Anda di halaman 1dari 10

69

BAB VI
ACARA PRAKTIKUM KOLOM STRATIGRAFI

6.1. Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui lapisan – lapisan dari batuan.
2. Untuk mengetahui cara mengukur strike / dip.
3. Untuk mengetahui strike / dip dari lapisan yang diamati.

6.2. Teori Dasar


6.2.1. Pengertian Stratigrafi
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur
relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan
batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau
korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi
mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan
umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi kita pelajari
untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
Ilmu stratigrafi muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya
pada abad ke-19. Perintisnya adalah William Smith. Ketika itu dia
mengamati beberapa perlapisan batuan yang tersingkap yang memiliki
urutan perlapisan yang sama (superposisi). Dari hasil pengamatannya,
kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah
merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena
banyak lapisan batuan merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat
yang berbeda-beda maka dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke
tempat lainnya pada suatu wilayah yang sangat luas. Berdasarkan hasil
pengamatan ini maka kemudian Willian Smith membuat suatu sistem yang
berlaku umum untuk periode-periode geologi tertentu walaupun pada
waktu itu belum ada penamaan waktunya. Berawal dari hasil pengamatan
William Smith dan kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang
70

susunan, hubungan dan genesa batuan yang kemudian dikenal dengan


stratigrafi.
Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua)
suku kata, yaitu kata "strati" berasal dari kata "stratos", yang artinya
perlapisan dan kata "grafi" yang berasal dari kata "graphic/graphos", yang
artinya gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam arti
sempit dapat dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan.
Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa)
macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu. Berikut adalah
istilah dalam stratigrafi.
 Aturan: Tatanama stratigrafi diatur dalam "Sandi Stratigrafi".
Sandi stratigrafi adalah aturan penamaan satuan-satuan
stratigrafi, baik resmi ataupun tidak resmi, sehingga terdapat
keseragaman dalam nama maupun pengertian nama-nama
tersebut seperti misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem
dan sebagainya.
 Hubungan: Pengertian hubungan dalam stratigrafi adalah bahwa
setiap lapis batuan dengan batuan lainnya, baik diatas ataupun
dibawah lapisan batuan tersebut. Hubungan antara satu lapis
batuan dengan lapisan lainnya adalah "selaras" (conformity)
atau "tidak selaras" (unconformity).
 Pembentukan (Genesa): Mempunyai pengertian bahwa setiap
lapis batuan memiliki genesa pembentukan batuan tersendiri.
Sebagai contoh, facies sedimen marin, facies sedimen fluvial,
facies sedimen delta, dsb.
 Ruang: Mempunyai pengertian tempat, yaitu setiap batuan
terbentuk atau diendapkan pada lingkungan geologi tertentu.
Sebagai contoh, genesa batuan sedimen: Darat (Fluviatil, Gurun,
Glacial), Transisi (Pasang-surut/Tides, Lagoon, Delta), atau
Laut (Marine: Lithoral, Neritik, Bathyal, atau Hadal).
71

 Waktu: Memiliki pengertian tentang umur pembentukan


batuan tersebut dan biasanya berdasarkan Skala Umur Geologi.
Contoh: Batu Gamping formasi terbentuk pada kala Miosen.

Gambar 6.1 Gambaran Stratigrafi Muka Bumi

6.2.2. Metode Pengukuran Stratigrafi


Pengukuran stratigrafi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
terperinci urut-urutan perlapisan satuan stratigrafi, ketebalan setiap satuan
stratigrafi, hubungan stratigrafi, sejarah sedimentasi dalam arah vertikal,
dan lingkungan pengendapan. Mengukur suatu penampang stratigrafi dari
singkapan mempunyai arti penting dalam penelitian geologi. Secara umum
tujuan pengukuran stratigrafi adalah:
 Mendapatkan data litologi terperinci dari urut-urutan perlapisan
suatu satuan stratigrafi (formasi), kelompok, anggota dan
sebagainya.
 Mendapatkan ketebalan yang teliti tiap satuan stratigrafi.
 Untuk mendapatkan dan mempelajari hubungan stratigrafi
antar satuan batuan dalam arah vertikal secara detil, untuk
menafsirkan lingkungan pengendapan.
Pengukuran stratigrafi biasanya dilakukan terhadap singkapan
singkapan yang menerus, terutama yang meliputi satu atau lebih satuan
72

satuan stratigrafi yang resmi. Metoda pengukuran penampang stratigrafi


banyak sekali ragamnya. Namun demikian metoda yang paling umum dan
sering dilakukan di lapangan adalah dengan menggunakan pita ukur dan
kompas. Metoda ini diterapkan terhadap singkapan yang menerus atau
sejumlah singkapan-singkapan yang dapat disusun menjadi suatu
penampang stratigrafi.

