Anda di halaman 1dari 32

Geologi Fisik

(Physical Geology)

7. Metamorfisme
dan Batuan
Metamorf

Oleh : Hasria,
S.Pd.,M.Si

Materi Perkuliahan

1. Metamorfisme dan stabilitas mineral


2. Perubahan pada proses
metamorfisme
3. Deformasi dan Foliasi
4. Derajat dan tingkat metamorfisme
5. Jenis Metamorfisme
6. Fasies Metamorfisme

Metamorfisme dan stabilitas mineral


- Metamorfisme berasal dari bahasa Yunani:
Meta=perubahan dan Morpho= bentuk.
- Merupakan proses rekristalisasi di kedalaman Kerak
Bumi (3-20 km), yang keseluruhannya terjadi dalam
keadaan padat, yaitu tanpa melalui fasa cair,
sehingga terbentuk tekstur dan mineralogi yang baru
sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan
dan temperatur tertentu.

-Metamorfisme terjadi dalam suatu lingkungan yang


sangat berbeda dengan lingkungan dimana batuan asal
terbentuk.
-Banyak mineral-mineral yang stabil dalam batas-batas
tertentu dalam temperatur, tekanan dan kondisi kimiawi.
-Mineral-mineral stabil dapat berubah menjadi tidak
stabil apabila kondisi lingkungannya mengalami
perubahan.

-Tiga tipe perubahan lingkungan yang dapat


menyebabkan proses metamorfisme: (1) bertambah
suhu, (2) bertambah tekanan dan (3) aktivitas larutan
kimia. Ketiga faktor tersebut disebut agen
metamorfisme.
-Metamorfisme terjadi dalam keadaan padat, dengan
perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan
meliputi proses-proses rekristalisasi, reorientasi dan
pembentukan mineral-mineral baru dengan penyusunan
kembali elemen-elemen kimia yang sebelumnya telah
ada.

Perubahan pada proses metamorfisme


Perubahan tekstur batuan:
Pada batuan yang mengalami proses metamorfisme dapat terjadi
perubahan teksturnya, beberapa mineral dapat tumbuh lebih
besar ataupun mengecil. Bentuk butiran pada batuan juga dapat
berubah. Contoh: Batugamping fosilan menjadi marmer.

Batugamping fosilan

Marmer

Perubahan komposisi mineral:


Umumnya, apabila batuan asal yang tersusun atas satu mineral
mengalami metamorfisme, maka akan terbentuk batuan dengan
komposisi yang sama tetapi dengan ukuran mineral yang lebih
besar (kasar). Contoh: Batupasir kuarsa menjadi kuarsit, dan
batugamping menjadi marmer.
Apabila batuan asal yang tersusun oleh beberapa mineral
mengalami metamorfisme, maka batuan metamorf yang terbentuk
mempunyai komposisi mineral baru dan berbeda serta tekstur
batuan yang baru. Contoh: serpih (shale) berubah menjadi
hornfels.
Jika fluida mengubah komposisi kimia suatu batuan, maka akan
terbentuk mineral-mineral baru yang bervariasi.

Serpih (shale) mengandung lempung, kuarsa dan feldspar.


Ketika terkena panas tinggi, beberapa mineral akan
terdekomposisi dan atom-atomnya akan membentuk kombinasi
baru dan membentuk mineral baru seperti mika, garnet dan
feldspar yang berbeda jenis. Batuan yang terbentuk disebut
hornfels.

Serpih

Hornfels

Deformasi dan Foliasi


-

Perubahan temperatur, suhu dan ligkungan kimiawi dapat


merubah tekstur batuan selama proses metamorfisme.

Ada faktor lain yang juga menyebabkan perubahan tekstur


yang sangat besar. Proses metamorfisme umumnya terjadi
pada areal yang luas pada kerak Bumi dekat dengan zona
subdaksi, dimana dua lempeng tektonik bertumbukan. Proses
tektonik menyebablan batuan crush, break dan bend pada
lingkungan ini sejalan dengan proses metamorfisme yang
dilaluinya. Kombinasi dari proses deformasi dan
metamorfisme ini menyebabkan tebentuknya perlapisan pada
batuan.

