4 skala Mohs
dan mempunyai kilap logam. Penlandit bersifat bukan
logam dengan gores hitam kehijauan. Mineral ini
terbentuk ketika terjadi pendinginan lelehan magma
berkomposisi sulfida yang berasal dari evolusi lelehan
magma berkomposisi silikat. Dalam kondisi lelehan
sulfida kurang jenuh, Ni menggantikan semua logam
transisi yang terkandung dalam mineral ferromagnesia yang paling umum adalah olivin,
walaupun varietes nikel besian juga ditemui dalam
amfibol, biotit, piroksen dan spinel.

Unsur nikel paling siap untuk menggantikan

Fe2+ dan Mg2- karena kesamaan dalam ukuran


dan muatannya. Ketika lelehan sulfida bersifat
jenuh, Ni bersifat chalcophile dan lebih
menyukai berada dalam kondisi fasa sulfida.
Karena sifat Ni sebagai unsur kompatibel
dalam proses diferensiasi batuan beku, maka
pembentukan sulfida pembawa nikel pada
dasarnya terbatas kepada lelehan magma
mafik dan ultramafik jenuh. Sejumlah kecil Ni
sulfida ditemukan dalam mantel peridot.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Penlandite).

Penlandit biasanya ditemukan pada sisi dalam intrusi


berlapis termineralisasi seperti yang terdapat di
kompleks batuan di kompleks batuan beku bushveld,
Afrika Selatan; kompleks intrusi troktolit Teluk Voiseys,
Kanada; gabro; Duluth, Amerika Utara dan beberapa
tempat lainnya. Ditempat-tempat tersebut, penlandit
merupakan sumber bijih nikel yang penting. Sebagai
bijih nikel utama, mineral ini juga ditemukan dalam
endapan bijih tipe komatitis Kambalda seperti yang
ditemukan di kraton yilgam , Australia Barat; Nikomati;
Namibia; Jalur Thompson; Kanada dan beberapa
tempat di Brazil. Penlandit juga ditemukan di TransSiberia Rusia dalam endapan nikel Norilsk namun
mineral utama enfapan ini adalah kalkopirit, pirotit
ditemukan dalalam kawah yang terjadi karena
benturan meteorit dan diduga berasal dari lelehan
sulfida yang tersegregrasi dari lembar lelehan akibat
benturan meteor

Gambar 2 Mineral Penlandit berwarna cokelat


perunggu memperlihatkan struktur masif
(sumber : http//www.galleries.com/penlandite)

Ditemukan oleh Wilhem Haidinger di tambang


batubara Wales pada 1845, milerit merupakan
mineral sulfide pembawa nikel selain penlandit.
Nama milerit diambil dari William Hallowes Miller
seorang pakar mineralogy inggris. Tampian fisik
mineral ini adalah menjarum di dalam geode atau
rongga-rongga batugamping/dolomite yang kaya
akan sulfida (Gambar 3); selain itu mineral ini juga
ditemukan dalam kondrit karbonatan. Mempunyai
system Kristal trigonal-heksagonal, warna yang
ditunjukkan oleh milerit adalah kuning perunggu,
abu-abu kehijauan dan abu-abu. Milerit mempunyai
kekerasan 3-3,5 skala mohs; kilap logam dan gores
hitam kehijauan. Bila pecah, mineral ini akan
mengikuti pola tidak beraturan.

Selama proses metamorfosa atau metasomatisme,


sebagian belerang dalam penlandit atau mineral
sulfide pembawa nikel terlepas. Ketika proses
serpentinisasi atau alterasi talk karbonat terjadi;
belerang dan nikel disusun ulang di dalam kisi-kisi
olivin menjadi mineral sulfida metamorfik, terutama
milerit. Mineral ini juga bisa diperoleh dari proses
nukleasi kumulat olivin miskin belerang sebagai
unsure jejak dalam olivin murni tersegregrasi selama
proses metamorfosisme. Olivin magmatis umumnya
mengandung nikel dan belerang masing masing
sekitar 4.000 dan 2.500 ppm tanfg berlaku sebagai
pengotor dalam kisi Kristal dan menggantikan logam
logam transisi yang mempunyai jari jari ion sama
seperti dan .

Gambar 3. Mineral milerit berwarna perunggu


kecokelatan memperlihatkan struktur
menjarum
(sumber :
http://www.mineralsociety.org/minerals1/indeks3.htm)

Milerit merupakan bijih nikel yang sangat utama


bila ditemukan dalam konsentrasi yang cukup
memadai. Nikel yang terkandung di dalam
milerit biasanya mempunyai kadar yang lebih
besar dibandingkan dengan yang terdapat
dalam penlandit seperti yang terdapat di Silver
Swan, Wannaway, Cliffs, Honeymoon Well,
Yakabindie dan Mt Keith Australia Barat. Pada
endapan Silver Swan, milerit ditemukan sebagai
akibat
proses
penggantian
(replacement)
metamorfisme penlandit. Hal yang sama terjadi
pada keseluruhan tubuh bijih serpentinit
ultramafik Kraton Yilgar (Australia Barat).