Gambar 6.2 Sketsa Pengukuran Stratigrafi

6.2.3. Cara Mencari Strike / Dip


1. Lakukanlah diatas clipboard Anda.
2. Tempel bagian East dari kompas pada lapisan batuan kemudian di
horizontalkan dengan cara gelembung pada nivo berada ditengah (lihat
pada nivo mata sapinya, apabila tepat ditengah maka bacalah ujung
jarum magnetik yang berwarna merah atau yang menunjukkan arah
utara).
3. Kemudian tempelkan bagian West dengan cara menegak luruskan dari
arah strike yang dilakukan pada cara yang pertama, lalu usahakan
gelembung yang berada di nivo tabung berada tepat ditengah.
4. Selanjutnya bacalah jarum yang berbentu perbandingan / skala yang
berada di dalam kompas.
73

6.3. Alat
1. Kompas Geologi
2. Palu Geologi
3. Roll Meter
4. Kantong Plastik
5. Clipboard
6. Penggaris
7. Kolom Stratigrafi
8. Alat Tulis

Gambar 6.3 Kompas Geologi

Gambar 6.4 Palu Geologi (Sedimen)


6.4. Waktu dan Tempat Praktikum
Minggu, 14 Desember 2014 ( BDS II )
74

Pukul: 08.00 WITA – 11.00 WITA

6.5. Prosedur Praktikum


1. Pembekalan dari masing – asisten praktikum.
2. Mengukur strike / dip lapisan batuan.
3. Mengukur ketebalan dari lapisan batuan.
4. Mengisi lembar kerja yang telah disediakan dengan data – data yang
diperoleh.
5. Mengambil contoh sampel dari masing – masing lapisan batuan
6. Pengambilan gambar dari lapisan batuan.

6.6. Hasil Praktikum


6.6.1. Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 6.1 Tabel Hasil Pengamatan Secara Garis Besar

Nama Stasiun Batuan Pengisi


Tebal Struktur Geologi
Pengamatan Perlapisan
STA 1 60 cm Batubara Non Laminasi
STA 2 93 cm Batu Lempung Laminasi
STA 3 30 cm Batu Pasir Non Laminasi
STA 4 65 cm Batu Lempung Pasiran Laminasi
STA 5 26 cm Batu Pasir Non Laminasi

6.6.2. Kolom Stratigrafi


KOLOM STRATIGRAFI
BDS II
75

TAHUN 2017
Nama : Kristina Septisia Instirusi : STT MIGAS BALIKPAPAN
NIM : 1701064 Azimuth : N 38°
Kelompok : 3 ( TI.A ) Strike / Dip : N 229° E / 2°
FORMASI

TEBAL ( M )

STRUKTUR
BATUANSATUAN

PENGENDAPANLINGKUNGAN
SIMBOL
LITOLOGI
PEMERIAN
DIAMETER
BUTIR
C | L | FS | MS |CS|
G
± O,30

ZONA TRANSISI
BALIKPAPAN

BATU LEMPUNGSATUAN BATUBARASATUAN

Stra 1
Warna segar : Hitam
Warna Lapuk : Hitam keruh
Diameter butiran : -
Drajat pembundaran : sub angular
Pemilahan : baik; kemas : tertutup
Semen : silica; struktur : Laminasi
Nama batuan : Batubara

Stra 2
Warna segar : Abu-abu kehitamana
Warna lapuk : Abu-abu keruh
± 4,30

Diameter butiran : < 1/ 256 mm


Drajat pembundaran : subrounded
Pemilahan : baik; kemas : tertutup
Komposisi : massa dasar lempung
Semen : silica; struktur : lainasi
Nama batuan : Batulempung

Stra 3
Warna segar : kuning kemerahan
.......... Warna lapuk : kuning kecoklatan
Diameter butiran : ¼ mm -1/8 mm
.......... Drajat pembundaran : angular
Pemilahan : sedang

.......... Kemas : terbuka


Komposisi: massa dasar pasir
Semen : silica, struktur : non laminasi
Nama batuan : Batupasir
± 1,6
BATU PASIRSATUAN
76

