Anda di halaman 1dari 11

PENGENALAN BATUAN METAMORF

A. Definisi Batuan Metamorf


Batuan metamorf atau yang juga biasa disebut dengan batuan malihan
merupakan jenis batuan yang mengalami proses perubahan bentuk baik secara
fisik maupun susunan kimianya. Adapun definisi lain dari batuan metamorf yaitu
batuan yang berasal dari batuan induk baik itu batuan beku, batuan sedimen
atau juga batuan metamorf yang telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur
serta struktur dari adanya perubahan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi
dapat disebut batuan metamorf. Proses metamorfisme biasanya terjadi di dalam
permukaan bumi pada kedalaman berkisar antara 3 kilometer sampai 20
kilometer. Pada proses-proses metamorfisme terjadi perubahan mineral-mineral
suatu batuan karena adanya pengaruh atau respon terhadap kondisi fisika dan
kimia yang terjadi di dalam kerak bumi yang berbeda dengan kondis yang
sebelumnya.
Perubahan bentuk itu disebabkan oleh kontak ataupun sentuhan dengan
magma yang bersuhu sangat tinggi, tekanan yang juga sangat tinggi, serta
masuknya unsur gas ataupun unsur lain kedalamnya. Dengan kata lain,batuan
metamorf merupakan jenis batuan yang terbentuk karena adanya proses
metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya dikarenakan adanya
perubahan pada temperature dan juga tekanan. Metamorfisme terjadi pada
keadaan yang padat (padat kepadat) yang meliputi proses kristalisasi, reorientasi
serta pembentukan mineral-mineral yang baru prosesnya terjadi dalam
lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya pada
saat terbentuk pertama kali.

Sumber: Geohazard, 2009


Gambar 1
Contoh Batuan Metamorf
B. Faktor-Faktor Mempengaruhi Proses Metamorfisme
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
metamorfisme, diantaranya:
a. Pengaruh Cairan Terhadap Reaksi Kimia
Pori-pori bagian yang paling depan dalam batuan sedimen atau batuan
beku terisi oleh cairan fluida yang merupakan larutan dari garam-garam,
gas-gas dan mineral yang terdapat pada batuan yang bersangkutan.
Suhu danTekanan
Batuan apabila dipanaskan pada suhu yang tinggi akan membentuk
mineral-mineral yang baru, yang hasilnya adalah batuan metamorf, panas
yang ada berasal dari panas bumi atau punterobosan magma serta
disebabkan oleh tekanan.
b. Waktu
Untuk mengetahui berapa lama proses metamorfisme berlangsung
bukanlah hal mudah. Dalam percobaan dilaboratorium menunjukkan
bahwa dibawah tekanan dan juga suhu tinggi serta waktu reaksi yang
berlangsung lama akan menghasilkan ukuran Kristal yang besar dan
begitu pula sebaliknya.
C. Klasifikasi Pembentukan Batuan Metamorf
a. Berdasarkan dari tingkat malihannya, pembentukan batuan metamorf
dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
 Metamorfisme Tingkat Rendah
Metamorfisme tingkat rendah merupakan proses metamorfisme yang
menghasilkan batuan metamorf yang kenampakan jejak batuan asalnya
masih bisa diamati oleh mata dan juga penamaannya menggunakan
awalan meta.
 Metamorfisme Tingkat Tinggi
Metamorfisme tingkat tinggi ini berbeda dengan metamorfisme tingkat
rendah,dimana metamorfisme tingkat tinggi jejak batuan asalnya sudah
tidak dapat diamati lagi dengan mata, dan jenis batuan malihan tertinggi
membentuk migmatit (batuan yang bertekstur malihan dan sebagian lagi
bertekstur beku atau igneous).
Sumber: wigma, 2012
Gambar 2
Metamorfisme tingkat tinggi