- Mika merupakan mineral yang umum dijumpai


(terbentuk) pada saat batuan asal mengalami proses
metamorfisme menjadi batuan metamorf.
- Ketika metamofime terjadi tanpa proses deformasi,
maka mika yang terbentuk dengan orientasi yang
acak/random. Namun bila proses metamorfisme
terjadi bersamaan dengan proses deformasi, maka
mika yang terbentuk akan membentuk orientasiyag
paralel.
- Penjajaran mika (dan mineral lainnya) inilah yang
membentuk perlapisan pada batuan metamorf yang
disebut dengan foliasi.

Derajat dan tingkat metamorfisme


- Derajat (grade) metamorfisme menunjukkan intensitas
pengaruh proses metamorfisme pada batuan.
- Karena temperatur merupakan faktor paling penting dalam
metamorfisme, maka derajat metamorfisme menunjukkan
temperatur tertinggi untuk suatu batuan mengalami
metamorfisme.
- Derajat metamorfisme suatu batuan dapat diketahui karena
mineral-mineral metamorpik umumnya terbentuk hanya pada
suatu kisaran temperatur tertentu.
- Batas atas (limit) suatu batuan termetamorfisme adalah pada
tingkat dimana batuan tsb melebur menjadi magma.
- Metamorfisme hanya diukur/ditentukan pada pembentukan
batuan tanpa melting.

Derajat metamorfisme
suatu batuan
berhubungan dengan
kedalaman
pembentukannya.

Jenis Metamorfisme

1.Metamorfisme kontak
2.Metamorfisme burial
3.Metamorfisme regional
4.Metamorisme hidrothermal

Metamorfisme Kontak:
-Terbentuk ketika batuan bersentuhan atau sangat dekat dengan
aktivitas magma.
-Baik batuan beku, sedimen, maupun metamorf dapat terkena
metamorfisme tipe ini.
-Metamorfisme kontak umumnya terbentuk tanpa deformasi.
Sehingga mineral-mineral metamorf tumbuh dengan orientasi
acak/random.
-Contoh: hornfels

Semakin dekat batuan asal dengan magma maka akan semakin tinggi
derajat metamorfismenya, demikian pula sebaliknya.
Metamorpik halo sekitar pluton dapat terbentuk sekitar kurang dari 1 meter
sampai ratusan meter, tergantung pada ukuran dan temperatur dari intrusi
dan pengaruh air atau fluida lainnya.

Metamorfisme karena penimbunan (burial metamorphism):


-Terbentuk sebagai hasil penimbunan yang dalam dalam suatu
cekungan sedimentasi.
-Pada cekungan yang besar, lapisan sedimen yang lebih muda
yang mengubur lapisan sedimen yang lebih tua mempunyai
ketebalan sampai dengan 10km.
-Sejalan dengan waktu (puluhan bahkan ratusan juta tahun)
menyebabkan temperatur dan tekanan semakin besar sejalan
dengan kedalaman penimbunan sedien sehingga dapat terjadi
proses metamorfisme.
-Contoh: Serpih dan batulanau menjadi argillite; batupasir kuarsa
menjadi kuarsit; limestone dan dolostone menjadi marmer.

- Karena tidak mengalami deformasi, batuan metamorf yang


terbentuk umumya masih membawa struktur sedimen.
Serpih dan batulanau semakin mengeras membentuk
argillite, yang kenampakannya seperti batuan asalnya tetapi
mineralnya telah tergantikan dengan mineral baru.

Metamorfisme regional:
-Terbentuk pada atau dekat dengan zona subdaksi dimana terjadi
gaya tektonik pada pembentukan pegunungan dan deformasi
batuan.
-Batuan pada daerah yang luas mengalami perubahan tekanan
dan temperatur tinggi bersamaan dengan adanya deformasi
batuan.
-Merupakan metamorfisme yang paling umum dijumpai.
-Terbentuk zona-zona metamorfisme yang dicirikan dengan
batuan metamorf yang berfoliasi.
-Contoh: Serpih menjadi Slate dan Schist.