6.7. Pembahasan
Stratigrafi daerah pengamatan didasarkan pada litostrafi tidak resmi
sesuai dengan Sandi Stratigrafi Indonesia, yang bersabdikan pada ciri-ciri
litologi yang dapat diamati di lapangan, meliputi jenis batuan ,
keseragaman gejala litologi dan dominasinya di lapangan.
Berdasarkan hal tersebut, maka stratigrafi daerah penelitian dapat
dibagi menjadi 3 ( tiga ) satuan batuan. Urutan satuan batuan tesebut
dimulai dari yang termuda ke satuan yang tertua , yaitu:
1. Satuan Batubara, dengan penyebaran Batu Pasir Oksidasi.
2. Satuan Batu Lempung, dengan penyebaran Batu Lempung
Oksidasi.
3. Satuan Batu Pasir, dengan penyebaran Batu Pasir.
Pembahasan dalam setiap satuan batuan diuraikan menurut urutan
stratigrafinya yang dimulai dari satuan batuan yang termuda hingga ke
satuan batuan yang tertua.

Menurut pengamatan saya, pada lapisan pertama ( STA ) 1,


sampelnya adalah Batubara. Batuan ini digolongkan dalam satuan
batubara. Jika melihat ciri litologinya, warna segarnya adalah hitam dan
warna lapuknya adalah hitam keruh. Tidak mempunyai ukuran butir dan
bentuk butirnya sub angular, pemilahannya baik dan kemasnya tertutup.
Batuan ini memiliki semen berupa silica ( SiO2 ) dan strukturnya tidak
berlapis. Tebal lapisan ini adalah 0,6 m dari tebal keseluruhan 2,74 m dan
batuan ini berada di lapisan pertama.
77

Menurut pengamatan saya, pada lapisan kedua ( STA ) 2, sampelnya


adalah Batu Lempung. Batuan ini digolongkan dalam satuan Batu
Lempung. Jika melihat ciri litologinya, warna segarnya adalah abu-abu
dan warna lapuknya adalah abu-abu keruh. Ukuran butirnya <1/256mm
dan bentuk butirnya sub rounded, pemilahannya baik dan kemasnya
tertutup. Batuan ini memiliki semen berupa silica ( SiO 2 ) dan strukturnya
berlapis. Tebal lapisan ini adalah 0,93 m dari tebal keseluruhan 2,74 m dan
batuan ini berada di lapisan di bawah batubara.

Menurut pengamatan saya, pada lapisan ketiga ( STA ) 3, sampelnya


adalah Batu Pasir. Batuan ini digolongkan dalam satuan Batu Pasir. Jika
melihat ciri litologinya, warna segarnya adalah kuning kemerahan dan
warna lapuknya adalah kuning kecoklatan. Ukuran butirnya 1/4 – 1/8 mm
dan bentuk butirnya sub angular, pemilahannya sedang dan kemasnya
terbuka. Batuan ini memiliki semen berupa silica ( SiO 2 ) dan strukturnya
tidak berlapis. Tebal lapisan ini adalah 0,3 m dari tebal keseluruhan 2,74 m
dan batuan ini berada di lapisan di bawah batu lempung.
Dari data tiap lapisan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
stratigrafi BDS ( Bukit Damai Sentosa ) II memiliki struktur sedimen
laminasi atau memperlihatkan adanya kesan perlapisan. Dan pada daerah
pengamatan tidak ditemukan struktur geologi yang berupa patahan, jadi
hukum super posisi (Law of Superposition) dapat berlaku di sini yang
dapat dikatakan bahwa lapisan paling atas yaitu Batubara merupakan
lapisan termuda, dan Batu Pasir merupakan lapisan tertua. Tebal daerah
pengamatan secara keseluruhan adalah 274 cm, dan di dominasi oleh
Satuan Batu Lempung. Setelah melakukan pengukuran maka pada daerah
pengamatan didapat strike / dipnya bernilai N 105o E / 10o. Metode
pengambilan data menggunakan metode umum yang banyak dipakai untuk
menentukan kolom stratigrafi suatu daerah.
78

6.8. Kesimpulan
Dari penjabaran dan pembahasan diatas dapat ditarik berbagai
macam kesimpulan seperti:
1. Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari tentang aturan,
hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam batuan di
alam dalam ruang dan waktu.
2. Lapisan batuan termuda adalah batubara dan lapisan batuan tertua
adalah batuan pasir.
3. Pada lapisan batuan BDS ( Bukit Damai Sentosa ) II berlaku
hukum Law Of Superposition.
4. Struktur dari lapisan batuan dominan laminasi (berlapis).
5. Strike dan dip ditempat pengamatan adalah N 105o E / 10o.

Anda mungkin juga menyukai