b. Berdasarkan penyebabnya, pembentukan batuan metamorf dapat dibagi


menjadi tiga, antara lain:
 MetamorfismeTermal
Metamorfisme kontak ini biasanya terjadi pada daerah atau zona
kontak ataupun sentuhan langsung dengan tubuh magma (intrusi) dengan
jarak yang lebar antara 2–3 km. (suhu lebih dominan).
 Metamorfisme Dinamo atau Dislokasi
Metamorfisme dislokasi ini basanya terjadi pada daerah sesar besar
atau daerah utama (lokasi dimana masa batuan mengalami proses
penggerusan). (tekanan lebih dominan).
 Metamorfisme Regional
Metamorfisme regional ini biasanya terjadi pada bagian kulit bumi
bagian dalam dan lebih intensif apabila diikuti juga oleh proses orogenesa
dan pengaruh dari temperatur dan tekanan yang lebih seimbang dan
daerahnya luas. penyebaran tubuh batuan metamorf ini sangat luas
hinggamencapai ribuan kilometer.
Sumber : Ridwan, 2010
Gambar 3
Lokasi Terbentunya Batuan Metamorf
D. Tipe- Tipe Metamorfosa
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya metamorfosa dapat
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
 Metamorfosa Thermal
Metamorfosa thermal atau kontak merupakan metamorfosa yang
diakibatkan oleh kenaikan temperatur (T), biasanya jenis ini ditemukan
pada kontak antara tubuh intruksi magma atau batuan di sekitarnya.
Panas tubuh intrusi yang diteruskan pada batuan sekitarnya
mengakibatkan metamorfosa kontak. Zona metamorfosa kontak di sekitar
tubuh batuan tersebut terlihat pada batuan sekitarnya. Lebar daerah
penyebaran panas tersebut berkisar dari beberapa sentimeter sampai
kilometer.
 Metamorfosa Dinamo
Metamorfosa dinamo adalah jenis metamorfosa yang diakibatkan oleh
kenaikan temperatur (P). Proses pembentukan batuan metamorf atau
sering pula disebut dengan dinamik metamorfisme adalah suatu
perubahan mineral satu ke mineral lainnya atau batuan yang disebabkan
karena tekanan tinggi yang dihasilkan oleh gerak diastropisme. Tekanan
yang berpengaruh di sini ada dua macam, yaitu :
1. Hidrostatis, yaitu yang mencakup ke segala arah.
2. Stress, yaitu tekanan searah saja.
Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatis
semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat
dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini biasanya didapatkan
di daerah sesar atau patahan yang tersebar luas di seluruh dunia. Karena
itu sering pula disebut regional metapmorphism.
 Metamorfosa Regional
Dalam metamorfosa regional ini terbagi lagi menjadi dua macam
metamorfosa, yaitu sebagai berikut:
1. Metamorfosa Dinamo Thermal
Metamorfosa ini terjadi di kulit bumi pada bagian dalam dan faktor
yang berpengaruh adalah temperatur dan tekanan yang sangat tinggi.
Secara geografis dan genetis, cara penyebaran batuan metamorf ini
sangat erat kaitannya terhadap aktivitas orogenesa.
2. Metamorfosa Beban atau Burial
Batuan metamorf ini terbentuk dari proses-proses sedimentasi yang
sangat tebal pada suatu cekungan yang sangat luas atau dikenal juga
dengan geosinklin.

E. Tekstur Batuan Metamorf


Tekstur yang ada pada batuan metamorf penamaanya mengikuti kata-
kata yang mempunyai akhiran blastik. Contohnya seperti batuan metamorf yang
berkomposisi kristal dengan ukuran yang seragam disebut granoblastik. Tekstur
pada batuan metamorf dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu tekstur
kristoblas dan tekstur palimpset, kelompok ini dibedakan berdasarkan tekstur
yang dicirikan dengan tekstur batuan asalnya yang tidak terlihat lagi atau pula
yang masih nampak tekstur batuan asalnya.
Tekstur kristoblas adalah tekstur dari batuan metamorf yang dicirikan
dengan tekstur batuan asalnya yang sudah tidak terlihat lagi atau kenampakan
dari batuan yang baru, yang termasuk kedalam tekstur ini antara lain :
1. Tekstur porfiroblastik
2. Tekstur lepidoblastik
3. Tekstur granoblastik
4. Tekstur nematoblastik
5. Tekstur idioblastik
6. Tekstur xenoblastik
Sedangkan tekstur palimpset adalah tekstur batuan metamorf yang
dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal yang masih terlihat atau diamati,
yang termasuk tekstur palimpset adalah:
1. Tekstur blastoporfiritik
2. Tekstur blastopsefit
3. Tekstur blastopsamit
4. Tekstur blastopellit

