Anda di halaman 1dari 15

75

BAB V
BATUAN METAMORF

5.1. Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui jenis-jenis batuan metamorf berdasarkan
identifikasi jenis metamorfosa batuan metamorf.
2. Mampu menentukan jenis batuan protolith atau batuan asal
pembentuk batuan metamorf
3. Mengetahui struktur lapisan bawah permukaan bumi dengan
mengamati ciri khusus pada bauuan metamorf

5.2. Teori Dasar


Batuan metamorf adalah batuan yang mengalami perubahan
mineralogy,orientasi,dan struktur akibat proses metamorfisme
batuan-batuan sebelumnya (baik batuan beku,maupun sedimen )
dan terjadi langsung dari fase padat kefase cair. Metamorfisme
terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses
kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru
serta terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan
lingkungan batuan asalnya terbentuk.Banyak mineral yang
mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan
tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka akan
terjadi penyesuaian dalam bentuk batuan dengan membentuk
mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh
tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh
fluida, dimana fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara
butiran mineral atau pori-pori batuan yang pada umumnya
mengandng ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.

5.2.1 Faktor Pembentukan Batuan


76

Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik ini


dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan
tersebut :
A. Komposisi batuan mineral asal (protolith)

 Protolith mafik(basal,diabas,gabro)menghasilkan arang


metamorf batu abu-abu gelap mafik disebut
amphibolite
 Protolith felsik(granit, riolit, batu lumpur, batupasir,
konglomerat, breksi) menghasilkan tan berwarna
terang,perak, abu-abu cahaya untuk media dll felsik
batuan metamorf.

B. Tekanan dan Temperatur saat proses metamorfisme.ada


dua tipe tekanan yaitu:
 Tekanan statis,yaitu tekanan yang disebabkan oleh
berat batuan yang ada diatasnya.makin dalam letak
batuan makin besar pula tekanan statisnya
 Tekanan dinamis, tekanan yang dihasilkan oleh
pergerakan kerak bumi atau tektonisme.

Tekanan yang meningkatkan rata biji-bijian,


menghancurkan biji-bijian(mengurangi ukuran),
menyebabkan pergeseran, membatasi tekanan, terkait
dengan kedalaman penguburan, adalah sama disegala
arah. Tekanan diferensial tidak sama disemua arah dan
menghasilkan foliation(kesejajaran paralel butir).
 Compresife ( tekan)
 Shear ( gesek)
C. Temperatur saat proses metamorfisme
Temperatur adalah salah satu faktor yang paling kuat,
karena paling besar pengaruhnya dalam menyebabkan
metamorf. Kebanyakan reaksi kimia akan dipercepat
oleh kenaikan temperatur, bahkan ada beberapa reaksi
77

yang hanya bisa berlangsung ada temperatur yang


tinggi.
D. Pengaruh gaya tektonik
E. Pengaruh fluida
F. waktu

5.2.2 Tipe-tipe metamorfosa/metamorfosme


Bucher dan frey (1994)
Mengemukakan bahwa berdasarkann tatanan
geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Metamorfosa regional/dynamothermal

metamorfosa regional atau dynamothermal


merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah
yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan
menjadi tiga yaitu: metamorfosa orogenik, burial,
dan dasar samudra(ocean-floor).
 Metamorfosa orogenik
Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk
orogenik dimana terjadi proses deformasi
yang menyebabkan rekristalisasi.umumnya
batuan metamorf yang dihasilkan
mempunyai butiran mineral yang
teroreintasi dan membentuk sabuk yang
menghampar dari ratusan sampai ribuan
kilometer. Proses metamorfosa ini
memerlukan waktu yang sangat lama
berkisar antara puluhan juta tahun lalu.
 Metamorfosa burial
Metamorfosa ini terjadi akibat kenaikan
tekanan dan temperatur pada daerah
geosinklin yang mengalami sedimentasi
inensif,kemudian terlipat.proses yang
78

terjadi adalah rekristalisasi dan reaksi


antara mineral dengan fluida.
 Metamorfosa dasar dan samudra
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya
retakan pada kerak samudra disekitar
pegunungan tengah samudra (mid oceanic
ridges). Batuan metamorf yang dihasilkan
umumnya berkomposisi basa dan
ultrabasa.adanya pemanasan air laut
menyebabkan mudah terjadinya reaksi
kimia antara batuan dan air laut tersebut.

b. metamorfosa lokal
Merupakan metamorfosa yang terjadi pada
daerah yang sempit berkisar antara
beberapa meter hingga satu kilometer saja
metamorfosa ini dapat dibedakan menjadi :
 Metamorfosa kontak
Terjadi pada batuan yang mengalami
pemanasan disekitar kontak massa batuan
beku intrusif maupun ekstrusif.perubahan
terjadi karena pengaruh panas dan material
yang dilepaskan oleh magma serta oleh
deformasi akibat gerakan massa. Zona
metamorfosa kontak disebut kontak aurole.
Batuan yang dihasilkan biasanya berbentuk
halus

 Pirometamorfosa/metamorfosa optalic/kaustiki/termal
Adalah jenis khusus metamorfosa kontak yang
menunjukan efek hasil temperatur yang tinggi pada
kontak batuan dengan magma pada kondisin volkanik
79

atau kuasi volkanik.contoh pada xenolite atau pada


zona dike.
 Metamorfosa katalistik/dislokasi/kinematik/dinamik
Terjadi pada daerah yang mengalami devormasi
intensif,seperti pada patahan.proses yang terjadi murni
karena gaya mekanis yang menyebabkan penggerusan
dan sranulasi batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat
non-foliasi dan dikenal sebagai fault bresia,fault gauge
dan milonite.

 Metamorfosa hidrotermal/metasotisme
Terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang
panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-
retakan batuan sehingga menyebabkan perubahan
komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga
dipengaruhi oleh adanya confining pressure.

 Metamorfosa impact.
Terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocyty
sebuah meteorit. Kisaran waktunya hanyalah
beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan
terbentuknya mineral coesite dan stishovit.
Metamorfosa ini erat kaitanya dengan panas
bumi(geothermal)

 Metamorfosa rerogadre/diaropteris
Terjadi akibat adanya penurunan temperatur sehingga
kumpulan metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi
kumpulan mineral stabil pada temperatur yang lebih
rendah.

5.2.3 Struktur Batuan Metamorf


80

Secara mm strukr yang dijumpai dalam batuan metamorf dibagi menjadi


dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan stuktur non foliasi.struktur foliasi
kalau terlihat penjajaran mineral sedangkan sruktur non foliasi jika tidak
memperlihatkan penjajaran mineral penyusun batuan metamorf.
A. Struktur Foliasi
Struktur suatu batuan metamorf dikatakan foliasi, apabila
dibatuan tersebut terdapat atau terlihat penjajara mineral penyusun
batuan metamorf.
Struktur terbagi lagi menjadi empat bagian, yaitu:
 Slaty Cleavage
Kesejajaran mineraloginya sangat halus, berukuran
lempung, mineral pipih sangat dominan.
 Phylitik
Hampir sama dengan struktur “slaty cleavage”, hanya
saja mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.
 Schistose
Struktur yang memperihatkan penjajaran mineral pipih
lebih banyak dibanding mineral granular.

B. Struktur non foliasi terdiri atas:


 Hornfelsik
Struktur yang memperlihatkan butiran-butiran minerl
relatif seragam.
 Kataklastik
Struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran
terhadap batuan asal.
 Milonitik
Struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya
orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran
mineralnya halus.
 Pilonitik
Struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan
permukaan yang berbentuk pararel dan butiran
mineralnya lebih kasar dibanding milonitik, malah
mendekati tipe struktur linit.
 Flaser
81

Sama seperti struktur kataklastik, nama struktur batuan


asal berbentuk lensa yang tertanam pada massa dasar
milonit.
 Augen
Sama seperti struktur flaser, hanya lensa-lensanya
terdiri dari butir-butir felspar dalam massa dasar yang
lebih halus.

 Granulose
Sama dengan struktur hornfelsik, hanya butirannya
mempunyai ukuran beragam.
 Liniasi
Struktur yang memerlihatkan adanya mineral yang
berbentuk seperti jarum atau fibrous.

Gambar 5.2 Struktu Batuan Metamorf

5.2.4. Tekstur Batuan Metamorf


Tekstur batuan metamorf terbagi menjadi dua yaitu tekstur kristoblastik dan
ekstur sisa/palimpsets.
a. Tekstur Kristoblastik
Merupakan Tekstur baru yang terbentuk akibat
metamorfisme dalam suasana padat, tekstur batuan asal sudah tidak
kelihatan lagi . Tekstur ini terdiri atas:
 Pofiroblastik
82

Identik dengan porfiritik pada batuan beku, terdapat


porfirblast yang biasana identik dengan fenokris pada
batuan beku dalam suatu massa dasar.

 Granoblastik
Butir-butir mineral berukuran seragam.
 Lepidoblastik
Mineral-mineral yang sejajar dan terarah dalah mineral-
mineral pipih, misalnya, biotit, muskovit, dll.
 Nematoblastik
Mineral-mineral yang sejajar dan terarah adalah mineral-
mineral prismatik, misalnya amfibol, piroksen, dll.
 Idioblastik
Mineral-mineralnya euhedral.
 Xenoblastik
Mineral-mineralnya anhedral.

B. Tekstur Sisa / Palimpsest


Merupakan tekstur batuan metamorf dimana tekstur batuan
asalnya masih terlihat sehingga disebut tekstur sisa .
Tekstur ini meliputi:
 Tekstur Blastoporfiritik Sisa tekstur porfiritik batuan asal
masih nampak.
 Tekstur Blastopsefit Sisa tekstur batuan sedimen yang
berukuran butir lebih besar dari pasir masih nampak.
 Tekstur Blastopsamit Sisa tekstur batuan sedimen yang
berukuran pasir masih nampak.
 Tekstur Blastopellit Sisa tekstur batuan sedimen yang
berukuran lempung masih nampak.
83

Gambar 5.3 Tekstur Batuan Metamorf

5.2.5. Fasies Metamorf


Fasies metamorf adalah sekelompok batuan yang termetamorfosa pada
kondisi yang sama yang dicirikan oleh kumlan mineral yang tetap.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Eskola tahun 1915. Dalam
hal ini, Eskola mengemukakan bahwa kumpulan mineral pada batuan
metamorf merupakan karakteristik genetik yang sangat penting sehingga
terdapat hubungan antara kelompok mineral dengan komposisi batuan
pada tingkat metamorfosa tertentu. Dalam hal ini berari tiap fasies
metamorfik dibatasi oleh tekanan dan temperatur tertentu serta dicirikan
oleh hubungan teratur antar komposisi kimia dan mineralogi batuan.
Fasies metamorfosa juga bisa dianggap sebagai hasil dari proses
isokimia metamorfisme,yaitu proses metamorfisme yang terjadi tanpa
adanya penambahan unsur-unsur kimia yang dalam hal ini komposisi
kimianya tetap. Penentuan fasies metamorfisme dapat dilakukan dengan
dua cara yakni dengan cara menentukan mineral penyusun batuan atau
dengan menggunakan reaksi metamorf .
Menurut turner (1960),fasies metamorfisme secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu fasies metamorfisme kontak dan fasies
metamorfisme regional.
a. Fasies metamorfisme kontak
84

Turner(1960)menbagi fasies dari metamorfisme kontak berdasarkan


penambahan suhu (baik tekanan air kontan mapun
berkurang).metamorfisme kontak disini berarti pengaruh suhu sangat
dominanedangkan tekanan tidak begitu dominan. Dibagi menjadi 4 fasies
yaitu:
 Fasies hornfels albit-epidot
 Fasies hornfels hornblende
 Fasies hornfels piroksen
 Fasies sanadinit
b. Fasies metamorfosa regonal
Fasies ini meliputi daerah yang penyebarannya sangat luas dan selalu
dalam bentuk sabuk pegunungan(orogenik).
 Fasies zolite
 Fasies prehnite-pumpelite
 Fasies greenschis(skiss hujau)
 Fasies blueschis(sekis biru)
 Fasies amfibolite
 Fasies granulite
 Fasies eklogit

5.3 Alat dan Bahan


5.3.1. Alat:
1. Lup (kaca pembesar)
2. Tabel kristalisasi mineral
3. Modul praktikum geologi fisik
4. Alat tulis
85

Gambar 5.4 Loop

5.3.2.Bahan:
 2 buah batuan peraga jenis batuan metamorf

5.4. Waktu dan Tempat Praktikum


5.4.1 Waktu pelaksanaan
1. Hari : Minggu
2. Tanggal : 17 Desember 2017
3. Pukul : 13.00 WITA s/d selesai

5.4.2 Tempat pelaksanaan


1. Tempat : Gedung C ruang 102 STT MIGAS

5.5. Prosedur Kerja


1. Tentukan batuan yang pertama ingin diidentifikasi.
2. Tentukan jenis batuan yang diidentifikasi.
3. Amati warna yang tampak dipermukaan batuan yang segar maupun
yang lapuk
4. Amati dan tentukan tekstur dan struktur batuan metamorf pada batuan
peraga
5. Amati dan tentukan komposisi mineral penyusun batuan.
6. Deskripsikan mineral penyusun batuan metamorf pada batuan peraga.
7. Tentukan nama batuan metamorf pada batuan peraga
8. Tentukan protolith pada batuan peraga
9. Tentukan metamorfisme dan genesa batuan metamorf melalui batuan
peraga
10. Lakukanlah prosedur kerja seperti yang tertera diatas untuk
mengidentifikasi batuan sedimen lainnya.
86

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN METAMORF

Nama : Kristina Septisisa


NIM : 1701064
Kelompok :3

No. Urut :1
No. Peraga : M 43
1. Warna : Segar : Hijau kehitaman
5.6 Hasil Praktikum Lapuk :
2. Jenis Batuan : Gneiss
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN METAMORF
3. Tekstur : Granoblastik
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
4. Struktur
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN STT : Foliasi
MIGAS BALIKPAPAN

5. Komposisi Mineral
Deskripsi Mineral
6. Warna : Putih
7. Ukuran :-
8. Bentuk : Anti Stress
9. Kelimpahan : 25%
10. Nama Mineral : Lempung
11. Nama Batuan : Gneiss
12. Protholith : Batuan Sedimen
13. Jenis Metamorfosa : Regional
14. Genesa : Terbentuk karena proses metamorfisme
GAMBAR KETERANGAN NILAI
GAMBAR
-. Struktur : Foliasi PARAF ASPRAK
-. Mineral : Lempung
-. Nama Batuan : Gneiss
87

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN METAMORF

Nama : Kristina Septisia


NIM : 1701064
Kelompok :3

No. Urut :2
No. Peraga : M 51
1. Warna : Segar : Putih bening
Lapuk : Kuning
2. Jenis Batuan IDENTIFIKASI PERAGA
LEMBAR : Slate BATUAN METAMORF
3. Tekstur PRAKTIKUM:GEOLOGI
Xenoblastik
FISIK
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN
4. Struktur : Non Foliasi – Hornfelsik
5. Komposisi Mineral
Deskripsi Mineral
a. Warna : Putih kekuningan
b. Ukuran :-
c. Bentuk : Anti stress
d. Kelmpahan :-
e. Nama Mineral : Kuarsa
6. Nama Batuan : Kuarsit
7. Protholith : Batu beku
8. Jenis Metamorfosa : Regional
9. Genesa : Terbentuk karena proses metamorfisme
GAMBAR KETERANGAN NILAI
GAMBAR
-. Struktur : Non Foliasi PARAF ASPRAK
-. Nama mineral : Kuarsa
-. Nama Batuan : Kuarsit
88

5.7. pembahasan
 Batuan Gneiss
Batuan ini mempunyai warna segar hijau kehitaman dan warna
lapuk putih, batuan ini termasuk dalam batuan metamorf foliasi
dengan tekstur granoblastik dan struktur foliasi dari dalam batuan
ini terkandung mineral lempung, .batuan metamorf gneiss berasal
dari batu lempung dan jenis metamorfosa kontak berasal dari batu
disungai yang mengalami metamorfisme kontak.

 Batuan kuarsit
Batuan ini mempunyai
warna putih susu dan warna lapuk putih kekuningan,batuan ini
89

termasuk dalam batuan metamorf non-foliasi dengan tekstur


granoblastik dan struktur hor nfelsik dari dalam batuan ini
terkandung mineral kuarsa .batuan metamorf kuarsit berasal dari
mineral kuarsa dan jenis metamorfosa kontak terbentuk dari hasil
metamorfisme.

5.8. kesimpulan

 jenis batuan foliasi dan non foliasi kita bisa tentukan apabila
terdapat adanya penjajaran mineral yang nampak pada batuan
metamorf
 jenis metamorfisme bisa kita ketahui pada bentuk serta mineral
yang terbentuk dari batuan metamorf tersebut

Anda mungkin juga menyukai