Metamorfisme hidrothermal:
-Disebut juga alterasi hidrothermal atau metasomatisme.
-Air merupakan fluida yang aktif secara kimiawi, yang dapat
melarutkan banyak jenis mineral. Jika airnya panas, maka dapat
menyebabkan perubahan pada suatu mineral dengan lebih cepat.
-Metamorfisme hidrothermal terbentuk ketika air yang panas dan
ion-ion yang terlarut didalamnya bereaksi dengan batuan
sekitarnya sehingga menyebabkan perubahan komposisi kimia
dan mineral batuan sekitarnya.
-Air yang berperan dalam metamorfisme tipe ini berasal dari air
magma, air metamorpik dan air bawah permukaan.

Metamorfisme hidrothermal:
-Disebut juga alterasi hidrothermal atau metasomatisme.
-Air merupakan fluida yang aktif secara kimiawi, yang dapat
melarutkan banyak jenis mineral. Jika airnya panas, maka dapat
menyebabkan perubahan pada suatu mineral dengan lebih cepat.
-Metamorfisme hidrothermal terbentuk ketika air yang panas dan
ion-ion yang terlarut didalamnya bereaksi dengan batuan
sekitarnya sehingga menyebabkan perubahan komposisi kimia
dan mineral batuan sekitarnya.
-Air yang berperan dalam metamorfisme tipe ini berasal dari air
magma, air metamorpik dan air bawah permukaan.

Metamorfisme hidrothermal:
-Disebut juga alterasi hidrothermal atau metasomatisme.
-Air merupakan fluida yang aktif secara kimiawi, yang dapat
melarutkan banyak jenis mineral. Jika airnya panas, maka dapat
menyebabkan perubahan pada suatu mineral dengan lebih cepat.
-Metamorfisme hidrothermal terbentuk ketika air yang panas dan
ion-ion yang terlarut didalamnya bereaksi dengan batuan
sekitarnya sehingga menyebabkan perubahan komposisi kimia
dan mineral batuan sekitarnya.
-Air yang berperan dalam metamorfisme tipe ini berasal dari air
magma, air metamorpik dan air bawah permukaan.
-Contoh: Skarn

Fasies Metamorfisme

- Fasies metamorfisme merupakan pengelompokkan


batuan metamorf berdasarkan kesamaan temperatur
dan tekanan pembentukannya.
- Dalam satu fasies, batuan metamorf yang terbentuk
berbeda komposisi kimia dan mineralnya, hal ini
terjadi karena batuan perbedaan batuan asalnya.
- Suatu batuan metamorf berbeda fasies dengan
batuan metamorf lainnya apabila batuan tsb
terbentuk pada kondisi temperatur dan tekanan yang
berbeda.

Contoh fasies metamorfisme.

Batugamping menjadi
marmer putih

- Batgamping dan serpih


mempunyai komposisi
mineral berbeda.
- Kedua batuan tsb
mengalami
metamorfisme pada
temperatur dan tekanan
sama.

Serpih menjadi sekis


berwarna gelap

- Batugamping berubah menjadi marmer, sedangkan serpih


berubah menjadi sekis. Kedua batuan metamorf yang
terbentuk berbeda komposisi.
- Kedua batuan terbentuk pada zona fasies amphibolit.

Referensi

Annibale Mottana, Rodolfo Crespi dan Giuseppe Liborio., 1995.,


Simon & Schuster's Guide to Rocks and Minerals., Simon and
Schuster Inc. New York.
Brian J. Skinner, Stephen C. Porter, and Jeffrey Park, 2006, The
Dynamic Earth an Introduction to Physical Geology, 5th Edition.
Doddy Setia Graha, 1987, Batuan dan Mineral.
Thompson dan Turk,1997 , Introduction to Physical Geology, 2nd
edition.

Minggu depan: Ujian Tengah Semester


-Materi pertemuan 1 sd 7
-Sifat Ujian tutup buku
-Jumlah soal 5 sd 10 nomor

Topik setelah UTS: Fosil dan Pemfosilan

Anda mungkin juga menyukai