Sumber : Sulthan, 2014


Gambar 4
Tekstur Batuan Metamorf
F. Macam–Macam Batuan Metamorf
a. Marmer
Marmer merupakan salah satu jenis batuan metamorf yang tersusun dari
kalsium karbonat yang terbentuk karena tekanan dan suhu yang tinggi sehingga
mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit.

Sumber: Geohazard, 2009


Gambar 5
Batuan Metamorf Marmer
b. Slate
Slate merupakan salah satu jenis batuan metamorf yang terbentuk karena
adanya proses metamorfisme sedimen yang terjadi pada temperatur yang
rendah.
Sumber: Radit, 2009
Foto 3
Batuan Metamorf Slate
c. Kuarsit
Kuarsit merupakan salah satu batuan metamorf yang keras dan juga kuat.
Kuarsit terbentuk pada saat batu pasir (sandstone) mendapat tekanan dan
temperatur yang sangat tinggi. Komposisi batuan kuarsit kebanyakan
mengandung mineral kuarsa. Mempunyai ciri yang khas yaitu lebih keras dari
glass.

Sumber: Rafhi, 2009


Foto 4
Batuan Metamorf Kuarsit
d. Filit
Filit merupakan salah satu jenis batuan metamorf yang tersusun dari
kuarsa sericite mica dan juga klorit.

Sumber: Afrizal, 2009


Foto 5
Batuan Metamorf Filit

e. Gneiss
Gneiss merupakan salah satu jenis batuan metamorf yang terbentuk dari
proses metamorfisme batuan beku pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi.
Batuan ini dapat menghasilkan rekristalisasi dan foliasi dari batuan kuarsa,
feldspar, mika sertaamphibole.

Sumber: Afief, 2009


Foto 6
Batuan Metamorf Gneiss
KESIMPULAN

Batuan metamorf yaitu batuan yang berasal dari batuan induk baik itu
batuan beku, batuan sedimen atau juga batuan metamorf yang telah mengalami
perubahan mineralogi, tekstur serta struktur dari adanya perubahan temperatur
dan tekanan yang sangat tinggi dapat disebut batuan metamorf.
Tekstur yang ada pada batuan metamorf penamaanya mengikuti kata-
kata yang mempunyai akhiran blastik. Contohnya seperti batuan metamorf yang
berkomposisi kristal dengan ukuran yang seragam disebut granoblastik. Tekstur
pada batuan metamorf dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu tekstur
kristoblas dan tekstur palimpset, kelompok ini dibedakan berdasarkan tekstur
yang dicirikan dengan tekstur batuan asalnya yang tidak terlihat lagi atau pula
yang masih nampak tekstur batuan asalnya.
Faktor yang mempangaruhi dari batuan metamorf adalan pengaruh cairan
terhadap reaksi kimia dan waktu. Adapun klasifikasi dari batuan ini Berdasarkan
dari tingkat malihannya, pembentukan batuan metamorf dapat dibagi menjadi
dua, antara lain Metamorfisme Tingkat Rendah dan Metamorfisme Tingkat
Tinggi. Berdasarkan penyebabnya, pembentukan batuan metamorf dapat dibagi
menjadi tiga, antara lain: Metamorfosa Thermal, Metamorfisme Dinamo atau
Dislokasi, dan Metamorfisme Regional.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rizki, Muhammad, 2013, “Batuan Metamorf” rizkigeos.blogspot.com.


Diakses pada tanggal 22 Maret 2019 pukul 22.00 WIB

2. Wilman, 2012, “batuan-metamorf” wingmanarrows.wordpress.com. Diakses


pada tanggal 22 Maret 2019 pukul 22.30 WIB

3. Wini, 2013 “Macam – Macam Batuan Metamorf” www.academia.edu.


Diakses pada tanggal 22 Maret 2019 pukul 22.30 WIB
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai