Sumber: Setyobudi,2012
Gambar 1
Metamorfosa
Selain menyebabkan adanya penekanan pada batuan hingga terjubur
lebih dalam, suhu juga dapat menyebabkan adanya intrusi magma yang
dapat mengenai batuan yang terkubur sehingga adanya kenaikan suhu
pada batuan sekitarnya
2. Tekanan
Tekanan menjadi salah satu faktor penting pada terjadinya metamorfosa.
Tekanan ini terjadi karena berat yang dimiliki oleh batuan atas lebih besar
dari batuan bawahnya. Tekanan ini dapat bekerja ke arah mana saja. Berat
dari batuan atas dapat diketahui dengan kepadatan(densitas) x konstanta
gravitasi x kedalaman. Tekanan disini memiliki satuan Pascal (N/m2).
Perkiraan dari kenaikan suatu tekanan pada metamorfosa ini adalah
berkisar 25-30 Mpa per kilometer. Tetapi hal tersebut bergantung juga
pada nilai kepadatan yang dimiliki oleh batuan atas. Tekanan ini tidak
semuanya sama dan tidak semuanya memiliki arah yang sama. Tekanan
ini juga disebabkan oleh adanya kekuatan endogen atau kekuatan tektonik.
Kekuatan endogen tersebut dapat menyebabkan pembentukan struktur
lipatan dan patahan dan dapat berperan menjadi agen metamorf. Total dari
tekanan yang mengarah pada batuan tidak ada hubungannya dengan
posisi batuan. Seluruh tekanan biasanya menyebabkan merata-nya butir-
butir mineral dan dan juga pengembangan pada mineral.
Sumber: N. Islami,2020
Gambar 3
Ukuran Butir
Butiran dapat menjadi rata apabila berada dibawah tekanan yang
diarahkan. Beberapa mineral akan mengembang dan memiliki ketempatan
yang sejajar seperti mineral biotite, muskovit, klorit, amphiboles, dan
sillimanite.
2. Perubahan Mineral
Saat terjadi pemanasan pada batuan dan penekanan pada batuan,
beberapa mineral dapat pecah dan dapat bereaksi antara mineral pecahan
tersebut. Mineral yang baru akan tumbuh membentuk kristal yang
berukuran besar dan juga kristal tersebut berada di tengah-tengah matriks
mineral halus yang lain. Kristal Porphyroblas akan membentuk seperti
fenokrin atau kristal yang berukuran besar yang banyak keberadaannya
pada batuan beku. Phorpyroblas akan terbentuk sesudah keterbentukan
dari matriks mineral induknya.
3. Perubahan Kimia
Perubahan kimia dapat terjadi akibat dari metamorfosa. Cairan
intergranular dapat membawa partikel batuan dari suatu tempat ke tempat
yang lain.
D Jenis-Jenis Metamorfosa
1. Metamorfosa Katalastik
Metamorfosa katalastik adalah jenis metamorfosa yang terjadi akibat dari
adanya deformasi secara mekanis. Deformasi tersebut dapat berupa
pergesekan antara dua tubuh batu yang terjadi pada wilayah sesar.
Gesekan batu tersebut dapat menimbulkan panas sehingga panas tersebut
dapat merusak bagian batuan dan menyebabkan batuannya
bermetamorfosa
2. Metamorfosa Kontak
Metamorfosa kontak adalah metamorfosa yang terjadi saat adanya intrusi
magma yang menyebabkan beberapa bagian batuan mendapatkan suhu
yang tinggi dan menyebabkan adanya metamorfosa pada batuannya.
Tetapi untuk batuan yang berada di posisi yang jauh dari intrusi magma,
batuan tersebut tidak akan terpengaruh oleh perubahan yang terjadi.
Batuan yang dihasilkan dari metamorfosa kontak ini adalah berupa batuan
-batuan dengan tekstur yang halus
Sumber: N. Islami,2020
Gambar 4
Metamorfosa Kontak
3. Metamorfosa Burial
Metamorfosa burial merupakan metamorfosa dari penguburan atau dapat
diartikan sebagai metamorfosa yang terjadi pada batuan yang terkubur
sangat dalam dan batuan tersebut mengalami kenaikan temperatur hingga
menyentuh diatas 300°C.
4. Metamorfosa Regional
Metamorfosa regional adalah metamorfosa yang terjadi pada wilayah yang
luas dan tidak menimbulkan suatu efek pada batuan beku. Metamorfosa
regional ini diiringi dengan terjadinya deformasi pada bagian bawah stres
diferensial.
Sumber: N.Islami,2020
Gambar 5
Metamorfosa Regional