ENDAPAN LATERIT
PEMBAWA NIKEL
Istilah laterit bisa diartikan sebagai endapan kaya besi oksida
tetapi miskin unsur silika yang secara intensif ditemukan pada
endapan lapukan di iklim tropis (Eggleton,2001) proses
pembentukannya serupa dengan endapan Au-laterit. Nikel
biasanya berasosiasi dengan endapan ini sehingga sering
disebut dengan endapan nikel laterit.Ni-laterit terbentuk
apabila
Ni-sulfida
berubah
menjadi
bijih
bersifat
oksidis,endapan inin biasa ditemukan sebagai endapan
dangkal pada kedalaman 15 sampai 20 m dari permukaan
tanah sehingga dapat ditambang dengan cara tambang
terbuka namun teknik pengolahannya tidak sederhana seperti
mengolah bijih Ni-sulfida. Teknik mengolah Ni-laterit cukup
kompleks dan mahal yaitu dilebur atau dilarutkan terlebih
dahulu agar memudahkan proses ekstraksinya
(www.mirebela,com.au/nickel.asp).

Gambar 4. Mineral milerit yang menjarum


menunjukkan formasi memancar
dimodifikasi dari Heyl dkk. Dalam
http://www.minsocam.org/msa/collectors_corner/arc/winickel.html)

Nikel laterit, penyumbang


40% produksi nikel dunia,
merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting.
Material ini berasal dari produk residual pelapukan kimia batuan
ultramafik kaya olivin seperti seperti dunit, peridodit, komatiit
serta turunan batuan terserpentinkan serpentinit, yang
mengandung magnesium silikat secara dominan dan kira-kira
0,3% Ni. Olivin atau (Mg,Fe)2SiO4 adalah mineral yang tidak
stabil selama pelapukan berlangsung (Gambar 5a). Proses
pelapukan ultramafik tersebut berlangsung jutaan tahun yang
dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap dipermukaan
bumi.Pelapukan tersebut, menyebabkan unsur-unsur dengan
mobilitas rendah seperti Ni,Fe dan Co mengalami pengayaan
kuat baik secara residual baik secara residual maupun sekunder
(Burger, 1996) yang disebut proses alterasi. Sebagai endapan
bijih yang umumnya terbentuk didaerah iklim tropis sampai
sub-tropis, nikel laterit kebanyakan terbentuk didaerah ekuator.
Didunia, negara penghasil bijih ini diantaranya Kaledonia baru,
Kuba, Filipina, Indonesia, Kolumbia dan Australia

Jenis nikel laterit terdiri atas dua tipe, yaitu


Limonit/oksida dan saprolit/silikat (Gambar 5b).
Limonit mengalami pengayaan besi secara
intensif akibat pelindihan magnesium dan dan
silika yang sangat kuat , umumnya berupa gutit
{-feO(OH)} dan mengandung 1 sampai dengan
2% Ni. Bila dalam suatu urutan fropil endapan
bijih tidak ditemui adanya zona limonit maka ada
kemungkinan sudah tererosi. Dalam suatu profil
endapan bijih tipe saprolit biasanya berada
dibawah zona limonit dengan kandungan nikel
berkisar 1,5 sampai dengan 2,5% dan berasosiasi
dalam serpentin yang magnesiumnya telah habis.

Gambar 5. Mineral olivin, cikal bakal endapan laterit


(http://www.galleries.com/Olivine) dan profil uruturutan pengendapan nikel laterit (dimodifikasi dari
Francke, 2012)

Dalam garnier bentuk kantung atau rekahan,


nikel hadir dalam jumlah kecil membntuk
mineral kilau silika walaupun kadarna bisa
mencapai 20 sampai 40%. Semua nikel di zona
siliaka berasal dar terlindindinya gutit zona
limonit yang menerus kearah bawah hasil
penyelidikan explorasi menunjukan bahwa
jumlah cadangan biji nikel laterit mencapai 82
sisanya berupa biji nikel jenis sulfida.walaupun
demikian bagian besar produksi nikel
jenis
sulfia.dimasa mendatang jumlah cadangan biji
sulfida akan semakin sulit dipeoleh, sedangkan
cadangan bijih laterit akan menjadi sumber
utama produksi biji nikel.

Nikel laterit terbentuk baik pada mineral jenis


silika atau oksida. Hal ini dimungkinkan karna
ada kemiripan radius ion ni 2+ dam mg 2+
sehingga terjadi subtitusi
ion di antara
keduanya,. Mineral bijih dari jenis hidrous silicate
seperti talk smektit, sepolit dan klorit, umunya
terbentuk selama proses
metamorfiesme
temperatur rendah dan selama proses pelapukan
dari batuan induk. Mineral mineral tersebut
mempubnyai rasio Mg dan Ni bervariasi.
Garnierit, sejenis nikel silikat, mempunyai sifat
kristalin rendah, tekstur afanitik dan bertekstur
seperti serpentinit.

Secara mineralogi
kategori endapan:

nikel lateri dapat di bagi kedalam tiga

Hydrous silicate terletak pada zona saprolit (Mg-Ni silikat ) bagian atas

kadar nikel antara 1,8-2,5 % . pada zona ini berkembang struktur sarang
lebah ,urat, sisa mineral sebelumnya , rekahanan dan batas butir yang
dapat diisi oleh mineral nikel.
Lempung silikat, pada endapan jenis ini sebagaian Si larut dalam air
tanah sedangkan sisanya bergabung dengan besi,nikel dan aluminium
membentuk mineral lempung nontronit kaya Ni di bagian tengah profil
saprolit. Serpentin kaya Ni yang terbentuk pada endapan ini juga dapat
digantikan smektit atau kuarsa apabila zona ini bersentuhan dengan air
tanah dalam waktu yang cukup. Kadar Ni dalam endapan ini lebih rendah
dibandingkan dengan yang terdapat pada endapan hydrous silicate
(1,2%)
Oksida. Terletak di bagian bawah pada zona saprolit (Gambar
2b),endapan ini menyisakan batuan asal (protolith) jenis peridotit
harzburgitis dengan mineral utama kebanyakan berupan mineral
olivin,serpentin dan piroksen yang sangat rentan terhadap pelapukan
terutama di daerah tropis.Di bagian atas zona ini mendekati permukaan
terbentuk limonit dan ferricrete (material Fe oksida tahan erosi).Nikel
berasosiasi dengan gutit dan Mn oksida.

ENDAPAN NIKEL NATIVE

Mineral nikel yang bersifat native sangat jarang ditemukan (Gambar

1); umumnya ditemukan sebagai logam paduan dengan besi seperti


dalam besi meteorit yang biasanya mengandung nikel antara 620%.Pada 1967,jenis ini teridentifikasi dalam percontoh batuan
ultramafik terserpentinkan akibat pengaruh aktivitas hidrotermal
temperatur rendah.Percontoh tersebut berasal dari Bogota-Kaledonia
Baru.
Nikel native juga ditemukan di Mount Clifford,Australia Barat.Mineral
ini terdapat dalam lensa-lensa endapan nikel sulfida yang
berasosiasi dengan peridotit tersenpentinkan.Lensa-lensa sulfida
tersebut
mengandung
mineral
godlevskit
atau
(Ni,Fe)9S8,milerit,heselwudit (Ni3S2) dan penlandit kaya nikel
mempunyai kandungan nikel melimpah dalam berbagai variasi kadar
(Hudson dan Travis,2006).Nikel native sendiri teridentifikasi pada inti
bor lensa sulfida tersebar (disseminated) sepanjang 50 cm sebagai
komponen signifikan dalam urat oksida-sulfida,lapis-tipis (stringers)
dan nodul.Hadir sebagai butiran atau agregat butiran berukuran 100
sampai 3 mm (rata-rata 500 ),nikel native mempunyai komposisi
yang terdiri atas 96,41% Ni,1,41% Fe,0,45% Co dan 1,51% Cu.

Fe,Co,Cu merupakan pengotor-pengotor dalam nikel


native.Pengamatan mikroskopis menunjukkan bahwa
nikel native yang tumbuh bersama (intergrowth)
dengan heselwudit menginklusi spinel (MgAl 2O4)
mineral yang juga terdapat di daerah Mount Clifford.
Nikel native bersama dengan heselwudit dan trevorit
(NiFe3+2O4) diduga mengkristal dalam lingkungan
hidrotermal yang dikarakterisasi oleh tingginya
kandungan nikel dan aktivitas belerang yang
rendah.Dalam hal ini aktivitas oksigen cukup tinggi
untuk membentuk Ni-Fe sulfida sedangkan paduan
Ni-Fe relatif tidak stabil terhadap Ni-Fe oksida,Ni
sulfida dan nikel native.

ENDAPAN NIKEL INDONESIA


Di Indonesia endapan bijih nikel banyak terdapat di daerah
Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, Maluku Utara dan Papua
berupa nikel laterit (Gambar 6). Beberapa factor yang
mempengaruhi pembentukan bijih ini antara lain: batuan dasar,
iklim, topografi, air tanah, stabilitas mineral, struktur, mobilitas
unsur, waktu dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
tingkat kelarutan mineral. Sebagai Negara beriklim tropis,
Indonesia merupakan salah satu penghasil nikel terbesar dunia.
Bijih nikel umumnya dalam bentuk nikel laterit, jarang ditemukan
dalam bentuk mineral sulfida. Besarnya cadangan nikel dalam
bijih laterit di Indonesia diduga mencapai 15% dari cadangan
dunia.
(
http://reskigeoper.wordpress.com/2011/02/13/karakteristik-mineral
ogi-nikel-laterit-pomala/
).

Gambar 6. Sebaran endapan nikel Indonesia


(Sumber :
http://miner-padang.blogspot.com/2011/12/bahan-galian-nikel.htm
l
)

Nikel adalah salah satu produk andalan yang dihasilkan PT ANTAM Tbk.
Perusahaan ini mempunyai cadangan nikel laterit basah yang terdiri atas
371,4 juta metric ton saprolit dan 400,3 juta ton limonit yang akan habis
dalam beberapa puluh tahun kedepan bila mengacu kepada laju ekstrasi
bijih nikel seperti yang diterapkan sekarang. Walupun PT ANTAM Tbk.
mempunyai cadangan bijih yang masih cukup untuk menunjang rencana
ekspansi nikel jangka panjang, namun untuk memperpanjang umur
tambangnya, BUMN ini harus mulai mencari sumber daya nikellain agar
kinerjanya terjaga. Selama ini, tambang nikel yang dikelola PT ANTAM
Tbk. ada di Pomala, Tanjung Buli dan Tapunopaka. Pomalaa di Sulawsei
Tenggara merupakan tambang nikel tertua kepunyaan ANTAm dan
hamper habis. Tambang tebaru ada di Tapunopaka, Sulawesi tenggara
dab Tanjung Buli yang berada di Maluku Utara.
Pada umumnya, endapan nikel PT ANTAM Tbk. tersebut merupakan
endapan bersifat dangkal. Endapan limonit yang terletak diatas saprolit
merupakan bijih nikel pertama yang dieksplorai dengan sangat mudah
dan berbiaya murah untuk kemudian diikuti oleh eksploitasi saprolit
(
http://www.antam.com/index.php?option=comcontent&task=view&id=2
9&Itemid=35
).

Metode

penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka


menggunakan truk dan singkup (shovel) sederhana. Dalam hal ini,
pengeboran dan peledakan tidak perlu dilakukan. Pada saat
pengolahan hanya dilakukan pengeringan dan pengayakan dan
kadang-kadang peremukan terbatas terhadap material yang
ukurannya relative besar. Pada kondisi tertentu, bijih nikel saprolit yang
berasal dari bagian bawah profil (Gambar 2) bersifat bongkahan
sehingga perlu pengecilan ukuran sesuai dengan spesifikasi yang
dikehendaki.
PT ANTAM Tbk. Mengeksor bijih nikel kualitas tinggi (high
grade)dengan rasio kandungan Ni minimum1,8% dan Fe maksimum
25% untuk bijih nikel yang berasl dari saprolit. Biji n ikel ekspor yang
berasal dari limonit mempunyai kandungan Ni minimum sebesar 1,2%
dengan Fe minimum 25%. Selama beroperasi, perusahaan ini telah
mengestrak sekitar 5-9 juta metrikton biji pertahun. Angka tersebut
sebenarnya dapat ditingkatkan bila dipelukan karena sejak 2006,
produksi tahunan PT ANTAM Tbk. pada hakikatnya terus bertambah
karena permintaan pasar yang kuat. Sebagian dari saprolit yang
diproduksi digunakan untuk membuat ferronikel namun sebagian besar
diekspor ke Jepang dan Eopa; untuk limonit, sebelumnya dijual ke
Australia seuruhnya tapi sejak 2007, ekspor limonit ditujukkan ke
China.

PENUTUP
Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel dibedakan
jadi: endapan sulfida Ni-Cu yang terbentuk akibat
injeksi magma dan nikel laterit yang merupakan
konsentrasi residu silikat nikel hasil pelapukan batuan
beku ultramafik. Endapan nikel sulfide sebagai
penghasil nikel umumnya berasal dari penlandit dan
milerit sedangkan laterit biasanya berasosiasi dengan
gutit. Indonesia merupakan Negara penghasil nikel
terbesar di dunia (15 %) yang umumnya berasal dari
endapan laterit Soroako hasil pelapukan bat7uan
peridotit kaya akan besi, nikel, kromit, magnesium dan
mangan.

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai